Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan praktek industri geologi 2007 / 2008 merupakan upaya untuk melengkapi
kemampuan siswa tentang penerapan ilmu teori yang di peroleh selama di bangku sekolah
kemudian dipraktekkan secara nyata di lapangan secara aktif dan produktif, selain itu
kegiatan ini melatih fisik, mental dan perbuatan siswa untuk terbiasa dalam kegiatan di
dunia geologi pertambangan, khususnya kegiatan eksplorasi. Praktek industri 2007 / 2008
juga merupakan bahan evaluasi oleh siswa bagi mata pelajaran pemetaan geologi,
pemboran, dan identifikasi batuan.
1.1 Latar belakang
Latar belakang penulisan ini adalah :
1) Sebagai salah satu syarat telah selesainya kegiatan praktek industri 2007 / 2008,
bidang keahlian Geologi Pertambangan SMK N 6 Samarinda.
2) Sebagai bukti bahwa siswa telah mengikuti praktek industri 2007 / 2008 di
PT. Mahakam Sumber Jaya, antara bulan Agustus sampai dengan Oktober 2007.
3) Sebagai pertanggung jawaban kepada sekolah.
4) Sebagai media untuk memberikan usulan - usulan seputar dunia geologi kepada
sekolah.
5) Sebagai media bekal penambah ilmu wawasan bagi siswa - siswi SMK, terutama
siswa - siswi SMK N 6 .
1.2 Maksud & Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktek industri ini adalah :
1. Sebagai pengetahuan dan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.
2. Siswa dapat mengetahui dan mempraktekkan dasar - dasar pemetaan langsung di
lapangan.
3. Siswa dapat mengenal lapangan geologi sebagaimana mestinya.

1
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

1.3 Lokasi dan Kesampaian daerah pengamatan.


Lokasi daerah praktek industri 2007/2008 terletak di PT. Mahakam Sumber Jaya,
Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Kesampaian daerah dapat dicapai melalui kendaraan bermotor
baik roda empat maupun roda dua.
1.4 Waktu pelaksanaan.
Waktu kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2007
1.5 Tugas yang diberikan.
Tugas yang diberikan oleh perusahaan adalah sebagai Wellsite di lapangan perusahaan
yang dinamakan blok E yang berlokasi di daerah Marangkayu, 72 kilometer dari
Samarinda.

2
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

BAB II
JENIS KEGIATAN
2.1 Jenis kegiatan
Beberapa kegiatan yang penulis kerjakan antara lain :
a. Pengenalan lapangan geologi
b. Belajar menggunakan alat - alat geologi berupa GPS ( Global Positioning System ),
Kompas Geologi dan Palu Geologi
c. Pengawasan bor
d. Mendiskripsikan cutting dan coring sebagai wellsite di lapangan
e. Mengolah hasil coring yang kami dapatkan menjadi sample
f. Mengelola hasil data coring menjadi laporan harian
g. Mencari titik koordinat
h. Pengawasan logging
i. Mapping
2.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan di dalam pengukuran, pengolahan data, dan pembuatan
laporan harian adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Alat
Kompas Geologi
Meteran
Palu Geologi
GPS ( Global Positioning System )
Lembar deskripsi batuan
Pensil 2B / pensil mekanik
Penghapus pensil
Kalkulator ( cons, sis, tan )
Papan LJK

Pemilik
PT. MSJ
PT. MSJ
PT. MSJ
PT. MSJ
PT. MSJ
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi

10

Alat - alat tulis

Pribadi

2.3 Pengertian alat - alat geologi


Alat geologi yang kami pelajari pada pengenalan alat - alat geologi di lapangan
adalah sebagai berikut :
3
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

A. Kompas Geologi
Jarum Magnet

Nivo Mata lembu

Skala Derajat Deep Sight

Sighting Arm
Cermin Kompas

Lift Pin

Klinometer

Gambar 2.1 Kompas Geologi


Kompas Geologi digunakan untuk :
a) Menentukan Azimuth
b) Mengukur Slope ( Kemiringan lereng / Sudut lereng )
c) Mengukur Strike ( Jurus )
d) Mengukur Dip ( Kemiringan perlapisan )
e) Menentukan arah kelurusan dari Struktur Geologi
Kompas geologi harus memiliki :
a) Jarum magnet kompas
b) Nivo mata lembu
c) Nivo tabung
d) Klinometer
e) Skala derajat
f) Sighting Arm
g) Lift pin
h) Deep sight

