PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa
ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak yang meliputi
perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Disebagian besar
masyarakat dan budaya masa remaja dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada
usia 18-22 tahun. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) remaja
merupakan individu yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual,
mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri
(Notoatmodjo, 2007).
Perubahan ini ditunjukan dari perkembangan organ seksual menuju
kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan
remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual.
Laporan Planned Parenthood Federation of America Inc (PPAF) 2004 tentang
penilaian 1038 remaja berumur 13-17 tahun terhadap hubungan di luar nikah adalah
16% dari remaja mengatakan sikap setuju dalam melakukan hubungan seks di luar
nikah, sedang 43% mengatakan tidak setuju melakukan hubungan seks di luar nikah
(Soetjiningsih, 2004).
Menurut Dr. Boy Abidin data kehamilan remaja di Indonesia tahun 2007 yaitu
hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%, karena sama-sama mau sebanyak
12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6% hal itu
terjadi karena minimnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi (Anton,
2007).
Menurut survey Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa
Tengah tahun 2010 di Semarang tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
menunjukkan 43,22% pengetahuannya rendah, 37,28% pengetahuan cukup, sedangkan
19,50% pengetahuannya memadai. Menurut survey Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Jawa Tengah tentang perilaku remaja saat berpacaran menunjukkan
saling mengobrol 100%, berpegangan tangan 93,3%, mencium pipi/kening 84,6%,
berciuman bibir 60,9%, mencium leher 36,1%, saling meraba (payudara dan kelamin)
25%, dan melakuan hubungan seks 7,6% (Farid, 2005).
Berdasarkan kasus yang terjadi di Karanganyar pada 1 Oktober 2010 yaitu 4
siswa SMA yang rata-rata berusia 15 tahun ditangkap di sebuah villa di kawasan
Tawangmangu karena melakukan hubungan seks di luar nikah. Alasannya untuk
membuktikan cinta dan didasari atas keinginan untuk mencoba (Anonim, 2009).
Setelah melakukan studi pendahuluan pada tanggal 16 Mei 2011 di SMA Negeri
2 Karanganyar didapatkan data hasil wawancara terhadap 10 siswa menyatakan 75%
siswa tidak setuju terhadap sikap seks diluar nikah, sedangkan 10% siswa setuju
terhadap seks diluar nikah. Sebanyak 15% siswa menyatakan belum mengetahui
tentang kesehatan reproduksi remaja. Selain itu dari hasil wawancara di ruangan
Bimbingan Konseling didapatkan bahwa ada 1 siswa kelas 2 dikeluarkan karena hamil
diluar nikah.
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks
pranikah. Tujuan Khusus Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi, Untuk mengetahui sikap remaja terhadap seks pranikah.
BAHAN DAN METODE
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan (knowledge)
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
dalam membentuk tingkatan seseorang overt behavior (Notoatmodjo,
2007).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan indrawati. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya
(Wijayanti, 2009).
b. Sumber pengetahuan
Sumber pengetahuan berasal dari pengindraan indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Wijayanti, 2009).
c. Tingkat Pengetahuan
masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum dan
sesudah menstruasi, atau bila mengunakan tehnik coitus interuptus
(senggama terputus), kehamilan tidak akan terjadi merupakan penetus
semakin banyaknya kasus unwanted pregnancy (Hamil yang tidak
dikehendaki).
2) Penyakit Menular Seksual (PMS) HIV / AIDS
Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan
reproduksi adalah terhadap PMS termasuk HIV/AIDS. Sering kali
remaja melakukan hubungan seks yang aman. Adanya kebiasaan
berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja
semakin rentan untuk tertular HIV / PMS, seperti sivilis, Gonore,
Herpes, klamidia, dan AIDS.
3) Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi adalah konsensi psikologis.
Setelah kehamilan terjadi, pihak perempuan atau tepatnya korban utama
dalam masalah ini. Perasaan bingung, cemas, malu, dan bersalah yang
dialami remaja setelah mengetahui kehamilanya bercampur dengan
perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan kadang disertai rasa
benci marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan, dan
kepada nasib membuat kondisi sehat secara fisik, sosial, dan mental
yang berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi remaja
tidak terpenuhi.
e. Beberapa cara untuk menghindari pergaulan seks pranikah
Beberapa cara untuk menghindari pergaulan seks bebas yaitu :
1) Carilah kegiatan-kegiatan atau alternatif baru sehingga dapat
menemukan kepuasan yang mendalam dari interaksi yang terjalin
(bukan kepuasan seksual)
2) Membuat komitmen bersama dengan pacar dan berusaha keras untuk
mematuhi komitmen itu. Komitmen dalam hal ini adalah kesepakatan
dalam batasan-batasan seksual yang dipilih dalam hubungan pacaran.
