Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEGAWAT DARURATAN

DISUSUN OLEH :
Nama : RIZAL SUYATMOKO
NIM

: 108 111 044

PRODI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT IV


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2014-2015

A. Konsep gawat darurat


1. Pengertian
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya Mis:Sumbatan Jalan Napas atau
distress nafas, Luka Tusuk dada/perut dengan shock dan sesak, Hipotensi /
Shock
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat,
misalnya Combutsio Tk. II / III antar 20- 25%, Patah Tulang Panjang tanpa
syok
c. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mngancam nyawa
dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus Dekubitus, TBC kulit, dan sebagainya.
e. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik. mental,
sosial)
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut:
1) Tempat kejadian
kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan di lingkungan rumah tangga
kecelakaan di lingkungan pekerjaan d.kecelakaan di sekolah
kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat
rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga. dan lain-lain.
2) Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3) Waktu kejadian: waktu perjalanan (traveling/trasport time) waktu bekerja,
waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain
2. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (Ppgd)
a. Tujuan
1) Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya.

2) Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk


memperoleh penanganan yang Iebih memadai.
3) Menanggulangi korban bencana.
3. Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
a. Penanganan Cepat dan Tepat
b. Pertolongan diberikan oleh siapa saja yg menemukan pasien tersebut (Awam,
Perawat, Dokter)
c. Tindakan Meliputi:
1) Non Medis: Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat
2) Medis: Kemampuan pengetahuan dan keterampilan (BLS, ALS)
4. Keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah
kematian dan cacat ditentukan oleh:
a. Kecepatan menemukan penderita gadar
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan:
1) ditempat kejadian
dalam perjalanan ke Rumah Sakit
2) pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit
5. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan
a. Penanggulangan penderita di tempat kejadian
b. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan
yang lebih memadai.
c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderita gawat darurat.
d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
e. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit
Gawat Darurat dan ICU).
f. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat
6. Komponen Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
a. Fase Pra Rumah Sakit (Luar R.S.)
Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Awam dan
Petugas Kesehatan (Subsistem Ketenagaan). Pada umumnya yang pertama
menemukan penderita gawat darurat di tempat musibah adalah masyarakat
yang dikenal dengan istilah orang awam. Oleh karena itu, sangatlah
bermanfaat sekali bila orang awam diberi dan dilatih pengetahuan dan
keterampilan dalam penanggulangan penderita gawat darurat.
b. Fase rumah sakit / puskesmas
1) Puskesmas dalam wilayah kerja tertentu harus buka 24 jam dan mampu
dalam hal:
Melakukan resusitasi dan life support
Melakukan rujukan penderita-penderita gawat darurat sesuai dengan
kemampuan

Menampung dan menanggulangi korban bencana


Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi dan rumah sakit

rujukan.
Menanggulangi false emergency baik medikal dan surgikal (bedah

minor)
2) Unit / Instalasi Gawat Darurat :
Unit/Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan pertama pada pasien
dgn ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dgn melibatkan
berbagai disiplin ilmu
Kriteria:

Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam

Gawat Darurat juga harus melayani penderita-penderita false


emergency tetapi tidak boleh menganggu/mengurangi mutu pelayanan
penderita-penderita Gawat Darurat

Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan primary care. Sedangkan


definitive care dilakukan ditempat lain

Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun


masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat
(PPGD).

Gawat Darurat harus melakukan riset guna meningkatkan


mutu/kwalitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya

Tugas dan Fungsi UGD :


Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat selama 24 Jam scr
terus menerus dan berkesinambungan:

Mengelola pelayananan Gadar

Melakukan pelaynanan siaga bencana

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan gadar

Mengelola fasilitas, peralatan dan obat-obatan life saving

Mengelola tenaga medis, keperawatan dan non medis

Mengelola administrasi dan keuangan UGD

Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan gadar

Melakukan koordinasi dgn unit/RS lain

7. TRIAGE
Triage dari bhs Prancis Trier artinya Mengelompokkan atau Memilih
a. Konsep Triage Unit Gawat Darurat adalah pengelompokan atau
pengklsifikasian klien kedalam tingkat prioritas tergantung pada
keparahan/kegawatan penyakit atau injury.
Semua penderita yang datang ke unit gawat darurat harus melalui: Triage
Triage dilakukan oleh orang yang paling berpengalaman dan harus dapat
menentukan organ mana yang terganggu dan dapat menyebabkan kematian
dan menentukan penanggulangannya. Triage officer dapat seorang dokter ahli,
dokter umum ataupun perawat sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah
sakit.
b. Prinsip Seleksi Penderita Gawat Darurat :
Proses Pilih & Pilah berdasarkan atas:
Ancaman jiwa yg dpt mematikan dlm ukuran menit.
Ancaman jiwa yg dpt mematikan dlm ukuran jam
Ruda paksa ringan
Sudah Meninggal
c. Pedoman dlm Melakukan Triage
Pimpinan Triage hanya melakukan:
Primary Survey
Menentukan prioritas penanganan dan pemindahan
Menentukan pertolongan apa yg hrs diberikan segera
Tanggungjawab tim Triage:
Mencegah kerusakan berlanjut
Pilah dan Pilih korban/Pasien gawat darurat
Memberikan perlindungan korban
d. Penggunaan Labelisasi warna pada Triage Pelayanan Gawat Darurat
1) Merah : kondisi berat
Sumbatan Jalan Napas atau distress nafas
Luka Tusuk dada/perut dengan shock dan sesak
Hipotensi / Shock
Perdarahan pembuluh nadi

