ARIYANTO
020403056
D E P A R T E M E N
T E K N I K
F A K U L T A S
I N D U S T R I
T E K N I K
2007
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
ARIYANTO
020403056
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
D E P A R T E M E N
T E K N I K
F A K U L T A S
I N D U S T R I
T E K N I K
2007
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza
Aldrian, Izzudin samosir
8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul
Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A
M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah.
9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa
program java pada tugas akhir ini.
10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat
dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini
bermanfaat bagi kita.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Tugas sarjana ini berjudul Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan
Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu
PT.Perkebunan Nusantara II. yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode
yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application
development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan
sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek.
Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten
mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi
Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba
mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis
memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak
manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi
berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud
dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem
informasi, terima kasih.
Universitas Sumatera Utara
Medan,
Desember 2007
Penulis,
Ariyanto
020403056
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................... xv
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... I-1
1.2. Rumusan Permasalahan .............................................................. I-2
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ I-3
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... I-3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... I-3
1.6. Batasan Penelitian ...................................................................... I-4
1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................ I-4
1.8. Sistematika Laporan ................................................................... I-4
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka
bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian
yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut
memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan.
Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan
metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana
setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi
tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi
didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang
efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula
Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II.
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi
perusahaan adalah:
1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis
komputer.
2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang
mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat.
!.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala
Madu
2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula
Kwala Madu
3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang
terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi
dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala
Madu PTPN II.
1.4. Manfaat penelitian
1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang
mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cepat.
2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode
berorientasi objek.
1.5. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada
penelitian ini adalah:
1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku
2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi
pada sistem informasi penerimaan bahan baku.
3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku
4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu
PTPN II.
Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan
landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap
turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini
menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan
masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang
diperoleh.
Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil
penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang
digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan
masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan
pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab
ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta
saran yang perlu bagi perusahaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula
pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar
pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula
di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara
sesudah Pabrik Gula Sei Semayang.
Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten
Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah
Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada
tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering
Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor
menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu:
1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur
2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication &
erection.
Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut
kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB)
Surabaya.
Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani
tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus
diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat
diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak
yaitu tanggal 20 Januari 1984
Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa
giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan.
Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya
bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses.
Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat
digambarkan seperti berikut
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG
Konsumen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung
tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran di lingkungan pabrik.
2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan
Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh
terhadap
lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak
langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap
lingkungan disekitar pabrik.
Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia
melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan
melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang
sudah berjalan.
AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL
tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan
proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai
satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari
bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah
satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Uraian
Satuan
Nilai
Analisa
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ambang
Limbah
Batas
A
Sistem
Pengendalian
Kolam
1.
2.
6-9
6.40
<40
31.70
Jam/ Hari
24
24
6-9
7.70
Positif
Positif
24
24
6-9
7.80
27-32
30.00
3.
Kolam
Jam/ Hari
Pengendapan/
Clarifier
PH
Temperatur
B
1.
BOD3
Mgr/ L
<100
98
2.
COD
Mgr/ L
<250
243
3.
TSS
Mgr/ L
<175
169
4.
PH
6-9
7.30
5.
Temperatur
27-32
28.50
Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan
nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang
aman bagi lingkungan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Pol : 99,5 %
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen
dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan
bulan Agustus.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang
ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan
produksi gula.
Bahan tambahan pada produksi gula adalah :
1) Air
Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras
kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang
dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam.
2) Susu Kapur
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira
menjadi 8,0 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk
menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah
membuatnya.
3) Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan pemberian gas belerang adalah :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong
secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk
dicacah lebih halus lagi.
Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu
ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya
ke gilingan.
2. Stasiun Gilingan (Mill Station)
Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira
sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit
gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan
hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari
besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan
sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi
terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse
Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll).
Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2 dengan
putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana
gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan
IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm.
Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan
pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak
penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas
lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari
bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice.
2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama
ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring
pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira
yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada
stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.
3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan
ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilingan I.
4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada
bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III
5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari
gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini
berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi
sekitar 60-70oC.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank)
selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian.
3. Stasiun Pemurnian
Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari
dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa.
Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotorankotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada
beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga
suhu 70oC, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan
hingga temperatur menjadi 75oC. media panas pada pemanas nira 1 merupakan
uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2.
3) Tangki defekasi (defecator)
Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan
ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah
pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value
yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari
susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena
gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam.
4) Tangki sulfitas
Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira
tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi
untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung
belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses
pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu.
Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan
pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o-75oC dengan waktu 5 menit. Pada tangki
sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas
SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH
tercapai 7,0-7,2..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
5) Tangki Tunggu
Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi
dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa
kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator.
6) Tangki Netralisasi
Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki
sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk
mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur
sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2.
7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2)
Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas
nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua
nira dipanaskan dengan temperatur 105oC. prinsip kerjanya sama dengan
pemanas nira 1.
8) Tangki Pengembang (Flash Tank)
Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki
pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut
dalam nira.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan
mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki
pengendapan.
9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier)
Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga
terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa),
nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira
atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur
dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki
pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang
dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang
terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiaptiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira
jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar
pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya
dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan
untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira
dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary
vacuum filter).
Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira
mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong
yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
kerusakan
sakarosa
maupun
monosakaridanya
dilakukan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
sehingga
mengembun.
Terkondensasinya
uap
menyebabkan
terjadinya
penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat
mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke
dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama
air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke
udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan
seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masingmasing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan
bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan
terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian
seterusnya sampai ke evaporator 4.
