Anda di halaman 1dari 227

Halaman

i ii

DAFTAR ISI
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS

iii v

SAMBUTAN DIREKSI

vi viii

IKHTISAR DATA KEUANGAN

GRAFIK KINERJA KEUANGAN BANK KALTENG TAHUN 2009 2013

23

I.

INFORMASI UMUM
A. Sejarah Perusahaan
B. Arti Logo
C. Visi, Misi dan Motto
D. Jaringan Kantor Bank
E. Manajemen Bank Kalteng
F. Sumber Daya Manusia
G. Perkembangan Ekonomi & Perbankan Daerah Tahun 2013
H. Strategi Utama
I.
Kebijakan Manajemen
J. Kerjasama dengan Pihak Lain
K. Budaya Perusahaan

4 28
45
5
67
7 12
13 19
19 20
20 21
21 24
24 26
26
27 28

II.

TATA KELOLA PERUSAHAAN


A. Pendahuluan
B. Struktur Tata Kelola Bank Kalteng
C. Fungsi Kepatuhan
D. Fungsi Audit Ekstern
E. Fungsi Audit Intern
F. Penerapan Manajemen Risiko
G. Penilaian Profil Risiko
H. Rencana Strategis Bank
I.
Intervensi Pemilik, Perselisihan Internal Dan Permasalah Yang Timbul
Sebagai Dampak Kebijakan Remunerasi
J. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank Yang Belum
Diungkapkan Dalam Laporan Lainnya
K. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi, Serta
Hubungan Keuangan Dan Hubungan Keluarga
L. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Penyediaan
Dana Besar (Large Eksposure)
M. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah
N. Shares Option, Buy Back Shares Dan Buy Back Obligasi
O. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
P. Permasalahan Hukum
Q. Benturan Kepentingan

29 64
29 30
30 50
50 54
54 55
55
55 56
56 57
58

59
59
59
59
59
59
59 60
60 61
61

R.
S.

Corporate Social Responsibility (CSR)


Self Assessment Pelaksanaan GCG

61 64
64

III.

INFORMASI OPERASIONAL
A. Strategi
B. Keadaan Keuangan / Usaha
C. Permodalan
D. Hasil Usaha
E. Perubahan-perubahan Penting Yang Terjadi
F. Foto Peristiwa Penting Tahun 2013
G. Hal-Hal Penting Yang Diperkirakan Terjadi Di Masa Mendatang

65 84
65 67
67 72
73 76
77 78
78
79 84
84

IV.

HAL HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN


A. Permodalan
B. Penyaluran Kredit
C. Pengembangan Lokasi Usaha
D. Sumber Daya Manusia
E. Teknologi Informasi
F. Lain-lain

85 86
85
85
85
85 86
86
86

V.

TUGAS PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS YANG TELAH DILAKSANAKAN


OLEH DEWAN KOMISARIS SELAMA TAHUN 2013
87 103

VI.

TUJUAN DAN SASARAN BANK KALTENG KEDEPAN


A. Tujuan
B. Arah Kebijakan Bank Kalteng Tahun 2014
C. Sasaran Bank Kalteng Menjadi Regional Champion (BRC)

VII. PENUTUP

104 105
104
104 105
105
106

DAFTAR LAMPIRAN
I.
II.

STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH


KALIMANTAN TENGAH
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.

III.

107

Laporan Auditor Independen


Neraca
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan Atas Laporan Keuangan

Pengungkapan Permodalan dan Pengungkapan Eksposur Risiko


serta Penerapan Manajemen Risiko Bank

ii

1 28

Assalamualaikum Wr. Wb,


Salam sejahtera bagi kita semua,
Pemegang Saham yang terhormat,
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas kasih dan karunia-Nya, sehingga Bank Kalteng
dapat melewati Tahun 2013 dengan baik, walaupun kita
sedang berada ditengah suasana persaingan usaha
perbankan yang semakin ketat.
Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia tumbuh
dengan 5,78% dan perekonomian regional Kalimantan
Tengah dalam triwulan III dan IV tumbuh sekitar 7,11% 8,61% (yoy), sedangkan tingkat inflasi mencapai 6,79%. Dalam kondisi yang
demikian kinerja keuangan Bank Kalteng dalam Tahun Buku 2013 ini bila
dibandingkan dengan capaian kinerja keuangan tahun 2012, terdapat kenaikan yang
memadai, antara-lain: Kredit yang diberikan meningkat dengan 8,58%, Modal +
Cadangan meningkat 19,47%, LDR meningkat 7,75% dan Laba setelah pajak
meningkat dengan 6,87%. Namun diakui masih terdapat beberapa kinerja keuangan
yang tidak memenuhi target dalam Rencana Bisnis Bank 2013, seperti : nominal
Dana Pihak ketiga hanya mencapai 91,75% dan penyaluran kredit hanya 93,49%
dan Laba bersih 95,02% dari target dalam Rencana Bisnis Bank tahun 2013.
Kita bersyukur bahwa sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik Ellya
Noorlisyati & Rekan Jakarta terhadap Laporan Keuangan Bank Kalteng Tahun Buku
2013 diterima hasilnya berupa opini Wajar dalam semua hal yang material atau
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sedangkan Tingkat Kesehatan Bank dinilai cukup
sehat/baik.

Pemegang Saham yang terhormat.


Tugas, fungsi dan tanggung jawab kami selaku Dewan Komisaris berpusat pada
pengawasan kebijakan dan penatalayanan, pengawasan strategi dan manajemen
risiko serta penguatan pembinaan manajemen melalui pengendalian dan evaluasi
yang efektif untuk menciptakan dan mendorong budaya berorientasi kinerja.
Pengawasan terhadap strategi Bank dimulai sejak penyusunan rencana bisnis dan
strategi pencapaiannya, sampai dengan pelaksanaan program-program yang telah
dirancang dengan berorientasi pada efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional.
Pengawasan dimaksud berlanjut dengan pemantauan dan mengevaluasi kinerja
Direksi dalam melaksanakan rencana-rencana bisnis tersebut. Kami juga berupaya
untuk memastikan bahwa manajemen risiko pada seluruh jajaran Bank Kalteng telah
diterapkan dengan efektif dan efisien disemua jenjang organisasi, khususnya risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional serta memantau efektivitas
pengawasan internal untuk menekan terjadinya fraud. Secara periodik melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap tingkat kepatuhan jajaran Bank, berikut memberikan
saran-saran perbaikan kepada Direksi.
Kedepan, Bank Kalteng harus lebih berbenah diri lagi, mengingat peluang, tantangan
dan hambatan dimasa yang akan datang semakin besar. Untuk itu sangat diperlukan
semangat dan kerja keras serta kerjasama tim yang solid pada seluruh jajaran Dewan

- iii -

Komisaris, Direksi dan Karyawan sehingga mampu menghasilkan kinerja yang


semakin baik lagi. Di samping itu dukungan penuh dari semua Pemegang Saham
yang sekaligus pula adalah Pimpinan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
sangat dibutuhkan agar secara konsisten menyetor tambahan penyertaan modal,
sesuai komitmen dalam RUPS LB tgl. 17 Mei 2013, dan kami juga menghimbau agar
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menempatkan seluruh dana Kas
Daerah pada Bank Kalteng. Demikian pula dengan konsistensi untuk terus
memberdayakan Bank Kalteng dalam perannya untuk ikut berpartisipasi
melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang sedang dan akan dijalankan oleh
masing-masing Pemerintah Daerah setempat.
Memperhatikan program BPD Regional Champion, maka ada beberapa hal penting
yang terkait dengan program tersebut, seperti : persyaratan minimal CAR 15% dan
modal inti minimal Rp 1 triliun, LDR minimal antara 78%100%, DPK Non Pemda
minimal 70%, portofolio kredit produktif harus minimal 40% dan pertumbuhan
kredit pertahun minimal 20% dan hal hal lainnya akan terus menjadi perhatian
Dewan Komisaris, Direksi dan jajarannya untuk dapat dicapai dalam beberapa tahun
yang akan datang sebagaimana yang telah dituangkan pada program kerja, baik
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Keberhasilan program
ini sangat ditentukan oleh komitmen, perhatian dan dukungan stakeholders
terutama Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota se Kalimantan
Tengah selaku shareholders dari Bank Kalteng, sehingga oleh karenanya dalam
kesempatan ini kami memohon dukungan dan doa restunya.
Seperti kita ketahui bersama, sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan surat Gubernur Bank Indonesia No. 15/1/GBI/DPB2/TF-OJK,
tgl. 27 November 2013, bahwa sejak 31 Desember 2013, bahwa fungsi, tugas dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pebankan
(microprudential) beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan. Pengalihan
ini tentu saja membawa beberapa konsekuensi yang harus diantisipasi dan ditindaklanjuti oleh jajaran Pengurus, Pejabat Eksekutif dan Karyawan Bank Kalteng.

Pemegang Saham yang terhormat.


Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Kalteng
No. 02 tanggal 5 September 2009, bahwa periode Kepengurusan Direksi dan Dewan
Komisaris periode 2009-2013 berakhir tgl. 5 September 2013. Namun karena satu
dan lain hal pengurus baru belum terpilih, maka sesuai dengan Akta RUPS LB No. 12
tanggal 28 Agustus 2013, kepengurusan kami diperpanjang sampai dengan
terpilihnya Susunan Pengurus Baru. Dalam kesempatan ini kami atas nama Pengurus
Lama, mengucapkan terimakasih atas perpanjangan ini, dan berharap agar pada
bulan Juni 2014 ini juga Pengurus baru periode 2014-2018 dapat dipilih dan
dilantik.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini pula, perkenankan kami atas nama Pengurus
Lama mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kepercayaan kepada kami
selama ini. Tentu saja banyak kekurangan dan kelemahan kami dalam menjalankan
amanah yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah, dan untuk itu kami mohon
dimaafkan.

- iv -

Sekali lagi, kepada semua pihak, khususnya kepada para Pemegang Saham
(Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota), DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota Se Kalteng, Nasabah, Relasi, Mitra Usaha dan Masyarakat
Kalimantan Tengah yang telah memberikan kepercayaan, dukungan dan
kerjasamanya kepada Bank Kalteng diucapkan banyak terima kasih dengan harapan
agar dimasa-masa mendatang kerjasama tersebut dapat terus ditingkatkan lagi.
Demikian juga kepada para Anggota Direksi dan Komite-Komite Dewan Komisaris
serta Karyawan/Karyawati Bank Kalteng, tidak lupa kami pun menyampaikan
penghargaan dan terima kasih atas segala usaha serta kerja kerasnya untuk
mempertahankan dan meningkatkan citra dan peran Bank Kalteng sebagai Bank
tumpuan harapan dan kepercayaan masyarakat Kalimantan Tengah atau Banknya
OLOH KALTENG sehingga betul-betul menjadi Bank Tuan Rumah di daerah
Kalimantan Tengah sendiri. Terima kasih pula kepada Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dan kepada Otoritas Jasa Keuangan Provinsi
Kalimantan Tengah beserta jajarannya, yang selama ini telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Bank
Kalteng.
Demikianlah kata sambutan kami, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai
dan meridhoi segala usaha dan upaya kita, baik pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang.

Salam sejahtera,
Wassallamualaikum Wr. Wb.
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH
KALIMANTAN TENGAH

ANDRIS P. NANDJAN
KOMISARIS UTAMA

-v-

Assalamualaikum Wr. Wb,


Salam sejahtera bagi kita semua,
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rakhmatNya, sehingga Bank Kalteng dapat melewati
tahun 2013 dengan baik dan selamat.
Selanjutnya, atas nama Direksi Bank Bank Kalteng, kami
menyampaikan laporan pengelolaan Bank Kalteng selama
Tahun Buku 2013 berserta pencapaian kinerja utamanya
kepada para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.

Kondisi Makro Ekonomi dan Perbankan Tahun 2013


Perkembangan ekonomi di berbagai negara menunjukkan pertumbuhan ekonomi
global pada tahun 2013 masih melambat. Pertumbuhan ekonomi dunia tercatat
sebesar 3,0%, melambat dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar mencapai
3,1%. Kondisi ekonomi yang sebelumnya kondusif tersebut berubah pada tahun
2013, dipicu oleh bergesernya faktor-faktor global yang sebelumnya menguntungkan
ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia dan Pemerintah bersinergi menempuh berbagai bauran kebijakan
guna merespons sejumlah tantangan tersebut agar stabilitas ekonomi dapat kembali
terkendali dan keseimbangan ekonomi dapat terjaga, yaitu (1) mengoptimalkan
sinergi antara kebijakan moneter, khususnya suku bunga dan kebijakan nilai tukar,
dengan kebijakan makroprudensial, sehingga sasaran kebijakan dapat dicapai
dengan optimal; (2) kebijakan fiskal untuk menekan defisit transaksi berjalan melalui
pengurangan subsidi BBM dan instrumen pajak untuk menekan impor; dan (3)
kebijakan-kebijakan yang bersifat struktural seperti perbaikan iklim investasi dan
upaya-upaya mendorong kemandirian ekonomi.
Respons bauran kebijakan juga menopang stabilitas sistem keuangan selama 2013
sehingga kondusif bagi proses pengalihan fungsi pengawasan bank ke Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Di tengah tren perlambatan ekonomi domestik dan pelemahan nilai
tukar rupiah, kinerja sektor keuangan Indonesia tetap solid, khususnya industri
perbankan. Pertumbuhan kredit perbankan menurun dari 23,1% di akhir tahun 2012
menjadi 21,4% pada Desember 2013 sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk
mendorong perekonomian bergerak ke arah yang lebih sehat. Risiko perbankan yang
tercermin dari risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar juga cukup terjaga,
disertai dengan dukungan ketahanan modal yang masih kuat. Kondisi industri
perbankan yang sehat tersebut sangat diperlukan agar kebijakan stabilisasi dapat
dilakukan efektif tanpa menimbulkan dilema yang berlebihan. Di samping itu, kondisi
ini diperlukan agar proses transisi fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke
Otoritas Jasa Keuangan dapat berjalan dengan baik.

- vi -

Kinerja Bank Kalteng Tahun 2013


Pada Tahun Buku 2013, Bank Kalteng mampu meningkatkan kinerjanya, hal ini
tercermin pula dalam Neraca Bank per 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Ellya Noorlisyati & Rekan Jakarta, sebagai berikut :

Total Asset sebesar Rp 3.972.968 juta atau naik 0,81% dibanding tahun 2012
sebesar Rp 3.941.086 juta.
Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 3.193.472 juta atau naik 0,77% dibanding tahun
2012 sebesar Rp 3.168.931 juta.
Kredit Yang Diberikan sebesar Rp 2.473.277 juta, atau meningkat 8,58% dari
tahun 2012 sebesar Rp 2.277.744 juta.
Laba Usaha Setelah Pajak sebesar Rp 128.361 juta, atau naik 6,87% dari tahun
2012 sebesar Rp 120.108 juta.
Ekuitas meningkat sebesar 16,62% dari Rp 531.275 juta tahun 2012 menjadi Rp
619.583 juta tahun 2013.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tahun 2013
tercatat 64,63%, turun 7,44% dibanding tahun 2012 yang tercatat 69,83%.
Rasio Return On Asset (ROA) tahun 2013 tercatat 3,52%, naik 3,32% dibanding
tahun 2012 yang tercatat 3,41%.
Rasio Return On Equity (ROE) tahun 2013 tercatat 25,31%, turun 15,29%
dibanding tahun 2012 yang tercatat 29,88%.
Loan to Deposit Ratio (LDR) tahun 2013 tercatat 77,45%, naik 7,75% dibanding
tahun 2012 yang tercatat 71,88%.
Rasio Non Perfoming Loan (NPL) gross tahun 2013 tercatat 0,81%, turun 3,27%
dibanding tahun 2012 yang tercatat 0,84%.
Rasio Net Interest Margin (NIM) tahun 2013 tercatat 8,23%, naik 7,30%
dibandingkan tahun 2012 yang tercatat 7,67%.
Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2013 tercatat 24,52%, naik 3,26%
dibanding tahun 2012 yang tercatat 23,75%.

Berdasarkan hasil Audit Kantor Akuntan Publik Ellya Noorlisyati & Rekan Jakarta
atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2012 dengan opini Wajar Dalam semua
Hal Yang Material atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Dari rencana penambahan dan pemindahan jaringan Kantor sesuai rencana bisnis
telah dilaksanakan sebagai berikut :
a. Penambahan 6 (enam) unit ATM yaitu di Kasongan, Nanga Bulik, Pulang Pisau,
Kuala Pembuang, Ampah, dan Patas tanggal 22 April 2013
b. Pemindahan Alamat Kantor Kas Kumai tanggal 27 April 2013.
c. Penambahan 1 (satu) unit ATM yaitu di Kuala Kurun tanggal 18 Juli 2013
d. Pemindahan Alamat Kantor Kas dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tanggal 22
Agustus 2013
e. Pemindahan alamat Unit Pelayanan Kas dr. Sultan Immanudin Pangkalan Bun
dilaksanakan tanggal 18 Nopember 2013.
Untuk penambahan ATM dan pemindahan alamat Kantor Kas sebagaimanan diatas
telah dilaporkan pula melalui sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU)
secara online sesuai ketentuan yang berlaku

- vii -

Perubahan Kepengurusan Dewan Komisaris.


Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor 02 tanggal 5 September 2009
yang dibuat oleh Ellys Nathalina, S.H., Notaris Palangka Raya tentang Pemilihan dan
Penetapan Direksi dan Dewan Komisaris Periode 2009-2013, bahwa Periode
Kepengurusan Direksi dan Dewan Komisaris tersebut berakhir tanggal 5 September
2013, namun dalam masa transisi ini kepengurusan kami diperpanjang sampai
dengan terpilihnya susunan Pengurus Bank Kalteng Periode 2013-2017 yang baru
dengan Akta RUPS LB Nomor : 122 tanggal 28 Agustus 2013, atas hal ini kami
mengucapkan terima kasih dan berharap dalam periode Kepengurusan selanjutnya
hal-hal yang telah dirintis oleh pengurus yang terdahulu dapat terus dilanjutkan
bahkan tumbuh berkembang sesuai harapan kita bersama termasuk didalamnya
adalah upaya-upaya pencapaian program BPD Regional Champion, seperti :
persyaratan minimal CAR 15% dan modal inti minimal Rp 1 triliun, LDR minimal
antara 78%100%, DPK Non Pemda minimal 70%, portofolio kredit produktif harus
minimal 40% dan pertumbuhan kredit pertahun minimal 20% dan hal hal lainnya.

Apresiasi
Akhirnya atas nama Direksi Bank Kalteng, kami mengucapkan terima kasih kepada
Karyawan/Karyawati dan kepercayaan serta dukungan nasabah, mitra bisnis, Dewan
Komisaris, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Kantor
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah serta secara khusus
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga pula kepada seluruh Pemegang
Saham baik Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kota/Kabupaten
se-Kalimantan Tengah serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang telah
memberikan bantuan, kepercayaan dan dukungan yang begitu besar terhadap
kinerja Bank Kalteng sehingga mampu mempertahankan eksistensinya dalam
menunjang pembangunan di daerah.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai dan meridhoi segala usaha kita
bersama, dalam usaha membangun Kalimantan Tengah yang kita cintai bersama,
sekian dan terima kasih.

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH


KALIMANTAN TENGAH

ARTHEMAS E. ASSAN
DIREKTUR UTAMA

- viii -

Tabel : 1
IKHTISAR DATA KEUANGAN
(jutaan rupiah)

KETERANGAN
(1)

(2)

2009

2010

2011

2012

2013

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)=((7-6):6))

A.

KEADAAN POSISI KEUANGAN

1.

TOTAL ASSET

2.059.570

2.387.962

3.437.284

3.941.086

3.972.968

2.

DANA PIHAK KETIGA

1.666.520

1.939.925

2.897.037

3.168.931

3.193.472

0,77

- Gi ro

883.257

1.079.331

1.842.189

2.008.702

1.943.299

(3,26)

- Ta bunga n

698.047

746.949

898.747

962.343

1.024.502

6,46

- Depos i to

85.217

113.645

156.101

197.886

225.671

14,04

3.

PENEMPATAN & SURAT BERHARGA

4.

KREDIT YANG DIBERIKAN

5.
6.
7.

PINJAMAN YANG DITERIMA

8.

AKTIVA PRODUKTIF

9.

AKTIVA NON PRODUKTIF

260.000

119.000

790.000

175.000

440.000

151,43

1.418.734

1.721.064

1.991.436

2.277.744

2.473.277

8,58

AKTIVA TETAP & INVENTARIS

83.999

103.648

114.457

120.547

132.662

10,05

DANA LAINNYA

54.162

65.996

86.161

205.399

104.090

(49,32)

10. EKUITAS

20.095

20.093

20.091

20.089

20.560

2,35

1.877.520

1.999.129

2.870.464

2.548.690

3.123.367

22,55

2.636

2.215

1.451

291.712

341.771

418.388

531.275

619.586

B.

PERKEMBANGAN LABA USAHA

1.

PENDAPATAN

325.932

342.777

399.240

532.480

496.467

- Penda pa ta n Bunga Bers i h

210.011

251.389

283.443

301.989

358.869

- Penda pa ta n Opera s i ona l

325.540

342.387

398.787

530.299

493.143

391

390

453

2.181

3.324

- Penda pa ta n non opera s i ona l


2.

BIAYA

#DIV/0!
16,62

18,84
(7,01)
52,40

224.494

221.372

254.783

371.268

319.855

- Bi a ya Bunga Da na

94.677

64.690

82.386

111.802

106.573

(4,68)

- Bi a ya opera s i ona l

223.902

219.952

252.453

370.306

318.742

(13,92)

592

1.420

2.330

962

1.113

15,64

- La ba Opera s i ona l

101.638

122.435

146.334

159.993

174.400

9,01

- La ba s ebel um pa ja k

101.437

121.405

144.458

161.212

176.612

9,55

- Pa ja k pengha s i l a n

31.368

34.468

39.133

41.104

48.251

17,39

- La ba s etel a h pa ja k

70.070

86.937

105.325

120.108

128.361

6,87
18,29

- Bi a ya non opera s i ona l


3.

0,81

LABA

C.

PERKEMBANGAN MODAL & SAHAM

1.

Moda l Setor

149.548

165.222

201.717

273.490

323.521

2.

Juml a h Lemba r Sa ha m Ya ng Di tempa tka n

15.000

50.000

50.000

50.000

50.000

3.

Juml a h Lemba r Sa ha m Ya ng Di s etor

14.955

16.522

20.171

27.349

32.352

18,29

D.

RATIO KEUANGAN (%)

1.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) /


CAR

19,37

22,25

18,92

23,75

24,52

3,26

La ba s ebel um pa ja k thd Tota l As s et (ROA)

2,34

3,89

3,88

3,41

3,52

3,23

3.

La ba s etel a h pa ja k terha da p Moda l (ROE)

18,29

30,78

30,89

29,88

25,31

(15,29)

4.

Ra s i o Kredi t thd Da na Pi ha k Keti ga (LDR)

85,13

88,72

68,74

71,88

77,45

7,75

5.

NPL (Non Perfoming Loans) Gross

1,82

1,18

0,81

0,84

0,81

(3,27)

6.

NPL (Non Perfoming Loans) Nett

1,41

0,15

0,06

0,22

0,23

2,26

7.

Net Interes t Ma rgi n (NIM)

9,98

11,65

8,79

7,67

8,23

7,30

8.

Gi ro Wa ji b Mi ni mum (GWM)

10,16

11,17

13,24

28,26

13,86

(50,96)

9.

BOPO
Pers
enta s e pel a ngga ra n da n pel a mpa ua n
BMPK kepa da Pi ha k Terka i t da n Pi ha k Ti da k
Terka i t

68,47

64,24

63,31

69,83

64,63

(7,44)

#DIV/0!

#DIV/0!

1,07

1,08

0,75

0,75

0,64

(14,48)

1,05

0,97

0,72

0,77

0,67

(13,35)

1,92

1,83

1,70

0,66

0,48

(26,75)

2.

10

11. Pos i s i Devi s a Netto (PDN)


12. Rasio Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non
Produktif Bermasalah terhadap Total Aset
Produktif dan Aset Non Produktif
13. Rasio Aset Produktif Bermasalah terhadap Total
Aset Produktif

14. Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)


aset keuangan terhadap Total Aset Produktif

GRAFIK KINERJA KEUANGAN BANK KALTENG


TAHUN 2009 2013
DANA PIHAK KETIGA (jutaan rupiah)

TOTAL ASSET (jutaan rupiah)


5,000,000
3,941,086

4,000,000
3,000,000

3,972,968

3,437,284
2,387,962

2,059,570

2,000,000
1,000,000
-

2009

2010

2011

2012

3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
-

3,193,472
2,897,037
1,666,520

2009

2013

KREDIT YANG DIBERIKAN (jutaan rupiah)


3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000

1,721,064

1,991,436

2,277,744

2,473,277

1,418,734

1,000,000
500,000
-

2009

2010

2011

2012

700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-

2013

273,490
201,717
149,548

2009

2010

2011

2012

25.00
20.00

23.75

22.25
19.37

2011

2012

2013

619,586
531,275
418,388
291,712

2009

140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
-

341,771

2010

2011

2012

120,108

2013

105,325
70,070

2009

2013

128,361

86,937

CAR (prosentase)
30.00

2010

LABA SETELAHPAJAK (jutaan rupiah)


323,521

165,222

1,939,925

TOTAL EKUITAS (jutaan rupiah)

MODAL SETOR (jutaan rupiah)


350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-

3,168,931

2010

2011

2012

2013

ROA (prosentase)
24.52

5.00
3.89

4.00

18.92

3.00

15.00

3.88
3.41

3.52

2012

2013

2.34

2.00

10.00

1.00

5.00
-

2009

2010

2011

2012

2013

2009

2010

2011

GRAFIK KINERJA KEUANGAN BANK KALTENG


TAHUN 2009 2013
(lanjutan)
LDR (prosentase)

ROE (prosentase)
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
-

30.78

30.89

100.00

29.88
25.31

88.72

85.13

80.00

18.29

68.74

71.88

2011

2012

77.45

60.00
40.00
20.00
-

2009

2010

2011

2012

2009

2013

2010

2013

NIM (prosentase)
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
-

11.65
9.98

2009

8.79

2010

2011

7.67

8.23

2012

2013

BOPO (prosentase)
72.00
70.00

NPL Gross (prosentase)


2.00

69.83
68.47

1.50

68.00
66.00

1.82

64.24

64.00

64.63

1.18

1.00

0.81

0.84

0.81

2011

2012

2013

63.31

0.50

62.00
60.00

2009

2010

2011

2012

2013

2009

2010

I. INFORMASI UMUM

A.

Sejarah Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah semula berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), didirikan pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan Akta
Notaris Njoo Sio Liep Nomor 24 dengan nama PT. BPD Kalimantan Tengah.
Dalam akta pendirian tersebut PT BPD Kalimantan Tengah menjalankan usaha
bank di Provinsi Kalimantan Tengah, berkedudukan di ibukota Provinsi
Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Selanjutnya berdasarkan izin usaha
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-1-3/II tanggal 22 Januari
1962 dengan modal dasar ditetapkan Rp 10 juta, jumlah modal setor sebesar Rp
2.660 ribu terdiri dari Rp 2.500 ribu saham Pemda Tingkat I Kalimantan Tengah
dan Rp 160 ribu saham swasta.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuanketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah yang menetapkan antara lain
bahwa Bank Pembangunan Daerah harus didirikan dengan Peraturan Daerah
(Perda), maka Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah menetapkan
Peraturan Daerah Nomor 2/DPRD-GR/64, kemudian
Peraturan
Daerah
Nomor
5/DPRD-GR/64
tanggal 3 September 1964 yang disahkan oleh
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor Des
9/4/9-18 tanggal 2 Maret 1965 menjadi Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah yang sebagian sahamnya dimiliki swasta.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokokpokok Perbankan menyebabkan Peraturan Daerah tersebut perlu disesuaikan
kembali, dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1976 jo Nomor
19 tahun 1978 jo Nomor 18 tahun 1981, yang disahkan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 973.97-42-1277 tanggal 30 September 1982.
Pada tahun 1981 semua saham milik swasta dibeli oleh pemerintah sehingga
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah sepenuhnya menjadi milik
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah. Sesuai perkembangannya berdasarkan
Perda Nomor 8 tahun 1992 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 584-42-420 tanggal 23 Maret 1993,
menetapkan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah sebagai Bank
Umum dengan modal dasar Rp 15 miliar.
Perda tersebut diubah dengan Perda Nomor 1 tahun 1997 yang disahkan
Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor 584.42-1240 tanggal
21 November 1997 menetapkan bahwa modal dasar Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Tengah ditingkatkan menjadi Rp 50 miliar.
Selanjutnya dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1999 tanggal 17 Juli
1999 menetapkan perubahan bentuk badan hukum Bank dari Perusahaan
Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dengan sebutan
PT. Bank Pembangunan Kalteng dengan modal dasar ditingkatkan menjadi Rp.
60 miliar yang merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, yakni dimiliki oleh
Pemda Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemda Kota dan Kabupaten se
Kalimantan Tengah. Tindak lanjut dari perubahan bentuk Badan Hukum
4

PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah tersebut telah dituangkan


dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH Nomor 110 tanggal 22 Mei 2000 tentang
Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah yang telah
mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI
Nomor: C-17902 HT.01.01-TH 2000 tanggal 15 Agustus 2000 dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 11/2001 tanggal 6 Februari
2001 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 846/2001.
Sedangkan pengalihan izin usaha dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) ditetapkan dengan SK Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
Nomor: 2/30/KEP.DSG/2000 tanggal 22 Nopember 2000. Perubahan bentuk
badan hukum ini telah diumumkan pada tanggal 30 Nopember 2000 dan
diberitakan di media massa tanggal 01 Desember 2000.
Dalam rangka mengantisipasi Program Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
yang diberlakukan bagi seluruh Perbankan Indonesia, maka PT. Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah melakukan perubahan Modal Dasar
dari Rp 60 milyar menjadi Rp 150 milyar. Perubahan modal dasar ini telah
disetujui oleh para Pemegang Saham pada RUPS Luar Biasa tanggal 14 Juni
2004 yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH Nomor : 4 tanggal
14 Juni 2004 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
dan sudah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia RI Nomor : C-03581.HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Februari 2005
tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT)
Bank Pembangunan Kalteng.
Sesuai UU No : 40 Tahun 2007 yang mencabut UU No 1 Tahun 1995 Tentang
Perseroan Terbatas, maka PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah
disingkat PT. Bank Kalteng atau disebut Bank Kalteng telah menyesuaikan
Anggaran Dasar (AD) dengan UU PT yang baru ini sekaligus melakukan
perubahan Modal Dasar dari Rp 150 milyar menjadi Rp 500 milyar, sebagaimana
terakhir diubah dengan Akta Notaris Ellys Nathalina, SH Nomor : 30 tanggal 27
April 2010 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
yang sudah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-29875.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal
11 Juni 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Memperhatikan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 Tanggal 27
Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan
Modal Inti Bank, maka sebagaimana tertuang dalam Akta Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT. Bank Kalteng Nomor : 06 tanggal 17
Mei 2013 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah, yang dibuat oleh Ellys
Nathalina, SH. MH., telah disepakati bersama untuk meningkatkan besarnya
Modal Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dari Rp.
500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah) menjadi Rp. 1.000.000.000.000,(Satu triliun rupiah) dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-35100.AH.01.02 Tahun
2013 tanggal 28 Juni 2013.

B.

Arti Logo

Logo Bank Kalteng ditetapkan dengan SK Direksi Bank Kalteng Nomor :


II.12/SK-0012/PEB-2001 tanggal 07 Pebruari 2001 dan tetap bertahan sampai
sekarang.
DESKRIPSI LOGO BANK KALTENG
Citra budaya Kalimantan Tengah disampaikan melalui citra simbolik Perahu.
Perahu merupakan alat transportasi sungai yang dipergunakan oleh sebagian
besar masyarakat di sekitar daerah aliran sungai. Elemen-elemen budaya ini
ditampilkan sebagai identitas Bank Kalteng yaitu lembaga perbankan yang
bersifat bisnis serta memiliki inisial kedaerahan.
Lingkaran
Menggambarkan Bank Kalteng sebagai Bank Sentral di Kalimantan Tengah
yang memiliki peran dominan dalam pembangunan perekonomian.
Bentuk lingkaran atau bulat mencerminkan sifat usaha perbankan yang
dinamis dan global.
Perahu
Di antara elemen-elemen warna merah, hijau dan kuning terdapat garis putih
berbentuk kepala perahu.
Perahu menggambarkan gerak usaha yang dinamis dan sebagai gambaran
citra visual daerah Kalimantan Tengah.
Warna Merah (Neon Red)
Warna Merah (Neon Red) mencerminkan keceriaan, semangat sportivitas dan
pandangan modern.
Warna Hijau
Warna hijau memiliki arti : hidup dan kemakmuran dan harapan masa depan
baik.
Warna Kuning
Warna kuning keemasan mempunyai arti : sukses dan kejayaan.

C.

Visi, Misi dan Motto


Visi, Misi dan Motto Bank Kalteng adalah sebagai berikut :
Visi
: Kokoh, Terpercaya dan Dinamis.
Kokoh menjadikan Bank Kalteng sehat, kuat dan
tahan uji.

Misi

Motto

Terpercaya adalah jaminan, saling mempercayai


dan dipercayai.
Dinamis adalah tumbuh, maju dan berkembang
secara wajar.

: Membantu
dan
mendorong
pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala
bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.
:

Mitra Terpercaya Meraih Sukses.

D. Jaringan Kantor Bank


Kantor Pusat :
Kantor Pusat Bank Kalteng berkedudukan di Palangka Raya berdasarkan izin
Menteri Keuangan RI Nomor BUMN 9.1.3/II tanggal 22 Januari 1962 dan
ditegaskan kembali dengan Keputusan Bank Indonesia Nomor :
2/30/Kep/DGS/2000 tanggal, 22 Nopember 2000 tentang pengalihan Ijin usaha
BPD Kalteng ke Ijin Usaha PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah.
Kantor Cabang :
1. Cabang Buntok, berdasarkan izin Menteri Keuangan RI Nomor
KEP/0301/KM.6/1977 tanggal 26 Pebruari 1977.
2. Cabang Sampit, berdasarkan izin Menteri Keuangan RI Nomor
KEP/0301/KM.6/1977 tanggal 26 Pebruari 1977.
3. Cabang Pangkalan Bun, berdasarkan izin Menteri Keuangan RI Nomor
KEP/030/KM.11/1981 tangga 21 September 1981.
4. Cabang Muara Teweh, berdasarkan izin Menteri Keuangan RI Nomor
KEP/027/KM.11/1984 tanggal, 20 Maret 1984.
5. Cabang Kuala Kapuas, berdasarkan izin Menteri Keuangan RI Nomor
KEP/003/KM.11/1986 tanggal, 3 Januari 1986.
6. Cabang Utama Palangka Raya, dilaporkan ke Bank Indonesia surat Nomor
DPP.03/SB-0364/III-05 tanggal 3 Maret 2005 dengan izin operasional
menggunakan izin Kantor Pusat yaitu dari Menteri Keuangan RI Nomor
BUMN 9.1.3/II tanggal 22 Januari 1962 dan ditegaskan kembali dengan
Keputusan Bank Indonesia Nomor : 2/30/Kep/DGS/2000 tanggal, 22
Nopember 2000
7. Cabang Kasongan, semula berstatus Kantor Kas sesuai surat Nomor:
BRP/11/6690/Agst-90 tanggal 16 Agustus 1990 dan ditingkatkan statusnya
menjadi Capem berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor :
28/27/UPB1/AdB1/Plk tanggal 18 September 1995 serta ditingkatkan lagi
statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan Bank Indonesia Nomor :
8/39/DPIP/Prz/Plk tanggal 5 Desember 2006.
8. Cabang Tamiang Layang, semula berstatus Capem sesuai persetujuan Bank
Indonesia Nomor : 3/17/DPIP/Prz/Plk tanggal 17 Oktober 2001 serta
ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan Bank
Indonesia Nomor : 8/39/DPIP/Prz/Plk tanggal 5 Desember 2006.
9. Cabang Puruk Cahu, semula berbentuk Cabang Pembantu sesuai ijin dari
Bank Indonesia Nomor : II.5/SB-2256/Agst-92 tanggal 26 Agustus 1992 serta
ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan Bank
Indonesia Nomor : 9/42/DPIP/Prz/Plk tanggal 9 Nopember 2008.
7

10. Cabang Sukamara, semula berbentuk Cabang Pembantu berdasarkan


persetujuan Bank Indonesia Nomor : 28/27/UPB1/AdB1/Plk tanggal 18
September 1995 serta ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai surat
persetujuan Bank Indonesia Nomor : 10/11/DPIP/Prz/Plk tanggal 12 Maret
2008.
11. Cabang Kuala Kurun, semula berbentuk Cabang Pembantu dilaporkan ke
Bank Indonesia surat Nomor : II.5/SB-2256/Agst-92 tanggal 26 Agustus 1992
serta ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan Bank
Indonesia Nomor : 10/72/DPIP/Prz/Plk tanggal 17 November 2008.
12. Cabang Pulang Pisau, dilaporkan ke Bank Indonesia surat Nomor:
BRP/11/1267/Aprl-91 tanggal 15 April 1991 dengan status Kantor Kas,
peningkatan status berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor :
28/27/UPB1/AdB1/Plk tanggal 19 September 1995 serta ditingkatkan lagi
statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan Bank Indonesia Nomor :
10/71/DPIP/Prz/Plk tanggal 17 November 2008.
13. Cabang Nanga Bulik, semula berbentuk Cabang Pembantu berdasarkan
persetujuan Bank Indonesia Nomor: 4/35/DPIP/Prz/Plk tanggal 22 Oktober
2002 serta ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai surat persetujuan
Bank Indonesia Nomor : 12/49/DPIP/Prz/Plk tanggal 4 November 2010.
14. Cabang Kuala Pembuang, semula berbentuk Cabang Pembantu dilaporkan
ke Bank Indonesia surat Nomor: BRP/11/1268/Aprl-91 tanggal 15 April 1991
serta ditingkatkan statusnya menjadi Cabang sesuai persetujuan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Nomor :
14/55/DPIP/Prz/Plk tanggal 4 Desember 2012.
Kantor Cabang Pembantu
1. Cabang Pembantu Ampah, dilaporkan ke Bank Indonesia surat Nomor :
BRP/11/0483/Peb-91 tanggal 11 Februari 1991.
2. Cabang Pembantu Tumbang Samba, dilaporkan ke Bank Indonesia surat
Nomor: BRP/11/1118/Mar-91 tanggal 25 Maret 1991.
3. Cabang Pembantu Pasar Baru Palangka Raya, berdasarkan persetujuan Bank
Indonesia Nomor : 28/27/UPB1/AdB1/Plk tanggal 18 September 1995
4. Cabang Pembantu Pasar Kahayan Palangka Raya, berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia Nomor : 28/27/UPB1/AdB1/Plk tanggal 18 September 1995.
5. Cabang Pembantu Pembuang Hulu, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 5/4/DPIP/Prz/Plk tanggal 28 Februari 2003.
6. Cabang Pembantu Pegatan, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 7/46/DPwB2/IDWB2/Plk tanggal 23 September 2005.
7. Cabang Pembantu Pujon, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor :
8/11/DPIP/Prz/Plk tanggal 22 Juni 2006.
8. Cabang Pembantu Karang Mulya, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 10/47/DPIP/Prz/Plk tanggal 5 Agustus 2008.
9. Cabang Pembantu Parenggean, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 11/17/DPIP/Prz/Plk tanggal 22 Mei 2009.
10. Cabang Pembantu Tumbang Jutuh, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 11/28/DPIP/Prz/Plk tanggal 13 Juli 2009.
11. Cabang Pembantu Kotawaringin Lama, berdasarkan persetujuan Bank
Indonesia Nomor: 12/36/DPIP/Prz/Plk tanggal 20 Agustus 2010.
8

12. Cabang Pembantu Simpang Sebabi, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia


Nomor: 12/37/DPIP/Prz/Plk tanggal 2 September 2010.
13. Cabang Pembantu Bahaur, berdasarkan persetujuan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 14/35/DPIP/Prz/Plk tanggal 2
Oktober 2012.
14. Cabang Pembantu Patas, berdasarkan persetujuan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 14/41/DPIP/Prz/Plk tanggal 12
Oktober 2012.
Kantor Kas
1. Kantor Kas Kumai, dilaporkan ke Bank Indonesia surat Nomor : II.5/SB1767/Mei-92 tanggal 30 Mei 1992.
2. Kantor Kas Tewah, dilaporkan ke Bank Indonesia surat Nomor : II.5/SB2856/Sept-92 tanggal 29 September 1993.
3. Kantor Kas Tangkiling, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor :
5/10/DPIP/Prz/Plk tanggal 1 Mei 2003.
4. Kantor Kas Samsat, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor :
9/8/DPIP/Prz/Plk tanggal 12 Februari 2008.
5. Kantor Kas Kota Palangka Raya, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia
Nomor : 9/60/DPIP/Prz/Plk tanggal 19 Desember 2008.
6. Kantor Kas RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia Nomor : 9/62/DPIP/Prz/Plk tanggal 28 Desember 2008.
Unit Pelayanan Kas
1. Unit Pelayanan Kas Pasar Indra Kencana Pangkalan Bun, dilaporkan ke Bank
Indonesia surat Nomor : BRP/11/3326/Mei-90 tanggal 25 Mei 1990
2. Unit Pelayanan Kas Pasar Pendopo Muara Teweh, dilaporkan ke Bank
Indonesia surat Nomor : BRP/11/1190/Mar-91 tanggal 1 Maret 1991.
3. Unit Pelayanan Kas Selat Kuala Kapuas, dilaporkan ke Bank Indonesia surat
Nomor : II.12/SB-1767/Mei-92 tanggal 30 Mei 1992
4. Unit Pelayanan Kas Pasar Beringin Buntok, dilaporkan ke Bank Indonesia
surat Nomor : II.5/SB-0460/Peb-92 tanggal 5 Februari 1992.
5. Unit Pelayanan Kas Lingkungan Kantor Gubernur KDH TK.I Kalteng,
berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor : 30/25/UPB1/AdB1/Plk
tanggal 1 Oktober 1997.
6. Unit Pelayanan Kas Jalan Haji Ikap (Eks Kantor BPD Kalteng), semula berada
di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah dan pindah alamat
berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Nomor : 5/9/DPIP/Prz/Plk tanggal 1
Mei 2003.
7. Unit Pelayanan Kas Kantor Camat Arut Selatan, Pangkalan Bun, persetujuan
Bank Indonesia Nomor : 9/32/DPIP/Prz/Plk tanggal 14 September 2007.
8. Unit Pelayanan Kas Sangkurun, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas,
dibuka tanggal 22 Oktober 2012
ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
1. Kantor Pusat/Cabang Utama Palangka Raya, 1 unit dibuka tanggal 25
Agustus 2003 sedangkan 3 unit lagi dibuka tanggal 25 Maret 2010 sehingga
total sebanyak 4 unit
9

2. Kantor Cabang Sampit, 1 unit dibuka tanggal 27 Oktober 2003 sedangkan


2 unit lagi dibuka tanggal 10 April 2012 sehingga total sebanyak 3 unit
3. Kantor Cabang Muara Teweh 1 unit dibuka tanggal 27 Oktober 2003
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 Juni 2012 sehingga total sebanyak
2 unit
4. Kantor Cabang Kuala Kapuas 1 unit dibuka tanggal 20 Agustus 2007
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 10 April 2012 sehingga total sebanyak
2 unit
5. Kantor Cabang Pangkalan Bun 1 unit dibuka tanggal 20 Agustus 2007
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 10 April 2012 sehingga total sebanyak
2 unit
6. Kantor Cabang Buntok 1 unit dibuka tanggal 20 Agustus 2007 sedangkan 1
unit lagi dibuka tanggal 22 Juni 2012 sehingga total sebanyak 2 unit
7. Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya sebanyak 1 unit dibuka tanggal 20
Agustus 2007.
8. Kantor Cabang Kasongan, 1 unit dibuka tanggal 28 Februari 2009
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 April 2013 sehingga total sebanyak
2 unit.
9. Kantor Cabang Tamiang Layang 1 unit dibuka tanggal 28 Februari 2009
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 Juni 2012 sehingga total sebanyak
2 unit.
10. Kantor Cabang Puruk Cahu sebanyak 1 unit dibuka tanggal 1 April 2009.
11. Kantor Cabang Kuala Kurun, 1 unit dibuka tanggal 7 April 2009 sedangkan
1 unit lagi dibuka tanggal 18 Juli 2013 sehingga total sebanyak 2 unit.
12. Kantor Cabang Sukamara sebanyak 1 unit dibuka tanggal 22 Juni 2009
13. Kantor Cabang Pulang Pisau, 1 unit dibuka tanggal 22 Maret 2010
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 April 2013 sehingga total sebanyak
2 unit.
14. Kantor Cabang Nanga Bulik, 1 unit dibuka tanggal 18 Maret 2011
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 April 2013 sehingga total sebanyak
2 unit.
15. Kantor Capem Pasar Kahayan sebanyak 1 unit dibuka tanggal 10 April 2012
16. Kantor Gubernur Kalteng sebanyak 2 unit dibuka tanggal 10 April 2012
17. RSUD dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya sebanyak 1 unit dibuka tanggal
dibuka tanggal 10 April 2012
18. RSUD Sultan Imanudin, Pangkalan Bun sebanyak 1 unit dibuka tanggal 10
April 2012
19. Kantor Walikota Palangka Raya sebanyak 1 unit dibuka tanggal 22 Juni 2012
20. Kantor Cabang Kuala Pembuang, 1 unit dibuka tanggal 22 Juni 2012
sedangkan 1 unit lagi dibuka tanggal 22 April 2013 sehingga total sebanyak
2 unit.
21. Kantor Capem Ampah, sebanyak 1 unit dibuka tanggal 22 April 2013.
22. Kantor Capem Patas, sebanyak 1 unit dibuka tanggal 22 April 2013.
Adapun Lokasi Jaringan Kantor Bank Kalteng sampai dengan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
10

Tabel 2
JARINGAN KANTOR BANK KALTENG TAHUN 2013
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Nama Kantor
Kantor Pusat
Cabang Utama Palangka Raya
Cabang Buntok
Cabang Sampit
Cabang Pangkalan Bun
Cabang Muara Teweh
Cabang Kuala Kapuas
Cabang Kasongan
Cabang Tamiang Layang
Cabang Puruk Cahu
Cabang Sukamara
Cabang Kuala Kurun
Cabang Pulang Pisau
Cabang Nanga Bulik
Cabang Kuala Pembuang
Cabang Pembantu Pasar Baru
Cabang Pembantu Pasar Kahayan
Cabang Pembantu Tumbang Samba
Cabang Pembantu Ampah
Cabang Pembantu Pembuang Hulu
Cabang Pembantu Pegatan
Cabang Pembantu Pujon
Cabang Pembantu Karang Mulya
Cabang Pembantu Parenggean
Cabang Pembantu Tumbang Jutuh
Cabang Pembantu Simpang Sebabi
Cabang Pembantu Kotawaringin Lama
Cabang Pembantu Bahaur
Cabang Pembantu Patas
Kantor Kas Tewah
Kantor Kas Kumai
Kantor Kas Tangkiling
Kantor Kas Samsat Palangka Raya
Kantor Kas Kantor Walikota Kota P. Raya
Kantor Kas RSUD dr. Doris Sylvanus P. Raya

Lokasi
Jl. RTA Milono No.12 Palangka Raya
Jl. RTA Milono No.12 Palangka Raya
Jl. Pelita Raya No. 43 Buntok
Jl. Ahmad Yani No. 7 Sampit
Jl. Diponegoro No. 42 Pangkalan Bun
Jl. Yetro Sinseng No. 75 Muara Teweh
Jl. Tambun Bungai No. 08 Kuala Kapuas
Jl. Revolusi Kasongan
Jl. A.Yani No.16 Tamiang Layang
Jl. Jend. Sudirman, Puruk Cahu
Jl. Cilik Riwut, Sukamara
Jl. Brigjen. Katamso, Kuala Kurun
Jl. Panunjung Tarung, Pulang Pisau
Jl. Selampin Komp. Perkantoran Bukit Hibul
Jl. Ahmad Yani, Kuala Pembuang 2
Jl. Halmahera No. 1 Palangka Raya
Jl. Tjilik Riwut Km. 2 Palangka Raya
Jl. Tjilik Riwut No. 34 Tumbang Samba
Jl. Kapten R. Susilo No. 16 Ampah
Jl. Bakri Entong Pembuang Hulu
Jl. A. Yani No. 25 Pegatan
Jl. Damang Rahu No. 23 Pujon
Jl. A. Yani Km. 66, Komp. Pasar Karang Mulya.

