Analisis Penerapan PPN
Analisis Penerapan PPN
Oleh
RICKY INDRA PUTRA KASDANA
2002-12-505
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2010
SKRIPSI
Diterima dan Disetujui untuk Diujikan
NIM
: 2002-12-505
Jurusan
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau
penjiplakan
terhadap
karya
mempertanggungjawabkan
orang
sekaligus
lain,
maka
bersedia
saya
menerima
bersedia
sanksi
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa
NIM
: 2002-12-505
Judul Skripsi
Pembimbing Skripsi,
Mengetahui.
DAFTAR ISI
iv
vi
ABSTRAK
.......................................................................................
ix
PENDAHULUAN ....................................................................
BAB I
2.1 Dasar
10
12
13
15
15
18
19
22
22
24
26
27
31
33
33
37
38
41
42
45
46
47
48
48
48
49
52
54
54
57
58
ii
58
Penjualan...............................................................
62
63
66
66
67
69
74
77
77
78
LAMPIRAN .......................................................................................
80
83
iii
DAFTAR TABEL
59
60
63
68
4.6 Rekapitulasi Pajak Lebih Bayar atau Kurang Bayar Tahun 2008 ..
73
iv
Desember 2008
64
DAFTAR GAMBAR
50
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena berkat ridho dan
rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1 Ekonomi Jurusan Akuntansi
di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dilihat dari segi
penguasaan ilmu maupun dari cara penyajiannya. Hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan dari Penulis dalam menyusun skripsi ini.
Akhirnya pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih
terutama kepada kedua orang tua dan keluarga besar, karena atas doa,
dukungan, kasih sayang, dan yang selama ini banyak memberi bantuan baik
moril maupun materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga
semua pihak-pihak yang telah memberikan bantuan untuk segala arahan
yang sangat membantu Penulis dalam membuat skripsi ini. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini dan dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Dr. Eddy Haryadi, S.E., M.T.M.I. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Unika Atma Jaya Jakarta beserta para Pembantu Dekan.
2. Bpk. Swee Hin, S.E. Selaku pembimbing skripsi penulis, atas segala
waktu dan bimbingan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vi
3. Bpk. Drs. Frans Bararuallo, M.M. selaku penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan, nasehat dan arahan selama masa kuliah.
4. Ibu Loh Wenny Setiawati, S.E., M.Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Unika Atmajaya dan seluruh dosen
dosen serta
teman yang
vii
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca terutama keterkaitannya dengan perkembangan pajak guna
membiayai pembangunan di masa yang akan datang.
viii
ABSTRAK
kepercayaan
penuh
kepada
wajib
pajak
untuk
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting
peranannya
bagi
kelangsungan
hidup
bangsa
Indonesia.
Untuk
undang Pajak
Pertambahan Nilai Tahun 1984 (UU PPN Tahun 1984) mengatur pengenaan
atas Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM).
Berdasarkan hal
1.2
ditentukan pembatasan dari masalah yang akan dibahas. Hal ini penting agar
pihak lain yang membaca hasil penelitian ini dapat memahami masalah yang
pelaksanaan
kegiatan
pemungutan,
perhitungan,
undang
yang berlaku?
3. Hubungan laporan SPT Masa PPN dengan laporan keuangan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang diangkat maka penulisan
menganalisa
apakah
ada
kemungkinan
melakukan
1.4
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi semua pihakpihak yang berkepentingan diantaranya :
1. Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan melengkapi literatur dan acuan dalam
pelaksanaan perhitungan serta pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
dan dapat menjadi referensi untuk berbagai penelitian lebih lanjut.
2. Perusahaan
Memberi masukan bagi pihak manajemen perusahaan
dalam
1.5
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan di dalam skripsi ini, maka
dicantumkan sistematika dari skripsi ini yang terdiri dari 5 bab dengan urutan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisis tentang latar belakang permasalahan, rumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang pengertian dasar mengenai perpajakan,
ketentuan umum dan tata cara perpajakan, pengertian Pajak
Pertambahan Nilai, dan objek serta subjek Pajak Pertambahan Nilai.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1
tersebut
perlu
banyak
memperhatikan
masalah
pembiayaan
ini
terdapat
beberapa
definisi
tentang
pajak
yang
undang
pembayaran
pajak
tidak
dapat
ditunjukkan
adanya
pengeluaran pemerintah,
berwenang
melakukan
pemungutan
yang
harus
10
barang mewah
wajib
pajak
(WP)
dan
pembebanannya
tidak
dapat
11
a. Pajak
Subjektif,
merupakan
pajak
yang
pengenaannya
yang
pengenaannya
Objektif,
merupakan
pajak
atau
peristiwa
yang
mengakibatkan
timbulnya
12
pemungutan
pajak
tidak
menimbulkan
hambatan
atau
masing.
undang (Syarat
Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hokum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
Negara maupun warganya.
