Anda di halaman 1dari 14

HOSPITAL BY LAWS

RUMAH SAKIT TK II 03.05.01 DUSTIRA


PENDAHULUAN
Pada era kompetitif saat ini, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang
lebih profesional sesuai dengan perkembangan masyarakat yang semakin kritis. Untuk itu
rumah sakit harus telah siap dengan kemampuan manajemen prima yang didasarkan pada
suatu (by laws) sebagai konstitusi rumah sakit, dengan adanya by laws pada Rumah Sakit Tk II
03.05.01 Dustira Cimahi diharapkan semua kegiatan pada Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira
dapat dilaksanakan dengan baik dan profesional baik secara profesi, administrasi maupun
pelayanan rumah sakit terhadap pasien-pasiennya.

BAB I
KETENTUAN UMUM
1.

Peraturan Perundang-undangan adalah segala ketentuan yang berkaitan dengan

2.

pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia


Peraturan Internal Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi adalah peraturan-peraturan
yang dibuat oleh dan ditandatangani Kepala Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi
yang berguna untuk mengatur semua unsur yang terdapat dalam Rumah Sakit seperti

3.

karyawan, dokter, pasien, pemasok dan masyarakat.


Rapat rutin adalah rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh Kepala Rumah Sakit Tk II
03.05.01 Dustira Cimahi yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.

4.

Staf Medis adalah tenaga kesehatan baik dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi
yang bergabung dalam Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi untuk melaksanakan

5.

upaya pelayanan kesehatan.


Dokter organik adalah dokter yang diangkat oleh Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira
Cimahi sebagai pegawai tetap yang bekerja untuk dan atas nama rumah sakit serta

6.

bertanggung jawab kepada lembaga tersebut.


Dokter Tenaga Bantuan Sukarela adalah dokter yang direkrut oleh Rumah Sakit Tk II
03.05.01 Dustira Cimahi sebagai tenaga bantuan sukarela yang bekerja untuk dan atas

7.

nama rumah sakit serta bertanggung jawab kepada lembaga tersebut.


Dokter Kontraktor adalah dokter yang direkrut oleh Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira
Cimahi sebagai dokter tidak tetap yang bekerja untuk dan atas nama rumah sakit serta

8.

bertanggung jawab kepada lembaga tersebut.


Komite Medik adalah sebuah komite yang mengkoordinasikan seluruh kegiatan dokterdokter di Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi.

BAB II
NAMA, TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB
1.

Nama Rumah Sakit ini adalah Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi yang berlokasi

2.

di Jalan Rumah Sakit Dustira nomor 1 Cimahi


Tujuan Rumah Sakit adalah :
a.
Meningkatkan profesionalisme kerja bagi seluruh personil Rumah Sakit Tk II

3.

b.

03.05.01 Dustira Cimahi


Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Tk II

c.

03.05.01 Dustira Cimahi, secara efisien dan efektif


Berperan aktif dalam upaya kesehatan promotif dan preventif disamping kuratif dan

rehabilitatif
Tanggung Jawab Rumah Sakit adalah :
a.
Meningkatkan derajat kesehatan anggota TNI Angkatan Darat dan keluarganya
serta masyarakat umum dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
b.

cepat, tepat dan bermutu, serta terjangkau oleh seluruh lapisan mayarakat
Berupaya untuk mensejahterakan seluruh personil/karyawan Rumah Sakit Tk II
03.05.01 Dustira Cimahi

BAB III
STAF MEDIS
Pasal 1
Ketentuan Umum
1.

Staf Medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang telah
mengikat perjanjian dengan rumah sakit dan memiliki kewenangan untuk melakukan

2.

praktek kedokteran di rumah sakit


Kelompok Staf Medis adalah kumpulan atau pengelompokkan sejumlah Staf Medis

3.

dengan bidang keahlian tertentu


Kepala Rumah Sakit adalah seseorang dengan kualifikasi tertentu yang ditunjuk oleh
Panglima TNI untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi manajemen Rumah

4.

Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi


Komite Medis adalah wadah organisasi Staf Medis Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira
Cimahi yang bersifat non-struktural yang kepengurusannya dilakukan oleh perwakilannya

5.

sebagaimana diatur dalam Peraturan Internal Staf Medis ini


Praktek kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dokter, dokter spesialis,
dokter gigi dan dokter gigi spesialis terhadapa pasien dalam melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan

Pasal 2
Nama
(1)

Nama dokumen ini adalah Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit Tk II 03.05.01
Dustira Cimahi

(2)

Seluruh Staf Medis yang bekerja di Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Cimahi tergabung
dalam Komite Medis yang dibentuk dan disahkan oleh Kepala Rumah Sakit Tk II 03.05.01
Dustira Cimahi

Pasal 3
Ruang Lingkup Peraturan Internal
(1)

Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku bagi seluruh dokter, dokter spesialis, dokter gigi

(2)

dan dokter gigi spesialis yang melakukan praktek kedokteran di rumah sakit
Seluruh Staf Medis yang praktek di rumah sakit sebagaimana dimaksud dengan ayat (1)
tergabung dalam Komite Medis.

Pasal 4
Tujuan
Tujuan peraturan Internal Staf Medis dan pelaksanaannya adalah :
1.
Menetapkan ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan medis dan menjunjung
tinggi keselamatan pasien tanpa membeda-bedakan agama, ras, jenis kelamin, suku,
2.

kebangsaan dan golongan.


Meningkatkan profesionalisme Staf Medis dalam melaksanakan praktek kedokteran di

3.

Rumah Sakit.
Menciptakan suatu system pengaturan mandiri (self-governance) di bidang kompetensi
perilaku, dan kinerja Staf Medis Rumah Sakit yang bertanggungjawab dan akuntabel
kepada masyarakat luas

BAB IV

PENGANGKATAN STAF MEDIS

1.

Pasal 5
Keanggotaan Staf Medis
Dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter spesialis yang dapat melakukan praktek
kedokteran di rumah sakit. Kategori dokter ini adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi
dan dokter gigi spesialis yang telah dinyatakan memenuhi syarat penerimaan (kredensial)
oleh Komite Medis, menandatangani perjanjian dan memperoleh kewenangan melakukan
tindakan medis di rumah sakit yang diterbitkan oleh Kepala Rumah Sakit sehingga sah

2.

sebagai Staf Medis.


Dokter Spesialis atau dokter konsultan yang diundang sewaktu-waktu unutk membantu

3.

pelayanan medis di rumah sakit merupakan anggota Staf Medis.


Co-ass/calon dokter/dokter muda tidak termasuk anggota Staf Medis.

(1)

Pasal 6
Penerimaan Staf Medis
Setiap tenaga medis yang akan bekerja di rumah sakit harus telah memenuhi persyaratan

(2)

tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan internal ini.


Syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari syarat administratif dan syarat

(3)

keprofesian.
Syarat administratif sebagaimana dimaksud ayat (2) dinilai oleh Kepala melalui Manajer

(4)

Sumber Daya Manusia.


Syarat keprofesian sebagaimana dimaksud ayat (2) dinilai oleh Komite Medis melalui SubKomite Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh peraturan pelaksanaan

(5)

Kredensial.
Tenaga medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan (2), berhak memperoleh surat tanda pemerimaan dari Kepala, yang harus
ditindaklanjuti dengan pembuatan Perjanjian Kerja bagi tenaga medis non PNS,
sedangkan untuk tenaga medis PNS pengurusan surat pindah, kemudian dibuat usulan

(6)

surat ijin Praktik di rumah sakit kepada Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
Tenaga medis yang telah memenuhi ayat (5) dan telah memiliki SIP di rumah sakit dapat
diberi kewenangan oleh Direktur untuk melaksanakan praktik kedokteran di rumah sakit

(7)

sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite Medis.
Tenaga medis yang telah memperoleh kewengan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
wajib menyetujui untuk melaksanakan praktik kedokteran sesuai denagn standar
pelayanan profesi, kompetensi dan standar proseder operasional, yang dituangkan dalam

(8)

sebuah perjanjian.
Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) akan dinilai kembali oleh Komite
Medis melalui Sub-Komite Kredensial bersama KSM terkait, dengan suatu tata cara yang
ditetapkan dalam Internal ini.