4
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Nivo Tabung

Cara mengukur azimuth ( Arah yang ditarik dari arah utara ke arah yang di inginkan )
adalah sebagai berikut :
Buka tutup kompas lebih dari 135
Buka Sighting Arm lebih dari 180
Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang / dada.
Putar kompas sedemikian rupa sampai titik / benda yang di maksud hingga
tampak pada cermin dan berhimpit dengan ujung jari Sighting Arm dan garis
hitam pada cermin
Levelkan Nivo mata lembu / masukkan gelembung di tengah tengah
lingkaran.
Baca jarum north kompas dan catat angka yang di tunjukkan jarum north.
Cara mengukur slope :
Buka kompas 45
Sighting Arm dibuka 180 ditekuk ujungnya 90
Pegang kompas dengan tangan kiri bidik titik yang di inginkan, melalui
lubang Deep Sight dan Setting Window di mana titik tersebut tingginya harus
sama dengan mata dan atur dengan menaik turunkan kompas hingga pada
lubang Deep Sight terlihat titik yang di inginkan.
Gerakkan Klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat di
belakang kompas.
Hitunglah garis yang dilewati klinometer dari angka nol.
Cara mengukur strike :
Letakkan sisi yang bertuliskan East pada bidang yang akan di ukur
Atur nivo mata lembu hingga gelembung mata lembunya berada di tengah
lingkaran.
Baca jarum utaranya dan catat angkanya N ..... E dan jangan lupa menggaris
perpotongan kompas dengan lapisan batuannya.

Mengukur Dip ( kemiringan perlapisan ) :


5
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Letakkan sisi yang bertuliskan West tegak lurus jurus / strike yang telah
diukur
Atur Nivo tabung sampai gelembungnya berada di tengah garis tabung.
Baca kliometer nivo tabung.
B. GPS ( Global Positioning System )

Gambar 2.2 GPS ( Global Positioning System )


Global Positioning system ini sering di singkat atau di sebut GPS, merupakan sistem
Navigasi dan penentuan posisi berdasarkan Satelite yang saat ini banyak diaplikasikan di
berbagai bidang kebumian baik itu yang terkait dengan bidang Geologi, Geofisika,
Pertambangan, dan Perminyakan.
GPS digunakan antara lain untuk :
a. Untuk mencari titik koordinat lokasi.
b. Untuk menyimpan titik koordinat lokasi.
C. Palu Geologi

Gambar 2.3 Palu Geologi


6
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Palu geologi merupakan alat yang sangat di butuhkan dalam pencarian singkapan
( Out Crop ). Palu geologi digunakan antara lain untuk :
a. Mengambil sampel batuan
b. Membantu membuka lapisan yang terdapat pada TOP ( batas atas ) atau
BOTTOM ( batas bawah ) lapisan singkapan ( Out Crop ).
2.4 Pengertian alat - alat bor

A.

B
Gambar 2.4 A. Tangki hidrolik tampak dari samping
B. Tangki hidrolik tampak dari depan

Fungsi tangki hidrolik ialah : sebagai mesin penggerak bor / kemudi bor.

Gambar 2.5 Gear Box


Fungsi gear box ialah : mengangkat / memasukkan rod / Stang bor dari dalam
hole waktu terjadi Coring atau EOH ( end of hole ).
7
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Gambar 2.6 Spindel


Fungsi spindel ialah : sebagai pemberi tekanan stang bor

Gambar 2.7 Mesin Penyalur Air


Fungsi mesin penyalur air ialah : untuk menyalurkan air dari spull bak ke Water swivel

Gambar 2.8 Mesin Penggerak Pompa


Fungsi mesin penggerak pompa ialah : untuk menyalurkan air dari sungai ke spull bak .
8
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Gambar 2.9 Tripot

Gambar 2.10 Casing

Fungsi tripot ialah : sebagai menara bor / penyangga stang bor dengan bantuan katrol
Fungsi casing ialah : untuk menutupi dinding bor waktu terjadi Water Loss

Gambar 2.11 Katrol


Fungsi katrol ialah : pengait stang bor

Gambar 2.12 Corebarrel

9
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Fungsi corebarrel ialah : untuk mengambil sample lapisan batuan saat terjadi coring.