5. Stasiun Masakan
Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam
satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah
mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses
kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh
dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan
50-65oC. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula
dan dilakukan beberapa cara antara lain:
Sistem 4 (empat) tingkat
: AD (untuk HK<70)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan
melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80,
pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi.
Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 60, sedangkan untuk gula
tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan
pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa,
karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap
sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik
didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam
proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Menarik Hampa
Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih
dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran
penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka
penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem
pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan.
2) Pembuatan Bibit
Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki
bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat
dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat
dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal
gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih
mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang
dinginkan.
a. Memperbesar Kristal
Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan
yaitu 0,8 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik,
maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik.
b. Masakan Tua
Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan
ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan
kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggitingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal
baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang
cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai.
c. Palung Pendingin
Masakan tua yang ukurannya 0,8 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki
masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa
tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan
hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan
pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan
pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk
membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar
pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas
gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran.
d. Pemisahan masakan D
Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D
adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare
D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit
untuk masakan A dan B.
e. Pemisahan masakan A dan B
Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop
A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan
dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk
masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat
mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar
kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula
dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk.
6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan
Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara
kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk
memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai
kekeringan dan pendinginan yang cukup.
Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi
untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS.
Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan
dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel
gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak
penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses
gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula,
selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard
dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap
logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau
tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar
logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik
dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari
penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan
gula sebagai penimbunan untuk pengemasan.
8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi
Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara
otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah
ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk
menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
serta pengelompokannya
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Karyawan
Pimpinan
Karyawan
Tetap
Karyawan
Tidak
Tetap
Jumlah
a. Manager
44
52
12
41
54
56
49
107
12
Uraian
Kantor Manager
Material
c. Gudang Hasil
Jumlah
2
Dinas Teknik
a. Kantor DinasTeknik
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
b. Boiler
c. Mill
57
64
53
60
e. Instrument
58
67
g. Cane Yard
17
17
h. Keamanan
48
57
40
40
28
28
310
30
345
a. Kantor Dinas
b. Pengolahan
50
59
c. Pemurnian
49
58
d. Penguapan
24
e. Masakan
24
11
34
f. Putaran
18
36
g. Pengepakan
154
54
20
Jumlah
10
f. Work Shop
Jumlah
Dinas Pengolahan
213
Laboratorium
a. Lab. Pabrik
25
15
41
b. Water Treatment
c. Instalasi Limbah
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
d. Timbangan
15
Jumlah
40
27
68
13
560
160
733
Total
Sumber : HUMAS PGKM
2. Shift II
3. Shift III
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Karyawan Harian
Karyawan Bulanan
100%
100%
Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,
ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan
menerima:
1. Upah perangsang berdasarkan motivasi.
2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain.
3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun.
Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah
dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Sistem
3.1.1. Definisi Sistem
Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu system yang berarti
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum
menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara
aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : Sistem
adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan
yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang
dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang.
3.1.2. Jenis-jenis Sistem
Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu :
1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan
sebagainya.
2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem
transportasi dan sebagainya.
Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem
terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan
secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau
lebih komputer sebagai bagian dari sistem.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
systems,
adalah
mekanisme
pengontrolan,
perekaman
data,
pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima
dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah
satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu
detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit.
Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain.
Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,
sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan.
3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang
memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer
mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.
Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan
sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lainlain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsifungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam
bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Knowledge-based
system,
program
komputer
yang
dibuat
mendekati
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
2. Tahap-tahap Pengembangan
Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap,
antara lain :
1) Analisis Sistem (System Analysis)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai
b. Ruang lingkup sistem
c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem
d. Analisa masing-masing fakta
2) Desain Umum Sistem (General System Design)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Buat desain sistem secara garis besar
b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai
3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification)
Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap
karyawan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaanpekerjaan tertentu.
inti
dari
pengembangan
dan
desain
berorientasi
objek.
Class
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Account Item
Notes: String
Order: OrderID
OrderBalance:Currency
Order Status: String
- GetItemBalance() : Currency
- GetOrderID : OrderID
Class
Atribut
Method /
operasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
6. Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen dideploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server
atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi
server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak
terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja.
3.4.2. Jenjang Basis Data
Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item
data (field), record, file dan basis data.
1. Karakter
Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau
karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data.
2. Field
Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu
item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting
dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field
yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field
serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masingmasing record.
3. Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit
data individu yang tertentu.
4. File
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang
sejenis.
5. Basis data
Kumpulan dari file membentuk suatu basis data.
3.4.3. Proses Database
Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri
untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses
database meliputi 2 aktifitas dasar :
1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis
baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data
perusahaan.
2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang
menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan
yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti
dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan
penelitian rekayasa.
Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar
4.1 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
2. Analisis proses
Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem
berjalan dengan menggunakan activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
3. Analisis keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis
4. Identifikasi Kebutuhan
Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan
dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang
diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat
diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan
yang ingin dicapai.
4.5.2. Rancangan Sistem
1. Rancangan Basis Data
Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan
pengangkut bahan baku.
2. Rancangan Antar Muka
1) Rancangan Keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang.
2) Rancangan Masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang
3) Rancangan Dialog Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi
menjadi struktur tampilan dan rancangan layer.
4.6. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang
berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada
pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan
hasil penelitian ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku.
Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi
yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku
Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil
nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka
pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos
penimbangan.
2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk)
Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan
bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga
menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu :
1. No plat kendaraan
2. Asal bahan baku (pemasok)
Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku
(pemasok) dan mencatat hasil penimbangan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
kendaaan
pengangkut
selesai
membongkar
muatannya,
maka
kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu
yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu :
1) Berat bersih tebu yang diangkut
2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku
3) Asal bahan baku (pemasok)
Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung
rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan
perhitungan biaya.
