memiliki keterbatasan masing-masing. Sekolah punya keterbatasan dalam biaya dan penyediaan
lingkungan praktik, sementara pihak industri memiliki keterbatasan dalam sumber daya pendidik
yang mampu membentuk tenaga kerja yang dibutuhkan. Keterbatasan inilah yang bisa dijadikan
simbiosis mutualisme di antara keduanya. Pihak industri bisa memberikan beasiswa dan juga
masukan kepada pihak sekolah dalam penyusunan program pelatihan, sehingga sekolah bisa tahu
benar apa yang dibutuhkan oleh pihak industri. Di samping itu, tenaga pengajar di sekolah
kejuruan haruslah orang-orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Saya melakukan penelitian Tesis dengan jenis penelitian evaluasi. Program Praktik Kerja
Industri (Prakerin) yang sedang saya teliti bertujuan untuk memberikan masukan dan alternatif
tindakan atau mendukung pengambilan keputusan terhadap suatu program/kegiatan. Dengan
penelitian yang difokuskan pada evaluasi Prakerin di salah satu SMK, saya berharap hasil
evaluasi bisa memberikan kontribusi tentang bagaimana seharusnya pihak sekolah, pihak industri
dan juga pemerintah memberikan kebijakan untuk kemajuan sekolah menengah kejuruan di
negara kita, khususnya di masing-masing kota/daerah.
Mimpi untuk menjadikan sekolah kejuruan menjadi sekolah favorit masyarakat Indonesia
akan bisa kita raih jika semua pihak bersungguh-sungguh dalam memberikan kontribusinya
masing-masing demi menekankan jumlah pengangguran di negara kita. Bagi pemerintah,
tampaknya perlu lebih mengatur bagaimana pihak industri membantu SMK dalam pelaksanaan
pendidikan sistem ganda. Penyiapan aturan atau undang-undang yang mengikat namun
menguntungkan akan memperjelas semua pihak yang terlibat.