Perpipaan
Perpipaan
HIDROLIKA PERPIPAAN
3.1.
2
Pada kenyataannya dilapangan kondisi yang dijelaskan dalam asumsi ini
tidak selalu tercapai terutama kondisi steady flow dan uniform flow.
Penyimpangan keadaan tersebut disebut keadaan transient yang umum
terjadi pada saat awal pembukaan dan penutupan valve. Efek yang timbul
disebut sebagai water hammer yang terefleksi dengan kejadian
pengempisan pipa, pecahnya pipa atau dalam keadaan yang ringan adalah
terdengarnya suara ketukan ketukan palu dipipa besi.
Setiap aliran air dalam pipa juga harus memenuhi azas kontinuitas dimana
Q1 = Q2
Dimana :
Q1= Debit masuk di sisi 1 (m3/dt)
Q2 = Debit keluar di sisi 2 (m3/dt)
debit aliran yang masuk dalam sisi 1 akan keluar pada sisi 2 dengan debit
yang sama.
Debit air adalah volume air per satuan waktu. Debit air adalah luas
penampang pipa dikalikan dengan kecepatannya. Debit air yang masuk ke
dalam pipa mempunyai kecepatan aliran yang berbeda beda tergantung
dari diameter pipanya.
3
Kalau luas penampang pipa adalah sebanding kuadrat dengan diamaternya,
maka ;
Q
= A.v
d2
Maka,
Q
d 2 .v
dimana :
v
(m/dt)
m2
(m)
3.14
= 0,785 atau bila dibulatkan 0.8
4
hL
v2
H2
H1
z2
z1
m uka laut
4
Air masuk pipa bergerak dari sisi 1 dan keluar di sisi 2 sesuai dengan azas
kontiuitas energi yang ada di sisi 1 juga harus sama di sisi 2 . Maka Energi
total 1 sama dengan Energi total 2 atau Etot1=Etot2.
Energi yang ada di sisi 1 apabila diuraikan lagi terdiri dari :
1. Energi Potensial
2. Energi Kinetik
3. Kehilangan Energi
Energi secara formal mempunyai satuan joule tetapi untuk sederhananya
kajian dinyatakan dengan tinggi kolom air.
Energi Potensial disini terdiri dari :
z
(m)
(m)
Energi
V =
kinetik
air
yang
mengalir
dipipa
dinyatakan
dengan
v2
dimana v adalah kecepatan aliran air (m/dt) dan g adalah
2. g
gravitasi (m/dt2).
z1+H1+ v12/2g =z2+H2+ v22/2g+hL ,
Etot1 = Etot2 ,
Sehingga persamaan ini lazim disebut sebagai persamaan Bernaulli.
Di sini dapat disimpulkan untuk menghitung sisa tekanan dalam realita,
faktor faktor penting untuk diketahui adalah:
(z)
Elevasi tanah didapat hari hasil pengukuran tanah yang baik. Tenaga
pendorong adalah kondisi menara atau per pompaan yang diperkirakan
ketinggian tekannya dengan baik sedangkan headloss dihitung berdasarkan
rumusan rumusan empiris.
3.2.
KEHILANGAN TEKANAN
Salah satu faktor yang penting dalam perhitungan hidrolis perpipaan
adalah perhitungan kehilangan tekanan. Ada beberapa rumusan yang dapat
dipakai dalam menghitung kehilangan tekanan yaitu :
Hazen William
Darcy Weisbach
De Chezy Manning
6
Persamaan Hazen William secara empiris menyatakan bahwa debit
yang mengalir didalam pipa adalah sebanding dengan diameter
pipa dan kemiringan hidrolis (S) yang di nyatakan sebagai
Kehilangan tekanan (hL) dibagi dengan panjang pipa (L) atau
S=
hl
.
L
S=
hl
.
L
Dimana
L = adalah panjang pipa dari node 1 ke node 2
Apabila kehilangan tekanan atau hL yang akan dihitung maka :
1.85
hl =
2.63
0.2785.C.d
.L
7
3.2.2. Persamaan Darcy Weisbach
Persamaan Darcy dapat di ditulis secara matematis :
2
L v1
hl = f . .
