Anda di halaman 1dari 15

KERUSAKAN DAN MUTASI DNA

(Nurul Hidayatun N, Wiwit Anggraini, Lidwina Christine L, Rindang Mawarni)

Abstrak

Perubahan sifat keturunan disebut dengan mutasi. Mutasi adalah perubahan


materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada
keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kerusakan DNA karena factor
genetic ataupun Fktor Eksternal seperti …

Kata kunci : DNA, factor eksternal, genetik, mutasi, kerusakan DNA

PENDAHULUAN

Genetika adalah ilmu pewarisan faktor keturunan (hereditas) yang meliputi


studi mengenai apa yang dimaksud dengan gen, bagaimana gen dapat membawa
informasi genetik, gen direplikasikan dan dilewatkan dari generasi ke generasi,
dan bagaimana gen dapat mengekspresikan informasi di dalam organisme yang
akan menentukan karakteristik organisme yang bersangkutan. Informasi genetik
di dalam sel disebut genom. Secara umum perubahan sifat keturunan disebut
dengan mutasi. Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom)
suatu sel yang diwariskan kepada keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh
kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan sel oleh radiasi, bahan
kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama proses meiosis. Tetapi ada
juga mutasi yang tidak jelas mutagennya, yang diperkirakan hanya karena suatu
kealpaan atau kekeliruan suatu proses metabolisme dalam sel. Hal ini terjadi
karena adanya ilmu kemungkinan (probability), bukan karena pengaruh luar tetapi
karena kebetulan belaka.

Mutasi belum tentu menimbulkan perubahan mendadak pada fenotip. Hal


ini karena ada mutasi kecil dan mutasi besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan
perubahan kecil yang kadang tidak jelas pada fenotip. Atau dengan kata lain
terdapat variasi dimana individu yang bermutasi hanya sedikit berbeda dari
tetuanya. Sebaliknya, mutasi besar menimbulkan perubahan yang jelas pada
fenotip yang menyebabkan fenotip keturunannya berbeda dan mengarah ke
abnormal atau cacat. Mutasi besar merupakan dasar bagi sumber variasi
organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Tujuan mutasi adalah
menghadapi perubahan alam yang sewaktu-waktu akan timbul. Kalau perubahan
sudah muncul, ada dua kemungkinan yang dapat timbul yaitu:1) sifat yang
bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan sifat yang asli, sehingga
karakter asli kemungkinan hilang dari peredaran, 2) sifat yang bermutasi tidak
cocok terhadap lingkungan yang baru, sehingga individu atau populasi suatu
spesies yang memilikinya akan susut atau punah. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi tergantung
pada daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal.

PEMBAHASAN

Kerusakan DNA

Perubahan molekul DNA akan menyebabkan organisme berevolusi dan


beradaptasi dengan lingkungan baru. Secara alami, perubahan molekul DNA dari
organisme dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: melalui mutasi, dimana terjadi
penggantian (substitusi), penghapusan (delesi) atau penambahan (adisi) satu atau
lebih bagian dari molekul DNA, dan melalui pertukaran informasi genetik atau
DNA antar organisme sejenis melalui peristiwa reproduksi seksual.
Kerusakan DNA merupakan salah satu penyebab terjadinya pertumbuhan sel
kanker. Hal ini dikarenakan DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel. Akibatnya, pembelahan sel menjadi tidak
terkendali dan memicu pertumbuhan sel kanker. Beberapa buah mutasi
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi tersebut dapat
diakibatkan oleh agen kimia maupun agen fisik yang disebut karsinogen. Mutasi
dapat terjadi secara spontan(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki
banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk mempresentasikan objek –
objek diskrit dan hubungan antara objek – objek tersebut. Representasi visual dari
graf adalah dengan menyatakan objek dinyatakan sebagai noktah, bulatan, atau
titik, sedangkan hubungan antara objek dinyatakan dengan garis. Selain itu,
dengan teori Dekomposisi Graf, sebuah graf bisa difaktorkan ke dalam beberapa
subgraf. Pemfaktoran ini dapat digunakan untuk melihat pola perubahan
hubungan antar objek.
Kerusakan DNA akibat bahan karsinogen dapat terjadi pada gen Parp-1.
Poly(ADP-ribose polymerase-1) merupakan salah satu protein yang terlibat dalam
respon terhadap kerusakan DNA, cell cycle arrest, dan apoptosis [5]. Protein Parp-
1 disintesis dalam jumlah rendah pada kondisi fisiologis dan mengalami
peningkatan jika terjadi kerusakan DNA. Gen Parp-1 ekson 23 mengkode domain
katalitik yang berisi motif PARP signatur yang membentuk situs aktif (Karima et
al., 2016)
Murray et.al. (2003) mengungkapkan bahwa, kerusakan DNA dapat
disebabkan oleh pengaruh agen lingkungan, fisik dan kimia sehingga dapat
diklasifikasikan kedalam 4 jenis kerusakan, yaitu:

1. Pengubahan Basa Tunggal terdiri dari: depurinasi merupakan hilangnya


purin dasar dari tulang punggung DNA, deaminasi sitosin menjadi urasil,
alkilasi basa serta penyisipan dan penghapusan nukleotida.

2. Pengubahan Dua Basa terdiri dari: dimer timin-timin yang diinduksi oleh
cahaya UV dan hubungan-silang preparat alkilasi bifungsional

3. Pemutusan Rantai terdiri dari radiasi ionisasi, disintegrasi radioaktif pada


unsur tulang punggung dan pembentukan radikal bebas yang oksidatif.
Radikal bebas adalah sebuah molekul aktif yang dapat merusak protein
dan DNA. Sumber radikal bebas ada yang bersifat eksternal maupun
internal. Sumber radikal eksternal mencakup; Polusi lingkungan: polusi
udara, air dan tanah, Makanan: bahan tambahan, pestisida, pemasakan dan
penyimpanan yang kurang baik, Bahan kimia: insektisida, detergen,
limbah industri, zat-zat racun, Radiasi: sinar UV, radiasi elektromagnetis,
obat-obatan & medis serta virus. Sedangkan sumber radikal internal
mencakup; Metabolisme, latihan keras, kerja berlebihan/kelelahan, stress
kronis, penuaan (ketika tubuh menua, sistem pertahanan antioksidan tubuh
akan melemah), kecanduan alkohol dan merokok (setiap batang rokok
menghasilkan 10triliun radikal bebas). Adapun cara untuk mengatasi
kerusakan DNA antara lain; Mengurangi paparan radikal bebas yang
meliputi ; berhenti merokok, menggunakan tabir surya dengan SPF 15
serta hindari daerah terpolusi. Memperkuat sistem pertahanan antioksidan
yang meliputi; meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta suplemen
dengan produk antioksidan.

4. Hubungan silang meliputi antara basa-basa dalam untai yang sama atau
berlawanan dan antara DNA dengan molekul protein (misal, Histon)

Menurut Devlin (2006), kerusakkan DNA dapat disebabkan oleh beberapa


faktor seperti tidak tersedianya senyawa kromatin kompleks yang dapat
melindungi dari serangan senyawa O2 reaktif, aktivitas DNA repair berubah dan
terdapat kerusakan pada rantai transforelektron sehingga merangsang
pembentukan senyawa O2 reaktif sekunder.

Kerusakan DNA dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kerusakan Endogen, yang disebabkan oleh oksigen yang reaktif yang


berasal dari hasil samping metabolisme khususnya pada proses deaminasi.
Kerusakan Endogenous disebabkan dari faktor-faktor internal, yaitu (1).
Alkilasi (biasanya metilasi), seperti pembentukan 7-methylguanine, 1-
methyladenine, O6 methylguanine. (2). Hidrolisis, seperti deaminasi,
depurinasi dan depirimidinasi.(3). Mismatch, disebabkan kesalahan dalam
replikasi DNA, di mana dalam pembentukan DNA helai terjadi salah
pasang atau terjadi kekeliruan atau penyisipan dalam pembentukkan DNA.
2. Kerusakan Exogen disebabkan dari faktor-faktor eksternal seperti : cahaya
UV (200-300 nm) dari radiasi matahari, radiasi frekuensi lainnya,
termasuk foto sinar-x dan sinar gamma, hidrolisis panas atau gangguan,
kanker kemoterapi dan radioterapi serta virus. Beberapa contoh kerusakan
eksogen antara lain:
a) Sinar UV-B yang menyebbakna terbentukya ikatan silang antar basa
sitosin dan timin yang berdekatan dan menyebabkan terbentuknya
pirimidin dimer.
b) Sinar UV-A yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas terutama
jika tabir surya menembus kepaa kulit
c) Radiasi ionik karena kerusakan oleh radioaktif yang menyebabkan
untaian DNA rusak
d) Pemanasan akan menyebabkan peningkatan angka depurinasi atau
hilangnya basa purin dan kerusakan pita tunggal
e) Senyawa industri seperti vinil klorida dan hidrogen peroksida serta
senya kimia lingkungan seperti hidrokarbon polisiklik dari rokok,
jelaga dan tar menyebabkan adisi pada DNA

MUTASI DNA

Mutasi adalah perubahan materi genetik suatu sel yang diwariskan kepada
keturunannya baik pada urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi
dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan sel
oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama proses
meiosis.

Mutasi merupakan sumber utama dari semua variasi genetik, karena


menyediakan bahan baku bagi evolusi. Jika mutasi tidak terjadi maka organisme
tidak mampu berevolusi dan beradaptasi dari lingkungan yang berubah setiap
waktunya. Namun tidak semua mutasi menguntungkan, beberapa mutasi dapat
membawa penyakit dan menyebabkan kecacatan pada organ.

Menurut perubahan yang terjadi pada struktur gen, mutasi dapat dibedakan
menjadi:

a. Mutasi titik (point mutation), yaitu mutasi yang terjadi pada unit gen yang
paling kecil yaitu pada satu pasang nukleotida
b. Mutasi banyak basa (multi base mutation), yaitu mutasi yang terjadi pada
beberapa pasang nukleotida
c. Mutasi pada segmen DNA sehingga dapat mengubah struktur kromosom
(aberasi kromosom)

Mutasi gen

Mutasi gen ialah perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan
basa dalam satu gen tunggal yang menyebabkan perubahan sifat individu
tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya. Mutasi gen dapat terjadi
melalui berbagai cara diantaranya:

a) Penggantian/substitusi pasangan basa yang terjadi karena penggantian satu


nukleotida dengan pasangannya di dalam untaian DNA komplementer dengan
pasangan nukleotida lain. Contoh; anemia bulan sabit.
b) Insersi dan delesi, insersi adalah penyisipan atau penambahan satu atau lebih
nukleotida ke dalam rantai polinukleotida sedangkan delesi adalah
pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen saat
replikasi DNA.

Mutasi Kromosom

Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada kromosom yang


disertai dengan perubahan struktur dan jumlah kromosom. Mutasi kromosom
dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu :

a) Perubahan struktur kromosom (aberasi kromosom). Mutasi ini menyebabkan


kerusakan (aberasi) pada bentuk kromosom, diantaranya:

1) Translokasi adalah pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke


kromosom lainnya yang bukan kromosom homolognya
2) Duplikasi terjadi karena adanya segmen kromosom yang mengakibatkan
jumlah segmen kromosom lebih banyak dari kromosom aslinya. Berikut
ini contoh duplikasi.
3) Delesi adalah mutasi yang terjadi karena sebagian segmen kromosom
lenyap sehingga kromosom kekurangan segmen.
4) Inversi adalah mutasi yang terjadi karena selama meiosis kromosom
terpilin dan terjadinya kiasma, sehingga terjadi perubahan
letak/kedudukan gen-gen.

b) Perubahan Jumlah Kromosom

1) Mutasi yang terjadi ditandai dengan perubahan jumlah kromosom


individual atau dalam jumlah perangkat kromosom.
2) Euploid terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan perangkat
kromosom (genom). Contoh: haploid, diploid, triploid, tetraploid,
poliploid dll.
3) Aneuploid terjadi karena adanya perubahan salah satu kromosom dari
genom individu Contoh; monosomik, Nullisomik Trisomik dan
Tetrasomik

