Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kimia pada sistem pengoperasiannya suatu waktu akan
mengalami gangguan, salah satunya adalah dinamika proses. Dinamika
proses merupakan variasi unjuk kerja dari waktu ke waktu sebagai suatu
respon terhadap adanya perubahan beban proses atau karena adanya
gangguan yang masuk kedalam sistem proses. Dinamika proses selalu terjadi
selama proses belum mencapai kondisi tunak.
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga percobaan yakni pengosongan
tangki, simulasi gangguan pada tangki dan pengukuran temperatur. Pada
percobaan ke-1 dilakukan proses pengosongan tangki yang diatur dengan
valve keluaran sehingga debit keluaran dapat ditentukan oleh parameter k
( konstanta laju alir ) dan n (orde proses ). Pada percobaan ke-2 dilakukan
simulasi gangguan pada sistem tangki yang telah tunak dengan kondisi yang
harus dipenuhi adalah menentukan tinggi arus air didalam tangki sebelum
dan sesudah keadaan tunak. Dan pada percobaan ke-3 yaitu pengukuran
temperatur menggunakan termometer. Pengujian pengukuran temperatur
dilakukan untuk mengetahui waktu respon termometer. Karakteristik yang
diuji adalah konstanta waktu ( ) termometer.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1.

Menentukan

harga parameter k dan n terhadap waktu dalam

pengosongan tangki.
2.

Menentukan perubahan ketinggian akibat gangguan yang diberikan pada


aliran sistem tunak.

3.

Menentukan waktu respon termometer dalam perubahan temperatur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Dinamik Sistem Order Satu


Sistem Order satu adalah proses yang keluarannya mengikuti persamaan
diferensial order satu.
a1

dy
+a =b x f (t )
dt 0

(1.1)

Proses order satu dicirikan oleh :


1) Kemampuan menyimpan material, energi, atau momentum.
2) Memiliki tahanan terhadap aliran massa, energi, dan momentum.
Respons dinamik tangki yang memiliki kemampuan menyimpan cairan
atau gas mengikuti model order gas. Tahanannya mewakili pompa, perpipaan,
kerangan, bendungan, baik dalam aliran masuk ataupun aliran keluar.
Padatan, cairan ataupun gas yang dapat menyimpan kalor ( kapasitas kalor,
Cp ), juga mengikuti model order satu. Tahanannya terkait dengan
perpindahan kalor melalui dinding, gas maupun cairan. Proses-proses yang
memiliki kemampuan menyimpan massa atau energi dapat bertindak sebagai
buffer antara aliran masuk dengan aliran keluar, dapat dimodelkan sebagai
sistem order satu, seperti tangki pemanas berpengaduk.
Uraian ini menunjukan bahwa komponen dalam pabrik kimia umumnya
adalah sistem order satu dengan keterlambatan yang memiliki kemampuan
terutama menyimpan massa maupun energi.

2.2 Sistem Order Satu Dengan Kemampuan Menyimpan Massa


Fi

Fi
h

A
Fo

Fo

(a)

(b)

Gambar 1. Sistem dengan kemampuan menyimpan massa


(a) first order lag (b) pure capasitive
Perhatikan tangki pada gambar diatas, dengan laju alir masuk volumetrik
Fi dan laju alir keluar volumetrik Fo. Tahanan pipa, kerangan atau bendungan
terwakili dalam aliran keluar. Laju alir keluar dianggap linier terhadap arus
cairan dalam tangki h dengan tahanan R.
h gaya penggerak aliran
Fo= =
R tahanan terhadap aliran

(1.2)

Tangki memiliki kemampuan menyimpan massa setiap saat. Neraca


massa total tangki diberikan oleh persamaan :
A

dh
h
=FiFo=Fi
dt
R

Atau
AR

dh
+h=RFi
dt

(1.3)

A adalah luas penampang tangki. Pada keadaan tunak :


hs=RF is

(1.4)

Pengurangan persamaan (1.3) oleh (1.4) menghasilkan persamaan dalam


variabel penyimpangan :
AR

dh
+h=RFi
dt

Dengan h = h hs dan Fi = Fi Fis


AR= p =konstanta waktu proses
R = Kp = Steady state gain process
Sehingga diperoleh fungsi transfer :
G(s )=

h(s)
Kp
=
Fi (s) p s+ 1

(1.5)

Catatan :
1. Luas penampang tangki, A adalah ukuran kemampuan menyimpan massa.
Makin besar A, makin besar kemampuan tangki untuk menyimpan massa.
2. p = AR, dapat dikatakan bahwa untuk tangki :
Konstanta waktu = kemaampuan menyimpan x tahanan terhadap aliran.
Pada proses pengosongan tangki, tangki yang semula menyimpan massa
air sesuai dengan luas penampang tangki, kemudian dikosongkan sehingga
berlaku suatu persamaan neraca massa:
Akumulasi = Masukan keluaran
Data masukan = 0 sehingga neraca massa dapat ditulis menjadi :
Akumulasi = - keluaran
Hubungan antara Q dan h dapat ditulis sebagai berikut :
E = Q W

(1.6)
2

E2 E1 = (U2 U1) +

(V2 V1 )
2

(1.7)

+ (Z2 Z1) g

(U2 U1) +

(V2 V1 )
2

+ (Z2 Z1) g = Q W

(1.8)
2

(U2 U1) +

(V2 V1 )
2

+ (Z2 Z1) g = Q (P2V2 P1V1) Ws

(1.9)
2

(U2 + P2V2 ) (U1 + P1V1 ) +

(V2 V1 )
2

+ (Z2 Z1)g = QWs

(1.10)
2

(H2

H1)

(V2 V1 )
2

(Z2

Z1)

Ws

(1.11)
2

H +

(V2 V1 )
2

+ (Z2 Z1) g = Q Ws

(U2 U1) +

(V2 V1 )
2

+ (Z2 Z1) g = Q P2V2 + P1V1 Ws

P2V2 +

V2
2

(1.12)

(1.13)