Gambar 2.13 Stang Bor ( Rod )


Fungsi stang bor ialah : sebagai penghantar tenaga dan penghantar air ke bit

Gambar 2.14 Diamond Bit


Fungsi diamond bit ialah : sebagai penggerus / penghancur material batuan yang
relatif medium - hard ( Sedang - Kasar / Keras ).

10
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Gambar 2.15 PCD bit


Fungsi PCD bit ialah : sebagai penggerus / penghancur material batuan yang relatif
lunak.

Gambar 2.16 Selang dan Water Swivel


Fungsi selang ialah
Fungsi water swivel ialah

: menyalurkan air ke spull bak dan ke water swivel


: menyalurkan air mud dari spull bak ke stang bor

Gambar 2.17 Foto Kegiatan Pemboran Eksplorasi.

11
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Pemboran
Pemboran eksplorasi ialah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui lithologi /
formasi batuan hingga kedalaman tertentu dengan menggunakan alat bor eksplorasi yang
dilakukan oleh seorang driller dan crew pemboran yang dibantu dan diawasi oleh seorang
wellsite.
Adapun dua kontraktor Pemboran di PT. Mahakam Sumber Jaya, yaitu CV. Kasam dan
CV. Misitama Mandala Sena. Kedua CV tersebut membagi crewnya menjadi beberapa
kelompok antara lain :
1. CV. Kasam :
a. YBM 1, 2, 4,5, 6

b. BELL

b. OP

c. SGZ

d. Koken
2. CV. Mandala Sena :
a. Tone

b. TDC

c. YBM
3.1.1 Gangguan dalam pemboran ( Teknis )
Proses apapun dalam setiap pekerjaan, pasti kita pernah mengalami hambatan - hambatan
begitu pula dalam proses pemboran eksplorasi atara lain ialah :
a. Water Loss
Water loss ialah tidak naiknya lumpur / cutting ke permukaan karena adanya
rekahan atau ruang di dalam lapisan batuan dimana pori - pori lapisan batuan dapat
meloloskan air sehingga air / lumpur bor tidak keluar ke permukaan tanah.
Cara menanggulangi water loss ialah dengan cara :

Memberi polimer pada lubang bor agar lumpur dapat mengental dan menutup
pori - pori / dinding bor dan lumpur bor dapat mucul ke permukaan tanah.

Memasang casing sampai kedalaman terjadinya water loss dengan bertujuan


untuk menutupi pori - pori / dinding bor sehingga lumpur bor dapat naik ke
permukaan tanah.

12
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

b. Terjepitnya batang bor ( Rod )


Terjepitnya batang bor ( Rod ) biasanya karena terjadinya runtuhan batupasir
saat proses pengeboran sehingga batang bor terjepit dan tidak dapat beroperasi seperti
biasanya.
Cara menanggulanginya ialah sebagai berikut :

Melakukan tumbukan dengan knocking ( di tumbuk ke atas / di dongkrak


manual )

