Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di Indonesia terdapat berbagai macam sawah, ekosistem sawah merupakan salah satu
ekosistem yang didalamnya terdapat banyak interaksi antar komponen biotik dan abiotik.
Dalam realitanya tentu banyak sekali sistem yang diterapkan pada sawah itu sendiri yakni
salah satunya adalah sawah surjan. Sawah surjan merupakan sistem pengelolaan sawah khas
petani di pesisir Kulon Progo yang merupakan kearifan lokal sebagai bentuk adaptasi
terhadap kondisi drainase yang buruk (Aminatun, 2012). Dalam sawah surjan terdapat lebih
dari satu komoditas biasanya terdiri dari tanaman padi dan palawija. Tanaman palawija
contohnya seperti jagung, kacang tanah, bawang, cabai dan lain-lain. Sawah surjan biasa
terlatak di daerah rawan banjir. Sawah surjan memiliki bentuk seperti lembah dan bukit. Pada
bagian lembah di tanami padi supaya pada saat tergenang tanaman tidak rusak. Tanaman padi
adalah tanaman hydrofil amfibi yaitu tanaman yang dapat hidup di wilayah yang agak basah
dan tergenang sehingga ketika banjir tanaman padi tidak mengalami kerusakan sedangkan
tanaman palawija di tanam di atas/puncak karena tanaman palawija tidak tahan dengan
jumlah air dalam banyak. Tanaman palawija akan hidup pada kondisi air yang cukup sebab
termasuk dalam jenis tanaman mesofit misalnya tanaman jagung.
Ekosistem sawah surjan memiliki komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah komponen tak hidup sebagai penunjang komponen biotik sedangkan komponen biotik
adalah komponen yang hidup. Didalam ekosistem sawah surjan komponen abiotic yang ada
di dalamnya adalah air, tanah, udara, pupuk kandang dan cahaya. Komponen biotik yang ada
di dalam ekosistem sawah surjan adalah bawang, sawi, cabai, kacang tanah, padi, rumput
gajah, rumput teki, capung, burung, keong, semut, belalang, cacing, dan ulat. Kedua
komponen tersebut saling berinteraksi sehingga membentuk daur materi dan arus energi.
Daur materi adalah siklus perpindahan dan perubahan materi dalam rantai makanan
sedangkan arus energi adalah perpindahan energidari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lapangan di sawah surjan
yang berjudul : Ekosistem Sawah Surjan dan Komponen Didalamnya.

TUJUAN
1. Mengetahui daur materi pada ekosistem sawah surjan.
2. Mengetahui arus energi pada ekosistem sawah surjan.
3. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada ekosistem sawah surjan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Daur Materi
Dalam melakukan aktivitasnya sebagai makhluk hidup seperti bernafas, berkembang
biak, maupun untuk berkembang dan mengalami pertumbuhan pastilah memerlukan suatu
energi. Energi yang paling besar dan selalu ada ialah energi matahari. Bantuan cahaya
matahari nantinya akan mentransformasikan bahan anorganik menjadi bahan organik yang
akan dilakukan oleh tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis. Bahan organik yang
dihasilkan dalam proses fotosintesis nantinya akan menjadi sumber makanan bagi makhluk
hidup heterotrof.
Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam
suatu rantai makanan. Di dalam kehidupan, makhluk hidup menggunakan tiga macam energi,
yaitu energi yang berasal dari cahaya matahari, panas bumi dan energi nuklir yang berasal
dari reaksi nuklir dalam reaktor atom.Tetapi, kebanyakan yang digunakan adalah energi yang
berasal dari cahaya matahari. Karena cahaya matahari yang sangat diperlukan oleh tumbuhan
hijau dalam proses fotosintesis yang sangat menguntungkan bagi semua makhluk hidup. Tak
hanya untuk tumbuhan itu sendiri yang peranannya sebagai makhluk yang hidup, tetapi juga
bermanfaat bagi makhluk hidup heterotrof yang lain mengingat peranan lain dari tumbuhan
hijau sebagai produsen. Sehingga energi yang terkandung dalam tubuh tumbuhan itu menjadi
sumber energi bagi makhluk hidup yang lain.
Contoh energi yang terdapat di alam yaitu air dan angin.Pada ekosistem sawah surjan,
dua energi alam ini sangat membantu dalam kehidupan ekosistem sawah surjan sendiri. Air
merupakan komponen abiotik yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan suatu varietas tanaman yang ada di ekositem ini. Sedangkan energi angin
mampu membantu proses penyerbukan.
Energi merupakan kekutanan utama dalam ekosistem. Sumber dan jumlah energi yang
didapat akan menentukan jenis dan jumlah organisme, dan pola fungsional maupun
perkembangan dari proses-proses dalam ekosistem tersebut. Ekosistem dapat diklasifikasikan
berdasarkan energinya, maka ekosistem sawah surjan yang termasuk dalam ekosistem
pertanian masuk dalam ekosistem bertenaga matahari yang disubsidi oleh manusia (Man

