Sejarah:
1. Sei.Tigris-Euphrates
2. Mesir Kuno
Perkembangan abad ke 20
NORMA
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum
Menjalankan Norma:
2.
3.
1.
2.
3.
MORAL
ETIKA
LATIN
YUNANI
1.
Ethicos, Ethos
(akhlak), Adat
kebiasaan.
3.
4.
Klasifikasi Etika
A.
B.
Ajaran Moral :
Ajaran tentang bagaimana manusia
hidup dan bertindak agar menjadi
manusia
yang baik.
Moral :
Sistem nilai tentang perbuatan manusia
dianggap baik atau buruk.
Falsafah Moral:
Falsafah yang mencari penjelasan
mengapa
perbuatan tertentu dinilai
baik / benar, pantas atau tidak pantas.
2.
3.
4.
2.
3.
Etika kontemporer
Utilitarianisme (Teori
1.Virtue ethics: Teori berbudi
teleologi): perbuatan
luhur:
secara moral baik jika
a. Compassion (keharuan)
hasilnya baik.
b. Discernment (ketajaman)
Teori Deontologi
c. Dapat dipercaya
(kewajiban): kewajiban
d. integritas moral tinggi.
secara moral baik & benar,
Mementingkan yang di layani
jika didasarkan niat baik
diatas kepentingan sendiri.
(kewajiban lebih utama dari
pada hasilnya.
2. Etika mengasuh: Hub. Pengasuh
dgn yang diasuh, bersifat akrab
Teori Hukum Kodrat (lex
, hangat, ramah, simpati dan
naturalis): manusia adalah
mengasihi.
makhluk rasional, ok itu
cendrung akan hal hal baik 3. Etika Kasuistik: Etika yang
mengacu pd putusan baik yg
telah dibuat sebelumnya,
analog dgn jurisprudensi
3.
4.
5.
6.
7.
Beneficence
Non Maleficence
(Primum non nocere)
Hormati hidup
manusia.
Konfidentialitas
Kejujuran(veracity)
Tidak mementingkan
diri sendiri
Budi pekerti, tingkah
laku yang luhur.
Menghormati:
- otonomi pasien
- Universal human
right
United Nation
- HAM
2. Keadilan / Justice.
3. Berkata benar; truth
telling; veracity
3.
4.
1.
2.
Beneficence
Non Maleficence
Justice (Keadilan)
Tdk boleh/mengobah sikap dokter thd pasienya.
Atau tdk ada pertimbangan lain, selain
kesehatan pasien yg menjadi perhatian
utama dokter:
Walaupun ada :
- Perbedaan kedudukan sosial
- tkt ekonomi, pandangan politik,
- agama,dan faham kepercayaan,
- kebangsaan, kewarganegaraan,
- status perkawinan serta perbedaan jender
Perbedaan: Hukum
a.
Titik beratkan pada
perbuatan lahir.
b.
Otarita Hk bersif.
Heteronom.
c.
Tujuan Hk.kedamaian
lahiriah
d.
Sanksi Hk.bersifat
paksaan
e.
Hk.tidak mengurus
hal2 sepele
(Deminimus non curet
lex).
f.
Dikeluarkan badan
otorita (pemerintah)
g.
Menuntut standar
moral yg minimum.
Etika
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kesimpulan:
Hukum
1.
2.
3.
4.
Etika
1.
2.
3.
4.
Hukum :
Etika dok
Disiplin dok
Hukum dok
1.Norma moral
- Masalah moral
1.Norma disiplin
Std profesi
(kompetensi, yan,
prlku)
2.Pelanggaran:
langgar std profesi
(benar-salah)
3. Kualitas profesi
(layanan,perilaku)
- kehormatan
profesi
4. Kompetensi Yan
medik, perilaku
profesional
1.Noma Hukum
2.Pelanggaran:
dilema norma
internal (baikburuk).
3. Dampak :
- kualitas moral
- kehormatan
profesi
4. Lingkup :
- perilaku etik
2.Pelanggaran:
norma hukum
(benar-salah).
3. Penyelesaian :
-Konflik /
kedamaian
4. Peraturan hukum
:
- ttg yan
kedokteran
Etika dok
Disiplin dok
Hukum dok
5. Bentuk: kode
etik
profesi
6. Disusun: Orang
profesi.
7. Sanksi:
- moral/ ht
nurani
- nasehat/
teguran
- pengucilan
8. Yang
memeriksa:
- MKEK
- MKEKG
- Anggota profesi
5. Aturan disiplin
kedokteran
6.Disusun:
kompilasi oleh KKI
7. Sanksi:
- teguran
- reedukasi
- cabut STR/ SIP
8. MKDKI :
- dokter
- dokter Gigi
- Sarjana Hukum
drg
MKEK
MKDKI
Peradilan pidana
Sengketa hukum
Peradilan perdata
peradilan TUN
Lembaga mediasi
Disiplin Kedokteran
Pelanggaran Disiplin
(Serious Professional Misconduct)
Keputusan KKI No. 17/KKI/Kep/VIII/2006
Tidak memenuhi:
-
4.
5.
6.
7.