. Kemudian secara empiris di tentukan suatu
d 2 g
faktor f.
f =
Dimana :
HL
= headloss
(m)
= faktor gesekan
= panjang pipa
(m)
= diameter pipa
(m)
= kecepatan aliran
(m/s)
= percepatan gravitasi
(m/s2)
1 2 / 3 1/ 2
.R .S .
n
H
A
S= l , R=
L
P
V =
Dimana :
v
= kecepatan aliran
(m/s)
= koefisien Manning
= jari-jari hidrolis
(m)
= slope/kemiringan
(m/km)
HL
= headloss
(m)
= panjang saluran
(m)
(m2)
(m)
3.3.
9
sebagai head awal (initial head) atau tekanan awal akan selalu sama
walaupun debit yang dialirkan berubah - ubah.
Selain mengunakan gaya gravitasi air dalam pipa juga dapat digerakkan
oleh mesin penggerak air atau pompa. Karakteristik pengaliran air oleh
pompa sangat berbeda dengan pengaliran dengan gravitasi. Tekanan
pompa akan tidak sama dengan debit air yang dihasilkan.
Misalnya kita tinjau suatu sistem perpipaan yang pada sisi 1 di pasang
pompa dan disisi 2 dipasang valve. Pada suatu Debit rencana (Qr) tekanan
pompa akan tertentu (h1r).
E to t1
v1
E to t2
hL
v2
H1
pom pa
z1
H2
v a lv e
Qr
z2
m u k a la u t
10
Pada gambar 3.3. ditunjukkan grafik tekanan pompa vs Debit yang
dihasilkan.
H10
v a lv e d ip u t a r k e c il
h10
v a lv e d ip u t a r b e s a r
pom pa
Q
gambar 3.3. Kurva Debit Air (Q) dengan tekanan pompa (h)
reservoir
H10
gambar 3.4. Kurva Debit Air(Q) dengan Tekanan air (h) di Menara Air
11
3.4.
Panjang Pipa
Diamater Pipa
Jenis Pipa
Nomor pipa
Dalam suatu sistem jaringan air yang keluar dari node dikendalikan oleh
sebuah valve yang menghubungkan antara satu bagian jaringan dengan
12
bagian lainnya. Sedangkan secara kolektif air yang keluar dari satu node
jaringan tergantung dari perilaku konsumen atau pemakai air memakai air.
Pemakaian air sendiri secara hidrolis tergantung dari sisa tekanan pada
node tersebut sedangkan faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat
kebutuhan konsumen akan air.
Sebagai asumsi misalnya 1 orang per hari memakai air 200 L/org/hari, bila
sebuah node melayani 500 orang maka satu node itu mengeluarkan air
sebanyak 200 L/org/hari x 500 org = 100.000 L/hari atau 100 m3/hari atau
atau rata rata dalam 1 detik adalah 100.000/3600/24=1,1574 L atau
Q = 1,1574 L/dt. Hal ini berarti debit air yang keluar dari node tersebut
adalah 1,1574 L/dt.
3.5.
SOFTWARE EPANET
3.5.1. Tampilan Epanet
Tampilan dasar epanet dapat dilihat pada gambar berikut yang
terdiri dari elemen - elemen :
1.
Menu bar
2.
3.
Status bar
4.
5.
13
Penjelasan masing-masing elemen dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
14
a.
Sambungan (junction)
Sambungan (junction) adalah titik pada jaringan dimana
garis-garis bertemu dan dimana air masuk atau meninggalkan
jaringan. informasi yang dibutuhkan bagi sambungan
(junction) adalah:
15
Coordinate (X,Y)
Description
Elevation
Demand Categories
Emitter Coefficient
Source Quality
b.
Tekanan (pressure)
Kualitas Air
Reservoir
Reservoir adalah node yang menggambarkan sumber
eksternal yang terus menerus mengalir ke jaringan.