Jl. Kalikasa, Parenggean


Jl. Tjilik Riwut, Tumbang Jutuh.
Jl. Jend. Sudirman Km. 86, Kec. Telawang
Jl. Pangkalan Muntai, Kec. Kolam
Jl. Hidayatullah, Bahaur
Jl. Kantor Desa, Desa Patas 1
Jl. Gereja No. 13, Tewah
Jl. Bendahara, Kumai
Jl. Tjilik Riwut Km. 32, Tangkiling
Jl. RTA Milono Km 5,5, Palangka Raya
Jl. Tjilik Riwut Km. 5,5, Palangka Raya
Jl. Tambun Bungai No. 04 Palangka Raya

UPK Pasar Beringin Buntok


UPK Pasar Pendopo M Teweh
UPK Pasar Indra Kencana Pangkalan Bun
UPK Selat Kuala Kapuas

Jl. Merdeka No. 47/A8 Buntok


Jl. Panglima Batur Muara Teweh

UPK Lingkungan Kantor Gubernur Kalteng

Jl. RTA Milono No. 1 Palangka Raya


Jl. Haji Ikap No. 17 Palangka Raya

UPK Eks. Kantor PT. BP Kalteng lama

Jl. Pangeran Antasari No. 1 Pangkalan Bun


Jl. A. Yani, Pasar Danau Mare Blok C Lt. 2

11

No.
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Nama Kantor
UPK RSUD Sultan Imanuddin
UPK Sangkurun
ATM-Cabang Utama
ATM-Cabang Utama
ATM-Cabang Utama
ATM-Cabang Utama
ATM-Bandara Cilik Riwut
ATM-Komplek Kantor Gubernur Prov. Kalteng

Lokasi
Jl. Sultan Syahrir No. 89 Pangkalan Bun
Jl. Sangkurun No. 49, Kuala Kurun
Jl.RTA.Milono No.12, Palangka Raya
Jl.RTA.Milono No.12, Palangka Raya
Jl.RTA.Milono No.12, Palangka Raya
Jl.RTA.Milono No.12, Palangka Raya
Bandara Cilik Riwut, Palangka Raya
Jl. G. Obos No. 01 Palangka Raya
Jl. G. Obos No. 01 Palangka Raya

ATM-Komplek RSUD dr. Doris Sylvanus P. Raya

Jl. Tambun Bungai No. 04 Palangka Raya

ATM-Capem Pasar Kahayan


ATM-Komplek Kantor Walikota P. Raya
ATM-Cabang Buntok
ATM-Cabang Buntok
ATM-Cabang Pembantu Patas
ATM-Cabang Sampit
ATM-Cabang Sampit
ATM-Cabang Sampit
ATM-Cabang Pangkalan Bun
ATM-Cabang Pangkalan Bun
ATM-Komplek RSUD Sultan Imanudin
ATM-Cabang Muara Teweh
ATM-Cabang Muara Teweh
ATM-Cabang Kuala Kapuas
ATM-Cabang Kuala Kapuas
ATM-Cabang Tamiang Layang
ATM-Cabang Tamiang Layang
ATM-Cabang Pembantu Ampah
ATM-Cabang Kasongan
ATM-Komplek Kantor Bupati Katingan
ATM-Cabang Puruk Cahu
ATM-Cabang Sukamara
ATM-Cabang Pulang Pisau
ATM-Komplek RSUD Pulang Pisau
ATM-Cabang Kuala Kurun
ATM-Cabang Kuala Kurun
ATM-Cabang Nanga Bulik
ATM-Komplek Mini Market Al-Muna
ATM-Cabang Kuala Pembuang
ATM-Cabang Kuala Pembuang

Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 Komplek Pasar Kahayan

ATM-Komplek Kantor Gubernur Prov. Kalteng

Jl. Tjilik Riwut Km. 5,5 Palangka Raya


Jl.Pelita Raya No.43, Buntok
Jl.Pelita Raya No.43, Buntok
Jl. Kantor Desa, Desa Patas 1, Buntok
Jl. A.Yani No.7 , Sampit
Jl. A.Yani No.7 , Sampit
Jl. A.Yani No.7 , Sampit
Jl.P.Diponegoro No.42, Pangkalan Bun
Jl.P.Diponegoro No.42, Pangkalan Bun
Jl. Sultan Syahril No. 17 Pangkalan Bun
Jl.Yetro Sinseng No.75, Muara Teweh
Jl.Yetro Sinseng No.75, Muara Teweh
Jl.Tambun Bungai No.8, Kuala Kapuas
Jl.Tambun Bungai No.8, Kuala Kapuas
Jl.A.Yani No. 16, Tamiang Layang
Jl.A.Yani No. 16, Tamiang Layang
Jl.Kapten R.Susilo No.16, Ampah
Jl. Revolusi, Kasongan
Jl. Garuda - Tjilik Riwut Km. 2,5 Kasongan

Jl.Jend. Sudirman, Puruk cahu


Jl. Tjilik Riwut, Sukamara
Jl. Panunjung Tarung, Pulang Pisau
Jl. Trans Kalimantan Komp. Perkantoran Rey IV

Jl. Sangkurun No.49, Kuala Kurun


Jl Brigjen Katamso, Kuala Kurun
Jl. Selampin, Komp. Bukit Hibul Nanga Bulik

Jl. Batu Batanggui, Nanga Bulik


Jl. Ahmad Yani, Kuala Pembuang 2
Jl. Ahmad Yani, Kuala Pembuang 2

12

E.

Manajemen Bank Kalteng


Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor 02 tanggal 5 September
2009 yang dibuat oleh Ellys Nathalina, S.H., Notaris Palangka Raya tentang
Pemilihan dan Penetapan Direksi dan Dewan Komisaris Periode 2009-2013,
bahwa bahwa Periode Kepengurusan Direksi dan Dewan Komisaris tersebut
berakhir tanggal 5 September 2013 dan diperpanjang sampai dengan
terpilihnya susunan Pengurus Bank Kalteng Periode 2013-2017 yang baru
dengan Akta RUPS LB Nomor : 122 tanggal 28 Agustus 2013, dengan susunan
pengurus adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris :

3
1. Drs. Andris P. Nandjan
Komisaris Utama

1
2. Drs. H. Noordimansyah
Komisaris Independen

2
3. Prof. DR. Ahim S. Rusan
Komisaris Independen

13

2.

Direksi :

1.
2.

Drs. Arthemas E. Assan, MM


Direktur Utama
Soepangat Ngaseri, SE
Direktur Umum

3. Drs. Charli Taman


Direktur Pemasaran
4. Drs. Yesaya I. Minun
Direktur Kepatuhan

14

Riwayat Pekerjaan (Karir) Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah


Kalimantan Tengah
Drs. Andris P. Nandjan
Lahir di Bamba, 20 April 1945. Mendapat gelar Sarjana Keuangan (S-1) Jurusan Kebendaharaan
Umum Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan RI di Jakarta, lulus tahun 1974. Mulai
membina karir sebagai PNS di Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah sejak tanggal 12
Oktober 1964 dan pernah menduduki berbagai posisi di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah, diantaranya Kepala Biro Keuangan, Kepala Dinas Pendapatan
Daerah, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah, Wakil Bupati Kotawaringin Timur; Penjabat
Bupati Pulang Pisau dan pensiun mulai tanggal 1 Agustus 2002 dengan masa kerja 37 tahun
10 bulan. Pernah juga menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah (Masa Bhakti 2004-2009). Pada waktu menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan secara
Ex Officio (karena jabatan) ditunjuk sebagai Anggota Dewan Pengawas merangkap Komisaris
Amanat pada BPD Kalimantan Tengah tahun 1988-1996, serta terakhir dipilih oleh RUPS
sebagai Komisaris Utama Bank Kalteng Periode 2009-2013. Telah mengikuti seminar Direktur
Utama dan Dewan Komisaris BPDSI yang diselenggarakan oleh LPPI tahun 1988 dan Workshop
Peran Komisaris Dalam Pengurusan Bank yang diselenggarakan oleh LPPI tahun 2009, 2010
dan 2011 (3 angkatan). Telah lulus ujian Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I dan Tingkat II
berikut program penyegarannya yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko.

Drs. H. Noordimansyah
Lahir di Puruk Cahu tanggal 22 Desember 1945. Mendapat gelar Sarjana dari STIENAS pada
tahun 1990, membina karir di BNI 1946 sejak tahun 1966 s/d awal tahun 2000. Dalam
perjalanan karir di BNI 1946 pernah menjabat sebagai Pemimpin BNI Cabang Barabai, Cabang
Palangka Raya dan Cabang Banjar Masin, serta Pemimpin Kelompok Penunjang Bisnis Kantor
Wilayah 09.. Pendidikan dan sklill yang pernah diikuti diantaranya Budgeting BNI 1980,
Presentasi & Evaluasi Stelsel BNI 1987, Leadership Sklill BNI 1990, Latihan Pengawas Keuangan
Negara, LPN & UPKP 1994, Pelatihan GKM BNI Wilayah 09 1996, Pelatihan Untuk Pelatih
LAN/STIA Jakarta 1996 dan berbagai macam pendidikan dan pelatihan lainnya baik pada
waktu aktif di BNI (37 kali) maupun selama aktif di PT. Bank Pembangunan Kalteng (sampai
dengan November 2012 sebanyak 54 kali. Telah berhasil mengikuti Program eksekutif
Sertifikasi Manajemen Risiko Tahun 2004 di Amsterdam Belanda, dan telah 7 (tujuh) kali
mengikuti Program Penyegaran Sertifikasi Manajemen Risiko yaitu pada tahun 2006, 2008,
2009, 2011 dan 2012. Penghargaan yang diterima dari Direksi Bank BNI adalah Penghargaan
Masa Bhakti 20 tahun, 25 tahun dan 30 tahun serta Penghargaan Kesetiaan dan Pengabdian
atas Dharma Bakti dengan masa kerja 33 tahun 5 bulan cf. SK Direksi Bank BNI No :
KP/199/DIR/R tanggal 10 Mei 2000. Menjabat sebagai Direktur Kepatuhan di Bank Kalteng
sejak tahun 2001-2005 dan sebagai Anggota Dewan Komisaris periode 2005-2009 dan
berlanjut sebagai Komisaris Independen Periode 2009-2013.

Prof. DR. Ahim S. Rusan


Lahir di Tumbang Tariak, 11 Mei 1947. Mendapat gelar Sarjana Ekonomi tahun 1974 dan
gelar Doktor Ilmu Ekonomi tahun 1991. Meniti karir di Universitas Palangka Raya dengan
jabatan struktural maupun fungsional yang pernah diduduki diantaranya Kepala Tata Usaha
Fakultas Ekonomi Unpar, Kepala UPBJJ-UT Palangka Raya, Pembantu Rektor IV, Pembantu
Rektor I, Dekan Fakultas Pertanian UNPAR, Ketua Lembaga Penelitian UNPAR, Ketua Pengelola
MSM Pasca Sarjana UNPAR, Guru Besar Fakultas Ekonomi Univ. Palangka Raya, Dosen S-2
Pasca Sarjana UNPAR, Konsultan Ahkli Bappeda Propinsi Kal.Teng Penguji S-3 pada Pasca
Sarjana UGM, UNPAD dan UNBRAW. Pendidikan tentang Perbankan yang pernah diikuti
diantaranya Manajemen Risiko Tingkat I dan Tingkat II, serta Risiko Pasar (Standard Model
Basel II). Menjabat sebagai Komisaris Independen Periode 2009-2013.

15

Riwayat Pekerjaan (Karir) Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan


Tengah
Arthemas E. Assan
Lahir di Kasongan tanggal 1 Februari 1951. Mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Satya Wacana
Salatiga tahun 1980, Pascasarjana dari Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta pada tahun 1999 Jurusan
Manajemen Pemasaran. Mulai membina karir di BNI 1946 sejak tahun 1981 Staff Kantor Besar BNI 46
Jakarta, Staff/Analis Pengelola Kredit Nasabah (PKN) W05 Semarang, Cabang Kudus, W10 Jakarta, Cabang
Jatinegara Jakarta, Pemimpin Seksi Kredit Cabang Tanah Abang Jakarta, Pemimpin Pemasaran Cabang
Rawamangun Jakarta, Pemimpin Bagian Kredit Cabang Kebayoran Baru Jakarta, Penyelia Pemasaran Bisnis
BNI Cabang Senen, Pemimpin BNI KCP Cempaka Mas Jakarta tahun 1996, Pemimpin BNI Cabang Utama
Margonda Depok tahun 1997, Pgs. Pemimpin BNI Cabang Utama Mayestik Jakarta tahun 2002 dan
Pemimpin BNI Cabang Sampit Kalimantan Tengah tahun 2003. Pendidikan dan pengembangan skill yang
pernah diikuti diantaranya Pengelola Kredit Nasabah PKN-LMFE-UI Jakarta Tahun 1981, Manajemen
Perkreditan Cabang tahun 1990, Program Pengembangan Profesional Perbankan IBI tahun 1998, Service
Exellence Tingkat Pimpinan tahun 1999, Transaksi LN Untuk Pimpinan tahun 2002 dan Sertifikasi Eksekutif
untuk Direksi Manajemen Risiko Tahun 2006, Program Penyegaran Sertifikasi Manajemen Risiko untuk
Direksi Tahun 2008 serta tahun 2010 di Paris, Perancis dan tahun 2012 di Jakarta. Menjabat sebagai
Direktur Utama Bank Kalteng Periode 2005-2009 dan Periode 2009-2013.

Soepangat Ngaseri
Lahir di Malang tanggal 9 September 1955. Mendapat gelar Sarjana dari STIE Palangka Raya pada tahun
1994 Jurusan Manajemen. Pendidikan dan pengembangan skill yang pernah diikuti antara lain Kursus
Pengawas, LPPI Jakarta 1983, Kursus Pemimpin Cabang, LPPI Jakarta 1985, General Management, Accounting
System & Management Information System Supoyo Consultant Surabaya 1985, Bank Planing, IBI Jakarta
1993, Manajemen Kredit Bermasalah IBI Jakarta 1997, dan Pelatihan Pengembangan Efektifitas Pribadi dan
Peningkatan Team Building, BPA Bandung 1998, Restrukturisasi Kresit IBI Jakarta 1999 dan Sertifikasi
Eksekutif Manajemen Risiko Tahun 2006 dan program penyegarannya tahun 2012. Meniti karir di Bank
Kalteng sejak tahun 1976 dan pernah menduduki berbagai posisi tugas diantaranya Wakil Kasi Akuntansi,
Kepala Kantor Kas Daerah Kapuas, Kabag Dana dan Kas, Kabag Perencanaan, Kabag Kredit, Pemimpin Cabang
Buntok tahun 1999 dan Pemimpin Cabang Kuala Kapuas tahun 2001-2005 dan menjabat sebagai Direktur
Pemasaran periode 2005-2009 dan sekarang menjabat Direktur Umum periode 2009-2013.

Charli Taman
Lahir di Tewang Darayu (Katingan), 6 Juni 1957. Mendapat gelar Sarjana dari Universitas Palangka Raya pada
tahun 1986 Jurusan Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan. Pendidikan dan pengembangan skill yang pernah
diikuti antara lain Account Officer tahun 1988, Leadership & Staff Development tahun 1992, Akuntansi Bank
tahun 1994, Pemimpin Cabang tahun 1999, A New Perspective On Branch Management tahun 2000, Sertifikasi
Manajemen Risiko Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III dan Tingkat IV. Meniti karir di Bank Kalteng sejak tahun
1983 dan pernah menduduki berbagai posisi tugas diantaranya Kepala Bagian Kredit II, Kepala Bagian Adm &
Laporan Kredit, Kepala Bagian Bangdiklat, Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Bagian Dana & Pasar Modal,
Pemimpin Bank Kalteng Cabang Sampit tahun 1998, Pemimpin Bank Kalteng Cabang Pangkalan Bun tahun
2003, Pemimpin Divisi Perkreditan tahun 2009, Ketua Dewan Pengawas PD. BPR Marunting Sejahtera
Pangkalan Bun, 2009 dan sekarang menjabat Direktur Pemasaran Periode 2009-2013.

Yesaya I. Minun
Lahir di Tewah, 25 Maret 1955. Mendapat gelar Sarjana dari Universitas Palangka Raya tahun 1986 Jurusan
Studi Manajemen. Pendidikan dan pengembangan skill yang pernah diikuti antara lain Pendidikan dan
Latihan Intern Bank Kalteng, Manajer Line Pertama, Akuntansi dan Sistem Laporan, Pelatihan Restrukturisasi
Kredit, Pelatihan Penyusunan Bisnis Plan, Program Sertifikasi Risiko & Regulasi Perbankan Indonesia Level 1,
Kursus Pemimpin Cabang Angkatan ke 87, Kepemimpinan Pegawai BPD, Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat
I, Tingkat II, Tingkat III dan Tingkat IV, Workshop Implementasi PSAK 50 & PSAK 55 (Revisi 2006) dan
Pelatihan Based Human Resource Management In Building. Meniti karir di Bank Kalteng sejak tahun 1981
dan pernah menduduki berbagai posisi tugas diantaranya Kasi Keuangan, Pemimpin Cabang Pembantu Kuala
Kurun, Pemimpin Cabang Muara Teweh, Kepala Bagian Riset Biro Perencanaan, Pjs Pemimpin Cabang
Pangkalan Bun, Kepala Sub Perencanaan Divisi Perencanaan, Pemimpin Cabang Buntok, Pemimpin Cabang
Kuala Kapuas, Pemimpin Divisi Perkreditan, Pemimpin Divisi SDM & Umum dan sekarang menjabat Direktur
Kepatuhan periode 2009-2013.

16

3.

Satuan / Unit Kerja :

Pemimpin Divisi :
1. Divisi Perencanaan & Pengembangan
2. Divisi Treasury
3. Divisi Perkreditan
4. Divisi SDM dan Umum
5. Divisi Teknologi Informasi & Akuntansi
6. Divisi Kepatuhan
7. Divisi Pengawasan Intern

:
:
:
:
:
:
:

Pemimpin Kelompok :
1. Kelompok Manajemen Risiko

: Oberlin STP HN,Bc.KN

Pemimpin Cabang :
1. Cabang Utama Palangka Raya
2. Cabang Buntok
3. Cabang Sampit
4. Cabang Pangkalan Bun
5. Cabang Muara Teweh
6. Cabang Kuala Kapuas
7. Cabang Kasongan
8. Cabang Tamiang Layang
9. Cabang Puruk Cahu
10. Cabang Sukamara
11. Cabang Kuala Kurun
12. Cabang Pulang Pisau
13. Cabang Nanga Bulik
14. Cabang Kuala Pembuang

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Michael P. Langkah, SE
I Made Danu, SE
Yosapatasi, SE
Hamsaruddin, SE
Drs. Yedija Soeling
Ebianus T. Embang, SE

Pemimpin Cabang Pembantu :


1. Capem Ampah
2. Capem Tumbang Samba
3. Capem Pasar Baru
4. Capem Pasar Kahayan
5. Capem Pembuang Hulu
6. Capem Pegatan
7. Capem Pujon
8. Capem Karang Mulya
9. Capem Parenggean
10. Capem Tumbang Jutuh
11. Capem Simpang Sebabi
12. Capem Kotawaringin Lama
13. Capem Bahaur
14. Capem Patas

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Yobhans A. Guan,SE
Tawang S. Runuk, SE. MM
Siyin D. Rangka, SE
Agustina Lianie,SH
Nahan V. Suhud
Empas S. Umar,SE
Ester Siwuh, SE
Fransiscus X. Martho, SE
Slamet,SH
Soleman Hukubun,SE
Sriyanto, S.Hut
Meishias N. Koetin, SE
Tajudinnor Asra,S.Hut
Redatuh Samad,SE

Pemimpin Kantor Kas :


1. Kas Tewah
2. Kas Kumai
3. Kas Tangkiling
4. Kas SAMSAT Palangka Raya
5. Kas Pemerintah Kota P. Raya
6. Kas RSUD dr. Doris Sylvanus

:
:
:
:
:
:

Hero Samulajaya, S.Psi


Rusmiyati
Tuty Yanti, SE
Yanna Tunaim, SE
Shellvia T. Christina, SE
Merry Y. Kamuk, SE

Masjuaini, SE
Dra. Samsiah Nelly, MM
Sarifudin W. Daron, SE
Tuah F. Assau, SE
Diksen, S. Sos
Oberlin STPH Naung, BcKN

Martias Manjin, B.BM

John Rolly, SE
Drs Mikhael Landang

Koprens Benung, SE
Ahmad Guniardi , SP
Subandi S Musan, S.Pd
Surya M Tusi, SE

Yulianson, SE
Yussua Adelbert Busel,SE

17

Ringkasan Riwayat Hidup Pejabat Eksekutif PT. Bank Pembangunan Daerah


Kalimantan Tengah
Masjuaini, SE Pemimpin Divisi Perencanaan & Pengembangan
Menjabat sejak tanggal 16 Agustus 2013, lahir di Banjarmasin, 24 Oktober 1963,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1983.
Dra Samsiah Nelly, MM Pemimpin Divisi Treasury
Menjabat sejak tanggal 1 Maret 2013, lahir di Banut Kalanaman tanggal 6 Februari
1963, bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1984.
Diksen, S.Sos Pemimpin Divisi TI & Akuntansi
Menjabat sejak tanggal 26 Agustus 2013, lahir di Tumbang Lahang tanggal 10
Desember 1963, bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1983.
Sarifudin W Daron, SE Pemimpin Divisi Perkreditan
Menjabat sejak tanggal 28 Maret 2013, lahir di Timpah tanggal 7 Agustus 1959,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1979.
Oberlin STPH Naung, BcKN Pemimpin Divisi Kepatuhan
Menjabat sejak tanggal 28 Maret 2013, lahir di Barunang 11 April 1960, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1981.
Martias Manjin, SE Pemimpin Divisi Pengawasan Intern
Menjabat sejak tanggal 31 Agustus 2010, lahir di Banjarmasin tanggal 23 Mei 1959,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1985.
Gito Siswoyo, SE Pemimpin Kelompok Manajemen Risiko
Menjabat sejak tanggal 28 Maret 2013, lahir di Surakarta tanggal 16 Mei 1962,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1982.
Tuah F Assau, SE Pemimpin Divisi SDM & Umum
Menjabat sejak tanggal 10 April 2013, lahir di Tangkahen 17 Juli 1960, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1984.
Michael P Langkah, SE Pemimpin Cabang Utama
Menjabat sejak tanggal 11 Oktober 2011, lahir di Kasongan 23 Januari 1961,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1982.
I Made Danu, S.Sos Pemimpin Cabang Buntok
Menjabat sejak tanggal 19 April 2013, lahir di Penataran 4 September 1960, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1984.
Yosapatasi, SE Pemimpin Cabang Sampit
Menjabat sejak tanggal 9 Pebruari 2009, lahir di Kasongan, 17 November 1967,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1993.
Hamsaruddin, SE Pemimpin Cabang Pangkalan Bun
Menjabat sejak tanggal 31 Mei 2013, lahir di Gambut, 2 Maret 1968, bekerja pada
Bank Kalteng sejak tahun 1992.
Drs Yedija Soeling Pemimpin Cabang Muara Teweh
Menjabat sejak tanggal 31 Juli 2013, lahir di Banjarmasin, 17 Maret 1962, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1984.

18

Ebianus Tambo Embang, SE Pemimpin Cabang Kuala Kapuas


Menjabat sejak tanggal 21 Agustus 2013, lahir di Palangka Raya 28 April 1970,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1997.
John Rolly, SE Pemimpin Cabang Kasongan
Menjabat sejak tanggal 7 Januari 2013, lahir di Kuala Kapuas, 22 Juli 1962, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1983.
Drs Mikhael Landang Pemimpin Cabang Tamiang Layang
Menjabat sejak tanggal 2 Mei 2013, lahir di Palangka Raya, 22 Juli 1962, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1983.
Yulianson, S.Mn Pemimpin Cabang Nanga Bulik
Menjabat sejak tanggal 30 April 2013, lahir di Pangkalan Bun, 23 Juli 1969, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1992.
Subandi S Musan, S.Pd Pemimpin Cabang Kuala Kurun
Menjabat sejak tanggal 6 September 2013, lahir di Sampit, 25 Juli 1964, bekerja
pada Bank Kalteng sejak tahun 1985.
Surya M Tusi, SE Pemimpin Cabang Pulang Pisau
Menjabat sejak tanggal 12 Juni 2013, lahir di Kuala Kapuas, 24 Oktober 1969,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1992.
Koprens Benung, SE Pemimpin Cabang Puruk Cahu
Menjabat sejak tanggal 01 Oktober 2012, lahir di Palangka Raya, 22 November
1960, bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1984.
Ahmad Guniardi , SP Pemimpin Cabang Sukamara
Menjabat sejak tanggal 15 Agustus 2013, lahir di Palangka Raya, 2 Maret 1973,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1998.
Yussua Adelbert Busel,SE Pemimpin Cabang Kuala Pembuang
Menjabat sejak tanggal 19 Desember 2012, lahir di Banjarmasin 13 Juni 1960,
bekerja pada Bank Kalteng sejak tahun 1982.

F.

Sumber Daya Manusia


Tabel : 3
Jumlah Karyawan Menurut Pendidikan Tahun 2009 2012

No.
(1)
1
2
3
4

TINGKAT
PENDIDIKAN
(2)
s.d Diploma 2
D-3
S-1
S-2
TOTAL

2009

2010

2011

2012

2013

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

182
52
227
12
473

186
41
274
13
514

173
34
290
13
510

181
32
378
18
609

175
27
371
21
594

(orang)
PERTUMBUHAN
Orang
%
(8)=(7-6) (9)=(8:6)
(6)
(3,47)
(5)
(14,71)
(7)
(2,41)
3
23,08
(15)
(2,94)

Dari jumlah pegawai per 31 Desember 2013 sebanyak 594 orang tersebut
terdiri dari :
19

350 orang berstatus Pegawai Tetap


1 orang berstatus Pegawai Trainee
82 orang berstatus Tenaga Kontrak Administrasi
161 orang berstatus Tenaga Kontrak Non Administrasi

Jika dilihat dari jenis kelamin terdiri dari:


- 405 orang pria
- 189 orang wanita
Memperhatikan data diatas terlihat bahwa pertumbuhan tingkat pendididikan
pada strata yang lebih tinggi yaitu S.1 dan S.2 mengalami peningkatan yang
signifikan, sedangkan untuk tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP)
mengalami trend pertumbuhan menurun, sehingga dengan demikian maka
secara kualitas SDM berdasarkan jenjang (tingkat pendidikan) mengalami
perbaikan. Lebih lanjut, memperhatikan jumlah pegawai, maka posisi 31
Desember 2013 terjadi penurunan jumlah pegawai sebanyak 15 orang bila
dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2012 yang disebabkan antara lain :
pegawai pensiun, pegawai memasuki masa persiapan pensiun (MPP), berhenti
dengan permintaan sendiri (dengan hormat) dan diberhentikan dengan tidak
hormat.
Kebijakan umum bidang personalia dititikberatkan pada upaya pengembangan
kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan intern dan ekstern,
perbaikan penghasilan / peningkatan kesejahteraan, penilaian formasi /
kebutuhan pegawai, rekruitmen pegawai serta peningkatan disiplin pegawai.
Data pegawai yang diikutsertakan pada pendidikan / latihan adalah sebagai
berikut :
Tabel : 4
JENIS KURSUS/PELATIHAN PERIODE TAHUN 2009 2013
(orang)
JE NIS P E LAT IHAN

2009

2010

2011

2012

2013

P E RT UMBUHAN
Ora ng

Teknis Perbankan

173

339

406

603

771

168

27,86

Manajerial

153

194

227

232

164

(68)

(29,31)

Profesional

46

62

238

264

331

67

25,38

372

595

871

1.099

1.266

167

15,20

Jum l a h

G.

Perkembangan Ekonomi & Perbankan Daerah Tahun 2013


Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di triwulan IV-2013
tumbuh sebesar 8,61% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (7,11% ).
Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan tersebut, tingkat inflasi di Kalteng
pada triwulan IV-2013 mencapai 6,79% (yoy). Dengan demikian, pencapaian
inflasi Kalteng di 2013 tersebut masih lebih rendah dibanding nasional
(8,38% ) juga lebih rendah dibandingkan beberapa kota yang diukur
inflasinya di Provinsi Kalimantan Tengah
Inflasi Kalteng di triwulan IV-2013 mencapai 6,79% (yoy) lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya (7,36% ), dan masih dalam rentang
perkiraan inflasi sebesar 6,52+1% pada laporan periode sebelumnya. Ditinjau
dari kota yang dihitung inflasinya di Kalteng, Inflasi Kota Palangka Raya
mencapai 6,45% (yoy) sementara inflasi Kota Sampit mencapai 7,25% , masih
lebih rendah dibandingkan nasional (8,38% ). Inflasi di triwulan IV-2013,
20

terutama dipicu tekanan inflasi antara lain dipengaruhi oleh tingginya


permintaan pada saat Hari Raya Natal dan peningkatan ekspektasi
masyarakat khususnya ketika Desember 2013.
Realisasi anggaran pendapatan APBD Provinsi Kalteng sampai dengan triwulan
IV-2013 secara keseluruhan mencapai sebesar Rp2,81 triliun atau 102,88% dari
target sebesar Rp2,73 triliun. Selanjutnya, realisasi belanja daerah sampai
dengan triwulan IV telah mencapai Rp2,93 triliun atau terealisasi sebesar
90,50% dari rencana belanja Provinsi Kalteng tahun 2013 sebesar Rp3,24
triliun.
Total aset perbankan sebesar Rp23,08 triliun atau tumbuh 11,36% dibanding
periode yang sama tahun lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih rendah
dibanding triwulan III-2013 yang tumbuh 17,05%
Adapun kumulatif penyaluran kredit pada posisi triwulan IV-2013 ini mencapai
Rp16,75 triliun dengan laju pertumbuhan yang juga melambat dibanding
periode sebelumnya, dari 23,77% menjadi tumbuh 17,27% (yoy). Namun jika
dilihat perkembangan dalam 5 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan kredit
perbankan Kalteng masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan historisnya
yang mencapai 35,2%.
Jumlah kantor Bank di Kalimantan Tengah (termasuk bank Perkreditan Rakyat)
yang sebelumnya berjumlah 209 unit kantor, dan pada tahun 2013 meningkat
menjadi 215 unit kantor. Hal ini menandakan bahwa kegiatan perekonomian
dan investasi di Kalteng diminati oleh perbankan nasional dan hal ini akan
menambah tingkat persaingan antar bank.
Tabel : 5
PANGSA PASAR PT. BANK KALTENG
(jutaan rupiah)
Perbankan
Uraian
Kalteng
2011
1. Total Asset
17.061.235
2. Dana Pihak Ketiga : 11.789.113
- Giro
2.934.802
- Tabungan
6.501.731
- Deposito
2.352.580
3. Kredit Yang Diberikan 19.413.790
4. Jumlah Kantor (Unit)
185

PT. Bank Share


Kalteng Tahun
2011
2011
3.437.284 20,15
2.897.037 24,57
1.842.189 62,77
898.747 13,82
156.101 6,64
1.991.436 10,26
40 21,62

Perbankan PT. Bank Share


Kalteng Kalteng Tahun
2012
2012
2012
20.860.588 3.941.086 18,89
14.222.420 3.168.931 22,28
3.856.164 2.008.702 52,09
7.837.804 962.343 12,28
2.528.452 197.886
7,83
22.011.354 2.277.744 10,35
209
42 20,10

Perbankan
Kalteng
2013
23.309.877
16.024.153
3.515.873
8.913.330
3.594.950
24.466.013
215

PT. Bank Share


Kalteng Tahun
2013
2013
3.972.968 17,04
3.193.472 19,93
1.943.299 55,27
1.024.502 11,49
225.671 6,28
2.473.277 10,11
43 20,00

Sumber data : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Kalimantan Tengah, Januari 2014

H.

Strategi Utama
1.

Meningkatkan Modal Inti secara bertahap sesuai dengan tingkat Risiko


Untuk meningkatkan Modal Inti secara bertahap sesuai dengan tingkat
risiko yang dihadapi Bank Kalteng dan tetap menjaga Rasio CAR diatas
15% sesuai blueprint BPD Regional Champion, melalui program kegiatan
sebagai berikut :
a. Modal inti meningkat secara bertahap sejalan dan sesuai dengan
tingkat risiko guna tidak terganggunya pertumbuhan kegiatan usaha,
mampu dan tahan terhadap persaingan dengan kelompok bank umum
lainnya;
21

b. Meningkatkan intensitas koordinasi dan sosialisasi kepada stakeholders


(a.l. Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan
DPRD) perihal pentingnya penambahan modal dan akses sumber
permodalan lainnya.
2.

Melakukan Konsolidasi dan Revitalisasi Teknologi Informasi


Strategi melakukan konsolidasi dan revitalisasi Teknologi Informasi (TI)
melalui program kegiatan sebagai berikut :
a. Menyusun arsitektur dan capasity IT, seta membuat tahapantahapan
implementasi blueprint IT
b. Melakukan optimalisasi support kepada layanan serta produk dan
jaringan.

3.

Memperkuat Manajemen Risiko & GCG


Strategi memperkuat Manajemen Risiko & GCG melalui program kegiatan
sebagai berikut :
a. Memitigasi 8 Risiko, sehingga risiko inheren dapat dipertahankan pada
Peringkat 2 dan Kualitas Manajemen Risiko pada Peringkat 2.
b. Penilaian Faktor GCG mampu berada pada Peringkat 2

4.

Meningkatkan Kuantitas, Kualitas serta Kompetensi SDM


Strategi meningkatkan Kuantitas, Kualitas serta Kompetensi SDM melalui
program kegiatan sebagai berikut :
a. Melakukan sistem perekrutan mengutamakan pelayanan yang
mengedepankan penampilan, postur dengan performance baik melalui
test standar seperti IQ, Perilaku dan TPA, mempunyai kemampuan
untuk menjual (selling ability), dan diawali dengan sistem kontrak yang
pengangkatannya diukur dengan kemampuan menjual produk dan
jasa;
b. Melakukan Pendidikan dan pelatihan guna peningkatan efisiensi dan
produktivitas melalui keuntungan (laba) perusahaan yang semakin
meningkat sejalan dengan pe-ningkatan pengetahuan, keterampilan
serta perubahan sikap kerja pegawai;
c. Memberlakukan standarisasi wajib disetiap jenjang jabatan untuk
memiliki sertifikat manajemen risiko sesuai dengan tingkatan jabatan;

5. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum


Sejalan dengan PBI Nomor : 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011, Direksi
wajib menumbuhkan dan mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan
pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
Direksi wajib memastikan dan mengingatkan serta mengevaluasi bahwa
fungsi kepatuhan telah berjalan dan terlaksana disemua jenjang organisasi.
Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan aktif terhadap Fungsi
Kepatuhan Bank dengan melakukan evaluasi dan memberi saran-saran.
Strategi Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum melalui program
kegiatan Review dan Revisi BPP termasuk sosialisasi kepada seluruh Pejabat
dan Pegawai Bank Kalteng.

22

6.

Meningkatkan Brand Awareness


Meningkatkan Brand Awareness guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Bank Kalteng dan minat terhadap Produk dan Jasa
yang ditawarkan Bank Kalteng, untuk itu dilakukan strategi :
a. Melakukan Edukasi kepada masyarakat melalui Update Website,
memanfaatkan media radio/TV dan Media Cetak, penempatan Baliho
ditempat yang strategis, membagikan kalender ditempat umum, rumah
tangga, hotel, sekolah, instansi, memanfaatkan even-even strategis
seperti pada Ulang Tahun Bank Kalteng;
b. Melakukan Direct Marketing melalui peningkatan pengetahuan
Frontliner Teller & CS untuk menjelaskan fitur produk dan melakukan
cross selling produk Bank Kalteng, melakukan penawaran produk
melalui kelompok usaha, kelompok UMKMK, Pemutaran atau
penyiaran produk pada TV di Banking Hall mengenai profile, produk,
jasa Bank Kalteng, dan melakukan Presentasi kepada Instansi
Pemerintah dan Swasta;
c. Melakukan Sosialisasi Profile Company, Produk, Layanan dalam bentuk
CD/Booklet dan berthematik kepada instansi Pemerintah dan swasta,
Nasabah Inti, Organisasi massa dan lain-lain.
d. Melakukan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
(Corporate Social Responsibility-CSR) secara benar sejalan dengan
prinsip responsibilitas yang diusung Good Corporate Governance (GCG)
dan merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan,
dengan ruang lingkup kegiatan sosial, kegiatan ekonomi maupun
kegiatan lingkungan.
e. Memperkenalkan produk Bank Kalteng melalui berbagai media sesuai
intensitasnya;
f. Mensosialisasikan keamanan dan kerahasiaan atas Simpanan Dana
Masyarakat pada Bank Kalteng;
g. Melakukan Undian berhadiah untuk produk Tabungan guna
mempertahankan dan meningkatkan Dana Pihak Ketiga khususnya
Tabungan;

7.

Meningkatkan Pelayanan Unggul


Strategi meningkatkan Kualitas pelayanan menjadi unggul melalui program
kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan kerjasama dengan lembaga riset independen seperti MRI


untuk melakukan rating terhadap layanan yang diberikan dan tingkat
kepuasan nasabah;
b. Melakukan penyempurnaan BPP standar pelayanan bekerjasama
dengan pihak ketiga untuk mengelola the Core Values of a service
oriented culture yang meliputi Professional, dan knowing Customer,
serta Attitude .
8. Melakukan Inovasi dan Pengembangan Produk
Inovasi dan Pengembangan Produk dilakukan guna meningkatkan daya
tarik, daya saing, menjadi lead product, mempertahankan Nasabah untuk
tidak pindah pada bank Lain, untuk itu dilakukan strategi :

23

9.

a. Mengembangkan fitur produk sesuai segmen;


b. Melakukan diversifikasi produk;
c. Menambah outlet layanan ATM
Meningkatkan jaringan layanan Kantor dan ATM
Meningkatkan jaringan layanan Kantor, ATM, Mobil Kas Keliling guna
optimalisasi peningkatan kemampuan penguasaan pasar, penjualan produk
dan jasa dan meningkatkan Image menjadi Tuan Rumah di daerah sendiri
Provinsi Kalteng, untuk itu dilakukan strategi :

a. Melakukan upgrade penampilan Kantor Pusat/Cabang/Capem/Kas/UPK;


b. Memperluas jaringan layanan kantor dan ATM di tempattempat
strategis yang memiliki potensi pengembangan bisnis;
10. Melakukan Strategic Partnership
Melakukan strategic Partnership dengan tujuan untuk meningkatkan
layanan On-Line lintas BPD, Lintas Provinsi, meningkatkan layanan kepada
customer dan sebagai financial consultant Pemerintah Daerah, untuk itu
dilakukan stategi :
a. Pemanfaatan IT Lintas BPD, melalui interface terhadap VBS Bank
Kalteng dengan BPD Net On-Line dan VBS Bank Kalteng dengan RTGS;
b. Financial Consultant bagi Pemerintah Daerah melalui pemasangan On
Line Komputer di Kantor Keuangan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota se Kalteng sebagai sarana informasi Keuangan terpadu
dengan fasilitas Cek Saldo, Informasi Penempatan. Dll
11. Meningkatkan penghimpunan dana masyarakat
Meningkatkan penghimpunan dana masyarakat melalui produk dana untuk
Giro, Tabungan, Deposito, untuk itu dilakukan stategi :
a.
b.
c.
d.

Pemberian bunga bersaing;


Penambahan produk baru dan penambahan fitur-fitur produk;
Melakukan promosi, edukasi dan sosialisasi produk-produk Dana;
Peningkatan dan penambahan fasilitas layanan, Jaringan Kantor,
Jaringan Electronic (ATM & Mobile);
e. Melakukan/menyelenggarakan Tabungan Berhadiah.

I.

Kebijakan Manajemen
Dalam rangka mengantisipasi kondisi ekonomi pada tahun 2013, ditempuh
beberapa kebijakan antara lain sebagai berikut :
1. Kebijakan 1 (Pertama) tahun 2013 dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas
serta Kompetensi SDM melalui program kegiatan dan sasaran sebagai
berikut :
a. Melakukan rekrut pegawai baru dengan sistem kontrak diutamakan
untuk tenaga analis kredit produktif disamping tenaga lainnya sesuai
kebutuhan bank.
b. Melakukan Pendidikan dan pelatihan intern dan ekstern;
c. Memberlakukan standarisasi wajib memiliki sertifikasi manajemen risiko
sesuai tingkat Jabatan;

24

2. Kebijakan 2 (Kedua) tahun 2013 dalam meningkatkan Pelayanan Unggul


melalui program kegiatan dan sasaran sebagai berikut :
a. Melakukan rating layanan bekerjasama dengan Manajemen Riset
Indonesia (MRI);
b. Menumbuhkan Budaya melayani di Kantor Cabang dan Capem Bank
Kalteng;
c. Menambah layanan bagi pemerintah Daerah Kalteng;
d. Melakukan supervisi kinerja layanan di Kantor Cabang dan Capem
Bank Kalteng;
3. Kebijakan 3 (Ketiga) tahun 2013 dalam meningkatkan modal Inti secara
bertahap sesuai dengan tingkat Risiko melalui program kegiatan dan
sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatkan Modal Inti secara bertahap sesuai dengan tingkat risiko;
b. Meningkatkan intensitas koordinasi dan sosialisasi kepada stakeholders
(a.l. Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan
DPRD).
4. Kebijakan 4 (Keempat) tahun 2013 dalam melakukan Konsolidasi dan
Revitalisasi Teknologi Informasi melalui program kegiatan dan sasaran
sebagai berikut :
a. Mengoptimalisasi Support IT kepada Layanan dan produk a.l.laporan
keuangan, sistem akuntansi, jaringan Kantor, produk dan sistem
informasi manajemen;
b. Mengimplementasi
tahapantahapan
arsitektur
dan
capasity
perencanaan dan pengembangan IT;
5. Kebijakan 5 (Kelima) tahun 2013 dalam melakukan Inovasi Pengembangan
Produk melalui program kegiatan dan sasaran sebagai berikut :
a. Mengembangkan fitur produk sesuai segmen;
b. Melakukan diversifikasi produk;
6. Kebijakan 6 (Keenam) tahun 2013 dalam meningkatkan Jaringan Kantor
dan ATM melalui program kegiatan dan sasaran sebagai berikut :
a. Melakukan upgrade penampilan Kantor Pusat/Cabang/Capem /Kas/UPK
dan neon box ATM
b. Memperluas jaringan layanan Kantor dan ATM di tempat-tempat
strategis yang memiliki potensi pengembangan bisnis;
7. Kebijakan 7 (Ketujuh) tahun 2013 dalam meningkatkan share Kredit
Produktif, UMKMK dan Mikro Kecil melalui program kegiatan dan sasaran
sebagai berikut :
a. Menyusun pertumbuhan dan share kredit produktif secara bertahap
hingga mencapai 55% pada tahun 2018 dari total kredit Bank Kalteng
yang berperingkat dalam BUKU 1

25

b. Melaksanakan 9 (sembilan) program kerja sebagai langkah mendukung


pencapaian sasaran kredit produktif sebesar 55%, dan kepada UMKM
minimal 20%, dan Usaha Mikro Kredit 10%, di tahun 2018
c.

Melakukan Review dan perubahan terhadap kebijakan-kebijakan dan


skim kredit;
8. Kebijakan 8 (Kedelapan) tahun 2013 dalam meningkatkan struktur Dana
Pihak Ketiga (DPK), melalui program kegiatan dan sasaran sebagai berikut :
a. Melakukan peningkatan daya saing suku bunga, biaya administrasi dari
Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui rapat ALCO;
b. Melakukan promosi melalui sarana a.l. Undian berhadian, Website,
radio/TV dan media cetak, baliho, Kalender, buku agenda, Iven ulang
tahun Bank Kalteng, dan iven-iven lainnya;
c. Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR);
9. Kebijakan 9 (Kesembilan) tahun 2013 dalam memperkuat Manajemen
Risiko, dan Good Corporate Governance (GCG), melalui program kegiatan
dan sasaran sebagai berikut :
a. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kecukupan kebijakan & prosedur
manajemen risiko, Sistem pengendalian internal yang komprehensif
sehingga semua kebijakan, keputusan, strategi, tindakan dan aktivitas
operasional yang dilakukan telah memenuhi prinsip kehati-hatian.
b. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan semua kebijakan, keputusan, dan
aktivitas operasional sehingga memenuhi Good Corporate Governance
(GCG) meliputi keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi, kewajaran.
10. Kebijakan 10 (Kesepuluh) tahun 2013 dalam meningkatkan memperkuat
Fungsi Kepatuhan melalui program kegiatan dan sasaran sebagai berikut :
a. Memastikan semua kebijakan, keputusan, strategi, tindakan dan
aktivitas operasional yang dilakukan telah memenuhi ketentuan
pedoman internal, Peraturan Bank Indonesia, Undang-undang Republik
Indonesia dan Peraturan lainnya;
b. Memonitoring Program kerja audit terhadap Operasional Bank guna
terlaksananya fungsi Kepatuhan;
11. Strategi untuk mendukung arah kebijakan I (Pertama) sampai dengan
kebijakan IV (Keempat) tahun 2013-2014 sesuai dengan Keputusan
bersama Direksi dan Dewan Komisaris Bank Kalteng No.DIR.01/SK-0036/VII11 dan No.004/SK/Dekom/PT.BPKT/VIII/2011 tanggal 1 Agustus 2011
tentang Corporate Plan Bank Kalteng periode 2011 2025 pada Bab VII.

26

J.

Kerjasama dengan Pihak Lain


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

20.

K.

Kerjasama dengan PT. Askrindo dalam bidang Bank Garansi dan


Penjaminan Kredit.
Kerjasama dengan BPD lainnya diseluruh Indonesia dibidang pelayanan
kiriman uang dan jasa lainnya.
Kerjasama dengan PT. Telkomsel dibidang pembayaran/tagihan prabayar.
Kerjasama dengan PT. Taspen dibidang layanan pembayaran pensiun PNS.
Kerjasama dengan PT. Asuransi Bumi Putra 1912 di bidang asuransi jiwa.
Kerjasama dengan Perum JAMKRINDO di bidang layanan Penjaminan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Kerjasama dengan PT. Telkom dalam rangka penggunaan jaringan internet
dan jaringan satelit.
Kerjasama dengan Institut Bankir Indonesia dan LPPI Jakarta dalam rangka
pengembangan dan peningkatan kualitas SDM.
Kerjasama dengan PT. Artajasa, PT. Lintasarta, dan PT. Andalan Terampil
Multisiss Jakarta dalam rangka pengembangan ATM Bersama.
Kerjasama dengan Departemen Keuangan RI c.q. Dirjen. Perbendaharaan
dalam rangka pendanaan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) dan pemberian
dana SUP-005.
Kerjasama dengan PT. Jasindo dibidang layanan asuransi kerugian.
Kerjasama dengan PT. ManTra Global Konsultan Jakarta dalam rangka
pengembangan Teknologi Informasi & Virtual Banking System (VBS).
Kerjasama dengan Kementrian Negara Perumahan Rakyat untuk KPR
Sejahtera.
Kerjasama dengan ASKRIDA untuk asuransi jiwa dan kredit.
Kerjasama dengan Kementerian Koperasi & UMKM
Kerjasama dengan BPDSI yang tergabung dalam ASBANDA untuk kredit
sindikasi.
Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak sebagai Bank Persepsi atau
bank yang diberi wewenang menerima setoran pajak.
Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi SDM
Kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan Negeri se Kalimantan
Tengah di Bidang Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara yang meliputi
bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan hukum.
Menindaklanjuti Komitmen Bersama BPD Regional Champion (BRC) yang
ditandatangani oleh Gubernur, Komisaris Utama dan Direktur Utama yang
bertekad menjadikan BPD sebagai Bank Tuan Rumah di Daerah Sendiri.

Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan bank adalah sikap dan perilaku para pegawai dalam
mencapai visi dan misinya. Sikap dan perilaku tersebut merupakan pencerminan
dari nilai-nilai, dan norma-norma yang ada di lingkungan bank.
Penjabaran lebih lanjut atas pilar utama atau Pernyataan Budaya Perusahaan
Bank Kalteng yaitu Mitra Terpercaya Meraih Sukses sebagai acuan pokok
bagaimana perilaku semua pejabat dan pegawai dalam Bank Kalteng dalam
mengelola bisnisnya. Sehingga dapat memiliki hal-hal sebagai berikut :
27

1.
2.
3.

Meningkatkan Kepuasan Pelanggan/Nasabah.


Meningkatkan ketrampilan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM)
Bermutu Tinggi.
Meningkatkan keuntungan kepada Pemegang Saham

Manajemen Bank bertekad untuk menerapkan Intisari dari Butir Perilaku Budaya
Perusahaan yaitu :
1.