5. Pengambilan slip penerimaan
Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut,
maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku
telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan
diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan
sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan
melalui bagian keuangan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku
No
Elemen
Aktivitas
baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Laboratorium
Keuangan
Pemasok
Input
Output
baku
diangkut
pemasok
Data
kendaran
kendaraan
pemasok
dan
dan
yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Dari pengumpulan data dapat diketahui aliran informasi yang terjadi pada sistem
penerimaan bahan baku. aliran informasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawa
ini.
Tabel 5.3. Perincian aliran informasi
Aliran Informasi
Jenis Informasi/data
Sumber
baku pemasok
ditimbang
kendaraan pengangkut
Pos penerimaan bahan
baku - pengangkut
ditimbang
bahan baku
kendaraan pengangkut
Slip bukti transaksi
baku Produksi/
ditimbang
laboratorium
kendaraan pengangkut
Kendaraan pengangkut yang
mengirim bahan baku
baku - keuangan
ditimbang
kendaraan pengangkut
Kendaraan pengangkut yang
mengirim bahan baku
Keuangan pemasok
ditimbang
pemasok
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sistem
Sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu terdiri dari 5 (lima) bagian,
yaitu :
1. Penerimaan bahan baku
2. Tanaman dan subkontrak
3. Keuangan
4. Sumber daya manusia
5. Produksi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
terdapat pada Pabrik Gula Kwala Madu. Model penyimpanan data pada Pabrik Gula
Kwala Madu dapat dilihat pada gambar 6.2 di bawah ini.
Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu
Dari gambar 6.1 dapat dilihat bahwa sistem informasi penerimaan bahan baku
merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang ada di Pabrik Gula Kwala
Madu. Data atau dokumen yang terdapat pada stasiun penerimaan bahan baku juga
dibutuhkan oleh bagian lain untuk pengolahan data selanjutnya. Namun, elemen yang
telah menerima dokumen tersebut tidak dapat berinteraksi secara langsung untuk
memberikan masukan atau umpan balik bagi sistem informasi penerimaan bahan baku.
Model sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu
dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut ini
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Gambar 6.3. Sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu
6.1.1. Analisis Proses
Analisis proses penerimaan bahan baku ditampilkan dalam bentuk diagram
aktivitas (activity diagram) seperti terlihat pada diagram 6.4 di bawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
od
iafp
D
ah
tan
ed
m
asok
en,1)D
ean
id
baursah
ian
arsain
pajem
b
asokM
in
olaau
rm
asidap
eap
m
sd
oisetrn
yIn
aefn
gram
treasdn
taerm
d
ep
ab
nk
b
aaefk
n
n
paen
gak
n
gn
ku
trau
h
u
ik
igdm
m
lartn
lm
uiasip
eatb
ugk
ad
sikk
siem
h
n
a
i
n
f
o
y
n
i
r
t
i
k
c
e
p
.
2)S
n
g
s
u
l
i
t
m
e
n
c
a
r
i
tp
d
a
a
y
a
n
g
s
u
d
h
e
n
h
t
e
r
s
i
m
p
a
n
d
a
l
a
m
a
r
s
i
p
.
2b
P
m
sroakn
In
ou
rgm
austipem
byaashon
ak
en,1)iD
afk
p
ean
setrn
ibu
iaan
arsain
pajem
ad
n
bta,ku,b
aaifk
ggM
n
olaau
rm
asid
p
en
m
sd
oik
arish
kaeeh
k
a
n
p
n
g
a
n
g
k
u
d
n
h
a
r
g
a
y
n
b
a
h
n
b
k
u
d
i
k
m
ru
tdanbaih
u
sikirsiem
htn
perusahan.dibayar 2)im
bak
yanh
olagrtlm
yeastu
n
gitad
icgd
ark
cn
eaefp
.uiasip
S
esan
i
d
an
u
h
p
esrtn
h
tlyeitarlsn
igm
m
pn
acnam
d
ld
aaam
a
i
p
.
a
k
t
u
r
1
)
S
n
g
a
t
s
u
e
r
i
3tF
B
u
k
t
i
t
e
l
a
h
P
e
m
a
s
o
k
,
d
t
a
rnsaksi tp
y
a
s
u
d
a
h
p
e
r
n
a
h
edearn
jaad
n
y
a
t
r
a
n
s
a
k
s
i
m
a
n
j
e
m
e
n
,
t
e
s
m
p
n
d
p.tidank
iu
pan
hu
ak
nu
bn
iatu
yk
aarsip 2)K
seu
claiatrm
anasbirasik
rapit.ersim
bahgnib
b
k
6.1.2. Analisis Keluaran dan Masukan
Analisis ini menggambarkan keluaran dan masukan yang dibutuhkan oleh sistem
yang dianalisis.
Hasil analisis keluaran dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.
No
Nama
Keluaran
Distribusi
Analisis
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Hasil analisis masukan dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini.
Tabel 6.2. Analisis masukan
No
1
Nama
Masukan
Surat registrasi
pemasok
dan
data kendaraan
pengangkut
bahan baku
Data kendaraan
dan pemasok
bahan baku
Fungsi
Sumber
Analisis
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
dengan memasukan no ID
memasukan
data
transaksi,
hal
ini
memerlukan
waktu
yang lama sehingga
proses menjadi lambat
dan
menimbulkan
antrian yang panjang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Deskripsi
a) Kuitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar yang berisi nomor
faktur tanggal kuitansi, ID kendaraan, nama pemasok, berat bahan baku, harga
perton, biaya bahan baku.
b) Nomor Faktur didapat dari nomor Faktur terakhir ditambah satu.
c) Tanggal Faktur didapat dari tanggal sistem saat pencetakan kuitansi.
d) ID kendaran, dan nama pemasok, didapat dari data yang tersimpan dan
disesuaikan dengan identitas pemasok bahan baku
e) Jumlah bahan baku didapat dari hasil selisih antara berat kendaraan masuk dan
keluar.
f) Harga perton merupakan harga yang sudah ditentukan perusahaan
g) Harga bahan baku merupakan hasil perkalian antara berat bahan baku dengan
harga perton
2. Use case
Actor
Deskripsi :
a) Data ini merupakan informasi yang akan digunakan oleh bagian manajemen
untuk pengambilan keputusan dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan baku.
b) Informasi yang dikirim adalah tanggal, ID kendaraan, berat bahan baku, biaya
bahan baku, dan no kuitansi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
3. Use case
Actor
Deskripsi :
a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan
memasuki pabrik.
b) Berat kendaraan masuk terlihat pada monitor timbangan.
c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).
d) Data berat bahan baku kendaraan masuk disimpan sesuai dengan no ID
kendaraan.
4. Use case
Actor
Deskripsi :
a) Data yang digunakan merupakan berat kendaraan bahan baku ketika akan keluar
dari pabrik.
b) Berat kendaraan keluar terlihat pada monitor timbangan.
c) Satuan yang digunakan adalah per1000kg ( perton).
d) Data berat kendaraan keluar disimpan sesuai dengan no ID kendaraan.
5. Use case
Actor
Deskripsi :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
a) Pengolahan data meliputi penghitungan berat bahan baku masuk dan harga yang
harus dibayar perusahaan kepada pemasok.
b) Hasil perhitungan disimpan sesuai dengan ID kendaraan.
6. Use case
Actor
Deskripsi :
a) Operator memasukan ID kendaraan yang untuk memulai proses transaksi.
b) ID yang dimiliki kendaraan ini dapat melihat data mengenai pemasok,
kendaraan pengangkut, jumlah bahan baku yang sudah dikirim ke pabrik, dan
haraga bahan baku yang harus dibayar perusahaan kepada pemasok.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Faktur transaksi
Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 6 field, yaitu :
1) Kendaraan_ID
2) Pemasok_ID
3) No plat Kendaraan
4) Nama Supir
5) Alamat
6) No telp
2. Penerimaan bahan baku
Hasil keluaran data ini dalam bentuk tabel yang terdiri dari 7 field, yaitu :
1) No faktur
2) Kendaraan_ID
3) Bahan Baku_ID
4) Tanggal
5) Bahan baku diterima
6) Biaya bahan baku
3. Faktur transaksi
Faktur ini tidak di sajikan dalam bentuk tabel, melainkan laporan yang terdiri
dari informasi sebagai berikut :
1) No faktur
2) Tanggal
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
3) Kendaraan_ID
4) Pemasok_ID
5) Harga bahan baku perton
6) Berat bahan baku
7) Biaya bahan baku
Hasil rancangan masukan dapat dilihat pada tabel 6.5 dibawah ini.
Tabel 6.5. Rancangan masukan
No Nama Masukan
Fungsi
Sumber
Keterangan
1
Data kendaraan Untuk menyesuaikan Kendaraan/ Pada waktu akan melakukan
dan
pemasok kendaraan
dan Pemasok
transaksi,
pemasok
hanya
bahan baku
pemasok serta jumlah
menyerahkan no ID kendaraan
bahan
baku
yang
yang sudah terdaftar sebelumnya.
diangkut
2
Berat kendaraan
Untuk mendapatkan
Kendaraan/ Operator memasukan angka hasil
masuk dan keluar jumlah bahan baku
Pemasok
penimbangan ke dalam komputer
yang diterima pabrik
dan menghitung hasilnya.
Untuk menjalankan sistem ini, operator harus memasukan password terlebih
dahulu. Tabel rancangan masukan diatas dapat dirinci menjadi beberapa masukan yang
dapat menghasilkan keluaran seperti yang dirancang. Rician masukan tersebut adalah :
1) Password
yang
berfungsi
sebagai
pengaman
sistem
informasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Dari pemaparan keluaran dan masukan yang akan dirancang pada tabel diatas,
maka dapat dilihat diagram konteks pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi
para pemakai.
Penerapan data base dalam sistem informasi disebut dengan database system.
sistem basis data ini mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang
bermacam-macam di dalam suatu organisasi.
6.2.2.1. Data penerimaan bahan baku
Pada bagian penerimaan bahan baku ini diperoleh data yang akan menjadi data
base perusahaan. Data ini kemudian diterima dan diolah oleh bagian yang
membutuhkannya sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Data yang ada pada tabel penerimaan bahan baku tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
No
faktur
Tanggal
Nama
Pemasok
No plat
kendaraan
Asal
bahan
baku
Jenis
bahan
baku
Luas
lahan
(Ha)
Tanggal
tanam
Bahan baku
diterima
(ton)
Biaya
(Rp)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Pemasok ID
Nama pemasok
Alamat
No telp
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Kendaraan Pemasok
ID
ID
No plat
kendaraan
Nama supir
Alamat
No telp
Asal bahan
baku
Jenis bahan
baku
Luas lahan
(Ha)
Tgl tanam
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Tabel ini menggunakan no_faktur sebagai kunci pencarian data. Tabel ini
memuat kendaraan_id untuk mempermudah pendataan kendaraan dan pemasok yang
mengirimkan bahan baku.
Tabel ini juga memuat bahan_baku_id untuk mengetahui keterangan bahan baku
yang dikirim pemasok. Dalam tabel ini juga dapat diketahui tanggal penerimaan bahan
baku, jumlah bahan baku yang diterima, dan biaya yang harus dibayar perusahaan
kepada pemasok.