Problem kejiwaan yg serius


Tangan/kaki yg terpotong dgn perdarahan
Combutsio Tk. II > 25%
2) Kuning : kondisi sedang
Combutsio Tk. II / III antar 20- 25%
Patah Tulang Panjang tanpa syok
Trauma tumpul Thoraks/abdomen tanpa shock, tanpa sesak.
Trauma Bola Mata
3) Hijau : kondisi ringan
Contusio dan Laserasi otot ringan
Combustio Tk. II< 20% (kecuali daerah muka)
4) Hitam : meninggal
Pasien datang dlm keadaan meninggal
B. Proses dan filosofi keperawatan gawat darurat
1. Proses KGD
Proses dalam KGD meliputi :
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
e. Dokumentasi
2. Filosofi Dasar PPGD
a. Universal
b. Penanganan oleh siapa saja
c. Penyelesaian berdasarkan masalah
C. Standar perawatan gawat darurat
1. Standar 1 : Falsafah Dan Tujuan
Instalasi / Unit Gawat Darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat
kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan,
sesuai dengan standar.
2. Standar 2 : Administrasi Dan Pengelolaan
Instalasi / Unit Gawat Darurat harus dikelola dan diintegrasikan dengan
Instalasi / Unit Lainnya di Rumah Sakit.
3. Standar 3 : Staf Dan Pimpinan
Instalasi / Unit Gawat Darurat harus dipimpin oleh dokter, dibantu oleh
tenaga medis keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat pelatihan
penanggulangan gawat darurat (PPGD).
4. Standar 4 : Fasilitas Dan Peralatan
Fasilitas yang disediakan di instalaasi / unit gawat darurat harus menjamin
efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7 hari
seminggu secara terus menerus.
5. Standar 5 : Kebijakan Dan Prosedur
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu
ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh petugas.
6. Standar 6 : Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan

Instalasi / Unit Gawat Darurat dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan


pelatihan (in service training) dan pendidikan berkelanjutan bagi petugas.
7. Standar 7 : Evaluasi Dan Pengendalian Mutu
Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan
instalasi / unit gawat darurat.
D. Pengembangan kualitas pelayanan perawat gawat darurat
Sistem pelayanan gadar menitik beratkan pada dua sasaran :
1. Peningkatan kemampuan pelayanan gadar melalui kategori unit gadar RS
2. Peningkatan fungsi infrastruktur meliputi:
a. Bidang Management :
1) Penetapan peraturan, standart pelayanan, pedoman PPGD.
2) Peningkatan kemampuan perencanaan upaya PPGD
3) Peningkatan kemampuan pengorganisasian PPGD.
b. Pengembangan bidang sistem informasi.
1) Peningkatan dan pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan serta
analisa data pasien gadar
c. Meningkatkan Fungsi Perawat Dalam Pelayanan Gawat Darurat
1) Melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat.
2) Kolaborasi dalam pertolongan gawat darurat.
3) Pengelolaan pelayanan perawatan di daerah bencana dan ruang gawat
darurat.
E. Pertimbangan legal dan etik keperawatan gawat darurat
1. Etik legal Keperawatan Gadar
Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yg diharapkan dari mns atau
kelompoktertentu/profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya
mrpk suatukesepakatan dari klp tersebut yg disebut kode etik.
Hukum dapat diartikan sbg aturan yg disyahkan pemerintah yg bertujuan
memberikanperlindungan kepada masyarakat.
Prinsip etik dan legal keperawatan gawat darurat :
a. Autonomy
Berkaitan dengan hak seseorang untuk membuat keputusan bagi
dirinya misalnya seorg pasien yang akan mengalami suatu tindakan seperti
pembedahan, keputusan harus diputuskan oleh pasienitu sendiri, tetapi tenaga
kesehatan berkewajiban memberikan informasi yang rinci sehinga pasien
membuat keputusan secara benar.
b. Beneficence (kemurahan hati/pemanfaatan)
Kewajiban melakukan yg terbaik meningkatkan mutu yan.kep.
c. Non maleficence (tidak merugikan orang lain)
Kewajiban untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera bagi orang
lain apa lagi membunuh. Perawat akan bersikap hati-hati, teliti dan cermat.
d. Veracity (jujur).
Kewajiban menyampaikan atau mengatakan sesuatu dengan benar,
tidak berbohong apalagi menipu. Perawat berbicara benar, terbuka sehinga
dapat dipercaya.
e. Justice (adil).

Kewajiban berlaku adil kepad semua orang. Perawat berlaku adil,


tidak membeda-bedakan pasientg dirawat baik aspek sosial, agama, suku dll.
f. Fidelity (komitmen).
Kewajiban untuk setia atau loyal dengan kesepakatan atau tanggung
jawab secara bersungguh-sungguh terhadap tugas bebannya.
2. Aspek Legal Pelayanan Gawat Darurat Safe Community
a. Konsep/program PBB/WHO
b. UU Kesehatan Np. 23/1992
c. UU Kepolisian Negara RI No. 2/2002
d. UU Penanggulangan Bencana No. 24/2007
e. Peraturan Ka. BNPB No. 3/2008
f. Perda Penanggulangan Bencana No. 5/2007
g. Charitable immunity & Medical Necessity, dll.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/4293016/TRIAGE_Keperawatan_Gawat_Darurat
http://dikeskotabima.wordpress.com/2013/01/22/standar-pelayanan-gawatdarurat/
http://dikeskotabima.wordpress.com/category/materi-kuliah/
http://dikeskotabima.wordpress.com/2013/02/06/panduan-ppgd-danbencana/#more-104

Anda mungkin juga menyukai