Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen,
termasuk karsinogen). Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar
radioaktif, dan lain-lain. Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing
radiation) yang dapat melepas energi (ionisasi), begitu melewati atau menembus
materi.
Mutagen fisika termasuk diantaranya sinar-X, radiasi gamma, radiasi beta,
neutron, dan partikel dari aselerators sudah umum digunakan dalam pemuliaan
tanaman. Karakteristik untuk masing-masing jenis radiasi disajikan dalam tabel di
bawah ini. Begitu materi reproduksi tanaman diradiasi, proses ionisasi akan terjadi
dalam jaringan dan dapat menyebabkan perubahan pada jaringan itu sendiri, sel,
genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan yang ditimbulkan pada tingkat
genom, kromosom, dan DNA atau gen dikenal dengan istilah mutasi (mutation).
Dalam genetika, bentuk normal dari suatu organisme disebut strain liar.
Perubahan dari strain liar ke bentuk lain disebut mutasi awal, sebaliknya
perubahann kebentuk awal disebut mutasi balik. Mutasi merupakan fenomena
penting. Tanpa mutasi semua gen muncul hanya satu bentuk, tidak ada alel
sehingga analisis genetika tidak memungkinkan untuk diteliti.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang
dapat di identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan mutasi gen?
2. Apa yang dimaksud dengan sinar ultraviolet?

3. Bagaimanakah mekanisme mutagenesis pada sel akibat sinar ultraviolet?


4. Apa dampak negatif dari sinar ultraviolet terhadap manusia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai mutasi gen.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai sinar ultraviolet.
3. Untuk mengetahui mekanisme mutagenesis pada sel akibat sinar
ultraviolet.
4. Untuk mengetahui dampak negatif dari sinar ultraviolet terhadap manusia.
1.4 Manfaat
Hasil yang diperoleh dari diskusi ini diharapkan :
1. Kita dapat mengetahui tentang mutasi gen.
2. Kita dapat mengetahui tentang sinar ultraviolet.
3. Kita dapat mengetahui tentang mekanisme mutagenesis pada sel akibat
sinar ultraviolet
4. Kita dapat mengetahui tentang dampak negatif dari sinar ultraviolet
terhadap manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mutasi Gen


Istilah mutasi pertama kali dikemukakan oleh Hugo de Vries, untuk
mengemukakan adanya perubahan fenotipe pada bunga oenothera lamarckiana.
Perubahan fenotipe tersebut disebabkan oleh adanya perubahan gen. Jadi, mutasi
merupakan perubahan informasi genetik yang terjadi dalam organisme.
Mutasi gen atau juga disebut mutasi titik adalah perubahan struktur DNA
(gen) yang terjadi pada lokus tunggal kromosom, perubahan satu atau lebih
nukleotida dapat menyebabkan kesalahan pembentukkan asam amino yang akan
membentuk protein (enzim).

Mutasi gen merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.
Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme
pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada
protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya
fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker
(disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan
dengan perubahan fenotipe yang terjadi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada
spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit
mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta
loncatan energi listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat
(fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.
Mutasi tidak selalu diwariskan kepada keturunannya. Bila mutasi gen
terjadi pada sel-sel-sel somatis (sel tubuh) maka perubahan fenotipe yang terjadi
tidak diturunkan pada keturunannya. Hanya mutasi gen sel-sel gamet (sel
kelamin) saja yang perubahan fenotipnya diwariskan kepada keturunannya.
Apabila tiap-tiap nukleotida itu sebagai mesin kimia sel yang berfungsi
menginstruksikan untuk membuat protein khusus. Satu per satu huruf akan
tersusun membuat suatu kata yang dapa menghasilkan protein khusus. Jika huruf
tersebut susunannya terbalik atau salah satu katanya hilang atau lebih maka sel
tidak dapat membuat protein karena informasi yang di dapat tidak jelas. Dalam hal
ini perubahan gen membentuk informasi khusus yang baru. Protein yang
terbentuk setelah sel mengalami mutasi gen akan berbeda dengan protein pada sel
normal.
Mutasi gen dapat terjadi karena hal-hal berikut:
a. Duplikasi adalah terjadi pengulangan sebgian rantai nukleotida.
Contoh:
Gen normal
Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

TTC
3

Kode
mRNA
Asam

GCC

CGC

UGU

CAC

ALANI

ARGINI

SISTEI

HISTIDI

AAG
LISIN

Setelah gen normal mengalami pengulangan nukleotida A pada kodon ke-3, maka
nukleotida dibelakangnya akan bergeser sehingga terbentuk susunan nukleotida
yang baru sebagai berikut
Kode DNA

CGG

GCG

AAC

AGT

GTT

Kode
mRNA

GCC

CGC

UUG

UCA

CUU

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

LEUSIN

SERIN

GLUTAMI
N

b. Adisi (insersi) adalah terjadi penambahan atau penyisipan pada nukleotida


dalam rantai.
Contoh:
Gen normal
Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

TTC

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

AAG

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

SISTEI
N

HISTIDI
N

LISIN

Setelah gen normal mengalami penambahan satu nukleotida T pada kodon ke-2
maka nukleotida dibelakangnya akan bergeser sehingga membentuk susunan
rantai yang baru sebagai berikut
Kode DNA

CGG

GCT

GAC

AGT

Kode
mRNA
Asam

GCC

CGA

CUG

UCA

ALANI

ARGINI

LEUSIN

SERIN

GTT

CAA
GLUTAMI
N

c. Delesi dalah hilang sebagian nukleotida pada rantai


Contoh:
Gen normal
Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

TTC

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

AAG

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

SISTEI
N

HISTIDI
N

LISIN

Setelah gen normal mengalami kehilangnan nukleotida G pada kodon ke-2 maka
nukleotida di belakang bergeser maju sehingga terbentuk susunan rantai sebagai
berikut
Kode DNA

CGG

GCA

CAG

TGT

TCC

Kode
mRNA

GCC

CGU

GTC

ACA

AGG

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

VALIN

TREONI
N

ARGINI
N

d. Inversi adalah sebagian nukleotida terpisah dan bergabung lagi dengan


posisi terbalik
Contoh:
Gen normal

Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

TTC

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

AAG

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

SISTEI
N

HISTIDI
N

LISIN
5

Setelah nukleotida-nukleotida pada kodon ke-5 terputus kemudian bergabung lagi


dengan posisi terbalik membentuk susunan rantai nukleotida sebagai berikut
Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

Asam
amino

ALANI
N

ARGINI
N

SISTEI
N

HISTIDI
N

GAA
AAG
LEUSI
N

e. Substitusi adalah salah satu dari nukleotida diganti dengan nukleotida lain
yang mempunyai basa nitrogen yang berbeda.
Contoh:
Gen normal
Kode DNA

CGG

GCG

ACA

GTG

TTC

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

AAG

SISTEI
N

HISTIDI
N

Asam
amino

ARGINI
N

Kode DNA

CGG

GTG

ACA

GTG

TTC

Kode
mRNA

GCC

CGC

UGU

CAC

AAG

Asam
amino

ALANI
N

HISTIDI
N

SISTEI
N

HISTIDI
N

LISIN

ALANI
Setelah nukleotida C pada
kodon ke-2 diganti dengan T maka terbnetuk LISIN
susunan

rantai nukleotida sebagai berikut.

2.2 Sinar Ultraviolet


Ultraviolet digunakan untuk penelitian genetika, keperluan medis, juga
untuk sterilisasi karena dapat membunuh bakteri. Ultraviolet banyak ditemukan
pada sinar matahari, tapi ultraviolet ini dipancarkan keluar oleh ozon di atmosfer.
Radiasi ultraviolet tidak memiliki cukup energi untuk menginduksi ionisasi seperti
sinar X. Namun ultraviolet mempunyai kemampuan sebagai mutagen dan pada
dosis yang tinggi dapat membunuh sel. Interaksi ultraviolet dengan materi genetik
tergantung pada panjang gelombang. Penyerapan energi radiasi pada materi
6

genetik melalui reaksi fotokimia. Pengaruh biologi dari radiasi ultraviolet


tergantung panjang gelombang. Radiasi ini dapat menyebabkan kerusakan biologi
yang dapat diperbaiki jika panjang gelombang rendah. Walaupun demikian, jika
kerusakan yang ditimbulkan besar maka dapat terjadi mutasi permanen. Jika
kerusakan terjadi pada gen regulator, kemungkinan menyebabkan karsinogenesis.
Sinar Ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian
energi yang berasal dari matahari. Sinar UV dapat membakar mata, rambut, dan
kulit jika bagian tubuh tidak dilindungi, atau jika mereka terlalu banyak terkena
sinar matahari. (adihadiana.blogspot.com).
Ultraviolet adalah satu dari tiga jenis radiasi sinar matahari, dua lainnya
adalah inframerah (yang memberikan panas) dan cahaya yang terlihat. Radiasi
ultraviolet dibagi tiga jenis menurut panjang gelombangnya. UVA (380315 nm),
yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau "blacklight"; UVB (315280 nm),
yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm),
juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Jenis-Jenis Sinar Ultraviolet
- Sinar UV-A
UV-A adalah sinar UV yang paling banyak menimbulkan radiasi. Sinar
UV-A meliputi 95 persen radiasi yang mencapai permukaan bumi dan 30 50 kali
lebih umum dari sinar UV-B walaupun kurang intens. Radiasi UV-A dulu
diperkirakan memiliki efek yang kecil terhadap kerusakan kulit, tapi sekarang
studi menunjukkan bahwa UVA merupakan penyumbang utama kerusakan kulit
dan kerutan. UV-A menembus kulit lebih dalam dari UV-B dan bekerja lebih
efisien. Radiasi UV-A menembus sampai dermis (lapisan kedua dari kulit) dan
dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya. Kulit menjadi kehilangan
elastisitas dan berkerut. Intensitas radiasi UV-A lebih konstan daripada UV-B
(sepanjang hari). Selain itu, UV-A dapat menembus kaca.
- Sinar UV-B
Sinar UV-B biasanya hanya merusak lapisan luar kulit (epidermis). Sinar
ini memiliki intensitas tertinggi antara jam 10:00 dan 14:00 saat sinar matahari
terang. Sebagian sinar UV-B matahari terblokir oleh lapisan ozon di atmosfer. UVB tidak menembus kaca.

Dalam jumlah kecil, radiasi UV-B bermanfaat untuk sintesis vitamin D dalam
tubuh,

tetapi

paparan

berlebihan

sinar

ini

dapat

menimbulkan

kulit

kemerahan/terbakar dan efek berbahaya sintesis radikal bebas yang memicu


eritema dan katarak. Sinar UV-B juga dapat menyebabkan kerusakan fotokimia
pada DNA sel sehingga memicu pertumbuhan kanker kulit.
-

Sinar UV-C
Radiasi UV-C menimbulkan bahaya terbesar dan menyebabkan kerusakan

terbanyak. Namun untungnya, mayoritas sinar ini terserap di lapisan ozon


atmosfer. Dengan meluasnya kerusakan lapisan ozon karena pelepasan bahan
kimia tertentu ke lingkungan (ozone depleting chemicals) seperti freon AC dan
lainnya, dikhawatirkan akan banyak UV-C yang lolos ke bumi dan menimbulkan
berbagai dampak merugikan pada manusia.
2.3 Mekanisme Mutagenesis Pada Sel Akibat Sinar Ultraviolet
Cahaya tampak dan sinar UV mempunyai pengaruh yang sangat kuat
terhadap kelangsungan dan keefektifan transformasi DNA dari suatu spesies.
Sinar UV yang berlebihan justru akan mengganggu aktivitas DNA suatu spesies.
Untuk dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai, suatu spesies
dapat melakukan perubahan materi genetik atau melakukan proses mutasi
sehingga fenotif yang muncul tidak lagi sama persis dengan fenotif semula. Sinar
UV sangat berpengaruh terhadap perkembangan sel. Sel merupakan satuan hidup
terkecil yang dapat menderita akibat radiasi. Tanggapan sel atau jaringan terhadap
radiasi berbeda-beda, baik yang menyangkut perubahan derajat ketahanan hidup,
mutasi ataupun karsinogen.
Sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen antara dua
molekul timin, menghasilkan timin dimer. Timin dimer ini menyebabkan
kerusakan serius dan kematian sel karena DNA dengan timin dimer tidak dapat
direplikasi dan ditranskripsi. Komponen sinar UV yang bersifat paling mutagenic
adalah pada panjang gelombang 260nm. Paparan sinar UV pada manusia dapat
menyebabkan terbentuknya banyak timin dimer pada sel kulit dan menimbulkan

