Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adnan F.

Hakim
NIM : 2003743
Kerajaan Magadha

Kerajaan Magadha merupakan kerjaan di India bagian utara yang berdiri sekitar
abad VII SM. Pada masa itu ada kerajaan lain seperti Gandhara, Kosala, Kasi dan
juga Magadha. Kerajaan Magadha merupakan kerajaan yang terkenal dan paling
terkemuka di wilayah tersebut.

Kerajaan Magadha ini merupakan kerajaan yang berasal dari kebudayaan Weda
dan dipimpin oleh lima dinasti. Dinasti yang membangun kerajaan ni merupakan
dinasti Sisunaga sekitar 642 SM. Ibukota dari kerajaan ini berada di Giripraja atau
Rajgir (sekarang Rajagriha).

Kronologi dinasti yang memimpin kerajaan Magadha adalah sebagai berikut :

A. Dinasti Sisunaga, Memerintah ± 643-413 SM


B. Dinasti Nanda, memerintah ± 413-322 SM
C. Dinasti Maurya, memerintah ± 322-185 SM
D. Dinasti Sungaha, memrintah ± 185-75 SM
E. Dinasti Kanwa, memerintah ± 75-28 SM
A. Dinasti Sisunaga

Dinasti ini memrintah kira-kira sejak 540 SM sampai dengan 490 SM. Dinasti ini
dipimpin oleh 5 orang raja yang terkenal. Dan raja terkenal ialah Bimbisara (±
540-490 SM). Dia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya kerajaanya hingga ke
Kerajaan Kosala dan Vaisali. Dan di saat yang bersaaman pula, Darius Hustapes, Raja
Imperium Persia (± 522-486) memperluas kekuasaan hingga wilayah India.

Kemudia Raja Bimbisara digantikan oleh putranya yang bernama Ajatasatru. Raja
Ajatasatru dikenal sebagai raja pelindung agama Jain atau Jainisme. Agama Jain
merupakan agama tandingan dari agama Hindu dan Buddha. Pada pemerinyanna
juga agama Buddha dan agama Jain saling memperebutkan pengaruhnya di istana
kerajaan. Namun rupanya agama Jain lah yang lebih menarik perhatian Raja
Ajatasatru. Pada masa pemerintahannya raja memerintahkan pemindahan ibukota
keraja yang semulanya berada di Giripraja ke Pataluputra yang berada di tepu sungai
Gangga (sekarang dikenal dengan Kota Patna).

Pada 413 SM, dinasti yang didirikan oleh Sisunaga mengakhiri eksistesinya
sebagai pemimpin kerajaan Magadha. Ini dikarekakan digulingkannya kekuasaan
oleh seorang mentrinya yang bernama Mahapadma Nanda yang mendirikan dinasti
Nanda.

B. Dinasti Nanda

Dinasti ini memerintahkah Magadha kurang lebih satu abad lamanya, sekitar
tahun 413 SM sampai dengan 322 SM dengan sembilan raja yang berkuasa. Namun
walau berkuasa cukup lama, pemerintahan dinasti ini kurang disukai oleh rakyat.
Alasannya adalah banyak sekali kebijakan-kebijakan yang memberatkan rakyat atau
bahkan menekan dan menindas rakyat.

Seperti contoh rakyat diwajibkan membayarkan pajak yang sangat tingga pada
pemerintahan dinasti tersebut. Runtuhnya dinasti ini diakibatkan digulingkannya
kekuasaan ileh Chandragupta yang dikenal sebagai pendiri Dinasti Maurya.

C. Dinasti Maurya

Menurut sumber dikatakan bahwa, Chandragupta telah bertemu dengan


Alexander the Great yang berhadil menaklukan sebagian besar wilayah asia kecil,
Persia dan juga India. Ia terinspirasi dan banyak belajar tentang keberhasilannya itu.
Sejak saat itu Chandragupta dengan dibantu penasehatnya yang merupakan seorang
Brahmin bernama Chanakya merencanakan penaklukan kepada Dinasti Nanda.