+ z2g = P1V1 +

V1
2

+ z1g

(1.14)

Volume fluida persatuan massa = 1/

P2
2

P1
1

V2
2

+ z 2g =

V1
2

bila konstan maka :


5

+ z 1g

(1.15)

V
2

+ zg = 0

(1.16)

Untuk keadaan tunak


V2

W dv f
V1

(1.17)
Hukum termodinamika I : U = Q W

(1.18)

H = U + (PV)

(1.19)

H = Q W + (PV)

(1.20)

v2

P2

v1

P1

dV

H = Q W + P

dP
(1.21)

+V

v2

P2

v2

v1

P1

v1

dV

H = Q P

dP

+ f + V

dV

+ P

(1.22)

P2

Vdp

H = Q + f +

P1

(1.23)

maka persamaan neraca energi menjadi:

f +

P2 P1

+ (V22 V12) + g (Z2 Z1) = WS

(1.24)

f +

V2
2

gh1 = 0

(1.25)

Ff + hc + hf = gh1 -

V2
2

(1.26)

4 f

L V 2
D 2

Kc

V2
V2
V2
Kf
gh1
2
2
2

x2

(1.27)

2f = 4f

L V 2
D 2

+ Kc

V2
2

+ Kf

V2
2

(1.28)

4f

L V 2
D 2

+ Kc

V2
2

+ Kf

V2
2

= 2gh1 V2

(1.29)

4f

Kc Kf V 2
D

1 4 f

V=

Kc Kf
D

-V2 = 2gh1

(1.30)

V2 = 2gh1

(1.31)

2 gh1
L

Kc Kf
1 4 f
D

(1.32)

2g
L

Kc Kf
1 4 f
D

V=

Q
A

2g
L

Kc Kf
1 4 f
D

A 2g
L

Kc Kf
1 4 f
D
k

(1.33)

h
(1.34)

h
(1.35)

Q=

Q = k.hn

(1.36)

n=

Menentukan parameter k dan n , dapat ditentukan dengan Regresi Linier :


dh khn
=
dt
A

ln

(1.37)

k
=ln +n ln h
( dh
)
dt
A

(1.38)

y a bx

(1.39)

Gambar 2. Kurva ln h rata-rata terhadap ln(-dh/dt)


2.3 Respons Dinamik Pure Capasitive
Fungsi transfer pure capasitive process diberikan pada persamaan :
G(s )=

h(s)
Kp
=
Fi (s) p s+ 1

Bagaimana y(t) berubah terhadap waktu, jika f(t) mengalami gangguan


unit step, f(t) = 1, untuk t > 0.
Untuk gangguan unit step :

Dari persamaan :

y ( s )=

f ( s )=

1
s

Kp
s2

Inversi persamaan terakhir : y(t) = Kpt


Tampak bahwa keluaran membesar secara linier terhadap waktu. Seperti
gambar dibawah ini :
Y(t)

Kp

t
Gambar 3. Respons Pure Capasitive Process
Pada gambar 3, menunjukan karakteristik pure capasitive process, yang
diberi nama pure integrator antara keluaran dengan masukan.
Sebuah

pure

capasitive

process

akan

menyebabkan

persoalan

pengendalian yang rumit, karena tidak memiliki kemampuan mengatur


sendiri. Setiap perubahan pada aliran masuk akan mengakibatkan tangki
banjir atau kosong. Sifat ini dikenal dengan sifat non self regulation (tidak
memiliki kemampuan mengatur sendiri ). Jika kecepatan pompa dapat diatur
secara manual, sehingga laju alir keluar dapat diseimbangkan dengan laju alir
masuk, maka arus cairan dapat dijaga tetap.
Proses yang bersifat integrator yang paling umum dijumpai di pabrik
kimia adalah tangki berisi cairan, tangki gas, sistem penyimpanan bahan baku
atau produk dan sebagainya.
2.4 Proses Dinamik Pada Pengukuran Temperatur
Fenomena proses dinamis yang lain adalah pengukuran perubahan
temperatur akibat adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari
panas ke dingin maupun dari dingin ke panas. Alat ukur temperatur adalah
termometer. Termometer berisi fluida yang koefisien muainya cukup besar
sehingga cukup sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses peprindahan
yang terjadi pada termometer adalah proses perpindahan energi dalam bentuk
kalor. Tiga tahapan perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah:
1. konveksi dari lingkungan/medium ke lapisan film dinding gelas
termometer-medium
2. konduksi dalam dinding gelas
3. konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.
Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atyas, mka tidak
mengkin terjadi respons yang bersamaan secara serempak dari termometer.
Walaupun perubahan temperaur terjadi secara mendadak, pasti ada

10

keterlambatan termometer dalam mengindra/ sensor temperatur dan


memberikan hasil pengukurannya.
Neraca energi pada termometer tersebut adalah:
kalor masuk = kalor keluar + akumulasi kalor.
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1. tidak ada kalor yang keluar (untuk T lingkungan yang lebih tinggi).
2. dinding gelas sangat tipis sehingga hambatan karena konduksi dapat
diabaikan.
3. tidak terjadi konstraksi atau pemuaian dinding gelas yang berakibat
perubahan volume fluida termometer.
4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak
ada panas yang terbuang karena konveksi ini.
5. kapasitas panas fluida termometer konstan.
6. temperatur fluida termometer sama ti setiap titik.

Dengan asumsi-asumsi tersebut, neraca energi menjadi:


dQ
=Q
dt
mCp

(1.40)
dT
=hA(TlT )
dt

(1.41)

mCp
dT
hA
=TlT
dt
mCp
hA

(1.42)

adalah suatu konstanta yang disebut konstanta waktu .

Konstanta waktu adalah pengukuran waktu yang diperlukan bagi suatu proses
untuk mencapai keadaan seperti yang diberikan oleh inputnya. Dengan
demikian, makin besar konstanta waktu suatu proses, makin lama proses

11

tersebut mencapai kondisi tunak baru. Integrasi neraca energi pada


pengukuran temperatur oleh termometer menjadi:
Tl T
t
=exp ( )
Tl

(1.43)

dimana To adalah temperatur pada saat t=0, dan TL adalah temperatur


lingkungan. Untuk menunjukkan unjuk kerja termometer raksa (dengan
ataupun tanpa termowel) dilakukan pengukuran temperatur fluida dari
temperatur tinggi ke rendah dan sebaliknya dari temperatur rendah ke tinggi.

BAB III
HASIL PERCOBAAN

3.1 Pengosongan Tangki


Tabel 3.1 Parameter k dan n dari Proses Pengosongan Tangki
Bukaan Kerangan
100 %

709.340

-0.149

80 %

411.306

0.013

70 %

223.483

0.189

12

50 %

114.817

0.266

40 %

387.74

-0.407

30 %

27.781

0.132

20 %

42.239

-0.349

10 %

33.594

-0.676

3.2 Simulasi gangguan pada keadaan steady state


Steady state (1)
Steady state (2)

15.5 cm
15.5 cm

9.359

-0.37

3.3 Konstanta Waktu Thermometer ()


3.3.1

Untuk Thermometer Air Raksa


Temperatur
Es - Lingkungan

71.429

Lingkungan - Es

14.706

30 oC 50oC

62.5

50 oC 30 oC

111.11

Dari percobaan pengosongan tangki didapatkan hasil berupa grafik pada


tiap kerangan sebagai berikut :

13

3.1.1 Pengosongan Tangki Kerangan 10%.


0
-1 2

2.5

3.5

-2

Grafik operrasi
kerangan 10%
Linear (Grafik
operrasi kerangan
10%)

Ln((h)/t) -3
-4
f(x)==0.28
R
- 0.68x - 2.91

-5
-6

Ln h rata-rata

Linear (Grafik
operrasi kerangan
10%)

Gambar 3.1.1 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 10%

3.1.2 Pengosongan Tangki Kerangan 20%


0
-1
Ln((h)/t)

4
Grafik operasi
kerangan 15%

-2
-3
-4

f(x) = - 0.35x - 2.68 Linear (Grafik


operasi kerangan
15%)

-5
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 20%
3.1.3 Pengosongan Tangki Kerangan 30%
14

0
-0.5

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

-1
Ln((h)/t)

-1.5

grafik operasi
kerangan 30%

-2

Linear (grafik operasi


kerangan 30%)

-2.5
-3

f(x) = 0.13x - 3.1

-3.5
Ln rata-rata

Gambar 3.1.3 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 30%

3.1.4 Pengosongan Tangki Kerangan 40%


0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-0.5
-1

f(x) = - 0.41x - 0.46

Ln((h)/t)
-1.5

grafik operasi
kerangan 40%
Linear (grafik operasi
kerangan 40%)

-2
-2.5
Ln h rata-rata

15

Gambar 3.1.4 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 40%
3.1.5 Pengosongan Tangki Kerangan 50%
-2

0
-1 0
-0.5

-1 = 0.27x - 1.68
f(x)
Ln((h)/t)

grafik operasi
kerangan 50%

-1.5

Linear (grafik operasi


kerangan 50%)

-2
-2.5
-3
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.5 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 50%

3.1.6 Pengosongan Tangki Kerangan 70%

16

0
-1
0
-0.2

-0.4
f(x) = 0.19x - 1.01
Ln((h)/t)

-0.6

Grafik Operasi
kerangan 70%

-0.8

Linear (Grafik Operasi


kerangan 70%)

-1
-1.2
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.6 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 60%
3.1.7 Pengosongan Tangki Kerangan 80%
0
0

-0.1
-0.2
Grafik Operasi
Kerangan 80%

Ln((h)/t) -0.3
-0.4

f(x) = 0.01x - 0.4

Linear (Grafik Operasi


Kerangan 80%)

-0.5
-0.6
Ln h rata-rata

Gambar 3.1.7 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 80%

17

3.1.8 Pengosongan Tangki Kerangan 100%


0.3
0.2
0.1
f(x) = - 0.15x + 0.14
0
-0.1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ln ((h)/t) -0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7

Grafik Operasi
kerangan 100%
Linear (Grafik Operasi
kerangan 100%)

Ln h rata-rata

Gambar 3.1.8 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t)pada proses pengosongan


tangki kerangan 100%
3.2 Simulasi Gangguan Tangki
Pada percobaan simulasi gangguan pada tangki diperoleh grafik sebagai
berikut :

0
2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
-1
-2
Ln((h)/t) -3
-4
-5

Linear ()
f(x) = - 0.04x - 4.19

-6
Ln h rata-rata

Gambar 3.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((h)/t) pada gangguan simulasi


tangki

18

3.3 Hasil Grafik Pengukuran Temperatur


3.3.1 Termometer Air Raksa (26-0 oC)
3.5

f(x) = 0.07x
R = 0.96

3
2.5
2
Ln((Tl-To)/(Tl-T)) 1.5
1

Linear ()

0.5
0
0

10

20

30

40

50

60

t(s)

Gambar 3.3.1 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 26 0 0C)
3.3.2 Termometer Air Raksa (0-25 oC)
12
10
8
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

6
4

Linear ()

Linear ()

= 100 150 200 250 300


0 f(x)50
R = 0
t(s)

Gambar 3.3.2 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 0 25 0C)

19

3.3.3 Termometer Air Raksa (30-50 oC)


3.5
3
2.5
2

f(x) = 0.02x
R = 0.89

Ln((Tl-To)/(Tl-T)) 1.5
1

Linear ()

0.5
0
0

20 40 60 80 100 120 140


t(s)

Gambar 3.3.4 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 30 50 0C)
3.3.5 Termometer Air Raksa (50-30 oC)
2
1.5

Ln((Tl-To)/(Tl-T))

f(x) = 0.01x
R = 0.93

Linear ()

0.5
0
0

20 40 60 80 100 120 140 160


t(s)