3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun
perdagangan,
sehingga
tidak
menimbulkan
perekonomian masyarakat.
4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansil)
kelesuan
13
Contoh :
Bea Materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2
macam tariff
Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu
tariff, yaitu 10%.
Pajak perseroan untuk badan dan pajak pendapatan untuk
perseorangan disederhanakan menjadi pajak penghasilan yang
berlaku bagi badan maupun perseorangan (orang pribadi).
14
sistem
pemungutan
yang
memberi
wewenang
kepada
cirinya :
cirinya :
Pajak
aktif,
mulai
dari
menghitung,
menyetor
dan
15
Ciri
cirinya :
2. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
3. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
2.2
Undang
16
barang,
mengekspor
barang,
melakukan
usaha
17
undangan perpajakan.
18
Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Nihil.
untuk manjaga
ketertiban
dalam
pembayaran
pajak
dan
19
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau
pekerjaan bebas apabila sampai dengan suatu bulan memperoleh
penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun, wajib
mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan Kode
Wajib Pajak dan 6 digit pertama merupakan Kode Administrasi Perpajakan.
Formatnya adalah : XX. XXX. XXX. X- XXX. XXX
Catatan :
a. Wajib Pajak yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri apabila
memerlukan NPWP, dapat mendaftarkan diri dan kepadanya akan
diberikan NPWP.
b. Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua jenis
pajak.
c. Untuk perusahaan perseorangan, NPWP atas nama pemiliknya.
d. Untuk badan (misalnya PT) yang baru berdiri sebaiknya tetap
mempunyai NPWP karena apabila rugi dapat dikompensasi dengan
tahun berikutnya.
20
21
Dalam undang
22
2.3
tentang Kepabeanan.
2.
undang ini.
23
3.
suatu
perikatan
atau
perbuatan
hukum
yang
undang ini.
5.
Nilai Impor adalah nilai barang yang berupa uang yang menjadi
dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang
undangan Pabean untuk impor Barang Kena Pajak (impor BKP),
tidak termasuk pajak yang dipungut menurut Undang
Undang
7.
Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta
atau yang seharusnya diminta oleh eksportir.
8.
9.
24
25
(JKP) yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh pengusaha,
dan pengusaha yang dikenakan kewajiban PPN tersebut disebut dengan
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Dengan kata lain, subjek PPN adalah
Pengusaha Kena Pajak. Namun demikian, untuk impor Barang Kena Pajak
dan pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
siapapun tetap terutang PPN meskipun importir, orang atau badan yang
memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
bukan Pengusaha Kena Pajak, dengan demikian yang menjadi subjek PPN
tidak harus Pengusaha Kena Pajak.
Pengertian Pengusaha dan Pengusaha Kena Pajak diatur dalam
pasal 1 angka 15 UU No.8 Tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan
UU No.18 Tahun 2000, yaitu sebagai berikut :
1. Pengusaha merupakan orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan menghasilakan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang
tidak berwujud
dari luar
daerah
pabean.
Pengertian
perusahaan
yaitu
dapat
berbentuk
perusahaan
Kena
Pajak
adalah
pengusaha
yang
melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang
dikenakan pajak berdasarkan UU Pajak Pertambahan Nilai, tidak
26
suatu
perikatan
atau
perbuatan
hukum
yang
untuk
dipakai,
termasuk
untuk
27
5. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan,
yang
masih
tersisa
pada
saat
pembubaran
kegiatan
apa
saja
yang
bukan
menjadi
objek
Pajak
Pertambahan Nilai dan barang dan jenis jasa yang dikecualikan dari
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
28
Kegiatan
kegiatan
yang
tidak
termasuk
dalam
pengertian
29
b. Gabah
c. Jagung
d. Sagu
e. Kedelai
f. Garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makan, warung, dan sejenisnya.