Di kurung dengan casing dan mulai menambah kekuatan putaran stang


bor

c. Kondisi fisik dan oprational mekanis mesin bor


Alat yang umur pakainya sudah lama akan sering mengalami kerusakan / aus
dengan kata lain sudah tidak layak pakai, hal ini sangat merugikan bagi oprational
pemboran karena akan terjadi no progress, memakan banyak biaya dan tenaga lagi
untuk memperbaiki alat mesin bor.
3.1.3 Tahapan pemboran
Tahapan - tahapan dalam pemboran adalah sebagai berikut :
1. Menentukan titik bor pada peta daerah yang sudah disiapkan ( peta topografi dari
orang survey topografi )
2. Pencarian titik bor di lapangan oleh geologist dan helper
3. Pembuatan jalan moving ke lokasi bor dengan lebar jalan rintisan minimal 1,5 meter
dan kalau jalan morfologi bagus dan sekirannya dapat dilalui mobil rintisan jalan
harus lebih besar dari 1,5 meter agar nantinya memudahkan transportasi, khususnya
menggunakan mobil.
4. Moving mesin bor dan peralatan yang mendukung dalam proses pemboran
5. Pembersihan / perintisan lokasi bor yang akan di bor. Adapun carannya adalah
sebagai berikut :
a. Ratakan lokasi dengan cangkul agar aman saat pemboran
b. Pastikan lokasi tidak dekat dengan pohon lapuk atau mati
c. Usahakan mecari sungai yang mengalir terdekat
6. Menyusun / merakit mesin bor dan peralatannya yang dilakukan oleh crew bor
7. Pembuatan dua spull bak dan memasang mesin penggerak air pada tempatnya dan
mulai menggunakannya sebagaimana mestinya.
13
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

8. Melakukan proses pemboran dengan ramah lingkungan


9. Mulai mengambil data pendiskripsian cutting dan coring ( dilakukan oleh seorang
wellsite ).
10. Melakukan pengambilan sampel batubara pada hasil coring dan memberi data pada
sample
11. Melakukan logging setelah bor end of hole untuk mendapatkan data geofisika
( Gamma Ray, Density, Resistivity )
12. Membandingkan hasil deskripsian dengan hasil logging untuk memastikan terjadinya
redrill atau tidak.
13. Memasukkan data logging dan deskripsi coring ke DDR kantor dan mengolah
sample
14. Mengirimkan data DDR coring dan logging beserta sample batubara ke kantor.
3.1.4 Perlakuan cutting dan coring pada pemboran
1. Perlakuan terhadap cutting di pemboran :
a. Cutting yang keluar dari lubang bor diambil sampel per 1 meter
b. Masukkan ke dalam plastik dan ditulis Interval / kedalaman bor.
c. Cutting siap di deskripsi oleh wellsite
2. Perlakuan terhadap coring di pemboran :
a. Mengeluarkan hasil coring dari corebarrel
b. Hasil coringan langsung ditaruh di core box dengan tidak terbalik antara top
( batas atas ) dan bottom ( batas bawah ) batuan.
c. Hasil coring di core box ditulis interval kedalamannya.
d. Coring siap dideskripsi oleh wellsite. Gambar coring di bawah sebagai berikut :

Parting / Claystone

Coal

Gambar 3.1.4 Hasil Coring


14
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

3.2 Tugas geologist antara lain :


3.2.1 Mapping
Mapping ialah salah satu pekerjaan dari seorang geologist untuk hunting / mencari
out crop ( singkapan geologi ) selain menjadi wellsite.
Penulisan data lapanganya adalah sebagai berikut :
a. Tulis nomor lokasi pengamatan
b. Tulis nama daerah tersebut
c. Tulis titik koordinat
d. Deskripsikan batuan tersebut
e. Tulis strike dan dip
Contoh penulisan data lapangan :
Lokasi Pengamatan

: 1

Lokasi

: North of Prangat ( named : leher )

Titik koordinat

: E : 0529320
: N : 9984520

Deskripsi

: Lithologi

: Cosh

Warna

: Hitam

Struktur

: Laminasi

Ukuran butir

: Clay

Komposisi mineral : Carbon


Staike

: N 315 E

Dip

: 20

3.2.2 Mencari titik bor


Adapun cara mencari titik kordinat menggunakan GPS dan kompas adalah
sebagai berikut :
a. Nyalakan GPS dengan menekan tombol ON / OFF
b. Setelah menyala tunggu hingga Acquiring Epe ( Pastikan 3D ), dan
kalau bisa sampai Epe ( Error Positioning Elevation ) sekecil mungkin
( 8,7,6,5,4,3,2,1,0 ) agar lebih akurat.