(9)

Penilaian kembali sebagaimana dimaksud ayat (8) dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun atau

waktu lain yang ditetapkan oleh Komite Medis dalam situasi atau kondisi tertentu.
(10) Ketua Sub Komite Kredensial memberikan laporan kepada Komite medis secara berkala.

(1)

Pasal 7
Persyaratan Staf Medis
Syarat administratif calon Staf Medis sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3) adalah sbb :
1.
Memiliki ijasah sebagai dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis
2.
3.
4.
5.

dari perguruan tinggi yang diakui oleh Departemen Pendidikan dan Nasional.
Memiliki sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh kolegium terkait.
Memiliki Surat bukti Angkat Sumpah Dokter.
Memiliki Surat pernyataan akan mematuhi etika kedokteran.
Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran

6.

Indonesia (KKI).
Belum memilki 3 (tiga) Surat Ijin Praktek (SIP) ditempat lain atau apabila telah
memiliki 3 (tiga) tempat praktik menyatakan akan memindahkan salah satu SIP nya

7.
(2)

ke rumah sakit.
Bersedia membuat SIP di rumah sakit dan tidak akan melakukan praktek kedokteran

sebelum memiliki SIP


Syarat keprofesian calon Staf Medis sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (4) adalah
sebagai berikut :
1.
Lulus penilaian kompetensi, integritas dan perilaku oleh Komite Medis melalui

(3)

2.

penulusuran ke belakang (track record).


Menunjukan kemauannya untuk memberikan pelayanannya medis yang berkualitas

3.

kepada pasien dan mementingkan keselamatan atau kepentingan pasien.


Menunjukan kemauan untuk mematuhi peraturan statute rumah sakit dan Peraturan

4.
5.

Internal Staf Medis, Kebijakan,Prosedur dan berbagai ketentuan rumah sakit.


Menunjukan kemauan untuk mematuhi etika kedokteran.
Bebas dari keadaan fisik dan mental yang dapt mendiskualifikasi kemampuannya

6.

dalam memberikan pelayanan medis.


Bebas dari perilaku profesi yang tercela, pelanggaran etika kedokteran baik sesama

7.

tenaga medis maupun tenaga non medis yang bekerja di rumah sakit.
Menunjukan kemauannya unutk bekerjasama dengan sejawat, baik sesama tenaga

medis maupun tenaga non medis yang bekerja di rumah sakit.


Penilaian kembali syarat keprofesian untuk tujuan penentuan perpanjangan keanggotaan
Staf Medis dilakukan terhadap :
1.
Lulus penilaian kompetensi, integritas dan perilaku oleh Komite Medis selama masa
kerja di rumah sakit ataupun di sarana pelayanan kesehatan lain pada kurun waktu
2.

yang sama.
Menunjukan kemampuan unutk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
pasien dan mementingkan keselamatan dan kepentingan terbaik pasien.

(4)

3.

Menunjukan perilaku profesi yang mematuhi Statuta Rumah Sakit dan peraturan

4.
5.

Internal Staf Medis, kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit.
Menunjukan perilaku profesi yang mematuhi etika kedokteran.
Bebas dari keadaan fisik dan mental yang dapt mendiskualifikasi kemampuannya

6.

dalam memberikan pelayanan medis.


Bebas dari perilaku profesi yang tercela, pelanggaran etika kedokteran baik sesama

7.

tenaga medis maupun tenaga non medis yang bekerja di rumah sakit.
Menunjukan kemauannya untuk bekerjasama dengan sejawat, baik sesama tenaga

8.

medis maupun tenaga non medis yang bekerja di rumah sakit.


