PENDAHULUAN
kedalaman di Estuari
Mahasiswa dapat memahami profil distribusi kecepatan arus terhadap
kedalaman di Estuari
I.3. Manfaat
1. Mengetahui profil salinitas dan temperatur pada estuary
2. Mengetahui profil distribusi kecepatan arus pada estuary
II.
TINJAUAN PUSTAKA
gradien
tekanan
dan
coriolis
(gesekan
internal
diabaikan)
(Poerbandono,2005).
2.2.
Salinitas
Salinitas menurut Nybakken (1992) adalah garam-garam terlarut dalam satu
kilogram air laut dan dinyatakan dalam satuan perseribu. Selanjutnya dinyatakan
bahwa dalam air laut terlarut macam-macam garam terutama NaCl, selain itu
terdapat pula garam-garam magnesium, kalium dan sebagainya (Nontji, 1993).
Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang
terlarut dalam 1 kilo gram air laut. Peranan pengukuran salinitas pada air laut atau
manfaatnya adalah dapat digunakan untuk mengetahui percampuran air sungai
dan air laut, percampuran antar air laut. Selain itu dapat juga berguna untuk
mengetahui alisan massa air, studi ekologi laut dan sebagai data dasar menghitung
besaran lainnya (Arief, 1984).
2.3.
Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur
proses fisiologis dan penyebaran organisme laut (Nybakken, 1992; Tait and
Dipper 1998). Suhu perairan bervariasi secara horizontal sesuai dengan garis
lintang dan secara vertikal sesuai dengan kedalaman perairan (Lobban and
Harrison, 1997).
dan pada secara vertikal. Estuari yang memiliki pasir penghalang (bar-built
estuary) atau estuari yang tidak memiliki sungai besar merupakan contoh dan tipe
perairan
III.
3.1 Materi
Hari / tanggal
Waktu
Tempat
3.2. Metode
3.2.1. Perhitungan Kecepatan Arus dengan Berbagai Nilai P
1. Sebelum menghitung kecepatan arus Longshore kita melakukan
hitungan awal, antara lain :
a. Panjang Gelombang di laut dalam
gT2
Lo = 2
b. Tinggi gelombang pecah
b=
Hb
Ho
L
b=0,5 o
Ho
1 /5
( )
H b=
Hb
H
Ho o
Hb
0,8
Db
M
=
b.
c.
Ho
Do
K=
1
3k2
1+(
)
8
A=
1
5
(1 P)
2
d.
P1=
3
9 1
+
+
4
16 p
e.
P 2=
3
9 1
+
4
16 p
P2 1
f. B 1= P1 P2 A
P1 1
g. B 2= P 1P2 A
1
2
1
2
h.
m
=0,58
Cd
32
5
()
k
1 2
f
2
B1
(( )
1
2
P1
1
+ A
2
V o=
5 2 m
k
g H b sin 2
32 C d
5
m
x 2
k
g H b sin 2
32
Cd
2. Mencari nilai v
berdasarkan variasi
v =V v 0
P1
Vm 1=0,58 g H b sin 2 b
Vm 2=0,49 g H b sin 2 b
Vm 3=20,7 m g H b sin 2 b
3.2.3. Perhitungan Variasi Nilai Tinggi Gelombang di Laut Dalam
1. Perhitungan dilakukan untuk nilai H0, 0.5H0, dan 2H0. Sebelum
melakukan perhitungan lebih lanjut, ada perhitungan awal sebagai
berikut.
a.
Hb
H0
- Pada
H0
Hb
L
=0,5 0
H0
H0
-Pada 0,5 H 0
Hb
L0 2
=0,5
H0
0,5 H 0
Pada 2 H 0
Hb
L
=0,5 0
H0
2 H0
2. Menghitung nilai
H b=
Hb
Hb
H
H0 0
3. Menghitung nilai
D b=
4. Menghitung nilai
Db
Hb
0,8
Xb
Xb=
Db
m
H0
5
k B2 g H b sin2 2
32
H0
v =V v 0
V =B1 x P + A x Jika 0< x <1
1
H0
Vm 1=0,58 g H b sin 2 b
Vm 2=0,49 g H b sin 2 b
Vm 3=20,7 m g H b sin 2 b
IV.
HASIL
IV.1.
IV.2.
IV.3.
IV.4.
IV.5.
Stasiun
V.
PEMBAHASAN
VI.
6.1 Kesimpulan
1. Profil salinitas dan temperatur terhadap kedalaman di daerah estuari adalah
temperatur akan berkurang dengan semakin dalam perairan dan salinitas
akan meningkat. Sedangkan salinita pada daerah estuari akan semakin
bertambah karena dekat dengan laut.
2. Profil distribusi kecepatan arus terhadap kedalaman di estuari pada daerah
yang dekat dengan sungai dimana densitas akan berbeda jauh dengan
daerah di laut maka arus densitasnya akan lebih besar dibanding yang
dekat dengan laut maupun yang berada di tengah estuari.
6.2 Saran
1. Diharapkan untuk kedepannya laporan 2 modul jangan dijadikan 1 waktu
pengumpulan sangat memberatkan praktikan dan praktikan juga butuh
istirahat.
2. Semoga kedepannya rumus yang diberikan sudah benar dan tidak diubahubah lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Dharma. 1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu
Kelautan. Oseana. Volume IX(1). LIPI. Jakarta.
Hutabarat, S dan S.M. Evans. 2008. Pengantar Oseanografi. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Lobban, C.S. and P.J. Harrison. 1997. Seaweed Ecology and Physiology.
Cambridge University Press. Cambridge.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W.
1992. Biologi Laut,Sesuatu Pendekatan Ekologis. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Poerbandono dan E. Djunasjah. 2005. Survei Hidrogafi. Refika Aditama.
Bandung.
Purwandana, Adi. 2013. Kajian Percampuran Vertikal Massa Air dan Manfaatya.
Oseana, XXXVIII(3): 09 22.
Rositasari, Ricky dan Rahayu, Sri Kusdi. 1994. Sifat- sifat Estuari dan
Pengelolaannya. Oseana, Volume XIX, Nomor 3 : 21-31. ISSN 0216-1877.