Prodi : P. Biologi C
NIM
: 13304241044
ANALISIS KOVARIAN
(X2)
Biasanya karakteristik variabel pengujian anakova adalah sebagai berikut :
Variabel Tergantung (Y) : Kontinum
Variabel Bebas (X1) : Kategorikal
Variabel Bebas (X2) : Kontinum
Kontinum Variabel yang memiliki nilai kuantitatif yang bergerak dalam kontinum
dari rendah hingga tinggi (interval atau rasio).
Kategorikal Variabel hasil pengkodean terhadap kategori (nominal.
Kesimpulannya dalam anakova, variabel tergantungn berbentuk kontinum dan harus ada dua
b. Kovariabel (X)
c. Product (XY)
2. Menghitung Jumlah kuadrat dalam kelompok (Jkd) kriterium, kovariabel, dan product
XY.
a. Kriterium (Y)
b. Kovariabel (X)
c. Product (XY)
3. Menghitung jumlah kuadrat residu Jkres) total, dalam dan antar kelompok.
a. Total (Jkrest)
7. Melakukan uji signifikansi dengan jalan membandingkan antara harga F empirik dengan
teoritik yang terdapat pada tabel nilai-nilai F. Dengan ketentuan apabila F empirik > F
teoritik maka diinterpretasikan signifikan dan sebaliknya apabila F empirik < F teoritik
maka diinterpretasikan tidak signifikan atau tidak ada perbedaan yang signifikan diantara
variabel-variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Nater, dkk. 1997. Model Linear Terapan : Analisis Regeresi Linear Sederhana.Bandung :
Jurusan Statistika FMIPA IPB.
Steel, dkk. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika.Bandung : Gelora aksara pratama.
Subali, Bambang. 2010. Analisis Statistika menggunakan Program SPSS Aplikasinya dalam
Rancangan Percobaan. Yogyakarta : UNY
Winarsunu, Tulus. 2007. Statistika dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang :
UMM.
: 13304241044
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), disebut juga Rancangan Acak Kuadrat Latin,
merupakan suatu rancangan percobaan dengan dua arah pengelompokkan, yaitu baris dan kolom.
Banyaknya perlakuan sama dengan jumlah ulangan sehingga setiap baris dan kolom akan
mengandung
semua
perlakuan.
Pada
rancangan
ini,
pengacakan
dibatasi
dengan
mengelompokannya ke dalam baris dan juga kolom, sehingga setiap baris dan kolom hanya akan
mendapat satu perlakuan.
Desain bujur sangkar latin diterapkan bila ada dua variabel pengganggu yang tidak dapat
dihomogenkan sepenuhnya, namun masing-masing masih dapat dihomogenkan dengan cara
pengeblokan. Misalnya penelitian eksperimen lapangan menggunakan semai cendana seperti kasus
pada rancangan acak berblok, kemudian di lapangan peneliti dihadapkan pada kondisi areal yang
miring yang dicurigai tidak sama tingkat kesuburannya. Dengan demikian, selain melakukan
pengeblokan terhadap semai cendana sebagaimana di atas, juga dilakukan pengeblokan atas tinggi
tempat. Dalam hal ini, dapat dilakukan pengeblokan sesuai dengan urutas teras, sehingga strata I
adalah teras paling atas, strata II adalah teras kedua, demikian seterusnya. Dalam hal ini, secara
teoretik posisi blok variabel pertama disusun menurut arah kolom dan posisi blok pada variabel
kedua disusun menurut arah baris.
Ciri-ciri Rancangan Bujur Sangkar Latin
1. Pada unit percobaan dilakukan batasan pengelompokan ganda seperti dua Rancangan
2.
3.
4.
Acak Kelompok, dua kelompok berbeda dengan baris dan kolom sebagai ulangan.
Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya ulangan.
Banyaknya satuan percobaan sama dengan kuadrat (square) perlakuan atau ulangannya.
Setiap perlakuan diberikan lambing huruf latin besar misalnya A, B, C, D sehingga
Baris (row)
misalnya: waktu pengamatan
Lajur (column)
misalnya: bahan percobaan
Perlakuan
misalnya: ransum (disamping pengaruh acak).
Model Linier dan Analisis Ragam
Model Linier
Yijk = + i + j + k + ijk
= rataan umum
i
= pengaruh baris ke-i
j
= pengaruh kolom ke-j
k
= pengaruh perlakuan ke-k
ijk
= pengaruh acak dari baris ke-i, kolom ke-j, dan perlakuan ke-k
i = 1, 2, , r ;
j = 1, 2, , r
k = 1, 2, , r
Keuntungan RBSL
1) mengurangi keragaman galat melalui dua arah
2) analisis mudah
3) mempernbanayk kesimpulan(perlakuan, baris
dan kolom)
Kelemahan
1. Banyaknya baris, kolom, dan perlakuan harus sama, sehingga semakin banyak
perlakuan, satuan percobaan yang diperlukan juga semakin banyak.
2. Apabila banyaknya kelompok bertambah besar, galat percobaan per satuan
percobaan juga cenderung meningkat.
3. Asumsi modelnya sangat mengikat, yaitu bahwa tidak ada interaksi antara
sembarang dua atau semua kriteria , yaitu baris, kolom dan perlakuan.
4. Pengacakan yang diperlukan sedikit lebih rumit daripada pengacakan rancanganrancangan sebelumnya.
5. Derajat bebas galatnya yang lebih kecil dibanding dengan rancangan lain yang
berukuran sama, akan menurunkan tingkat ketelitian, terutama apabila jumlah
perlakuannya berukuran kecil.
6. Memerlukan pengetahuan/pemahaman dasar dalam menyusun satuan percobaan
yang efektif.
7. Apabila ada data hilang, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, maka hasil
analisisnya diragukan karena perlakuan menjadi tidak seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Subali, Bambang. 2011. Metodologi Pendidikan Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sudjana. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Winarsunu, Tulus. 2007. Statistika dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM.