Anda di halaman 1dari 2

KERJASAMA SEKOLAH DENGAN PIHAK INDUSTRI

Oleh: ZE. Ferdi Fauzan Putra - 1308871


Magister Pendidikan Teknologi Kejuruan
Universitas Negeri Padang
Pertama kenal dengan dunia pendidikan kejuruan atau vokasi adalah ketika saya
mengambil jurusan Teknik Elektronika dengan konsentrasi Pendidikan Teknik Informatika ketika
di Srata 1 (S1), dan seiring berjalannya waktu saya semakin mengenal apa, bagaimana, dan
untuk apa sekolah kejuruan itu dibentuk oleh pemerintah negara kita, adalah ketika saya terjun
langsung melakukan Praktik Lapangan (PL) di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kota
Padang. Saya benar-benar memahami bagaimana sekolah kejuruan itu membentuk para siswanya
menjadi pribadi yang mandiri dan punya keahlian untuk menghadapi dunia kerja nanti. Lulusan
SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai dan berpengalaman. Untuk menghasilkan
lulusan yang diinginkan tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan link and match dalam
bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda. Kurikulum yang diajarkan di sekolah punya
relevansi terhadap apa yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Saya pernah bertanya dengan beberapa siswa yang baru pulang magang. Bagaimana
pelaksanaan magang, ilmu apa yang terpakai dan ilmu baru apa yang didapat. Mereka sangat
antusias berbagi pengalamannya dengan saya, ada yang masih menginginkan magang sampai
tamat sekolah karena banyak ilmu baru yang didapati, ada yang bangga bisa menyelesaikan
magangnya karena pekerjaannya yang dirasa berat, ada juga yang biasa saja karena alasannya
ilmu yang dipelajari di sekolah tidak banyak terpakai atau bahkan jarang diaplikasikan saat
magang. Ya, memang tidak sedikit yang berujar seperti yang terakhir, mereka melakukan
pekerjaan sama sekali berbeda dengan apa yang sudah dipersiapkan saat di sekolah. Contoh yang
terlihat adalah masih ada siswa magang SMK yang hanya diberi pekerjaan mengetik surat, memfotokopi surat atau file, dan bahkan membuatkan kopi.
Hal ini meninggalkan pemikiran dalam kepala saya, ada apa dengan pelaksanaan magang
atau istilah resminya Praktik Kerja Industri di sekolah kejuruan daerah tempat saya sekarang ini?
Apakah tidak ada kesepakatan antara sekolah dengan pihak industri tentang apa saja yang akan
dilakukan oleh siswa ketika magang? Mengapa masih ada siswa yang mengaku diberi pekerjaan
yang tidak sesuai dengan ilmu disiplinnya?
Artikel http://www.dw.com/id/pendidikan-kejuruan-jerman-jadi-model-di-negara-lain/a16587165 menceritakan bagaimana negara Jerman berhasil menjadi contoh dalam pendidikan
kejuruannya, menerapkan dual sistem sama seperti negara kita. Jerman bekerjasama dengan
perusahaan mobil Spanyol, pelajar langsung praktik di perusahaan dan selama beberapa hari
dalam seminggu mendapatkan pelajaran di sekolah. Dengan masa pendidikan tiga tahun, para
pelajar bekerja sekitar 1700 jam di bagian produksi. Alangkah hebatnya bukan?!
Saya mengimpikan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di negara kita mempunyai
pengalaman sama seperti di negara Jerman. Mereka yang lulus akan bisa mendapat pekerjaan
sehingga tingkat pengangguran di Indonesia menurun. Memang tidak mudah untuk melakukan
perubahan yang menginginkan hasil yang besar, namun jika dimulai dari sekarang saya percaya
semua orang akan menaruh harapan besar terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dalam
menekankan jumlah pengangguran di Indonesia.
Kembali lagi pada topik di awal, di mana masih ada siswa yang mengeluh tidak diberi
pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Sebenarnya pihak sekolah dan pihak industri

memiliki keterbatasan masing-masing. Sekolah punya keterbatasan dalam biaya dan penyediaan
lingkungan praktik, sementara pihak industri memiliki keterbatasan dalam sumber daya pendidik
yang mampu membentuk tenaga kerja yang dibutuhkan. Keterbatasan inilah yang bisa dijadikan
simbiosis mutualisme di antara keduanya. Pihak industri bisa memberikan beasiswa dan juga
masukan kepada pihak sekolah dalam penyusunan program pelatihan, sehingga sekolah bisa tahu
benar apa yang dibutuhkan oleh pihak industri. Di samping itu, tenaga pengajar di sekolah
kejuruan haruslah orang-orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Saya melakukan penelitian Tesis dengan jenis penelitian evaluasi. Program Praktik Kerja
Industri (Prakerin) yang sedang saya teliti bertujuan untuk memberikan masukan dan alternatif
tindakan atau mendukung pengambilan keputusan terhadap suatu program/kegiatan. Dengan
penelitian yang difokuskan pada evaluasi Prakerin di salah satu SMK, saya berharap hasil
evaluasi bisa memberikan kontribusi tentang bagaimana seharusnya pihak sekolah, pihak industri
dan juga pemerintah memberikan kebijakan untuk kemajuan sekolah menengah kejuruan di
negara kita, khususnya di masing-masing kota/daerah.
Mimpi untuk menjadikan sekolah kejuruan menjadi sekolah favorit masyarakat Indonesia
akan bisa kita raih jika semua pihak bersungguh-sungguh dalam memberikan kontribusinya
masing-masing demi menekankan jumlah pengangguran di negara kita. Bagi pemerintah,
tampaknya perlu lebih mengatur bagaimana pihak industri membantu SMK dalam pelaksanaan
pendidikan sistem ganda. Penyiapan aturan atau undang-undang yang mengikat namun
menguntungkan akan memperjelas semua pihak yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai