Dokumen - Tips Anemia Megaloblastik 55b087874456a
Dokumen - Tips Anemia Megaloblastik 55b087874456a
Pembimbing :
dr. James Towoliu, SpPD
Penyusun :
Putri Yuliani
030.05.174
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
: Tn. S
Jenis kelamin
Usia
: Laki-laki
: 52 tahun
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Tentara
Pendidikan
: AKABRI
Alamat
Suku bangsa
: Jawa
terhadap
pasien
pada
tanggal
30
Keadaan umum
Kesan sakit
:
Kesadaran
:
TB / BB
BMI
:
Status gizi
:
Habitus
:
Cara berbaring :
Mobilitas
:
Sikap pasien
Cara bicara
:
Tanda vital
Tekanan darah
:
Suhu
:
Nadi
: 24 kali/menit
: sawo matang tidak pucat, tidak
ikterik, tidak
: hangat
: cukup
: baik
: tidak ada
: normocephali
: tidak ada
: warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Wajah
tekan sinus
Mata
paranasalis
: alis warna hitam, simetris, distribusi merata,
tidak mudah
injeksi
+) , sekret(-/-
),
membran
timpani
tidak
dapat
,mukosa
hiperemis
kotor,
tidak
hiperemis,
uvula
di
KGB
submentalis(-),
cervicalis(-),
pembesaran
ditengah, kaku
Thorax depan
Bentuk thorax simetris, tidak ada retraksi sela iga, hiperpigmentasi (-),
benjolan/massa (-), spider nevi (-), tidak terdapat ginekomastia.
Paru-paru
Inspeksi
: bentuk thorax normal,gerak nafas simetris saat statis
Palpasi
<90
Perkusi
: sonor dikedua lapang paru, nyeri ketuk (-)
Batas paru-hepar
: ICS V linea midclavicularis dextra
Batas paru-lambung
: ICS VI linea axillaris anterior sinistra
Peranjakan paru : ICS V
: sonor menjadi redup
ICS VI
: redup menjadi pekak
ICS VII
: pekak
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
krepitasi (-/-),
Jantung
Inspeksi
Palpasi
midclavicularis sinistra
Perkusi
:
Batas atas jantung
: ICS III linea sternalis sinistra
Batas kiri jantung : ICS IV linea sternalis sinistra
Batas kanan jantung
: ICS VI linea sternalis dextra
Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi
: datar, vena kolateral(-), spider nevi(-), smiling
umbilicus
Palpasi
(-),
distensi
(-),
masa/benjolan
(-),
dibawah
arcus
costae,
lien
tidak
teraba
Perkusi
Auskultasi
dullness(-)
: bising usus (+) normal, Arterial bruit (-), metallic
sound (-)
Thorax belakang
Inspeksi
: Bentuk simetris saat statis dan dinamis, Tidak ada
deformitas pada tulang belakang, tidak terlihat adanya
Palpasi
wheezing
Extremitas atas
Tidak tampak ikterik, sianosis (-), palmar eritem (-), oedem (-), akral
hangat
Extremitas bawah
Tidak tampak ikterik, sianosis (-), akral hangat, pitting oedem (-)
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Darah dan Kimia Darah
Parameter
27/12
28/12
29/12
30/12
8,6 gr/dL
10,4 gr/dL
10,4gr/dL
Hematokri
t
24 %
26 %
33%
32%
Leukosit
12.600/mm3
12.300/mm3
12.500/mm3
15.100/mm3
Trombosit
771.000/mm
3
702.000/mm
3
715.000/mm
3
705.000/mm
3
LED
140
Trigliserid
a
73
Kolesterol
142
Kolesterol
HDL
32
Kolesterol
LDL
93
Protein
Total
8.6
Albumin
2.6
Globulin
6.0
Bilirubin
Total
1.99
Bilirubin
Direk
1.24