15
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

c. Setelah keakuratannya pasti maka akan terlihat angka - angka North dan
East di mana tertera titik koordinat sekarang kita berada di layar GPS
( Global Positioning System ).
d. Tekan tombol Page maka akan muncul peta keadaan sekitar kita.
e. Tekan tombol Page lagi maka akan muncul gambar yang meunjukkan
arah N E W S.
f. Setelah itu tekan Page kembali maka akan ada tampilan menu yang kita
inginkan.
g. Pilih menu Waypoint untuk memasukkan titik koordinat yang telah di
kasih oleh bagian topogarafi dan masukkanlah titik tersebut dan beri
nama titik koordinat tersebut kemudian tekan enter.
h. Setelah memasukka titik koordinat tekan enter pada done di layar GPS.
i. Kemudian tekan tombol enter pada menu Waypoint list
j. Pilih titik koordinat yang telah kita masukkan dan diberi nama tadi.
k. Lalu tekan Go To kemudian tekan Enter Maka GPS akan menunjukkan
arah bearing / berapa derajat arah jalan kita ke lokasi titik bor dan di layar
GPS juga akan tertera berapa jauh jarak kita dari kita berdiri dengan titik
lokasi bor yang kita cari.
l. Untuk mengetahui arah jalan yang diinginkan GPS kita menggunakan
kompas dan baca jarum utaraya ( N = jarum yang ujungnya berwarna
merah ) setelah mengetahui berapa derajat kita harus berjalan, yang
ditunjukkan jarum north kompas maka jangan ikuti jarum arah north
( utaranya ) melainkan ikutilah deep sight ( ujung kompas ).
3.2.3 Wellsite
Wellsite adalah bagian pekerjaan dari geologist dalam bidang eksplorasi geologi
yang meliputi :

Mengawasi pemboran

Mendiskripsikan cutting dan coring

Mengawasi logging

3.2.3.1 Deskripsi coring dan cutting


a. Mengambil sample cutting per 1 meter kedalama pemboran

16
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

b. Mendiskripsikan cutting di lembar deskripsi dan shiftly seperti gambar di


bawah berikut ini :
Shiftly Progress

BD
Start Drill
Finish Drill
Logging
Date

Shift

:.............. PD :...........................Machine
:..........................
:........ Time :.................. WiTa
Driller
:..........................
: ........ Time :.................. WiTa
Coordinates
:..........................
: ........ Time :. ..... - ........ WiTa Log Depth :............& ...................
Open Hole
From
To

Run

Coring
From
To

Keterangan :
1. Tulis lokasi ( Location )
17
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Rcy

From

Coal
To

Wellsite
Rcy

2. Tulis Kode Hole ( Hole No )


3. Tulis titik koordinat ( Coordinates )
4. Tulis mulai pemboran ( Start Drill )
5. Tulis selesainnya pemboran waktu End Of Hole ( Finish Drill )
6. Tulis pengemudi bor ( Driller )
7. Tulis mesin yang digunakan ( Machine )
8. Tulis waktu logging ( Logging )
9. Tulis tanggal ( Date )
10. Tulis kedalaman logging ( Log Depth )
11. Tulis waktu pelaksanaan pemboran malam atau siang ( Shift )
Tulis jarak open hole dari nol sampai terjadi coring dan dari coring ke target
pemboran ( Open Hole )
12. Tulis dari kedalaman berapa hingga target kedalaman ( Coring )
13. Tulis panjang batubara yang di dapat pada coring ( Coal ) beserta recorverynya
=

Panjang core yang didapat

100 %

Panjang coring yang dilakukan


Top / Roof

Bottom / Floor
( 1 meter )
Gambar 3.2.3 Core Box
14. Tulis nama Wellsite ( Wellsite )
15. Tulis kejadian lain apa saja yang terjadi selama proses pengeboran ( Remark )

18
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Elevation :..............Drilling Medium : ............. Bit Size .....................................................................


Date
: . Date Started : ............. Date Finish : ..................... & .....................
Drillers : . Described By : ...............................................
Notes
: ...........................................................................................................................