Bekerja keras dengan penuh tanggung jawab, jujur dan berdisiplin sebagai
wujud dari keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bersikap sebagai pemasar bagi Bank dan produk-produknya.
3. Bekerja sebagai wirausahawan, inovatif, kreatif, dinamis dan proaktif.
4. Memelihara semangat kerja yang didasari kebersamaan.
5. Memberikan layanan secara cepat, teliti (akurat) dan ramah
6. Memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilan demi kemajuan
Bank.
7. Peduli terhadap masalah yang muncul dan menyelesaikannya secara tepat
dan cepat.
8. Bersikap tertib, selalu tampil rapi, tepat waktu, tepat janji dan menjunjung
tinggi etika pergaulan.
9. Berfikir, bersikap, dan bekerja secara profesional yang didasari penguasaan
dan sesuai sistem dan prosedur yang berlaku.
10. Bersikap terbuka, rasa kebersamaan, toleran, dan menjaga keharmonisan
antar sesama pegawai.

28

II. TATA KELOLA PERUSAHAAN

A.

PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006 dan PBI NO. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan
atas PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 serta Surat Edaran BI No.
15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, maka dalam rangka meningkatkan kinerja Bank
guna melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika
yang berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan pelaksanaan Good
Corporate Governance secara tepat dan terukur. Dengan semakin kompleknya
Risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan praktek
Good Corporate Governance oleh perbankan.
Tata Kelola adalah faktor yang sangat penting dalam industri perbankan dalam
memelihara kepercayaan dan keyakinan pemegang saham. Bank Kalteng
sebagai Bank milik daerah yang menjadi tumpuan harapan masyarakat
Kalimantan Tengah menyadari pentingnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance) untuk mendukung pertumbuhan usaha serta
memberi nilai tambah bagi seluruh stakeholders yang memiliki kepentingan
secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan usaha Bank. Untuk
mengimplementasikan GCG secara menyeluruh dan berkesinambungan di
dalam organisasi perusahaan, Bank Kalteng berusaha menjalankan seluruh
praktik-praktik GCG berdasarkan ketentuan dan peraturan perundangundangannya yang ada. Maka oleh sebab itu Dewan Komisaris wajib
memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam
setiap kegiatan usah Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi (Pasal
9 ayat (1) PBI NO. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006).
Komitmen yang tinggi dari Pengurus (Dewan Komisaris & Direksi) serta seluruh
karyawan Bank Kalteng merupakan modal utama Bank Kalteng untuk
mewujudkan sebuah organisasi yang transparan (transparency), akuntabel
(accountability), bertanggung jawab (responsibility), independen (independency)
dan wajar (fairness).
Dalam menghadapi situasi perekonomian yang berkembang cepat, dengan
berbagai tantangan yang dihadapi, kedepannya Bank Kalteng harus secara
terus menerus melakukan tata kelola perbankan yang sehat dan tangguh agar
mampu bertahan terhadap persaingan yang semakin ketat dan mampu
berkembang.
Sehubungan dengan itu, berbagai aturan seperti penerapan kualitas
manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate
governance), mutlak harus dilaksanakan oleh Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalteng berkomitmen dan berkeyakinan
bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang
tepat merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi.
Penerapan prinsip GCG secara baik diharapkan akan meningkatkan
kepercayaan investor dan stakeholder serta memberikan nilai tambah bagi para
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
29

Dapat diyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik


GCG yang konsisten diharapkan akan memberikan manfaat, baik bagi Bank
maupun para pemangku kepentingan lainnya yaitu dengan :
1. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan
kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.
2. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur , mengefektifkan
manajemen dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
3. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor, nasabah dan debitur.
4. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.
5. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa merugikan Bank.
6. Diharapkan dapat memberikan kontribusi laba yang optimal.
B.

STRUKTUR TATA KELOLA BANK KALTENG


1. Dewan Komisaris
a. Kedudukan dan Pelaksanaan Tugas serta Tanggung Jawab Dewan
Komisaris
1) Jumlah dan Komposisi, Kriteria dan Independensi anggota Dewan
Komisaris
a) Jumlah dan Komposisi
Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 5 September
2009 yang dituangkan dalam Akta No. 02 tanggal 5
September 2009 yang dibuat oleh Ellys Nathalina SH, MH
Notaris di Palangka Raya, tentang susunan Dewan Komisaris
Bank Kalteng periode 2009-2013 terhitung tanggal 5
September 2009 dan sesuai Keputusan RUPS Luar Biasa
tanggal 28 Agustus 2013 yang dituangkan dalam Akta No.
122 yang dibuat oleh Ellys Nathalina SH, MH Notaris di
Palangka Raya yang memutuskan menyetujui perpanjangan
Masa Jabatan Direksi dan Dewan Komisaris PT. Bank Kalteng
periode tahun 2009-2013 sampai dengan terpilihnya Pengurus
PT. Bank Kalteng yang baru, dengan susunan sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Drs. Andris P. Nandjan
Drs. Noordimansyah
Prof. Dr. Ahim S. Rusan

:
:
:

Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen

:
:
:
:

Direktur Utama
Direktur Umum
Direktur Pemasaran
Direktur Kepatuhan

Direksi
Drs. Arthemas Edmond Assan, MM
Soepangat Ngaseri, SE
Drs. Charli Taman
Drs. Yesaya Itam Minun

Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang


(dibawah jumlah anggota Direksi) yang ada sebanyak 4 (empat)
orang, dan semuanya berdomisili di Indonesia yaitu di daerah
kerja Bank, Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya.

30

b) Kriteria dan Independensi


Semua anggota Dewan Komisaris Bank Kalteng periode 20092013 yang masa jabatannya diperpanjang adalah sebagai
Komisaris Independen, sejalan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006
tanggal 30 Oktober 2006 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum disebutkan bahwa
Komisaris Independen adalah Anggota Komisaris yang tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Komisaris
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak Independen (Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI No.
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006).
Dalam PBI tersebut juga mengatur bahwa paling kurang 50%
dari jumlah anggota Komisaris adalah Komisaris Independen.
Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat
mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang
objektif dan wajar serta kesetaraan diantara berbagai
kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham
minoritas dan stakeholder lainnya.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, dalam
RUPS para Pemegang Saham menetapkan Komisaris
Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam perundang-undangan guna menjalankan
tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank,
serta tidak melakukan kegiatan operasional usaha Bank.
Sesuai Pasal 6 PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
bahwa setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan
anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang
Saham harus memperhatikan Rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi (ayat 1) dan seluruh Anggota Dewan Komisaris
harus memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test) (ayat 3).
2) Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan PBI NO. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 Pasal 8
& Pasal 9 Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan
tanggung jawab secara Independen dan Dewan Komisaris wajib
memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi Bank.
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum atau khusus dan bertugas mengawasi
kebijakan-kebijakan Direksi dalam menjalankan perseroan serta
memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris berwenang

31

melakukan pengawasan terhadap pengurusan Bank Kalteng,


pengawasan kepada Direksi dan satuan kerja lainnya yang terdapat
dalam susunan organisasi serta bertanggung jawab kepada RUPS.
Dalam melakukan pengawasan dimaksud Komisaris wajib
mengarahkan, memantau dan mengevaluasi serta menasehati atau
memberi masukan pelaksanaan serta meminta penjelasan rencana
strategis Bank kepada Direksi. Sejalan dengan hal itu maka sesuai
dengan Anggaran Dasar pasal 15 ayat (4) menyebutkan bahwa
Direksi dan setiap Anggota Direksi wajib untuk memberikan
penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan
Komisaris.
Dewan Komisaris selama ini tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali :
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum, dan
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau
peraturan perundangan yang berlaku.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris adalah merupakan
bagian dari tugas pengawasan oleh Komisaris, sehingga dengan
demikian tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas
pelaksanaan kepengurusan Bank cf. Peraturan Bank Indonesia No.
8/14/PBI/2006 Pasal 9 ayat 5 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.
Disamping itu disebutkan pula bahwa dengan pemberian izin /
persetujuan secara tertulis terhadap, hal hal yang diusulkan Direksi
bukan merupakan tindakan pengurusan oleh Dewan Komisaris (cf.
Undang-Undang RI No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pasal 17 ayat (1) berikut penjelasannya).
Terhadap temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit
intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia
dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya selalu diingatkan dan
diminta oleh Dewan Komisaris kepada Direksi untuk ditindak lanjuti
dan diselesaikan, dan oleh Dewan Komisaris diberikan target/batas
waktu penyelesaiannya. Secara Triwulanan Dewan Komisaris
membuatkan daftar pemantauan Laporan Hasil Pemeriksaan KIC
yang copynya disampaikan kepada Dewan Komisaris, sehingga
dapat dilihat KIC yang terlambat atau belum menyampaikan
laporannya.
Dalam rangka melakukan pengawasan, pembinaan dan
pengendalian serta supervisi
oleh Dewan Komisaris, secara
bulanan dibuatkan Daftar Pemantauan surat-surat Dewan
Komisaris yang belum ditanggapi/ditindak lanjuti oleh Direksi
beserta jajarannya. Jika surat-surat Dewan Komisaris dimaksud
belum juga ditanggapi oleh Direksi/Satker-satker terkait maka
Daftar Pemantauan bulan berikutnya, surat dimaksud akan
ditampilkan/dicantumkan lagi sebagai surat yang masih pending.

32

Untuk mendukung upaya pemantauan kepatuhan Satker dalam


menindaklanjuti Surat-surat Dewan Komisaris, secara aktif Satkersatker terkait selalu diingatkan oleh Direktur Kepatuhan / Divisi
Kepatuhan agar segera menanggapi Surat-surat Dewan Komisaris.
Untuk mencapai pelaksanaan tugas kepengawasan yang efektif
maka dibuatkan pembagian tugas yang jelas diantara anggota
Dewan Komisaris conform Surat Keputusan Dewan Komisaris No.
007/SK/Dekom/PT.BPKT/IX.09 tanggal 9 September 2009 tentang
Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota
Dewan Komisaris Bank Kalteng, dengan pengaturan sebagai
berikut :
Drs. Andris P. Nandjan (Komisaris Utama)
Ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Dewan
Komisaris.
Drs. Noordimansyah (Komisaris Independen)
Ditugaskan menangani Bidang Pengawasan Keuangan,
Perkreditan, Kepatuhan dan Audit.
Prof. DR. Ahim S. Rusan (Komisaris Independen)
Ditugaskan
menangani
Bidang
Pengawasan
Umum,
Administrasi dan Manajemen Risiko.
3) Rekomendasi Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan fungsi pengawasan,
pengendalian dan pembinaan serta supervisi, Dewan Komisaris
secara aktif dan berkesinambungan berinteraksi aktif dengan pihak
Direksi dan/atau dengan jajaran Bank terkait, baik melalui surat
maupun rapat-rapat dan ataupun melakukan kunjungan langsung
kelapangan untuk membahas hal-hal penting yang dirasa perlu
dan memberikan Rekomendasi untuk ditindaklanjuti, dilaksanakan
serta dipedomani sebagaimana mestinya.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan tersebut Dewan Komisaris
juga telah memanfaatkan dan memberdayakan 3 (tiga) Komite,
yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Rekomendasi dari Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan,
pengendalian dan pembinaan serta supervisi dituangkan dalam
surat-surat Dewan Komisaris kepada Direksi dan Risalah Rapat yang
selama tahun 2013 tercatat sebanyak 440 (empat ratus empat
puluh) buah surat antara lain, tercermin dari:
a) Pemantauan
dan
Evaluasi
pelaksanaan RBBU tahun 2013.

terhadap

perkembangan

Terangkum dalam 13 (tiga belas) buah surat.


b) Menyampaikan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris setiap
Semester kepada Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah sesuai ketentuan yang berlaku.
Terangkum dalam 2 (dua) buah surat.

33

c)

Mengingatkan tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik


(GCG) serta penerapan Fungsi Kepatuhan sesuai Peraturan
Bank Indonesia.
Terangkum dalam 5 ( lima ) buah surat.

d) Memantau dan mengingatkan Direksi terkait dengan Aktiva


Tetap dan Inventaris serta Pengembangan Teknologi Informasi.
Terangkum dalam 8 (delapan) buah surat.
e) Meneliti dan mempertimbangkan permohonan pinjaman dan
Garansi Bank pihak terkait sesuai kewenangan Dewan
Komisaris untuk disetujui atau ditolak dan ataupun hal-hal lain
yang berkaitan dengan perkreditan.
Terangkum dalam 32 (tiga puluh dua) buah surat.
f)

Meneliti,
mempertimbangkan
dan
memberikan
masukan/koreksi serta menyetujui penyusunan pedoman dan
sistem kerja yang dibuat dan diusulkan oleh Direksi seperti
KYC, Pengembangan Jaringan, Produk Baru, Tarif, CSR dan
APU-PPT.
Terangkum dalam 13 (tiga belas) buah surat.

g) Memantau dan mengingatkan Direksi agar mengupayakan


dipenuhinya komitmen Para Pemegang Saham untuk
melakukan penyetoran tambahan penyertaan modal pada
Bank ataupun hal-hal lainnya yang terkait Pemegang Saham.
Terangkum dalam 6 (enam) buah surat.
h) Memantau dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan
upaya penagihan kredit bermasalah (Kolek 3 s/d 5) dan hapus
buku baik ditagih sendiri maupun melalui pihak Kejaksaan
Negeri setempat.
Terangkum dalam 74 (tujuh puluh empat) buah surat.
i)

Hal hal lain yang menyangkut pengendalian, pembinaan dan


pengawasan termasuk KAP.
Terangkum dalam 16 (enam belas) buah surat.

j)

Secara aktif menyurati dan mengingatkan Direksi dengan


tembusan Cabang dan Capem terkait untuk memberikan
petunjuk dan arahan terhadap Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan serta pembuatan dan pengiriman laporan lainnya.
Terangkum dalam 24 (dua puluh empat) buah surat.

k) Menanggapi dan mengapresiasi Notulen Rapat Rutin Cabang


dan Cabang Pembantu.
Terangkum dalam 45 (empat puluh lima) buah surat.
l)

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap aktivitas


Cabang dan Cabang Pembantu, pelayanan Bank, BRCm, ATM,
PT. Sarana Kalteng Ventura, Peredaran Uang serta kegiatan
operasional lainnya.
Terangkum dalam 17 (tujuh belas) buah surat.
34

m) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap hal hal yang


terkait dengan kepegawaian, Pengurus Bank, Remunerasi,
Anggaran Dasar, Komite-komite, Pendidikan dan Latihan.
Terangkum dalam 48 (empat puluh delapan) buah surat.
n) Pemantauan, klarifikasi dan evaluasi terhadap hasil audit intern
(DPI & KIC) dan ekstern ( BI & BPK-RI)
Terangkum dalam 86 (delapan puluh enam) buah surat.
o)

Melaksanakan Rapat Rutin Intern Dewan Komisari dengan


Komite-komite, Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris atau Rapat
Dewan Komisaris dengan Direksi beserta jajarannya atau rapat
intern masing-masing Komite secara rutin tiap bulan dan
ataupun secara insidential jika dianggap perlu.
Terangkum dalam 53 (lima puluh tiga) buah Notulen/Risalah
Rapat.

Secara rinci klarifikasi surat-surat/Risalah Rapat Dekom kepada


Direksi dalam upaya-upaya pengawasan, pembinaan dan
pengendalian serta perbaikan yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris selama tahun 2013, sebagaimana Daftar Rekapitulasi
berikut ini ;
DAFTAR SURAT-SURAT DEWAN KOMISARIS KEPADA DIREKSI
SELAMA TAHUN 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Surat-surat Dekom Tentang


Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU)
Good Corporate Governance (GCG)
BPD Regional Champion (BRC)
Pemegang Saham
Pengurus Bank
Pengkinian Data Nasabah
Pengembangan Jaringan
Produk Baru
Tarif
Pelayanan Bank
PT. Sarana Kalteng Ventura
Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Anggaran Dasar PT. Bank Kalteng
Remunerasi
Denda Laporan
Corporate Social Responsibility (CSR)
APU - PPT
Perkreditan
Persetujuan Kredit
Perkembangan KUR
Peredaran Uang

Semester
I/2013
8
4
1
1
5
1
5
1
1
2
5
3
1
15
4
4
1

Semester
II/2013
5
1
2
14
4
1
1
6
1
2
4
3
2
-

Jumlah
13
5
1
3
19
1
5
1
1
4
2
6
1
6
1
5
1
19
7
6
1

35

No.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

36.
37.
38.

Surat-surat Dekom Tentang


Kredit Bermasalah dan Kredit Hapus
Buku
Kerjasama dengan Pihak Kejaksaan
Aktivitas
Cabang
dan
Cabang
Pembantu
Kantor Akuntan Publik
Laporan Keuangan
Laporan Tahunan
Pembinaan dan Pengawasan
Aktiva Tetap dan Inventaris
FKDK/P BPD-SI
Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) /
Kepegawaian
Ucapan Selamat
Komite Dewan Komisaris
Pendidikan dan Latihan
Audit Intern dan Ekstern
35.1 Divisi Pengawasan Intern (DPI)
35.2 Kontrol Intern Cabang (KIC)
35.3 Bank Indonesia (BI)
35.4 Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Rutin Satker
Risalah Rapat Intern
38.1
Dekom dengan Direksi
38.2
Intern Dewan Komisaris
38.3 Komite Audit
38.4. Komite Pemantau Risiko
38.5 Komite Remunerasi & Nominasi
38.6 Rapat Lain - lain
Jumlah

Semester
I/2013

Semester
II/2013

Jumlah

40

29

69

1
12
2
9
8
1

9
6
-

1
21
2
15
8
1

10

17

1
1
2

1
1
2

13

35
10
1
3
28

23
3
17

58
13
1
3
45

5
4
9
7
5
2
272

3
5
7
6
168

8
4
14
14
11
2
440

Dari hasil pengawasan, pengendalian dan pembinaan serta


supervisi sebagaimana yang tertuang dalam surat-surat Dewan
Komisaris diatas, secara umum rekomendasi dari Dewan Komisaris
dapat diungkapkan sebagai berikut :
a) Sesuai bidang tugas maka kegiatan dari fungsi, tugas dan
tanggung jawab serta kewenangan Dewan Komisaris yaitu
mengingatkan, mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
Kebijakan Direksi serta memberi nasihat, telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan berpedoman pada Tata Tertib
Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan
Komisaris, menunjuk
Keputusan Dewan Komisaris No.
005/Kep/Dekom/ PT.BPKT/IX.2009 tanggal 9 September 2009.
b) Menunjuk PBI No 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan
PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat
36

Edaran BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013, secara


bertahap prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab,
independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan
bank, oleh Direksi dan jajarannya terus diupayakan
penerapannya dalam kegiatan operasional Bank.
c)

Penerapan Manajemen Risiko dalam kegiatan operasional bank


yang berbasis risiko terus dilaksanakan disemua jenjang
organisasi dan masih perlu ditingkatkan dibawah koordinasi
Direksi, dan oleh Dewan Komisaris dilakukan pemantauan yang
dilanjutkan dengan evaluasi dan pembinaan. Hal ini tercermin
dari Risalah-risalah Rapat Komite Pemantau Risiko yang
disampaikan kepada Dewan Komisaris dan oleh Dewan
Komisaris ditegaskan dalam bentuk surat kepada Direksi.

d) Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan cf. PBI No. 13/2/PBI/2011


tanggal 12 Januari 2011 oleh Bank/satker, terus diupayakan
penerapannya dan diimplementasikan agar kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha Bank
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Secara periodik Direktur Kepatuhan dan jajarannya telah membuat
dan menyampaikan Laporan Pelaksanaan tugas dan kewajiban
yang telah dilaksanakan.
Namun sungguhpun demikian dari beberapa satker masih dijumpai
hal-hal yang pelaksanaannya belum berjalan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana yang diharapkan antara lain:
a) Keterlambatan dalam menyusun beberapa SOP/BPP.
b) Hilangnya beberapa berkas/dokumen Kredit Hapus Buku.
c) Kurangnya pemantauan terhadap hasil pemeriksaan intern,
ekstern dan evaluasi terhadap sumber permasalahan.
d) Dari temuan audit masih sering terjadi kekeliruan yang
berulang.
e) Masih ada pengenaan denda dari Bank Indonesia/OJK akibat
kekeliruan dalam hal pembuatan/penyajian laporan dan
ataupun kelambatan dalam penyampaian laporan termasuk
kelambatan koreksinya.
f) Masih terjadi pelanggaran kedisiplinan.
g) Masih ada pos-pos terbuka yang sudah lama menggantung,
padahal sudah sering diingatkan.
h) Tidak diketemukannya beberapa SHM asli, barang jaminan
debitur.
i) Diantara beberapa Divisi, Cabang dan Cabang Pembantu masih
ada yang belum menyelenggarakan Rapat Rutin secara
konsisten sebagaimana yang dimaksud dalam Surat Keputusan
Direksi.
j) Terdapat kelemahan dalam penggunaan Teknologi Informasi.

37

k) Beberapa surat-surat Dewan Komisaris sangat lambat


ditanggapi oleh Satker-satker terkait padahal sudah jelas
disebutkan Satker mana yang berkewajiban menanggapinya,
sehingga dalam daftar pemantauan bulan berikutnya, terlihat
lagi masih pending.
i.
Dilain pihak Direksi terkesan masih lambat merespon
permintaan Dewan Komisaris dalam bentuk mengingatkan
Satker-satker terkait untuk segera menindak lanjutinya.
l) Tidak terlaksananya komitmen dan tindak lanjutnya sehingga
melampaui dari target.
m) Terjadinya Fraud pada Cabang & Cabang Pembantu.
n) Masih lemahnya tata kelola SDM sehingga menimbulkan
hambatan hambatan.
Dewan Komisaris selalu mengingatkan perlunya pengawasan aktif
dan pasif serta pengawasan melekat pada semua unsur Pimpinan,
dibudayakan serta dilaksanakan secara berjenjang dalam upaya
meminimalisir risiko.
Tak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya masih terdapat
kendala, antara lain :
a) Dari temuan hasil pemeriksaan, baik audit intern maupun audit
ekstern, masih ada yang merupakan temuan berulang.
b) Kadang-kadang masih ada Kontrol Intern Cabang (KIC) yang
tidak membuatkan dan lalai melaporkan hasil pemeriksaan
bulanannya.
c) Masih lambatnya Satker dalam menindak lanjuti/menyelesaikan
temuan hasil audit, baik audit intern maupun audit ekstern.
d) Sering terlampauinya batas waktu komitmen/janji penyelesaian
hasil audit.
e) Ada KIC yang seharusnya melakukan pemeriksaan/penelitian
pada Cabang Pembantu dibawahnya, ternyata tidak
dilaksanakan secara konsisten/teratur.
f) Kualitas hasil pemeriksaan KIC yang masih minim.
g) Masih kurangnya frequensi pemeriksaan kas secara mendadak
oleh KIC & Divisi Pengawasan Intern (DPI).
Secara periodik dilakukan klarifikasi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap
tindak lanjutnya oleh Dewan Komisaris, yaitu dengan membuatkan
pemantauan, antara lain ;
a) Secara bulanan membuat dan menyampaikan daftar suratsurat Dewan Komisaris yang masih pending/belum ditanggapi.
b) Secara Triwulanan membuat daftar penerimaan copy laporan
hasil pemeriksaan KIC.
c) Secara Triwulanan membuat daftar penerimaan copy Risalah
Rapat Rutin Satker (Divisi, Cabang dan Cabang Pembantu).
d) Secara bulanan melakukan evaluasi terhadap Neraca
Gabungan (Neraca Aktiva, Pasiva dan Rentabilitas).
38

e) Secara insidentil melakukan evaluasi terhadap perkembangan


perkreditan termasuk kredit bermasalah dan kredit hapus
buku.
f) Secara insidentil melakukan evaluasi terhadap realisasi RBBU,
evaluasi Aktivitas Cabang Pembantu dan ataupun evaluasi
terhadap produk jasa dan dana Bank Kalteng.
g) Secara Insidential menyajikan data dan mengingatkan Direksi
mengenai pos-pos yang masih menggantung.
Pelaksanaan daripada pengendalian, pembinaan dan pengawasan
serta pemantauan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama
tahun
2013,
tercermin
dalam
sejumlah
surat
yang
dilaporkan/dicantumkan dalam Laporan Pengawasan Dewan
Komisaris yang telah disampaikan secara Semesteran kepada
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah di
Palangka Raya dan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di
Palangka Raya, sesuai ;
a) Surat No. 100/SB/Dekom/PT.BPKT/II.2013 tanggal 22 Februari
2012 Perihal : Laporan Pengawasan Rencana Bisnis (RBBU)
Semester II/2012 PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah.
b) Surat No. 317/SB/Dekom/PT.BPKT/VIII.2013 tanggal 20 Agustus
2013 Perihal : Laporan Pengawasan Rencana Bisnis (RBBU)
Semester I/2013 PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah.
c)

Surat No. 053/SB/Dekom/PT.BPKT/II.2014 tanggal 25 Februari


2014 Perihal : Laporan Pengawasan Rencana Bisnis (RBBU)
Semester II/2013 PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah

b. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite


1) Keahlian dan Independen anggota Komite
cf. Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006, Dewan Komisaris Wajib membentuk 3 (tiga) komite untuk
mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris, dengan klasifikasi sebagai berikut :
Anggota Komite Audit terdiri dari :

Seorang Komisaris Independen ;


Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian
dibidang Keuangan atau Akuntansi ; dan
Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian
dibidang Hukum atau Perbankan.

Anggota Komite Pemantau Risiko, terdiri dari :

Seorang Komisaris Independen ;


Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian
dibidang Keuangan ; dan
Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di
bidang Manajemen Risiko.
39

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

Seorang Komisaris Utama ;


Seorang Komisaris Independen ;
Seorang Komisaris Independen ; dan
Seorang Pejabat Eksekutif (Pemimpin Divisi SDM & Umum).

Mengenai keahlian dari masing-masing anggota Komite dari


Pihak Independen khususnya untuk Komite Pemantau Risiko
dan Komite Audit didasarkan keahlian yang bersangkutan
seperti termuat dalam Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
yang bersangkutan yang secara ringkas dapat disebutkan
antara lain sebagai berikut :
Nama
1. Ir. E. Gerson

2. Drs. Abadi Unjung

Kedudukan dalam
Komite
Anggota Komite
Pemantau Risiko

Anggota Komite
Pemantau Risiko

Ringkasan Keahlian/Pengalaman kerja


1. Sarjana Perikanan IPB lulus tahun 1966
(Cumlaude).
2. Menjabat Kepala Dinas/Badan pada beberapa
Instansi Pemerintah Daerah, thn 1969 1992.
3. Sekwilda Prov. Kalteng, thn 1992 1996.
4. Anggota Dewan Pengawas Bank Kalteng, thn
19921998.
5. Wakil Gubernur Kalteng, 19962000.
6. Ketua Dewan Pengawas/ Komisaris Utama Bank
Kalteng, periode 1999 2009.
7. Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I (satu) tahun
2006.
8. Program Sertifikasi Manajemen Risiko Program
Eksekutif anggkatan IV, Tahun 2006.
9. Program Penyegaran Sertifikasi Manajemen Risiko
Program Eksekutif, thn 2008.
10. Anggota Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris
Bank Kalteng, thn 2009-2013.
11. Anggota Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris
Bank Kalteng tahun 2009-2013 yang masa
jabatannya
diperpanjangsampai
terpilihnya
Pengurus Bank Kalteng yang baru.
1. Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Univ. Palangka Raya tahun 1985.
2. Sebagai PNS/Pelaksana pada Pemerintah Prov.
Kalteng, thn 1976 1983.
3. Kepala Sub Bagian Anggaran dan Kepala Bagian
Anggaran Biro Keuangan Setda Prov. Kalteng,
thn 1983 -1998
4. Kepala Biro Keuangan Setda Prov. Kalteng, 1998
2006.
5. Assisten Sekda Prov. Kalteng 2006 2008
6. Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I (satu), thn
2010.
7. Anggota Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris
Bank Kalteng, 2009 2013.
8. Anggota Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris
Bank Kalteng tahun 2009-2013 yang masa
jabatannya
diperpanjangsampai
terpilihnya
Pengurus Bank Kalteng yang baru.

40

Nama
3. Drs. Usil Uda, AK

4. Khristiano, SE

Kedudukan dalam
Komite
Anggota Komite
Audit

Anggota Komite
Audit
(Periode tanggal 1
Oktober 2012 s/d
Sekarang)

Ringkasan Keahlian/Pengalaman kerja


1. Sarjana Jurusan Akuntansi FE- UI tahun 1982.
2. Akuntan, Register Negara Nomor D-3355, tahun
1985.
3. Bekerja di BPD Kalteng tahun 1985 1996,
terakhir sebagai Kepala Biro Pengawasan.
4. Anggota Dewan Audit BPD Kalteng, 19962001.
5. Staf Ahli Dewan Komisaris Kalteng, 20012009.
6. Anggota Komite Audit Dewan Komisaris Bank
kalteng, 20092013.
7. Anggota Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris
Bank Kalteng tahun 2009-2013 yang masa
jabatannya diperpanjangsampai terpilihnya
Pengurus Bank Kalteng yang baru.
1. Pegawai Tata Usaha (Golongan II) Bank Indonesia
- Seksi Akunting, tahun 1982-1986
- Seksi Kredit, tahun 1989-1994
- Seksi Ekonomi, Statistik dan Perbankan, tahun
1994-2006
2. Pegawai Staf (Golongan III) Bank Indonesia
- Seksi Kliring, tahun 2001-2002
3. Pengawas Bank Yunior (Golongan III) Bank
Indonesia
- Bidang Perbankan, tahun 2002-2005
4. Kepala Seksi (Golongan IV) Bank Indonesia
- Seksi Layanan Nasabah dan Penyelenggara
Kliring, tahun 2005-2011
- Back Up Pengawas Bank Senior pada Kelompok
Pengawasan Bank, tahun 2005-2011
5. Anggota Komite Audit Dewan Komisaris PT Bank
Kalteng dari tanggal 1 Oktober 2012 s/d. sekarang.
6. Anggota Komite Audit Dewan KomisarisBank
Kalteng tahun 2009-2013 yang masa jabatannya
diperpanjang sampai terpilihnya Pengurus Bank
Kalteng yang baru.

2) Struktur dan Keanggotaan


Pembentukan Komite Dewan Komisaris Bank Kalteng berdasarkan
Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah Nomor: DSDM 17/SK.0203/X.12, tanggal 5
Oktober 2012, terdiri dari:
a) Komite Audit
Ketua
: Drs. Noordimansyah
Anggota
: Drs. Usil Uda, Ak
Anggota
: Khristiano, SE (sesuai Keputusan Direksi PT.
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah
Nomor: DSDM.17/SK-0203/X.12 tanggal 5
Oktober 2012).
b) Komite Pemantau Risiko
Ketua
: Prof.DR. Ahim S. Rusan
Anggota
: Ir. E. Gerson
Anggota
: Drs. Abadi Undjung

41

c)

Komite Remunerasi & Nominasi


Ketua
: Drs. Andris P. Nandjan
Anggota
: Drs. Noordimansyah
Anggota
: Prof. DR. Ahim S. Rusan
Anggota
: Drs. Tuah F. Assau (Pemimpin Divisi SDM &
Umum).

Berdasarkan Keputusan RUPS-LB tanggal 28 Agustus 2013 yang


dituangkan dalam Akta No. 122 perihal Perpanjangan Masa
Jabatan Direksi dan Dewan Komisaris, maka sesuai Surat
Keputusan Direksi Masa Jabatan Komite komite Dewan Komisaris
diperpanjang pula sampai dengan terpilihnya Pengurus baru.
3) Tugas dan Tanggung Jawab Komite.
Sepanjang tahun 2013 Komite-Komite Dewan Komisaris telah
berupaya melakukan tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
a) Komite Audit
(1) Melakukan
pemantauan
dan
evaluasi
terhadap
perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan
atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
(2) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
-

Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern (DPI dan


KIC)
Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan
Publik dengan standar audit yang berlaku.
Kesesuaian Laporan keuangan dengan standar
akuntan yang berlaku.
Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan DPI dan KIC, KAP, hasil pengawasan Bank
Indonesia dan otoritas pengawasan lainnya, guna
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Pemantauan dan evaluasi terhadap berbagai macam
laporan Cabang/ Capem, yang dirasa perlu.

(3) Komite Audit telah memberikan rekomendasi mengenai


penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum
Pemegang Saham/Pemegang Saham Pengendali sebagai
pemeriksa Laporan Keuangan Tahun Buku 2013 PT. Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah, dan telah
disetujui oleh RUPS bahwa KAP yang ditunjuk adalah KAP
Dra. Ellya Norlisyati dan Rekan Jakarta.
b) Komite Pemantau Risiko
(1) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
(2) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko.
42

(3) Secara Periodik memberikan Rekomendasi kepada Dewan


Komisaris.
c)

Komite Remunerasi dan Nominasi


(1) Terkait dengan kebijakan Remunerasi
-

Membahas dan melakukan evaluasi terhadap setiap


kebijakan Remunerasi yang diusulkan oleh Direksi.

Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris


mengenai :
Kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan
Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
Kebijakan Remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan
kepada Direksi.

(2) Terkait dengan kebijakan Nominasi


-

Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai


sistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian
anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen


yang akan menjadi anggota Komite-komite Bank
Kalteng.

Memberikan saran masukan kepada Direksi dalam


rangka
Pelaksanaan
Upacara
Pengambilan
Sumpah/Janji dan Pelantikan Pejabat Struktural di
jajaran operasional Bank.

(3) Secara periodik melaksanakan


Remunerasi & Nominasi.

Rapat

Intern

Komite

d) Frekuensi Rapat Komite


Rapat Komite diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan Bank
dengan pengaturan sebagai berikut :
(1) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko hanya
dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang
51% dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris
Independen dan Pihak Independen.
(2) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi hanya dapat
dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% dari
jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen
dan Pejabat Eksekutif.
(3) Keputusan Rapat Komite dilakukan berdasarkan prinsip
musyawarah untuk mencapai mufakat.
(4) Dalam hal tidak tercapai prinsip musyawarah mufakat
sebagaimana dimaksud diatas, pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

43

(5) Hasil Rapat Komite wajib dituangkan dalam risalah rapat


dan didokumentasikan secara baik.
(6) Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi
dalam rapat komite, wajib dicantumkan secara jelas dalam
risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
Adapun jumlah kehadiran dalam rapat Komite-Komite Dewan
Komisaris selama tahun 2013 tercatat sebagai berikut :
(1) Komite Audit
No

No.
Nama

No Jabatan

1.
2.
3.

Noordimansyah
Usil Uda
Kristiano

Ketua
Anggota
Anggota

Rapat Komite Audit


Hadir
Jumlah
14
14
14
14
14
14

(2) Komite Pemantau Risiko


No.

Nama

Jabatan

1.
2.
3.

Prof. DR. Ahim S. Rusan


Ir. E. Gerson
Drs. Abadi Undjung

Ketua
Anggota
Anggota

Rapat Komite
Hadir
Jumlah
14
14
14
14
14
14

(3) Komite Remunerasi dan Nominasi


No.
1.
2.
3
4..

No.

Nama

Drs. Andris P. Nandjan


Drs. Noordimansyah
Prof.DR. Ahim S. Rusan
Tuah F. Assau

Jabatan
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota

Rapat Komite
Hadir
Jumlah
12
12
11
11
12
12
7
7

e) Program Kerja Komite dan Realisasinya


Program kerja komite-komite selama tahun 2013 tertuang
didalam tugas dan tanggung jawab Komite sebagaimana yang
dijelaskan pada romawi I huruf B angka 3 tersebut diatas, dan
realisasi program kerja Komite-komite tercermin dari suratsurat/nota-nota yang disampaikan Komite-komite kepada
Dewan Komisaris. Terhadap hal-hal yang dirasa perlu oleh
Dewan Komisaris, disampaikan kepada Direksi, antara lain
tentang:
(1) Komite Audit
Meneliti dan menyetujui rencana kerja dan rencana
audit Divisi Pengawasan Intern.
Memastikan bahwa hasil audit intern maupun ekstern
telah ditindak lanjuti/diselesaikan oleh Direksi/Auditee.
Memantau dan mengingatkan Direksi terhadap
kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam penyajian
laporan keuangan, dan ataupun laporan-laporan
lainnya.

44

Memantau dan mengingatkan Direksi agar pembuatan


dan pengiriman laporan berkala diupayakan tepat data
dan tepat guna menghindari risiko denda.
Memantau, mengevaluasi dan mengingatkan Direksi
mengenai Kredit Bermasalah dan Kredit Hapus Buku.
Memantau, mengevaluasi dan mengingatkan Direksi
tentang hasil audit dan komitmen auditor ekstern (BI,
OJK, BPK-RI, KAP, BPKP dan PPATK) dan auditor intern
(DPI & KIC).
Memantau, mengevaluasi dan mengingatkan Direksi
tentang penerapan Fungsi Kepatuhan.
Surat
menyurat
dan
rekomendasi mengenai
pengusulan dan penunjukan Kantor Akuntan Publik
yang akan memeriksa Laporan Keuangan tahun 2013
Bank Kalteng.
(2) Komite Pemantau Risiko
Mendorong
dan
mengingatkan
Direksi
agar
menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking)
bagi segenap jajaran bank serta meningkatkan waskat
secara berkesinambungan.
Mendorong Direksi agar dalam bekerja dan
menjalankan operasional Bank selalu menerapkan
prinsip Good Corporate Governance.
Senantiasa memantau, mengevaluasi dan meminta
pertanggung jawaban Direksi atas efektifitas
penerapan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
manajemen risiko yang telah ditetapkan.
(3) Komite Remunerasi dan Nominasi
Mendorong Direksi agar selalu meningkatkan kualitas
SDM melalui pendidikan dan latihan.
Mendorong Direksi agar selau konsisten menerapkan
prinsip reward and punishmen terhadap karyawan
sesuai peraturan yang berlaku.
Mendorong
dan
mengingatkan
Direksi
agar
meningkatkan disiplin jam kerja dan disiplin
pelaksanaan tugas pegawai.
Memastikan bahwa tidak terdapat benturan
kepentingan dalam proses pengambilan keputusan,
termasuk pemberiaan sanksi terhadap pegawai yang
melakukan pelanggaran.
Membahas usul Remunerasi pegawai dan Pengurus
Bank yang diajukan oleh Direksi.
d. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Sesuai PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum khususnya
Pasal 15 dan 16 menyatakan bahwa :

45

1) Rapat Intern Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara


berkala paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun.
2) Dalam pelaksanaannya selama tahun 2013 Rapat Intern Dewan
Komisaris telah dilaksanakan 4 (empat) kali.
3) Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.
4) Pengambilan keputusan Rapat Dewan Komisaris dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat, dan dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.
5) Segala keputusan Dewan Komisaris bersifat mengikat bagi seluruh
anggota Dewan Komisaris. Terhadap keputusan Rapat yang dirasa
perlu disampaikan kepada Direksi.
6) Hasil Rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Risalah Rapat
dan didokumentasikan secara baik, dan pada Rapat berikutnya
pelaksanaannya dievaluasi.
7) Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam
Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah
rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
Adapun jumlah Rapat Intern Dewan Komisaris, ataupun Dewan
Komisaris dengan Direksi selama tahun 2013 yang dihadiri secara fisik
adalah sebagaimana data tersebut dibawah ini :
1) Rapat Intern Dewan Komisaris
No.
Nama
1. Andris P. Nandjan
2. Noordimansyah
3. Ahim S. Rusan

Jabatan
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen

Hadir
4
4
4

Jumlah
4
4
4

Hadir
8
8
8
8
8
8
8

Jumlah
8
8
8
8
8
8
8

2) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama
Andris P. Nandjan
Noordimansyah
Ahim S. Rusan
Arthemas E. Assan
Supangat Ngaseri
Charli Taman
Yesaya I. Minun

Jabatan
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur Umum
Direktur Pemasaran
Direktur Kepatuhan

2. DIREKSI
Jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi Direksi Bank Kalteng telah
sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi
ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
PT. Bank Pembangunan Kalteng Nomor 2 tanggal 5 September 2009
tentang Pemilihan dan Penetapan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Bank Kalteng periode 2009-2013 yang dibuat oleh Ellys Nathalina, SH, MH,
Notaris di Palangka Raya, Sesuai Keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 28
46

Agustus 2013 yang dituangkan dalam Akta No. 122 yang dibuat oleh Ellys
Nathalina, SH, MH Notaris di Palangka Raya yang menyetujui perpanjangan
Masa Jabatan Direksi dan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah periode tahun 2009-2013 sampai dengan terpilihnya
Pengurus yang baru, maka Susunan Direksi Bank Kalteng adalah sebagai
berikut :
Arthemas E. Assan
Soepangat Ngaseri
Charli Taman
Yesaya I. Minun

Periode tahun 2009-2013


Direktur Utama
Direktur Umum
Direktur Pemasaran
Direktur Kepatuhan

a. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi:


1) Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
2) Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam
setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
4) Menindaklanjuti pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.
5) Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja
Audit Intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank
Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya.
6) Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
tugasnya
kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
7) Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat
strategis di bidang kepegawaian.
8) Menyediakan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu
kepada Komisaris.
9) Sebagai komitmen atas dilakukannya good governance, Bank telah
menyusun dan menerbitkan Pedoman Tata Tertib Kerja yang
berlaku untuk Direksi. Pedoman Tata Tertib Kerja berlaku bagi
semua anggota Direksi tanpa perkecualian. Pedoman tersebut
menjadi panduan dalam menjalankan tugas secara etis dan bebas
dari benturan kepentingan.
Rapat Direksi Bank Kalteng selama tahun 2013
No.
1.
2.
3.
4.

Nama
Arthemas E. Assan
Soepangat Ngaseri
Charli Taman
Yesaya I. Minun

Jabatan
Direktur Utama
Direktur Umum
Direktur Pemasaran
Direktur Kepatuhan

Hadir
48
48
47
42

Rapat
Jumlah
49
49
49
49

47

b. Hubungan Komisaris dan Direksi


Hubungan kerja antara Komisaris dan Direksi adalah check and
balances serta konsultatif. Komisaris dan Direksi sesuai dengan
fungsinya masing-masing bertanggung jawab atas kelangsungan usaha
Bank dalam jangka panjang.
Hal ini tercermin pada:
1) Terpeliharanya kesehatan Bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2) Terlaksananya dengan baik manajemen risiko maupun sistem
pengendalian internal.
3) Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi pemegang saham.
4) Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar.
5) Terpenuhinya implementasi GCG.
6) Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen
disemua lini organisasi.
c.

Rapat Dewan Komisaris dan Direksi


Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dan Direksi
melakukan Rapat Dewan Komisaris, Rapat Direksi, dan Rapat
Bersama Dewan Komisaris-Direksi. Risalah Rapat ditandatangani
anggota Dewan Komisaris-Direksi yang hadir serta didistribusikan
ke seluruh anggota Dewan Komisaris-Direksi termasuk anggota
Dewan Komisaris-Direksi yang tidak hadir selama rapat. Pendapat
yang tidak setuju juga dicatat.
Pengambilan keputusan dalam rapat Dewan Komisaris dan Direksi
Bank dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat atau
melalui pemungutan suara terbanyak dalam hal tidak terjadi
kemufakatan. Hasil rapat Direksi Bank sepanjang tahun 2013 telah
dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan
baik. Rekomendasi dan atau saran Dewan Komisaris telah
diimplementasikan dan dilaporkan dalam RUPS oleh Direksi.
Untuk dapat memenuhi tanggung jawab dan melaksanakan pola
hubungan check and balances tersebut, Komisaris dan Direksi telah
menyepakati/kesamaan pendapat dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan
2) Rencana Jangka Panjang, Strategi, Sasaran Usaha, maupun
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan.
3) Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan prudential banking practices termasuk
komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan
kepentingan.
4) Kebijakan dan metode penilaian Bank, unit-unit kerja dalam Bank
dan personalianya.
5) Struktur organisasi ditingkat eksekutif yang mampu mendukung
tercapainya sasaran usaha Bank.
6) Melaksanakan rapat gabungan Komisaris dan Direksi sekurangkurangnya tiga bulan sekali.

48

d. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan


Direksi
Paket kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan
Direksi antara lain :
1) Gaji Bulanan
2) Tantiem
3) Tunjangan Perumahan
4) Tunjangan Pakaian.
5) Cuti Tahunan
6) Tunjangan Hari Raya (THR)
7) Tunjangan Kesehatan
8) Uang Makan.
Tabel Pengungkapan paket/kebijakan remunerasi Pengurus Bank Kalteng

No
1.

2.

Jenis Remunerasi dan


Fasilitas lain
Remunerasi (gaji,bonus,
tunjangan rutin, tantiem,
dan fasilitas lainnya
dalam bentuk natura)
Fasilitas lain dalam
bentuk natura
(perumahan, transportasi,
asuransi kesehatan, dan
sebagainya) yang
a. dapat dimiliki
b. tidak dapat dimiliki
TOTAL

Tahun Buku 2013


Jumlah yang diterima dalam 1 tahun
Dewan Komisaris
Direksi
Orang
Jutaan Rp
Orang
Jutaan Rp
3

5.549

9.761

3
-

435
5.984

4
-

854
10.615

Tabel jumlah remunerasi Pengurus Bank Kalteng Tahun Buku 2013


Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun
Diatas Rp. 2 Miliar
Diatas Rp. 1 Miliar sd. Rp. 2 Miliar
Diatas Rp. 500 juta sd. Rp. 1 Miliar
Rp. 500 juta ke bawah

Jumlah Komisaris
3
-

Jumlah Direksi
4
-

e. Direktur Kepatuhan
Sesuai PBI No. 13/2/PBI/2011 yang berlaku bahwa Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan wajib memenuhi persyaratan
independensi, dilarang merangkap jabatan Direktur Utama dan/atau
Wakil Direktur Utama dan dilarang membawahkan fungsi fungsi :
bisnis dan operasional, manajemen risiko yang melakukan pengambilan
keputusan pada kegiatan usaha Bank, treasury, keuangan dan
akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi informasi dan
audit intern.

49

Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi


Kepatuhan mencakup :
1) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan
2) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi.
3) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan
untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank.
4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
5) Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank
6) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang
tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7) Melakukan tugas tugas yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
Tugas dan tanggung jawab seperti di atas tidak menghilangkan hak
dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai
anggota Direksi Bank.
C. FUNGSI KEPATUHAN
Industri perbankan merupakan industri yang berkaitan erat dengan jasa
pelayanan, penanganan dana dan kepercayaan nasabah yang menempatkan
dananya di Bank, sehingga sarat dengan ketentuan (highly regulated industry)
yang membatasi kegiatannya. Dalam Tata Kelola Perusahaan, Bank mempunyai
kewajiban untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia (PBI)
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Kewajiban tersebut
dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan Bank dengan berpedoman pada PBI
Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
Sesuai dengan Pasal 10 PBI Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011
tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Direktur Kepatuhan
bertugas dan bertanggung jawab sekurang-kurangnya untuk:
-

merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;


mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi;
menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku;

50

Memantau tindak lanjut komitmen Bank atas hasil temuan Audit Ekstern
maupun Audit Intern dari masing-masing satuan kerja yang membidangi.
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan, Direktur Kepatuhan beserta Divisi


Kepatuhan wajib memegang teguh independensi dalam mengungkapkan
pendapat tanpa memihak kepada kepentingan pihak lain, menjunjung tinggi
integritas serta tidak menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi/golongan di luar kepentingan Bank Kalteng.
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direktur
Kepatuhan telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan
kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris secara
bulanan dan telah dilaksanakan tepat waktu. Selain itu laporan Direktur
Kepatuhan juga disampaikan kepada Bank Indonesia setiap semester dengan
tepat waktu.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan sesuai Pasal 15 PBI Nomor
13/2/PBI/2011 yaitu:
a. membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya
Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank Kalteng pada
setiap jenjang organisasi;
b. melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian
terhadap Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada PBI mengenai
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum;
c. menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan kesesuaian
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank
Kalteng dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh Bank Kalteng agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip
Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
e. melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan,
sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank Kalteng telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
f. melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Kepatuhan sesuai Surat Keputusan Direksi
No. DPP.03/SK-0156/VII.12 tanggal 31 Juli 2012 tentang perubahan ketiga
atas Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah No. DPAI.400/SK-3-0073/VII-04 tanggal 22 Juli 2004 tentang
Susunan Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang
Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2, Kantor Cabang Kelas 3, Kantor Cabang
Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas, yaitu :
a. Merencanakan, mengembangkan serta mengelola sistem dan prosedur
bidang Kepatuhan dan Hukum.
b. Melaksanakan serta mengelola langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam pelaksanaan
Kepatuhan.

51

c.