Subsidized Solar- Powered Ecosystem). Ekosistem jenis ini dapat menghabiskan arus energi
20.000 50.000 , tetapi rata-rata 30.000 Kkal/m2 per tahun.
Di dalam ekosistem sawah surjan yang terdiri dari banyak tanaman budidaya
diantaranya tanaman kacang tanah, sawi, cabai dan padi. Tak hanya itu, terdapat juga
tumbuhan hijau diantaranya rumput teki dan rumput gajah.Daur energi yang terjadi di
ekosistem ini, diawali dengan pemanfaatan cahaya matahari oleh semua jenis tanaman.
Kemudian energi matahari tersebut membantu tanaman dalam merubah bahan anorganik
menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Kemudian bahan makanan organik
tersebut sebagian dari jumlahnya digunakan oleh tanaman untuk pemeliharaan tubuh dan
pertumbuhan tanaman sendiri lalu sebagian lagi hilang melalui organisme heterotrof.
Organisme heterotrof tadi dapat disebut sebagai konsumen.Konsumen pun banyak
macamnya, yaitu konsumen pertama hingga konsumen yang tertinggi. Apabila konsumen
tersebut mati, maka nantinya akan diuraikan oleh bakteri yang ada di dalam tanah. Dan
dibantu oleh cacing tanah yang keberadaannya mampu membuat tanah menjadi subur yang
nantinya memperlancar proses fotosintesis. Dan daur materi tersebut terus seperti itu,
memutar membentuk suatu siklus.
Daur Air
Dalam ekosistem sawah surjan terdapat daur air yang terjadi. Daur air adalah salah satu
bagian dari daur biogeokimia yang mengalami tiga fase perubahan yaitu gas, cair dan padat.
(Sosiawan,2010). Fase gas dari air yaitu ketika proses evaporasi. Evaporasi adalah penguapan
air dari permukaan bumi karena sinar matahari. Selain evaporasi fase gas juga terjadi pada
sublimasi. Sublimasi adalah proses penguapan air dari fase padat (es) tanpa berubah menjadi
fase cair terlebih dahulu. Ketika air berada di atmosfer maka air yang semula berupa
gumpalan awan setelah terkumpul akan turun menjadi hujan. Proses ini disebut pengendapan
atau prestisipasi. Prestisipasi disebabkan oleh pengaruh suhu. Suhu yang panas akan
membuat gumpalan awan yang berupa es di atmosfer mencair dan turun sebagai hujan. Hujan
turun menuju permukaan bumi kemudian akan diserap oleh tanah. Hal ini disebut infiltrasi.
Selain infiltrasi, air juga akan mengalir di permukaan bumi atau sering disebut proses
limpasan. Air akan mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah.
Daur air yang terjadi akan terus berjalan dan kembali ke proses semula. Dari air
mangalami penguapan kemudian turun lagi menjadi hujan. Air merupakan kebutuhan utama
dalam kehidupan makhluk hidup. Tanpa ada air tidak akan ad kehidupan di bumi.