Menunjukan perilaku profesi yang senantiasa meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan.
9.
Memiliki SIP yang masih berlaku.
Penilaian kompetensi sebagaiman yang dimaksud dlam ayat (2) dan (3) butir I di atas
didasarkan pada pendidikan dan pelatihan yang pernah dijalani dari pengembangan
profesi berkelanjutan, pengalaman, kinerja klinis sehari-hari, pengambilan keputusan
klinis, dan pengambilan kinerja lainnya yang ditunjukan dalam dokumen yang dimiliki
calon Staf Medis atau Staf Medis Rumah Sakit.

(1)

Pasal 8
Pemenuhan Kebutuhan Rumah Sakit
Setiap permohonan untuk menjadi Staf Medis Rumah Sakit akan dinilai terlebih dahulu
kesesuaiannya dengan kebutuhan rumah sakit sebelum memasuki proses kredensial

(2)

sebagaimana diuraikan dalam pasal 6 dan pasal 7.


Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah kesesuaiannya dengan rencana 5 (lima) tahun rumah
sakit dibidang pelayanan medis yang dibuat bersama oleh Kepala Rumah Sakit dan
Komite Medis.

BAB V
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PRIVILEGES)

(1)

Pasal 9
Kewenangan Melakukan Praktik Kedokteran
Seorang dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis hanya dapat
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan bidang dan kemampuannya secara spesifik
di rumah sakit, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh masing-masing organisasi
profesinya, setelah mendapatkan kewenangan klinis (clinical privilege) dari Rumah Sakit

(2)

yang ditetapkan dengan suatu surat keputusan yang ditembuskan kepad Komite Medis.
Kewenangan klinis sebagaimanan tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada dokter
yang memiliki Ikatan Perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Internal ini dan memiliki SIP di

(3)

rumah sakit.
Penentuan kewenangan klinis didasarkan pada pendidikan, pelatihan, pendidikan
berkelanjutan,pengalaman dan kinerjanya, termasuk kemampuan pengambilan keputusan
klinis, sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial dan didasarkan pada pengamatan

(4)

kinerja klinis serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang bersangkutan.
Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah Kelompok Staf Medis akan tergantung
pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di Kelompok Staf Medis tersebut dan

(5)

kebijakan Ketua Kelompok Staf Medis.


Perpanjangan kewenangan klinis diberikan oleh Direktur atas usulan Komite Medis

(6)

berdasarkan hasil penilaian Sub Komite Kredensial.


Dokter spesialis atau dokter spesialis konsultan yang diundang sewaktu-waktu unutk
membantu pelayanan medis Rumah Sakit 03.05.01Dustira Cimahi diberi kewenangan

(7)

klinis sementara oleh Kepala Rumah Sakit.


Residen/calon dokter spesialis yang melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit
03.05.01Dustira Cimahi diberi kewenangan sementara dan terbatas oleh Kepala Rumah
Sakit.

(1)

Pasal 10
Berakhirnya Kewenangan Klinis
Kewenangan Klinis seorang Staf Medis di rumah sakit berakhir bila hubungan hukum
antara Staf Medis dengan rumah sakit telah putus atau pemberian kewenangan klinis
(clinical Privilege) Staf Medis yang bersangkutan dicabut oleh Kepala Rumah Sakit karena

(2)

pelanggaran disiplin profesi.


Direksi Rumah Sakit memberikan surat keputusan berakhirnya kewenangan klinis kepada
yang bersangkutan dengan tembusan kepada Komite Medis.

(1)

Pasal 11
Penjagaan Mutu Pelayanan Medis
Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan pengembangan profesi kedokteran
berkelanjutan (Continuing Professional Development) dan audit medis secara berkala

(2)

dengan tatacara yang lazim yang ditentukan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan.
Topik, Waktu, pelaksanaan dan tata cara pengembangan profesi kedokteran berkelanjutan

(3)

dan audit medis ditetapkan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan.


Sub-Komite peningkatan Mutu layanan melaporkan hasil pengembangan profesi
kedokteran berkelanjutan dan audit medis beserta analisisnya secara berkala kepada

(4)

Komite Medis untuk ditindaklanjuti.


Komite Medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk menindak
lanjuti hasil pengembangan profesi kedokteran berkelanjutan dan audit medis sebagaiman

(5)

diatur dalam ayat (3).


Sub Komite Peningkatan Mutu Layanan memberikan laporan kepada komite Medis
mengenai efektifitas dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh Staf
Medis yang bekerja di rumah sakit, dan mengendalikan agar pelayanan pasien di rumah
sakit diberikan dengan kualitas dan efesiensi yang optimal sesuai dengan sumber daya
dan SOP yang dimiliki oleh rumah sakit.

BAB VI

KOMITE MEDIK

(1)

Pasal 12
Organisasi Komite Medik
Dilingkungan Rumah Sakit dibentuk suatu wadah Staf Medis non struktural yang disebut

(2)

sebagai Komite Medik yang bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit.
Komite Medik adalah satu-satunya wadah formal yang mengatur masalah keprofesian

(3)

seluruh Staf Medis di Rumah Sakit.


Keanggotaan Komite Medik terdiri dari semua Ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang

(4)

mewakili.
Komite Medik bertugas :
1.
Menjadi sarana bagi Staf Medis agar dapat mengatur dirinya untuk meningkatkan
2.
3.

kualitas pelayanan medis dan melindungi keselamatan pasien.


Menapis calon anggota Staf Medis yang akan berkarya di Rumah Sakit.
Merencanakan dan mengatur pengembangan profesi kedokteran berkelanjutan
yang disesuaikan dengan rencana 5 (lima) tahunan Rumah Sakit bagi setiap

5.

anggotanya.
Memberikan masukan pada Kepala Rumah Sakit perihal :
a.
keprofesian tenaga medis
b.
pelayanan medis yang adekuat bagi rumah sakit
Menangani disiplin profesi anggota Staf Medis dan menyampaikan hasil kajian

6.

Komite Medis atas perilaku tenaga medis kepada Kepala Rumah Sakit.
Bekerjasama dengan Kepala Rumah Sakit merencanakan suatu program untuk

4.

mengatur kewenangan melakukan tindakan medis sesuai rencana 5 (lima) tahunan


rumah sakit.

(1)

Pasal 13
Kepengurusan Komite Medik
Dalam Komite Medik ditetapkan pengurus harian yang terdiri dari Ketua Komite Medik,

(2)

Wakil Ketua Komite Medik, Sekretaris Komite Medik, dan ketua-ketua sub-komite medik.
Yang dapat dipilih sebagai Pengurus Harian adalah anggota Staf Medis Rumah Sakit
yang telah memiliki kewenangan klinis di rumah sakit, yang mesih berlaku selama periode
kepengurusan tersebut.

(1)

Pasal 14
Ketua Komite Medik
Ketua Komite Medik dipilih dari dan oleh anggota Staf Medis setiap 3 (tiga) tahun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan Internal ini, yang selanjutnya diajukan dan disetujui

(2)
(3)

oleh Kepala Rumah Sakit.


Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua, sebelum masa jabatannya berakhir maka
kekosongan jabatan tersebut diisi oleh Wakil Ketua.
Tugas Ketua Komite Medik adalah :
1.
menyelenggarakan komunikasi yang efektif antar Staf Medis dan mewakili pendapat
Staf Medis dalam bidang keprofesian.

2.

menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang

3.

diselenggarakan Komite Medik.


menunjuk Staf Medik yang akan mewakili Komite Medik dalam setiap kepanitiaan di

4.

rumah sakit yang memerlukan perwakilan dari Staf Medis.


menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Kepala Rumah Sakit dan kepanitiaan
lainnya yang berkaitan dengan profesi medis.

(1)

Pasal 15
Wakil Ketua Komite Medik
Wakil Ketua Komite Medik dipilih dari dan oleh anggota Staf Medis setiap 3 (tiga) tahun
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Internal ini, yang selanjutnya diajukan dan

(2)

disetujui oleh Kepala Rumah Sakit.


Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Ketua, sebelum masa jabatannya berakhir
maka kekosongan jabatan tersebut diisi oleh salah satu pengurus harian Komite Medik

(3)

(1)

yang terpilih secara aklamasi dalam masa jabatan tersebut.