Melaksanakan serta mengelola kebijakan hukum di bidang usaha


Perbankan, baik menyangkut hukum bidang Perkreditan maupun Non
Perkreditan.
d. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia,
Pemerintah dan/atau Lembaga lainnya.
e. Mencegah Direksi untuk tidak menempuh kebijakan dan/atau
menetapkan keputusan yang menyimpang dari peraturan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
f. Melaksanakan pembinaan kepada Cabang dalam bidang Kepatuhan dan
Hukum.
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi pokok dan
kegiatannya.
3. Penyesuaian dengan peraturan yang ada
Bank Kalteng berupaya menyediakan pedoman, sistem dan prosedur untuk
seluruh unit kerja, baik operasional maupun non operasional, yang secara
bertahap dilakukan up date/penyesuaian dengan ketentuan dan perundang
undangan yang berlaku. Untuk mendukung pelaksanaan berbagai aturan
tersebut, Bank Kalteng memprogramkan pelaksanaan fungsi konsultatif dan
sosialisasi, agar sasaran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan dan
diupayakan pelaksanaan secara bertahap dengan skala prioritas sesuai
dengan kebutuhan Bank Kalteng.
Sepanjang tahun 2013, Bank Kalteng telah berupaya menjaga kepatuhan
terhadap PBI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standarstandar kepatuhan lainnya yang telah ditetapkan secara internal, ketentuan
mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik, serta pemenuhan komitmen
yang disepakati, baik kepada pihak internal maupun eksternal, terutama
terhadap setiap unit kerja operasional dengan melakukan review secara
berkala mengenai kepatuhan pada unit kerja operasional.
Walaupun demikian masih terdapat kelemahan dan perlu ditingkatkan,
menyangkut pemahaman dan disiplin pegawai maupun sistem kontrol atas
implementasi peraturan yang berlaku, dengan demikian perbaikan yang
berkesinambungan tetap terus dilakukan agar penerapan praktek-praktek
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik dan praktek kepatuhan benarbenar melekat dalam kegiatan kerja sehari-hari.
Secara umum pelaksanaan kepatuhan telah berjalan baik dengan
meningkatnya pelaksanaan ketentuan prinsip kehati-hatian, adanya upaya
percepatan waktu penyelesaian uji kepatuhan terhadap rancangan prosedur
dan kebijakan, analisa dampak peraturan eksternal terhadap kebijakan
internal Bank Kalteng dengan sistem dan frekuensi yang lebih baik serta
berkurangnya non-compliance issue dalam uji kepatuhan atas rancangan
keputusan bisnis.
4. Kewajiban Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT)
Dalam rangka optimalisasi dan efektivitas kewajiban penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) di
Bank Kalteng sesuai PBI Nomor :14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank
52

Umum yang merupakan penyempurnaan dari PBI Nomor 11/28/PBI/2009


tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum, serta dengan terbitnya UndangUndang nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang, dalam pelaporannya masih belum maksimal
menggunakan software Anti Money Laundring (AML) sehingga perlu segera
dilakukan upaya :
a. Penyediaan software Anti Money Laundering (AML Program), program
ini merupakan program yang terhubung dengan Core Banking System
Bank Kalteng, sehingga menghasilkan:
- Daftar Transaksi Diluar Kebiasaan (Unusual transaction), daftar ini
memuat transaksi-transaksi yang potensial menjadi Transaksi
Keuangan Mencurigakan (Suspicious Transaction Report) dan
memerlukan analisis lebih lanjut untuk memastikan apakah transaksi
dimaksud memenuhi kriteria sebagai Transaksi Keuangan
Mencurigakan;
-

Daftar Transaksi Tunai Berpotensi Dilaporkan (Potensial Cash


Transaction Report), daftar ini memuat transaksi-transaksi tunai yang
wajib dilaporkan ke PPATK.

b. Melakukan pelatihan dan evaluasi tentang kewajiban penerapan


Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU dan PPT) dan Undang- Undang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang bagi petugas Unit Kerja Khusus (UKK)
Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas, dengan
rincian sebagai berikut:
- Pelatihan Customer Due Dilligence dan Enhanced Due Dilligence;
- Pendeteksian Beneficial Owner (BO) dan Proses Merge Customer;
- Pelatihan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan;
- Pelatihan Pengkinian Data Nasabah; dan
- Sosialisasi dan Implementasi Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang.
c.

Melakukan kewajiban pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan


(Suspicious Transaction Report) dan Transaksi Keuangan Tunai (Cash
Transaction Report) kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) Jakarta yang dikirim secara online melalui Gathering
Reports & Information Processing System (GRIPS) ke server PPATK,
jumlah laporan untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut:
- Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) sejumlah 9
laporan;
- Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) sejumlah 186 laporan.
d. Pemenuhan data profil nasabah kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
khusus ke PPATK melalui sistem Secured Email Communication (SEC).
5. Indikator Kepatuhan
Berkaitan dengan pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian, kegiatan operasional
Bank Kalteng selama tahun 2013 tidak menyimpang dari ketentuan yang
berlaku, hal tersebut dapat tercermin dari:
53

a. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) CAR Bank Kalteng


sebesar 24,52%, lebih besar dari ketentuan BI 10% sampai dengan
kurang dari 11% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3.
b. Aktiva Produktif Bermasalah dibandingkan dengan Total Aktiva Produktif
(APB) sebesar 0,64%, ketentuan BI maksimal 5%
c. Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 0,81%, ketentuan BI maksimal
5%.
d. Non Performing Loan (NPL) Net sebesar 0,23%, ketentuan BI maksimal
5%.
e. Return On Asset (ROA) sebesar 3,52%, ketentuan BI minimal 2,5%.
f. Return On Equity (ROE) sebesar 25,31%, ketentuan BI minimal 15%.
g. Net Interest Margin (NIM) sebesar 8,23%, ketentuan BI maksimal 5%.
h. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar
64,63%, ketentuan BI maksimal 80%.
i. Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 77,45%, ketentuan BI maksimal 78100%.
Dari 9 parameter (benchmark) yang ditetapkan Bank Indonesia, rata-rata
rasio Tingkat Kesehatan Bank Kalteng Tahun 2013 menunjukkan tingkat
rasio Bank yang sehat dan tidak ada pelanggaran yang signifikan terhadap
ketentuan Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya
yang berlaku.
D. FUNGSI AUDIT EKSTERN
Pelaksanaan Audit Ekstern Tahun Buku 2013 dilakukan oleh 2 (dua) Audit
Ekstern yaitu :
1. Kantor Akuntan Publik Ellya Noorlisyati & Rekan.
a. Cakupan Pemeriksaan dilakukan terhadap :
- Neraca Bank Kalteng tanggal 31 Desember 2012 dan 2013.
- Laporan Laba Rugi Komprehensif.
- Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun
tanggal berakhir 2012 dan 2013.
b. Melakukan pengujian atas kepatuhan Bank terhadap hukum, peraturan
Perundangundangan, kontrak yang berlaku serta efektivitas
Pengendalian Intern yang merupakan tanggung jawab manajemen Bank.
c. Pemeriksaan berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institusi
Akuntan Publik Indonesia dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
d. Berdasarkan hasil audit laporan keuangan Bank Kalteng menyajikan
secara Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam semua hal yang material,
posisi keuangan Bank Kalteng per 31 Desember 2012 dan 2013 dan
hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Audit Teknologi Informasi yang dilakukan oleh Intersystem Consulting
Audit TI, merupakan bentuk Kepatuhan Bank Kalteng berdasarkan PBI
9/15/2007 Tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan
Teknologi Informasi Bank Umum, dengan ruang lingkup audit : Kebijakan
dan prosedur penggunaan teknologi informasi, proses manajemen TI, sistem
pengendalian dan audit intern atas penyelenggaraan TI, keamanan TI,
kelangsungan bisnis TI, Komite Pengarah TI, rencana strategis TI (RSTI),
54

arsitektur teknis TI, struktur organisasi TI, aset TI, layanan TI dan infrastruktur
TI.
3. Audit SKAI, berdasarkan review yang KAP lakukan, praktek-praktek dan
prosedur-prosedur audit dari Divisi Pengawasan Intern (DPI) PT. Bank Kalteng
telah sesuai dengan ketentuan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFAIB) pada beberapa aspek, sedangkan untuk beberapa hal tertentu KAP
membuat saran-saran agar pelaksanaannya lebih optimal.
E.

FUNGSI AUDIT INTERN


Fungsi Audit Intern selama tahun 2013 :
1. Divisi Pengawasan Intern Bank Kalteng telah melakukan pemeriksaan rutin
pada tahun 2013 sesuai rencana yang ditetapkan yaitu 8 (delapan) Kantor
Cabang ditambah 1 (satu) Kantor Pusat. Selain itu juga melakukan
pemeriksaan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Kantor
Cabang Kuala Kapuas dan pemeriksaan BI RTGS di Kantor Pusat. Selain itu
melakukan pemeriksaan khusus terhadap kasus pada Kantor Cabang Utama
dan Kantor Cabang Kuala Kurun yang dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan umum. Adapun cakupan pemeriksaan meliputi seluruh aspek
risiko dan unsur unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan
mempengaruhi kepentingan Bank dan masyarakat.
2. Tugas yang dilaksanakan bersifat independen dengan mengidentifikasi dan
mengevaluasi prinsip umum kegiatan operasional dan prinsip manajemen
risiko yang baik. Dalam hal terdapat kesenjangan dalam kebijakan dan
prosedur Bank maka Pengawasan Intern melakukan klarifikasi dengan
auditee terhadap implementasi kebijakan dan prosedur yang dilakukan dan
meminta auditee untuk melakukan perbaikan.
3. Perencanaan disusun dengan mempertimbangkan penetapan pelaksanaan
waktu yang tepat sesuai dengan signifikansi masalah dan prioritas kegiatan
pengawasan intern. Perencanaan waktu yang tepat sangat diperlukan agar
sumber daya dialokasikan secara optimal untuk melaksanakan strategi
pemeriksaan dalam satu periode perencanaan.
4. Cakupan pemeriksaan meliputi delapan risiko dengan prioritas utama Risiko
Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Hukum serta Risiko lainnya.
5. Setiap melakukan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP).
6. Terhadap
temuan-temuan
pemeriksaan
pada
umumnya
dapat
ditindaklanjuti, namun ada beberapa temuan yang menyangkut kebijakan
strategis belum ditindaklanjuti.
7. Pedoman kerja serta sistem dan prosedur pemeriksaan telah beberapa kali
dilakukan revisi sesuai kondisinya.

F.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


1. Proses Manajemen Risiko
Adanya kewajiban setiap Bank Umum untuk menyampaikan Laporan Profil
Risiko kepada Bank Indonesia secara triwulanan yang diatur dalam PBI No.
11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum dan SE BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal
Perubahan atas SE BI Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal
Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
55

Ruang lingkup penerapan Manajemen Risiko Bank Kalteng secara umum


sesuai dengan BPP Pedoman Standar Manajemen Risiko (Keputusan Direksi
PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah No. DKR.22/SK063/III.12) mencakup empat pilar yaitu :
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit risiko.
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan,
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko.
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

dan

2. Organisasi Manajemen Risiko


Guna efektifitas penerapan Manajemen Risiko, Direksi Bank Kalteng
menetapkan struktur organisasi dalam pengelolaan manajemen risiko di Bank
Kalteng dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan risiko, yaitu Direktur Kepatuhan. Untuk membantu Direktur
Kepatuhan tersebut, Bank Kalteng telah membentuk Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR), yaitu Kelompok Manajemen Risiko yang
ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah Nomor : DPP.03/SK-0140/VIII-11 tanggal 26 Agustus
2011 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Direksi PT. Bank
Pembangunan Kalteng Nomor : DPAI.400/SK-3-0073/VII-04 tanggal 22 Juli
2004 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang Utama,
Kantor Cabang Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2, Kantor Cabang Kelas 3,
Kantor Cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
Kelompok Manajemen Risiko
bertanggung jawab kepada Direktur
Kepatuhan, untuk melakukan fungsi evaluasi penerapan manajemen risiko
secara independen.
Bank Kalteng juga membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) yang
dipimpin oleh Direktur Kepatuhan, beranggotakan Direksi (kecuali Direktur
Utama), seluruh Pemimpin Divisi dan Pemimpin Kantor Cabang Utama.
Komite Manajemen Risiko (KMR) dalam tugasnya membahas hal terkait
kebijakan, strategi dan upaya untuk mengendalikan risiko yang terjadi pada
Bank Kalteng.
Bank Kalteng memiliki struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas
batas wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja yang menangani
manajemen risiko.
Di dalam organisasi yang dimiliki, terdapat pemisahan fungsi yang jelas
antara Satuan Kerja Operasional (bussines unit) dengan Satuan Kerja yang
melaksanakan pengendalian dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, sehingga
Satuan Kerja Manajemen Risiko harus independen terhadap satuan kerja
bisnis Bank seperti treasuri, kredit, pendanaan, akuntansi serta terhadap
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), yang mempunyai tanggung jawab langsung
kepada Direktur Kepatuhan.
G. PENILAIAN PROFIL RISIKO
Sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009, maka penilaian profil risiko
pada Bank Kalteng meliputi 8 (delapan) risiko antara lain:

Risiko Kredit,
Risiko Pasar,
56

Risiko Likuiditas,
Risiko Operasional,
Risiko Hukum,
Risiko Reputasi,
Risiko Strategik dan
Risiko Kepatuhan.

Hasil Penilaian Profil Risiko Bank Kalteng selama tahun 2013.


Jenis Risiko

Predikat selama Tahun 2013


Tw. II
Tw. III

Tw. I

Kredit

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Pasar

Low

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Moderate

Moderate

Moderate

Hukum

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Strategik
Kepatuhan

Low to Moderate
Moderate

Moderate
Moderate

Moderate
Moderate

Reputasi

Low to Moderate

Low to Moderate

Low to Moderate

Moderate

Moderate

Moderate

Likuiditas
Operasional

KOMPOSIT

Tw. IV
Low to
Moderate
Low to
Moderate
Low to
Moderate
Moderate
Low to
Moderate
Moderate
Moderate
Low to
Moderate
Moderate

Berdasarkan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal


Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Peringkat Risiko Bank Umum
Konvensional dikategorikan menjadi lima peringkat yaitu 1 (low), 2 (low to
moderate), 3 (moderate), 4 (moderate to high) dan 5 (high) untuk tingkat risiko
inheren dan predikat risiko komposit. Sedangkan untuk peringkat kualitas
penerapan manajemen risiko dikategorikan menjadi lima peringkat yaitu 1
(strong), 2 (satisfactory), 3 (fair), 4 (marginal) dan 5 (unsastisfactory).
Dari hasil penilaian profil risiko per Desember 2013, risiko inheren Bank Kalteng
berpredikat MODERATE dengan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko FAIR,
sehingga risiko komposit berada pada posisi MODERATE, sebagaimana Hasil
Laporan Profil Risiko Bank Kalteng bulan laporan Desember 2013 sebagai
berikut:
PERINGKAT
Jenis Risiko

Peringkat
Komposit Risiko

Risiko Inhern

Kualitas
Manajemen Risiko

Risiko Kredit

Low to Moderate

Fair

Risiko Pasar

Low to Moderate

Satisfactory

Risiko Likuiditas

Low to Moderate

Fair

Moderate

Fair

Risiko Hukum

Low to Moderate

Fair

Risiko Stratejik

Moderate

Fair

Risiko Kepatuhan

Moderate

Fair

Low to Moderate

Fair

Moderate

Fair

Risiko Operasional

Risiko Reputasi
Peringkat Agregat

57

H. RENCANA STRATEGIS BANK


1. Program Jangka Panjang (Corporate Plan)
Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) Bank Kalteng periode 2011 2025
dilakukan revisi/updating sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah posisi 29 Februari
2012 tentang Revisi Corporate Plan dalam rangka untuk memperluas dan
mengembangkan Perusahaan serta meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Atas hal tersebut telah dilakukan revisi/updating terhadap Rencana Jangka
Panjang dan telah mendapat persetujuan bersama dari Direksi Nomor
DIR.01/SK-0023/VI-13 dan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah Nomor : 006/SK/DEKOM/PT. BPKT/VI/2013 tanggal 11
Juni 2013 tentang Corporate Plan Bank Kalteng 2013 2018.
2. Program Jangka Menengah dan Pendek (Bussiness Plan)
Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan) Bank Kalteng selalu
disusun setiap tahun berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 dan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor : 12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank
Umum (RBBU).
Untuk RBBU Bank Kalteng Periode 2014 -2016 sudah mendapat persetujuan
Dewan Komisaris sesuai dengan Surat Dekom No. 419/SB/Dekom/PT.BPKT/XI2013 tanggal 26 November 2013 perihal Persetujuan atas Rencana Bisnis
Bank Umum (RBBU) PT. Bank Kalteng Periode 2014-2016.
Memperhatikan hasil pertemuan pembahasan Rencana Bisnis Bank Kalteng
antara Kantor Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dengan Direksi,
Dewan Komisaris dan Jajaran Pejabat Bank Kalteng tanggal 27 Desember
2013 telah disepakati untuk melakukan penyesuaian terhadap RBBU periode
2014-2016 tersebut dengan memperhatikan perkembangan ekonomi dan
realisasi bisnis pada akhir tahun 2013 serta perkembangan terakhir yang
terjadi, sehingga Rencana Bisnis Bank dan Program kerja yang disusun lebih
realistis dan dapat dilaksanakan dalam 1 tahun kedepan.
Bank Kalteng telah melakukan penyesuaian terhadap RBBU Periode 20142016 dan telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris dengan surat
Nomor : 016/SB/Dekom/PT. BPKT/I-2014 tanggal 20 Januari 2014 perihal
Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) Periode 2014 2016 (Penyesuaian), yang
berisi antara lain :
-

Pada prinsipnya dapat menyetujui isi dari draft RBBU Periode 2014
2016 (Penyesuaian) untuk segera disampaikan kepada Kepala Otoritas
Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah.
Bahwa Keputusan Dewan Komisaris Nomor : 009/SK/Dekom/PT.BPKT/XI2013 tanggal 26 November 2013 perihal Persetujuan Atas Rencana
Bisnis Bank Umum (RBBU) PT. Bank Kalteng Periode 2014 2016,
substansinya tetap berlaku.
Direksi agar menyiapkan Laporan Kronologis terjadinya Uang Muka Pajak
Penghasilan Badan (PPh Pasal 23) Tahun Pajak 2007 serta pengenaan
Penagihan Pajak Bunga beserta dokumen pendukungnya, guna
disampaikan dan dilaporkan dalam pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun
Buku 2013 untuk mendapat penyelesaian lebih lanjut.
58

I.

INTERVENSI PEMILIK, PERSELISIHAN INTERNAL DAN PERMASALAH YANG TIMBUL


SEBAGAI DAMPAK KEBIJAKAN REMUNERASI
Ada intervensi dari pemilik, misalnya pada saat pelaksanaan RUPS untuk
menentukan Pengurus Bank. Tidak terdapat perselisihan di internal Bank serta
tidak ada permasalahan yang timbul akibat dampak dari Kebijakan Remunerasi.

J.

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK YANG


BELUM DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN LAINNYA
Semua transparansi kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank telah dituangkan
dalam Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, Laporan
Keuangan Publikasi Bulanan, Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Non
Keuangan Bank (leaflet, brosur dan lain-lain).
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka tidak ada kondisi Keuangan
dan Non Keuangan Bank yang belum diungkap dalam laporan lainnya.

K. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI, SERTA


HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham pada Bank
Kalteng, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank maupun perusahaan lainnya.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak mempunyai hubungan
keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Komisaris lainnya, anggota
Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
L.

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT


PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EKSPOSURE)

(RELATED

PARTY)

DAN

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar Bank Kalteng
selama tahun 2013.
No

Penyediaan Dana

1.
2.

Pihak terkait
Debitur Inti

Debitur
40
15

Jumlah
Jumlah (jutaan rupiah)
5.844
37.232

M. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH


Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah pada Bank Kalteng pada tahun 2013 dalam
skala perbandingan sebagai berikut :

Rasio gaji pegawai tertinggi dan terendah adalah 3,61 : 1


Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah adalah 1,11 : 1
Rasio gaji Komisaris tertinggi dan terendah adalah 1,11 : 1
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 3,00 : 1

N. SHARES OPTION, BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGASI


Kegiatan/aktivitas Shares Option, Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi belum
dilakukan pada Bank Kalteng.
O. PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)
Internal Fraud adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus,
pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) Bank Kalteng terkait
dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi
keuangan Bank secara signifikan.
59

Jumlah Internal Fraud yang terjadi pada Bank Kalteng selama tahun 2013.
Internal Fraud dalam
1 tahun
(1)
Total Fraud
Telah diselesaikan
Dalam proses
penyelesaian di
internal Bank
Belum diupayakan
penyelesaiannya
Telah ditindak
lanjuti melalui
proses hukum

Jumlah kasus yang dilakukan oleh


Pengurus
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Thn.2012
Thn.2013
Thn.2012
Thn.2013
Thn.2012
Thn.2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2
2*
2
-

2*

*) Merupakan kasus yang telah selesai dan mempunyai kekuatan hukum tetap
yaitu kasus pada Kantor Cabang Kuala Kurun (Perkara Pidana selisih Dana Kas
Daerah Kabupaten Gunung Mas) dan Kasus pada Kantor Cabang Sukamara
(Perkara Pidana penipuan transfer dana pada Kantor Cabang Sukamara).
P.

PERMASALAHAN HUKUM
Permasalahan Hukum adalah permasalahan Hukum Pidana, Perdata dan Pajak
yang dihadapi Bank Kalteng dalam beberapa tahun terakhir dan dapat
diselesaikan dalam tahun 2013 :
1. Perkara Pidana
a. Perkara Pidana fraud Kas Daerah Kabupaten Gunung Mas, telah selesai
dan telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap.
b. Perkara tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan Direktur PT.
Artha Ariestha Anthaloka Nomor : 310/Pid.Sus/2011/PN.PL.R tanggal 14
Desember 2011 telah selesai dan telah mempunyai Kekuatan Hukum
Tetap.
c.

Perkara Pidana penipuan transfer dana pada Kantor Cabang Sukamara


telah selesai dan telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap.

2. Perkara Perdata
a. Perkara Perdata antara Bank Kalteng dengan PT. Surya Barokah, KUD
Sumber Indah dan KUD Rukun Mas telah memiliki Kekuatan Hukum
Tetap. Saat ini dalam proses persiapan eksekusi (anmaaning) oleh
Pengadilan Negeri Palangka Raya kepada pihak tereksekusi (PT. Surya
Barokah, KUD Sumber Indah dan KUD Rukun Mas). Namun, salah satu
pihak tereksekusi mengajukan Peninjauan Kembali (PK), maka
pelaksanaan eksekusi ditunda sampai Putusan Peninjauan Kembali terbit.
Walaupun, menurut Ketentuan Hukum Acara Perdata bahwa Peninjauan
Kembali tidak menghalangi eksekusi.
b. Perkara Perdata kasus Gugatan Perlawanan Pelaksanaan Lelang Eksekusi
karena Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi oleh H. Wardoyo
melalui kuasa hukumnya M.H. Priyo Oetomo, SH, MH dan Wahyudi
Pratiknyo, SH selaku penggugat dan PT. Bank Kalteng selaku turut
tergugat
IV/Turut
terlawan
IV
Perkara
Perdata
Nomor
60

33/Pdt.Plw/2010/PN.Pl.R tanggal 30 Agustus 2010 Jo Putusan Pengadilan


Tinggi Kalimantan Tengah Nomor : 72/Pdt/2010.PT.PR tanggal 28 Juli
2011 telah selesai dan telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap. Bank
Kalteng berada pada pihak yang menang.
3. Perkara Pajak
Bank Kalteng mengajukan proses keberatan atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 final Nomor
Kohir : 00030/240/07/711/11 tanggal 14 Maret 2011 Masa/Tahun Pajak
Maret 2007 dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 final Nomor Kohir : 00008/240/07/711/11
tanggal 14 Maret 2011, Masa/Tahun Pajak Oktober 2007.
Perkara Pajak diatas telah selesai dan mempunyai Kekuatan Hukum Tetap.
Jumlah Permasalahan Hukum Bank Kalteng selama tahun 2013.
Pidana

Jumlah
Perdata

Pajak

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan


hukum tetap)

Dalam proses penyelesaian

TOTAL

Permasalahan Hukum

Q. BENTURAN KEPENTINGAN
Selama tahun 2013 tidak terdapat transaksi pada Bank Kalteng yang
mengandung benturan kepentingan.
Tabel Pengungkapan Benturan Kepentingan pada Bank Kalteng tahun buku 2013
No

Nama & Jabatan


Pihak yang memiliki
benturan
kepentingan
-

Nama &
Jabatan
Pengambil
Keputusan
-

Nilai
Transaksi
(jutaan
rupiah)
-

Jenis
Transaksi

Keterangan *)
-

R. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)


Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu perwujudan
misi Bank Kalteng, yaitu peduli pada kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Tujuan utama kegiatan CSR Bank Kalteng antara lain adalah meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat Indonesia umumnya dilihat dari aspek sosial,
pendidikan dan kesehatan, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Melalui
kegiatan ini diharapkan Bank Kalteng dapat memperkuat reputasinya sebagai
perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kepedulian pada masyarakat,
memberikan inspirasi kepada stakeholders untuk melakukan kegiatan dalam
kepedulian masyarakat serta menggalang kesatuan diantara insan Bank
Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPD-SI).

61

Selama tahun 2013 realisasi kegiatan CSR Bank Kalteng meliputi:


NO

KETERANGAN

1.
2.

Bantuan untuk Pembangunan Rumah Sakit Katolik Palangka Raya.


Bantuan untuk korban kebakaran di Jalan Darmosugondo Palangka
Raya berupa perlengkapan sekolah untuk anak-anak.
Sharing biaya bantuan program optimalisasi lahan di Kabupaten
Kapuas
Bantuan dana bagi Persepar Palangka Raya
Sharing biaya untuk penyaluran Dana CSR dalam Rangka Kegiatan
Penarikan Undian TAHETA Periode XVII Tahun 2013 di Nanga Bulik
Bantuan Dana Hadiah untuk Juara I Sebanyak 15 orang dalam
kegiatan seleksi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas berprestasi
Tingkat Provinsi Kalteng.
Bantuan sponsorship pelaksanaan Grand Final Duta Lingkungan
Hidup Tahun 2013.
Bantuan dana kepada Panitia Natal FKDKP-Keu bersama BMPD
Tahun 2012.
Bantuan Bencana Alam di Jakarta (via ASBANDA peduli)
Pelaksanaan Pasar Murah bagi masyarakat kurang mampu di
Kelurahan Bangkuang, Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito
Selatan
Pemberian Beasiswa kepada 15 Siswa SD, SLTP dan SLTA
Pemberian Sembako gratis untuk fakir miskin di Desa Sanggu, Desa
Lembeng dan Desa Danau Sadar Kabupaten Barito Selatan.
Bantuan kepada SDN-1 Satiung Kecamatan Parenggean berupa 1
unit laptop, 1 printer dan 1 mesin genset.
Bantuan untuk rehabilitasi sarana olahraga bulutangkis untuk
menunjang kegiatan para pemuda dan masyarakat Simpang
Sebabi.
Bantuan peralatan operasional Bank Sampah Baamang.
Bantuan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Ummah Maarif NU
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Ummah Sampit.
Bantuan untuk Pembangunan GKE Kandan.
Bantuan sarana dan prasarana penunjang fasilitas pendidikan bagi
Yayasan Pendidikan Kristen Maranatha.
Pertandingan Futsal di Kota Sampit dalam rangka HUT RI ke-68 dan
HUT Bank Kalteng ke-52.
Bantuan 2 ekor sapi untuk dibagikan kepada masyarakat kurang
mampu melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
dalam rangka Hari Raya Kurban 2013.
Bakti Sosial ke Desa Terantang (Kumpai Batu Bawah) dalam rangka
memperingati HUT Bank Kalteng, berupa pembelian 300 paket
sembako untuk warga kurang mampu dan pembelian genset dan
pompa air.
Bantuan pendanaan PSSI Kotawaringin Barat sesuai dengan surat
Bupati Kotawaringin Barat.
Bantuan dana pengadaan baju batik pengurus Seksi Pelayanan
Bapak (SPB) Jemaat GKE Muara Teweh periode 2013-2018.

3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.

15.
16.
17.
18.
19.
20.

21.

22.
23.

NILAI
BANTUAN (RP)
10.000.000.18.105.000,22.835.625,10.000.000,18.000.000,37.500.000,-

10.000.000,3.540.850,10.000.000,50.000.000,-

12.750.000,12.250.000,10.000.000,10.000.000,-

13.100.000,6.000.000,15.000.000,35.000.000,10. 900.000,25.500.000,-

28.629.500,-

20.000.000,2.500.000,-

62

NO

KETERANGAN

24.

Bantuan sumbangan dalam rangka HUT Bank Kalteng ke-52 tahun


2013 ke rumah ibadah sbb : Pembangunan Sekretariat GKE Muara
Teweh, GKE Desa Pandrah, GKE Trans Bangdep, GKE Km. 30 Jalan
Muara Teweh-Kandul, Gereja Aria Bulau, Gereja Advent Hari
Ketujuh Trinsing, Langgar Al- Mufihun Lanjas Muara Teweh dan
Langgar Ar-Raundah.
Bantuan untuk kegiatan Duta Sanitasi pada Dinas PU Kabupaten
Kapuas.
Bantuan untuk Yayasan Panti Asyhan Budi Sejahtera Kuala Kapuas.
Sembako untuk Petugas Kebersihan Dinas PU (157 orang) dalam
Rangka Hari Raya Idul Fitri 1434 H.
Bantuan Penyelesaian MCJ Umat Majelis Talim.
Bantuan 10 unit alat penyemprot hama untuk Kelompok Tani
Sejahtera II Tajepan Kapuas Murung.
Bantuan berupa 3 buah gerobak besi untuk kantor Kecamatan
Kapuas Hilir.
Bantuan untuk Panitia Pembangunan Gereja Parapah Sei Hanyo
Kapuas Barat.
Bantuan untuk Panitia Pembangunan Gereja Sakakehu Sei Hanyo
Kapuas Barat.
Bantuan untuk Panitia Pembangunan Gereja Pantekosta Moria Sei
Hanyo Kapuas Barat.
Bantuan untuk Gereja GKE Parapah dan GKE Efrata, Kuala Kapuas.
Bantuan untuk 5 (lima) gereja pada Kecamatan Kapuas, Hulu,
Muara Talawang, Kapuas Murung, Dadahup, Kuala Kapuas.
Bantuan untuk 5 (lima) pada Kecamatan Talawang, Timpah,
Mantangai, Bataguh dan Basarang.
Bantuan menjadi sponsor kegiatan pemeriksaan Kanker
Serviks/Mulut Rahim dengan metode Inspeksi Visual Asetat.
Pembelian 1 unit genset 4000 watt kepada Mesjid Agung
Tamiyang Layang.
Pembelian 1 unit genset 4000 watt kepada Gereja Palamungkai
Tamiyang Layang.
Pembelian 15 zak Semen Gresik dan sewa mobil dalam rangka
mendukung program Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat di
Desa Olung Nango.
Bantuan sembakountuk 2 desa binaan (Desa Konut & Desa Lunuk)
serta Pembuatan Drainase sepanjang 136 m di Desa Sungai Lunuk.
Pembelian material untuk perbaikan jalan serta partisipasi
pembelian sembako dalam kegiatan Pasar Murah di Desa Konut
dan Desa Sungai Lunuk.
Pembelian bantuan 2 ekor kambing @ Rp. 3.300.000,- untuk
kurban dalam rangka memperingati Idul Adha di mesjid Agung
Puruk Cahu.
Pemberian bantuan untuk 3 (tiga) rumah ibadah dalam rangka
memperingati HUT Bank Kalteng ke-52.
Pemberian bantuan 64 paket sembako untuk Pasukan Kuning Kota
Puruk Cahu dalam rangka memperingati HUT Bank Kalteng ke 52.
Pemberian Sumbangan berupa 50 buah tong sampah untuk Pemda
Sukamara.
Sembako untuk 150 orang Pasukan Kuning.

25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

41.
42.

43.

44.
45.
46.
47.

NILAI
BANTUAN (RP)
22.500.000,-

2.000.000,7.500.000,12.000.000,2.250.000,3.450.000,7.500.000,5.000.000,5.000.000,5.000.000,5.000.000,10.000.000,10.000.000,5.000.000,6.000.000,6.000.000,2.895.000,-

10.000.000,23.656.000,-

6.600.000,-

9.000.000,19.400.000,17.500.000,22.425.000,-

63

NO
48.
49.
50.
51
52.
53.
54.
55.

56.

57.

58.

S.

KETERANGAN

NILAI
BANTUAN (RP)
10.000.000,27.050.000,-

Bantuan untuk TK Kisten Kuala Kurun.


Pembelian 1 unit motor Kaisar untuk pengangkut Sampah pada
RSUD Pulang Pisau.
Bantuan Alat Pemadam Kebakaran BPK Swakarsa Bahaur
4.975.000,Bantuan sarana pendidikan Yayasan Hidayatullah Kecamatan
6.926.000,Bahaur
Bantuan Rumah Ibadah Gereja Pantekosta Filadelfia Pulang Pisau
10.000.000,Bantuan Pembangunan Rumah Ibadah Langgar Al-Grufran Pulang
10.000.000,Pisau
Pembangunan Pintu Gerbang masuk Komplek Perkantoran Bukit
41.000.000,Hibul Nanga Bulik
Subsidi paket pelaksanaan Pasar Murah Hari Raya Idul Fitri Tahun
8.000.000,2013 bekerja sama dengan Disperindagkop dan UMKM Kabupaten
Lamandau.
Peralatan Olah Raga dalam rangka pelaksanaan HAORNAS XXX
10.000.000,Tahun 2013 di Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan
DISPORA Kabupaten Lamandau.
Bantuan Rumah Ibadah, PAUD dan Pondok Pesantren dalam
16.000.000,Rangka Kegiatan Penarikan Undian TAHETA Periode XVII Tahun
2013 di Nanga Bulik.
Bantuan Sembako bagi masyarakat kurang mampu di
56.310.000,Perkampungan Nelayan dan Transmigrasi (200 paket) dan Bantuan
sembako kepada Jemaat Gereja dalam rangka menyambut Natal
Tahun 2013 (79 paket).
TOTAL
817.547.975,-

SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG


Hasil Penilaian Bank Kalteng terhadap Self Assessment Pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) Bank Kalteng Tahun Buku 2013 adalah Peringkat 3
dengan predikat CUKUP BAIK. Rincian Self Assessment GCG Bank Kalteng
tahun 2013 sebagai berikut :

Individual

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG


Peringkat
Definisi Peringkat
3 (CUKUP BAIK) Berdasarkan hasil self assessment terhadap 3 (tiga)
faktor yaitu: Governance Structure, Governance
Process dan Gavernance Outcome yang mencakupi
11 (sebelas) Kriteria/Indikator, bahwa Bank Kalteng
telah melakukan penerapan Good Corporate
Governance secara umum cukup baik. Hal ini
tercermin dari pemenuhan yang cukup memadai
atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Apabila terdapat kelemahan-kelemahan dalam
penerapan prinsip Good Corporate Governance,
maka
secara
umum
kelemahan-kelemahan
tersebut telah diupayakan perbaikannya dan
terhadap hal-hal yang cukup signifikan maka
diberikan perhatian yang seksama dari Manajemen.

64

III. INFORMASI OPERASIONAL


A. STRATEGI
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan yaitu menjadi Bank yang sehat,
kuat dan mampu menjadi tuan rumah di daerah sendiri, maka perlu dicermati
kondisi yang ada dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kondisi Ekstern
a. Mengkaji Lingkungan dunia usaha saat ini yang cenderung dinamis
bahkan cepat sekali berubah karena pengaruh lingkungan Regional,
Nasional dan Global.
b. Kejelian meraih peluang agar tantangan pasca penerapan Otonomi
Daerah dapat diakomodir.
2. Kondisi Intern
a. Mengoptimalkan pemenuhan komitmen Modal Setor dari para
Pemegang Saham.
b. Memberikan pelayanan yang dapat memuaskan nasabahnya tanpa
mengabaikan faktor efisiensi dan prinsip kehati-hatian.
c. Optimalisasi penggunaan teknologi informasi antara lain penggunaan
Disaster Recovery Center / Disaster Recovery Plan (DRC/DRP) sehingga
tercipta akurasi dan keamanan administrasi dan memudahkan
Manajemen dalam pengambilan keputusan.
d. Perhatian kepada SDM baik kualitas maupun kesejahteraannya sebagai
unsur penentu keberhasilan Opersaional Bank.
e. Membangun citra Bank sebagai suatu lembaga kepercayaan yang tidak
diragukan di bidang jasa keuangan.
3. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Direksi Bank Kalteng Nomor:DPAI.400/SK-30073/VII-04 tanggal 22 Juli 2004 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat,
Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2,
Kantor Cabang Kelas 3, Kantor Cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu
dan Kantor Kas, dan sebagaimana perubahannya dengan Surat Keputusan
Direksi Bank Kalteng Nomor: DPP.03/SK-0139/X-07 tanggal 23 Oktober 2007
dan perubahan terakhir terkait struktur organisasi sebagaimana Peraturan
Bank Indonesia Nomor: 13/2/PBI/2012 tanggal 12 Januari 2012 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum dengan dengan Surat Keputusan
Direksi Bank Kalteng Nomor: DPP.03/SK-0140/VIII-11 tanggal 26 Agustus
2012 dengan struktur sebagaimana pada halaman akhir laporan ini.
Dalam struktur organisasi Desk Usaha Syariah yaitu kegiatan layanan
perbankan berbasis syariah setelah memperhatikan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah (UUS),
disebutkan UUS wajib dipisahkan (spin-off) dari Bank Umum Konvensional
(BUK) apabila nilai aset UUS telah mencapai 50% dari total nilai aset BUK
induknya, atau paling lambat 15 tahun sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan untuk itu perlu kajian
yang menyeluruh atas peluang membuka UUS kedepannya dan secara
struktur organisasi telah disiapkan terlebih dahulu.
65

4. Sarana Pendukung
Terus berupaya menambah kantor pelayanan termasuk pengadaan ATM di
daerah yang potensi ekonominya tinggi dan membuka kantor-kantor baru di
beberapa daerah/tempat yang dinilai potensial dalam upaya Bank
meningkatkan fungsi kantor dan pelayanannya kepada masyarakat.
Dari rencana penambahan dan pemindahan jaringan Kantor, ATM dan mobil
kas keliling dalam tahun 2013 sesuai RBBU 2013-2015 (Penyesuaian) sampai
dengan Triwulan IV/2013 telah dilaksanakan sebagai berikut :
a. Penambahan 6 (enam) unit ATM yaitu di Kasongan, Nanga Bulik, Pulang
Pisau, Kuala Pembuang, Ampah, dan Patas tanggal 22 April 2013
b. Pemindahan Alamat Kantor Kas Kumai tanggal 27 April 2013.
c. Penambahan 1 (satu) unit ATM yaitu di Kuala Kurun tanggal 18 Juli 2013
d. Pemindahan Alamat Kantor Kas dr. Doris Sylvanus Palangka Raya tanggal
22 Agustus 2013
e. Pemindahan alamat Unit Pelayanan Kas dr. Sultan Immanudin Pangkalan
Bun dilaksanakan tanggal 18 Nopember 2013.
Untuk penambahan ATM dan pemindahan alamat Kantor Kas sebagaimanan
diatas telah dilaporkan pula melalui sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum
(LKPBU) secara online sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Teknologi Informasi
Menjadikan teknologi informasi sebagai salah satu faktor enabler utama
yang dapat diandalkan Bank Kalteng dalam memenangi persaingan
merupakan salah satu tujuan kedepan Bank Kalteng yang dalam
pelaksanaannya dikelola oleh Divisi Teknologi Informasi dan Akuntansi. Oleh
sebab itu pengembangan teknologi informasi menjadi prioritas dan
keunggulan strategis bagi industri perbankan mengingat tingkat persaingan
perbankan yang semakin ketat.
Upaya pengembangan teknologi informasi Bank Kalteng telah disusun dalam
Rencana Strategis Teknologi Informasi Periode 2011-2014 sesuai Surat
Keputusan Direksi Nomor : DTI.14/SK-0016/II.10 tanggal 12 Pebruari 2011
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan
Bank Indonesia Nomor : 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor : 9/30/DPNP tanggal Penerapan Manajemen
Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
6. Jenis Produk dan Jasa Yang Ditawarkan:
Bank Kalteng menyediakan berbagai produk dan jasa maupun fasilitas
kemudahan lain untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, antara lain
beberapa produk Tabungan yaitu TAHETA dan SIMPEDA serta TabunganKu,
Giro, Simpanan Berjangka/Deposito serta berbagai jenis produk pembiayaan
seperti :
Kredit Program (Mitra kerjasama Pemkab/Pemkot dan Pemprov. Kalteng,
KUR, SUP-005, UMKM dan KPR)
Kredit bagi Usaha Kecil dan Koperasi
Kredit ketahanan Pangan (KKP) Non Padi dan Palawija.
Kredit sindikasi dalam rangka pembiayaan proyek-proyek besar.
Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja

66

Kredit Konsumtif Multiguna untuk Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan,


Anggota DPRD, serta Swasta yang sumber pengembaliannya sudah pasti
(gaji/pensiun, tunjangan/honor)
Layanan jasa Bank :

Bank Garansi (Penawaran, Uang Muka, Pelaksanaan dan Pemeliharaan).


Transfer, RTGS, Inkaso, Kliring, dan Pelayanan Jasa lainnya.
Paymen Point pembayaran Rekening Telkomsel dan Gaji PNS/Pensiun
BPD Net Online
ATM Bersama
Dukungan Bank

B. KEADAAN KEUANGAN / USAHA


1. Penghimpunan Dana
a. Dana Pihak Ketiga
Jumlah penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) tahun 2013
sebesar Rp 3.193.472 juta naik Rp 24.541 juta atau 0,81% dari tahun
2012 sebesar Rp 3.168.931 juta.
1) Giro
Giro tahun 2013 sebesar Rp 1.943.299 juta, turun Rp 65.404 juta
atau 3,26% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 2.008.702 juta.
Giro ini dapat dibedakan berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
yaitu :
Tabel : 6
PERKEMBANGAN POSISI GIRO
(Jutaan Rupiah)
Naik (Turun)
Rp
%
11
27.005
68.393
92.227
75.242 (16.985)
(18,42)
883.245
1.052.325
1.773.797
1.916.475
1.868.057 (48.418)
(2,53)
883.257 1.079.331 1.842.189 2.008.702 1.943.299 (65.404)
(3,26)

GIRO

2009

- Pihak Berelasi
- Pihak Ketiga
Total

2010

2011

2012

2013

2) Tabungan
Tabungan tahun 2013 sebesar Rp 1.024.502 juta, naik Rp 62.159
juta atau 6,46% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 962.343 juta.
Semenjak tahun 2010 lalu, penambahan produk tabungan baru yaitu
TabunganKu yaitu tabungan dengan persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia
guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga bila dibedakan berdasarkan jenis
tabungan terdiri dari :
Tabel : 7
PERKEMBANGAN POSISI TABUNGAN BERDASARKAN JENIS
(Jutaan Rupiah)
TABUNGAN
- SIMPEDA
- TAHETA
- TabunganKu
Total

2009

2010

2011

2012

2013

348.202
349.845
698.047

370.036
371.938
4.975
746.949

430.180
457.368
11.199
898.747

438.991
458.050
510.639
543.531
12.713
22.921
962.343 1.024.502

Naik (Turun)
Rp
%
19.059
4,34
32.893
6,44
10.208
80,29
62.159
6,46

67

Komposisi Tabungan Tahun 2013


2.24%
44.71%

53.05%

SIMPEDA

TAHETA

TabunganKu

Tabel : 8
PERKEMBANGAN POSISI TABUNGAN
BERDASARKAN PIHAK BERELASI DAN PIHAK KETIGA
(Jutaan Rupiah)
TABUNGAN
- Pihak Berelasi
- Pihak Ketiga
Total

3)

2009

2010

2011

2012

2013

5.829
692.218
698.047

7.609
739.341
746.949

274
898.473
898.747

7.210
12.797
955.133
1.011.706
962.343 1.024.502

Naik (Turun)
Rp
%
5.586
77,47
56.573
5,92
62.159
6,46

Guna menumbuhkan minat masyarakat Kalteng untuk menabung


dilakukan promosi dan khusus untuk TAHETA dilakukan penarikan
Undian Gratis Berhadiah sekali dalam setiap tahunnya, sedangkan
untuk SIMPEDA undian dilaksanakan secara nasional bersama dengan
seluruh BPD SI yang diselenggarakan oleh ASBANDA.
Deposito
Deposito tahun 2013 sebesar Rp 225.671, naik sebesar Rp 27.785
juta atau 14.04% dari tahun 2012 sebesar Rp 197.886 juta.
Tabel : 9
PERKEMBANGAN POSISI DEPOSITO

(Jutaan Rupiah)
DEPOSITO
- Pihak Berelasi
- Pihak Ketiga
Total

2009

2010

2011

2012

2013

990
84.227
85.217

2.175
111.470
113.645

190
155.911
156.101

3.569
194.317
197.886

9.745
215.926
225.671

Naik (Turun)
Rp
%
6.176
173,05
21.609
11,12
27.785
14,04

Tabel : 10
TINGKAT SUKU BUNGA DANA YANG BERLAKU TAHUN 2013
-

Jenis Dana
Giro
Deposito :
- 1 bulan
- 3 bulan
- 6 bulan
- 12 bulan
- 24 bulan
Deposito On Call (DOC)
Tabungan :
- SIMPEDA/TAHETA
- TabunganKu

Suku Bunga
Bunga Berjenjang 0% - 2,50% p.a.
5,75% - 7,25% p.a.
5,75% - 7,25% p.a.
5,75% - 7,25% p.a.
5,75% - 7,25% p.a.
5,75% - 7,25% p.a.
3,75% - 4,50% per tahun
Bunga Berjenjang 0% - 3,75% p.a.
Bunga Berjenjang 0% - 1,00% p.a.

68

b. Pinjaman Yang diterima


Pinjaman yang diterima berupa Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia (KLBI)
dan Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2013 sebesar Rp 20.560
juta, naik Rp 472 juta atau 2,35% dari tahun 2012 sebesar Rp 20.089
juta.

2. Penggunaan Dana
a. Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Indonesia tahun 2013 sebesar Rp 593.579 juta, turun
47,79% atau sebesar Rp 543.427 juta dibanding tahun 2012 sebesar Rp
1.137.006 juta.
b. Giro pada Bank Lain
Giro pada Bank Lain tahun 2013 sebesar Rp 102.868 juta, yang terdiri dari
Giro pada Bank Pemerintah sebesar Rp 102.666 juta dan Giro pada Bank
Swasta Rp 202 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 89.274 juta atau
656,69% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 13.594 juta.
c. Penempatan pada Bank Lain & Surat Berharga
Untuk memproduktifkan Dana Pihak Ketiga yang untuk sementara belum
tersalurkan di sektor kredit, maka dana diarahkan ke Penempatan pada
antar Bank lain dan pembelian Surat-Surat Berharga yang dinilai aman dan
menguntungkan serta ditempatkan dalam jangka waktu pendek dalam
bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, inter call money, deposito on
call dan lain-lain.
Pada tahun 2013, penempatan dana pada Bank lain dan pembelian Suratsurat Berharga mencapai Rp 440.000 juta atau naik sebesar Rp 265.000
juta atau 151,43% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 175.000 juta.
d. Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan pada tahun 2013 mencapai Rp 2.473.277 juta, naik
sebesar Rp 195.533 juta atau 8,58% dari tahun 2012 sebesar Rp
2.277.744 juta.
Kredit direstrukturisasi posisi per Desember 2012 dan per Desember 2013
adalah nihil, sedangkan untuk kredit properti posisi per Desember 2012
adalah 1.222 juta, posisi per Desember 2013 sebesar Rp 44.649 ribu atau
mengalami kenaikan yang significan sebesar 3.553,76%.
Total Cadangan Kerugian CKPN aset keuangan atas aset produktif untuk
tahun 2013 tercatat sebesar Rp 14.421 juta jika dibandingkan dengan
Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif sebesar Rp 48.105 juta
dengan rasio sebesar 29,98%. Dalam tahun 2013 dan 2013, aktiva bank
yang dijaminkan, transaksi spot dan transaksi derivatif adalah nihil.

69

Tabel : 11
PERKEMBANGAN POSISI KREDIT & PPAP/CKPN DARI TAHUN 2009 2013
(jutaan rupiah)
Uraian

2009

2010

(1)
(2)
(3)
1. Distribusi Kredit Berdasarkan Jenis
- Kredit Investasi
7.167
12.343
- Kredit Modal Kerja
39.404
77.014
- Kredit Lainnya
1.372.163 1.631.707
2. Distribusi Kredit Berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga
- Pihak Berelasi
23.504
32.110
- Pihak Ketiga
1.395.230 1.688.954
3. Distribusi Kredit Berdasarkan kepada Debitur UMKM dan Debitur Bukan UMKM
- Pihak UMKM
13.761
58.348
- Pihak Bukan UMKM
1.404.973 1.662.716
4. Kredit Properti
5. Penyisihan Kerugian (PPAP/CKPN)
33.678
36.418
6. Total PPAP yang wajib dibentuk
36.920
36.322
7. Rasio CKPN terhadap PPAP yang wajib dibentuk
91,22%
100,26%

2011

2012

2013

(4)

(5)

(6)

(7)=(6-5):5)

19.855
77.068
1.894.512

30.810
91.179
2.155.755

47.237
106.962
2.319.079

53,32
17,31
7,58

4.212
1.987.224

13.435
2.264.309

13.435
2.459.842

0,00
8,64

66.372
1.925.064
37.940
37.940
100,00%

94.836
2.182.908
1.222
16.165
41.818
38,66%

137.835
2.335.442
44.649
14.421
48.105
29,98%

45,34
6,99
3.553,76
(10,79)
15,03
(22,45)

Tabel : 12
Tingkat Suku Bunga Kredit Yang Berlaku Tahun 2013
No.