Gambar 3.3.5 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 50 30 0C)

20

3.3.6 Termometer Digital (26--0 oC)


12
10
8
Ln((Tl-To)/Tl-T))

6
4

Linear ()

2
0

0 f(x) =5
R = 0

10

15

20

25

t(s)

Gambar 3.3.6 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur ( 26 0 0C)
3.3.7 Termometer Digital (0-26 oC)
3.5
3
2.5

f(x) = 0.02x
R = 0.98

2
Ln((Tl-To)/(Tl-T)) 1.5
1

Linear ()

0.5
0
0 20 40 60 80 100120140160
t(s)

Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (0 260C)

21

3.3.7 Termometer Digital (30-50 oC)


3.5
3
2.5
2
f(x) = 0.02x
R = 0.86

Ln((Tl-To)/(Tl-T)) 1.5

Linear ()

1
0.5
0
0

20

40

60

80

100

t(s)

Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (30 500C)
3.3.7 Termometer Digital (50-30 oC)

22

2.5
2
1.5
Ln((Tl-To)/(Tl-T))

f(x) = 0.01x
R = 0.93

1
Linear ()
0.5
0
0

20 40 60 80 100 120 140


t(s)

Gambar 3.3.8 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran


temperatur (50 300C)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yaitu pengosongan tangki diperoleh hasil


percobaan diperoleh hasil percobaan nilai parameter n dan k. Harga k yang
didapat dari tiap bukaan kerangan semakin lama semakin besar, hal ini
dikarenakan debit keluaran dari kerangan yang keluar akan semakin besar pula
debitnya. Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan
dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang semakin
besar. Laju alir yang keluar berpengaruh terhadap nilai parameter K. Harga n yang
didapat dari hasil pecobaan tidak ideal, yakni bernilai negative. Sedangkan pada
literature parameter n yang ideal adalah 0,5.
Pada percobaan kedua yaitu simulasi gangguan pada tangki, pada awalnya
air yang ada pada tangki berada pada keadaan steady state sesuai dengan rentang
waktu untuk memncapai keadaan steady state, namun ketika telah ditambahkan air
23

sebanyak 10 liter, air yang berada pada tangki volumenya bertambah dan keadaan
menjadi tidak steady state. Hal ini dikarenakan penambahan air pada tangki
merupakan gangguan, yang menyebabkan tekanan menjadi besar sehingga
volumenya menjadi bertambah dan menjadikan keadaan tidak tunak. Akan tetapi
dalam rentang waktu yang cukup lama air pada tangki menjadi steady state dan
volume pada keadaan tunak yang kedua memiliki sedikit selisih dengan volume
tunak yang pertama.
Pada percobaaan pengukura temperature, perbandingan waktu respon antara
thermometer air raksa dengan waktu respon digital lebih cepat thermometer
digital dalam mengalami perubahan suhu antara sistem dengan lingkungan. Hal
ini dikarenakan thermometer digital tidak memiliki kapasitas panas sedangkan air
raksa memerlukan waktu respon yang lebih lama hal ini dipengaruhi oleh
kapasitas panas air raksa yang berarti jika kapasitas panas semakin besar maka
energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar ,
sehingga respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .
BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat kita simpulkan :


1. Parameter k dan n dipengaruhi oleh laju alir ( dalam hal ini besar kecilnya
bukaan kerangan) dan koefisien gesekan pada kerangan.
2.

Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan


dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang
semakin besar.

3. Keadaan yang sudah tunak ketika diberi gangguan, volume keadaan tunaknya tidak akan sama persis, akan terdapat selisih yang tidak terlalu besar.
4. Waktu respon antara thermometer air raksa dengan thermometer digital
lebih cepat thermometer digital.

24

5.

Semakin besar nilai kapasitas panas pada air raksa maka energi yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar, sehingga
respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .

DAFTAR PUSTAKA
1. Anwar, Nadiem, Dinamika Proses, Universitas Jenderal Achmad Yani Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Kimia,2002
2. Modul Dinamika Proses ITB,

25

(s) h (cm)
h
NO.
t t(s)
1.
0
25
(cm)
LAMPIRAN A 2.
170
23.2
3.
340
21.8
DATA HASIL PENGAMATAN
4.
510
20.7
5.
680
19.6
6.
850
18.3
7.
1020
17
A.1 Pengosongan Tangki
8.
1190
15.7
9. 3.BukaanKerangan
1360
14.8
1. Bukaan kerangan 10% 2. Bukaan Kerangan 20%
30%
10.
1530
13.8
NO.
t (s)
h
11.
1700
12.7
(cm)
12.
1870
9.8
1.
0
25
6.7Kerangan
4. Bukaan
Kerangan13.
40% 2040
5. Bukaan
2.
65
23.8
NO.
50% 6.
BukaanKerangan
70%
3.
130
22
1.
0
25
4.
195
20.8
2.
34
22.8
5.
260
19.6
3.
68
19.9
6.
325
17.1
4.
102
17.4
7.
390
16.3
5.
136
15.3
8.
455
14.2
6.
170
12.8
9.
520
12.5
7.
204
10.3
10.
585
9.2
8.
238
8.5
11.
650
5.3
9.
272
6.9
12.
715
3.1 26
10.
306
5.2
13.
780
0
11.
340
3.6
12.
374
1.5
13.
408
0

7. Bukaan Kerangan 80%


100%
NO.
t (s) h (cm)
1.
0
25
2.
3
23.1
3.
6
21.1
4.
9
19.2
5.
12
16.8
6.
15
14.1
7.
18
12.35
A.2
8. Simulasi
21 Gangguan
10.1
9.
24
8.2
NO.
t27
(s) h 5.9
(cm)
10.
1.
0
30
11.
30
3.9
2.
85
28.5
12.
33
2.1
3.
170
26.8
13.
36
0
4.
255
25.5
5.
340
24.4
6.
425
23.4
7.
510
22.5
8.
595
21.7
9.
680
21
10.
765
20.1
11.
850
18.6
12.
935
17.2
13.
1020
15.5