Kendaraan Bahan baku
No
ID
ID
faktur
Tanggal
Bahan baku
diterima
(ton)
Biaya (Rp)
Berat masuk
(ton)
Berat Keluar
(ton)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Dari gambar 6.14 dapat dilihat bahwa tabel kendaraan memiliki tabel pemasok
melalui pemasok_id. Kemudian tabel penerimaan bahanbaku juga memiliki data
kendaraan dan keterang bahan baku melaui kendaraan_id dan bahan_baku_id.
Type
Null
Pemasok_ID
int (10)
Nama-pemasok
varchar (25)
YES
Alamat
varchar (35)
YES
No_telp
varchar (15)
YES
Key
PRI
Type
kendaraan_id
varchar (10)
Null
Key
PRI
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
pemasok_id
int (10)
no_plat_kendaraan
varchar (15)
YES
nama_supir
varchar (15)
YES
Alamat
varchar (15)
YES
no_telp
varchar (15)
YES
Type
Null
bahan_baku_id
varchar (10)
asal_bahan_baku
varchar (15)
YES
jenis_bahan_baku
varchar (15)
YES
luas_lahan_(ha)
varchar (15)
YES
tgl_tanam
date
YES
Key
PRI
Type
Null
no_faktur
Varchar (10)
kendaraan_id
varchar (10)
bahan_baku_id
varchar (10)
Tanggal
date
YES
bahan_baku_diterima_(ton)
varchar (10)
YES
biaya_(rp)
varchar (10)
YES
Key
PRI
Type
Null
Kendaraan_id
varchar (10)
Berat_masuk_(ton)
varchar (15)
YES
Berat_keluar_(ton)
varchar (15)
YES
Berat_bahan_baku_(ton)
varchar (15)
YES
Key
PRI
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
dilanjutkan dengan layar usulan proses untuk pilihan proses. Layar tersebut akan
muncul sesuai dengan proses yang dilakukan sistem.Gambar rancangan struktur
tampilan ini dapat dilihat pada gambar 6.16 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
dilakukan dan efek yang akan terjadi pada sistem komputer. State diagram ini dapat
dilihat pada gambar 6.17 dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Gambar 6.18. tahapan untuk mencapai layar laporan data bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data bahan baku dapat dilihat pada gambar 6.19.
dibawah ini.
Gambar 6.19. Rancangan layar laporan data bahan baku yang telah masuk
2) Data pemasok dan kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Rancangan layar ini diperlukan untuk mengetahui data pemasok dan kendaraan
yang terdaftar pada Pabrik Gula Kwala madu. Setiap pemasok dan kendaraan
pengangkut memiliki ID masing-masing. Untuk melihat data tersebut, operator harus
masuk ke pilihan status penerimaan pada menu usulan proses
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Keluaran ini untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dikirim pemasok
melalui kendaraan pengangkut. Keluaran pada layar ini juga menunjukan biaya bahan
baku yang akan dibayar perusahaan kepada pemasok. Untuk melihat keluaran data ini,
terlebih dahulu harus mengisi data pada kolom yang kosong. Kolom tersebut dapat
diperoleh setelah memasukan ID_kendaraan pada layer terima bahan baku
Tampilan layar keluaran untuk data berat kendaraan pengangkut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Layar keluaran hasil transaksi ini menunjukan data transaksi yang telah
dilakukan, yaitu berat bahan baku, biaya bahan baku, tanggal transaksi, kendaraan
pengangkut dan pemasok berdasarkan no faktur yang tercatat. Keluaran ini merupakan
hasil keluaran akhir dari transaksi penerimaan bahan baku yang dapat dilihat setelah
keluaran data berat kendaraan pengangkut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
1) Password
Pasword ini berfungsi untuk menjasa keamanan transaksi dan sistem informasi
penerimaan bahan baku yang dijalankan. Masukan ini merupakan langkah awal untuk
mengoperasikan komputer pada sistem yang dirancang.
Tampilan layar masukan untuk password dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2) ID_kendaraan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Masukan ini berguna untuk menyimpan data kendaraan yang membawa bahan
baku dan melakukan transaksi. Transaksi yang dilakukan pada stasiun penerimaan
bahan baku berdasarkan ID_kendaraan yang mengangkut bahan baku. Masukan ini
merupakan kunci untuk melakukan transaksi.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Tampilan layar masukan untuk berat kendaraan pengangkut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
4) Usulan proses
Layar usulan proses berfungsi untuk memilih proses yang akan dilakukan.
Proses ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Untuk melakukan transaksi
2. Laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku
Untuk melakukan transaksi, maka pilihan prosesnya adalah terima bahan baku.
Sedangkan, untuk melihat laporan yang tersimpan pada stasiun penerimaan bahan baku,
maka pilihan prosesnya adalah status penerimaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
8) Jenis tanaman
3. Subsistem keuangan merupakan bagian yang bertugas untuk melakukan
pembayaran bahan baku yang telah diterima perusahaan, penghitungan biaya
dan melakukan perencanaan biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan.
4. Subsistem produksi berguna untuk merencanakan hasil produksi yang akan
dihasilkan perusahaan dalam satu periode, penjadwalan dan pengendalian
produksi.
5. Subsistem sumber daya manusiamenangani perekrutan karyawan setiap tahun.
Dimana bagian ini mencari karyawan musiman yang dipakai pada waktu
banyaknya bahan baku dan produksi meningkat.
Gambar distributed data processing system yang menampil bentuk komunikasi
data pada sistem dapat dilihat pada gambar 6.37 berikut ini. Sebelumnya akan
ditunjukan skema komunikasi data rancangan sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala
Madu pada gambar 6.36 dibawah ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
6.3.2. Network
Dalam sistem informasi penerimaan bahan baku yang dirancang ini
menggunakan jaringan yang masing-masing node yang terpisah dalam jarak lokal dan
menggunakan link berupa jalur transmisi kabel yang disebut LAN (local area network).