4. Uang, emas batangan, dan surat
surat berharga.
2.
30
4.
5.
6.
7.
8.
9.
31
Tahun 2000 mengenai Tarif Pajak dan cara menghitung pajak, maka
ditetapkan suatu tarif sebesar :
1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang
Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif
32
tunggal,
sehingga
mudah
dalam
pelaksanaannya
dan
tidak
rendahnya
tingginya 15%.
atau
seharusnya
diminta
oleh
pemberi
jasa
karana
33
Impor
adalah
nilai
berupa
uang
yang menjadi
dasar
34
harga
penyerahan
BKP
tidak
berwujud
diterima
35
5. Terutangnya Pajak atas impor BKP, terjadi pada saat BKP tersebut
dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.
6. Terutangnya Pajak atas ekspor BKP, terjadi pada saat BKP
dikeluarkan dari Daerah Pabean.
7. Terutangnya Pajak atas aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan dan atau persediaan BKP yang masih tersisa
pada saat pembubaran perusahaan terjadi, adalah pada saat yang
terjadi lebih dahulu di antara saat :
a. Ditandatanganinya akte pembubaran oleh Notaris.
b. Berakhirnya jangka waktu berdirinya perseroan yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar.
c. Tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perseroan
dibubarkan.
d. Diketahui bahwa perusahaan tersebut nyata
ada.
8. Terutangnya Pajak atas penyerahan BKP dalam rangka perubahan
bentuk usaha, penggabungan usaha, pemekaran usaha, atau
pengalihan seluruh aktiva perusahaan yang diikuti dengan perubahan
pihak
yang
berhak
atas
BKP
tersebut,
terjadi
pada
saat
36
cabang
37
38
39
BKP
dan
atau
penyerahan
keseluruhan
JKP,
kecuali
hal
penerimaan
pembayaran
terjadi
sebelum
40
Standar, yaitu :
41
42
berhubungan
langsung
dengan
kegiatan
usaha
43
undangan.
undangan.
langsung dengan
kegiatan usaha
melakukan
langsung
dengan
kegiatan
usaha
adalah
pengeluaran
44
angsur dari
45
46
2.3.13 Restitusi
Restitusi terjadi apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya
merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali.
Adapun
jangka
waktu
yang
ditetapkan
pemerintah
untuk
47
2.4
Piutang Usaha
Piutang adalah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima
48
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN
3.1
Sejarah Singkat PT AT
PT AT didirikan di jakarta berdasarkan akte notaris R. Aty Herawati,
provider
internet
yang
dipercaya,
terbukti
dari
beberapa
3.2
49
yang dapat diandalkan dan didukung oleh pelayanan purna jual yang baik.
Adapun misi dari PT AT adalah untuk membuat segala aktivitas masyarakat
Indonesia lebih mudah melalui jaringan internet yang berkualitas.
3.3
dasar yang menunjukkan hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya, tanggung jawab, kedudukan, dan jabatan masing
masing bagian.
Oleh sebab itu, struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting
untuk mencapai tujuan perusahaan, karena dengan struktur organisasi yang
baik maka fungsi
penyelewengan
50
ORGANIZATION CHART
PT. AT
Managing
Director
Operation and
Marketing Manager
Finance Manager
HRD Manager
Sumber : PT AT
masing
51
3. Finance Manager
Bertanggung jawab kepada : Managing Director
Tugas dan wewenang :
a. Membuat laporan keuangan dan laporan pajak.
b. Memantau aliran kas masuk dan keluar
c. Memeriksa invoice.
d. Pencairan uang dari bank.
e. Laporan ke kantor pajak.
f. Pembayaran gaji bulanan
52
4. HRD Manager
Bertanggung jawab kepada : Managing Director
Tugas dan wewenang :
a. Menyusun peraturan perusahaan
b. Mengendalikan aktivitas manajemen sumber daya manusia di
perusahaan.
c. Mengurus pajak penghasilan karyawan.
3.4
53
3. Aktiva tetap
Aktiva
tetap
yang
54
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
55
dipungut. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk membuat faktur pajak
untuk setiap penyerahan Jasa Kena Pajak. Perusahaan menggunakan faktur
pajak standar untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan
Jasa Kena Pajak. Hal tersebut harus dilaksanakan mengingat kewajibannya
sebagai Pengusaha Kena Pajak yang sesuai dengan UU PPN 1984.
PT AT sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib melaksanakan hal
hal berikut ini :
1. Memungut PPN sebesar 10% atas penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP).
2. Membuat faktur pajak pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak
dan atau Jasa Kena Pajak serta menyimpan faktur pajak dengan
teratur.
3. Menyetorkan pajak terutang kepada kas negara paling lambat tanggal
15 setiap bulannya.
4. Melaporkan perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai paling lambat 20 hari setelah akhir masa
pajak
dengan
melampirkan
keterangan
dan
dokumen
sesuai
56
57
4.2
Pajak Keluaran PT AT
Pajak keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari PPN atas
penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan Jasa Kena Pajak ini dilakukan
dalam bentuk jasa di bidang telekomunikasi yaitu penyedia akses internet,
yang menjadi Jasa Kena Pajak adalah jasa Bandwidth yang diberikan
kepada pelanggannya yang merupakan perangkat lunak sebagai jalur untuk
mengakses internet, yang digolongkan sebagai penyerahan Jasa Kena Pajak
karena memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam pasal 1 angka 7
Undang
58
2. Lembar ke-2
3. Lembar ke-3
59
Premium
Small Medium
Small Office
Bandwidth
Dedicated
Enterprise
Home Office
1024 Kbps
Rp 11.500.000
Rp 7.500.000
Rp 5.500.000
768 Kbps
Rp 9.500.000
Rp 6.000.000
Rp 4.500.000
512 Kbps
Rp 6.500.000
Rp 4.500.000
Rp 3.000.000
384 Kbps
Rp 5.000.000
Rp 3.500.000
Rp 2.500.000
256 Kbps
Rp 3.500.000
Rp 2.500.000
Rp 1.500.000
128 Kbps
Rp 2.000.000
Rp 1.500.000
Rp 1.000.000
60
masing
PT Akarindu
Harga sesudah PPN
= Rp 8.250.000
= Rp 7.500.000
PT Grarindo
Harga sesudah PPN
= Rp 8.250.000
= Rp 7.500.000
Desember 2008
PPN Keluaran (Rp)
Januari
1.500.000
Februari
1.500.000
Maret
1.500.000
April
1.500.000
Mei
1.500.000
Juni
1.500.000
61
Juli
1.500.000
Agustus
1.570.000
September
2.170.000
Oktober
1.870.000
November
2.610.000
Desember
2.675.000
Jumlah
21.395.000
62
Laporan Laba Rugi tahun 2008 dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebesar 10%.
63
Januari
15.000.000
1.500.000
Februari
15.000.000
1.500.000
Maret
15.000.000
1.500.000
April
15.000.000
1.500.000
Mei
15.000.000
1.500.000
Juni
15.000.000
1.500.000
Juli
15.000.000
1.500.000
Agustus
15.700.000
1.570.000
September
21.700.000
2.170.000
Oktober
18.700.000
1.870.000
November
26.100.000
2.610.000
Desember
26.750.000
2.675.000
Jumlah
213.950.000
21.395.000
64
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
8.149.000
24
11.049.000
11
8.149.000
20
7.231.000
8.149.000
24
7.231.000
8.149.000
28
9.500.000
15
10.298.000
26
9.863.000
11.049.000
20
7.150.750
15
10.230.000
24
6.659.750
13
9.500.000
21
9.357.000
12.421.000
24
13.230.000
7.887.500
22
9.935.000
17
12.774.000
25
10.241.000
65
Desember
10
10.417.000
17
12.705.000
Jumlah
231.325.000
= Rp 231.325.000
= Rp 249.255.000
= Rp
= Rp 244.255.000
5.000.000
Dari hasil perhitungan arus piutang tahun 2008 dapat diketahui bahwa
piutang atas penjualan kredit pada tahun 2008 adalah sebesar Rp
244.515.000. Jumlah tersebut merupakan jumlah penjualan kredit termasuk
PPN sebesar 10%, sehingga harus mencari jumlah penjualan kredit sebelum
PPN untuk mengetahui berapa penjualan kredit yang sebenarnya, yaitu
sebesar 100/110 X Rp 244.255.000 = Rp 222.050.000.
Dari perhitungan diatas dapat diketahui adanya perbedaan antara
penjualan menurut general ledger dengan penjualan menurut arus piutang.