Jenis Kredit

Suku Bunga

Keterangan

1.
2.

KI dan KMK Umum diatas UMKM


KI dan KMK (UMKM)
Mikro
Kecil
KI dan KMK (Dana SUP-005)
Mikro
Kecil
UMKMK (Pola penjaminan Pemerintah
Kota/Kab)
Kredit Konsumtif
Kredit kerjasama dengan PKT
KPR Bank Kalteng
Kredit Pemda
Kredit Program (KPKM, KKP dll)

13,5%

Floating

13,5%
13,5%

Flat
Sliding

13.5%
13.5%
12%

Sliding
Sliding
Sliding

15,5%
12%
13%
12%
Menyesuaikan dengan
ketentuan Pemerintah/PKS
Sesuai ketentuan sindikasi
8%

Anuited
Sliding
Anuited Tahunan
Floating
Sliding
Floating sesuai sindikasi
Anuited

21%

Floating

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kredit Sindikasi
Kredit untuk Pegawai dan Pengurus
Bank Kalteng
KUR
- Mikro

e. Penyertaan
PT. Sarana Kalteng Ventura merupakan Lembaga Pembiayaan yang
bergerak dibidang Modal Ventura, melakukan operasional sejak tahun
1997 dengan surat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor : 207/KMK.017/1997 tanggal 6 Mei 1997.
Penyertaan Bank Kalteng pada PT. Sarana Kalteng Ventura per 31
Desember 2013 adalah sebesar Rp 500 juta, tidak mengalami perubahan
dari tahun 2012 dan diklasifikasikan sebagai lancar dengan prosentase
kepemilikan sebesar 8,13%.
70

Sesuai ketentuan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), deviden


saham tidak diakui sebagai pendapatan (tidak dibukukan). Atas
pernyataan tersebut PT Bank Kalteng tahun 2013 dan tahun 2012
membukukan pendapatan deviden tunai masing-masing sebesar Rp.
87.978.395,- dan Rp. 269.203.268,-..
Menunjuk PBI Nomor : 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 perihal
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, bahwa
Bank Kalteng termasuk kedalam BUKU 1 mengingat Modal Inti Bank
Kalteng masih dibawah Rp 1 triliun, maka kegiatan usaha penyertaan
modal
pada PT. SKV termasuk yang dilarang. Namun demikian,
mengingat masih ada waktu/peluang untuk meningkatkan Modal Inti
menjadi diatas Rp 1 triliun sampai dengan Juni 2018 serta penyertaan
saham pada PT. SKV ini dikategorikan menguntungkan, maka Bank
Kalteng didukung oleh para Pemegang Saham berpendapat bahwa
penjualan saham pada PT. SKV ditunda dulu..
f.

Aktiva Tetap dan Inventaris


Dalam rangka menunjang kegiatan usaha Bank maka ketersediaan sarana
dan prasarana mutlak diperlukan. Pada tahun 2012 penambahan sarana
dan prasarana berupa gedung kantor dan rumah dinas serta inventaris
Bank (perangkat komputer, meja kerja, lemari arsip, genset dan lain-lain)
telah dilakukan dan posisi tahun 2013 adalah sebesar Rp 132.662 juta
naik Rp 12.115 juta atau 10,05% dibanding tahun 2012 sebesar Rp
120.547 juta.
Tabel : 13
PERKEMBANGAN DATA KEUANGAN DARI TAHUN 2009 - 2013
(Jutaan rupiah)
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
%

(1)
Total Asset
Modal + Cadangan
Penghimpunan Dana
Giro
Tabungan
Deposito
Pinjaman Yang Diterima
Dana lainnya
Jumlah
Penggunaan Dana
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank lain
Penempatan dan Surat Berharga
Kredit yang diberikan
Penyertaan
Akt Tetap & Inventaris
Jumlah

(2)
2.059.570
221.643

(3)
2.387.962
254.834

(4)
3.437.284
313.063

(5)
3.941.086
411.167

(7)=(6-5):5)
(6)
3.972.968
0,81
491.225
19,47

883.257
698.047
85.217
20.095
54.162
1.740.777

1.079.331
746.949
113.645
20.093
65.996
2.026.014

1.842.189
898.747
156.101
20.091
86.161
3.003.289

2.008.702
962.343
197.886
20.089
205.399
3.394.419

1.943.299
1.024.502
225.671
20.560
104.090
3.318.122

(3,26)
6,46
14,04
2,35
(49,32)
(2,25)

174.432
4.724
260.000
1.418.734
500
83.999
1.942.389

279.677
10.465
119.000
1.721.064
500
103.648
2.234.353

417.967
3.756
790.000
1.991.436
500
114.457
3.318.115

1.137.006
13.594
175.000
2.277.744
500
120.547
3.724.391

593.579
102.868
440.000
2.473.277
500
132.662
3.742.885

(47,79)
656,69
151,43
8,58
0,00
10,05
0,50

71

g. Rasio Aset Produktif Bermasalah, Rasio Pemenuhan Cadangan Kerugian


Penurunan Nilai Aset Produktif, Rasio Kredit Usaha Mikro Dan Kecil Dan
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Posisi Aktiva Produktif dan Aktiva Non Produktif tahun 2013 sebesar Rp
3.123.367 juta atau naik Rp 574.677 atau 22,55% dibanding tahun 2012
sebesar Rp 2.548.690 juta.
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar
0,67% dan 0,77%.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk
oleh Bank Kalteng pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 terhadap
jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 dan
2012 masing-masing sebesar 0,48% dan 0,66%.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan
Bank Kalteng pada tanggal 31Desember 2013 dan 2012 masing-masing
sebesar 3,85%dan 4,06%
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember
2013 dan 2012 tidak melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan
pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas
Maksimun Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
Tabel : 14
PERKEMBANGAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF
DARI TAHUN 2009 S/D 2013
(Jutaan rupiah)
No
A
1
2
3
4
5

6
7
B
1
2
3
4

Uraian
(1)
AKTIVA PRODUKTIF
Giro pada Bank lain
Penempatan Antar Bank
Surat Berharga
Penyertaan
Kredit yang diberikan :
- Lancar
- Dalam Perhatian Khusus
- Kurang Lancar
- Diragukan
- Macet
Garansi Bank
Fasilitas Kredit yang Belum Ditarik
TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
AKTIVA NON PRODUKTIF
AYDA
Properti terbengkalai
RAK
Suspensi Account
TOTAL AKTIVA NON PRODUKTIF

TOTAL AKTIVA PRODUKTIF & NON PRODUKTIF

Non Perfoming Loan (NPL) Gross (%)


Non Perfoming Loan (NPL) Nett (%)

2009
(2)

2010
(3)

2011
(4)

2012
(5)

2013
(6)

%
(7)=(6-5)/5

4.724
145.000
115.000
500

10.465
110.000
9.000
500

3.756
240.000
550.000
500

13.594
175.000
500

102.868
440.000
500

656,69
(27,08)
#DIV/0!
-

1.392.932
7.026
531
898
17.347
180.289
13.273
1.877.520

1.692.989
8.850
1.363
655
17.207
136.880
11.219
1.999.129

1.952.683
22.710
942
814
14.287
76.891
7.882
2.870.464

2.246.445
12.225
1.215
2.379
15.481
72.180
9.672
2.548.690

2.433.463
19.691
1.856
2.386
15.881
61.308
45.414
3.123.367

8,33
61,07
52,84
0,31
2,58
(15,06)
369,52
22,55

2.636
2.636
1.880.156
1,82

2.215
2.215
2.001.344
1,18

1.451
1.451
2.871.915
0,81

2.548.690
0,84

3.123.367
0,81

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
22,55
(2,84)

1,41

0,15

0,06

0,22

0,23

2,26

72

C. PERMODALAN
1. Modal Setor
Memperhatikan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 Tanggal 27
Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan
Modal Inti Bank, maka sebagaimana tertuang dalam Akta Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT. Bank Kalteng Nomor : 06 tanggal
17 Mei 2013 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah, yang dibuat oleh Ellys
Nathalina, SH. MH., telah disepakati bersama untuk meningkatkan besarnya
Modal Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dari Rp. 500
milyar menjadi Rp. 1 triliun dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU35100.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013.
Sampai sekarang, Pemegang Saham Bank Kalteng adalah Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah dan semua Pemerintah Kabupaten/Kota se Kalimantan
Tengah. Adapun Lambang Daerah masing-masing Pemerintah Daerah tersebut
adalah sebagai berikut :

PROVINSI
KALIMANTAN
TENGAH

KABUPATEN
KOTAWARINGIN
BARAT

KABUPATEN BARITO
UTARA

KABUPATEN
SUKAMARA

KABUPATEN
KOTAWARINGIN
TIMUR

KABUPATEN
KATINGAN

KABUPATEN BARITO
SELATAN

KABUPATEN BARITO
TIMUR

KABUPATEN
GUNUNG MAS

KABUPATEN
LAMANDAU

KABUPATEN KAPUAS

KABUPATEN
SERUYAN

KABUPATEN
MURUNG RAYA

KABUPATEN
PULANG PISAU

KOTA PALANGKA
RAYA

73

Modal Setor Bank Kalteng per 31 Desember 2013 mencapai Rp 323.521 juta,
yang berarti naik Rp 50.031 juta atau 18,29% dari jumlah Modal Setor tahun
2012 sebesar Rp 273.490 juta. Adapun perincian modal setor tahun 2011 dan
tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel : 15
KOMPOSISI MODAL SETOR
(dalam Jutaan rupiah)
N o.

P E M E GA N G S A H A M

( 1)

( 2)

P OS IS I M OD A L S E T OR
( 3)

Pemprov. Kalteng

2
3

P orsi
( %)

31-12-2012 S e t or a n 2013*) 31-12-2013


( 4)

( 5)

( 6)

111.000

13.000

124.000

38,33

Pemkab. Kobar

14.188

5.000

19.188

5,93

Pemkab. Barito Utara

14.402

2.366

16.768

5,18

Pemkab. Sukamara

13.750

5.750

19.500

6,03

Pemkab. Kotim

13.478

2.674

16.152

4,99

Pemkab. Katingan

11.250

1.500

12.750

3,94

Pemkab. Barito Selatan

12.980

2.130

15.110

4,67

Pemkab. Barito Timur

Pemkab. Seruyan

9.750

1.250

11.000

3,40

14.630

4.870

19.500

6,03

10 Pemkab. Lamandau

14.375

2.375

16.750

5,18

11 Pemkab. Kapuas

10.911

1.416

12.327

3,81

12 Pemkab. Gunung Mas

13.250

3.000

16.250

5,02

13 Pemkab. Murung Raya

10.750

2.000

12.750

3,94

14 Pemkab. Pulang Pisau

5.400

1.500

6.900

2,13

15 Pemkot.

3.376

1.200

4.576

1,41

273. 490

50. 031

323. 521

100, 00

Palangka Raya

JU M L A H

Komposisi Modal Setor Tahun 2013


5.18%

6.03%

5.02%

38.33%

6.03%
3.94%

3.94%
2.13%

3.40%
1.41%

3.81%
5.18%

4.67%
5.93%

4.99%

Pem. Prov.Kalteng

Pem. Kota P.Raya

Pem. Kab Barito Selatan

Pem. Kab Kotim

Pem. Kab Kobar

Pem. Kab Barito Utara

Pem. Kab Kapuas

Pem. Kab Barito Timur

Pem. Kab Pulang Pisau

Pem. Kab Katingan

Pem. Kab Murung Raya

Pem. Kab Seruyan

Pem. Kab Gunung Mas

Pem. Kab Lamandau

Pem. Kab Sukamara

74

2. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum


Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dalam melakukan perhitungan
kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.
Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar Basel II
(Standardized Approach) . Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model
Standar, sedangkan secara internal Bank telah menggunakan Value at Risk
sebagai Model Internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada
Pendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach) dan sudah
mensimulasikan Pendekatan Standar (Standardized Approach)
Dalam penerapan SE BI No.13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal
perhitungan ATMR risiko kredit menggunakan pendekatan standar, hasil
perhitungan ATMR Bank menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi 31
Desember 2012 sebesar Rp 1.401 Miliar dengan komponen ATMR
counterparty credit risk sebesar Rp 1.572 Miliar. Posisi ATMR risiko pasar
dengan pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan
standar menunjukan angka Rp 506 Miliar.
Saat ini Bank sedang melakukan pengembangan perhitungan kebutuhan
permodalan untuk risiko kredit dengan pendekatan advance baik regulatory
(IRBA) maupun pendekatan ekonomis. Pendekatan ekonomis (economic
capital) dikembangkan untuk risiko kredit dan risiko operasional.
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR] ) adalah rasio modal
terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]).
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri
dari Modal Inti (Tier I) dan Modal Pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan
pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat
memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (Tier III) yaitu
Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu
sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal (Bank Kalteng saja) pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
(jutaan rupiah)
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM (KPMM) TRIWULANAN
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 Des
31-Des-13
2012
I KOMPONEN MODAL
A Modal Inti
514.566
429.101
1 Modal disetor
184.396
184.396
2 Cadangan Tambahan Modal
330.170
252.964
2.1. Faktor penambah
364.947
278.878
a Agio
b Modal sumbangan
c Cadangan umum
100.359
82.343
d Cadangan tujuan
67.345
55.334
e Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
(6.062)
(7.947)
f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)
64.180
60.054
g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan
h Dana setoran modal
139.125
89.094
i Waran yang diterbitkan (50%)
Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program
j
kompensasi berbasis saham (50%)

BANK UMUM
31 Des
2011

31 Des
2010

346.333
184.396
175.006
176.457
66.544
44.802
(4.259)
52.049
17.321
-

290.839 254.241
153.924
141.947
147.422 112.294
143.328 115.784
53.504
42.993
36.108
29.101
(2.161)
42.418
36.088
11.298
7.602
-

31 Des
2009

75

Lanjutan :
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM (KPMM) TRIWULANAN BANK UMUM
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 Des
31 Des
31 Des
31-Des-13
2012
2011
2010
2.2. Faktor pengurang
34.777
25.914
1.451
(4.094)
a Disagio
b Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
(2.161)
c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%)
(2.102)
d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan
e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar
Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan
f
33.683
25.149
(1.992)
nilai atas aset produktif
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif
g
1.094
765
1.451
yang wajib dihitung
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen
h.
keuangan dalam trading book
3 Modal Inovatif
3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif)
3.2 Pinjaman Subordinasi (perpetual non kumulatif)
3.3 Instrumen Modal Inovatif lainnya
4 Faktor Pengurang Modal Inti
8.259
13.069
10.507
4.1 Goodwill
4.2 Aset tidak berwujud lainnya
8.259
13.069
10.507
4.3 Penyertaan (50%)
4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)
5 Kepentingan Minoritas
B Modal Pelengkap
1 Level Atas (Upper Tier 2)
1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif)
1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif)
1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif)
1.4 Mandatory convertible bond
1.5 Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti
1.6 Instrumen modal pelengkap level atas ( upper tier 2 ) lainnya
1.7 Revaluasi aset tetap
1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR)
Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan
1.9
nilai wajar atas penyertaan dlm kategori Tersedia untuk Dijual
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
2.1 Redeemable preference shares
2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan
2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah ( lower tier 2 ) lainnya
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap
3.1 Penyertaan (50%)

II
III
IV
V
VI
VII
VIII

3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)


C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap
Eksposur Sekuritisasi
D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan
E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK
RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)]
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO
KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]

31 Des
2009
(3.490)
(3.490)
-

27.647
27.647
27.647

23.844
23.844
23.844

21.969
21.969
21.969

17.310
17.310
17.310

19.626
20.126
20.126

500

500

542.213
452.946
368.303
308.149
273.867
542.213
452.946
368.303
308.149
273.867
1.571.573 1.401.367 1.469.896 1.125.071 1.414.194
640.181
506.111
477.098
259.707
24,52%

23,75%

18,92%

22,25%

19,37%

24,52%

23,75%

18,92%

22,25%

19,37%

76

D. HASIL USAHA
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan yang diperoleh tahun 2013 sebesar Rp 496.467 juta atau
turun sebesar Rp 36.013 juta atau 6,76% dibandingkan tahun 2012 sebesar
Rp 532.480 juta. Turunnya pendapatan disebabkan oleh di tahun 2012 Bank
Kalteng masih memakai perhitungan PPAP berdasarkan PBI Nomor :
7/2/PBI/2009 sedangkan di tahun 2013 Bank Kalteng sudah memakai
perhitungan CKPN berdasarkan PBI Nomor 14/15/PBI/2012.
Pendapatan ini sebagian besar ditunjang oleh pendapatan bunga penempatan
dan surat berharga sebesar Rp 75.379 juta, pendapatan bunga kredit sebesar
Rp 385.554 juta, pendapatan provisi & komisi sebesar Rp 4.509 juta,
Pemulihan (Pembentukan) Penyisihan Kerugian Rp 2.949 juta, pendapatan
operasional lainnya sebesar Rp 24.752 juta dan pendapatan non operasional
sebesar Rp 3.324 juta.
2. Beban
Jumlah beban selama tahun 2013 adalah sebesar Rp 319.855 juta, turun
sebesar Rp 51.413 juta atau 13,85% dari tahun 2012 sebesar Rp 371.268
juta.
Adapun beban terdiri dari beban bunga sebesar Rp 106.572 juta,
pembentukan CKPN sebesar Rp 2.044 juta, beban operasional lainnya sebesar
Rp 210.126 juta dan beban non operasional sebesar Rp 1.113 juta.
3. Laba Usaha & Laba Bersih
Laba usaha atau laba sebelum pajak tahun 2013 sebesar Rp 176.612 juta, naik
sebesar Rp 15.400 juta atau 9,55% dari tahun 2012 sebesar Rp 161.212 juta.
Sedangkan laba bersih tahun 2013 sebesar Rp 128.361 juta naik Rp 8.253 juta
atau 6,87% dari tahun 2012 sebesar Rp 120.108 juta.
Tabel : 16
PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAN BIAYA DARI TAHUN 2009 - 2013
(Jutaan rupiah)
Uraian
(1)
Pendapatan operasional
Pendapatan non operasional
Jumlah pendapatan
Beban operasional
Beban non operasional
Jumlah biaya
Laba sebelum pajak
Pajak penghasilan
Laba setelah pajak

2009
(2)
325.540
391
325.932
223.902
592
224.494
101.437
31.368
70.070

2010
(3)
342.387
390
342.777
219.952
1.420
221.372
121.405
34.468
86.937

2011
(4)
398.787
453
399.240
252.453
2.330
254.783
144.458
39.133
105.325

2012
(5)
530.299
2.181
532.480
370.306
962
371.268
161.212
41.104
120.108

2013
%
(7)=(6-5):5)
(6)
493.143
(7,01)
3.324
52,40
496.467
(6,76)
318.742
(13,92)
1.113
15,64
319.855
(13,85)
176.612
9,55
48.251
17,39
128.361
6,87

77

4. Pembagian Laba
Tabel : 17
PEMBAGIAN LABA TAHUN BUKU 2009 - 2013
(jutaan rupiah)
Uraian
(1)
Dividen Peserta Modal
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Dana Kesejahteraan
Tantiem Direksi & Dewan Komisaris
Jumlah

E.

2009
(2)
40.640
10.510
7.007
7.007
4.905
70.070

2010
(3)
50.424
13.041
8.694
8.694
6.086
86.937

2011
(4)
61.088
15.799
10.532
10.532
7.373
105.325

2012
(5)
69.662
18.016
12.011
12.011
8.408
120.108

2013
%
(7)=(6-5):5)
(6)
74.449
6,87
19.254
6,87
12.836
6,87
12.836
6,87
8.985
6,87
128.361
6,87

PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING YANG TERJADI


Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yang dikeluarkan selama tahun 2013,
terdapat peraturan yang berdampak pada laporan keuangan maupun organisasi
Perbankan antara lain:
1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/1/DPNP tanggal 15 Januari 2013
tentang Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.15/2/DPNP tanggal 4 Februari 2013 perihal
Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia
3. Peraturan Bank Indonesia 15/1/PBI/2013 Tanggal 18 Februari 2013 Tentang
Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan
4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
5. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tanggal 8 Maret 2013 perihal
Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum Berdasarkan Modal Inti
6. Surat Edaran Bank Indonesia No.15/6/DPNP tanggal 8 Maret 2013 perihal
Kegiatan Usaha Bank Umum berdasarkan Modal Inti
7. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/4/DPNP tanggal 6 Maret 2013 perihal
Kepemilikan Saham Bank Umum
8. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 perihal
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
9. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/19/PBI/2010 Tentang Giro Wajib
Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing
10. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/ 41 /DKMP Tanggal 1 Oktober 2013
Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan Giro Wajib Minimum
Berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah
11. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/11/PBI/2013 tanggal 22 November 2013
tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Kegiatan Penyertaan Modal
12. Peraturan Bank Indonesia No.15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

78

F.

FOTO PERISTIWA PENTING TAHUN 2013

Kegiatan Sosial Anjang Sana dalam rangka HUT Kalteng Ke- 56 di Panti
Asuhan Ayah Bundadii Palangka Raya tanggal 16 Mei 2013

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2012 di Palangka Raya
tanggal 17 Mei 2013

79

Rapat Kerja Tahun 2013 Bank Kalteng 2013 di Palangka Raya tanggal
10 Oktober 2013

Rangkaian Kegiatan Peringatan HUT ke 52 Bank Kalteng (Donor Darah) di


Palangka Raya tanggal 28 Oktober 2013

80

Rangkaian Kegiatan Peringatan HUT ke 52 Bank Kalteng (Donor Darah) di


Palangka Raya tanggal 28 Oktober 2013

Rangkaian Kegiatan Peringatan HUT ke 52 Bank Kalteng (Kunjungan Kasih


ke SD Negri 01 Petuk Katimpun) di Palangka Raya tanggal 31 Oktober 2013

81

Rangkaian Kegiatan Peringatan HUT ke 52 Bank Kalteng (Pemotongan


Tumpeng) di Palangka Raya tanggal 28 Oktober 2013

Acara Penarikan Undian TAHETA di Nanga Bulik tanggal 26 Agustus 2013

82

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2013 Bank Kalteng di Palangka
Raya tanggal 28 Agustus 2013

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2013 Bank Kalteng di Palangka
Raya tanggal 13 Desember 2013

83

Acara Tutup tahun 2013 Keluarga Besar Bank Kalteng di Palangka Raya
tanggal 28 Desember 2013
G. HAL-HAL PENTING YANG DIPERKIRAKAN TERJADI DI MASA MENDATANG
Memperhatikan perkembangan kedepan, beberapa hal yang diperkirakan terjadi
dimasa mendatang menyangkut tentang Bank Kalteng antara lain :
1. Masa bakti Pengurus Bank Kalteng Periode 2009-2013 berakhir pada tanggal
5 September 2013. Namun dalam proses suksesi tersebut ternyata memakan
proses dan waktu yang cukup lama sehingga Pengurus Bank Kalteng Periode
2009-2013 diperpanjang masa jabatannya sampai dengan terpilihnya
pengurus baru yang diperkirakan berlanjut sampai Triwulan II/2014.
2. Rencana peluncuran/pelaksanaan produk atau aktivitas baru berupa
pengembangan segmen Tabungan (TAHETA & SIMPEDA), multibilier, skim
kredit sektor perkebunan, home banking, mobil Kas Keliling (ATM mobile),
dan rencana Bank Kalteng buka dengan pelayanan terbatas di hari Sabtu
(bukan hari libur nasional).

84

IV. HAL HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN

A.

Permodalan
Bahwa salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)
PT. Bank Kalteng yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2013, sebagaimana
tertuang dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH., Nomor 06 tanggal 17 Mei
2013, telah disepakati bersama untuk meningkatkan besarnya Modal Dasar PT.
Bank Kalteng dari Rp. 500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah) menjadi Rp.
1.000.000.000.000,- (Satu triliun rupiah) dan telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU35100.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013.
Peningkatan Modal Dasar tersebut, diikuti dengan peningkatan jumlah Modal
Yang Ditempatkan yang menjadi komitmen masing-masing Pemerintah Provinsi
/ Kabupaten / Kota se Kalimantan Tengah selaku Pemegang Saham PT Bank
Kalteng. Disepakati pula bahwa pemenuhan penyetoran Modal Yang
Ditempatkan oleh masing-masing Pemegang Saham dilakukan secara bertahap,
hingga secara keseluruhannya terpenuhi paling lambat bulan Juni 2018.

B.

Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit untuk usaha-usaha produktif dirasakan masih lambat, karena
usaha-usaha yang feasible untuk dibiayai dengan kredit di Provinsi Kalimantan
Tengah ini nampaknya masih terbatas ditambah lagi dengan persaingan
perbankan yang semakin ketat. Hal ini disebabkan para pengusaha kecil &
mikro masih banyak yang belum memenuhi kriteria Bank teknis dan sifat usaha
yang belum menetap sehingga kurang mampu memberikan keyakinan
pengembalian kredit bagi Bank, oleh sebab itu Bank perlu memberi bimbingan
teknis sebelum menyalurkan kredit agar diperoleh keyakinan / kelayakan atas
pengelolaan usaha yang bersangkutan.
Walaupun demikian pertumbuhan kredit PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah tiap tahun terus meningkat sebagaimana diuraikan dalam
awal laporan ini.

C.

Pengembangan Lokasi Usaha


Dalam upaya pengembangan kedepan masih diperlukan dukungan dalam
penyediaan lokasi lahan yang strategis untuk tempat membangun gedung
kantor (khususnya untuk daerah yang belum tersedia lahan) sekaligus
memerlukan bantuan fasilitasi dari Pemerintah Daerah setempat`. Dengan
tersedianya lokasi yang strategis maka akan memotivasi peningkatan usaha
Bank dan pelayanan kepada nasabah / masyarakat.

D.

Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia menempati posisi yang sangat strategis dalam
pengembangan bisnis untuk mensukseskan sebuah industri Perbankan dan
sebagai modal atau asset bagi organisasi dengan istilah human capital yang
dapat dilipatgandakan sebagai investasi bukan sebaliknya sebagai liability
(beban) bagi institusi atau organisasi sehingga untuk itu Bank Kalteng terus
85

mengupayakan untuk meningkatkan dengan SDM yang berkualitas, kompeten,


responsive, berorientasi pada target, fokus pada customer satisfaction dan
dapat mengantisipasi perkembangan pasar.

E.

Teknologi Informasi
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perlu penambahan dan
pengembangan Teknologi Informasi termasuk perubahan penyesuaian Aplikasi
Core Banking System, pembaharuan, pemeliharaan, hardware dan/atau
software untuk mendukung operasional pengembangan produk, layanan,
informasi
keuangan dan laporan harus mendapat prioritas walaupun
memerlukan biaya investasi yang cukup besar.

F.

Lain-Lain
Pelaksanaan fungsi pengawasan melekat dari para pejabat Bank masih perlu
ditingkatkan terutama penerapan Manajemen Risiko dan Good Corporate
Governance (GCG).
Fasilitas dan kualitas sarana kerja masih relatif rendah, terutama untuk
bangunan gedung kantor di daerah, karena kemampuan investasi yang
masih terbatas.
Outstanding Kredit Bermasalah dan Kredit Hapus Buku masih cukup besar,
oleh karenanya perlu upaya penagihan / penyelesaian yang optimal dan
disatu sisi perlu adanya bantuan & dukungan dari para Pemegang Saham
dalam penyelesaiannya.
Mengoptimalkan penempatan dana Pemda di PT. Bank Kalteng serta
optimalisasi penghimpunan dana-dana masyarakat khususnya Giro Swasta,
Tabungan dan Deposito.
Membenahi penataan dan pengelolaan arsip termasuk pengamanan
penyimpanan dokumen-dokumen berharga / dokumen penting.
Meneliti dan menyempurnakan beberapa BPP (Buku Pedoman Perusahaan)
secara berkala.
Menertibkan dan menatalaksanakan fisik dan administrasi Aktiva Tetap dan
Inventaris Bank, baik yang ada di Kantor Pusat maupun yang ada di Cabang
dan Capem.
Menyelesaikan pos-pos / rekening perantara yang masih menggantung
cukup lama.

86

V.

A.

TUGAS PENGAWASAN YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH


DEWAN KOMISARIS SELAMA TAHUN 2013

Pendahuluan
Dalam menghadapi situasi perekonomian yang berkembang cepat, berbagai
tantangan yang dinamis serta terintegrasinya perekonomian internasional
dewasa ini, kedepannya diperlukan perbankan yang sehat dan tangguh agar
mampu bertahan terhadap persaingan yang semakin ketat dan mampu
berkembang.
Sehubungan dengan itu, berbagai aturan seperti penerapan manajemen risiko
dan tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) telah pula
menjadi keharusan untuk dilaksanakan oleh bank. Dengan demikian
pengelolaan yang hati-hati dan pengawasan yang baik merupakan tuntutan
yang harus dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan
bank.
Dalam kaitannya dengan fungsi Dewan Komisaris sebagai pengawas dan unsur
penyeimbang (check and balance), diharapkan mampu mendorong tercapainya
efisiensi dan efektivitas pengelolaan bank yang dilakukan oleh Direksi.
Dewan Komisaris secara kolegial mempunyai tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawab sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan Bank Indonesia, antara lain ;
1.
Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999,
tentang penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan
Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum,
menetapkan antara lain bahwa Dewan Komisaris, harus ;

2.

a.

Meneliti dan menyetujui Audit Charter dan Rencana Audit intern


serta menanggapi masalah-masalah yang dijumpai serta meminta
kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan khusus apabila
terdapat dugaan terjadinya fraud/kecurangan terhadap ketentuan
yang berlaku.

b.

Melakukan review terhadap rencana dan pelaksanaan audit serta


memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.

c.

Memantau dan mengingatkan auditee bilamana tidak menindak


lanjuti hasil pemeriksaan SKAI.

d.

Mengevaluasi hasil pemeriksaan SKAI serta meminta Direksi untuk


menindak lanjuti hasil pemeriksaan SKAI.

Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang


Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC), menetapkan antara lain
bahwa Dewan Komisaris harus;

87

3.

4.

5.

a.

Memahami ketentuan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenal


Nasabah (KYC).

b.

Memonitor pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang


dilaksanakan oleh Direksi termasuk ketaatan dalam penyampaian
laporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK).

Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang


Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, menetapkan antara lain
bahwa Dewan Komisaris harus ;
a.

Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko.

b.

Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi atas pelaksanaan


kebijakan Manajemen Risiko.

c.

Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan


dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

Surat Edaran Bank Indonesia No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003


perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum,
terkait tanggung jawab Dewan Komisaris menyebutkan antara lain ;
a.

Harus dapat bersikap obyektif serta memiliki pengetahuan dan


kemampuan serta keingin tahuan mengenai kegiatan usaha dan
risiko Bank.

b.

Harus berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan


terhadap permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas
Sistem Pengendalian Intern, seperti adanya hambatan dalam arus
informasi dari bawahan kepada pimpinan dan kelemahan dalam
pelaksanaan fungsi keuangan, hukum dan audit intern.

c.

Secara berkala mengadakan rapat pertemuan dengan Direksi dan


pejabat eksekutif Bank termasuk Komite-komite untuk membahas
efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

d.

Melakukan kaji ulang terhadap hasil evaluasi pelaksanaan


pengendalian intern yang dibuat oleh Direksi, SKAI dan auditor
ekstern.

e.

Secara berkala melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa


Direksi telah menindak lanjuti dengan tepat atas temuan dan
rekomendasi yang disampaikan oleh otoritas pengawasan Bank, baik
auditor intern maupun auditor ekstern.

f.

Secara berkala melakukan kaji ulang terhadap validitas strategi Bank


yang telah ditetapkan.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan


No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum, menetapkan antara lain bahwa :
88

a.

Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab


secara independen.

b.

Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan


Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha
Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

c.

Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan
nasihat kepada Direksi.

d.

Dalam melakukan pengawasan, Komisaris wajib mengarahkan,


memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

e.

Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat


dalam pengambilan Keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali ;
1). Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia tentang BMPK Bank Umum,
dan
2). Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau
peraturan perundangan yang berlaku.

f.

Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris, merupakan bagian


dari tugas pengawasan oleh Komisaris sehingga tidak meniadakan
tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
Dengan demikian pemberian izin / persetujuan secara tertulis bukan
merupakan tindakan pengurusan oleh Dewan Komisaris conform
Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Pasal 17 ayat (1) berikut penjelasannya.
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindak
lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern
Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan / pemeriksaan Bank
Indonesia dan atau pengawasan otoritas lainnya.

g.

Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia


paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran
peraturan perundang-undangan dibidang Keuangan dan Perbankan,
dan ataupun keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha Bank.

h.

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan


tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk Komitekomite dan memastikan bahwa Komite yang telah dibentuk
menjalankan tugasnya secara efektif.

i.

Baik Dewan Komisaris maupun Komite-Komite wajib memiliki


pedoman dan tata tertib kerja yang paling kurang terdiri dari
pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat, yang
bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris.

89

6.

j.

Bahwa Dewan Komisaris maupun Komite-Komite wajib


menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara optimal.

k.

Setiap usulan penggantian dan / atau pengangkatan anggota Direksi


oleh Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham,
Komite Remunerasi dan Nominasi berkewajiban menjaring,
menyaring dan merekomendasikan calon anggota Dewan Komisaris
dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007, perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum,
menetapkan antara lain bahwa Dewan Komisaris harus memastikan
bahwa :
a.

Bank harus berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan


perundang-undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan
Good Corporate Governance.
wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan
Bank

b.

atau jenjang organisasi.


Bank wajib menyampaikan Laporan Pelaksanaan Good Corporate
Governance kepada Pemegang saham dan juga kepada beberapa
lembaga lainnya, antara lain Bank Indonesia/OJK. Keberadaan
laporan dimaksud diperlukan untuk mengedukasi serta
meningkatkan check and balance stakeholders Bank dan persaingan
melalui mekanisme pasar.

c.

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan Good


Corporate Governance, Bank diwajibkan secara berkala melakukan
self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan
pelaksanaan Good Corporate Governance, sehingga apabila masih
terdapat kekurangan dalam pengimplementasiannya, maka Bank
dapat segera menetapkan rencana tindak (action plan) yang meliputi
tindakan korektif yang diperlukan.

d.

Kesimpulan

umum hasil self assessment pelaksanaan Good


Corporate Governance harus ditanda tangani oleh Komisaris Utama
dan Direktur Utama Bank.

7.

Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Kalteng yang telah disesuaikan


dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
sebagaimana yang tercantum dalam Akta yang dibuat oleh Notaris Ellys
Nathalina, SH, MH No. 40 tanggal 28 Juni 2008, menetapkan antara lain
bahwa :
a.

Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat


kepada Direksi setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan,
90

berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang


dipergunakan atau yang dikuasai oleh perseroan dan berhak
memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya,
memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta
berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.

8.

b.

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan


tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada
butir 6.1. diatas, Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang,
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan
Nominasi yang pengangkatannya dilakukan oleh Direksi termasuk
menetapkan penghasilannya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

c.

Dewan Komisaris menetapkan Kebijakan Umum Perseroan


berdasarkan ketentuan, peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan melakukan kegiatan-kegiatan :
1)

Menyusun tata cara pengawasan atas pengelolaan Perseroan.

2)

Melakukan pengawasan atas pengurusan Perseroan.

3)

Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja dan anggaran


tahunan Perseroan.

4)

Membantu dan mendorong


pengembangan Perseroan.

usaha

pembinaan

dan

d.

Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan


penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan
Komisaris.

e.

Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk


sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota
Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan Peraturan Per Undang - Undangan yang berlaku, pemberhentian
sementara harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai
alasannya.

Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tanggal 1 September 2011,


khususnya pada BAB II Pasal 6, menyebutkan bahwa Dewan Komisaris
wajib melakukan pengawasan aktif terhadap Fungsi Kepatuhan dan
memberikan saran-saran dalam rangka meningkatkan kualitas
pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank.
Berkenaan hal tersebut menurut pengamatan Dewan Komisaris bahwa
selama periode tahun 2013, Bank/Satker telah berupaya melaksanakan
kepatuhan dengan menerapkan dan mengimplementasikan berbagai
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha Bank
sesuai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
91

B.

Pelaksanaan Tugas, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab Dewan


Komisaris Dalam Tahun 2013
1.

Dari uraian tentang payung hukum yang menjadi dasar dan pedoman
Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan sebagaimana huruf A
tersebut diatas, disimpulkan bahwa tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawab Dewan Komisaris dapat dirangkum kedalam 3 (tiga)
kegiatan pokok yaitu pengendalian, pembinaan dan pengawasan, dengan
penjelasan bahwa :

Pengendalian, dilakukan dalam bentuk membatasi, menunjukkan,


memahamkan dan mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas Direksi.

Pembinaan, dilakukan dalam bentuk usaha peningkatan dan menjaga


kelangsungan tugas-tugas Direksi.

Pengawasan, dilakukan dalam bentuk mengadakan pemeriksaan


secara aktif dan pasif, baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan/fraud.

2.

Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,


Dewan Komisaris telah membentuk 3 (tiga) komite sesuai Keputusan
Direksi No. DSDM.17/SK-0203/X.12 tanggal 5 Oktober 2012, yaitu Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

3.

Penjelasan dari tugas dan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh


Dewan Komisaris adalah :
a.

Pengendalian
1).

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan


pelaksanaan Rencana Bisnis Tahun 2013 dan masalah-masalah
lain yang dihadapi perusahaan melalui surat-surat dan Rapat
Rutin setiap bulan ataupun Rapat Khusus dengan Direksi serta
meminta komitmen Direksi untuk mengambil langkah
perbaikan dalam hal terdapat deviasi yang cukup signifikan
antara realisasi dan target rencana bisnis.

2).

Menyampaikan laporan pengawasan secara berkala setiap


semester kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

3).

Bersama Direksi mempersiapkan pelaksanaan RUPS Tahunan


Tahun Buku 2013 mapun pelaksanaan RUPS Luar Biasa (sesuai
kebutuhan).

4).

Bersama Direksi menanda tangani lembar-lembar saham, serta


laporan tertentu lainnya (antara lain Laporan Tahunan,
Laporan Pengawasan Intern).

5).

Melakukan perjalanan dinas ke Cabang/Capem tertentu untuk


melaksanakan supervisi serta penutupan audit dan ataupun

92

keluar daerah untuk mengikuti rapat kerja,


workshop, pelatihan, study banding, dan lain-lain.

seminar,

6).

Meneliti dan mempertimbangkan permohonan pinjaman


pihak terkait sesuai kewenangan Dewan Komisaris untuk
disetujui atau ditolak.

7).

Meneliti,
mempertimbangkan
dan
memberikan
masukan/koreksi serta menyetujui penyusunan pedoman serta
sistem dan prosedur kerja yang dibuat dan di usulkan oleh
Direksi.

8).

Direksi dam setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan


penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan oleh Dewan
Komisaris.

9).

Seluruh satuan kerja Bank Kalteng agar selalu mempedomani


Keputusan Direksi No. DPI.05/SK-0117/V.112 tanggal 6 Juni
2012 tentang Kebijakan Strategis Anti Fraud termasuk pula
BPP lain-lainnya.

10). Memantau dan mengevaluasi serta mengingatkan Direksi


terhadap perkembangan dan realisasi RBBU tahunan.
11). Mengingatkan dan mendorong Direksi untuk melakukan
efisiensi biaya sepanjang tidak menghambat kepentingan
usaha Bank.
12). Secara aktif meneliti, membahas dan menetapkan serta
menyetujui Naskah Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) 2013 2015 PT. Bank Kalteng yang disusun oleh Direksi, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Bank Indonesia untuk
mendapat penelitian dan persetujuan.
b.

Pembinaan
1)

Melaksanakan Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris dengan


Komite-Komite, atau Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi
beserta jajarannya secara rutin tiap bulan dan ataupun secara
insidentil jika dianggap perlu.

2)

Secara aktif menyurati Direksi dengan tembusan Divisi, Cabang


dan Capem terkait untuk memberikan petunjuk dan arahan
terhadap suatu masalah.

3)

Secara aktif menanggapi dan merespon surat-surat masuk dari


Direksi, Divisi, Cabang dan Capem, jika dianggap perlu.

4)

Mengingatkan Direksi dan jajarannya agar secara teratur


melaksanakan Rapat Rutin sesuai SK Direksi dan tindak
lanjutnya agar selalu dimonitor serta dievaluasi.

5)

Mendorong Direksi agar selalu meningkatkan kualitas SDM


melalui pendidikan dan latihan.
93

6)

Mendorong Direksi agar selalu konsisten menerapkan prinsip


reward and punishment terhadap karyawan sesuai peraturan
yang berlaku.

7)

Mendorong dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan


disiplin kerja dan disiplin pegawai.

8)

Memastikan bahwa tidak terdapat benturan kepentingan


dalam proses pengambilan keputusan, termasuk pengenaan
sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran.

9)

Mendorong dan mengingatkan Direksi agar selalu menerapkan


prinsip kehati-hatian (prudential banking) bagi segenap jajaran
bank serta meningkatkan waskat secara berkesinambungan.

10) Mendorong Direksi agar dalam bekerja dan menjalankan


operasional Bank selalu menerapkan prinsip Good Corporate
Governance.
11) Membudayakan sikap cepat tanggap pada semua satker
terhadap surat-surat Direksi dan Dewan Komisaris.
c.

Pengawasan
1)

Meneliti dan menyetujui rencana kerja dan rencana audit Divisi


Pengawasan Intern.

2)

Memantau temuan-temuan audit dan memastikan bahwa hasil


audit intern maupun ekstern telah ditindak lanjuti/ diselesaikan
oleh Direksi.

3)

Memantau dan mengingatkan Direksi agar mengupayakan


dipenuhinya komitmen Para Pemegang Saham untuk
melakukan penyetoran modal sebagaimana tertuang dalam
Rencana Bisnis dan Action Plan Pemenuhan Modal Inti
Minimum.

4)

Memantau dan mengingatkan Direksi terhadap kekeliruankekeliruan yang terjadi dalam penyajian laporan keuangan,
termasuk jadwal pengirimannnya.

5)

Memantau dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan


upaya penagihan/penurunan kredit bermasalah (kolek 3 s/d 5)
termasuk kredit hapus buku melalui penagihan langsung,
penagihan melalui jajaran Kejaksaan, restrukturisasi kredit dan
penjualan agunan dibawah tangan.

6)

Memantau
dan
mengingatkan
Direksi
agar
lebih
mengoptimalkan upaya penagihan kredit hapus buku dengan
membuatkan action plan dan menetapkan target penyelesaian
kredit hapus buku.

7)

Bersama dengan Direksi melakukan pengawasan aktif terhadap


penerapan manajemen risiko dan prinsip mengenal nasabah.
94

8)

Senantiasa
memantau,
mengevaluasi
dan
meminta
pertanggung jawaban Direksi atas efektivitas penerapan
Manajemen Risiko sesuai dengan kebijakan Manajemen Risiko
yang telah ditetapkan.

9)

Memastikan dan mengevaluasi terlaksananya seluruh prinsip


Good Corporate Governance (GCG) pada setiap jenjang
organisasi.

10) Mendorong Direksi agar melakukan peningkatan pengawasan


melekat (waskat) di segenap jenjang organisasi/unit kerja, baik
di Kantor Pusat maupun di semua Cabang dan Capem serta
Kantor Kas, dengan memanfaatkan/ mengoptimalkan Divisi
Pengawasan Intern, KIC serta Komite Audit & Komite
Pemantau Risiko.
11) Memantau dan mengingatkan Direksi agar pembuatan dan
pengiriman laporan berkala diupayakan tepat data dan tepat
waktu guna menghindari risiko denda.
12) Bersama Direksi menanda tangani Laporan Bank dan Laporan
Hasil Pemeriksaan Intern secara berkala kepada Bank Indonesia.
13) Memantau respon Direksi, Cabang dan Capem dalam
menanggapi dan menindak lanjuti surat-surat Dewan
Komisaris, Bank Indonesia dan ataupun institusi lainnya.
14) Memantau dan meningkatkan kinerja DPI dan KIC agar
sungguh-sungguh
berperan
sebagai
ujung
tombak
pengawasan dengan menerapkan audit berbasis risiko (Risk
Based Audit).
15) Memastikan bahwa Kasus-kasus dan fraud point per point
telah tuntas diselesaikan.
16) Hal-hal lain yang menyangkut pengendalian, pembinaan dan
pengawasan.
17) Memantau dan mengingatkan Direksi terkait kinerja DPI & KIC
dalam meneliti dan mengaudit KUR.
4.

Rekomendasi Dewan Komisaris


Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan fungsi pengawasan,
pengendalian dan pembinaan serta supervisi, Dewan Komisaris secara
aktif dan berkesinambungan berinteraksi aktif dengan pihak Direksi
dan/atau dengan jajaran Bank terkait, baik melalui surat maupun rapatrapat dan ataupun melakukan kunjungan langsung kelapangan untuk
membahas hal-hal penting yang dirasa perlu dan memberikan pembinaan
serta Rekomendasi untuk ditindak lanjuti, dilaksanakan serta dipedomani
sebagaimana mestinya.

95

Dalam menjalankan fungsi pengawasan tersebut Dewan Komisaris juga


telah memanfaatkan dan memberdayakan 3 (tiga) Komite, yaitu Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
Rekomendasi dari Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan,
pengendalian dan pembinaan serta supervisi dituangkan dalam surat-surat
Dewan Komisaris kepada Direksi dan Risalah Rapat yang selama tahun
2013 tercatat sebanyak 440 buah surat antara lain, tercermin dari :
a.
Pemantauan dan Evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan
RBBU tahun 2013.
b.

c.

Terangkum dalam 13 (tiga belas) buah surat.


Menyampaikan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris setiap
Semester kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah / Kepala Kantor OJK sesuai ketentuan yang
berlaku.
Terangkum dalam 2 (dua) buah surat.
Mengingatkan tentang Tata Kelola perusahaan yang baik (GCG)
serta penerapan fungsi kepatuhan sesuai Peraturan Bank Indonesia.
Terangkum dalam 5 (lima) surat.

d.

Memantau dan mengingatkan Direksi terkait dengan Aktiva Tetap


dan Inventaris serta Pengembangan Teknologi Informasi.
Terangkum dalam 8 (delapan) buah surat.

e.

Meneliti dan mempertimbangkan permohonan kredit dan Garansi


Bank pihak terkait sesuai kewenangan Dewan Komisaris untuk
disetujui atau ditolak dan ataupun hal-hal lain yang berkaitan
dengan perkreditan.
Terangkum dalam 32 (tiga puluh dua) buah surat.

f.

Meneliti, mempertimbangkan dan memberikan masukan/koreksi


serta menyetujui penyusunan pedoman dan sistem kerja yang dibuat
dan diusulkan oleh Direksi seperti KYC, Pengembangan Jaringan,
Produk Baru, Tarif, CSR dan APU-PPT.
Terangkum dalam 13 (tiga belas) buah surat.

g.

Memantau dan mengingatkan Direksi agar mengupayakan


dipenuhinya komitmen Para Pemegang Saham untuk melakukan
penyetoran tambahan penyertaan modal pada Bank dan ataupun
hal-hal lainnya yang terkait Pemegang Saham.
Terangkum dalam 6 (enam) buah surat.

h.

Memantau dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan upaya


penagihan kredit bermasalah (Kolek 3 s/d 5) dan hapus buku baik
ditagih sendiri maupun melalui pihak Kejaksaan Negeri setempat.
Terangkum dalam 74 (tujuh puluh empat) buah surat.

96

i.

Hal-hal lain yang menyangkut pengendalian, pembinaan dan


pengawasan termasuk KAP.
Terangkum dalam 16 (enam belas) buah surat.

j.

Secara aktif menyurati dan mengingatkan Direksi dengan tembusan


Divisi, Cabang dan Capem terkait untuk memberikan petunjuk dan
arahan terhadap Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Denda
Laporan serta pembuatan dan pengiriman laporan lainnya.
Terangkum dalam 24 (dua puluh empat) buah surat.

k.

Menanggapi dan mengapresiasi Notulen Rapat Rutin Cabang dan


Cabang Pembantu.
Terangkum dalam 45 (empat puluh lima) buah surat.

l.

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap aktivitas Cabang dan


Cabang Pembantu, Pelayanan Bank, BRCm ATM, PT Sarana Kalteng
Ventura, Peredaran Uang serta kegiatan Operasional lainnya.
Terangkum dalam 17 (tujuh belas) buah surat.

m.

Pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap hal-hal yang terkait


dengan kepegawaian, Pengurus Bank, Remunerasi, Anggaran Dasar,
Komite-komite, Pendidikan dan Latihan.
Terangkum dalam 48 (empat puluh delapan) buah surat.

n.

Pemantauan, klarifikasi dan evaluasi terhadap hasil audit intern (DPI


& KIC) dan ekstern (BI & BPK-RI)
Terangkum dalam 86 (delapan puluh enam) buah surat.

o.

Melaksanakan Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris dengan Komitekomite, Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris atau Rapat Dewan
Komisaris dengan Direksi beserta jajarannya atau rapat intern
masing-masing Komite secara rutin tiap bulan dan ataupun secara
insidentil jika dianggap perlu.
Terangkum dalam 53 (lima puluh tiga) buah Notulen/Risalah Rapat.

Secara rinci klasifikasi surat-surat/Risalah Rapat Dekom kepada Direksi


dalam upaya-upaya pengawasan, pembinaan dan pengendalian serta
perbaikan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2013,
sebagaimana Daftar Rekapitulasi berikut ini ;

97

No.
1.
2.
3.

DAFTAR SURAT-SURAT DEWAN KOMISARIS KEPADA DIREKSI


SELAMA TAHUN 2013
Semester Semester
Surat-surat Dekom Tentang
I/2013
II/2013
Rencana Bisnis Bank Umum
8
5
(RBBU)
Good Corporate Governance
4
1
(GCG)
BPD Regional Champion (BRC)
1
-

Jumlah
13
5
1

4.

Pemegang Saham

5.

Pengurus Bank

14

19

6.

Pengkinian Data Nasabah

7.

Pengembangan Jaringan

8.

Produk Baru

9.

Tarif

10.

Pelayanan Bank

11.

PT Sarana Kalteng Ventura

12.

Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

13.

Anggaran Dasar PT Bank Kalteng

14.

Remunerasi

15.

17.

Denda Laporan
Corporate Social Responsibility
(CSR)
APU-PPT

18.

Perkreditan

15

19

19.

Persetujuan Kredit

20.

Perkembangan KUR

21.

40

29

69

25.

Peredaran Uang
Kredit Bermasalah dan Kredit
Hapus Buku
Kerjasama dengan Pihak
Kejaksaan
Aktivitas Cabang dan Cabang
Pembantu
Kantor Akuntan Publik

26.

Laporan Keuangan

12

21

27.

Laporan Tahunan

28.

Pembinaan dan Pengawasan

15

29.

Aktiva Tetap dan Inventaris

16.

22.
23.
24.

98

No.
30.

Surat-surat Dekom Tentang

Semester
I/2013
1

Semester
II/2013
-

10

17

Jumlah

32.

FKDK/P BPD-SI
Masalah Sumber Daya Manusia
(SDM) / Kepegawaian
Ucapan Selamat

33.

Komite Dewan Komisaris

34.

Pendidikan dan Latihan


Audit Intern dan Ekstern
Divisi Pengawasan Intern (DPI)
Kontrol Intern Cabang(KIC)
Bank Indonesia (BI)
35.4 Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
(BPK-RI)
Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)

13

23
3
-

58
13
1

28

17

45

5
4
9
7
5

3
5
7
6

8
4
14
14
11

2
272

168

2
440

31.

35.

36.
37.

38.

Rapat Rutin Satker


Risalah Rapat Intern
38.1. Dekom dengan Direksi
38.2. Intern Dewan Komisaris
38.3. Komite Audit
38.4. Komite Pemantau Risiko
38.5. Komite Remunerasi &
Nominasi
38.6. Rapat Lain-lain
Jumlah

9
35
10
1

Dari hasil pengawasan, pengendalian dan pembinaan serta supervisi


sebagaimana yang tertuang dalam surat-surat Dewan Komisaris diatas, secara
umum pembinaan dan rekomendasi dari Dewan Komisaris dapat diungkapkan
sebagai berikut ;
1.
Sesuai bidang tugas maka kegiatan dari fungsi, tugas dan tanggung
jawab serta kewenangan Dewan Komisaris yaitu mengingatkan,
mengarahkan, memantau dan mengevaluasi Kebijakan Direksi serta
memberi nasihat, telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan
berpedoman pada Tata Tertib Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap
anggota Dewan Komisaris, conform Keputusan Dewan Komisaris No.
005/Kep/Dekom/ PT.BPKT/IX.2009 tanggal 9 September 2009.
2.

Menunjuk PBI No 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No.


8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran BI No.
9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007, secara bertahap prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati99

hatian dalam pengelolaan bank, oleh Direksi dan jajarannya terus


diupayakan penerapannya dalam kegiatan operasional bank.
3.

Penerapan Manajemen Risiko dalam kegiatan operasional bank yang


berbasis risiko terus dilaksanakan di semua jenjang organisasi dan masih
perlu ditingkatkan dibawah koordinasi Direksi, dan oleh Dewan Komisaris
dilakukan pemantauan yang dilanjutkan dengan evaluasi dan pembinaan.
Hal ini tercermin dari Risalah-risalah Rapat Komite Pemantau Risiko yang
disampaikan kepada Dewan Komisaris dan oleh Dewan Komisaris
ditegaskan dalam bentuk surat kepada Direksi, selanjutnya tindak lanjut
pelaksanaannya dipantau dan diingatkan oleh Dewan Komisaris.

4.

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan cf. PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12


Januari 2011 oleh Bank/satker, terus diupayakan penerapannya dan
diimplementasikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta
kegiatan usaha Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara periodik Direktur Kepatuhan dan jajarannya telah membuat dan
menyampaikan Laporan pelaksanaan tugas dan kewajiban yang telah
dilaksanakan.
Namun sungguhpun demikian dari beberapa satker masih dijumpai hal-hal
yang pelaksanaannya belum berjalan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana yang diharapkan antara lain ;
a.
Keterlambatan dalam menyusun beberapa SOP/BPP.
b.

Hilangnya beberapa berkas/dokumen Kredit Hapus Buku.

c.

Kurangnya pemantauan terhadap hasil pemeriksaan intern, ekstern


dan evaluasi terhadap sumber permasalahan.

d.

Dari temuan audit masih sering terjadi kekeliruan yang berulang.

e.

Masih ada pengenaan denda dari Bank Indonesia/OJK akibat


kekeliruan dalam hal pembuatan/penyajian laporan dan ataupun
kelambatan dalam penyampaian laporan termasuk kelambatan
koreksinya.

f.

Masih terjadi pelanggaran kedisiplinan.

g.

Masih ada pos-pos terbuka yang sudah lama menggantung, padahal


sudah sering diingatkan.

h.

Tidak diketemukannya beberapa SHM asli, barang jaminan debitur.

i.

Diantara beberapa Divisi, Cabang dan Cabang Pembantu masih ada


yang belum menyelenggarakan Rapat Rutin secara konsisten
sebagaimana yang dimaksud dalam surat Keputusan Direksi.

j.

Terdapat kelemahan dalam penggunaan Teknologi Informasi.

k.

Beberapa surat-surat Dewan Komisaris sangat lambat ditanggapi


oleh Satker-satker terkait padahal sudah jelas disebutkan Satker

100

mana yang berkewajiban menanggapinya, sehingga dalam daftar


pemantauan bulan berikutnya, terlihat lagi masih pending.
Dilain pihak Direksi terkesan masih lambat merespon permintaan
Dewan Komisaris dalam bentuk mengingatkan Satker-satker terkait
untuk segera menindak lanjutinya.

5.

l.

Tidak terlaksananya komitmen dan tindak lanjutnya sehingga


melampaui dari target.

m.

Terjadinya fraud pada Cabang & Capem.

Dewan Komisaris selalu mengingatkan perlunya pengawasan aktif dan


pasif serta pengawasan melekat pada semua unsur Pimpinan,
dibudayakan serta dilaksanakan secara berjenjang dalam upaya
meminimalisir risiko.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya masih
terdapat kendala, antara lain ;
a.
Dari temuan hasil pemeriksaan, baik audit intern maupun audit
ekstern, masih ada yang merupakan temuan berulang.

6.

b.

Kadang-kadang masih ada Kontrol Intern Cabang (KIC) yang tidak


membuatkan dan lalai melaporkan hasil pemeriksaan bulanannya.

c.

Masih lambatnya Satker dalam menindak lanjuti/menyelesaikan


temuan hasil audit, baik audit intern maupun audit ekstern.

d.

Sering terlampauinya batas waktu komitmen/janji penyelesaian hasil


audit.

e.

Ada KIC yang seharusnya melakukan pemeriksaan/penelitian pada


Cabang Pembantu dibawahnya, ternyata tidak dilaksanakan secara
konsisten/teratur.

f.

Kualitas hasil pemeriksaan KIC yang masih minimum, sehingga


kurang berbobot.

g.

Frequensi pemeriksaan kas secara mendadak oleh KIC masih kurang.

Secara periodik dilakukan klarifikasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan


pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap tindak lanjutnya
oleh Dewan Komisaris, yaitu dengan membuatkan pemantauan, antara
lain ;
a.

Secara bulanan membuat dan menyampaikan daftar surat-surat


Dewan Komisaris yang masih pending/belum ditanggapi.

b.

Secara Triwulanan membuat daftar penerimaan copy laporan hasil


pemeriksaan KIC.

c.

Secara Triwulanan membuat daftar penerimaan copy Risalah Rapat


Rutin Satker (Divisi, Cabang dan Cabang Pembantu).

d.

Secara bulanan melakukan evaluasi terhadap Neraca Gabungan


(Neraca Aktiva, Pasiva dan Rentabilitas).
101

7.

C.

e.

Secara insidentil melakukan evaluasi terhadap perkembangan


perkreditan termasuk kredit bermasalah dan kredit hapus buku.

f.

Secara insidentil melakukan evaluasi terhadap realisasi RBBU,


evaluasi Aktivitas Cabang Pembantu dan ataupun evaluasi terhadap
produk jasa dan dana Bank Kalteng.

g.

Secara Insidentil menyajikan data dan mengingatkan Direksi


mengenai pos-pos terbuka yang masih menggantung.

Pelaksanaan daripada pengendalian, pembinaan dan pengawasan serta


pemantauan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2013,
tercermin dalam sejumlah surat yang dilaporkan/dicantumkan dalam
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris yang telah disampaikan secara
Semesteran kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Tengah di Palangka Raya dan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
di Palangka Raya conform ;
a.

Surat No. 100/SB/Dekom/PT.BPKT/II.2013 tanggal 22 Februari 2013


Perihal
:
Laporan Pengawasan RBB Semester II/2012 PT
Bank Kalteng

b.

Surat No. 317/SB/Dekom/PT.BPKT/VIII.2013 tanggal 20 Agustus 2013


Perihal
:
Laporan Pengawasan RBB Semester I/2013 PT
Bank Kalteng

c.

Surat No. 053/SB/Dekom/PT.BPKT/II.2014 tanggal 25 Februari 2014


Perihal
:
Laporan Pengawasan RBB Semester II/2013 PT
Bank Kalteng

Hasil Pelaksanaan Tugas, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab


Dewan Komisaris Dalam Tahun Buku 2013
Hasil pelaksanaan daripada pengendalian, pembinaan dan pengawasan yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris selama periode tahun 2013, antara lain
sebagai berikut :
1.
Kegiatan pengendalian, pembinaan dan pengawasan aktif yang dilakukan
oleh Dewan Komisaris telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, dengan
mengacu pada pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi
setiap anggota Dewan Komisaris.

2.

Peringkat self assesment GCG dalam pelaksanaan tugas dan tanggung


jawab Dewan Komisaris selama tahun 2013 sesuai penilaian mendapat
predikat Baik.
Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite yang diwajibkan oleh
Bank Indonesia yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Remunerasi dan Nominasi, yang telah berfungsi sebagaimana mestinya
yaitu mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris.

102

3.

Prinsip-prinsip GCG yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung


jawaban, independensi dan kewajaran juga telah dilaksanakan dan terus
ditingkatkan dalam waktu yang akan datang.

4.

Penerapan Manajemen Risiko juga telah mulai dilaksanakan disemua


jenjang organisasi/unit kerja Bank dan perlu terus ditingkatkan.

5.

Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku bagi Bank


terus semakin ditingkatkan, dan secara periodik dievaluasi oleh Dewan
Komisaris guna disarankan kepada Direksi.

103

VI. TUJUAN & SASARAN BANK KALTENG KEDEPAN


A.

TUJUAN

B.

1. Menjadi Bank tumpuan harapan dan kebanggaan masyarakat Kalimantan


Tengah dan Tuan Rumah di daerah sendiri sebagaimana dicanangkan
dalam BPD Regional Champion.
2. Unggul pada Layanan Perbankan.
3. Berperan aktip mengembangkan Konsumer Banking serta Usaha Retail dan
Kecil yang berbasis pada ekonomi kerakyatan.
4. Memiliki jaringan Kantor Pelayanan disemua kecamatan yang potensial
dan prasarana yang mendukung di Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Menjadi Bank yang memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah
sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
6. Dapat mensejahterakan Stakeholders (Pemegang Saham, Pegawai dan
Nasabah).
ARAH KEBIJAKAN BANK KALTENG TAHUN 2014
1. Meningkatkan Kuantitas , kualitas serta Kompetensi SDM.
Strategi : - Melakukan Perekrutan Pegawai Baru
- Melakukan Pendidikan dan pelatihan
- Memberlakukan Sertifikasi manajemen resiko
- Melakukan promosi, rotasi dan mutasi pegawai.
2. Meningkatkan Pelayanan Unggul .
Strategi : - Melakukan rating layanan
- Menumbuhkan budaya melayani
- Menambah layanan bagi Pemerintah Daerah Kalteng
- Melakukan supervisi kinerja layanan
3. Meningkatkan Modal Inti secara bertahap.
Strategi : - Menambah modal inti bertahap sesuai dengan tingkat risiko
- Meningkatkan intesitas koordinasi dan sosialisasi kepada
stakeholders.
4. Melakukan Konsolidasi dan Revitalisasi Teknologi Informasi dan Organisasi.
Strategi : - Mengoptimalkan Support IT kepada layanan dan produk
- Mengimplemetasikan tahapan arsitektur dan capasity
perencanaan dan pengembangan IT
5. Melakukan Inovasi Pengembangn produk.
Strategi : - Mengembangkan fitur produk sesuai segmen
- Melakukan Diversisifikasi produk
6. Meningkatkan Jaringan Kantor dan ATM
Strategi : - Sistem perekrutan yang profesional
- Melakukan upgrade Penampilan Kantor
- Memperluas Jaringan Kantor, ATM dan Mobil Kas ditempat
strategis
104

C.

7. Meningkatkan share kredit produktif, UMKMK dan Mikro Kecil


Strategi : - Menyusun pertumbuhan dan share kredit produktif
- Melaksanakan program kerja untuk mendukung pencapaian
sasaran kredit produktif
- Melakukan review dan perubahan kebijakan dan skim kredit
- Meningkatkan upaya penagihan / penyelesaian kredit
bermasalah dan kredit hapus buku.
8. Meningkatkan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK)
Strategi : - Meningkatkan daya saing suku bunga
- Melakukan promosi
- Melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR)
9. Memperkuat Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG)
Strategi : - Monitoring dan Evaluasi Kecukupan Kebijakan dan
- Meningkatkan status BPD-Net On Line menjadi Acquirer
prosedur Manajemen Risiko
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan putusan
sehingga memenuhi GCG
10. Memperkuat Fungsi Kepatuhan.
Strategi : - Memastikan terselenggaranya kepatuhan seluruh Satuan
kerja dan terupdatingnya ketentuan
- Memonitoring program kerja Audit guna terlaksananya
fungsi kepatuhan
SASARAN BANK KALTENG MENJADI REGIONAL CHAMPION (BRC)
1. Konsolidasi dan Revitalisasi teknologi Informasi sepenuhnya dapat
mendukung pengembangan Produk, Layanan dan informasi Keuangan &
Laporan
2. Meningkatkan Inovasi dan pengembangan Produk sesuai Kebutuhan,
keinginan dan harapan masyarakat.
3. Meningkatkan Pelayanan Unggul
4. Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Produktif dan
Proaktip
5. Meningkatkan Brand Awareness melalui Komunikasi
Intensif dan
Pencitraan Pelayanan Unggul, Kecepatan Pelayanan Kredit dan Penampilan

Corporate Image
6. Meningkatkan dan memperbaiki Struktur pedanaan masyarakat (Dana
Pihak Ketiga) secara bertahap
7. Meningkatkan Komposisi portfolio kredit produktif terhadap total pinjaman
secara bertahap
8. Mengembangkan Partnership dengan Pemerintah Daerah, Dinas / instansi /
lembaga yang memberikan fee base income, Dana, Kredit dan Perluasan
layanan yang menguntungkan.
9. Meningkatkan Modal Inti
10. Pengembangan jaringan berupa kantor Layanan dan Jaringan
Elektronik secara bertahap dengan catatan tersedianya sarana dan
prasarana yang mendukung operasi jaringan Bank.
105

VII. PENUTUP
Demikianlah informasi dan kegiatan usaha Bank Kalteng dan apa yang telah dicapai
dalam tahun 2013 adalah merupakan hasil kerja sama yang baik dan sungguhsungguh dari semua pihak baik jajaran Bank Kalteng maupun pihak lain. Kami
berpendapat, bahwa tantangan dalam bisnis perbankan dimasa mendatang masih
sangat berat, sehingga Perbankan dituntut untuk mengelola usahanya secara
profesional.
Laporan Tahunan Tahun Buku 2013 ini, beserta laporan keuangan dan informasi
lainnya yang terkait merupakan tanggung jawab Manajemen Bank Kalteng dan telah
disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya
masing-masing dibawah ini sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS

ANDRIS P. NANDJAN
Komisaris Utama

NOORDIMANSYAH
Komisaris Independen

AHIM S. RUSAN
Komisaris Independen

DIREKSI

ARTHEMAS E. ASSAN
Direktur Utama

SOEPANGAT NGASERI
Direktur Umum

CHARLI TAMAN
Direktur Pemasaran

YESAYA I. MINUN
Direktur Kepatuhan

106

STRUKTUR ORGANISASI

RUPS
DEWAN
PENGAWAS SYARIAH

DEWAN
KOMISARIS

KOMITE REMUNERASI
& NOMINASI

DIREKTUR UTAMA

KOMISARIS

KOMITE
PEMANTAUAN RISIKO

DIREKTUR PEMASARAN

DIREKTUR UMUM

DIREKTUR KEPATUHAN

KOMISARIS

KOMISARIS

KOMISARIS

DIVISI
PERENCANAAN &
PENGEMBANGAN

DIVISI
TREASURY

DIVISI
PERKREDITAN

KELOMPOK
PERENCANAAN STRATEGIS & ORGANISASI

KELOMPOK
PEMASARAN
PRODUK & JASA

KELOMPOK
PEMASARAN &
ANALIS KREDIT

KELOMPOK
PENGEMBANGAN
BISNIS

KELOMPOK
MANAJEMEN
DANA

KELOMPOK
PENGENDALIAN
KREDIT

BAGIAN
PENGELOLAAN
BISNIS KARTU

BAGIAN
ADMINISTRASI
KREDIT

DESK
USAHA
SYARIAH

DIVISI TEKNOLOGI
INFORMASI &
AKUNTANSI

DIVISI SUMBER
DAYA MANUSIA
& UMUM

KELOMPOK
PENGEMBANGAN

KELOMPOK
PEMBERDAYAAN
SDM

KELOMPOK
KEPATUHAN

TEKNOLOGI INFORMASI

BAGIAN
ADMINISTRASI
SDM

KELOMPOK
HUKUM

BAGIAN
AKUNTANSI &
ANALIS KEUANGAN

BAGIAN RUTANG,
PENGAMANAN &
HUMAS

TEKNOLOGI INFORMASI

BAGIAN
PENGELOLAAN

107

BAGIAN
PENYELAMATAN
KREDIT

KOMITE AUDIT

DIVISI
PENGAWASAN
INTERN

DIVISI
KEPATUHAN

KELOMPOK
MANAJEMEN
RISIKO

STAF
DIREKSI

KELOMPOK
PENGAWASAN
KANTOR PUSAT
KELOMPOK
PENGAWASAN
KANTOR CABANG

BAGIAN
PENGELOLAAN AT &
KESEKRETARIATAN
CABANG-CABANG
SYARIAH

CABANG-CABANG
KONVENSIONAL

Keterangan :

Garis Komando
Garis Koordinasi

Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor lndependen


Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2O13
Dengan Angka Perbandingan 2012

PT BANK PE,IABANA/NAN DAERAH KAIJ,IAANTAN TENGAH

Etryagrfoofisyti {,WQ$,
Kantor Akuntan Pubtik
Jl. Cempaka Putih Terqah No. 418
Jakarta Pusat 10510

Ap. : (021) 4203589, 4208408 Fax. : (021) 4?16371


E -mail : info@kap-ellya.com, office@kap-ellya.com
Web :www.kap-ellya.com

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE
YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
Laporan
Laporan
Laporan
Laporan

Posisi Keuangan
Laba Rugi Komprehensif
Perubahan Ekuitas
Arus Kas

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

1-2
3
4
5
6 -74

PERNYATAAN DIREKSI

IL
\;J

BAI{KKALTEI{G
PT, BANKPEMBANGTJNANDAERAHKALIMANTANTENGAII

SURAT PERNYATAAN DIREKSI


TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG
BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

Kami yang bertan8a tangan dibawah


1.

Nama

Alamat Kantor
Alamat domisili sesuai KTP
Nomor Telepon Kantor
Jabatan

3.

Jl. G. Obos No.26 Palangka Raya


0536 - 3225602, 32268t2, 32268t3
Direktur Utama

Nama

Soepangat Ngaseri, SE

Alamat Kantor
Alamat domisili sesuai KTP
Nombr Telepon Kantor

Jl. R. T. A. Milono No. 12 Palangka Raya


ll. Lawu No.41 Palangka Raya
0536 - 3225602, 3226872, 3226813

.labatan

DireKur Umum

Nama

Drs. Charli Taman

Alamat Kantor
Alamat domisili sesuai KTP
Nomor Telepon Kantor

ll.

Jabatan

4.

Drs. Arthemas Edmond Assan, MM


Jl. R. T. A. Milono No. 12 Palangka Raya

R, T. A. Milono No. 12 Palangka Raya


Jl. Tumengung Tilung No. 11 Palangka Raya

0536 - 3225602,3226812, 32268t3


Direktur Pemasaran

Nama

Drs. Yesaya Itam Minun

Alamat Kantor
Alamat domisili sesuai KTP
Nomor Telepon Kantor

Jl. R. T. A. Milono No. 12 Palangka Raya


ll. G. Obos Gg. Padi No.4 Palangka Raya
afi6 - 3225602, 32268L2, 32268t3

Jabatan

Direktur Kepatuhan

dalam kedudukannya tersebut diatas beftindak untuk


PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah menyatakan bahwa

dan

atas nama

Direksi

1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Tengah (Bank).

2. Lapqran keuangan Bank telah disusun dan disajikan sesuai

dengan

prinsip akuntansi

berlaku umum.

Xsntor Rrset

RTAMilonoNo 12 Pelaryka ftaya 73111


Telp. {o536) 3zlw2,ri225lrl2,3zt6813,3226sls,?2?ffi9lFax. 10536}:t224$6, gnwia2,gz:2989?,?a}s2t z
e-mail : bph@bpkahery;coflt

Jl.

yang

3. a.

Semua informasi Laporan Keuangan Bank telah dimuat secara lengkap dan benar.
Bank tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan
tidak menghilangkan informasi atau faKa material.

b. Laporan keuangan
4.

Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Bank.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Palangka Raya,

14 Maret

2014

,tiM

ti,fd{

Soeoangat Ngaseri, SE

Direktur Utama

DireKur Umum

Drs. Charli Taman


Direktur Pemasaran

Drs.#-sava Itam Minun


DireKur Kepatuhan

&

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

t&R

Kantor Akuntan Publik

'lEt$a gr{oorfisyati st RgQgn"


Registered Public Accountant
Jl. Cempaka Putih Tengah No. 41 B
Telp. (62) (021) 4203589,4208408
Fax. (62) (021)4216371
JAKARTA 10510, INDONESIA
E-mail : info@kap+rlya.com,

ofnce@HBfiill.S*

No. lzin Usaha : 98.2.0075

LaPoran Auditor IndeoendeF


LAI NO, 14035
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi

PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah


yang terdiri dari laporan
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah terlampir,
perubahan
ekuitas, dan laporan
laporan
komprehensif,
laba-rugi
laporan
serta
31 Desember 2013,
posisi keuangan tanggal

dan informasi
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebiiakan akuntansi signifikan
penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan


Standar
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai denqan
memungkinkan
perlu
untuk
manajemen
oleh
yang
dianggap
Akuniansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal
penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan kecurangan maupun
kesalahan.

Tanggung jawab auditor


Kami
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasakan audit kami'
tersebut
melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar
mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyaiian material.

pengungkapan dalam
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan
penilaian
atas
resiko kesalahan
prosedur
pada
pertimbangan
termasuk
auditor,
yang
dipilih bergantung
laporan keuangan.
penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan
peniluian resiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian
wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk
tujlan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas

kelepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

audit
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
pT Bank pembangunan Daerah Kalimantan Tengah tanggal 31 Desember 2013, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia'

14 Maret 2014

LAPORAN KEUANGAN

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2013

2012

ASET
Kas

2 e.

4.

274.987.543.250

248.468.261.355

Giro Pada Bank Indonesia

2 f.

5.

593.578.502.668

1.137.005.694.319

Giro Pada Bank Lain


Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Giro Pada Bank Lain - Bersih

2 g.

6.

102.868.136.335
102.868.136.335

13.594.435.976
13.594.435.976

Penempatan Pada Bank Lain


Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Penempatan Pada Bank Lain - Bersih

2 g.

7.

440.000.000.000
440.000.000.000

175.000.000.000
175.000.000.000

Kredit Yang Diberikan


Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih

2 i.
2 c.

8.
8.

2.473.277.071.705
(14.416.459.123)
2.458.860.612.582

2.277.743.641.643
(16.159.828.142)
2.261.583.813.501

Penyertaan
Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Penyertaan - Bersih

2 j.

9.

500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

Aset Pajak Tangguhan

2 r. 19.d

6.855.457.877

6.030.808.280

Aset Tetap
Setelah dikurangi akumulasi
Penyusutan masing-masing sebesar
Rp. 67.908.747.652,- tahun 2013
dan Rp. 58.565.417.175,- tahun 2012

2 l.

Aset Lain-lain

2 m. 11.

JUMLAH ASET

10.
132.661.762.267
(67.908.747.652)
64.753.014.616

120.547.205.273
(58.565.417.175)
61.981.788.099

30.569.728.354

36.925.997.104

3.972.967.995.682

3.941.085.798.634

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2013

2012

55.870.740.585

40.915.013.555

1.943.298.607.348
1.024.502.335.298
225.670.838.140
3.193.471.780.786

2.008.702.310.860
962.342.986.010
197.885.850.573
3.168.931.147.442

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
Liabilitas Segera

2 n. 13.

Simpanan Nasabah
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah Simpanan Nasabah

2
2
2
2

o.
o. 14.
o. 15.
o. 16.

Simpanan Dari Bank Lain

o. 17.

11.825.720.208

2.239.365.200

18.

20.560.312.581

20.088.538.645

Utang Pajak

2 r. 19.a

16.323.672.820

6.086.371.447

Liabilitas Imbalan Paska Kerja

2 w. 20.

7.111.064.107

7.066.553.189

21.

48.218.811.332

164.483.892.088

3.353.382.102.420

3.409.810.881.566

323.521.059.064

273.490.059.064

167.704.191.295

137.677.302.391

128.360.642.903
619.585.893.262

120.107.555.613
531.274.917.069

3.972.967.995.682

3.941.085.798.634

Pinjaman Yang Diterima

Liabilitas Lain-lain
Jumlah Liabilitas
EKUITAS

22.

Modal saham,
Modal dasar sebanyak 100.000 lembar saham untuk tahun 2013
dan 50.000 lembar saham untuk tahun 2012, dengan nilai nominal
Rp. 10.000.000 setiap saham, ditempatkan dan disetor penuh pada
tahun 2013 sebanyak 32.352 lembar saham dan tahun 2012
sebanyak 27.349 lembar saham
Cadangan
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL


Pendapatan
Bunga
Provisi dan Komisi Kredit
Jumlah Pendapatan
Beban Bunga
Bunga
Jumlah Beban Bunga

2013

2012

2 s. 23.
2 t. 24.

460.932.654.121
4.508.937.590
465.441.591.711

410.043.143.367
3.747.710.419
413.790.853.786

2 s. 25.

(106.572.581.410)
(106.572.581.410)

(111.801.794.261)
(111.801.794.261)

358.869.010.302

301.989.059.525

Pendapatan Bunga - Bersih


Pendapatan Operasional Lainnya

2 s. 26.

24.752.147.083

22.581.947.585

Pembentukan Cadangan Kerugian


Penurunan Nilai

2 c. 27.

(2.044.056.242)

(71.106.752.565)

Pemulihan (Pembentukan) Penyisihan


Kerugian

2 c. 28.

2.948.829.894

93.925.842.727

Beban Operasional Lainnya


Beban Tenaga Kerja
Beban Administrasi dan Umum
Jumlah Beban Operasional Lainnya

2 s. 29.
2 s. 30.

Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya - Bersih


Laba (Rugi) Operasional - Bersih
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
Pendapatan Non Operasional
Beban Non Operasional
Pendapatan (Beban) Non Operasional

2 s. 31.
2 s. 32.

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

(116.993.133.887)
(70.404.261.340)
(187.397.395.227)

(209.220.990.636)

(164.578.305.065)

174.400.166.749

159.992.702.046

3.324.239.620
(1.112.650.224)
2.211.589.396

176.611.756.144
2 r. 19.
2 r. 19.c
2 r. 19.d

PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan

(106.881.133.228)
(103.244.631.061)
(210.125.764.288)

LABA BERSIH

(49.059.567.250)
808.454.009

2.181.284.875
(962.193.696)
1.219.091.179

161.211.793.225

(41.651.068.000)
546.830.389

128.360.642.903

120.107.555.613

128.360.642.903

120.107.555.613

17.440
12.836

15.999
12.011

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN,


Pendapatan Komprehensif Lain
LABA KOMPREHENSIF

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Saldo Laba
Telah ditentukan Penggunaannya
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan

Modal
Disetor

Belum Ditentukan
Penggunaannya

Jumlah
Ekuitas

Saldo per 1 Januari 2012

22.

201.717.059.064

201.717.059.064

Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Tambahan Modal
Pembagian Laba tahun 2012
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Laba bersih tahun berjalan

22. b.
22. b.

71.773.000.000

66.544.455.152
-

44.801.717.477
-

66.544.455.152
44.801.717.477
71.773.000.000

22. b.
22. b.

10.532.451.905

15.798.677.857
-

120.107.555.613

15.798.677.857
10.532.451.905
120.107.555.613

273.490.059.064

82.343.133.009

55.334.169.382

120.107.555.613

531.274.917.069

273.490.059.064
50.031.000.000

82.343.133.009
-

55.334.169.382
-

273.490.059.064
82.343.133.009
55.334.169.382
50.031.000.000

18.016.133.342
-

12.010.755.561

18.016.133.342
12.010.755.561

Laba (Rugi) bersih tahun berjalan

128.360.642.903

128.360.642.903

Saldo per 31 Desember 2013

323.521.059.064

100.359.266.351

67.344.924.943

128.360.642.903

619.585.893.262

Saldo per 31 Desember 2012


Modal disajikan Kembali
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Tambahan Modal
Pembagian Laba tahun 2012
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan

22. a.
22. b.
22. b.

22. b.
22. b.

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2013

2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Bunga
Penerimaan Provisi dan Komisi
Penerimaan Operasional Lainnya
Pembayaran Beban Bunga
Pembayaran Beban umum dan Administrasi /Operasional
Pembayaran Pajak Penghasilan Badan
Penerimaan (Pembayaran) Non Operasional Lainnya
Laba Operasi sebelum perubahan aktivitas operasi
Laba tahun lalu
Kenaikan (Penurunan) Laba
Kenaikan (Penurunan) Aset Operasi
Penempatan pada Bank Lain
Kredit Yang Diberikan
Pajak Tangguhan
Aset Lain-lain

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas


operasi

460.932.654.121
4.508.937.590
27.700.976.977
(106.572.581.410)
(212.169.820.530)
(49.059.567.250)
2.211.589.396
127.552.188.894
120.107.555.613
7.444.633.281

410.043.143.367
3.747.710.419
116.507.790.312
(111.801.794.261)
(258.504.147.792)
(41.651.068.000)
1.219.091.179
119.560.725.225
105.324.519.046
14.236.206.179

(354.273.700.359)
(197.276.799.081)
(808.454.009)
6.356.268.750

610.438.381.756
(305.645.085.739)
(546.830.389)
(6.513.181.581)

(546.002.684.699)

297.733.284.048

34.126.988.352
14.955.727.030
10.237.301.373
44.510.918
(26.166.931.072)

269.977.258.273
20.403.896.472
421.460.190
1.279.928.797
98.834.068.098

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas


operasi

(512.805.088.097)

688.649.895.877

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk


Aktivitas Operasi)

(505.360.454.816)

702.886.102.056

Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi


Simpanan
Labilitas Segera
Taksiran pajak penghasilan
Labilitas imbalan paska kerja
Liabilitas lain-lain

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aset Tetap dan Investasi


Penyusutan Aset Tetap

(12.114.556.994)
9.311.139.577

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk


Aktivitas Investasi)

(2.803.417.417)

(6.089.951.966)
9.025.065.810
2.935.113.844

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pinjaman Yang Diterima


Setoran Modal
Pembagian Laba

471.773.936
50.031.000.000
30.026.888.900

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk


Aktivitas Pendanaan)

80.529.662.836

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Dan Setara Kas

(427.634.209.398)

Kas Dan Setara Kas Awal Tahun


KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Kas dan Setara Kas terdiri atas :
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank lain
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

98.102.129.761
803.923.345.660

1.399.068.391.650

595.145.045.990

971.434.182.253

1.399.068.391.650

274.987.543.250
593.578.502.668
102.868.136.335
971.434.182.253

248.468.261.355
1.137.005.694.319
13.594.435.976
1.399.068.391.650

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan

(2.000.000)
71.773.000.000
26.331.129.761

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM
a. Pendirian Bank
PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah semula berbentuk PD (Perusahaan Daerah) yang didirikan
tanggal 28 Oktober 1961 dengan akte notaris Nyoo Sio Liep nomor 24 yang berkedudukan di Ibukota
Propinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Jumlah modal dasar yang ditetapkan sebesar
Rp. 10.000.000,- dan modal disetor sebesar Rp. 2.660.000,- yang terdiri dari saham Pemerintah Daerah
Propinsi Kalimantan Tengah sebesar Rp. 2.500.000,- dan saham swasta sebesar Rp. 160.000,Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah nomor 5/DPRGR/04/64 jo, nomor 10 tahun 1972
dan berakhir dengan Peraturan Daerah no. 2 tahun 1976, Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah
menjadi Perusahaan Daerah milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota
se-Kalimantan Tengah dan saham yang dimiliki swasta dibeli oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah.

Modal dasar Bank telah dilakukan beberapa kali perubahan dan terakhir dengan Peraturan Daerah
nomor 1 tahun 1997 yang disahkan oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 584-42-1240 tanggal
21 Nopember 1999, menetapkan jumlah modal dasar Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah
menjadi sebesar Rp.50.000.000.000,Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perubahan saat ini,
maka dipandang perlu untuk mengadakan perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Perubahan bentuk badan hukum
ini ditetapkan dengan Peraturan daerah no. 10 tahun 1999, dengan jumlah modal dasar sebesar
Rp.60.000.000.000,- terdiri dari Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah sebesar Rp.25.000.000.000,atau 41,67% dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar Rp.25.000.000.000,- atau 41,67% serta pihak ketiga
sebesar Rp.10.000.000.000,- atau 16,66%. Perubahan bentuk badan hukum ini telah dikukuhkan dengan
akta pendirian perseroan terbatas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah oleh notaris Ellys
Nathalina, SH nomor 110 tanggal 22 Mei 2000 di Palangka Raya. dan telah disahkan oleh Keputusan Menteri
Hukum dan Perundang-undangan RI nomor C-17902 HT.01.01 TH 2000 tanggal 15 Agustus 2000.
Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas tersebut telah
disetujui oleh Bank Indonesia dengan Surat Keputusan Deputi Senior Bank Indonesia
No. 2/3Kep-DGS/2000 tanggal 22 Nopember 2000 tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan
Daerah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah menjadi PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah.
Anggaran dasar perusahaan telah mengalami perubahan terakhir yaitu sesuai keputusan rapat umum
pemegang saham luar biasa PT Bank Pembangunan Kalteng yang dibuat oleh Notaris dengan akta No. 06
tanggal 17 Mei 2013 dari Ellys Nathalina, SH.MH, Notaris di Palangka Raya mengenai modal dasar sebesar
Rp.1.000.000.000.000,- ( Satu Triliun rupiah) terbagi atas 100.000 (Seratus ribu) lembar saham dengan
Nilai Nominal Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) per saham.
Selanjutnya berdasarkan akta notaris Ellys Nathalina, SH.MH, notaris di Palangka Raya Nomor 30 tanggal 27
April 2010 tentang penegasan pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa,
telah mengubah sebutan/singkatan PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah pada pasal 1 ayat (1)
anggaran dasar perseroan yang semula berbunyi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dengan
sebutan PT Bank Pembangunan Kalteng menjadi berbunyi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Tengah disingkat PT Bank Kalteng.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (Lanjutan)
a. Pendirian Bank (Lanjutan )
Perubahan anggaran tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia RI
dengan surat keputusan Nomor : AHU-35100.AH.01.02. Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013.
b. Kegiatan Utama Bank
PT Bank Kalteng merupakan Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang befungsi sebagai
Bank Umum didirikan dengan maksud :
- Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan pembangunan daerah di segala
bidang.
- Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.
Usaha-usaha yang ditempuh untuk mencapai maksud perusahaan tersebut antara lain :
- Menghimpun dana masyarakat
- Menyalurkan kredit, baik kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjang
- melakukan usaha perbankan lainnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan
lainnya yang berlaku.
Selain itu PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah berfungsi sebagai alat kelengkapan otonomi
daerah di bidang keuangan / perbankan yang mempunyai tugas antara lain :
- Pemegang kas daerah
- Penggerak, pendorong laju pembangunan daerah
- Salah satu sumber pendapatan daerah.
Secara keseluruhan kegiatan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mencakup kegiatan :
-

Penghimpunan dana
Penyaluran dana
Pengelolaan kas Daerah
Pengelolaan jasa bank

c. Struktur dan Manajemen


PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mempunyai Kantor Pusat di Jln. RTA Milono No. 12
Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank mempunyai cabangcabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas sebagai berikut :
2013
2012
Kantor Cabang
14
14
Kantor Cabang Pembantu
14
14
Kantor Kas
6
6
Unit Pelayanan Kas
8
7

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.

UMUM (Lanjutan)
c. Struktur dan Manajemen (Lanjutan )
Nama kantor cabang utama/kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas sebagai berikut :
Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu


Jumlah
Nama KCP

Cabang Utama Palangka Raya

3 1. Pasar Baru
2. Pasar Kahayan
3. Pujon

Buntok
Sampit

1 Patas
2 1. Parenggean
2. Simpang Sebabi
3 1. Pembuang Hulu
2. Karang Mulya
3. Kotawaringin Lama
1 1. Ampah
2 1. Tumbang Samba
2. Pegatan
1 1. Bahaur
1 1. Tumbang Jutuh
-

Pangkalan Bun

Muara Teweh
Kuala Kapuas
Tamiang Layang
Kasongan
Puruk Cahu
Sukamara
Pulang Pisau
Kuala Kurun
Nanga Bulik
Kuala Pembuang

Jumlah

4 1.
2.
3.
4.
- -

Kantor Kas
Nama Kantor Kas

RSUD. Dr. Doris Sylvanus


Walikota Palangka Raya
Tangkiling
Samsat

1 1. Kumai

1 1. Tewah
-

Kantor Unit Pelayanan Kas yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pasar Beringin Buntok


Pasar Pendopo Muara Teweh
Pasar Indra Kencana Pangkalan Bun
Kantor Kecamatan Arut Selatan Pangkalan Bun
Kantor Gubernur Kalimantan Tengah
Eks. Kantor PT BPD Kalimantan Tengah Lama
Selat Kuala Kapuas
Sangkurun, Kuala Kurun

ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yaitu :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Cabang Utama Palangka Raya 10 unit


Buntok 3 unit
Sampit 3 unit
Pangkalan Bun 3 unit
Muara Teweh 2 unit
Kuala Kapuas 2 unit
Tamiang Layang 3 unit

Kasongan 2 unit
Puruk Cahu 1 unit
Sukamara 1 unit
Pulang Pisau 2 unit
Kuala Kurun 2 unit
Nanga Bulik 2 unit
Kuala Pembuang 2 unit

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.

INFORMASI UMUM (Lanjutan)


c. Struktur dan Manajemen (Lanjutan)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dengan akta notaris
Ellys Nathalina, SH. MH No. 02 pada tanggal 5 September 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi
pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris

:
:
:

Drs. Andris Pieter Nandjan


Drs. Noordimansyah
Prof. Dr. Ahim Sian Rusan

Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur Pemasaran
Direktur Umum
Direktur Kepatuhan

:
:
:
:

Drs. Arthemas E. Assan, MM


Drs. Charli Taman
Soepangat Ngaseri, SE
Drs. Yesaya Itam Minun

:
:
:

Drs. Noordimansyah
Drs. Usil Uda, Ak
Khristiano

Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2013 diperpanjang sampai dengan
terpilihnya pengurus PT Bank Kalteng yang baru, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham yang berita acaranya telah diaktakan dengan akta notaris Ellys Nathalina, SH. MH No. 122 pada
tanggal 28 Agustus 2013.
Jumlah karyawan PT Bank Kalteng pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah
594 orang 609 orang (tidak diaudit).

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI


a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalteng disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI) 2008.
Laporan keuangan telah disusun berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.
Berdasarkan PAPI tersebut, antara lain, laporan komitmen dan kontinjensi tidak lagi disajikan, namun
transaksi komitmen dan kontinjensi yang signifikan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan harga perolehan kecuali untuk aset keuangan yang
diklasifikasikan sebagai aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
atau tersedia untuk dijual.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan (Lanjutan)
Laporan keuangan juga telah disusun berdasarkan basis akrual.
Laporan arus kas disusun dengan mengunakan metode langsung berdasarkan perubahan kas dan setara kas
yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas,
kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan investasi jangka
pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang tidak digunakan
sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dalam
pelaporan Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang
dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas
taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan
datang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.
b. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Yang Disesuaikan
Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan baru dan yang disesuaikan yang baru-baru ini
telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dipandang relevan terhadap pelaporan
keuangan bank umum namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013 :
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 :
-

PSAK No. 1 (Revisi 2013)."penyajian Laporan Keuangan", yang diadopsi IAS 1, mengatur perubahan
penyajian kelompok pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke
laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

PSAK No. 4 (Revisi 2013)."Laporan Keuangan Tersendiri", yang diadopsi IAS 4, mengatur persyaratan
akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.
Pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK No. 65.

PSAK No. 24 (Revisi 2013)."Imbalan Kerja", yang diadopsi IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor
dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontijensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan
pengungkapan.

10

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


b. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
-

PSAK No. 65 "Laporan Keuangan Konsolidasi", yang diadopsi dari IFRS 10, menggantikan porsi PSAK No.
4 (Revisi 2009) mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidadian, menetapkan
prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu
atau lebih entitas lain.

PSAK No. 68 "Pengukuran Nilai Wajar", yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang
bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diijinkan.

Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar baru dan yang disesuikan tersebut
terhadap laporan keuangannya.
c. Instrumen Keuangan
A Aset Keuangan
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan yang
dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung
dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan
tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian
dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai
pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking ) yang terkini. Derivatif juga
dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.

(b)

Pinjaman yang diberikan dan piutang,


Pinjaman yang diberikan dan Piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali :
1.

Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

2.

Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual, atau

3.

Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial
kecuali disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

11

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
A Aset Keuangan (Lanjutan)
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok
pinjaman diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai
Pendapatan Bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai
pengurangan dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
(c)

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo,


Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta
mempunyai internsi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo, kecuali :
1)

aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

2)

aset keuangan yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan

3)

aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang dicatat di dalam
laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai Pendapatan Bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai,
kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurangan dari nilai tercatat dari aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi
sebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
(d)

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.


Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk
dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau
perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

12

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
A Aset Keuangan (Lanjutan)
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau
kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk
kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen
ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan
pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya
diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau
kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai
kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
Pengakuan
Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek dan
Obligasi Pemerintah, sedangkan untuk transaksi aset keuangan lainnya yang lazim (regular)
menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga
tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan
sebagai Aset yang dijaminkan, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer
kembali.
B Liabilitas Keuangan
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan ketika liabilitas telah
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
(a)

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan
dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam
jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

13

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
B Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai
keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen
keuangan. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat
di dalam Beban bunga.
Jika pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui
laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah.
Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar,
terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar
instrumen keuangan.
(b)

liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi


Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif
diakui sebagai Beban bunga.

C Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara
substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka evaluasi untuk memastikan keterlibatan
berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas
keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Agunan yang diserahkan di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi
securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena secara substansial masih
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga
pembelian kembali telah ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
D Reklasifikasi aset keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut
dimiliki atau diterbitkan.

14

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
D Reklasifikasi aset keuangan (Lanjutan)
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo,
jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau
mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang
tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(a)

(b)
(c)

dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di
mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar
aset keuangan tersebut;
terjadi setelah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut
sesuai jadwal pembayaran atau telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali, tidak berulang, dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam
komponen laporan laba rugi komprehensif sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya,
dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif harus diakui pada laporan laba rugi.

E Klasifikasi atas instrumen keuangan


Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari
informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen
keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Kategori yang didefinisikan
oleh PSAK 55 (Revisi 2006)

Aset keuangan yang diukur


pada nilai wajar melalui laba
rugi

Pinjaman yang diberikan dan


piutang
Aset
Keuangan

Aset keuangan dimiliki hingga


jatuh tempo
Aset keuangan tersedia untuk
dijual

Golongan (ditentukan oleh Bank)

Aset keuangan dalam


kelompok diperdagangkan

Sub Golongan

Efek-efek
Obligasi Pemerintah

Giro pada Bank Indonesia


Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Efek-efek
Tagihan lainnya
Kredit yang diberikan
Pendapatan yang masih
Aset Lain-lain
akan
diterima
Piutang
transaksi nasabah
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
Penyertaan saham

15

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
E Klasifikasi atas instrumen keuangan (Lanjutan)
Kategori yang didefinisikan
oleh PSAK 55 (Revisi 2006)

Liabilitas keuangan yang diukur


pada nilai wajar melalui laba
rugi

Liabilitas
Keuangan

Liabilitas keuangan yang


diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi

Golongan (ditentukan oleh Bank)

Sub Golongan

Liabilitas keuangan dalam


kelompok diperdagangkan

Liabilitas derivatif bukan


lindung nilai

Liabilitas segera

Beban bunga yang masih


harus dibayar
Giro

Simpanan Nasabah

Tabungan
Deposito berjangka
Giro dan Tabungan

Simpanan dari bank Lain

Inter-bank call Money

Deposito berjangka
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli
kembali yang diterbitkan
Efek-efek
Pinjaman yang diterima
Utang Transaksi nasabah
Cadangan atas Bonus daninsentif,
Pegawai

Liabilitas Lain-lain

Biaya yang masih harus dibayar


(operasional)
Labilitas Terkait dengan transaksi
ATM dan Kartu Kredit

Pinjaman subordinasi
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed )
Rekening
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum ditarik
Administratif
Garansi yang diberikan

Saling hapus instrumen keuangan


Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan jika
memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui
tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

G Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan


(a)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi


Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai
akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa
yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa
depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

16

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
G Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
(a)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)


Kriteria yang digunakan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai
berikut:
1) kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
2) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau
bunga;
3) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak
peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
tersebut;
4) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
5) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
6) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi.
Khusus untuk kredit yang diberikan, bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti
obyektif penurunan nilai sebagai berikut:
1) Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit nonperforming) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20
Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
2) Semua kredit yang direstrukturisasi.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan.
Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami
penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows . Aset
keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak
mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik
risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset
keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik
risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara
kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian
penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3
kategori, sebagai berikut:

17

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
G Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
(a)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)


1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan
berdampak cukup material bagi laporan keuangan.
2) Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
3) Kredit yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi
salah satu kriteria di bawah ini:
1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan
nilai; atau
2) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi
salah satu kriteria di bawah ini:
1) Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif
penurunan nilai; atau
2) Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau
3) Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
Perhitungan penurunan nilai secara individu
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan
dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan
nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga
efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun
cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman
yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka
tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku
bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang
terjadi atau tidak.
Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila
memenuhi salah satu kondisi berikut:
1) Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan;
atau
2) Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal
pengikatan agunan.