Selang waktu dua setengah tahun saja Chandragupta berhasil menggulingkan


Dinasti Nanda dan berhasil menguasai Kota Pataliputra. Langkah pertama yang ia
ambil adalah melakukan konsolidasi wilayah kekuasaannya karna saat itu cukup
genting dengan adanya kabar bahwa salah satu Jendral Alexander the Great mencoba
menaklukan kembali India. Namun usaha itu dapat digagalkan dan Chandragupta
berhasil menikahi putri sang Jedral Seleucus sehinggu hubungan antara India-Yunani
berjalan baik.

Pemerintahan pada zaman dinasti ini sudah bisa dibilang cukup maju dan modern.
Pada pemerintahan Chandragupta, ia hidup bergelimang kemewahan, namun
hidupnya tidak pernah tenang. Maka Raja memiliki satuan polisi rahasia dan
mata-mata (spion) yang disebar guna menjaga keamanannya. Selain itu system
pemerintahan Kerajaan Magadha dibagi kedalam tiga provinsi yang masing-masing
diperintahkan oleh raja muda (viceroy) yang berpusat di Taksasila, Ujjain dan Vaisal.
Dalam system memerintah kerajaanpun raja dibantu oleh para mentri yang
membawahi departemen-departemen.

Menurut laporan Magasthenes yang merupakan duta Yunani bagi India,


bawasannya penasehat Chandragupta, Chankya yang memiliki nama lain Kautilya
mengarang buku Arthashastra (Ilmu Pemerintahan). Buku tersebut berisi berbagai
aspek tentang teori dan praktik pemerintahan. Seperti mendiskusikan tugas-tugas raja,
para mentri dan penasihat raja, departemen-departemen pemerintahan, diplomasi,
perang dan damai. Buku tersebut juga memberikan informasi tentang kekuatan
tentara kerajaan Magadha, meliputi tentara Infnatri, kavaleri, Charlot (pasukan kereta
perang) dan tentara gajah.

Sebelum wafat pada tahun 298 SM, Chandragupta membaktikan dirinya sebagai
bhikkhu atau pemuka agama Jain. Ini ia lakukan karna merasa bersalah atas wabah
kelaparan selama 10 tahun sebelum dia meninggal. Chandragupta meninggalkan
warisan wilayah kekuasaan yang terbentang dari India Utara antara Laut Arabia
sampai Teluk Benggala.

Selepas Chandragupta wafat ia digantikan oleh putranya, Bindusara yang


memerintah Magadha dari tahun 298-272 SM. Selama masa pemerintahannya,
Bindusara memiliki julukan yakni sebagai Sang Penakliuk atau Amitrugatra. Ini
dikarenakan ia berhasil menaklukan wilayang di sebelah selatan Pegunungan
Windhya atau daerah Raichur yang dikenal sebagai pengahasil tambang emas.
Bindusara digantikan oleh Asoka yang merupakan anaknya dan ia juga
merupakan raja yang paling terkenal dari Dinasti Maurya. Ada kontroversi diantara
pada Brahmana tentang kenaikan tahta Asoka karna dikabarka ia membunuh 90 orang
saudara-saudara sekeluarganya untuk mendapatkan tahtah dari Bindusara. Walau
demikian menurut para pendeta Buddha, dia naek tahta dengan cara yang damai.
Maka dariapada itu dia telah diberikan mahkota pada tahun 273 SM. Tetapi baru
dinobatkan sebagai raja pada tahun 269 SM.

Langkah awal pada masa kepemimpinananya ialah melakukan perluasan wilayah


dengan memperkuat angkatan perangnya. Hinggap ada akhirnya dalam waktu yang
singat ±269-261 SM, Raja Asoka berhasil memperluas wilayah kekuasaanya hingga
ke batas :

● Sebelah barat : sampai Afghanistan dan Baluchistan


● Sebelah timur : sampai wilayah Benggala
● Sebelah selatan : sampai batas Kerajaan Andhra di ujung selatan India

Dengan penaklukan-penaklukan yang terjadi, Raja Asoka digambarkan sebagai


diktaktor yang kejam. Namun semua itu berubah setelah ia menaklukan Kerajaan
Kalingga (± 262 SM), dimana pada satu hari terbunuh 250.000 jiwa. Sehingga watak
diktaktor dan kerasnya Raja Asoka berubah menjadi lembut dan cinta damai
bersaam dengan ia memeluk ajaran Buddha.