Bilirubin
Indirek
0.75
Alkali
Phosphata
se
1250
Asam Urat
5.8
SGOT
67
SGPT
92
Ureum
32
Creatinine
1.1
GDS
136 mg/dL
(+),
polikromasi (+),
ovalosit (+)
Leukosit :
kesan jumlah meningkat, dominasi netrofil
segmen
(+), hipersegmented
makrosit
leukosit,
E. FOLLOW UP
28 Desember 2010
trombositosis
29 Desember 2011
30 Desember 2010
nafsu
O : Ku/Ks : SS/CM
O : Ku/Ks : SS/CM
T : 110/70 mmHg
T : 100/70 mmHg
N : 84 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 37,7C
S : 37,4C
P : 24 x/mnt
P : 24 x/mnt
Thorax :
Thorax :
Paru :
Paru :
suara
vesikuler
A : Anemia megaloblastik
kanan
seperti
ditusuk-
tusuk
O : Ku/Ks : SS/CM
T : 120/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36C
P : 24 x/mnt
Mata : CA -/-, SI -/Thorax :
Cor : Bj I,II reg, G-, MParu :
suara
nafas
vesikuler ,
P : IVFD RL 20 tts/mnt
(-)
Ranitidin tab 2 x 1
A : Anemia megloblastik
Curcuma 3 x1
P : IVFD RL 20 tts/mnt
As folat 3 x 1
Ranitidin tab 2 x 1
Vit B12 3 x1
Curcuma 3 x1
PCT 3 X 1
As folat 3 x 1
PCT 3 X 1
Levofloksasin 1 x 500 mg
Vit B12 3 x1
Levofloksasin 1 x 500 mg
Ambroxol 3 x 1
PCT 3 X 1
Ambroxol 3 x 1
Laxadin syr 3 x C1
Levofloksasin 1 x 500 mg
Laxadin syr 3 x C1
Transfusi PRC
Ambroxol 3 x 1
Transfusi PRC
Laxadin syr 3 x C1
Hb : 10,4 gr/dL
Hb : 8,6 gr/dL
Ht : 33 %
Hb : 10,4 gr/dL
Ht :26%
Leukosit : 12.500/mm3
Ht : 31%
Leukosit : 12.300/mm3
Trombosit : 715.000/mm3
Leukosit : 15.100/mm3
Trombosit : 707.000/mm3
Trombosit : 715.000/mm3
F. RESUME
Tn.S, 52 tahun, datang ke IGD RSAL Dr.Mintohardjo dengan
keluhan tubuh terasa lemas sejak 2 minggu SMRS. Rasa lemas
sebenarnya dirasakan sudah sejak 5 bulan yang lalu. Saat itu OS
sedang akan mendonorkan darahnya di PMI seperti biasa, namun
dikatakan
tidak
layak
untuk
menjadi
donor
karena
jumlah
menderita
anemia,
lalu
dipulangkan
setelah
Hb
Pada
pemeriksaan
hemodinamik
stabil,
fisik,
kesadaran
ditemukan
compos
konjunctiva
mentis,
anemis
pada
asparagus,
brokoli,
bayam,
pisang,
berlebihan
pasien
dan telur.
b. Medikamentosa
Transfusi PRC hingga Hb 10 gr/dL
Asam Folat tablet
3x1
B12
3x1
Levofloksasin
1 x 500 mg
Curcuma
3x1
I. ANJURAN PEMERIKSAAN
USG Abdomen
J. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
harus
mengkonsumsi
K. ANALISA KASUS
Pasien laki-laki usia 52 tahun datang dengan keluhan seluruh
tubuh terasa lemas dan cepat lelah yang dirasa makin memberat
dalam 2 minggu terakhir ini. Gejala ini sesuai dengan gejala umum
anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia, timbul karena
iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh
terhadap penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada
setiap kasus anemia setelah penurunan hemoglobin sampai kadar
tertentu (Hb < 7 gr/dL). Namun, pada pasien ini tidak terdapat
gejala umum anemia lainnya seperti telinga berdenging, mata
berkunang-kunang, dan sesak napas. Mungkin disebabkan oleh
tubuh masih dapat beradaptasi dengan baik dengan penurunan
kadar hemoglobinnya.
Pada pemeriksaan fisik, kelainan yang ditemukan hanya
konjunctiva yang tampak pucat. Hal ini sesuai dengan gejala yang
paling awal dapat ditemukan pada pasien dengan anemia karena
pada konjunctiva terdapat pembuluh-pembuluh darah perifer yang
paling mudah dilihat. Gejala lain yang dapat tampak pada pasien
dengan anemia adalah wajah tampak pucat, kemudia pada ujungujung jari dan telapak tangan.
Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap, ditemukan
nilai hemoglobin yang berada di bawah normal, 7.8 gr/dL yang
memastikan bahwa pasien menderita anemia. Setelah dapat
dipastikan memiliki anemia, maka perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk mengetahui tipe anemia yang diderita pasien.
Maka
dilakukan
mengetahui
sifat
pemeriksaan
dan
morfologi
karakteristik
sel
darah
darah
tepi
merah
untuk
apakah
asam
folat
dan
vitamin
B12
dengan
memberikan
TINJAUAN PUSTAKA
ANEMIA
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa
eritrosit
sehingga
tidak
dapat
memenuhi
fungsinya
untuk
bukanlah
suatu
kesatuan
penyakit
tersendiri,
tetapi
tersebut.
Penentuan
penyakit
dasar
juga
penting
dalam
Laki-laki dewasa
<13 gr/dL
<12 gr/dL
Wanita hamil
<11 gr/dL
D.
Anoksia
organ;
2).
Mekanisme
kompensasi
tubuh
terhadap
Sindrom
anemia
bersifat
tidak
spesifik
karena
dapat
defisiensi B12
Anemia aplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksi
3. Gejala Penyakit Dasar
Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan
anemia
sangat
bervariasi
tergantung
dari
penyebab
anemia
tersebut.
Meskipun tidak spesifik, anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat
penting pada kasus anemia untuk mengarahkan diagnosis anemia. Tetapi
pada
umumnya
diagnosis
anemia
memerlukam
pemeriksaan
laboratorium.
Pemeriksaan Penunjang untuk Anemia
Pemeriksaan Laboratorium
Terdiri dari pemeriksaan penyaring, pemeriksaan darah seri anemia,
pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, indeks eritrosit dan apusan darah tepi.
Pemeriksaan Darah Seri Anemia
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung
retikulosit, dan laju endap darah.
Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan sumsum tulang memberikan informasi yang sangat berharga
mengenai keadaan sistem hematopoesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan
untuk diagnosis definitif pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan
sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnossi anemia aplastik,
eritrosit,
feritin
serum,
reseptor
transferin
dan
dan lain-lain
Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang
Juga diperlukan pemeriksaan hematologik tertentu seperti misalnya
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh
sintesis DNA yang terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah
yang secara relatif mempunyai sifat perubahan yang cepat, terutama selsel awal hematopoetik dan epitel gastrointestinal. Pembelahan sel terjadi
lambat,
tetapi
perkembangan
sitoplasmik
normal,
sehingga
sel-sel
terhadap
cenderung
DNA.
Sel-sel
dihancurkan
awal/pendahulu
dalam
sumsum
eritroid
tulang.
megaloblastik
Dengan
demikian
gaster,
gastrektomi,
dari
makanan
obat-obat
yang
gangguan
granulomatosa
(jarang),
sindrom
Imerslund
syndrome
o Obat-obatan : p-aminosalicylic acid, kolkisin, neomisin
Lain-lain : NO (Nitrous Oxide) anesthesia, defisiensi transkobalamin
II (jarang), defek encim kongenital (jarang).
penghambat
dihydrofolat
sitosin
arabinose,
dll).
lain-lain
prokarbazin,
Lesch-Nyhan,lain-lain
Anemia megaloblastik dengan Penyebab tak diketahui : anemia
megaloblastik
refrakter,
sindrom
Diguglielmo,
anemia
diseritropoetik kongenital.
Asam Folat dan Vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 adalah zat yang berhubungan dengan
unsur makanan yang sangat penting bagi tubuh. Peran utama asam
folat dan vitamin B12 ialah dalam metabolisme intraseluler. Seperti
yang diterangkan di depan, adanya defisiensi kedua zat tersebut akan
menghasilkan tidak sempurnanya sintesis DNA pada tiap sel, di mana
pembelahan kromosom sedang terjadi. Jaringan-jaringan yang memiliki
asam
folat
dari
makanan
dan
resirkulasi
folat
lewat
siklus
defisiensi
menghambat
folat
dihidrofolat
yang
dapat
reduktase
terjadi.
(antara
Obat-obat
lain
yang
metotreksat,
oleh
zat
pengangkut
yaitu
yang
khusus
dalam
bentuk
Folat
berikatan
dengan
protein
ditemukan
pada
membutuhkan
5,10
methylene
THF
polyglutamate
sebagai
koenzimnya.
Semua sel tubuh, termasuk sumsum tulang, menerima folat dari
plasma dalam bentuk methyl THF. B12 dibutuhkan dalam konversi
methyl THF ini menjadi THF, suatu reaksi dimana homosistein
dimetilasi menjadi metionin. THF merupakan substrat dari sintesa
folate polyglutamate di dalam sel.
Vitamin B12
Vitamin ini disintesa secara alami oleh mikroorganisme; binatang
memperoleh vitamin ini dengan memakan binatang lain, atau dengan
memakan bahan makanan yang telah terkontaminasi bakteri. Vitamin
ini ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari hewan seperi
hati, daging, ikan dan produk susu, namun tidak terdapat pada buahbuahan, sereal, dan sayur-mayur.
Kebutuhan
Asam Folat
200-250g
utama
100-150g
orang dewasa
Simpanan
dalam 2-3 mg
10-12 mg
tubuh
Absorpsi
Lokasi
Ileum
Duodenum
dan
jejunum
Mekanisme
Faktor intrinsik
Konversi
menjadi
metilTHF
Limit
2-3g/hari
Sirkulasi
5-10 g/hari
90g/hari
enterohepatik
Transpor
dalam Terikat
plasma
Bentuk
pada Berikatan
haptocorrin
fisiologis Methyl
mayor intraselular
lemah
dengan albumin
dan Derivat polyglutamate
deoxyadenosylcobalam
ine
Bentuk terapeutik
hydroxocobalamin
Asam folat
yang
tidak
memiliki gejala
terdiagnosa
saat melakukan
anemia
berat.
Proporsi
netrofil
menunjukkan
sel
yang
dan
eritroblas
berukuran
lebih
besar
dari
normal.
Test
Serum
Normal
Result in
Vitamin B12 Folate def
Values
def
160-925 g/L
vitamin B12
Serum
120-680
pmol/L
3.0-15.0 g/L
4-30 nmol/L
folate
Red
folate
Low
Normal
or
borderline
Normal
or Low
raised
cell 160-640 g/L
360-1460
Normal
nmol/L
low
or Low
DAFTAR PUSTAKA
Bharta M, Pendekatan terhadap Pasien Anemia; dalam Sudoyo
A.W, Setyohadi B, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; , Jilid II, Edisi
IV ,Perkumpulan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006;
622-5
Hoffbrand A.V., Moss P.A.H., Petit J.E.; Megaloblastic Anaemias and
Other Macrocytic Anaemias, in Essential Haematology, Fifth
Edition, Blackwell Publishing, 2006;44-57
Schick P, MD; Megaloblastic Anemia, in eMedicine, 2009, available
at http://emedicine.medscape.com/