(s) h (cm)
h
NO.
t t(s)
1.
0
25
(cm)
2.
8,5
22.7
3.
17
20.9
4.
25,5
19.6
5.
34
18
8. Bukaan
Kerangan
6.
42,5
16.1
7.
51
14.3
8.
59,5
NO.
t (s) 12.6
h
9.
68
10.6
(cm)
10.
76,8
9.5
1.
0
25
11.
85
7.5
2.
2,5
23.1
12.
93,5
5.2
3.
5
20.8
13.
102
0
4.
7,5
18.3
NO.
5.
10
16.3
1.
0
25
6.
12,5
14.9
2.
6
22.1
7.
15
13.1
3.
12
19.7
8.
17,5
11.65
4.
18
17.6
9.
20
9.5
5.
24
16.5
10.
22,5
7.5
6.
30
12.8
11.
25
5.9
7.
36
10.9
12.
27,5
3
8.
42
9.3
13.
30
0
9.
48
6.5
10.
54
4.5
11.
60
2.5
12.
66
0.5
13.
72
0

A.3 Pengkuran Temperatur

27

NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tangki

t (s)
0
3,7
7,4
10,1
14,8
18,5
22,2
25,9
29,6
33,3
37
40,7
44,4

h
(cm)
25
21.6
18.6
17
13.7
12
10.2
8.4
6.6
4.9
3.5
1.3
0

a. Termometer Air Raksa

b. Es Lingkungan

Lingkungan ke es (26-0 oC)

( 0 -25 oC)
NO.
t (s)
1.
0
2.
22.5
3.
45
4.
67.5
5.
90
6.
112.5
7.
135
8.
157.5
9.
180
10. 202.5
11.
225
12. 247.5
13.
270

NO.
t (s)
1.
0
d. (50-30 oC)
2.
5
3.
10
NO.
t (s)
4.
15
1.
0
5.
20
2.
12.5
6.
25
3.
25
7.
30
4.
37.5
8.
35
5.
50
9.
40
6.
62.5
10.
45
7.
75
11.
50
8.
87.5
12.
55
9.
100
13.
600
10. 112.5
11.
12.
13.

125
137.5
150

T ( C)
26
10
T (7oC)
5
50
4
49
3
47
2
46
2
45.5
1.5
45
1.5
42
1.5
40
1
38.5
0
37

c. Es-Lingkungan
( 30 -25 oC)

T (oC)
0
9
13
17
18
20.5
21
22
22.5
23.5
23.5
24.5
25

35
33
30

NO.

t (s)

T
( C)
30
32
33
34
36
37.5
39
42
43
46
48
49
50
o

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

0
11.4
22.8
34.2
45.6
57
68
79.4
90.8
102.2
113.6
125
136.4

b. Termometer Digital
a. Lingkungan-Es(26-0 oC)
NO.
1.
2.
3.
NO.
4.
1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
5.
9.
6.
10.
7.
11.
8.
12.
9.
13.
10.
11.
12.
13.

t (s)
1.6
3.2
4.7
t6.3
(s)
0
7.9
11.75
9.5
23.5
11.2
35.25
12.8
47
14.3
58.75
15.9
70.5
17.6
82.25
19.1
94
0
105.7
5
117.5
129.2
5
141

T (oC)
25
20
17
T 13
(oC)
50
10
48
8
47
6
46
5
43
4
42
3
40
2
38
0
38.5
30
37
34
32
30

b. 0-26 oC
NO.

t (s)

c. 30-50 oC
T
( C)
0
10
15
15
15
18
19
23
24
25
25
25
26

NO.

t (s)

1.
2. oC
d. 50-30
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

0
13.4
26.8
40.2
53.6
67
80
93.8
107.2
120.6
134
147.4
160.8
28

T
( C)
30
30
32
34
35
36
38
40
43
46
47
49
50
o

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

0
8.5
17
25.5
34
42.5
51
59.5
68
76.5
85
93.5
102

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ANTARA
B.1. Pengukuran k dan n Pengosongan Tangki
a. Bukaan 100%
h (cm)

t (s)

(-h)

25
23.1
20.8
18.3
16.3
14.9
13.1
11.65
9.5
7.5
5.9
3
0

0
2.5
5
7.5
10
12.5
15
17.5
20
22.5
25
27.5
30

1.9
2.3
2.5
2
1.4
1.8
1.45
2.15
2
1.6
2.9
3
0

2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5

h ratarata
24.05
21.95
19.55
17.3
15.6
14
12.375
10.575
8.5
6.7
4.45
1.5

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.76
0.92
1
0.8
0.56
0.72
0.58
0.86
0.8
0.64
1.16
1.2

-0.2744
-0.0834
0.0000
-0.2231
-0.5798
-0.3285
-0.5447
-0.1508
-0.2231
-0.4463
0.1484
0.1823
-2.5235

29

ln h ratarata
3.1801
3.0888
2.9730
2.8507
2.7473
2.6391
2.5157
2.3585
2.1401
1.9021
1.4929
0.4055
28.2936

b. Bukaan 80%
h (cm)

t (s)

(-h)

25
23.1
21.1
19.2
16.8
14.1
12.35
10.1
8.2
5.9
3.9
2.1
0

0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36

1.9
2
1.9
2.4
2.7
1.75
2.25
1.9
2.3
2
1.8
2.1
0

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

h ratarata
24.05
22.1
20.15
18
15.45
13.225
11.225
9.15
7.05
4.9
3
1.05

30

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.6333
0.6667
0.6333
0.8000
0.9000
0.5833
0.7500
0.6333
0.7667
0.6667
0.6000
0.7000

-0.4568
-0.4055
-0.4568
-0.2231
-0.1054
-0.5390
-0.2877
-0.4568
-0.2657
-0.4055
-0.5108
-0.3567
-4.4696

ln h
rata-rata
3.1801
3.0956
3.0032
2.8904
2.7376
2.5821
2.4181
2.2138
1.9530
1.5892
1.0986
0.0488
26.8106

c. Bukaan 70%
h (cm)

t (s)

(-h)

25
21.6
18.6
17
13.7
12
10.2
8.4
6.6
4.9
3.5
1.3
0

0
3.7
7.4
10.1
14.8
18.5
22.2
25.9
29.6
33.3
37
40.7
44.4

3.4
3
1.6
3.3
1.7
1.8
1.8
1.8
1.7
1.4
2.2
1.3

3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7

(-h)

h ratarata
23.3
20.1
17.8
15.35
12.85
11.1
9.3
7.5
5.75
4.2
2.4
0.65

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.9189
0.8108
0.4324
0.8919
0.4595
0.4865
0.4865
0.4865
0.4595
0.3784
0.5946
0.3514

-0.0846
-0.2097
-0.8383
-0.1144
-0.7777
-0.7205
-0.7205
-0.7205
-0.7777
-0.9719
-0.5199
-1.0460
-7.5018

(-h)/t

ln ((-h)/t)

ln h ratarata
3.1485
3.0007
2.8792
2.7311
2.5533
2.4069
2.2300
2.0149
1.7492
1.4351
0.8755
-0.4308
24.5937

d. Bukaan 50%
h (cm) t (s)

h ratarata

31

ln h ratarata

25
22.1
19.7
17.6
16.5
12.8
10.9
9.3
6.5
4.5
2.5
0.5
0

0
6
12
18
24
30
36
42
48
54
60
66
72

2.9
2.4
2.1
1.1
3.7
1.9
1.6
2.8
2
2
2
0.5

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

23.55
20.9
18.65
17.05
14.65
11.85
10.1
7.9
5.5
3.5
1.5
0.25

0.4833
0.4000
0.3500
0.1833
0.6167
0.3167
0.2667
0.4667
0.3333
0.3333
0.3333
0.0833

-0.7270
-0.9163
-1.0498
-1.6964
-0.4834
-1.1499
-1.3218
-0.7621
-1.0986
-1.0986
-1.0986
-2.4849
-13.8876

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.2706
0.2118
0.1529
0.1882
0.2235

-1.3072
-1.5523
-1.8777
-1.6701
-1.4982

3.1591
3.0397
2.9258
2.8362
2.6844
2.4723
2.3125
2.0669
1.7047
1.2528
0.4055
-1.3863
23.4737

e. Bukaan 40%
h (cm)

t (s)

(-h)

25
22.7
20.9
19.6
18

0
8.5
17
25.5
34

2.3
1.8
1.3
1.6
1.9

8.5
8.5
8.5
8.5
8.5

h ratarata
23.85
21.8
20.25
18.8
17.05

32

ln h ratarata
3.1718
3.0819
3.0082
2.9339
2.8362

16.1
14.3
12.6
10.6
9.5
7.5
5.2
0

42.5
51
59.5
68
76.8
85
93.5
102

1.8
1.7
2
1.1
2
2.3
5.2

8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5

15.2
13.45
11.6
10.05
8.5
6.35
2.6

0.2118
0.2000
0.2353
0.1294
0.2353
0.2706
0.6118

-1.5523
-1.6094
-1.4469
-2.0448
-1.4469
-1.3072
-0.4914
-17.8043

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.0647
0.0853
0.0735
0.0618
0.0735
0.0735
0.0529
0.0471
0.0500
0.0471

-2.7379
-2.4616
-2.6101
-2.7844
-2.6101
-2.6101
-2.9386
-3.0564
-2.9957
-3.0564

2.7213
2.5990
2.4510
2.3076
2.1401
1.8485
0.9555
30.0547

f. Bukaan 30%
h (cm)

t (s)

(-h)

25
22.8
19.9
17.4
15.3
12.8
10.3
8.5
6.9
5.2

0
34
68
102
136
170
204
238
272
306

2.2
2.9
2.5
2.1
2.5
2.5
1.8
1.6
1.7
1.6

34
34
34
34
34
34
34
34
34
34

h ratarata
23.9
21.35
18.65
16.35
14.05
11.55
9.4
7.7
6.05
4.4

33

ln h ratarata
3.1739
3.0611
2.9258
2.7942
2.6426
2.4467
2.2407
2.0412
1.8001
1.4816

3.6
2.1
0

340
374
408

1.5
2.1

34
34

2.85
1.05

0.0441
0.0618

-3.1209
-2.7844
-33.7665

1.0473
0.0488
25.7040

g. Bukaan 20%
h (cm)
25
23.8
22
20.8
19.6
17.1
16.3
14.2
12.5
9.2
5.3
3.1
0

t (s) (-h)

0
65
130
195
260
325
390
455
520
585
650
715
780

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65

1.2
1.8
1.2
1.2
2.5
0.8
2.1
1.7
3.3
3.9
2.2
3.1

h ratarata
24.4
22.9
21.4
20.2
18.35
16.7
15.25
13.35
10.85
7.25
4.2
1.55

34

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.0185
0.0277
0.0185
0.0185
0.0385
0.0123
0.0323
0.0262
0.0508
0.0600
0.0338
0.0477

-3.9921
-3.5866
-3.9921
-3.9921
-3.2581
-4.3975
-3.4324
-3.6438
-2.9805
-2.8134
-3.3859
-3.0430
-42.5174

ln h ratarata
3.1946
3.1311
3.0634
3.0057
2.9096
2.8154
2.7246
2.5915
2.3842
1.9810
1.4351
0.4383
29.6744

h. Bukaan 10%
h rata-

h (cm)

t (s)

(-h)

25
23.2
21.8
20.7
19.6
18.3

0
170
340
510
680
850
102

1.8
1.4
1.1
1.1
1.3
1.3

170
170
170
170
170
170

rata
24.1
22.5
21.25
20.15
18.95
17.65

17
15.7

0
1190
136

1.3
0.9

170
170

14.8

0
153

13.8

0
170

12.7

ln h rata-

(-h)/t

ln ((-h)/t)

0.0106
0.0082
0.0065
0.0065
0.0076
0.0076

-4.5480
-4.7993
-5.0405
-5.0405
-4.8734
-4.8734

rata
3.1822
3.1135
3.0564
3.0032
2.9418
2.8707

16.35
15.25

0.0076
0.0053

-4.8734
-5.2412

2.7942
2.7246

170

14.3

0.0059

-5.1358

2.6603

1.1

170

13.25

0.0065

-5.0405

2.5840

0
187

2.9

170

11.25

0.0171

-4.0711

2.4204

9.8

0
204

3.1

170

8.25

0.0182

-4.0044

2.1102

6.7

-57.5415

33.4615

170

35

B.2. Pengukuran k dan n Pada Simulasi Gangguan Sebanyak 10 liter.


h ratah (cm)
30
28.5
26.5
25.5
24.4
23.4
22.5
21.7
21
20.1
18.6
17.2

t (s)
0
85
170
255
340
425
510
595
680
765
850
935
102

15.5

(-h)
1.5
2
1
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.9
1.5
1.4
1.7

t
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85

rata
29.25
27.5
26
24.95
23.9
22.95
22.1
21.35
20.55
19.35
17.9
16.35

ln h rata(-h)/t
0.0176
0.0235
0.0118
0.0129
0.0118
0.0106
0.0094
0.0082
0.0106
0.0176
0.0165
0.0200

36

ln ((-h)/t)
-4.0372
-3.7495
-4.4427
-4.3473
-4.4427
-4.5480
-4.6658
-4.7993
-4.5480
-4.0372
-4.1062
-3.9120

rata
3.3759
3.3142
3.2581
3.2169
3.1739
3.1333
3.0956
3.0611
3.0229
2.9627
2.8848
2.7942

B.3. Pengukuran Temperatur


B.3.1 Thermometer Air Raksa
a. Es Lingkungan (25C)
T

(s)
0
22.5
45
67.5
90
113
135
158
180
203
225
248
270

(C)
0
9
13
17
18
20.5
21
22
22.5
23.5
24.5
25
25

TL

To

TL - To

TL - T

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

25
16
12
8
7
4.5
4
3
2.5
1.5
0.5
0
0

37

(TL - To) /

ln ((TL - To) /

(TL - T)
1.0000
1.5625
2.0833
3.1250
3.5714
5.5556
6.2500
8.3333
10.0000
16.6667
50.0000
0.0000

(TL - T))
0.0000
0.4463
0.7340
1.1394
1.2730
1.7148
1.8326
2.1203
2.3026
2.8134
3.9120

b. Lingkungan (26C) - Es
t

(s)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60

(C)
26
10
7
5
4
3
2
2
1.5
1.5
1.5
1
0

TL

To

TL - To

TL - T

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26

-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26
-26

-26
-10
-7
-5
-4
-3
-2
-2
-1.5
-1.5
-1.5
-1
0

38

(TL - To) /

ln ((TL - To) / (TL

(TL - T)
1.0000
2.6000
3.7143
5.2000
6.5000
8.6667
13.0000
13.0000
17.3333
17.3333
17.3333
26.0000

- T))
0.0000
0.9555
1.3122
1.6487
1.8718
2.1595
2.5649
2.5649
2.8526
2.8526
2.8526
3.2581

c. Temperatur 30 C 50 C
t

(s)
0
11.4
22.8
34.2
45.6
57
68
79.4
90.8
102
114
125
136

(C)
30
32
33
34
36
37.5
39
42
43
46
48
49
50

TL

To

TL - To

TL - T

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20

20
18
17
16
14
12.5
11
8
7
4
2
1
0

(TL - To) /

ln ((TL - To) /

(TL - T)
1.0000
1.1111
1.1765
1.2500
1.4286
1.6000
1.8182
2.5000
2.8571
5.0000
10.0000
20.0000

(TL - T))
0.0000
0.1054
0.1625
0.2231
0.3567
0.4700
0.5978
0.9163
1.0498
1.6094
2.3026
2.9957

(TL - To) /

ln ((TL - To) /

(TL - T)

(TL - T))

d. Temperatur 50 C 30 C
t

(s)

(C)

TL

To

TL - To

TL - T

39

0
12.5
25
37.5
50
62.5
75
87.5
100
113
125
138
150

50
49
47
46
45.5
45
42
40
38.5
37
35
33
30

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20
-20

-20
-19
-17
-16
-15.5
-15
-12
-10
-8.5
-7
-5
-3
0

1.0000
1.0526
1.1765
1.2500
1.2903
1.3333
1.6667
2.0000
2.3529
2.8571
4.0000
6.6667

0.0000
0.0513
0.1625
0.2231
0.2549
0.2877
0.5108
0.6931
0.8557
1.0498
1.3863
1.8971

(TL - To) /

ln ((TL - To) /
(TL - T))

B.3.2 Thermometer Digital


a. Lingkungan (26C) - Es
T

T
(C)

(s)

TL

To

TL - To

TL - T

(TL - T)

26

26

-26

-26

1.0000

0.0000

1.6

25

26

-26

-25

1.0400

0.0392

3.2

20

26

-26

-20

1.3000

0.2624

40

4.7

17

26

-26

-17

1.5294

0.4249

6.3

13

26

-26

-13

2.0000

0.6931

7.9

10

26

-26

-10

2.6000

0.9555

9.5

26

-26

-8

3.2500

1.1787

11.2

26

-26

-6

4.3333

1.4663

12.8

26

-26

-5

5.2000

1.6487

14.3

26

-26

-4

6.5000

1.8718

15.9

26

-26

-3

8.6667

2.1595

17.6

26

-26

-2

13.0000

2.5649

19.1

26

-26

To

TL - To

TL - T

b. Es Lingkungan (25C)
T

T
(C)

(s)

TL

(TL - To) /
(TL - T)

ln ((TL - To) /
(TL - T))