Tugas Wakil Ketua Komite Medik adalah :
1.
Membantu pelaksanaan tugas Ketua Komite Medik
2.
Mewakili Ketua Komite Medik bila Ketua Medik berhalangan

Pasal 16
Sekretaris Komite Medik
Sekretaris adalah seorang anggota Staf Medis yang ditunjuk oleh Ketua Komite Medik
untuk mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas tugas-tugas kesekretariatan

(2)
(3)

Komite Medik.
Pada Sekretaris Komite Medik diperbantukan petugas sekretariat yang disediakan oleh
rumah sakit.
Tugas Sekretaris Komite Medik adalah :
1.
melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri
2.

rapat-rapat Komite Medik.


mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang akurat dan lengkap kepada

3.

hadirin yang berhak menghadiri rapat.


melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Medik atau sub-Komite

4.

Medik.
menghadiri pertemuan dengan Kepala Rumah Sakit dan komite lainnya di rumah
sakit dimana yang bersangkutan adalah anggota yang mewakili Staf Medis.

BAB VII
RAPAT

(1)
(2)

Pasal 17
Rapat Komite Medik
Rapat Komite Medik terdiri atas Rapat Rutin dan Rapat Khusus
Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan secara
pantas kepada seluruh anggota Komite medik, kecuali apabila anggota tersebut
berhalangan hadir harus menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk menerima hasil
rapat.

(1)

Pasal 18
Rapat Rutin Komite Medik
Komite Medik menyelenggarakan rapat rutin setian bulan satu kali pada waktu dan tempat

(2)

yang ditetapkan oleh Komite Medik.


Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat tersebut

(3)
(4)
(5)

dilaksanakan.
Rapat rutin dihadiri oleh pengurus harian dan anggota Komite Medik.
Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik sebagaimana
diatur dalam ayat (2) harus melampirkan :
a.
satu salinan agenda
b.
satu salinan risalah rapat rutin yang lalu
c.
satu salinan risalah rapat khusus yang lalu

(1)

Pasal 19
Rapat Khusus Komite Medik
Rapat Khusus Komite Medik diselenggarakan dalam hal :
a.
permintaan Ketua Komite Medik untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
kebijakan Komite Medik dengan segera.

b.
(2)

permintaan yang diajukan oleh paling sedikit 3(tiga) anggota Komite Medik dalam

waktu 48 jam sebelumnya, atau


Sekretaris Komite Medik menympaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda
rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat 24 jam sebelum rapat

(3)

tersebut dilaksanakan.
Pemberitahuan rapat khusus menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan
dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.

(1)

Pasal 20
Forum Komunikasi Staf Medis
Forum Komunikasi Staf Medis dihadiri oleh seluruh Staf Medis diselenggarakan minimal

(2)

sekali sebulan.
Forum ini digunakan untuk penyampaian informasi dan sosialisasi peraturan.

(1)
(2)

Pasal 21
Kuorum
Kuorum diperlukan pada rapat untuk membuat keputusan kebijakan.
Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah anggota

(3)
(4)

Komite Medik ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara
Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai
Dalam hal kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda selambat-lambatnya 1 (satu) jam
dan kemudian rapat dianggap sah.

Pasal 22
Pengambilan Putusan Rapat
Kecuali telah diatur dalam peraturan internal ini, maka :
(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
(3)

berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir.


Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua berwenang membuat
keputusan hasil rapat.

(1)

Pasal 23
Tata Tertib Rapat
Setiap rapat Komite Medik berhak dihadiri oleh seluruh anggota Komite Medik dan Wakil

(2)

Ketua Komite Medik.


Semua risalah rapat Komite Medik dicatat oleh Sekretaris Komite Medik atau

(3)

penggantinya yang ditunjuk.


Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya.

(4)

Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan

(5)

notulen tersebut.
Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medik pada rapat berikutnya, dan

(6)

notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.


Laporan kegiatan Komite Medik akan disampaikan secara berkala pada seluruh anggota
Staf Medis setiap triwulan.
Pasal 24
Sub Komite dan Panitian Khusus Dibawah Komite Medik

Anda mungkin juga menyukai