18

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
G Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
(a)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)


Perhitungan penurunan nilai secara kolektif
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan
kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status
tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari
kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar
seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam
Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang
dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode
terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada
periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Bank menggunakan statistical model analysis method , yaitu roll rates analysis method dan
migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan
menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.
Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya
peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan,
kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan
teridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik
cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur
yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang
terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo
dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam Pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan
tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui
(seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya
diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan
diakui pada laporan laba rugi .
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada periode berjalan
dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode
sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.

19

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
G Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
(b)

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual


Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat
Catatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai.
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam
instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai
dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk
aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya
perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang
sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan
laba rugi.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan
dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi,
maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

(c)

Kontrak jaminan keuangan dan komitmen


Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan
pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi
karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan
ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga
keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas
perbankan lainnya.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal
jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada
umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi
normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang
lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang
diharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan
pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian
manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan
menggunakan metode garis lurus.

Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya
operasi lain-lain pada laporan laba rugi.

20

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


c. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
H Penentuan nilai wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek dan Obligasi
Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti
Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ). Investasi dalam unit
reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan
posisi keuangan.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu
dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker ) dan harga
tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika
kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar
tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan
signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan
dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan
arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan
(pendekatan next-repricing method ) dengan menggunakan faktor deflator.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Bank Kalteng melakukan transaksi dengan pihak - pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No.
7 (Revisi 2010) tentang Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi yang didefinisikan antara lain:
I
II
III
IV
V
VI

perusahaan di bawah pengendalian Bank ;


perusahaan asosiasi;
investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas;
karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan
entitas yang dikelola, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah.
Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 35

e. Kas dan Setara Kas


Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank
lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal
perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi
penggunaannya.

21

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


f.

Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain


Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat
Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Giro pada Bank Indonesia
dan Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Giro Wajib Minimum
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
15/15/PBI/2013 tentang Giro wajib Minimum (GWM) Bank umum pada bank Indonesia dalam rupiah dan
valuta asing. Berdasarkan peraturan tersebut. GWM dalam rupiah terdiri dari GWM primer, GWM Skunder
dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam rupiah ditetapkan sebesar 8 % dari Dana Pihak
Ketiga (DPK) dalam rupiah dan GWM skunder dalam rupiah ditetapkan 4 % dari DPK dalam rupiah. GWM
LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter desinsentif atas
dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih kewajiban penyediaan modal
minimum (KPMM) Bank dengan KPMM insetif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8 % dari DPK
dalam valuta asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2013.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Banki Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tentang Giro Wajib Minimum
(GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing. GWM dalam rupiah terdiri dari
GWM primer dan GWM skunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam rupiah
ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah. GWM LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antara
parameter disinsentif bawah atau parameter disinsetif atas dengan selisih antara Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8 % dari
DPK dalam valuta asing.

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain


Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas
Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), call money,
penempatan fixed-term , deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

h. Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Negotiable
Certificates of Deposits, medium-term notes,floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yang
diterbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, obligasi wajib konversi, wesel
ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang
diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan.

22

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


h. Efek-efek (Lanjutan)
Efekefek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,
tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset
keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga
jatuh tempo.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada
tanggal laporan posisi keuangan.
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya
ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat
dengan tanggal laporan posisi keuangan. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas
nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama
atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan
nilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan
pada laba rugi periode berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen
ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan laba
rugi komprehensif.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesar
nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi pada
tanggal pemindahan.

i.

Kredit yang diberikan


Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur
untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu, dan tagihan yang berasal dari
transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu 15 hari.
a. Cerukan (overdraft ), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas
pada akhir hari.
b. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.
c. Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan
dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh PT Bank Kalteng.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang.

23

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


i.

Kredit yang diberikan (Lanjutan)


Restrukturisasi kredit yang diberikan
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit , konversi kredit menjadi saham atau instrumen
keuangan lainnya dan atau kombinasi dari keduanya.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui
bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit
yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen
keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar penyertaan saham atau
interumen keuangan lain yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari
nilai buku kredit yang diberikan.
Pinjaman yang diberikan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif atau individual dan syarat serta
ketentuan telah direstrukturisasi tidak lagi diklasifikasikan sebagai menunggak, tetapi diperlakukan sebagai
pinjaman baru. Ditahun-tahun selanjutnya, aset diklasifikasikan dan disajikan sebagai menunggak jika
direstrukturisasi kembali.

j.

Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan
sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan.
Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai dengan 50,00%
dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian
Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan,
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Sebelum 1 Januari 2011, penyisihan kerugian atas penyertaan sementara dalam rangka debt to equity
swaps ditentukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.
7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Dalam peraturan
tersebut klasifikasi penyertaan sementara dalam rangka debt to equity swaps ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu
Sampai dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 4 tahun
Lebih dari 4 tahun sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun atau belum ditarik kembali meskipun
perusahaan debitur telah memiliki laba kumulatif

Lancar
Kurang lancar
Diragukan
Macet

Penyertaan sementara dihapus buku dari laporan posisi keuangan apabila telah melampaui jangka waktu 5
tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

24

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


j.

Penyertaan Saham (Lanjutan)


Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20,00% dicatat dengan mengunakan metode biaya
perolehan (cost method ), kecuali diketahui adanya indikasi penurunan nilai yang sifatnya permanen maka
dilakukan penyisihan penurunan nilai penyertaan.
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset
dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai aset lain-lain. Dengan
diberlakukannya PSAK No. 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis, sejak 1 Januari 2011, nilai tercatat goodwill
per 31 Desember 2010 yang timbul dari akuisisi sebelum 1 Januari 2011 tidak diamortisasi lagi, namun
dilakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala. Sebelum 1 Januari 2011, Goodwill diamortisasi
sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode
lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun,
namun periode amortisasi yang lebih panjang (maksimum 20 tahun) dapat digunakan apabila terdapat dasar
yang tepat.

k. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Non-Produktif


Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil
alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang
diambil-alih dan properti terbengkalai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account , pada
nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.

l.

Aset Tetap
Aset Tetap Kepemilikan Langsung
Aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus (straight-line method ), sebagai berikut:
Aset Berwujud
Bukan Bangunan:
1. Kelompok 1
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
4. Kelompok 4
Bangunan :
1. Permanen
2. Tidak Permanen

Masa Manfaat

Tarif

4
8
16
20

25%
12,50%
6,25%
5%

20
10

5%
10%

Pengelompokan aset tetap di atas mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Kalteng
Nomor: DSLK.500/SK-30-0047/VI.04 tentang tata cara Perhitungan Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris
PT Bank Pembangunan Kalteng.

25

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


l.

Aset Tetap (Lanjutan)


Sesuai dengan PSAK 47 tentang akuntansi tanah, biaya-biaya sehubungan dengan perolehan atau
perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau
umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan
pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat ekonomis atau kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomi di masa yang akan datang dan jumlahnya minimal Rp. 5.000.000,- dikapitalisasi.
Pembelian inventaris kantor dengan jumlah minimal Rp. 1.000.000,- per unit dikapitalisasi, sedangkan
apabila kurang dari Rp. 1.000.000,- per unit dibebankan sebagai biaya pada tahun yang bersangkutan.

m. Aset Lain-Lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima,
tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening
antar kantor dan lain-lain.
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh PT Bank Kalteng baik melalui pelelangan
maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan
kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya
kepada PT Bank Kalteng. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai
bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada Aset Lain-lain.
Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki PT
Bank Kalteng, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan untuk kegiatan usaha
operasional PT Bank Kalteng.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value ).
Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi
biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debitur
di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.
Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan
atau kerugian pada periode berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan
laba rugi periode berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka
nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan
laba rugi periode berjalan. Lihat Catatan 2l untuk perubahan kebijakan akuntansi atas penyisihan kerugian
AYDA dan properti terbengkalai.

26

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


n. Liabilitas Segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas
segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat
Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

o. Simpanan Nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank Kalteng yang bergerak di
bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro,
tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat melalui cek,atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana
perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan
ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai
perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan
nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur
simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.

p. Simpanan dari Bank Lain


Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam
bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari
atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan
diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan
tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.

q. Pinjaman yang Diterima


Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain
dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

27

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


q. Pinjaman yang Diterima (Lanjutan)
Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang diterima.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.

r. Perpajakan
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika
pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas.
Manajemen mengevaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila
terdapat situasi dimana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan
membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke
kantor pajak.
Bank menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance sheet liability method ) untuk
menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas
pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di
laporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal
pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum
digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan
datang.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan. Perubahan
nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan
pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan
dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut
diterima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap liabilitas pajak dimasa depan sebesar
jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak jika berdasarkan evaluasi pada tanggal laporan
posisi keuangan terdapat risiko pajak yang probable. Asumsi dan estimasi signifikan yang digunakan dalam
perhitungan pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur ketidakpastian.
Taksiran pajak penghasilan Bank disajikan sebagai Utang Pajak Kini di Laporan Posisi Keuangan. Aset pajak
tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan di laporan posisi keuangan.

s. Pengakuan Pendapatan dan Beban


Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam
pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga
efektif.

28

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi
dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau
beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen
keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini
mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon
lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian
penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang
tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku
bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan
nilai.

t. Pendapatan Provisi dan Komisi


Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi
dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang berkaitan dengan kegiatan pemberian
kredit dan piutang pembiayaan konsumen diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit dan
piutang pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi
berdasarkan metode suku bunga efektif.
Untuk kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya,
saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan dilunasi.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau
jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
u. Penjabaran Mata Uang Asing
Konversi transaksi perkiraan aset dan liabilitas dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal Laporan
Posisi Keuangan.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs jika terjadi perbedaan yang ditimbulkan oleh penggunaan kurs,
selisihnya dibukukan sebagai pendapatan atau beban pada laporan laba rugi periode berjalan.

29

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


v. Pembagian Laba
Sesuai dengan Perda Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor 1 tahun 1999 tanggal 11 Februari
1999 tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Pembangunan Kalteng menjadi PT. BPD
Pembangunan Kalteng pada bab XI pasal 13 tentang laba bersih setelah dikurangi pajak penghasilan badan,
dan telah diubah dan disahkan sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang tertuang dalam
Akta Notaris Ellys Nathalina, SH.MH, tanggal 27 Juni 2009 Nomor 25 dengan pembagian yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
No.
a.
b.
c.
d.
e.

Penempatan Pembagian Laba


Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Dividen
Dana Kesejahterahan
Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris
Jumlah

%
15
10
58
10
7
100

w. Imbalan Kerja
PT Bank Kalteng menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang pesertanya adalah pegawai aktif
PT Bank Kalteng sejak tanggal 1 Agustus 1992,. Program ini didanai melalui pembayaran kepada pengelola
dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Liabilitas imbalan pensiun Bank Kalteng dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh
karyawan dari Program Pensiun pada usia pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan
UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil
investasinya. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank
harus membayar kekurangan tersebut.
Program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti karena Ketenagakerjaan
menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimum imbalan pensiun. Program pensiun iuran
pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya
berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas
imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan
dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti
dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit secara regular
untuk periode tidak lebih dari satu tahun. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan
mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi
perusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan
dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan
perubahan asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10,00%
dari imbalan pasti atau 10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau
dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang
bersangkutan.

30

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)


Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja Lainnya (Lanjutan)
Bank memberikan gaji masa bebas tugas yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun jabatan
karyawan dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak masuk kerja, tetapi memperoleh
fasilitas kepegawaian yang ditentukan.
Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan
memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan,
dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam
perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Liabilitas ini dinilai setiap tahun oleh
aktuaris independen yang berkualifikasi.
z. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan
Bank telah menerapkan standar akuntansi pada tanggal 1 Januari 2013 yang dianggap relevan dengan
Bank.
Penyesuaian PSAK No. 60.
Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan ini menyediakan pengungkapan kualitatif, dalam konteks
pengungkapan kuantitatif, yang memungkinkan penguna laporan keuangan mampu menghubungkan
pengungkapan-pengungkapan terkait, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami gambaran
keseluruhan mengenai sifat dan luas risiko yang timbul dari istrumen keuangan. Interaksi antara
pengungkapan informasi dengan suatu cara yang memungkinkan pengguna laporan keuangan mampu
mengevaluasi eksposur risiko entitas dengan lebih baik.
Penerpan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak terhadap pengungkapan di dalam laporan
keuangan.

3.

PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING


Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan
pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun
keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan
dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk
harapan atas kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.

31

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.

PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)


Sumber utama ketidakpastian estimasi
a.

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan


Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya
sesuai dengan Catatan 2c.
Kondisi spesifik debitur atau counterparty yang mengalami penurunan nilai dipertimbangkan dalam
pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dan dievaluasi secara individu berdasarkan
estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam
mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan debitur
atau counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset keuangan yang mengalami
penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus
kas yang diperkirakan dapat diterima dan disetujui secara independen oleh Credit Risk Management
Unit.
Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat
dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif
penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam
menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti
kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen
membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input
yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan
penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty
tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.

b.

Menentukan nilai wajar instrumen keuangan


Dalam menentukan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar,
menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c untuk instrumen keuangan
yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang
obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor
ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

c.

Imbalan pensiun
Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria
menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan
gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2w dan 20). Perubahan
asumsi ini akan mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.
Bank menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga
yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang
diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai,
Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata
uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas
pensiun yang terkait.
Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.

32

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.

KAS
Akun ini terdiri dari :
2012

2013
Kas Besar
Kas Pada ATM
Kas In Transit

269.054.993.250
5.932.550.000
274.987.543.250

Jumlah

5.

241.388.711.355
5.699.550.000
1.380.000.000
248.468.261.355

GIRO PADA BANK INDONESIA


Saldo Giro pada Bank Indonesia per 31 Desember
Rp. 593.578.502.668,- dan Rp. 1.137.005.694.319,-

2013

dan

2012

masing-masing

sebesar

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang perubahan
atas Peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 sebagai Perubahan atas Peraturan
Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008, Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk
menjaga Giro Wajib Minimum sekurang-kurangnya 10,5% untuk rekening Rupiah dan 8 % untuk rekening mata
uang asing.
Pada tanggal 31 Desember 2013, prosentase giro wajib minimum dalam rupiah adalah sebesar 13,86 % dan
28,26 % pada tanggal 31 Desember 2012.

6.

GIRO PADA BANK LAIN


Akun ini terdiri dari :
2013
Giro Bank Pemerintah
Giro Bank Swasta
Sub Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah

102.666.216.468
201.919.866
102.868.136.335
102.868.136.335

2012
13.428.154.746
166.281.230
13.594.435.976
13.594.435.976

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat penempatan giro pada pihak yang berelasi.
Giro pada bank lain berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :
2013
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga

102.868.136.335
102.868.136.335
102.868.136.335

Sub Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah

33

2012
13.594.435.976
13.594.435.976
13.594.435.976

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.

GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan)


2013
Bank Pemerintah
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Sub Jumlah Bank Pemerintah
Bank Swasta
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Sub Jumlah Bank Swasta
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2012

102.666.216.468
102.666.216.468

13.428.154.746
13.428.154.746

201.919.866
201.919.866
102.868.136.335
102.868.136.335

166.281.230
166.281.230
13.594.435.976
13.594.435.976

2013
Bank Pemerintah
Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia
Bank DKI
Bank Tabungan Negara
Bank Negara Indonesia
BPD Irian Jaya
Jumlah Bank Pemerintah

2012

358.144.422
874.979.890
11.470.800
331.092.652
101.066.950.242
23.578.462
102.666.216.468

Bank Swasta
Bank Danamon
Bank BII
Bank Mega
Jumlah Bank Swasta
Jumlah

658.207.332
11.730.892.399
23.998.462
326.416.355
676.929.399
11.710.800
13.428.154.746

2013

2012

193.600.912
8.172.276
146.678
201.919.866

157.166.164
8.584.388
530.678
166.281.230

102.868.136.335

13.594.435.976

Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen bank, kolektibilitas atas giro pada bank lain sejumlah
Rp.102.868.136.335,- dan Rp.13.594.435.976,- digolongkan lancar masing-masing pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Rp.0,- .

Giro Pada Bank Lain per 31 Desember 2013 dan 2012

sebesar

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut :
2013
Saldo Awal
Penambahan ( Pengurangan)

2012
37.555.279
(37.555.279)
-

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan giro pada bank lain
yang dibentuk telah memadai.

34

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.

PENEMPATAN PADA BANK LAIN


Penempatan pada bank lain berdasarkan jenis dan mata uang terdiri dari :
2013
Interbank Call Money
Deposito Call Money
Giro Institusi
Deposito Berjangka

2012

104.000.000.000
101.000.000.000
200.000.000.000
35.000.000.000
440.000.000.000
440.000.000.000

Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah

100.000.000.000
35.000.000.000
40.000.000.000
175.000.000.000
175.000.000.000

Rincian penempatan pada bank lain berdasarkan jenis penempatan dan sisa umur sampai saat jatuh tempo
adalah sebagai berikut :
2013
Giro Institusi

Kurang dari 1 bulan


1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
Lebih dari 12 Bulan
Jumlah

200.000.000.000
200.000.000.000

Interbank Call
Money

Deposito Call
Money

104.000.000.000
-

101.000.000.000
-

104.000.000.000

101.000.000.000

Deposito
Berjangka
35.000.000.000
35.000.000.000

2012
Interbank Call
Money

Giro Institusi

Kurang dari 1 bulan


1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
Lebih dari 12 Bulan
Jumlah

Deposito Call
Money

Deposito
Berjangka

100.000.000.000
-

35.000.000.000
-

40.000.000.000
-

100.000.000.000

35.000.000.000

40.000.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat penempatan pada bank lain yang mempunyai
hubungan istimewa.
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk penempatan adalah sebesar 6,50 % pada tahun 2013 dan 6,50% pada
tahun 2012.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut :
2013
Saldo Awal
Penambahan ( Pengurangan)
Saldo Akhir tahun

2012
2.400.000.000
(2.400.000.000)
-

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain yang
dibentuk telah memadai.

35

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.

KREDIT YANG DIBERIKAN


Berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :
2013

2012

13.434.936.370
2.459.842.135.335
2.473.277.071.705
(14.416.459.123)
2.458.860.612.582

Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Kredit
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah

13.434.936.370
2.264.308.705.273
2.277.743.641.643
(16.159.828.142)
2.261.583.813.501

Berdasarkan Jenis :
2013

Kredit Investasi
Kredit Modal Kerja
Kredit Konsumsi
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(634.671.522)
2.452.633.030.268

Mengalami
Penurunan Nilai
1.159.716.596
12.774.597.106
6.075.056.213
20.009.369.915
(13.781.787.601)
6.227.582.314

Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
30.033.552.117
78.038.438.361
2.149.679.944.347
2.257.751.934.824
(2.209.620.856)
2.255.542.313.968

Mengalami
Penurunan Nilai
776.244.661
13.140.405.945
6.075.056.213
19.991.706.819
(13.950.207.286)
6.041.499.533

Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
46.077.063.072
94.187.065.301
2.313.003.573.417
2.453.267.701.790

Jumlah
47.236.779.668
106.961.662.407
2.319.078.629.630
2.473.277.071.705
(14.416.459.123)
2.458.860.612.582

2012

Kredit Investasi
Kredit Modal Kerja
Kredit Konsumsi
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah
30.809.796.778
91.178.844.306
2.155.755.000.560
2.277.743.641.643
(16.159.828.142)
2.261.583.813.501

Termasuk dalam kategori "mengalami penurunan" adalah kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan,
dan Macet (Kredit Bermasalah) sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia :
2013
Lancar

DPK

Diragukan

Kurang Lancar

Macet

Jumlah

Investasi

41.004.390.446

4.055.473.146

209.286.852

257.612.353

692.817.391

46.219.580.188

Modal Kerja

87.494.676.221

8.126.673.546

686.819.610

1.178.504.740

10.909.272.756

108.395.946.873

2.258.250.401.190

7.508.607.946

960.333.297

950.031.982

4.164.690.934

2.271.834.065.349

46.713.680.713

113.798.583

46.827.479.296

2.433.463.148.570

19.690.754.638

1.856.439.759

2.386.149.075

15.880.579.664

2.473.277.071.706

Konsumsi
Direksi dan Karyawan
Jumlah
Dikurangi : Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai

(478.823.744)

2.432.984.324.826

(155.847.778)

(63.936.677)

19.534.906.860

1.792.503.082

36

(303.200.407)

2.082.948.668

(13.414.650.517)

2.465.929.147

(14.416.459.123)

2.458.860.612.583

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


2012
Lancar

DPK

Diragukan

Kurang Lancar

Macet

Jumlah

Investasi

29.152.015.466

887.921.667

287.396.907

98.086.340

390.761.414

30.816.181.794

Modal Kerja

71.822.017.166

6.246.207.512

533.494.448

1.369.125.027

11.237.786.470

91.208.630.623

2.103.415.211.546

5.090.844.218

393.752.680

911.467.371

3.851.960.808

2.113.663.236.623

42.055.592.603

42.055.592.603

2.246.444.836.781

12.224.973.397

1.214.644.035

2.378.678.738

15.480.508.692

2.277.743.641.643

Konsumsi
Direksi dan Karyawan

Jumlah
Dikurangi : Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai

(2.006.175.898)

2.244.438.660.883

(203.444.959)

(45.563.090)

12.021.528.438

1.169.080.945

(453.913.185)

(13.450.731.011)

1.924.765.553

2.029.777.681

(16.159.828.143)

2.261.583.813.500

Berdasarkan Sektor Ekonomi :


2013

Rumah tangga
Pertanian, perburuan & kehutanan
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas dan air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran
Penyediaan akomodasi & makan minum

Transportasi, pergudangan dan


komunikasi
Real Estate, usaha persewaan dan
jasa perusahaan
Administrasi Pemerintahan dan
Pertanahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan & Kegiatan sosial
Jasa Kemasyarakatan,sosial,budaya,
hiburan & perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang melayani
rumah tangga
Bukan lapangan usaha lainnya
Jumlah
Dikurangi :
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
2.309.366.475.478
23.322.280.597
2.974.115.075
107.968.273
3.880.697.626
6.633.858.180
18.821.837.585
56.504.173.103
10.158.158.444

Mengalami
Penurunan Nilai
6.188.854.796
525.862.286
320.665.833
213.416.937
6.433.395.945
4.102.120.161
429.050.513

2.315.555.330.274
23.848.142.883
3.294.780.908
107.968.273
4.094.114.563
6.633.858.180
25.255.233.530
60.606.293.264
10.587.208.957

2.115.224.059

74.166.908

2.189.390.967

3.390.658.790

12.009.664

3.402.668.454

799.000.354
1.450.547.690

29.933.157
-

828.933.511
1.450.547.690

12.730.745.591

1.696.742.159

14.427.487.750

898.162.363
2.453.153.903.208

96.950.139
20.123.168.498

995.112.502
2.473.277.071.706

(13.781.787.601)
6.341.380.897

(14.416.459.123)
2.458.860.612.583

(634.671.522)
2.452.519.231.686

37

Jumlah

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


Berdasarkan Sektor Ekonomi :
2012

Rumah tangga
Pertanian, perburuan & kehutanan
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas dan air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran
Penyediaan akomodasi & makan minum

Transportasi, pergudangan dan


komunikasi
Real Estate, usaha persewaan dan
jasa perusahaan
Administrasi Pemerintahan dan
Pertanahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan & Kegiatan sosial
Jasa Kemasyarakatan,sosial,budaya,
hiburan & perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang melayani
rumah tangga
Bukan lapangan usaha lainnya
Jumlah
Dikurangi :
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Tidak Mengalami
Penurunan Nilai
2.150.561.648.367
10.151.768.998
1.521.301.900
442.091.678
3.607.378.085
7.503.378.274
8.762.668.565
43.642.543.570
4.871.958.262

Mengalami
Penurunan Nilai
5.157.180.859
503.624.873
444.392.038
148.884.614
7.306.946.849
3.693.616.532
210.431.875

2.155.718.829.226
10.655.393.871
1.965.693.938
442.091.678
3.756.262.699
7.503.378.274
16.069.615.414
47.336.160.102
5.082.390.137

2.065.232.523

75.478.034

2.140.710.557

1.204.083.747

17.425.684

1.221.509.431

10.632.435.469
326.452.314
770.192.445

6.449.282
226.845.495

10.632.435.469
332.901.596
997.037.940

12.174.539.445

1.240.132.705

13.414.672.150

432.136.536
2.239.595.978.713

42.422.625
19.073.831.465

474.559.161
2.277.743.641.643

(13.950.207.286)
5.123.624.179

(16.159.828.142)
2.261.583.813.501

(2.209.620.856)
2.237.386.357.857

Jumlah

Termasuk dalam kategori "mengalami penurunan" adalah kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan,
dan Macet (Kredit Bermasalah) sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Berdasarkan Perjanjian Kredit
2013
744.307.868
29.057.715.659
323.579.866.456
2.119.895.181.722
2.473.277.071.705
(14.416.459.123)
2.458.860.612.582

Kurang dari 1 tahun


Lebih dari 1 - 2 tahun
Lebih dari 2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

38

2012
22.313.428.436
32.537.945.485
188.987.560.223
2.036.667.508.411
2.280.506.442.555
(16.159.828.142)
2.264.346.614.413

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
2013
29.292.720.552
198.872.166.938
557.492.964.617
1.687.619.219.598
2.473.277.071.705
(14.416.459.123)
2.458.860.612.582

Kurang dari 1 tahun


Lebih dari 1 - 2 tahun
Lebih dari 2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2012
70.236.911.713
104.547.978.869
493.967.718.849
1.611.753.833.124
2.280.506.442.555
(16.159.828.142)
2.264.346.614.413

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut :


2013
16.159.828.142
(1.743.369.019)
14.416.459.123

Saldo Awal Periode


Penambahan ( Pengurangan)
Saldo Akhir Periode

2012
35.497.204.178
(19.337.376.036)
16.159.828.142

Berikut adalah informasi lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan diatas :
a. Kredit yang diberikan diatas termasuk kredit jangka pendek dan jangka panjang dalam Rupiah dengan
berbagai bentuk jaminan, seperti tanah, bangunan dan aset berwujud lainnya.
b. Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk kepentingan modal kerja dan pengadaan
barang-barang modalnya.
c. Kredit konsumsi terdiri dari kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan
lainnya.
d. Tidak terdapat Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit atau deposito yang diblokir
oleh pihak bank. (lihat catatan 16)
e. Suku bunga selama periode berjalan untuk kredit adalah sebesar 10,00% sampai dengan 21,00%.
f.

Kredit yang diberikan kepada Direksi dan karyawan bank terdiri atas kredit kendaraan bermotor, kredit
pemilikan rumah dan keperluan lainnya dengan suku bunga rata-rata 10 % per tahun dangan jangka waktu
berkisar antara 1 - 15 tahun, dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulannya.

g. Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak yang berelasi, kecuali kredit yang diberikan kepada Direksi dan
karyawan bank dengan tingkat suku bunga lebih rendah 1 - 2%, dilakukan dengan persyaratan dan kondisi
yang sama seperti yang diberikan kepada pihak ketiga.
h. Pada tanggal 31 Desember 2013, bank memiliki rasio kredit non-performing Loan (NPL) terhadap jumlah
kredit yang diberikan adalah sebesar 0,81%, untuk 31 Desember 2012 adalah sebesar 0,84%.
i.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai peraturan yang telah ditetapkan
Bank Indonesia.

39

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)


j.

Seperti dijelaskan pada Catatan 2j, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai kredit dibentuk berdasarkan evaluasi
terhadap kualitas masing-masing akun kredit pada akhir periode. Manajemen berpendapat bahwa jumlah
cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.

k. Kredit yang dihapusbukukan seluruhnya sampai dengan tanggal 31 Desember


Rp. 33.542.632.454,-. Pada tahun 2013 tidak terdapat kredit yang dihapusbukukan.
l.

9.

2013

sebesar

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan bersama
dengan bank-bank lain. Jumlah bagian Bank Kalteng sebagai anggota sindikasi pada tanggal 31 Desember
2013 berkisar 0,57 % untuk Jalan Tol Cikampek - Palimanan dan 0,32% untuk PLN Merah Putih dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi, Pada tanggal 31 Desember 2012 berkisar 0,32% untuk PLN Merah Putih dari
jumlah keseluruhan kredit sindikasi.

PENYERTAAN
Rincian Penyertaan Saham adalah sebagai berikut :
2013
Akumulasi bagian atas
Nama Perusahaan

Jenis Usaha

Metode Biaya
PT. Sarana Kalteng Ventura
Modal Ventura
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Prosentase

Biaya

Laba (rugi) bersih

Kepemilikan

Perolehan

perusahaan Asosiasi

8,13%

500.000.000
500.000.000

Nilai Tercatat

500.000.000
500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

2012
Akumulasi bagian atas
Nama Perusahaan

Jenis Usaha

Metode Biaya
PT. Sarana Kalteng Ventura
Modal Ventura
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Prosentase

Biaya

Laba (rugi) bersih

Kepemilikan

Perolehan

perusahaan Asosiasi

8,13%

500.000.000
500.000.000

Nilai Tercatat

500.000.000
500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

Jumlah Penyertaan tersebut adalah penyertaan saham pada PT. Sarana Kalteng Ventura sebanyak 500.000
lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 per lembar saham. PT Sarana Kalteng Ventura merupakan
Lembaga Pembiayaan yang bergerak di bidang Modal Ventura yang mulai beroperasi sebagai lembaga
pembiayaan sejak tahun 1997 dengan surat izin dari menteri keuangan RI Nomer: 207/KMK. 017/1997 tanggal 6
Mai 1997.
Jumlah pernyataan termasuk penerimaan Deviden Saham (pembagian stock Deviden) per 31 Desember 2013
dan 2012 sebesar Rp 822.842.000,- atau 822.842 lembar saham yang masing-masing Rp.1.000,- per lembar
saham dengan persentase kepemilikan saham 8,13%.

40

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.

PENYERTAAN (Lanjutan)
Sesuai ketentuan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), deviden saham tidak diakui sebagai
pendapatan (tidak dibukukan). Atas pernyataan tersebut PT Bank Kalteng tahun 2013 dan tahun 2012
membukukan pendapatan deviden tunai masing-masing sebesar Rp. 87.978.395,- dan Rp. 269.203.268,-.
Klasifikasi penyertaan saham berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia :

Kolektibilitas
Lancar
Macet
Jumlah
Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2013

2012

500.000.000
500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

500.000.000
500.000.000
(5.000.000)
495.000.000

2013
5.000.000
5.000.000

2012
5.000.000
5.000.000

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

Saldo Awal Periode


Penyisihan yang dibentuk
Saldo Akhir Tahun

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah memadai.

10. ASET TETAP

Saldo Awal
Biaya Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah
Gedung Kantor
Rumah Instansi
Kendaraan
Inventaris dan
Perlengkapan kantor
Jumlah Nilai Tercatat
Akm Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Gedung Kantor
Rumah Instansi
Kendaraan
Inventaris dan
Perlengkapan kantor
Jumlah Akum. Penyusutan
Nilai Buku

2013
Penambahan

Pengurangan

Saldo Akhir

4.698.164.078
42.257.464.699
10.117.293.830
8.069.172.785

1.431.506.400
3.058.191.323
49.900.000
3.707.785.272

6.129.670.478
45.315.656.022
10.167.193.830
11.776.958.057

55.405.109.881
120.547.205.273

3.867.173.999
12.114.556.994

59.272.283.880
132.661.762.267

14.005.576.912
3.281.003.047
6.847.165.995

2.621.455.161
559.930.288
1.218.061.658

16.627.032.074
3.840.933.335
8.065.227.653

34.431.671.220
58.565.417.175
61.981.788.099

4.943.883.370
9.343.330.477

39.375.554.590
67.908.747.652
64.753.014.616

41

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (Lanjutan)
2012
Penambahan

Saldo Awal
Biaya Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah
Gedung Kantor
Rumah Instansi
Kendaraan
Inventaris dan
Perlengkapan kantor
Jumlah Nilai Tercatat
Akm Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Gedung Kantor
Rumah Instansi
Kendaraan
Inventaris dan
Perlengkapan kantor
Jumlah Akum. Penyusutan
Nilai Buku

Pengurangan

Saldo Akhir

4.698.164.078
39.188.845.656
9.275.747.830
10.111.481.405

3.068.619.043
841.546.000
160.591.380

2.202.900.000

4.698.164.078
42.257.464.699
10.117.293.830
8.069.172.785

51.183.014.338
114.457.253.307

4.222.095.543
8.292.851.966

2.202.900.000

55.405.109.881
120.547.205.273

11.563.671.319
2.828.657.710
8.331.357.587

2.441.905.593
452.345.337
994.598.455

2.478.790.047

14.005.576.912
3.281.003.047
6.847.165.995

29.494.159.524
52.217.846.140
62.239.407.167

4.937.511.696
8.826.361.082

34.431.671.220
58.565.417.175
61.981.788.099

2.478.790.047

Pada tanggal 31 Desember 2013, Aset tetap yang diasuransikan adalah Gedung Kantor Pusat dan Perabotan
Kantor yang ada di dalam bangunan tersebut di Jln. RTA Milono No. 12 Palangka Raya dengan jumlah
pertanggungan masing sebesar Rp. 30.877.751.995,- Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah
pertanggungan cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.

11. ASET LAIN-LAIN


Rincian aset lain-lain adalah sebagai berikut :
2013
Pendapatan yang masih akan diterima
Persedian Barang Cetakan
Uang Muka Pajak
Beban Dibayar Dimuka
Beban Yang Ditangguhkan
Rekening Perantara
Lain-lain
Jumlah

2012

18.210.729.935
954.752.013
593.807.667
251.434.831
64.768.219
10.494.235.688
30.569.728.354

17.023.283.756
668.793.481
4.626.203.670
574.526.422
327.755.371
1.914.757
13.703.519.647
36.925.997.104

2013
18.175.471.793
35.258.142
18.210.729.935

2012
16.768.122.421
176.678.049
78.483.286
17.023.283.756

Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari :

Pendapatan bunga kredit yang masih akan diterima


Pend. Bunga dari Penempatan Bunga Deposito
Pend. bunga lainnya yang masih akan diterima

42

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan)
Beban Dibayar Dimuka terdiri dari :
2013
32.020.825
491.110.343
67.284.333
3.392.167
593.807.667

Premi Asuransi
Sewa
Premi Penjamin pada Pemerintah
Premi Asuransi Lainnya

2012
18.859.133
486.263.893
67.284.333
2.119.063
574.526.422

Lain-lain terdiri dari :


Aset tetap tak berwujud
Amortisasi Aset tetap tak berwujud
Aset Tetap dalam Proses
Uang Muka Lainnya
Aset Lainnya

2013
15.456.488.121
(14.120.464.810)
8.032.437.000
999.825.377
125.950.000
10.494.235.688

2012
14.966.328.121
(12.255.976.882)
4.522.410.000
1.024.336.499
5.446.421.909
13.703.519.647

2013
7.953.861.217
47.570.866.600
218.102.559
30.407.174
97.503.036
55.870.740.585

2012
12.505.454.140
27.902.168.741
401.465.271
27.033.842
78.862.402
29.160
40.915.013.555

13. LIABILITAS SEGERA


Rincian liabilitas segera adalah sebagai berikut :

Kiriman Uang
Liabilitas Lainnya
Liabilitas Kepada Pihak Ketiga Lainnya
Liabilitas Jatuh Tempo
Titipan Kelebihan Bayar Pinjaman
Titipan Administrasi BPD Net

Labilitas lainnya merupakan titipan setoran jaminan, kewajiban pada pihak ketiga dan kewajiban lainnya.

14. SIMPANAN NASABAH - GIRO


Saldo giro per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp.1.943.298.607.348,- dan
Rp.2.008.702.310.860,- .
Rincian giro berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :
2013
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Giro

75.241.798.409
1.868.056.808.939
1.943.298.607.348

2012
92.227.162.957
1.916.475.147.903
2.008.702.310.860

Suku bunga rata-rata tahunan untuk giro pada tahun 2013 dan 2012 adalah sebesar 1,75% dan 2,50%.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada giro yang diblokir baik sebagai jaminan kredit maupun
untuk tujuan yang lain.

43

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. SIMPANAN NASABAH - TABUNGAN
Saldo tabungan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp. 1.024.502.335.298,Rp. 962.342.986.010,-.

dan

Rincian tabungan berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Tabungan

2013
12.796.554.035
1.011.705.781.263

2012
7.210.463.280
955.132.522.730

1.024.502.335.298

962.342.986.010

2013
458.049.773.673
543.531.490.053
22.921.071.571

2012
438.990.903.610
510.638.905.728
12.713.176.672

1.024.502.335.298

962.342.986.010

Rincian tabungan berdasarkan Jenis :

Simpeda
Taheta
Tabunganku

Tingkat suku bunga rata-rata untuk Tabungan tahun 2013 dan 2012 sebesar 3,00 % dan 3,50 %.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada tabungan yang diblokir baik sebagai jaminan kredit
maupun untuk tujuan yang lain.

16. SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO


Saldo deposito per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp. 225.670.838.140,Rp.197.885.850.573,-.

dan

Rincian Deposito berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :


2013
Deposito on Call
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Deposito on Call
Deposito Berjangka
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Deposito Berjangka
Jumlah Deposito

44

2012
-

15.000.000.000
15.000.000.000

9.745.000.000
215.925.838.140
225.670.838.140
225.670.838.140

3.569.000.000
179.316.850.573
182.885.850.573
197.885.850.573

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO (Lanjutan)
Rincian Deposito Berjangka berdasarkan jangka waktunya adalah sebagai berikut :

1
3
6
12
12

2013
169.082.363.490
26.003.850.000
24.100.300.000
5.874.324.650
475.000.000
135.000.000
225.670.838.140

Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan keatas
Jatuh tempo

2012
138.093.476.383
26.792.780.000
26.361.950.000
5.502.644.190
535.000.000
600.000.000
197.885.850.573

Suku bunga rata - rata tahunan adalah sebesar 6,88 % pada tahun 2013 dan 5,75 % pada tahun 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat deposito berjangka yang diblokir untuk dijadikan atas
fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya.

17. SIMPANAN DARI BANK LAIN


Rincian simpanan dari bank lain berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :
2013
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Jumlah Simpanan dari Bank Lain

2012

11.825.720.208
11.825.720.208

2.239.365.200
2.239.365.200

2013
9.667.522.201
2.114.207
6.650.241
618.964.500
8.175.775
32.230.148
6.168.941
7.087.500
1.476.806.696
11.825.720.208

2012
916.070.928
3.762.853
32.350.148
9.129.500
176.841.356
6.770.241
318.940
872.500
1.093.248.734
2.239.365.200

Rincian simpanan dari bank lain :


Bank Mandiri
Bank BRI
Bank DKI
Bank BII
Bank BNI
Bank BPD Irian Jaya
Bank Danamon
Bank Mega
Bank PD BPR Marunting Sejahtera
Jumlah Simpanan dari Bank Lain

18. PINJAMAN YANG DITERIMA


2013
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Bank Indonesia - Kredit Likuiditas KPKM
Pemerintah Republik Indonesia

45

2012
-

86.635.145
20.473.677.436
20.560.312.581

88.538.645
20.000.000.000
20.088.538.645

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
a. Bank Indonesia Kredit Likuiditas KPKM
Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dalam bentuk Kredit Likuiditas
dalam rangka pembiayaan kepada Pengusaha kecil dan Mikro.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 31/20/UK tanggal 12 Pebruari 1999, Plafond induk pinjaman
sebesar Rp. 2.000.000.000,-, suku bunga yang dikenakan kepada bank sebesar 13% yang dihitung dari
saldo terutang bank kepada Bank Indonesia sedangkan Bank akan mendapat bunga sebesar 16% pertahun
atas kredit likuiditas KPKM yang diberikan.
Pada tanggal 15 Desember 1999 kredit likuiditas KPKM dialihkan pengelolaannya dari Bank Indonesia ke
PT Permodalan Nasional Madani sesuai dengan Surat Bank Indonesia Palangka Raya No.1/1/DKr/PPkr/Plk
tentang pelaksanaan pengalihan KLBI kepada PT PNM. Pengalihan tersebut hanya berupa pengelolaan
pinjaman sedangkan setiap pencairan pinjaman tetap harus mendapat persetujuan dari BI dan
pelunasannya tetap ke Bank Indonesia.
b. Pemerintah Republik Indonesia
Berdasarkan Perjanjian Pinjaman No. KP - 031 /DP3/2004 tanggal 12 Agustus 2004, Bank ditunjuk sebagai
Lembaga Keuangan Pelaksana dalam rangka penyaluran Kredit Usaha Mikro dan Kecil dan untuk
mendapatkan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang bersumber dari dana Surat
Utang Pemerintah (SUP) nomor SU-005/MK/ 1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan Plafon sebesar
Rp.20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah). Pinjaman ini dikenakan bunga yang besarnya sama dengan
tingkat bunga SUP yang dikenakan oleh Bank Indonesia kepada Departemen Keuangan yaitu sebesar suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka 3 (tiga) bulan yang ditetapkan setiap 3 bulan sekali pada tanggal
10 maret sampai dengan 9 Juni, 10 Juni sampai dengan 9 September, 10 September sampai dengan 9
Desember, dan 10 Desember sampai dengan 9 Maret atas dasar lelang Sertifikat Bank Indonesia. Jangka
waktu pinjaman ini sejak ditandatangani sampai dengan tanggal 10 Desember 2019.