B. Arus Energi
Arus energi merupakan Proses

Aliran Energi dalam Ekosistem.Dalam ekosistem

sawah surjan arus enegi yang tejadi berawal dari podusen hingga konsumen teakhir. Podusen
pada sawah surjan yang diamati berupatanaman pertanian maupun non petanian seperti padi,
kacang tanah, sawi, bawang, rumput gajah dan rumput teki. Produsen merupakan bagian dari
arus energi yang manghasilkan makanan sendiri atau autotrof sedangkan konsumen adalah
bagian dai arus energi yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau heterotrof. Konsumen
pertama pada sawah surjan adalah binatang pemakan tumbuhan (herbivora) seperti belalang,
ulat, bekicot dan keong. Konsumen kedua dalam ekosistem ini adalah burung pemakan
seranggga, capung, dan katak. Konsumen tingkat tiga dalam ekosistem surjan berupa burung
pemakan serangga. Terakhir adalah pengurai atau detritivor yaitu organisme yang
menguraikan sisa-sisa mahluk hidup yang telah mati atau membusuk. Kemudian sisa-sisa
mahluk hidup yang telah mati tersebut akan diubah menjadi zat-zat hara atau mineral yang
dibutuhkan oleh tanaman.
Misal arus energi yang terjadi pada ekosistem sawah surjan, seperti berikut ini
Tanaman Padi

Belalang

Capung

Burung

Kaki seribu

Tanaman Padi

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :


1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupaenergi matahari, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan oleh tumbuhan dalamproses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata
sinar matahariyang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan
jugahanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energikimia).
Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadimakanan oleh
tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagaikeluaran dari sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhanmungkin dilakukan melalui rantai makanan
dan jaring-jaring makanan melaluiherbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan
sebelumnya, terjadinyakehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran
energi

berkurang

atau

menurun

ke

arah

tahapan

berikutnya

dari

rantai

makanan.Biasanyaherbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan,


demikian pulakarnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi,maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan
ke pengurai, atau diekspor darisistem sebagai materi organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkatkonsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai
memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas
keluar dari sistem
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistemterbuka, maka beberapa materi organik
mungkin dikeluarkan menyeberang batasdari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah
hewan ke wilayah, ekosistemlain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem
terbawaarus.
C. Permasalahan

Tinjauan yang kami lakukan pada ekosistem sawah surjan di Wates, Kulon Progo
terdapat beberapa pemasalahan yang terjadi, berikut kami uraikan bebearapa pemasalahan
yang kami temui:
a. Volume air yang berlebih saat musim penghujan
Pada ekosistem sawah surjan, dalam satu petak sawah terbagi menjadi dua bagian
yaitu ledukan dan gundukan.Pada bagian ledukan tedapat pemasalahan yang tejadi yaitu
sistem pengaian pada ledokan itu sendiri, memang tujuan pembuatan sawah surjan selain
untuk memperbanyak jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan, juga sebagai upaya
untuk menghemat penggunaan air. Akan tetapi justu air hanya beputar pada petak tersebut
saja, sehingganya pada saat musim penghujan dan volume air sedang meningkat maka bagian
gungukan akan tetap aman sedangkan bagian ledukan tentu akan kelebihan air dan akan
bedampak tehadap tanaman padi itu.
b. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman
Pada bagian gundukan yang ditanami beberapa tanaman hortikultua sepeti cabai,
bawang merah, dan selada seta rumput gajah juga akan timbul pemasalahan, karena jumlah
tanaman yang beragam dalam satu petakan maka akan tejadi kompetisi unsur hara dalam
tanaman. Hal ini merupakan kompetisi interspesifik antar tumbuhan, yang mengakibatkan
tejadinya dampak secara morfologi maupun anatomi, seperti tanaman menjadi kerdil, etiolasi

dan perakaan menjadi kuat. Sedangkan dampak secaa anatomis yaitu akan terganggunya
sistem metabolisme.
c. Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat
Pada gundukan sawah surjan tekadang petani abai akan jarak tanam antar tanaman
sehingganya akan menyebabkan kompetisi yang bedampak pada terhambatnya poses
pertumbuhan tanaman itu

sendiri. Posisi jarak tanam yang telalu dekat maka akan

menimbulkan bebeapa kompetisi diantaranya adalah kompetisi terhadap cahaya matahari,


kondisi tesebut tentunya akan mengutungkan bagi tanaman yang memiliki tubuh yang lebih
tinggi sehingga akan menaungi tanaman yang ada dibawahnya. Apabila tanaman
mendapatkan intensitas cahaya matahai yang kurang maka akan bedampak pada poses
fotosintesis yang juga akan bepengauh pada proses perakaran tanaman itu sendiri.
d. Membutuhkan biaya yang besar
Secara ekonomis sawah sujan memang akan menhasilkan hasil yang lebih beragam
dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Selain itu, hasil dari
tanaman hortikultura dapat dijual kepada para pembeli. Bagi petani tadisional membuat
petakan sawah surjan dinilai berat karena membutuhkan tenaga yang banyak sehingganya
membutuhkan biaya yang besar pula, selain itu dalam poses pemeliharaanya tentu dibutuhkan
modal dan perawatan yang lebih agar seluruh komoditas yang telah ditanam akan
memberikan hasil yang optimal.
e. Serangan hama penyakit tumbuhan
Serangan dilakukan oleh organisme ulat terhadap daun sawi yang menyebabkan daun
selada berubah menjadi kekuningan dan banyak lubang kecil pada pemukaanya. Perawatan
yang dilakukan mungkin kuang optimal menjadiindikasi gangguan opt tesebut dapat tejadi
atau poses pengendalian opt tesebutyang kurang baik sehingga daun selada terseranghama
ulat. Daun yang telah usak tentu akan merugikan petani, apabila dijual dipasaantentu haganya
akan menjadi lebih murah.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah :
1. Pada ekosistem sawah surjan terjadi siklus daur materi. Daur materi dimulai dari
autotrof/produsen lalu berlanjut pada tingkatan heterotrof hingga pada
pengurai,kegiatan tersebut terus berlanjut seiring dengan terjadinya rantai
makanan.
2. Pada sawah surjan alur energi yang terjadi adalah sepenuhnya melalui jaring
jaring makanan yang diawali dengan kegiatan sintetis protein oleh tumbuhan.
3. Pada sawah surjan terdapat masalah-masalah yang terjadi antara lain ketika hujan
lebat akan terjadi genangan air yang berlebih pada bagian lahan tanaman padi
dikarenakan keadaan tanah yang lebih rendah,terjadinya perebutan unsure hara
semua tanaman yang ada sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman,dan kemungkinan petani dapat mengalami kerugian akibat serangan
hama yang beragam yang menyerang tanaman.

SARAN
Sebaiknya dilakukan peninjauan kembali untuk tema ekosistem yang akan
diamati yang tidak terlalu jauh dari daerah kampus sehingga dapat diakses dengan
mudah oleh praktikan.

Daftar Pustaka

Aminatun, Tien., Edhi Martono., Suratman Woro S., dan S. Djalal Tandjung.2012. Analisis
Pola Interaksi Serangga-Gulma Pada Ekosistem Sawah Surjan dan Lembaran
Yang Dikelola Secara Organik dan Konvensional. Jurnal Manusia dan
Lingkungan. 19(3) : 207 216

Sosiawan.,Hendri.2010. Identifikasi Air Tanah Dan Pemanfaatanya Untuk Pertanian. Balai


Penelitian Agroklimat dan Hydrologi:1-9

Anda mungkin juga menyukai