Maka sejarawan Inggris, Vinchen Smith mengatakan Raja Asoka sebagai “He
had an iron hand and a velvet glove” atau “Dia memiliki tanggan besi namun sarung
tangannya terbuat dari bludru”.

Semenjak ia memeluk ajaran Buddha, ia menjadi salah satu pelingdung Buddha


yang setia. Dan dia juga menyebarkan ajaran Buddha keberbagai daerah seperti
Syiria, Mesir, Macedonia, Cyrenia, Epirus, Burma, Slam dan Ceylon. Bahkan untuk
Ceylon, ia mengutus langusng putra dan putrinya yakni, Mhendra dan Sanghamitra.
Misi penyebaran ke Ceylon bisa dibilang misi yang paling sukses dikarenakan Raja
Sindheles bernama Tissar Devanampiya beserta segenap keluarganya memilih
memeluk ajaran Buddha ini.

Sedangkan di dalam Negri, Raja Asoka memajukan agama Buddha dengan


mengunjungi tempat-tempat sakral, membangun stupa, membuat maklumat di
jalanan, membangun tugu dan menyelenggarakan muktama Buddha. Sehingga pada
pemerintahan Raja Asoka agma Buddha sangat berkembang pesat.

Padatahun 232 SM, asika wafan dan digantikan oleh Dasaratha. Akan tetapi
kerajaan Magadha semakin lemah di bawah pemerintahannya. Raja terakhir Dinasti
Maurya yakni Brihadratha dan digulingkan oleh pemberontakan komplotan
bersenjata yang dipimpin oleh Jendral Pushamitra, pada tahun 185 SM. Dan ia
lahjuga yang mendirikan Dinasti Sungha.

Ada beberapa dua faktor pokok yang mengakibatka melemahnya Dinasti Maurya
selepas peninggalan Raja Asoka. Pertama, adanya kebecian dari para Brahmana
agama Hindu karna Asoka melarang beberapa upacar keagamaan dan yang kedua,
sesudah Asoka wafat, kerajaan Magadha terpecah-pecah dan tidak adanya sosok
pemimpin kuat. Pada akhirnya dinasti yang paling terkenl dari kerajaan Magadha
harus runtuh dan menjadi bukti sejarah, dinati ini telah memrintah kerajaan Magadha
selam 137 tahun terhitung sejak 322 SM sampai dengan 185 SM.

D. Dinasti Sungha

Dinasti yang dibangun pada tahun185 SM dan berkuasa hingga 75 SM ini


dibangun oleh Jendral pemimpin pemberontakan pada zaman Dinasti Maurya yang
bernama Pushamitra yang merupakan penganut alirah Hindu Brahma dan tidak
menyukai agama Buddha.

Maka pada pemerintahannya, adat, kebiasaan dan upacara keagamaan ajaran


Hindu Kembali dihidupkan. Yang terpenting diantarannya adalah upacara Asvamedha
atau pengorbanan kuda.
Diduga raja terakhir dari dinasti ini berada di bawah pengaruh atau hanya menjadi
boneka mentrinya saja yang bernama Vasudewa. Dan akhirnya Vasudewa berhasil
melakukan kudeta dan membangun dinasit Kanwa.

E. Dinasti Kanwa

Dinasti ini tak bertahan lama hanya sekitar 40 tahun lebih sja ±75-28 SM. Pendiri
dinasti ini merupakan hasil kudeta dari dinasti sebelumnya yaitu Vasudewa. Akhir
dari dinasti ini dan akhir dari kerajaan Magadha yang ternama itu adalah karna
mereka tak dapat membentung serbuan dari kerajaan Andhra yang kemudia
mengambil alih kekuasaan di Magadha selama hampir 250 tahun lamanya.
Sumber

Suwarno, (2012). Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai