Anda di halaman 1dari 5

MATERI 1

RANCANGAN PERCOBAAN dan RANCANGAN


ACAK LENGKAP (RAL)

1.1 Pendahuluan Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan adalah suatu prosedur dengan tiap langkah didefinisikan
sebelum percobaan dimulai dan juga merupakan prosedur memilih syarat dan
banyaknya percobaan yang akan dilakukan. Rancangan percobaan dapat menjadi
dasar dari statistik praktis yang baik dan dapat digunakan untuk pengembangan
produk baru yang efektif.
Pada dasarnya rancangan percobaan merupakan pengaturan pemberian perlakuan
kepada satuan-satuan percobaan dengan maksud agar keragaman repons yang
ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keheterogenan bahan percobaan yang
digunakan dapat diwadahi dan disingkirkan. Macam-macam dari rancangan
percobaan adalah, rancangan acak lengkap (RAL), rancangan blok acak lengkap
(RBAL), rancangan acak kelompok (RAK), rancangan bujursangkar latin (RBSL),
dan sebagainya.
➢ Tujuan Rancangan Percobaan
1. Menyusun dan mengolah data penelitian secara sistematis
2. Mencarimodel matematik yang sesuai dan menduga efek atau pengaruh dari
beberapa variabel secara simultan
3. Memilih faktor yang signifikan dalam percobaan

➢ Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan


1. Bagaimana pengaruh harus diukur
2. Karakteristik yang harus dianalisis
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik yang harus dianalisis
4. Faktor-faktor yang penting untuk dianalisis
5. Berapa kali ekperimen harus dilakukan
6. Metode analisis yang digunakan
7. Berapa besar pengaruh yang dianggap penting
8. Perlu tidaknya eksperimen kontrol diambil untuk dijadikan perbandingan
9. Bagaimana eksperimen harus dilakukan
1.2 Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Jika kita ingin mempelajari t buah perlakuan dan menggunakan r atuan percobaan
untuk setiap perlakuan atau menggunakan total rt satuan percobaan, maka RAL
membutuhkan untuk pengalokasian t perlakuan secara acak kepada rt satuan
percobaan. Pola ini dikenal sebagai pengacakan lengkap atau pengacakan dengan
tiada pembatasan.
RAL adalah merupakan yang paling sederhana di antara rangcangan-rancangan
percobaan yang baku. DDalam rancangan ini tidak terdapat variabel lokal kontro
sehinggai keragaman yang diamati hanya perlakuan dan galat. Dalam RAL percobaan
yang digunakan homongen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di
luar faktor yang diteliti. Beberapa keuntungan dari penggunaan RAL, antara lain :
a. Denah perancangan percobaan lebih mudah
b. Analisis statistika terhadap subjek sangat sederhana
c. Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan jumlah ulangan
d. Kehilangan informasi relatid sedikit dalam hal data hilang dibandingkan dengan
rancangan lain
1. Ilustrasi RAL
Bayangkan bahwa kita akan mencoba tiga perlakuan dengan amsing-masing
perlakuan diulang sebanyak lima kali, berarti harus tersedia 15 satuan percobaan
(dapat dibuat dalam bentuk undian). Misalkan perlakuan tersebut adalah perlakuan A,
B, dan C. Dengan menggunakan tabel, pengacakan dilakukan untuk menentukan
denah rancangan acak lengkapnya.
1 (A) 2 (C) 3 (C) 4 (B) 5 (B)
6 (C) 7 (A) 8 (A) 9 (A) 10 (B)
11 (B) 12 (C) 13 (B) 14 (C) 15 (A)
Kemudian dilakukan percobaan sesuai dengan denak RAL yang telah di buat dan
hasil percobaan di buat dalam bentuk tabel kontingensi (r × t) seperti di bawah ini :
Tabel Kontingensi Hasip Percobaan
Perlakuan
No
A B C
1 65 45 105
2 14 46 102
3 75 58 111
4 57 59 98
5 36 65 83

2. Model Linier RAL


Yij =  +  i +  ij

dengan
i = 1, 2,..., t dan j = 1, 2,..., r
di mana :
Yij = pengamatan dengan perlakuan ke-i dan pengulangan ke-j

 = rata-rata keseluruhan
 i = pengaruh perlakuan ke-i

 ij = error atau galat yang berupa efek acal yang berasal dari unit eksperimen ke-j

dan perlakuan ke-i ~ NID (0,  2 )

3. Asumsi-Asumsi dalam RAL


A. Uji Kecocokan Distribusi
adalah sebuah uji yang dilakukan untuk melihat sebaran data pada suatu
kelompok data atau variabel, apakah sebaran data mengikuti suatu distribusi
atau tidak (dalam hal ini distribusi normal).

B. Ui Homogenitas
adalah uji yang menilai adakah perbedaan variansi antara dua kelompok
atau lebih variabel

4. Hipotesis
A. Hipotesis untuk Pengaruh Perlakuan
H 0 : i = 0 (Tidak terdpaat perbedaan antar perlakuan)

H 1 : i  0 (Terdpaat perbedaan antar perlakuan)

B. Hipotesis untuk Pengujian Homogenitas


H 0 :  2 = 0 (Variansi data … adalah homogen)

H 1 :  2  0 (Variansi data … adalah tidak homogen)

C. Hipotesis untuk Pengujian Kecocokan Distribusi


H 0 : (Data … berasal dari populasi yang berdistribusi normal)

H 1 : (Data … berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal)

5. Contoh Kasus
Seorang peneliti diminta untuk meneliti mengenai kandungan nitrogen dari
tanaman red clover yang sedang dikembangkan oleh perusahaan tanaman organik X.
Terdapat enam perlakuan yang diberikan oleh peneliti tersebut yaitu, 3Dok1, 3Dok5,
3Dok4, 3Dok7, 3Dok13, dan gabungan dengan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak lima kali. Gunakan taraf signifikansi 1% ! Berikut hasil penelitian yang
dibuat dalam bentuk tabel kontingensi :
Perlakuan
No
3Dok1 3Dok5 3Dok4 3Dok7 3Dok13 Gabungan
1 19.4 17.7 17 20.7 14.3 17.3
2 32.6 24.8 19.4 21 14.4 19.4
3 27 27.9 9.1 20.5 11.8 19.1
4 32.1 25.2 11.9 18.8 11.6 16.9
5 33 24.3 15.8 18.6 14.2 20.8
Sintaks.
Data=read.table(file.choose(),header=T)
Data
One.Way.A=aov(Nitrogen~Perlakuan,data=Data)
One.Way.A
summary(One.Way.A)
bartlett.test(Nitrogen~Perlakuan,data=Data)
sisa=resid(One.Way.A)
shapiro.test(sisa)

Anda mungkin juga menyukai