Di dalam LAN, masing-masing komputer mikro (subsistem) dihubungkan dengan
network server (komputer pusat manajemen pabrik).
Network yang digunakan pada sistem informasi penerimaan bahan baku ini
berbentuk star network.
Node yang yang terdapat pada sistem dihubungkan dengan node pusat (central
node atau host node) yang membentuk jaringan seperti bentuk bintang, dimana semua
komunikasi ditangani dan diatur oleh central node. Central node melakukan semua
tanggung jawab untuk mengatur arus informasidiantara node yang ada. Jika node yang
satu akan berkomunikasi dengan node yang lainnya, maka harus melewati central node.
Gambar topologi star network dapat dilihat pada gambar 6.39 berikut ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Dari rancangan sistem komunikasi data dan jaringan kerja, maka didapatkan
rancangan yang memungkinkan semua pengguna sistem informasi untuk berinteraksi
dan saling bertukar informasi dengan cepat dan akurat serta sesuai dengan kebutuhan
pengguna sistem informasi yang lain.
Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang didapat seperti
terlihat pada gambar 6.40 berikut ini..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan rancangan sistem informasi penerimanaan bahan baku
pada Pabrik Gula Kwala Madu dapat disimpulkan, yaitu :
1. Sistem informasi penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu saat ini
menggunakan cara tradisional dimana setiap bagian atau elemen-elemen dari
sistem informasi tidak terhubung secara integrasi, sehingga membutuhkan
tenaga kerja yang lebih banyak, biaya lebih besar, dan membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan informasi penerimaan bahan baku
2. Penyimpanan data yang dilakukan perusahaan pada saat ini dalam bentuk arsip,
sehingga sulit untuk memperoleh data yang sudah lama tersimpan. Dengan
mengunakan rancangan sistem informasi ini, data yang tersimpan dalam bentuk
database dan terhubung dengan komputer pada bagian yang lain.
3. Keunggulan sistem informasi ini ini terletak pada keakuratan, kecepatan dan
ketepatan informasi yang disampaikan. Dimana pengaksesan data dapat
diperoleh dengan cepat melalui databases yang terhubung dengan komputer
pusat. Selain itu juga data yang berhubungan penerimaan bahan baku dapat terus
diperbaharui dengan cepat dan berkesinambungan.
4. Kondisi perusahaan dalam menerapkan rancangan sistem informasi ini harus
didukung peralatan dan perlengkapan sistem informasi, kedisiplinan operator
dan pemasok agar keakuratan informasi penerimaan bahan baku dapat
dipastikan dan dapat diperbaharui sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
juga perusahaan harus memiliki sistem keamanan yang dapat menjaga keamanan
sistem informasi yang dirancang.
5. Rancangan sistem informasi ini menggunakan sistem jaringan LAN (local area
network), sehingga setiap bagian pada perusahaan saling terhubung melalui
komputer pusat.
6. Rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan menggunakan
metodologi berorientasi objek ini dapat membuat elemen-elemen sistem
informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu menjadi terintegrasi.
7.2. Saran
1. Diperlukannya pelatihan bagi kepala bagian dan operator pada masing-masing
bagian untuk menjalankan rancangan sistem informasi. Hal ini disebabkan
sistem informasi yang masih relatif baru bagi perusahaan dan operator.
2. Operator yang menjalankan komputer pada bagian penerimaan bahan baku tidak
dibenarkan memberitahukan password kepada siapapun.
3. Diperlukannya perawatan secara keseluruhan pada rancangan sistem informasi
ini setiap 2 (dua) bulan sekali.
4. Diperlukannya pengembangan-pengembangan pada program aplikasi dari sistem
informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dimasa
mendatang.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
INTERVIEW GUIDE
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Kendaraan
Bahan
Bahan Baku
Biaya Bahan
Faktur
ID
Baku ID
Diterima (Ton)
Baku (Rp)
A01
DP01
12/04/2007
10
120000
A02
DP01
12/04/2007
96000
A03
DP02
12/04/2007
11
132000
A04
DP01
12/04/2007
12
144000
B02
DP02
12/04/2007
10
120000
A06
DP04
12/04/2007
108000
A05
DP03
12/04/2007
11
132000
B03
DP01
12/04/2007
10
120000
B01
DP04
12/04/2007
12
144000
10
C02
DP02
12/04/2007
11
132000
11
C01
DP03
12/04/2007
10
120000
12
B05
DP02
12/04/2007
13
156000
Tanggal
( Burhanudin nasution )
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
BAHASA PROGRAM
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
panel.add(bMasuk);
panel.add(bKeluar);
panel.add(bKembali);
panel.setLayout(null);
rTerima.setBounds(200,20,200,20); //object.setBounds(x,y,lebar,tinggi)
rStatus.setBounds(200,80,200,20);
bMasuk.setBounds(100,180,100,30);
bKembali.setBounds(250,180,120,30);
setSize(450,300);
setLocation(150,150);
//panel.setLayout(null);
//setSize(300,200);
//setLocation(300,200);
show();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
import java.util.*;
import java.util.*;
class BeratKendaraanPengangkut extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JLabel lId, lTgl, lBeratMasuk, lBeratKeluar, lHargaPerTon, lTotalBahanBaku,
lBiaya;
JTextField tTgl, tMasuk, tKeluar;
JButton bHitung, bReset, bKembali, bKuitansi;
String id_kendaraan;
GregorianCalendar cal;
java.util.Date date;
public BeratKendaraanPengangkut()
{
super("Berat Kendaraan Pengangkut");
panel = new JPanel();
lId = new JLabel("ID : ");
lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
lTgl = new JLabel("Tanggal : ");
lTgl.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
lBeratMasuk = new JLabel("Berat Masuk (ton) : ");
lBeratMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
lBeratKeluar = new JLabel("Berat Keluar (ton) : ");
lBeratKeluar.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
lHargaPerTon = new JLabel("Harga per ton : Rp. 12.000,- ");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
bKuitansi.addActionListener(this);
getContentPane().add(panel);
panel.add(lId);
panel.add(lTgl);
panel.add(tTgl);
panel.add(lHargaPerTon);
panel.add(lBeratMasuk);
panel.add(tMasuk);
panel.add(lBeratKeluar);
panel.add(tKeluar);
panel.add(lTotalBahanBaku);
panel.add(lBiaya);
panel.add(bHitung);
panel.add(bReset);
panel.add(bKembali);
panel.add(bKuitansi);
panel.setLayout(null);
lId.setBounds(30,30,100,25);
lTgl.setBounds(380,30,100,25);
tTgl.setBounds(470,30,150,25);
lBeratMasuk.setBounds(30,100,180,25);
tMasuk.setBounds(205,100,80,25);
lBeratKeluar.setBounds(30,150,180,25);
tKeluar.setBounds(205,150,80,25);
lHargaPerTon.setBounds(380,130,250,25);
bReset.setBounds(30,200,110,25);
bHitung.setBounds(170,200,110,25);
bKuitansi.setBounds(320,200,110,25);
bKembali.setBounds(460,200,110,25);
lTotalBahanBaku.setBounds(30,250,380,25);
lBiaya.setBounds(30,280,380,25);
setLocation(50,50);
setSize (640,480);
show();
cal = new GregorianCalendar();
date = new java.util.Date();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
}
public void actionPerformed(ActionEvent ae)
{
Object obj = ae.getSource();
if(obj == bHitung)
{
double harga = 12000;
double berat_total = Double.parseDouble(tMasuk.getText().trim())
- Double.parseDouble(tKeluar.getText().trim());
lTotalBahanBaku.setText("Terima Bahan Baku (ton) : " +
String.valueOf(berat_total));
double biaya = harga * berat_total;
lBiaya.setText("Biaya Bahan Baku (Rp) : " +
String.valueOf(biaya));
try
{
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection con =
DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234");
PreparedStatement stat = con.prepareStatement("insert
Berat_Bahan_Baku values('
" + id_kendaraan + "'
,'
" + tMasuk.getText().trim() + "'
,'
"+
tKeluar.getText().trim() + "'
,'
" + String.valueOf(berat_total) + "'
,'
"+
String.valueOf(biaya) + "'
)");
stat.executeUpdate();
Statement stat3 = con.createStatement();
ResultSet res3 = stat3.executeQuery("select no_pemasok
from registrasi_kendaraan where id_kendaraan = '
" + id_kendaraan.trim() + "'
");
String id_pemasok="";
if(res3.next())
{
id_pemasok = res3.getString(1);
}
PreparedStatement stat5 = con.prepareStatement("insert
Kuitansi values('
" + id_kendaraan.trim() + "'
,'
" + id_pemasok.trim() + "'
,'
"+
String.valueOf(berat_total).trim() + "'
,'
" + String.valueOf(biaya).trim() + "'
,'
"+
tTgl.getText() + "'
)");
stat5.executeUpdate();
}
catch(Exception e)
{System.out.println(e + " e1");}
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
}
else if(obj == bReset)
{
lTotalBahanBaku.setText("");
lBiaya.setText("");
tMasuk.setText("");
tKeluar.setText("");
}
else if(obj == bKuitansi)
{
setVisible(false);
Kuitansi kui = new Kuitansi();
kui.terima_id(id_kendaraan);
}
else
{
setVisible(false);
TerimaBahanBaku tbb = new TerimaBahanBaku();
}
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
class DataBahanBaku extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JTable tblKui;
JScrollPane saKui;
JButton bKembali;
public DataBahanBaku()
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
baris++;
}
}
catch(Exception e)
{System.out.println(e + " e3");}
}
try
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection con =
DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:DijkstraDataSource", "sa", "1234");
PreparedStatement stat = con.prepareStatement("delete TipeNode
delete Routing delete UrutanDijkstra delete antrian " +
"delete dijkstrarouting insert dijkstrarouting " +
"values('
0'
,'
b'
,'
0'
,'
c'
,'
0'
,'
d'
,'
0'
,'
e'
,'
0'
,'
f'
,'
0'
,'
g'
,'
0'
,'
h'
,'
0'
,'
i'
,'
0'
,'
j'
,'
0'
,'
k'
,'
0'
,'
l'
,'
0'
,'
m'
,'
0'
,'
n'
,'
0'
,'
o'
,'
0'
,'
p'
,'
0'
,'
q'
,'
0'
,'
r'
,'
0'
,'
s'
,'
0'
,'
t'
)");
stat.executeUpdate();
}
catch(Exception e)
{System.out.println(e);}
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
class DataPemasok extends JFrame implements ActionListener
{
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
JPanel panel;
JTable tblPemasok, tblKndr;
JScrollPane saPemasok, saKndr;
JButton bKembali;
public DataPemasok()
{
super("Data Pemasok");
tblPemasok = new JTable(101,6);
tblKndr = new JTable(101,3);
saPemasok = new JScrollPane();
saKndr = new JScrollPane();
saPemasok.getViewport().add(tblPemasok);
saKndr.getViewport().add(tblKndr);
saPemasok.setPreferredSize(new Dimension(485,300));
saKndr.setPreferredSize(new Dimension(400,300));
bKembali = new JButton("Kembali");
bKembali.addActionListener(this);
panel = new JPanel();
getContentPane().add(panel);
panel.add(saPemasok);
panel.add(saKndr);
panel.add(bKembali);
tampil();
//panel.setLayout(null);
setSize(1000,400);
setLocation(50,50);
show();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
import java.util.*;