26

26

26

1.0000

0.0000

13.4

10

26

26

16

1.6250

0.4855

26.8

15

26

26

11

2.3636

0.8602

40.2

15

26

26

11

2.3636

0.8602

53.6

15

26

26

11

2.3636

0.8602

41

67

18

26

26

3.2500

1.1787

80

19

26

26

3.7143

1.3122

93.5

23

26

26

8.6667

2.1595

107

24

26

26

13.0000

2.5649

121

25

26

26

26.0000

3.2581

134

25

26

26

26.0000

3.2581

147

25

26

26

26.0000

3.2581

161

26

26

26

To

TL - To

TL - T

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

20
20
20
20
20
20
20
20
20
20

20
20
18
16
15
14
12
10
7
4

c. Temperatur 30 C 50 C
T

(s)

(C)
30
30
32
34
35
36
38
40
43
46

0
8.5
17
25.5
34
42.5
51
59.5
68
76.5

TL
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

42

(TL - To) /
(TL - T)
1.0000
1.0000
1.1111
1.2500
1.3333
1.4286
1.6667
2.0000
2.8571
5.0000

ln ((TL - To) /
(TL - T))
0.0000
0.0000
0.1054
0.2231
0.2877
0.3567
0.5108
0.6931
1.0498
1.6094

85
93.5
102

47
49
50

50
50
50

30
30
30

20
20
20

3
1
0

6.6667
20.0000

1.8971
2.9957

d. Temperatur 50 C 30 C
T

(TL - To) /

ln ((TL - To) /

(s)

(C)

TL

To

TL - To

TL - T

(TL - T)

(TL - T))

50

30

50

-20

-20

1.0000

0.0000

11.8

48

30

50

-20

-18

1.1111

0.1054

23.5

47

30

50

-20

-17

1.1765

0.1625

35.3

46

30

50

-20

-16

1.2500

0.2231

47

43

30

50

-20

-13

1.5385

0.4308

58.8

42

30

50

-20

-12

1.6667

0.5108

70.5

40

30

50

-20

-10

2.0000

0.6931

82.3

38

30

50

-20

-8

2.5000

0.9163

43

94

38.5

30

50

-20

-8.5

2.3529

0.8557

106

37

30

50

-20

-7

2.8571

1.0498

118

34

30

50

-20

-4

5.0000

1.6094

129

32

30

50

-20

-2

10.0000

2.3026

141

30

30

50

-20

LAMPIRAN C
CONTOH PERHITUNGAN
1. Menghitung luas penampang tangki
Diketahui : diameter tangki : 28 cm
tinggi air

: 25 cm

A = D2
= 0,25 x 3,14 x (28)2
= 615,44 cm2

44

2. ln (-h/dt) = n.ln h + ln (k/A)


y

= ax

+ b

Misal persamaannya pada bukaan kerangan 100%: y = -0.149x + 0.142


a. Menentukan parameter n:
n = a = -0.149
b. Menentukan parameter k:
Ln (k/A) = b= 0.142
(k/A) = e0,142
k = e0.142 x 615,44 = 709.342
3.

ln ((TL-To)/(TL-T)) = (1/) . t
y

= ax

Dari grafik proses pengukuran temperature dari 50 C 30 C dengan


menggunakan thermometer air raksa diperoleh persamaan garis, yaitu :
y = ax
misalnya persamaan : y = 0.009x
1/ = 0.009
= 1/0.009
= 111.11

LAMPIRAN D
PROSEDUR KERJA
D.1 Alat
1. Alat dinamika proses
2. Ember
3. Waterbath
4. Gelas kimia

45

5. Stopwatch
6. Termometer digital
7. Termometer air raksa

D.2 Bahan
1. Air
2. Es

D.3 Cara Kerja


D.3.1 Proses Pengosongan Tangki
1.Mengisi bak penampung air secukupnya,
2. Menyalakan pompa untuk menaikkan air dari bak penampung sehingga
tangki terisi oleh air,
3.Mengatur ketinggian air dalam tangki,
4.Mengatur bukaan kerangan sebesar 10 %,
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tangki,
6. Membagi waktu tersebut dengan banyaknya data yang akan diambil,
7. Mengulangi langkah-langkah 2 s.d 4 untuk mengambil data,
8. Mencatat ketinggian air dalam tangki setiap waktu yang telah ditentukan
pada langkah 6,
9. Mengulangi langkah 2 s.d 8 untuk bukaan kerangan 20 %,30 %, 40% ,
50%, 70%, 80%, dan bukaan penuh (100%).
D.3.2 Simulasi Gangguan Pada Tangki
10. Mengatur bukaan kerangan untuk mengisi tangki sampai ketinggian air
dalam tangki tetap (steady state),

46

11. Memasukkan air kedalam tangki sebagai gangguan sebesar 10 lt,


sehingga ketinggian air berubah karena gangguan tersebut kemudian
mencatat ketinggian yang dicapai,
12. Mencatat waktu yang diperlukan untuk untuk kembali ke keadaan
semula dan membaginya dengan jumlah data yang akan diambil,
13. Mengulangi langkah 3 untuk mengambil data,
14. Mencatat ketinggian air setiap waktu yang ditentukan pada langkah
empat.
D.3.3 Pengukuran Temperatur
1. Menentukan temperatur lingkungan dengan menggunakan thermometer,
2. Memasukan termometer kedalam es hingga mencapai 00C, kemudian
mencatat waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu tersebut,
3. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil,
4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk mengambil data,
5.Mengulangi langkah 1 sampai 3 dari temperatur 00C sampai temperatur
lingkungan,
6. Memanaskan air di dalam gelas kimia sampai temperatur 30 0C, dan
pada gelas kimia lain sampai 500C,
7. Menentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 300C
dengan temperatur awal 500C,
8. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil,
9. Melakukan kembali langkah 5 dan 6 untuk mengambil data,
10. Mengulangi langkah 6 8 dengan temperatur awal 50 0C dan
temperatur akhir 300C.
11. Mengulangi langkah 1-10 untuk termometer digital.

47

Anda mungkin juga menyukai