3) Hindari situasi atau tempat yang kondusif menimbulkan fantasi atau
rangsangan seksual seperti berduaan dirumah yang tidak berpenghuni,
dipantai malam hari, tempat yang sepi dan gelap.
4) Hindari frekuensi pertemuan yang terlalu sering karena jika sering
bertemu tanpa adanya aktifitas pasti dan tetap, maka keinginan untuk
menoba aktifitas seksual biasanya semakin menguat.
5) Libatkan banyak teman atau saudara untuk berinteraksi sehingga
kesempatan untuk selalu berduaan makin berkurang.
6) Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah seksualitas dari
sumber yang dapat dipercaya bukan dari BF, buku stensilan dan lainlain.
7) Pertimbangkan resiko dari tiap-tiap perilaku seksual yang dipilih.
8) Mendekatkan diri pada Tuhan dan berusaha keras menghayati norma
atau nilai yang berlaku.
(Nitya, 2009)
6. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Dengan Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
A B
N ( N 1)
2
Keterangan :
: Koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1).
A
: Jumlah rangking atas.
B
: Jumlah rangking bawah.
N
: Jumlah anggota sampel.
Pedoman untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi
yang ditemukan dapat dilihat pada rumus Z sebagai berikut ini:
z=
2(2 N + 5)
9 N ( N 1)
Selanjutnya Zhitung dibandingkan harga Ztabel dengan taraf kesalahan (5%).
Apabila Zhitung > Ztabel maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah signifikan
(Ho ditolak, Ha diterima), sebaliknya jika Zhitung < Ztabel maka Ho diterima,
sedangkan Ha ditolak (Sugiyono, 2007).
Tingkat
Pengetahuan
Sikap
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Tingkat Pengetahuan
1.000
Sikap
.173
.
56
.160
56
.173
.160
1.000
.
56
56
z=
z=
z=
z=
2(2 N + 5)
9 N ( N 1)
0,173
2(2.56 + 5)
9.56(56 1)
0,173
234
27720
0,173
0,008442
z = 1,88
z = 1,9
Apabila z hitung > z tabel maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah
signifikan. Pada perhitungan didapatkan z= (1,9), sedangkan z tabel untuk taraf
kesalahan 5% adalah 0,596. Karena harga z hitung lebih besar dari pada harga tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima (1,9 > 0,596) sehingga hasil penelitian dinyatakan
signifikan dan benar yang berarti ada hubunga tingkat pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pra nikah.
Hasil penelitian dari 56 responden yang berada di SMAN 2 Karanganyar
didapatkan tingkat pengetahuan responden yang baik berjumlah 25% (14 orang), cukup
58,9% (33 orang), dan kurang 16,1% (9 orang), sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pengalaman, berbagai informasi yang disampaikan guru, teman, orang
tua, media massa, petugas kesehatan dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan. Semakin banyak
informasi yang diperoleh semakin tinggi pula pengetahuan yang diperoleh (Hendra,
2008).
Dari 56 responden pula diperoleh jumlah responden yang memiliki sikap baik
berjumlah 19,6% (11 orang), cukup 60,7% (34 orang), dan kurang 19,6% (11 orang).
Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup.
Berdasarkan hal tersebut, menurut Bimo Walgito (2007), bahwa pembentukan dan
perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (individu itu
sendiri) adalah cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga
tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak dan faktor eksternal adalah
keadaan-keadaan yang ada diluar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk
dan mengubah sikap. Disamping itu Mednick, Higgins & Kirschenbaum (2006)
menyebutkan pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pengaruh sosial
seperti norma dan kebudayaan, karakter kepribadian individu, dan informasi yang
selama ini diterima individu.
Berdasarkan hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sikap di
SMAN 2 Karanganyar dari 56 responden mayoritas cenderung memiliki tingkat
pengetahuan baik 4 orang dan melakukan sikap cukup sebanyak 23 orang. Penelitian
ini mendapatkan hasil melalui z hitung (1,9) dengan nilai korelasi Kendall Tau = 0,173.
Kemudian hasil z hitung dibandingkan dengan z tabel (0,596) untuk taraf kesalahan
5% (0,05). Karena harga z hitung > z tabel, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima
(1,9>0,596) sehingga hasil perolehan dinyatakan signifikan yang berarti hubungan
positif antara tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap
terhadap seks pra nikah sebesar 1,9. Sikap yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan. Dalam hal ini tanggung jawab orang tua untuk memberikan
pendidikan seks, menanamkan nilai moral dan agama kepada remaja harus diperjelas
dan ditingkatkan. Lingkungan yang tidak mendukung (kurang baik) akan memberikan
pengaruh pada seseorang dan cenderuh kearah negatif seperti hubungan seks diluar
nikah. Dalam teori diperjelas bahwa proses mengadopsi perilaku terjadi secara
berurutan dari mulai kesadaran dimana remaja tersebut menyadari dan mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus kemudian inters atau merasa tertarik terhadap
stimulus, dilanjutkan dengan evaluation (menimbang), trial (mencoba) dan adoption
(mengadopsi) (Notoadmodjo, 2003).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Fitriana, A (2009) tentang Hubungan
Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Remaja Terhadap Seks
Diluar Nikah Kelas XI SMA N 1 Karanggede Boyolali.
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan yaitu hasil
melalui z hitung (1,9) dengan nilai korelasi Kendall Tau = 0,173. Kemudian hasil z
hitung dibandingkan dengan z tabel (0,596) untuk taraf kesalahan 5% (0,05). Karena
harga z hitung > z tabel, maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima (1,9>0,596) sehingga
hasil perolehan dinyatakan signifikan yang berarti hubungan positif antara tingkat
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pra nikah
sebesar 1,9.
B. SARAN
a. Dengan adanya tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi yang mayoritas cukup
pada siswa-siswi SMAN 2 Karanganyar, diharapkan semakin meningkatkan
pengetahuan kesehatan reproduksi, informasi, dan pengalaman, agar lebih
menguasai ilmu-ilmu yang sudah diberikan oleh guru disekolah.
b. Bagi orang tua dan keluarga diharapkan mendidik putra putrinya dengan baik dan
mengajarkan agama sehingga putrinya tidak melakukan sikap terhadap seks pra
nikah.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2008. Kesehatan Reproduksi. http://www.kespro.info. Diperoleh tanggal 20
Januari 2011
Anton, 2007. Wanita Indonesia. http://www.hanyawanita.com. diperoleh tanggal 20
Januari 2011
______, 2009. Psikologi Remaja. http://iImupsikologi.wordpress.com. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
______, 2009. Masa Remaja. http://forbetterhealth.wordpress.com. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
______, 2009. Keremajaan Indonesia. http://m.suaramerdeka.com. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
______, 2010. Kenakalan Para Remaja. http://www.wattpad.com. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
2010. Kehamilan Remaja. http://lorenatazo,blogspot.com. Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal. 149.
Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 19.
Budiarto, E. 2003. Biostatistika uniuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Dayakisni, T. 2001. Psikologi Sosial. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Hal. 51-58.
Drhandri, 2008. Remaja Indonesia. http://drhandri.wordpress.com. Diperoleh tanggal
20 Januari 2011
Farid, 2005. Karakterislik Remaja di Masa Reproduksi. http://suaramerdeka.com.
Diperoleh tanggal 20 Januari 2011
Fitria, A, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan reproduksi dengan Sikap
Remaja Terhadap seks diluar nikah Kelas XI SMA N 1 Karanggede Boyolali.
Skripsi (Tidak Diterbitkan). STIKES Semarang.
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika. Hal. 87-95.
Moersintowarti, B.N. 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto. Hal. 138.
Nitya, 2009. Sejak Penyebab Seks Pranikah. http://www/nityabersama.co.cc Diperoleh
tanggal 20 Januari 2011
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Hal. 116, 131.
_____________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hal. 70.
_____________, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal. 141-8.
_____________, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Hal. 267-8.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika. Hal. 91.
Rixco, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. http://rixco.multiply.com. Diperoleh
tanggal 22 Januari 2011
Sarwono, S.W. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 24-25,
52-58, 142-165.