class Kuitansi extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JLabel lno_kui, lid_kend, lpemasok, lhrg, lbrt, lbiaya, ltgl;
JButton bKembali;
String id_kendaraan;
public Kuitansi()
{
super("Hasil");
panel = new JPanel();
lno_kui = new JLabel ("No Kuitansi : ");
lid_kend = new JLabel
("ID Kendaraan
: ");
lpemasok = new JLabel
("Pemasok
: ");
lhrg = new JLabel
("Harga per ton (Rp)
:12000 ");
lbrt = new JLabel
("Berat Bahan Baku (ton): ");
lbiaya = new JLabel
("Biaya Bahan Baku (Rp) : ");
ltgl = new JLabel("Tanggal : ");
bKembali = new JButton("Kembali");
bKembali.addActionListener(this);
getContentPane().add(panel);
panel.add(lno_kui);
panel.add(lid_kend);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
panel.add(lpemasok);
panel.add(lhrg);
panel.add(lbrt);
panel.add(lbiaya);
panel.add(ltgl);
panel.add(bKembali);
panel.setLayout(null);
lno_kui.setBounds(10,10,150,15);
ltgl.setBounds(250,10,150,15);
lid_kend.setBounds(10,50,200,15);
lpemasok.setBounds(10,70,200,15);
lhrg.setBounds(10,90,200,15);
lbrt.setBounds(10,110,200,15);
lbiaya.setBounds(10,130,200,15);
bKembali.setBounds(150,160,100,25);
setSize(400,230);
setLocation(300,200);
show();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
public class PenerimaanBahanBaku extends JFrame implements ActionListener
{
public PenerimaanBahanBaku()
{
PeriksaPassword pp = new PeriksaPassword();
}
public void actionPerformed(ActionEvent ae)
{
}
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
import java.awt.event.*;
class PeriksaPassword extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JLabel lPwd;
JTextField tPwd;
JButton bMasuk, bBatal;
public PeriksaPassword()
{
super("Menu Utama");
panel = new JPanel();
lPwd = new JLabel("Password");
lPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,50)) ;
lPwd.setBounds(210,50,400,40);
TextField tPwd = new TextField();
tPwd.setEchoChar('
*'
);
tPwd.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,50)) ;
tPwd.setBounds(230,150,150,40);
bMasuk = new JButton("Masuk");
bMasuk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,30)) ;
bMasuk.setBounds(150,230,150,35);
bMasuk.addActionListener(this);
bBatal = new JButton("Batal");
bBatal.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,30)) ;
bBatal.setBounds(360,230,159,35);
bBatal.addActionListener(this);
getContentPane().add(panel);
panel.add(lPwd);
panel.add(tPwd);
panel.add(bMasuk);
panel.add(bBatal);
panel.setLayout(null);
setLocation(50,50);
setSize (640,480);
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
show();
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
public class StatusPenerimaan extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JRadioButton rPemasok, rBahan;
ButtonGroup bg;
JButton bMasuk, bKembali;
public StatusPenerimaan()
{
super("Status Penerimaan");
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
panel.setLayout(null);
rPemasok.setBounds(180,25,200,25);
rBahan.setBounds(180,80,280,25);
bMasuk.setBounds(80,170,120,25);
bKembali.setBounds(280,170,120,25);
setSize(450,300);
setLocation(150,150);
show();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
}
else
{
}
else
{
setVisible(false);
UsulanProses up = new UsulanProses();
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
public class Table extends JFrame
{
JTable table;
JPanel panel;
JScrollPane scrollArea;
public Table()
{
table = new JTable(101,3);
scrollArea = new JScrollPane();
scrollArea.getViewport().add(table);
scrollArea.setPreferredSize(new Dimension(300,300));
panel = new JPanel();
getContentPane().add(panel);
panel.add(scrollArea);
setSize(200,200);
show();
}
public static void main(String [] args)
{
Table t = new Table();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
}
/*
*/
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.sql.*;
import java.util.*;
class TerimaBahanBaku extends JFrame implements ActionListener
{
JPanel panel;
JLabel lId;
JTextField tId;
JButton bOk, bReset, bKembali;
String id_kendaraan;
public TerimaBahanBaku()
{
super("Terima Bahan Baku");
lId = new JLabel("ID : ");
lId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
tId = new JTextField(20);
//tId.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
bOk = new JButton("OK");
bOk.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
bReset = new JButton("Reset");
bReset.setFont(new Font("Times New Roman", Font.BOLD |
Font.ITALIC,20)) ;
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
panel.setLayout(null);
lId.setBounds(50,30,50,25);
tId.setBounds(95,30,100,25);
bReset.setBounds(30,150,120,25);
bOk.setBounds(170,150,120,25);
bKembali.setBounds(310,150,120,25);
setSize(450,300);
setLocation(150,150);
show();
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009
try
{
Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection con =
DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:MyDataSource", "sa", "1234");
Statement stat = con.createStatement();
ResultSet res = stat.executeQuery("select * from
Registrasi_Kendaraan where ID_Kendaraan = '
" + id.trim() + "'
");
if(res.next())
{
setVisible(false);
BeratKendaraanPengangkut bkp = new
BeratKendaraanPengangkut();
bkp.kirim_id(id_kendaraan);
}
else
{
tId.setText("");
lId.setText("ID Kendaraan Salah");
}
}
catch(Exception e)
{System.out.println(e);}
}
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository 2009