Diasumsikan untuk menggambarkan seperti danau, sungai,
akuifer air tanah, dan koneksi dari sistem lain. Reservoir juga
dijadikan titik sumber kualitas air. Informasi yang dibutuhkan
Reservoir adalah:
16
Coordinate (X,Y)
Description
Total Head
Head Pattern
Source Quality
c.
Tanki
Tanki membutuhkan node dengan data kapasitas, dimana
volume air yang tersimpan dapat bervariasi berdasar waktu
selama semulasi berlangsung. Informasi yang dibutuhkan
Tanki adalah:
Coordinate (X,Y)
Description
Elevation
Initial Level
Minimum Level
Maximum Level
Diameter
Minimum Volume
17
Volume Curve
Mixing Fraction
Reaction Coefficient
Source Quality
d.
Pipa
Pipa adalah penghubung yang membawa air dari satu poin ke
poin lainnya dalam jaringan. epanet mengasumsikan bahwa
semua pipa adalah penuh berisi air setiap waktunya. Arah
aliran adalah dari titik dengan tekanan hidrolik tertinggi
menuju titik dengan tekanan rendah. Informasi yang
dibutuhkan pipa adalah :
Start Node
End Node
Diameter
Initial Status
18
Bulk Coefficient
Wall Coefficient
e.
Velocity ( Kecepatan )
Quality
Pompa
Pompa adalah link yang memberi tenaga ke fluida untuk
menaikkan head hidrolisnya. Informasi yang dibutuhkan
pump ( pompa ) adalah :
Start Node
End Node
Initial Status
19
Energy Price
Price Pattern
f.
Headloss
Quality
Status.
Valves
Valve adalah sebuah link yang membatasi tekanan atau flow ,
pada suatu node sebuah jaringan. Informasi yang dibutuhkan
Valve adalah :
Start Node
End Node
Description
Diameter
Setting Valve
Loss Coefficinct
Fixed Status
20
Hasil komputasi ( analisa ) Valve pada periode waktu
simulasi adalah :
Flow
Velocity
Headloss
Quality
Status
21
melebihi dari jumlah periode dalam pola, maka pola akan
kembali ke periode awal lagi.
Kurva
Kurva adalah obyek yang mengandung rangkaian data yang
menjelaskan tentang hubungan antara dua besaran, model
dalam epanet dapat menyediakan tipe kurva sebagai berikut :
a)
Kurva Pompa
b)
Kurva Effisiensi
c)
Kurva Volume
d)
22
a) Kurva Pompa
Kurva Pompa mejelaskan hubungan antara head dan laju
aliran yang dapat dialirkan oleh pompa pada pengaturan
kecepatan nominal. Head yang diperoleh air dari pompa
digambarkan pada sumbu vertikal (Y) dengan satuan feet
(meter). Laju Aliran digambarkan pada sumbu Horizontal (X)
dalam unit debit.
b) Kurva Efisiensi
Sebuah kurva Efisiensi menjelaskan efisiensi pompa (Y
dalam persen) sebagai fungsi dari laju aliran pompa (X dalam
satuan debit), kurva ini hanya digunakan untuk perhitungan
energi.
23
c) Kurva Volume
Kurva Volume menjelaskan bagaimana volume tangki
penyimpan ( Y dalam kubik feet atau meter kubik) bervariasi
sebagai fungsi dari tinggi air (X dalam feet atau meters).
Digunakan ketika diperlukan gambaran yang akurat alam
potongan memanjang terhadap tinggi tangki.
d) Kurva Headloss
Kurva Headloss digunakan untuk menjelaskan headloss (Y
dalam feet atau meter) yang melalui General Purpose Valve
(GPV) sebagai fungsi dari Laju aliran (X dalam unit Debit).
Menjelaskan tentang kapabilitas dari pemodelan alat dan
situasi, dengan keunikan hubungan headloss-aliran, seperti
pengurangan aliran katub pencegahan aliran balik, turbin
dan pemompaan sumur dalam.
24
status report, yang mengindikasikan bahwa masih ada yang
bermasalah pada pemasukan data.
25
( Time Pattern ) yang menggunakan demand bervariasi pada node
dalam satu hari atau lebih.