METRICH
1 2

From
3

To
4

Thick
RECY
5

19
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Lithologic Description
6

Keterangan :
a. Elevation di isi jika bila ada pemberitahuan sudut elevasi dari bagian survey
b. Date di isi tanggal pelaksannaan
c. Date Started di isi dengan mulainya proses pengeboran
d. Date Finish di isi dengan tanggal selesainya proses pengeboran( End Of Hole )
e. Drilling Medium di isi dengan water
f. Bit Size di isi dengan jenis bit yang digunakan untuk proses pengeboran
g. Driller di isi dengan ketua atau yang mengemudikan bor ( master driller )
h. Described By di isi dengan nama wellsite
i. Note di isi bila ada kejadian hal lain dan bisa juga di isi strike / dip batubara
Keterangan :
1. Isi jarak kedalaman pemboran setiap satu blok sama dengan satu meter
2. Gambar lambang batuan ( cutting / coring )
3. Tulislah awal kedalaman bor
4. Tulislah akhir kedalaman bor
5. Beberapa singkatan petunjuk yang sering dipakai untuk deskripsi batuan :
a. Rock Type ( So : Soil, SS : Sand Stone, CL : Clay, Dll................)
b. Colour ( YL : Yellow, Gy : Grey, Bk : Black, Dll.........................)
c. Shade ( L : Light, Dark, Dll...........................................................)
d. Rock Adjective ( Ca : Carbonacious, Cf : Coal Fragmen, Cy :
Clayed, Qz : Quartz, Dll................................................................)
e. Weathered ( F : Fress, M : Moderate, Dll......................................)
f. Grain Size ( CL : Clay, SL : Silt, VF : Very Fine, Dll..................)
3.2.3.2 Membagi coring dan mengolahnya ke plastik sample
contoh :
50 Cm = Roof

20
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

50 Cm

Shally Coal

Coal
50 Cm = Top - Bottom

Claystone
10 Cm = Floof

150 cm
Keterangan :
Bila batubara tanpa parting kurang dari 50 cm, maka di jadikan satu plastik sample
Contoh sample dan penulisannya :

PT. MAHAKAM SUMBER JAYA


Sample No
Hole No
Lokasi
Interval
Thickness
Date
Remarks

:....................................................
:....................................................
:....................................................
:....................................................
:....................................................
:....................................................
:....................................................

3..3 Logging
Logging ialah proses pengambilan data lithologi batuan dengan menggunakan sinar
gamma dengan media air. Logging digunakan untuk mengetahui data asli formasi lithologi
secara geofisika agar dapat dikompare / dibadingkan dengan hasil deskripsi cutting dan
coring, sehingga dapat menentukan data yang akurat dan dapat menetukan Redrill atau
tidaknya suatu proses pengeboran. Logging mengeluarkan tiga hasil data yaitu : Gamma
Ray, Density dan Resistivity.
3.3.1 Peralatan dan perlengkapan logging
Alat dan perlengkapan yang di butuhkan pada pelaksanaan logging adalah :
a. Geologer ( GWS Model 3630 )
Untuk mendeteksi batubara, air atau keadaan lithologi di bawah permukaan
tanah
Bagian yang terdapat pada geologer :
a. LCD monitor
b. Disc Drive
c. Internal Print
b. Winch ( ROLL )
21
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Untuk menggulung kabel dan menaikkan juga menurunkan probe


c. Probe
Untuk mengambil 3 parameter yaitu : Gamma Ray, Desity, Resistivity.