Mutasi juga dapat dibedakan menjadi mutasi alami dan mutasi buatan

1. Mutasi alam atau mutasi spontan biasanya terjadi karena kesalahan


pemasangan basa pada waktu proses replikasi, perbaikan, atau rekombinasi
DNA sehingga mengarah pada terjadinya substitusi, insersi atau delesi
pasangan basa. Selain itu mutasi secara alami dapat terjadi karena radiasi
radioaktif alam, sinar kosmis dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang ditimbulkan akibat campur tangan manusia
(telah direncancanakan). Dengan memperlakukan sel menggunakan zat-zat
kimia, sinar-X, sinar gamma, sinar alfa, dan beberapa jenis radiasi hasil
sampingan tenaga nuklir

Mutasi DNA

Berdasarkan tingkat terjadinya, dikenal ada dua jenis mutasi DNA, yaitu mutasi
gen dan mutasi kromosom.
a. Mutasi Gen (Point Mutation)
Pengertian mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun
RNA.Mutasi gen terjadi pada susunan molekul DNA-nya bukan pada lokus atau
bagian lain dari kromosom. Perubahan-perubahan dalam bentuk struktur kimia
seperti disebutkan di atas, tidak mengganggu bentuk maupun jumlah kromosom,
tetapi menimbulkan perubahan RNA-m dan sebagai akibat mengubah protein atau
enzim yang disusun sehingga menghasilkan fenotipe yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya perubahan pada basa-basa yang dapat memengaruhi DNA
dengan cara yang sangat berbeda.

Selain itu, ada juga jenis-jenis mutasi gen, yakni:

1. Mutasi salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode


genetik (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga
menyebabkan asam amino yang terkait pada rantai polipeptida berubah.
Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila
asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein
tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan
tranversi.

Contoh missense mutation


TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA

AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin– triptofan

2. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa


dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode
genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino
yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi
transisi dan tranversi.
Contoh Silent mutation :

TACAACGTCACCATT

Untai sense mRNA

AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAAgGTCACCATT

Untai sense mRNA

AUGUUcCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan

3. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation)


Mutasi nonsense adalah perubahan kodon asam amino tertentu menjadi
kodon stop, yang mengakhiri rantai, mengakibatkan berakhirnya
pembentukan protein sebelum waktunya selama translasi. Hasilnya adalah
suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi Hampir semua mutasi
tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan
fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi,
maupun insersi.

Akibat mutasi nonsense, jadi bukannya mendapatkan asam amino lisin


dan kemudian sisanya dari asam amino yang tersisa dalam urutan protein
ini akan selesai. Suatu pemendekan, versi protein yang terpotong akan
dibuat dan dirilis untuk melakukan tugasnya dalam sel.
Tapi apakah protein yang terpotong ini sebenarnya mampu melakukan
tugasnya? Mungkin tidak. Itu tergantung seberapa dekat mutasi nonsense
terjadi pada yang sebenarnya 3′ akhir dari urutan RNA messenger.
Mungkin protein hampir selesai, jadi bisa mempertahankan sebagian besar
fungsinya. Namun, sangat sering, mutasi nonsense menghasilkan protein
tidak fungsional. Karena mereka hanya sebagian dibuat, mereka tidak
melipat dengan benar dan tidak dapat melakukan peran mereka dalam sel.

4. Mutasi Pergeseran Kerangka/perubahan rangka baca (frameshift


mutation).
Mutasi ini merupakan akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih
nukleotida di dalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya
kerangka pembacaan. Selama berlangsungnya sintesis protein, pembacaan
sandi genetis dimulai dari satu ujung acuan protein yaitu mRNA, dan
dibaca sebagai satuan tiga basa secara berurutan. Karena itu mutasi
pergeseran kerangka pada umumnya menyebabkan terbentuknya protein
yang tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino
yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian nukleotida mRNA yang
telah bergeser kerangkanya (yang ditranskripsikan dari mutasi pada DNA
sel). Tipe mutasi ini digambarkan pada gambar di bawah ini.

b. Mutasi Kromosom (Gross mutation)


Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid)
melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut
euploid, sedang yang hanva terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut
aneuploid.

Mutasi Kromosom akibat Perubahan Struktur Kromosom. Struktur


kromosom dapat berubah sehingga berbeda dengan struktur kromosom yang
normal. Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah
sebagai berikut.
1. Delesi atau Defisiensi Delesi adalah peristiwa patahnya sebagian segmen
kromosom. Pada peristiwa ini kromosom dapat kehilangan satu gen atau lebih.
Hal ini menyebabkan terjadi sintesis protein dengan perubahan pada asam
aminonya. Kromosom yang tidak memiliki sentromer akan larut di dalam plasma
karena gen-gennya tidak berfungsi. Inilah beberapa macam delesi:
2. Duplikasi Duplikasi adalah peristiwa penambahan patahan segmen kromosom
lain yang homolog. Akibat duplikasi segmen, maka akan terdapat lebih dari satu
segmen indentik di dalam satu perangkat kromosom.
3. Inversi Inversi ialah peristiwa membaliknya beberapa urutan gen dalam suatu
kromosom. Hal ini terjadi karena kromosom patah di dua tempat, yang diikuti
penyisipan kembali gen-gen tetapi dengan urutan terbalik.
4. Translokasi Translokasi adalah pindahnya potongan segmen kromosom yang
satu ke potongan kromosom lain yang bukan homolognya.

Perubahan Jumlah Kromosom Setiap jenis organisme memiliki seperangkat


kromosom (genom) dengan jumlah tertentu. Sel somatik bersifat diploid atau
mengandung 2n kromosom, sedangkan sel gamet merupakan sel haploid
mengandung n kromosom. Namun, kadang-kadang terjadi penyimpangan selama
mitosis, meiosis, atau waktu fertilisasi sehingga menghasilkan sel-sel dengan
kromosom yang lebih atau kurang dari ketentuan tersebut di atas sehingga terjadi
perubahan jumlah kromosom. Perubahan jumlah kromosom dibedakan atas
perubahan sel (aneuploidi) dan perubahan penggandaan (aneusomi).

c. Mutagen
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mutasi dikenal sebagai mutagenic
agent atau mutagen. Pada umumnya mutagen berupa bahan fisika, kimia, dan
biologi yang memiliki daya tembus kuat hingga dapat mencapai bahan genetis di
dalam sel. Namun, selain itu dijumpai pula mutasi yang tidak jelas mutagennya
yang diduga berasal dari alam dan akibat kesalahan metabolisme dalam sel.

Iradiasi
Meskipun sebagian besar mutasi menyebabkan organisme menjadi kurang efisien
karena merugikan, mutasi dan mutagen telah terbukti bermanfaat dalam beberapa
hal. Pengembangan sifat-sifat baru yang diinginkan telah dilakukan melalui
mutasi induksi dengan radiasi (penyinaran dengan sinar radioaktif). Proses radiasi
suatu bahan untuk tujuan tertentu dengan pancaran elektron dan neutron disebut
iradiasi. Di antara sinar-sinar radioaktif yang sering digunakan adalah sinar
gamma (γ) karena memiliki daya tembus yang besar.

Penyebab kerusakan dan mutasi DNA


Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit
mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet,
sinar X, serta loncatan energi listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan
perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik,
mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat
(individu tipe liar atau "wild type").

Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi (mutagen) dibagi


menjadi 3, yaitu:

1. Mutagen bahan kimia.


Contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang
dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses
anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga
mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah
menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa, agen pengubah basa, agen
penyela. a) Senyawa yang merupakan contoh analog basa adalah 5-
Bromourasil (5BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam hubungan ini
posisi karbon ke-5 ditempati oleh gugus brom padahal posisi itu
sebelumnya ditempati oleh gugus metil. Keberadaan gugus brom
mengubah distribusi muatan sertameningkatkan peluang terjadinya
tautomerik. b) Senyawa yang tergolong agen pengubah basa adalah
mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia
dari basa, yang termasuk kelompok ini adalah agen deaminasi, agen
hidroksilasi serta agen alkilasi. Perlakuan dengan asam nitrit,
misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan urasil yang berpasangan
dengan adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa S-G menjadi
T-A. Agen hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi
khusus dengan sitosin dan mengubahnya sehingga sitosin hanya dapat
berpasangan dengan adenin. Sebagai akibatnya terjadi mutasi dari SG
menjadi TA. Agen alkilasi mengintroduksi gugus alkil ke dalam basa
pada sejumlah posisi sehingga menyebabkan perubahan basa yang
akibatnya akan terbentuk pasangan basa yang tidak lazim. c) Senyawa
yang tergolong agen interkalasi akan melakukan insersi antara basa-
basa yang berdekatan pada satu atau kedua untai DNA. Contoh agen
interkalasi adalah proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin dan
ICR-70.
2. Mutagen bahan fisika
Contoh mutagen bahan fisika adalah sinar ultraviolet, sinar radioaktif,
dan sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik adalah radiasi
dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi
pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi
berenergi tinggi sedangkan radiasi bukan pengion adalah radiasi
berenergi rendah. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar
gamma, radiasi sinar kosmik. Contoh radiasi bukan pengion adalah
radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu menembus jaringan atau
tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara radiasi bukan
pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena
berenergi rendah. Radiasi sinar tersebut akan menyebabkan
perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Atom-atom yang memiliki elektron-elektron sedemikian dinyatakan
tereksitasi. Molekul-molekul yang mengandung atom yang
berada dalam keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi
lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-atom yang berada
dalam kondisi stabil. Aktivitas yang meningkat tersebut mengundang
terjadinya sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion
dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen dan pemutusan kromosom
yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi
kromosom umumnya.
3. Mutagen bahan biologi virus dan bakteri diperkirakan dapat
menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat
menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya
Faktor Eksternal Penyebab Mutasi Dna

Faktor kimia

Bahan kimia tertentu buatan manusia telah diketahui menyebabkan mutasi, dalam
banyak kasus dengan merevisi komposisi kimia dari DNA sel. Etil
methanesulfonate, suatu senyawa yang digunakan dalam penelitian laboratorium,
mempengaruhi salah satu dari empat basa komponen DNA yang berperilaku
secara kimia, sehingga timbul sel-sel mutan dengan urutan DNA yang berbeda
dari induk sel. Benzopyrene, komponen dari asap rokok, dan vinil klorida, bahan
dalam plastik, sama juga mempengaruhi DNA.

Faktor radiasi

Dunia kita mengandung berbagai jenis radiasi, baik yang terjadi secara alami dan
yang dihasilkan dari aktivitas manusia, yang juga mendorong mutasi. Radiasi
ultraviolet dari matahari menciptakan ikatan antara basa atau menghilangkan
ikatan basa yang lain, menyebabkan sel untuk mensintesis protein abnormal
ketika itu bagian dari DNA yang dibaca. Radiasi pengion, seperti yang
dipancarkan sinar-X, memecah untai DNA menjadi terpisah, yang dapat
menyebabkan mutasi ketika sel mencoba untuk memperbaiki DNA-nya
menggunakan molekul perevisi.

Faktor biologis

Mirip dengan bahan kimia dan radiasi, agen biologis dapat menyebabkan mutasi
dengan menyerang struktur DNA. Retrovirus seperti HIV dapat menyisipkan
materi genetik mereka ke dalam DNA sel inang. Tetapi beberapa virus dan bakteri
juga menghasilkan mutasi secara tidak langsung. Virus hepatitis B yang bertahan
lama di dalam tubuh dapat membuat tubuh mengeluarkan zat kimia defensif yang,
dari waktu ke waktu, menyebabkan mutasi, sedangkan kerusakan sel yang
berkepanjangan dan perbaikan berkelanjutan yang dihasilkan dari infeksi
Helicobacter pylori dapat meningkatkan mutasi pada sel-sel yang melapisi
lambung.
Mekanisme terjadinya kerusakan dan mutasi DNA

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai