Bab II Tinjauan Teori KPD
Bab II Tinjauan Teori KPD
TINJAUAN TEORI
2.1
2.2
Etiologi
Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas, maka usaha
preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Faktor
yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD yaitu fisiologi selaput
amnion, inkompetensi serviks, infeksi vagina/serviks, kehamilan ganda,
polihidramnion, trauma, distensi uteri, stress maternal, stress fetal, infeksi, serviks
yang pendek, serta prosedur medis. (Eni Nur Rahmawati, 2011 Hal 128).
Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah:
2.2.1 Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
2.2.2
2.2.3
Tekanan
2.2.4
2.2.5
disertai infeksi.
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
2.2.6
2.2.7
a.
b.
c.
d.
2.2.8
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
minggu.
h. Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis.(Taufan Nugroho, 2012
2.3
Hal: 150-151)
Patofisiologi
2.3.1 Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya
2.3.2
KPD.
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
misalnya trauma, hidramnion, gemeli. Trauma oleh beberapa ahli
disepakati sebagai faktor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD.
Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
maupun amnionitis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya disertai
infeksi.
2.4
Tanda-tanda KPD
Pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya cairan ketuban
mermbes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin cairan tersebut merembes atau menetes, dengan warna pucat
dan bergaris darah.cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran,tetapi jika duduk atau berdiri kepala janin yang sudah
terletak
dibawah
biasanya
mengganjal
atau
menyumbat
kebocoran
2.5
Diagnosa
Diagnosis KPD ditegakkan dengan cara:
2.5.1
Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang
banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan perlu juga
diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut, his belum teratur atau belum
ada, dan belum ada pengeluaran lendir dan darah.
2.5.2
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak keluarnya cairan dari
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
pemeriksaan ini akan lebih jelas.
2.5.3
Pemeriksaan spekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan
dari ostium uteri externum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, undus
uteri di tekan, penderita di minta batuk, mengejang atau mengadakan
manuver valsava, atau bagian terendah di goyangkan, akan tampak keluar
cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada pornik anterior.
2.5.4
Pemeriksaan dalam
a. Didalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada
lagi.
b. Mengenai
pemeriksaan
dalam
vagina
dengan
toucher
perlu
pada
waktu
pemeriksaan
dalam,
jadi
pemeriksaan
akan
volume
cairan
amnion
berkurang/
oligohidramnion,
sepsis
yang
selanjutnya
dapat
mengakibatkan
10
11