kanker kulit. Bakteri dan organisme lain memiliki mekanisme perbaikan (repair)
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi sinar UV. Ada dua macam
mekanisme perbaikan, yaitu perbaikan dengan cahaya (light repair) dan perbaikan
tanpa cahaya (dark repair). Pada perbaikan dengan cahaya (light repair), sel
memiliki enzim fotoliase yang menggunakan energi cahaya visible untuk
memisahkan ikatan dimer timin. Manusia dengan penyakit xeroderma
pigmentosum sangat sensitive terhadap paparan sinar matahari dan tidak memiliki
mekanisme perbaikan terhadap efek mutagenic radiasi sinar UV, sehingga sangat
berisiko mengidap kanker kulit.
Pada perbaikan tanpa cahaya (dark repair), cahaya tidak diperlukan dalam
mekanisme perbaikan. Mekanisme perbaikan ini disebut juga sebagai nucleotide
excision repair, dan tidak terbatas hanya pada kerusakan akibat bahan mutagenic
yang lain. Pada mekanisme ini, enzim pada sel dapat memotong bagian timin
DNA yang rusak dan menghasilkan bagian yang terbuka. Enzim yang lain akan
mengisi gap (bagian yang terbuka) ini dengan DNA baru yang komplementer
dengan rantai DNA yang tidak rusak. Langkah terakhir adalah reaksi penyegelan
(sealing) oleh enzim DNA ligase.
Kelainan DNA disebabkan oleh radiasi dapat menyebabkan kelainan
somatic maupun genetik, tergantung pada jenis sel yang bersangkutan. Perubahan
kromosom terjadi pada siklus sel terutama pada fase metafase meiosis. Oleh
karena itu sel-sel yang relatif lebih sering membelah diri berpeluang lebih besar
menjadi rusak oleh penyinaran. Kelainan kromosom dan kepekaan sel melibatkan
inti, merupakan kerusakan utama oleh radiasi. Pada dosis rendah, tidak teramati
terjadinya perubahan materi genetik bila sinar hanya melalui sitoplasma, dan jika
hanya melalui inti maka akan kerap kali berubah dengan dosis yang tinggi. Jadi
penyinaran UV ini merupakan rangsangan yang penting yang dapat merusak sel
DNA menyerap sinar ultraviolet dengan kuat, penyerapan maksimal DNA
terletak pada panjang gelombang 260 nm. Sel dengan cepat terbunuh akibat
penyerapan sinar ultraviolet, dan angka laju mutasi yang tinggi terjadi antara selsel yang bertahan hidup. Apabila cairan DNA yang diiradiasi dengan sinar

ultraviolet, akan terjadi dua jenis perubahan kimia. Pertama-tama ada


pembentukan ikatan kovalen antara residu-residu pirimidin yang berdekatan satu
sama lain pada untaian yang sama dan membentuk dimmer pirimidin. Kegiatan
mutagenik sinar ultraviolet dapat dihubungkan dengan pembentukan dimmer
primidin. Pentingnya dimmer pirmidin sebagai sebab mutasi yang diinduksi sinar
ultraviolet dibuktikan dengan perlakuan yang mengarah kepada pengeluaran atau
pemotongan dimmer mengembalikan sebagian terbesar pengaruh mutagenik sinar
ultraviolet. Jika sel-sel bakteri yang diperlakukan dengan sinar ultraviolet segera
diiradiasi, misalnya dengan sinar yang tampak dengan kisaran panjang gelombang
300 400 nm, maka frekuensi mutasi dan kematian sel kedua-duanya akan sangat
menurun, kejadian yang disebut fotoreaktivasi. Proses ini ternyata disebabkan
oleh aktifasi oleh sinar dengan panjang gelombang tertentu, yang mengaktifasi
enzim yang menghidrolisis dimmer pirimidin.
DNA dapat dirusak oleh ultraviolet pada panjang gelombang 254-260 nm,
sehingga ultraviolet dapat menginduksi secara langsung akibat penyerapan oleh
purin dan pirimidin. Pirimidin umumnya sangat kuat menyerap pada 254 nm dan
menjadi sangat reaktif. Beberapa indikasi lain adalah pembentukan timin dimmer.