d. Radio Aktif
Untuk density atau gamma - gamma supaya dalam pengabilan data lebih akurat
e. Kabel anoda dan katoda
Untuk menyambung arus atas bawah dalam keadaan di dalam air
f. Sheave
Untuk pengambilan depth dan untuk menggantungkan probe
g. Accu
Sebagai sumber tenaga untuk melaksanakan proses logging
3.3.2 Tahapan pelaksanaan logging
Proses dilakukan oleh crew logging yang berjumlah dua orang, satu orang sebagai
operator logging dan satu orang lagi asisten operator logging.
Tahapan - tahapan proses logging ialah :
a. Memastikan end of hole sebelum melaksanakan logging
b. Melakukan pembersihan lubang bor ( Flushing ) sebelum melaksanakan logging
c. Memastikan keadaan lubang bor dalam keadaan bersih dan aman
d. Meletakkan winch di atas penyangga yang kuat dan dengan jarak yang sesuai
dengan lubang bor
e. Menghubungkan masing - masing alat sesuai dengan fungsinya
f. Memasang sheave di atas lubang bor dan tarik kabel dari winch secukupnya
g. Memasang kabel head pada probe
h. Memasang data lubang bor yang akan dilogging ke dalam program geologer
i. Menurunkan probe dari kedalaman nol meter sampai kedalaman yang
diinginkan sebanyak dua kali :
a. Untuk mengambil natural gamma ( gamma ray ) dan data resistivity
b. Untuk mengambil data gamma - gamma ( Density ) menggunakan alat radio
aktif
j. Pada penurunan probe kecepatan normalnya rata-rata 3 sampai 9 meter / menit
dan pada saat penaikkan probe kecepatannya 3 sampai 6 meter / menit
22
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

k. Setelah logging selesai probe di lepaskan dari kabel head dan melepaskan
semua rangkaian kabel dari masing - masing alat kemudian memasukkan alat ke
tempat semula.

3.3.3 Pengertian Gamma Ray, Resistivity, Density


a. Gamma Ray : Untuk mengukur intensitas sinar gamma alami yang dipancarkan
oleh batuan yang berasal dari urutan radio aktif. Dalam
pembacaannya yaitu :

b. Resistivity

Batulempung : Tinggi

Batupasir

: Rendah

Batubara

: Nol ( 0 )

: Untuk mengukur tingkat hambatan listrik dari setiap batuan yang


kering dan hidrocarbon merupakan konduktor yang kecuali pada
klorit, granit, dan sulfida yang mengandung unsur logam. Sifat
penghantar listrik ini terutama merupakan fungsi dari air yang
berada pada pori - pori batuan.

c. Density

: Sinar ini di anggap sebagai partikel yang dapat bergerak dengan


kecepatan yang sangat tinggi .Sinar gamma akan bertumbukan
dengan elekton - elektron yang berada dalam

batuan. Sinar

gamma akan kehilangan energinya dan banyaknya energi yang


hilang menunjukkan densitas elektron di dalam formasi batuan.
Apabila dalam pembacaan kurva density biasaya nilai kurva yang
di tunjukkannya adalah sebagai berikut :

Batulempung

: Tinggi

Batupasir

: Sedang

Batubara

: Sangat tinggi

Setelah hasil logging didapat maka hasil logging dibandingkan dengan hasil
deskripsi cutting dan coring untuk menentukan berhasilnya pemboran atau redrill
suatu proses pemboran.
23
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1 Sistem pemboran yang dilakukan menggunakan touch coring
2 Setiap mesin dapat berbeda jenis pada pemboran eksplorasi tetapi tujuannya sama
yaitu untuk mengetahui lithologi bawah tanah.
3 Hunting Out Crop ( singkapan ) adalah awal mula proses pemboran eksplorasi dan
penambangan.
4 Pembagian Sample dibagi 3 yaitu Top, Middle dan Bottom.
B. SARAN
1.

Sebaiknya kegiatan dan jangka waktu praktek industri di tambah agar siswa bisa
sangat memahami tentang kegiatan dunia geologi pertambagan.

2.

Sebaiknya siswa juga dilatih untuk melaksanakan kegiatan di kantor.

3.

Mempunyai 1 atau 2 orang mekanik di camp yang dapat memperbaiki kerusakan


mobil agar tak menghambat pekerjaan.

4.

Sebaiknya mutu safety di tingkatkan.

24
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Daftar Pustaka
Eko Prasetyo, 2004, Laporan Praktek Industi PT. Mahakam Sumber Jaya. Samarinda,
PT. Mahakam Sumber Jaya.
Nana Suarna, ST, 2005, Panduan Teori Dan Praktikkum Ketrampilan Komputer Dan
Pengelolahan Informasi Untuk SMK, Bandung, Yrama Widya.

25
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

26
Laporan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6

Anda mungkin juga menyukai