Selisih yang terjadi merupakan PPN yang belum dilaporkan oleh PT AT.
Adanya Pajak Pertambahan Nilai yang belum dilaporkan tersebut maka PT
AT dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2% per bulan (maksimal 24
66
bulan) dari PPN yang kurang bayar. Berikut adalah perhitungan PPN kurang
bayar PT AT :
Penjualan tahun 2008 (pada General Ledger
Sales) = Rp 213.950.000
= Rp 222.050.000
Selisih
= Rp
8.100.000
= Rp
810.000
= Rp
388.800
= Rp
1.198.800
PPN
4.3
10% X Rp 8.100.000
Pajak Masukan PT AT
Pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh
67
Rp 250.000
PPN Masukan
Rp 25.000
Kas
Rp 275.000
68
Rp 12.007.580
PPN Masukan
Rp 1.200.758
Kas
Rp 13.208.338
Dari perhitungan yang telah dilakukan, total Pajak Masukan pada bulan Juli
adalah sebesar Rp 1.225.758.
Desember 2008
PPN Masukan (Rp)
Januari
4.017.174
Februari
1.215.351
Maret
2.202.246
April
1.887.820
Mei
1.892.448
Juni
1.211.730
Juli
1.225.758
Agustus
1.209.378
September
4.486.707
Oktober
9.451.427
November
1.885.000
Desember
1.885.000
Jumlah
25.135.268
69
70
Rp
284.649)
Maret (status : lebih bayar)
Pajak Keluaran sebesar Rp 1.500.000 lebih kecil daripada Pajak Masukan
yaitu sebesar Rp 2.202.246. Kondisi yang terjadi pada Maret 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 702.246. Pada masa pajak Febuari 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 58.039.047. Maka jumlah lebih bayar yang
dapat dikompensasikan pada masa pajak April 2008 sebesar Rp 58.741.293
(Rp 702.246 + Rp 58.039.047)
April (status : lebih bayar)
Pajak Keluaran sebesar Rp 1.500.000 lebih kecil daripada Pajak Masukan
yaitu sebesar Rp 1.887.820. Kondisi yang terjadi pada April 2008 adalah
lebih bayar sebesar Rp. 387.820. Pada masa pajak Maret 2008, terdapat
kondisi lebih bayar sebesar Rp 58.741.293. Maka jumlah lebih bayar yang
dapat dikompensasikan pada masa pajak Mei 2008 sebesar Rp 59.129.113
(Rp 387.820 + Rp 58.741.293)
Mei (status : lebih bayar)
Pajak Keluaran sebesar Rp 1.500.000 lebih kecil daripada Pajak Masukan
yaitu sebesar Rp 1.892.448. Kondisi yang terjadi pada Mei 2008 adalah lebih
bayar sebesar Rp. 392.448. Pada masa pajak April 2008, terdapat kondisi
lebih bayar sebesar Rp 59.129.113. Maka jumlah lebih bayar yang dapat
dikompensasikan pada masa pajak Juni 2008 sebesar Rp 59.521.561 (Rp
392.448 + Rp 59.129.113)
71
72
73
adalah kurang bayar sebesar Rp. 790.000. Pada masa pajak November
2008, terdapat kondisi lebih bayar sebesar Rp 67.771.561. Maka jumlah
lebih bayar yang dapat dikompensasikan pada masa pajak Desember 2008
sebesar Rp 66.981.561 (Rp 67.771.561 - Rp 790.000)
Tabel 4.6 : Rekapitulasi Pajak Lebih Bayar atau Kurang Bayar Tahun 2008
Pajak Masukan
Bulan
yang Dapat
Dikreditkan
(Rp)
Kompensasi
dari Masa
Pajak
Sebelumnya
Selisih (Rp)
Pajak Keluaran
(Lebih
(Rp)
Bayar/Kurang
Bayar/Nihil)
(Rp)
Januari
4.017.174
55.806.522
1.500.000
58.323.696
Februari
1.215.351
58.323.696
1.500.000
58.039.047
Maret
2.202.246
58.039.047
1.500.000
58.741.293
April
1.887.820
58.741.293
1.500.000
59.129.113
Mei
1.892.448
59.129.113
1.500.000
59.521.561
Juni
1.211.730
59.521.561
1.500.000
59.233.291
Juli
1.225.758
59.233.291
1.500.000
58.959.049
Agustus
1.209.378
58.959.049
1.570.000
58.598.427
September
4.486.707
58.598.427
2.170.000
60.915.134
Oktober
9.451.427
60.915.134
1.870.000
68.496.561
November
1.885.000
68.496.561
2.610.000
67.771.561
Desember
1.885.000
67.771.561
2.675.000
66.981.561
Jumlah
25.135.268
21.395.000
74
4.4
Pajak
Kurang
Bayar
(SKPKB)
ditambah
denda
bunga
75
SPT Masa PPN induk beserta lampiran SPT Masa PPN dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yaitu :
1. Lembar 1 untuk Kantor Pelayanan Pajak
2. Lembar 2 untuk PT AT
Selanjutnya, pemenuhan kewajiban untuk pelaporan Pajak Pertambahan
Nilai kepada kas negara. Dari pelaporan tersebut, perusahaan sebagai
Pengusaha Kena Pajak yang telah melakukan penyerahan barang kena
pajak atau jasa kena pajak akan menerima Surat Setoran Pajak (SSP)
sebagai bukti Pajak Pertambahan Nilai kurang bayar telah dibayarkan.
Laporan mengenai pajak yang dipungut oleh perusahaan yang
dikreditkan dengan pajak masukan menimbulkan status kurang bayar (PPN
Keluaran > PPN Masukan) sehingga perusahaan membayar pajak melalui
Bank dalam 1 (satu) masa pajak dilakukan dengan Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai. Bagian keuangan mempersiapkan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai beserta lampiran
lampiran
76
Tanggal Penyetoran
Tanggal Pelaporan
Denda
12 Febuari 2008
15 Febuari 2008
11 Maret 2008
18 Maret 2008
Maret
11 April 2008
15 April 2008
April
13 Mei 2008
15 Mei 2008
Mei
11 Juni 2008
16 Juni 2008
Juni
10 Juli 2008
16 Juli 2008
11 Agustus 2008
14 Agustus 2008
15 September 2008
19 September 2008
13 Oktober 2008
20 Oktober 2008
Oktober
13 November 2008
20 November 2008
November
15 Desember 2008
18 Desember 2008
Desember
12 Januari 2009
20 Januari 2009
Februari
Juli
Agustus
September
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap PT AT maka dapat
undang
78
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap PT AT maka dapat
diterima
supaya
tidak
mengakibatkan
kesalahan
dalam
79
rapih
pemeriksaan.
dan
teratur
sehingga
dapat
dokumen pajak
membantu
dalam
80
LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
: Neraca PT AT
III
II
NO
4.884.590.207
988.098.598
NILAI BUKU
TOTAL AKTIVA
(520.893.759)
171.884.508
1.337.107.849
3.896.491.609
TOTAL PASIVA
3.854.213.873
MODAL DASAR
MODAL
JUMLAH
HUTANG LAIN-LAIN
HUTANG USAHA
KEWAJIBAN LANCAR
URAIAN
LABA DITAHAN
VI
IV
NO
3.741.989.257
3.037.500
66.981.561
42.205.555
AKUMULASI PENUSUTAN
PERALATAN KANTOR
PERALATAN ISP
AKTIVA TETAP
JUMLAH
LAIN-LAIN
PPH PASAL 23
PPN
17.930.000
PIUTANG USAHA
PERSEDIAAN
24.347.736
AKTIVA LANCAR
URAIAN
PT. AT
NERACA
4.884.590.207
(1.901.122.696)
(1.483.330.264)
(1.017.792.432)
600.000.000
6.785.712.903
6.784.062.903
1.650.000
LAPORAN KEUANGAN
PT. AT
LAPORAN LABA/RUGI
PER 31 DESEMBER 2008
PENDAPATAN
213.950.000
599.464.030
(385.514.030)
690.308.097
BIAYA SEWA
117.143.299
197.001.067
49.631.355
4.934.200
380.72.703
1.097.090.721
(1.482.604.751)
(725.513)
(1.483.330.264)
DAFTAR RUJUKAN
Soemitro, R., & Sugiharti, D.K. (2004). Asas dan Dasar Perpajakan,
Bandung.: PT Refika Aditama.
Sukardji, Untung. (2006) Pajak Pertambahan Nilai (Edisi Revisi 2006).
Jakarta.: PT Radja Grafindo Persada
Undang
83