GAMBAR 1.1 Mekanisme perbaikan DNA akibat mutasi yang disebabkan oleh
sinar UV : SOS response (kiri) dan photoreactivation (kanan)

10

UV menyebabkan basa pyrimidine dimer (biasanya thymine dimer tapi


mungkin juga cytosine dimer). Basa dimer ini menyebabkan kerusakan pada
struktur DNA sehingga replikasi DNA terhambat. Jika replikasi DNA tidak terjadi,
maka sel dapat mengalami mutasi. Untuk mengatasi hal tersebut, sel memiliki
mekanisme perbaikan yang disebut SOS response (Gambar 1.1). Namun pada
SOS response ini, tidak ada proof reading seperti halnya replikasi DNA secara
normal. Tidak adanya proof reading dapat menyebabkan terjadi kesalahan
replikasi (mutasi).
Selain SOS response, sel juga memiliki mekanisme untuk memperbaiki
kesalahan replikasi akibat UV yaitu photoreactivation (Gambar 1.1). Proses
photoreactivation ini dikatalisis oleh enzim photolyase yang bekerja jika ada
cahaya visible. Enzim photolyase akan memotong ikatan kovalen antar basa dimer
dan menggantinya dengan urutas basa aslinya. Mekanisme perbaikan dengan
photoreactivation ini sangat efisien dan akurat sehingga dapat mencegah mutasi.
Ethydium bromide (EtBr) dan acridine orange merupakan intercalating agents
yang dapat menyisip ke dalam DNA. Penyisipan intercalating agents ini
menyebabkan bertambahnya/additon (kadang-kadang hilangnya/deletion) satu
basa ketika DNA direplikasi dan menyebabkan mutasi frameshift.
5-bromouracil adalah basa analog thymine dan dan 2-aminopurin adalah basa
analog adenine. 5-bromouracil dapat berpasangan dengan guanine sedangkan
2-aminopurin berpasangan dengan adenin. Kedua mutagen ini (5-bromouracil
dan 2-aminopurin) menyebabkan substitusi AT menjadi GC.

2.4 Dampak Negatif Dari Sinar Ultraviolet Terhadap Manusia


Akibat yang ditimbulkan manusia dari terpapar sinar ultraviolet yang
berasal dari sinar matahari:
Kulit cokelat
Banyak wanita mendambakan memiliki kulit cokelat yang eksotik. Warna
coklat keemasan yang anda lihat sebenarnya merupakan hasil dari cedera pada

11

epidermis, lapisan atas kulit. Paparan sinar ultraviolet (uv) sinar matahari
mempercepat efek penuaan dan meningkatkan risiko pengembangan kanker kulit.
Untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari, gunakan sunscreen spf 30 atau
lebih tinggi saat anda keluar rumah.
Sunburn adalah kerusakan kulit (luka bakar tingkat pertama) dari sinar uv
matahari. Kebanyakan sunburns mengalami tanda kemerahan, panas ketika
disentuh, dan nyeri ringan pada lapisan luar kulit. Sunburn biasanya muncul
beberapa jam setelah paparan sinar matahari dan dapat berlangsung beberapa hari
hingga memudar beberapa minggu kemudian. Penghilang rasa sakit seperti aspirin
atau ibuprofen, kompres dingin, atau krim pelembab dapat membantu mengurangi
rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan hal itu.
Sunburn tingkat kedua, merusak lapisan kulit yang dalam dan ujung saraf.
Biasanya dampaknya lebih menyakitkan dan memakan waktu lebih lama untuk
sembuh. Ditandai dengan kulit kemerahan, bengkak, dan panas. Jika kulit
melepuh, biarkan saja dan segera bawa ke dokter. Cairan di dalam lepuhan
merupakan sumber air dan perlindungan kulit lapisan dalam. Merusak lepuhan
dapat menyebabkan infeksi.
Keriput
Sinar matahari membuat kulit terlihat tua dan keriput lebih cepat dari
seharusnya. Lebih dari 80 persen tanda-tanda penuaan kulit pada orang dewasa
merupakan hasil dari seringnya berjemur saat mereka masih remaja. Dari waktu
ke waktu, sinar ultraviolet matahari merusak serat di kulit yang disebut elastin.
Ketika serat rusak, kulit mulai melorot, meregang, dan kehilangan kemampuannya
untuk kembali ke tempatnya setelah peregangan.
Warna kulit tidak merata

12

Terlalu banyak sinar matahari juga menyebabkan warna kulit yang tidak
teratur atau pigmentasi kulit. Beberapa wilayah kulit terlihat lebih gelap,
sedangkan yang lain terlihat lebih ringan. Matahari juga dapat menyebabkan
perubahan permanen pada pembuluh darah kecil yang memberikan kulit terlihat
kemerahan.
Bintik hitam
Flat atau bintik-bintik pigmen pada kulit biasanya ditemukan pada daerah
tubuh yang terpapar sinar matahari. Biasanya terjadi di musim panas, terutama di
kalangan orang berkulit putih serta berambut merah. Bintik hitam atau f reckles
tidak menimbulkan risiko kesehatan. Tetapi beberapa kanker pada tahap awal bisa
menyerupai bintik hitam itu.
Melasma
Melasma atau chloasma ditandai dengan bercak cokelat di pipi, hidung,
dahi, dan dagu. Penyakit kulit yang memiliki sebutan "topeng kehamilan" ini juga
dialami oleh pria. Melasma bisa sembuh seiring dengan usainya persalinan. Jika
berlanjut, melasma dapat diobati dengan krim resep dan produk over-the-counter .
Gunakan tabir surya setiap kali anda akan terpapar sinar matahari.
Surya lentigo
Bintik-bintik cokelatan atau abu-abu ini tidak benar-benar disebabkan oleh
penuaan, meskipun tanda ini sering tumbuh seiring dengan bertambahnya usia.
Bintik-bintik penuaan cenderung muncul di daerah-daerah yang sering terkena
sinar matahari, seperti wajah, tangan, dan dada. Krim pemutih dan perawatan
berbasis cahaya dapat mengurangi penampilan mereka. Lentigo surya tidak
berbahaya, tetapi untuk mengesampingkan kondisi kulit yang serius seperti
melanoma, ada baiknya anda mengidentifikasikan bintik-bintik ini ke dokter.
Actinic keratosis (solar keratosis)
13

Kecil, bersisik, coklat, atau bercak kemerahan yang disebabkan oleh


paparan sinar matahari terlalu banyak. Letaknnya di bagian kepala, leher, tangan,
atau tempat lainnya. Ini bisa menjadi awal kanker kulit. Actinic keratosis biasanya
muncul pada orang-orang setelah usia 40 tahun, tapi dapat juga muncul pada
orang yang lebih muda. Orang dengan kulit putih, rambut pirang atau merah, dan
mata biru atau hijau merupakan yang paling berisiko. Pengobatan dini disarankan
untuk menghentikan kemungkinan berlanjut menjadi karsinoma sel skuamosa,
sejenis kanker kulit.
Actinic cheilitis ( farmers lip )
Ini ada kaitannya dengan keratosis actinic. Actinic cheilitis adalah kondisi
prakanker yang biasanya muncul di bibir bawah. Pada bibir terdapat bercak,
bersisik, kering, dan cracking . Gejala yang kurang umum termasuk
pembengkakan bibir, kehilangan perbatasan tajam antara bibir dan kulit, dan garis
bibir menonjol. Actinic cheilitis dapat berkembang menjadi karsinoma sel
skuamosa invasif jika tidak diobati.
Karsinoma sel skuamosa
Ini kanker kulit nonmelanoma yang muncul dengan nodul merah tegas,
sisik yang berdarah, atau berkerak, dan rasa sakit yang tak kunjung sembuh.
Biasanya sering terjadi pada hidung, dahi, telinga, bibir bawah, tangan, dan daerah
lain yang terkena sinar matahari. Karsinoma sel skuamosa dapat disembuhkan jika
diketahui dan diobati sejak dini. Selanjutnya, pengobatan tergantung stadium.
Bowen
Penyakit bowen merupakan sejenis kanker kulit yang terletak di
permukaan kulit dengan tanda pada kulit bersisik dan bercak kemerahan.
Karsinoma sel basal

14

Merupakan bentuk yang paling umum dari kanker kulit yang paling mudah
diobati dan paling mungkin untuk menyebar. Seringkali terjadi pada orang
dewasa. Tumor sel basal dapat terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk
benjolan mutiara putih atau lilin. Namun, seringkali terlihat dengan pembuluh
darah yang kleuar di daerah telinga, leher, atau wajah. Tumor juga bisa muncul
dalam sebuah flat, bersisik, daging berwarna atau bercak cokelat pada punggung
atau dada.
Melanoma
Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling serius dan berpotensi
mematikan. Tanda-tanda kemungkinan melanoma termasuk perubahan dalam
penampilan area tahi lalat atau berpigmen. Konsultasikan dengan dokter jika
perubahan ukuran dalam mol, bentuk, atau warna, tepian yang tidak teratur,
muncul lebih dari satu warna, asimetris, atau gatal, merembes, atau pendarahan.
Melanoma mungkin menyebar ke organ tubuh dan tulang.
Katarak
Katarak adalah area berawan di lensa mata yang menghalangi cahaya ke
retina. Selain nyeri, juga menyebabkan masalah penglihatan, termasuk visi
berkabut, silau pada cahaya, dan penglihatan ganda pada salah satu mata. Cegah
katarak dengan mengenakan topi dan kacamata hitam saat berada di bawah sinar
matahari.

15

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 SIMPULAN
1. Sinar Ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian
energi yang berasal dari matahari. Ada tiga jenis sinar ultraviolet yaitu
sinar UVA, UVB, dan UVC.
2. Mutasi gen atau juga disebut mutasi titik adalah perubahan struktur DNA
(gen) yang terjadi pada lokus tunggal kromosom, perubahan satu atau
lebih nukleotida dapat menyebabkan kesalahan pembentukkan asam amino
yang akan membentuk protein (enzim).
3. Sel yang terkena oleh sinar ultraviolet akan membentuk ikatan kovalen
antara dua molekul timin, menghasilkan timin dimer. Timin dimer ini
menyebabkan kerusakan serius dan kematian sel karena DNA dengan
timin dimer tidak dapat direplikasi dan ditranskripsi.
4. Dampak yang terjadi pada manusia akibat terkena sinar ultraviolet adalah
kulit cokelat (sunburn), keriput, warna kulit tidak merata, bintik hitam,
melasma, surya lentigo, actinic keratosis (solar keratosis), actinic cheilitis (
farmers lip ), karsinoma sel skuamosa, bowen, karsinoma sel basal,
melanoma, dan katarak.
3.2 Saran
1. Kepada para pembaca agar lebih berhati-hati terhadap sinar matahari langsung.

16

2. Untuk mengurangi radiasi dari sinar ultraviolet sebaiknya selalu memakai


pakaian yang tertutup atau memakai sunblock agar kulit tidak langsung terkena
sinar matahari langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Sondang, Ester. 2013, 28 Mei.Ragam Kerusakan Kulit Akibat

Sinar

Matahari.Tabloidnova,1.http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Wanita/
Ragam-Kerusakan-Kulit-Akibat-Sinar-Matahari
Darma,Kusuma.

2011.

Mekanisme

Keragaman

Genetik.

[online].

Tersedia:http://kusumadarma17.blogspot.com/2011/07/mekanisme-keragamangenetik-pada.html
Effendy, Nasrul.1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:
Penerbit Kedokteran EGC
Sembiring, L dan Sidjino. 2009. Biologi : kelas XII untuk SMA dan MA. Pusat
perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional., Jakarta, p. 282
Hadiana,

Adi.

2013.

Pengertian

Sinar

Ultraviolet.

[online].

Tersedia:

http://adihadiana.blogspot.com/2013/03/pengertian-sinar-ultraviolet.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ultraungu

17

Anda mungkin juga menyukai