19. PERPAJAKAN
a. Utang pajak terdiri dari:
2013
584.307.548
19.596.297
464.408.465
162.722.594
4.135.576.260
10.957.061.656
16.323.672.820

Pajak penghasilan pasal 21


PPh 23 Giro
PPh 23 Tabungan
PPh 23 Deposito
Lainnya
Pajak Penghasilan pasal 29

46

2012
3.177.656.031
19.698.454
415.097.397
111.389.294
2.362.530.271
6.086.371.447

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (Lanjutan)
b. Rekonsiliasi antara taksiran beban pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku dari laba
komersial sebelum beban pajak, dengan taksiran beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi untuk
periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
2013
176.611.756.144

2012
161.211.793.225

Beda Tetap
Beda Temporer
Jumlah
Laba Menurut Pajak

14.802.459.820
4.824.053.943
19.626.513.763
196.238.269.908

826.363.615
4.566.115.915
5.392.479.530
166.604.272.755

Pembulatan
Laba kena pajak dikalikan dengan tarif Ps 17
25% x
196.238.269.000

196.238.269.000

166.604.272.000

49.059.567.250

41.651.068.000

2013
49.059.567.250

2012
41.651.068.000

41.995.124.676
7.064.442.574

39.288.537.729
2.362.530.271

Laba (Rugi) Komersial

Koreksi Fiskal

PPh pasal 29 terutang


Kredit Pajak
Uang muka Pajak PPh 25
PPh pasal 29 Kurang (lebih) bayar
c. Pendapatan (Beban) Pajak :

2013
(49.059.567.250)
808.454.009
(48.251.113.241)

Pajak kini
Pendapatan (Beban) pajak tangguhan
Jumlah

2012
(41.651.068.000)
546.830.389
(41.104.237.611)

Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Kalteng menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak
Tahunan ke kantor pajak atas dasar self assessment . Kantor pajak berhak memeriksa atau mengoreksi
pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak terhutang.
Sejak tahun 2009, Bank Kalteng mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto dalam
perhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan sesuai dengan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni
2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010.
d. Banding Pajak Tahun 2007
Pada Agustus 2012 Bank mengajukan banding kepengadilan pajak berkaitan dengan hasil pemeriksaan
pajak tahun fiskal 2007 (berkaitan dengan pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai) dengan
jumlah sebesar Rp. 8.239.549.980,- yang terdiri dari pajak yang kurang bayar
sebesar
Rp. 5.267.263.300,- dan sanksi administrasi bunga pasal 13 ayat (2) KUP sebesar Rp. 2.672.286.480,-

47

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Banding Pajak Tahun (Lanjutan)
Pada September 2013 Pengadilan pajak menolak banding pemohon mengenai keberatan atas surat
ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB) pajak penghasilan badan tahun pajak 2007. Berdasarkan putusan
pengadilan pajak No. Put. 47466/PP/M.XIV/15/2013 tanggal 25 September 2013 bank diwajibkan membayar
pajak sebesar Rp. 8.239.549.980,- dan sanksi administrasi bunga pasal 19 (1) KUP sebesar
Rp. 4.135.576.260,- sesuai dengan tagihan pajak bunga tagihan nomor : 00001/109/07/711/13.
Pengadilan pajak mengabulkan sebagian banding pemohon mengenai keberatan atas surat ketetapan pajak
kurang bayar (SKPKB) pajak penghasilan pasal 4 ayat (2) final masa pajak Maret dan Oktober 2007.
Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. Put. 47467/PP/M.XIV/25/2013 tanggal 25 September 2013 bank
diwajibkan membayar pajak PPh pasal 4 ayat (2) bulan Oktober 2007 sebesar Rp.20.228.601,- dan sanksi
administrasi bunga pasal 13 (2) KUP sebesar Rp. 9.709.728,- serta No. Put. 47468/PP/M.XIV/25/2013
tanggal 25 September 2013 bank diwajibkan membayar pajak PPh pasal 4 ayat (2) bulan Maret 2007
sebesar Rp.12.383.541,- dan sanksi administrasi bunga pasal 13 (2) KUP sebesar Rp. 5.944.099,-.

e. Ikhtisar perubahan aset pajak tangguhan :


2013
6.030.808.280
824.649.597
6.855.457.877

Saldo Awal Tahun


Penambahan (pengurangan)
Jumlah

2012
5.490.779.312
540.028.968
6.030.808.280

Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan
memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

20. LIABILITAS IMBALAN PASKA KERJA


Perhitungan Manfaat Imbalan Paska Kerja berdasarkan Undang - undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003
dan PSAK 24 (Revisi 2004).
Berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilaksanakan oleh aktuaris PT. Gemma Mulia Inditama Jakarta sesuai
perhitungan Aktuaria No. 4919/PSAK-GMI/XII/13 tanggal 31 Desember 2013, liabilitas diestimasi atas imbalan
kerja per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :
2013
7.066.553.189
2.310.080.918
(2.265.570.000)
7.111.064.107

Labilitas awal periode


Beban Periode berjalan
Imbalan yang dibayarkan
Jumlah Liabilitas akhir periode

48

2012
5.786.624.392
1.924.168.797
(644.240.000)
7.066.553.189

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. LIABILITAS LAIN-LAIN
Liabilitas lain-lain terdiri dari :
2013
26.198.532.317
616.745.518
31.385.790
18.248.299.180
3.123.848.528
48.218.811.332

Setoran Jaminan
Bunga Yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan Ditangguhkan
Lainnya
Rekening Perantara
Jumlah

2012
22.239.784.432
510.510.013
12.663.370
43.586.374.660
98.134.559.613
164.483.892.088

22. EKUITAS
Ekuitas Bank Kalteng masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :
2013
323.521.059.064
167.704.191.295
128.360.642.903
619.585.893.262

Modal dasar, ditempatkan dan disetor


Cadangan
Saldo Laba (Rugi)

2012
273.490.059.064
137.677.302.391
120.107.555.613
531.274.917.069

a. Modal dasar, ditempatkan dan disetor


Berdasarkan Pasal 4 Akta Pendirian PT Bank Pembangunan Kalteng yang minuta aktanya dibuat oleh Ellys
Nathalina, SH, notaris di Palangka Raya, dalam akta No. 110 tanggal 22 Mei 2000, Jumlah Modal saham
yang ditempatkan sebesar Rp.26.000.000.000,- (Dua Puluh Enam Milyar Rupiah) dimana
Rp.8.224.190.083,07 telah disetor penuh kedalam perseroan dengan inbreng sedangkan sisanya sebesar
Rp.7.775.809.916,93 akan disetor penuh dengan uang tunai kepada perseroan selambatnya pada tanggal
akta pendirian ini memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik
Indonesia atau tanggal 15 Agustus 2000, namun sampai dengan tahun 2002 jumlah tersebut belum disetor
penuh oleh pihak pendiri.
Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Pembangunan
Kalteng No. 18 tanggal 14 Juni 2003 yang dibuat di hadapan notaris Ellys Nathalina, SH., para pemegang
saham telah memutuskan dan menyetujui untuk diambil oleh para pemegang saham yang baru masingmasing sebesar satu milyar rupiah (Rp.1.000.000.000,-), sehingga modal yang ditempatkan menjadi 42.000
lembar saham seri A dengan demikian Anggaran Dasar Perseroan Pasal 4 ayat 1, 2 dan 3 mengalami
perubahan.
Perubahan terakhir berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang
dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalia , SH.MH, Notaris di Palangka Raya , Nomor 06 tanggal 17 Mei
2013 mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Kalteng. Pasal 4 butir (1) Anggaran Dasar tersebut
menyatakan bahwa Modal Dasar sejumlah Rp.1.000.000.000.000,- (Satu Trilyun Rupiah) terbagi atas
100.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).
Modal Dasar sebelumnya sejumlah Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Milyar Rupiah) terbagi atas 50.000
lembar dengan nilai nominal per lembar saham Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah),
dengan pembagian :

49

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. EKUITAS (Lanjutan)
a. Modal dasar, ditempatkan dan disetor (Lanjutan)
2013

2012
%

Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah


Pemerintah Kota Palangkaraya
Pemerintah Kabupaten :
Barito Selatan
Kota Waringin Timur
Kota Waringin Barat
Barito Utara
Kapuas
Barito Timur
Pulang Pisau
Katingan
Murung Raya
Seruyan
Gunung Mas
Lamandau
Sukamara
Pihak Swasta
Jumlah

Nilai (Rp)
400.000.000.000
27.000.000.000

Kepemilikan

43.000.000.000
43.000.000.000
47.000.000.000
43.000.000.000
43.000.000.000
39.000.000.000
31.000.000.000
39.000.000.000
39.000.000.000
39.000.000.000
39.000.000.000
39.000.000.000
39.000.000.000
50.000.000.000

4,30

1.000.000.000.000

40,00
2,70

Nilai (Rp)
200.000.000.000
13.500.000.000

Kepemilikan

40,00
2,70
4,30

5,00

21.500.000.000
21.500.000.000
23.500.000.000
21.500.000.000
21.500.000.000
19.500.000.000
15.500.000.000
19.500.000.000
19.500.000.000
19.500.000.000
19.500.000.000
19.500.000.000
19.500.000.000
25.000.000.000

100,00

500.000.000.000

100,00

4,30
4,70
4,30
4,30
3,90
3,10
3,90
3,90
3,90
3,90
3,90
3,90

4,30
4,70
4,30
4,30
3,90
3,10
3,90
3,90
3,90
3,90
3,90
3,90
5,00

Komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham
( Lembar )
2013
2012
12.400
11.100
458
338

Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah


Pemerintah Kota Palangkaraya
Pemerintah Kabupaten :
Barito Selatan
Kota Waringin Timur
Kota Waringin Barat
Barito Utara
Kapuas
Barito Timur
Pulang Pisau
Katingan
Murung Raya
Seruyan
Gunung Mas
Lamandau
Sukamara
Pihak Swasta
Jumlah

1.511
1.615
1.919
1.677
1.233
1.100
690
1.275
1.275
1.950
1.625
1.675
1.950
32.352

50

1.298
1.348
1.419
1.440
1.091
975
540
1.125
1.075
1.463
1.325
1.438
1.375
27.349

Prosentase Kepemilikan
(%)
2013
2012
38,33
40,59
1,41
1,23
4,67
4,99
5,93
5,18
3,81
3,40
2,13
3,94
3,94
6,03
5,02
5,18
6,03

4,75
4,93
5,19
5,27
3,99
3,57
1,97
4,11
3,93
5,35
4,84
5,26
5,03
-

100,00

100,00

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. EKUITAS (Lanjutan)
a. Modal dasar, ditempatkan dan disetor (Lanjutan)
Jumlah Modal disetor adalah sebagai berikut :
2013
Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah
Pemerintah Kota Palangkaraya
Pemerintah Kabupaten :
Barito Selatan
Kota Waringin Timur
Kota Waringin Barat
Barito Utara
Kapuas
Barito Timur
Pulang Pisau
Katingan
Murung Raya
Seruyan
Gunung Mas
Lamandau
Sukamara
Pihak Swasta
Jumlah

2012

124.000.010.134
4.575.606.690

111.000.010.134
3.375.606.690

15.110.000.000
16.152.000.000
19.188.442.232
16.768.000.008
12.327.000.000
11.000.000.000
6.900.000.000
12.750.000.000
12.750.000.000
19.500.000.000
16.250.000.000
16.750.000.000
19.500.000.000
323.521.059.064

12.980.000.000
13.478.000.000
14.188.442.232
14.402.000.008
10.911.000.000
9.750.000.000
5.400.000.000
11.250.000.000
10.750.000.000
14.630.000.000
13.250.000.000
14.375.000.000
13.750.000.000
273.490.059.064

b. CADANGAN
Cadangan Bank Kalteng masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :

Cadangan Umum
Cadangan Tujuan

2013
100.359.266.351
67.344.924.943

2012
82.343.133.009
55.334.169.382

167.704.191.295

137.677.302.391

2013
57.373.272.551
17.917.075.657
87.978.395
385.554.327.518
460.932.654.121

2012
58.879.039.456
2.017.221.664
269.203.268
348.877.678.979
410.043.143.367

23. PENDAPATAN BUNGA


Pendapatan bunga meliputi bunga yang diperoleh dari :
Bank Indonesia
Bank Lain
Dari Pihak Ketiga
Pendapatan Atas Bunga Kredit
Jumlah

51

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI
Pendapatan provisi dan komisi meliputi :
Komisi dan Provisi Kredit
Provisi, Komisi dan Jasa Lainnya
Jumlah

2013
410.437.999
4.098.499.592
4.508.937.590

2012
274.919.854
3.472.790.565
3.747.710.419

2013
45.053.000
3.055.894
106.524.472.516
106.572.581.410

2012
2.805.859.402
1.536.000
108.994.398.858
111.801.794.261

2013
164.931.000
22.864.215.530
432.390.509
973.035.355
317.574.689
24.752.147.083

2012
170.801.025
20.861.030.310
392.322.183
909.454.937
248.339.130
22.581.947.585

25. BEBAN BUNGA


Beban bunga meliputi bunga atas :
Provisi dan Komisi
Antar Bank
Pihak Ketiga Bukan Bank
Jumlah

26. PENDAPATAN LAIN-LAIN


Pendapatan lain-lain terdiri atas :
Pengantian Barang Cetakan
Hasil Jasa Administrasi
Penerimaan dari Piutang Ekstra Kredit
Denda Lainnya
Lain-lain
Jumlah

27. BEBAN PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI


Beban CKPN terdiri atas :
2013
Beban
Beban
Beban
Beban

CKPN
CKPN
CKPN
CKPN

2.044.056.242
2.044.056.242

Antar Bank Aktiva


Kredit Yang Diberikan
Transaksi Rek. Administratif
Lainnya
Jumlah

2012
71.106.752.565
71.106.752.565

28. PEMULIHAN (PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN


Pemulihan (Pembentukan) penyisihan kerugian terdiri atas :
2013
2.948.829.894
2.948.829.894

Koreksi Cad.Penyisihan Penempatan Antar Bank


Koreksi Cad.Penyisihan Kredit Yang Diberikan
Jumlah

52

2012
2.437.707.913
91.488.134.814
93.925.842.727

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. BEBAN TENAGA KERJA
Beban Tenaga Kerja terdiri atas :
Gaji dan Upah
Tunjangan
Pendidikan Dan Pelatihan
Honorarium Dewan Komisaris
Tenaga Honorer dan Kontrak
Uang Lembur
Perawatan Kesehatan
Uang Cuti
Insentif
Uang Pengabdian Direksi/dekom
Jasa Produksi
Uang Pesangon
Tenaga kerja Lainnya
Jumlah

2013
11.211.342.013
49.048.251.686
5.091.581.986
6.002.770.074
4.407.431.000
505.167.150
2.295.784.378
4.792.257.416
3.204.111.273
77.690.860
17.661.145.684
281.484.500
2.302.115.209
106.881.133.228

2012
10.975.663.625
45.831.939.545
11.368.008.908
4.435.643.187
3.681.691.006
435.023.800
1.806.052.176
3.432.086.300
4.352.908.333
7.585.697.016
16.121.988.429
6.966.431.562
116.993.133.887

2013
10.831.125.962
2.450.380.710
9.759.553.478
3.557.516.481
12.649.844.168
4.429.023.123
11.248.010.005
32.262.082.577
373.870.765
4.482.569.861
1.992.874.838
6.786.000
9.200.993.092
103.244.631.061

2012
10.416.329.903
1.866.698.049
7.539.583.546
2.864.056.396
236.370.084
2.959.101.473
10.968.688.638
28.535.628.008
291.861.500
2.861.429.344
1.793.164.898
5.000.000
66.349.500
70.404.261.340

2013
2.638.589.589
559.586.535
1.230.788.936
4.882.174.516
1.936.870.428
11.248.010.005

2012
2.481.008.877
519.424.582
960.924.504
5.063.707.847
1.943.622.828
10.968.688.638

30. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM


Beban Administrasi dan Umum terdiri atas :
Premi Asuransi
Penelitian dan Pengembangan
Sewa
Promosi
Pajak
Pemeliharaan dan Perbaikan
Penyusutan Aset Tetap
Barang dan Jasa
Tamu / Protokoler
Pembinaan Pegawai
Humas / Instansi
Pelayanan Hukum
Lainnya
Jumlah
Beban penyusutan aset tetap terdiri atas :
Bangunan
Rumah Instansi
Kendaraan
Inventaris
Beban Amortisasi
Jumlah

53

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PENDAPATAN NON OPERASIONAL
Pendapatan non operasional terdiri dari :
Pendapatan Sewa
Selisih Kas
Pendapatan Non Operasional Lainnya
Koreksi PPAP
Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap dan Inventaris
Jumlah

2013
4.500.000
137.898.547
1.094.755.077
1.076.775.996
1.010.310.000
3.324.239.620

2012
4.500.000
1.597.466
2.175.187.409
2.181.284.875

32. BEBAN NON OPERASIONAL


Beban non operasional terdiri dari :
2013
441.951.439
168.737.000
166.687.700
263.587.964
71.686.121
1.112.650.224

Transfer Payment
Divisi Treasury
Divisi Umum & SDM
Divisi Kepatuhan & Man Risk
Divisi Kelompok manajenen
Denda-denda
Non Operasional Lainnya
Penghapusan / Kehilangan ATI
Jumlah

2012
31.000.000
73.500.000
27.489.510
64.170.000
71.828.600
139.542.481
525.310.317
29.352.788
962.193.696

33. KOMITMEN DAN KONTIJENSI


Komitmen dan kontijensi terdiri dari :
2013

2012

KOMITMEN

Liabilitas
Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakan
Fasilitas kredit nasabah yang belum ditarik
Jumlah Liabilitas
JUMLAH KOMITMEN BERSIH

(45.414.055.757)
(45.414.055.757)
(45.414.055.757)

(8.857.409.092)
(8.857.409.092)
(8.857.409.092)

KONTINJENSI

Tagihan kontijensi
Pendapatan Bunga dalam penyelesaian
Kredit dan bunga yang telah dihapusbukukan
Jumlah Tagihan

5.520.655.759
34.456.701.349
39.977.357.108

5.438.291.738
35.334.743.988
40.773.035.726

Liabilitas
Bank Garansi
Lainnya
Jumlah Liabilitas
JUMLAH KONTIJENSI BERSIH

61.307.586.157
61.307.586.157
(21.330.229.049)

54

72.179.750.105
72.179.750.105
(31.406.714.379)

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. PROGRAM DANA PENSIUN
Bank menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang didanai melalui
iuran bulanan ke dana pensiun terpisah. Manfaat dari program pensiun ini adalah menutup Liabiltas tunjangan
masa kerja pegawai sehubungan dengan penetapan Undang-undang No.13 /2003 tentang "Ketenagakerjaan"
tanggal 25 Maret 2003. Tambahan Kesejahteraan karyawan berdasarkan undang-undang ini adalah tidak
didanai. Usia pensiun normal yang digunakan adalah 55 Tahun. Dalam program ini, manfaat pensiun dibayarkan
berdasarkan penghasilan dasar tertinggi dan masa kerja karyawan. Program ini dikelola oleh Dana Pensiun PT
Bank Kalteng yang diatur dengan keputusan direksi PT Bank Kalteng No: DSLK.500/SK-30-0043/V.02 tentang
peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Kalteng yang memperoleh persetujuan dari Menteri
Keuangan No. KEP-282/KM.6/2002 tanggal 18 Nopember 2002 yang merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana
Pensiun Karyawan PT Bank Kalteng yang dibentuk berdasarkan Akta Notaris Melyo Unan Sawan, SH, dan telah
mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan No. KEP.179/KM.17/1996 tanggal 21 Mei 1996.
Pendanaan Dana Pensiun PT Bank Kalteng terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan.
Kontribusi karyawan dari gaji pokok dan kontribusi Perusahaan adalah masing-masing sebesar 14,65 % dan 6
Perhitungan aktuaria atas biaya manfaat pensiun pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 didasarkan atas
laporan aktuaria terakhir tanggal 10 September 2012 dari konsultan Aktuaria PT Sienco Aktuarindo Utama
dengan metode Projected Benefit Cost Method (attained age normal).
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun diambil berdasarkan laporan
aktuaria sebagai berikut:
Hasil Investasi Bersih
Kenaikan Skala Gaji

:
:

Usia Pensiun Normal


Tingkat Mortalita
Tingkat Cacat
Biaya Cadangan Bagi Anak
Biaya Pengelolaan
Selisih usia suami - istri

:
:
:
:
:
:

8,5 % per tahun


7 % Per tahun untuk penghasilan dasar pensiun per tahun
2 % per tahun untuk kenaikan manfaat pensiun per tahun
55 Tahun
The 1999 Annuity Mortality Table (Modified)
1% dari kemungkinan orang meninggal dunia pada usia itu
1% dari Cadangan manfaat pensiun peserta
25% dari total hasil investasi per tahun
5 tahun

35. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI


Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihak berelasi, dilaksanakan berdasarkan syarat dan kondisi serupa
seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga (kecuali pinjaman kepada karyawan dan pengurus yang diberikan dengan
jangka waktu berkisar antara 1 sampai dengan 15 tahun dengan suku bunga 10 % dan pembayaran melalui
pemotongan gaji setiap bulan).
PT Bank Kalteng memberikan pinjaman / kredit konsumsi kepada karyawan dan pengurus dengan suku bunga
khusus sebesar 10 % dibawah bunga untuk pinjaman serupa bagi umum sebesar 16%, namun atas transaksi
tersebut belum diterapkan PSAK 55 yang mengharuskan perbedaan suku bunga yang terjadi diakui pada laporan laba
rugi menggunakan suku bunga efektif.

55

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)
Perincian transaksi dan saldo signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah
sebagai berikut:

Kredit Yang diberikan


Nama Debitur

Jumlah Debitur
2013
2012

Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Barito Selatan

Perorangan
Komisaris
Pejabat Bank

Baki Debet
2013

2012

1
1

10.729.980.924
10.729.980.924

36
36

2
29
32

5.110.330.121
5.110.330.121

21.790.182
4.315.780.554
15.067.551.660

Hubungan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut :


Pihak yang berelasi

Sifat dari hubungan

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan

Pemegang Saham

Pinjaman kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 diklasifikasikan sebagai kolektibiltas
lancar.

36. RASIO KECUKUPAN MODAL


Pengelolaan Risiko Melalui Modal
Kebijakan permodalan Bank Kalteng adalah secara prudent melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk
mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis
yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang optimal, termasuk penempatan pada
perusahaan anak dalam rangka memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator.
Bank Kalteng memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar dan risiko
operasional, baik dalam kondisi normal maupun kondisi stress yang sekaligus menjadi dasar bagi Bank dalam
mengimplementasikan VBM (Value Based Management) melalui pengukuran RORAC (Return On Risk Adjusted
Capital) . Dengan VBM, Bank dapat mengidentifikasi unit bisnis, segmen, produk, wilayah yang memberikan nilai
tambah bagi Bank. Dengan demikian Bank dapat fokus mengembangkan bisnis yang paling memberikan nilai
tambah bagi Bank.
Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko
kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar Basel II
(Standardized Approach) . Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar, sedangkan secara internal
Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai Model Internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada
Pendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach) dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar
(Standardized Approach) .

56

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. RASIO KECUKUPAN MODAL (Lanjutan)
Dalam penerapan SE BI No.13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal perhitungan ATMR risiko kredit
menggunakan pendekatan standar, hasil perhitungan ATMR Bank menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi
31 Desember 2012 sebesar Rp1,401 Miliar dengan komponen ATMR counterparty credit risk sebesar Rp1,572
Miliar. Posisi ATMR risiko pasar dengan pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan
standar menunjukan angka Rp 506 Miliar.
Saat ini Bank sedang melakukan pengembangan perhitungan kebutuhan permodalan untuk risiko kredit dengan
pendekatan advance baik regulatory (IRBA) maupun pendekatan ekonomis. Pendekatan ekonomis (economic
capital) dikembangkan untuk risiko kredit dan risiko operasional.
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR] ) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut
risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]) . Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit
terdiri dari Modal Inti (Tier I) dan Modal Pelengkap (Tier II) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan.
Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (Tier
III) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal.
Rasio Kecukupan Modal (Bank Kalteng saja) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

2013
Komponen Modal terdiri dari :
Modal Inti
Modal Disetor
Faktor Penambah
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan
Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)

Laba tahun berjalan setelah pajak (50%)


Dana Setoran Modal
Modal Inti
Faktor Pengurang
Selisih kurang antara PPA dan Cadangan kerugian
penurunan nilai atas aset produktif
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset
non produktif yang wajib diperhitungkan
Faktor Pengurang modal inti
Aset tidak berwujud lainnya
Jumlah Modal Inti

2012

184.396.059.064

184.396.059.064

100.359.266.351
67.344.924.943
(6.062.228.500)
64.180.321.452
139.125.000.000
364.947.284.246

82.343.133.009
55.334.169.382
(7.946.740.012)
60.053.777.807
89.094.000.000
278.878.340.186

33.683.511.623

25.148.678.866

1.094.016.420

764.956.503

514.565.815.267

8.259.625.000
429.101.138.881

27.646.927.789
27.646.927.789
542.212.743.056
1.571.573.043.311
640.181.179.819
24,52%

23.843.480.694
23.843.480.694
452.944.619.575
1.401.367.380.545
506.111.075.000
23,75%

Modal Pelengkap
Cadangan Umum PPAP (maksimum 1,25% dari ATMR)

Jumlah Modal Pelengkap


Jumlah Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk Risiko Kredit
Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk Risiko Operasional
Rasio Kecukupan Modal

57

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN
NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL DAN BATAS MAKSIMUM
PEMBERIAN KREDIT
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
adalah masing-masing sebesar 0,67% dan 0,77%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 8.h.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Kalteng pada tanggal 31
Desember 2013 dan 2012 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 0,48 %
dan 0,66 %.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Kalteng pada tanggal 31
Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 3,85% dan 4,06%.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 tidak melampaui
ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimun Pemberian Kredit Bank
Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
38. JAMINAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabubungan, deposito berjangka
dan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diteima letter of credit,
akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontijensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit,
perfomance bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti obligasi subordinasi
dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak berelasi dengan Bank.
Pada tanggal 13 Oktober 2008 Presiden Rebublik Indonesia menetapkan Peraran Pemerintah No. 66 tahun 2008
tentang besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Berdasarkan Peraturan
tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undangundang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp. 100.000.000,- diubah menjadi maksimum Rp.
2.000.000.000,-.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Penganti Undangundang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang-undang sejak tanggal 13
Januari 2009.

39. MANAJEMEN RISIKO


Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19
Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.
11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Buku Pedoman
Perusahaan Pedoman Standar Manajemen Risiko Bank Kalteng agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II
Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur dalam suatu kebijakan
manajemen risiko sehingga bisnis bank dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan
menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko)
pada semua level organisasi.

58

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris terhadap aktivitas manajemen risiko Bank
diimplementasikan melalui pembentukan Komite Pemantau Risiko (KPR), Komite Audit, Komite Remunerasi
Nominasi, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Asset & Liability Committee (ALCO), Komite Manajemen Risiko
(KMR).
Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan
evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanaan fungsi pengawasan.
Kelompok Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Pemimpin kelompok yang bertanggung jawab kepada
Direktur Kepatuhan selaku ketua Komite Manajemen Risiko (KMR).
Kelompok
Manajemen
Risiko
bersama-sama
unit
kerja
terkait
bertanggung
jawab
dalam
mengelola/mengkoordinasikan seluruh risiko yang dihadapi Bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko
operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan termasuk
membahas dan mengusulkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko.
Profil Risiko

Secara berkala Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki bank berdasarkan 8
(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan,risiko reputasi, dan risiko stratejik.
Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan untuk
menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang menjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi
liabilitasnya. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelola risiko kredit
dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko serta diversifikasi risiko kredit.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Sesuai dengan Core Business Bank di bidang Perkreditan, komposisi Portofolio Penyediaan Dana didominasi oleh
eksposur pada Pinjaman yang diberikan (Kredit), Penempatan pada Bank Indonesia dan Penempatan pada Bank
lain sebesar 89,69%.
Eksposur Penyediaan Dana terkonsentrasi pada Portofolio Pegawai/Pensiunan (91,84%) dan sektor ekonomi
Rumah Tangga (93,62%). Meskipun Risiko Kredit terkonsentrasi namun risikonya rendah karena gaji
PNS/Pensiunan dibayarkan melalui Bank Kalteng dan pinjaman dijamin oleh asuransi sehingga potensi kerugian
akibat gagal bayar tersebut masih bisa dieliminir. Disamping itu, kualitas penyediaan dana pada Bank Kalteng
sangat baik yang dibuktikan dengan rendahnya Rasio Aset Produktif dan TRA bermasalah (0,49%) serta Rasio
Kredit Aset Produktif dan TRA Kualitas Rendah (0,99%).
Kualitas pemberian kredit sangat baik dimana NPL gros (0,81%) dan NPL nett (0,23%) masih dibawah risk
tolerance NPL Bank Kalteng yaitu 3% dan batas maksimal ketentuan BI sebesar 5%.

59

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
a. Risiko Kredit (Lanjutan)
Konsentrasi kredit kepada Debitur Inti rendah (1,51%) diikuti dengan rendahnya Rasio Kredit yang Berkualitas
Rendah (1,61%) serta Rasio Aset Produktif dan TRA yang Berkualitas Rendah (0,99%).
Nominal Dana Pihak Ketiga dan Kredit pada tahun 2013 tidak mencapai target rencana bisnis yang telah
ditargetkan. Realisasi Dana Pihak Ketiga hanya mencapai 91,75% sedangkan realisasi penyaluran Kredit hanya
mencapai 93,49% dari target dalam Rencana Bisnis Bank. Namun demikian rasio LDR Bank Kalteng sesuai
dengan target bahkan melebihi target dalam Rencana Bisnis yakni sebesar 77,45%.
Kualitas agunan yang diserahkan nasabah kepada Bank marketable dan cukup mengcover risiko apabila terjadi
kredit yang macet (gagal bayar).
Kualitas penerapan manajemen risiko kredit secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan
minor bersifat administratif misalnya dalam beberapa hasil temuan auditor masih terdapat administrasi kredit
yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tata Kelola Risiko Kredit, termasuk kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi yang secara umum telah memadai
meskipun masih terdapat kelemahan minor. Hal ini mengacu pada hasil pemeriksaan Bank Indonesia maupun
Divisi Pengawasan Intern yang masih menemukan adanya kelemahan dalam melakukan kontrol terhadap
penyimpangan kebijakan perkreditan. Namun demikian, beberapa kelemahan ini sudah ditindaklanjuti,
diantaranya dilakukan dengan cara menyempurnakan kebijakan perkreditan atau melengkapi administrasi kredit
yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sumber Daya Manusia pada aktifitas perkreditan sudah cukup memadai dari segi kompetensi namun dari segi
kuantitas masih kurang memadai. Hal tersebut tercermin dengan masih adanya Analis Kredit yang merangkap
jabatan sebagai penilai agunan (appraisal) atau pembuat laporan sehingga berakibat dapat melemahkan fungsi
pengawasan melekat.
Budaya sadar risiko cukup namun pada aktivitas perkreditan masih belum selalu dilaksanakan dengan konsisten,
hal ini tercermin dengan masih adanya temuan auditor bahwa administrasi kredit yang belum sepenuhnya
berpedoman dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk meminimalisir tingkat risiko kerugian pada aktivitas perkreditan, disamping adanya jaminan tambahan
yang cukup, seluruh kredit yang ada di Bank Kalteng juga telah dijamin dengan asuransi.
Limit risiko untuk kewenangan pemutusan pemberian kredit guna memitigasi risiko sudah memadai dan dipahami
dengan baik oleh satuan kerja yang membidangi bagian kredit sehingga pendelegasian kewenangan bisa
dipantau dan dikendalikan secara berkala oleh pimpinan.
Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness serta pemahaman yang baik terhadap pengendalian risiko
kredit terbukti dengan telah dibuat mitigasi risiko seperti BPP Kebijakan Perkreditan serta batas-batas
kewenangan pemberian kredit untuk mengeliminir risiko-risiko yang mungkin terjadi kedepan terhadap
pemberian kredit.

60

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
a. Risiko Kredit (Lanjutan)
Guna mencapai Bank Kalteng sebagai BPD Regional Champion (BRC) serta dalam rangka mendukung
pembangunan ekonomi daerah, Bank Kalteng harus mempersiapkan strategi nyata dalam meningkatkan
portofolio kredit produktif minimal 55% dari total kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012
tanggal 27 Desember 2012.
b. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang dari suatu instrumen keuangan
akan berflluktuasi akibat perubahan variabel pasar, seperti : suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga
komoditas.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Bank Kalteng merupakan Bank Umum yang belum berorientasi Bank Devisa sehingga eksposur risiko pasar dari
trading tidak ada.
Bank juga tidak memiliki Transaksi Derivatif dan PDN.
Rasio Aset Keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas 1 tahun dibandingkan Kewajiban dengan sisa jatuh tempo
diatas 1 tahun menunjukkan bahwa Aset Keuangan Bank Kalteng dengan sisa jatuh tempo diatas 1 tahun untuk
setahun kedepan sangat besar dibandingkan dengan jumlah kewajibannya. Hal ini dapat diartikan bahwa aset
Bank untuk jangka waktu diatas 1 tahun masih mampu mengcover kewajiban Bank kepada pihak ketiga. Namun
hal tersebut juga mengakibatkan Bank berpotensi besar terkena eksposur Risiko Pasar karena Bank berpotensi
kehilangan pendapatan bunga yang lebih besar mengingat mayoritas penyaluran kredit Bank Kalteng adalah
kredit konsumtif jangka panjang dengan karakteristik tingkat suku bunga fix (tetap) sementara sumber
pendanaan Bank relatif lebih responsif terhadap perubahan suku bunga.

Karakteristik aktivitas bisnis Bank terkait suku bunga pada banking book masih sederhana sehingga modal Bank
saat ini masih mampu mengakomodir eksposur perubahan suku bunga yang ekstrim.
Kualitas penerapan manajemen risiko pasar secara komposit memadai, meskipun demikian tetap perlu
mendapatkan perhatian manajemen mengingat perkembangan pasar yang selalu berubah.
Walaupun Bank Kalteng belum berorientasi pada Bank Devisa dan Bisnis Trading, namun Manajemen memiliki
awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko pasar.
Risiko Suku Bunga
Risiko pasar banking book disebabkan perubahan suku bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking book. Risiko
pasar banking book dikelola dengan mengoptimalkan struktur laporan posisi keuangan Bank untuk mendapatkan
imbal hasil yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking
book dilakukan dengan menetapkan limit yang mengacu pada ketentuan regulator dan internal yang dimonitor
secara mingguan maupun bulanan oleh Divisi Treasuri.

61

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
b. Risiko Pasar (Lanjutan)

Tabel berikut ini merangkum tingkat suku bunga rata-rata efektif


2013
Persen (%)

2012
Persen (%)

3,50

3,50

ASET
Penempatan pada Bank lain
Efek - efek
Pinjaman Yang Diberikan

10 - 21

10 - 21

LIABILITAS
Simpanan Nasabah
- Giro
- Tabungan
- Deposito Berjangka
- Pinjaman Yang diterima

1,75
3,00
6,88
13,00

2,50
3,75
5,75
13,00

Untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga dan nilai tukar pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap
pendapatan dan modal, Bank melakukan stress testing risiko pasar banking book secara berkala.
Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Pasar cukup memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahan fungsi
antara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Namun demikian,
cakupan pelaksanaan audit terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur Risiko Pasar masih perlu
ditingkatkan efektifitasnya.
Tabel berikut merangkum aset Bank yang memperoleh pendapatan bunga dan yang memperoleh beban bunga
(tidak dengan tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan tanggal kontraktual
perubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dulu :

2013
1 - 3 bulan

3 - 6 bulan

Lebih dari

6 - 12 bulan

Jumlah

12 bulan

Giro pada Bank Indonesia

593.578.502.668

593.578.502.668

Penempatan Pada Bank Lain

540.000.000.000

540.000.000.000

7.839.835.804

8.783.729.276

24.936.475.572

2.431.718.171.054

2.473.278.211.706

1.141.418.338.472

8.783.729.276

24.936.475.572

2.431.718.171.054

3.606.856.714.374

Kredit yang diberikan

Dana Pihak Ketiga


1.943.298.607.348

1.943.298.607.348

Tabungan

51.225.116.765

153.675.350.294

204.900.467.059

614.701.401.178

1.024.502.335.296

Deposito

211.769.288.140

9.871.300.000

3.895.250.000

135.000.000

225.670.838.140

86.635.145

86.635.145

11.825.720.208

11.825.720.208

Giro

Liabilitas Pada Bank Indonesia


Liabilitas Kepada Bank Lain
Pinjaman Yang Diterima

20.473.677.436

20.473.677.436

2.218.118.732.461

163.546.650.294

208.795.717.059

635.396.713.759

3.225.857.813.573

62

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
b. Risiko Pasar (Lanjutan)

2012
1 - 3 bulan

3 - 6 bulan

Lebih dari

6 - 12 bulan

Jumlah

12 bulan

1.062.692.052.249

175.000.000.000

13.585.245.183

188.585.245.183

6.167.356.866

8.063.228.663

40.190.849.127

2.226.085.007.899

2.280.506.442.555

1.243.859.409.115

8.063.228.663

40.190.849.127

2.239.670.253.082

3.531.783.739.987

Tabungan

48.117.242.276

144.351.726.827

192.468.969.103

577.406.907.310

962.344.845.516

Deposito

183.306.900.573

11.113.250.000

3.025.700.000

440.000.000

197.885.850.573

2.239.365.200

2.239.365.200

Bank Indonesia

88.538.645

88.538.645

Pinjaman yang diterima

20.000.000.000

20.000.000.000

2.242.365.818.909

155.464.976.827

195.494.669.103

597.935.445.955

3.191.260.910.794

Bank Indonesia
Penempatan Pada Bank Lain
Kredit yang diberikan

1.062.692.052.249

Dana Pihak Ketiga


Giro

Liabilitas Kepada Bank Lain

2.008.702.310.860

2.008.702.310.860

c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas dapat terjadi ketika sebuah bank tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya kepada nasabah
atau pihak lawan secara tepat waktu dengan biaya yang wajar. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang
sangat penting karena berdampak signifikan terhadap keberlangsungan bisnis. Bank senantiasa berupaya
memastikan bahwa setiap kebutuhan likuiditas dan pendanaan saat ini dan masa mendatang dapat terpenuhi
baik dalam kondisi pasar normal maupun kondisi kritis.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Komposisi aset Bank yang ada menunjukkan bahwa Aset Bank cukup memadai untuk menutupi kewajiban jatuh
tempo, hal ini terlihat dari persentase rasio aset likuid yang cukup besar terhadap total aset yang ada (21,58%)
dan rasio aset likuid terhadap pendanaan jangka pendek (29,27%).

Deposan Inti dimana mayoritas dananya milik Pemerintah memiliki nominal yang cukup signifikan menunjukan
konsentrasi pada sumber pendanaan beresiko rendah karena merupakan dana murah, namun jika sewaktuwaktu Pemerintah menarik dananya secara bersamaan dalam jumlah yang besar maka akan berisiko tinggi (high
risk ). Perlu komitmen yang tinggi dari Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah serta usaha pendekatan yang
nyata dari Pengurus/Manajemen agar Pemerintah Daerah tetap menempatkan dananya pada Bank Kalteng.

Komposisi dana pihak ketiga pada Bank Kalteng masih didominasi oleh dana Pemerintah Daerah, sehingga perlu
perhatian khusus dari manajemen terkait strategi dan upaya penghimpunan Dana Pihak Ketiga kedepannya
khususnya dana yang berasal dari luar pemerintah daerah (swasta). Ke depan perlu dilakukan upaya keras dalam
menghimpun dana pihak ketiga yang berasal dari luar pemerintah daerah (swasta) dikarenakan menurut
persyaratan BPD Regional Champion (BRC) minimal dana pihak ketiga dari luar pemerintah daerah (swasta)
adalah 70%.

63

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
c. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Persentase pendanaan non inti Bank terhadap total pendanaan masih tinggi (59,37%), mengingat dana non inti
Bank Kalteng didominasi giro Pemda yang nilainya diatas 2 miliar. Berdasarkan data posisi 31 Desember 2013,
persentase Dana Pihak Ketiga milik Pemerintah mencapai 52,62% dari total Dana Pihak Ketiga yang ada pada
Bank Kalteng. Hal tersebut sangat berisiko Bank, karena likuiditas Bank tergantung pada dana non inti dan
sewaktu-waktu dapat ditarik atau dipindahkan ke Bank lain oleh pihak pemerintah daerah seperti halnya yang
terjadi pada pemerintah kota Palangka Raya pada tahun 2012 serta Pemerintah Kabupaten Katingan dan Pulang
Pisau pada tahun 2013 ini.
Dana Pihak Ketiga Bank Kalteng pada tahun 2013 hanya mencapai 91,75% dari target Rencana Bisnis Bank atau
realisasinya hanya sebesar Rp. 3.193.473 juta dari target sebesar Rp. 3.480.772 juta. Sementara itu
pertumbuhan DPK Bank Kalteng pada Tahun 2013 hanya sebesar 0,77% dibandingkan tahun 2012, hal tersebut
tidak sejalan dengan Rencana Bisnis yaitu pertumbuhan DPK tahun 2013 sebesar 9,84%.

Berdasarkan Laporan Proyeksi Arus Kas posisi tanggal 31 Desember 2013, posisi kas akhir Bank Kalteng
seminggu kedepan masih dalam posisi aman (positif) dimana posisi awal kas dan arus kas masuk lebih besar dari
arus kas keluar.
Volume Transaksi Rekening Administratif (TRA) pada posisi akhir tahun 2013 masih rendah sebesar 2,65% dari
total Aset, dimana sebagian besar TRA berupa Garansi Bank dan Fasilitas Kredit yang Belum Ditarik memiliki
kualitas Lancar (99,37%).
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut:

2013
1 - 3 bulan

3 - 6 bulan

Lebih dari

6 - 12 bulan

Jumlah

12 bulan

Aset
Kas

274.987.543.250

Giro pada Bank Indonesia

593.578.502.668

593.578.502.668

Penempatan Pada Bank Lain

540.000.000.000

2.868.136.335

542.868.136.335
2.473.278.211.706

Kredit yang diberikan


Aset Lain-lain
Jumlah

274.987.543.250

7.839.835.804

8.783.729.276

24.936.475.572

2.431.718.171.054

35.022.291.059

646.596.544

169.148.873

17.920.160.217

53.758.196.693

1.451.428.172.781

9.430.325.820

25.105.624.445

2.452.506.467.606

3.938.470.590.652

Liabitas
Dana Pihak Ketiga
1.943.298.607.348

1.943.298.607.348

Tabungan

51.225.116.765

153.675.350.294

204.900.467.059

614.701.401.178

1.024.502.335.296

Deposito

211.769.288.140

9.871.300.000

3.895.250.000

135.000.000

225.670.838.140

86.635.145

86.635.145

11.825.720.208

11.825.720.208

Giro

Liabilitas Pada Bank Indonesia


Liabilitas Kepada Bank Lain
Pinjaman Yang Diterima
Liabilitas Lain-lain

Perbedaan Jatuh tempo

20.473.677.436

20.473.677.436

57.122.350.633

26.198.532.317

616.745.518

20.112.555.325

104.050.183.793

2.275.241.083.094

189.745.182.611

209.412.462.577

655.509.269.084

3.329.907.997.366

(823.812.910.313)

(180.314.856.791)

(184.306.838.132)

1.796.997.198.522

608.562.593.286

64

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
c. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut:

2012
1 - 3 bulan

3 - 6 bulan

Lebih dari

6 - 12 bulan

Jumlah

12 bulan

Aset
Kas
Bank Indonesia
Penempatan Pada Bank Lain
Kredit yang diberikan

248.468.261.355

248.468.261.355

1.062.692.052.249

1.062.692.052.249

175.000.000.000

13.585.245.183

188.585.245.183

6.167.356.866

8.063.228.663

40.190.849.127

2.226.085.007.899

2.280.506.442.555

43.521.857.469

626.001.394

192.127.034

16.514.134.852

60.854.120.749

1.535.849.527.939

8.689.230.057

40.382.976.161

2.256.184.387.934

3.841.106.122.091

Tabungan

48.117.242.276

144.351.726.827

192.468.969.103

577.406.907.310

962.344.845.516

Deposito

183.306.900.573

11.113.250.000

3.025.700.000

440.000.000

197.885.850.573

88.538.645

88.538.645

2.239.365.200

2.239.365.200

Aset Lain-lain
Jumlah

Liabitas
Dana Pihak Ketiga
Giro

Bank Indonesia
Liabilitas Kepada Bank Lain
Pinjaman yang diterima
Liabilitas Lain-lain

Perbedaan Jatuh tempo

2.008.702.310.860

2.008.702.310.860

20.000.000.000

20.000.000.000

41.630.681.188

22.239.784.432

510.510.013

48.168.189.612

112.549.165.245

2.283.996.500.097

177.704.761.259

196.005.179.116

646.103.635.567

3.303.810.076.039

(748.146.972.158)

(169.015.531.202)

(155.622.202.955)

1.610.080.752.367

537.296.046.052

Kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas secara komposit cukup memadai, meskipun demikian
pemantauan terhadap likuiditas Bank harus tetap menjadi skala prioritas.
Tata Kelola Risiko Likuiditas sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan minor. Hal ini tercermin pada
kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Direksi dalam mengelola Risiko Likuiditas telah memadai dan fungsi Manajemen
Risiko Likuiditas (ALCO) telah dilaksanakan secara efektif. Fungsi Manajemen Risiko Likuiditas termasuk ALCO
memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas dan telah berjalan cukup baik sehingga bisa menganalisa
perubahan likuiditas akibat perubahan kondisi eksternal maupun internal.
Komponen modal disetor dalam menambah modal cukup signifikan, oleh sebab itu perlu usaha yang nyata dari
Pengurus sehingga menjadi komitmen Pemegang saham dalam memenuhi setoran modal. Hal ini belum terlihat
strategi nyata dari Manajemen dalam upaya memenuhi persyaratan modal inti sesuai target BPD Regional
Champion (BRC) minimal Rp. 1 Triliyun pada tahun 2018, namun Pemegang Saham telah berkomitmen untuk
meningkatkan setoran modal sebesar 1 triliun rupiah sebagaimana hasil RUPS tahun 2013.

Direksi memiliki awareness serta pemahaman yang cukup baik terhadap Risiko Likuiditas yang tergambar dalam
strategi pengelolaan likuiditas yang mencakup strategi pendanaan serta pengaturan manajemen dana yang
tertuang dalam kebijakan dan prosedur serta penetapan limit risiko bidang likuiditas.

65

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
c. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas cenderung menurun pada masa yang akan datang disebabkan
Bank belum memiliki perencanaan dan komitmen yang jelas dalam memenuhi sumber pendanaan Bank
khususnya yang bersumber selain dari Dana Pemerintah Daerah. Perencanaan dan komitmen yang jelas tentunya
akan menjadi alternatif solusi pendanaan dan untuk meminimalisir dampak berpindahnya dana-dana Pemerintah
Daerah ke Bank lain.

d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, manusia dan
sistem atau yang disebabkan oleh faktor eksternal.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Karakteristik produk dan jasa pada Bank Kalteng memiliki karakteristik yang sederhana sehingga risiko yang
dihadapi relatif masih rendah. Produk dan jasa relatif kurang bervariasi, namun pengembangan produk dan jasa
baru belum diikuti oleh pengembangan sistem TI dan peningkatan kualitas SDM yang berkesinambungan. Bisnis
bank memiliki karakteristik yang sederhana dan kurang bervariasi. Mekanisme bisnisnya masih sederhana
dengan volume transaksi masih relatif rendah. Struktur Organisasi yang tidak kompleks dan tidak terdapat aksi
korporasi yang signifikan.
Penggunaan jasa alih daya yang sangat minimal dan hanya untuk pekerjaan pendukung seperti cleaning service
sehingga potensi risikonya rendah.
Selama Semester II tahun 2013, berdasarkan temuan Auditor Internal maupun Eksternal bahwa cukup
signifikannya kegagalan karena faktor manusia (human error) mengakibatkan Bank berpotensi risiko operasional
bahkan berpotensi merugikan Bank.

Selama Triwulan IV tahun 2013, tidak ada terjadi kejadian fraud namun berdasarkan temuan Bank Indonesia
maupun Divisi Pengawasan Intern masih ditemukan lemahnya pelaksanaan monitoring terhadap proses maker,
cheker dan approval pada satuan kerja operasional sehingga berpotensi menimbulkan fraud dan kerugian bagi
bank.
Bank kedepan semakin kompetitif untuk merebut pangsa pasar, hal ini menjadi perhatian yang serius bagi
Pengurus Bank supaya dapat bersaing dengan baik salah satunya dengan cara memperkuat sistem TI serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM.
Bank belum memiliki sistem pengamanan TI (anti virus) yang global dan terupdate secara berkesinambungan
pada seluruh sarana komputer yang terintegrasi dengan sistem TI. Meskipun demikian kerentanan sistem TI
terhadap ancaman/serangan rendah selama Semester 2 tahun 2013 ini.
Kualitas penerapan manajemen risiko operasional secara komposit cukup memadai, terdapat beberapa
kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen misalnya berdasarkan hasil audit Divisi Pengawasan Intern
bahwa pengawasan melekat pada satuan kerja operasional belum optimal dilaksanakan sehingga masih terdapat
pelanggaran ketentuan yang berpotensi merugikan Bank.

66

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
d. Risiko Operasional (Lanjutan)
Tata Kelola Risiko Operasional sudah memadai meskipun masih terdapat beberapa kelemahan yang
membutuhkan perhatian manajemen. Hal ini tercermin pada kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris
dan Direksi termasuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi dalam mengelola
Risiko Operasional secara umum telah memadai. Namun demikian, pemantauan terhadap progress program
penyempurnaan manajemen SDM dan Teknologi Informasi masih perlu dilakukan secara intensif.

Manajemen memiliki awareness yang cukup baik mengenai manajemen risiko.


Fungsi Manajemen Risiko Operasional khususnya yang terkait Sumber Daya Manusia cukup baik, namun terdapat
kelemahan yang perlu mendapat perhatian manajemen terutama kuantitas SDM. Hal tersebut tercermin dengan
masih adanya pegawai yang merangkap jabatan pada satuan kerja operasional. Pejabat dan Pegawai Bank
Kalteng yang memasuki masa pensiun pada tahun 2013 sebanyak 12 (dua belas) orang, pada tahun 2014
sebanyak 11 (sebelas) orang dan pada tahun 2015 sebanyak 14 (empat belas) orang sehingga berpotensi
menyebabkan Bank kekurangan Sumber Daya Manusia terutama untuk Pejabat di level middle. Disamping itu
beberapa posisi jabatan Pemimpin Kelompok pada Divisi Kantor Pusat masih belum terisi seperti Pemimpin
Kelompok Perencanaan Strategis & Organisasi, Pemimpin Kelompok Pengembangan TI, Pemimpin Kelompok
Kepatuhan, Pemimpin Kelompok Hukum, Pemimpin Kelompok Pemberdayaan SDM dan Pemimpin Kelompok
Pengawasan Cabang. Meskipun terdapat jabatan di tingkat middle yang belum diisi pejabatnya, operasional Bank
tetap dapat berjalan secara normal dan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada, Bank secara rutin
melakukan sosialisasi/pelatihan bagi pejabat serta pegawai.

Fungsi Manajemen Risiko Operasional khususnya yang terkait Teknologi Informasi cukup baik, namun terdapat
kelemahan yang perlu mendapat perhatian manajemen. Hal tersebut tercermin dalam banyaknya permasalahan
terkait Teknologi Informasi berdasarkan hasil audit TI tahun 2013.
Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Operasional sudah memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahan
fungsi antara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Disamping itu,
pelaksanaan audit untuk menilai pelaksanaan proses dan sistem manajemen Risiko Operasional pada semua
aktivitas fungsional telah dilaksanakan sesuai kebutuhan Bank.
Guna mencegah dan meminimalisir potensi terjadinya risiko operasional pada Bank Kalteng yang pada akhirnya
juga berpotensi merugikan lembaga, Bank Kalteng telah melakukan sosialisasi ke beberapa Kantor
Cabang/Cabang Pembantu/Kas Bank Kalteng. Materi sosialisasi yang disampaikan antara lain : mengenai UU
Transfer Dana, UU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme, Peraturan Bank
Indonesia tentang Anti Pencucian Uang (APU)-Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) serta BPP Penanganan
Litigasi Masalah Hukum dan Pemberian Bantuan Hukum. Disamping itu, sebagai perpanjangan fungsi
pengawasan Direksi di Kantor Cabang, Kontrol Intern Cabang dihimbau meningkatkan pengawasan aktifnya
terhadap kegiatan operasional pada Kantor Cabang masing-masing.
Masih rendahnya budaya sadar risiko pada aktivitas operasional Bank.

67

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
e. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis
tersebut antara lain disebabkan oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak
sempurna.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan selama Semester 2 tahun 2013, tidak terdapat gugatan yang diajukan
pihak intern maupun ekstern kepada Bank, walaupun masih ada permasalahan hukum yang melibatkan Bank
masih dalam proses penyelesaian oleh penegak hukum.
Seluruh perjanjian/perikatan dengan pihak ketiga dibuat cukup memadai, meskipun masih ditemukan beberapa
kelemahan klausula perjanjian dan tidak terpenuhinya syarat sahnya perjanjian, misalnya dalam beberapa hasil
temuan auditor yang berpotensi hukum dimana terdapat administrasi kredit yang belum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Seluruh aktivitas dan produk Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Diupayakan setiap ketentuan peraturan intern Bank yang berlaku selalu dikinikan sesuai perkembangan
perbankan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terbaru.
Sumber Daya Manusia yang tidak cukup secara kuantitas dan tidak memadai secara kualitas akan mengakibatkan
kesalahan/kerugian yang sangat signifikan bagi bank khususnya dalam hal menganalisa hukum. Hal ini agar
menjadi perhatian manajemen.
Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan minor,
misalnya berdasarkan temuan auditor masih terdapat dokumen perjanjian yang tidak memenuhi ketentuan
perundang-undangan yang berlaku sehingga berisiko hukum dikemudian hari apabila tidak segera diperbaiki.

Tata Kelola Risiko Hukum sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan minor. Hal ini tercermin pada
kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk awareness dan pemahaman Dewan
Komisaris dan Direksi mengenai manajemen Risiko Hukum cukup baik. Fungsi manajemen Risiko Hukum juga
didukung oleh adanya Staf Direksi Bidang Hukum dalam Struktur Organisasi Kantor Pusat yang ditempatkan
langsung di bawah Direksi yang merupakan bagian independen yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
jelas.
Fungsi manajemen risiko hukum cukup baik, namun pengelolaan risiko hukum belum didukung oleh Sumber
Daya Manusia yang cukup disebabkan sampai akhir tahun 2013, jabatan Pemimpin Kelompok Hukum dan Yurist
Hukum pada Divisi Kepatuhan masih kosong. Meskipun demikian pemantauan dan pengelolaan terhadap
permasalahan hukum yang dihadapi oleh Bank Kalteng tetap mendapat perhatian manajemen dengan
menugaskan Staf Direksi Bidang Hukum untuk membantu Divisi Kepatuhan terkait permasalahan hukum.
Disamping itu, Bank telah memberlakukan ketentuan intern mengenai litigasi hukum dan bantuan perlindungan
hukum baik bagi Pejabat maupun Pegawai Bank Kalteng.
Strategi hukum dalam penyelesaian masalah/fraud yang terjadi di Bank Kalteng sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlalu, karena pihak manajemen memiliki awareness dan
pemahaman yang baik terhadap risiko hukum.

68

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
e. Risiko Hukum (Lanjutan)
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank Kalteng saat ini adalah belum
memadainya ketentuan yang mengatur perlindungan hukum bagi pejabat dan pegawai Bank Kalteng dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

f.

Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat pengambilan keputusan stratejik yang tidak tepat, kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis, ketidak mampuan untuk melaksanakan suatu keputusan stratejik,
atau gabungan dari hal-hal tersebut.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Produk/kegiatan usaha Bank guna menghimpun dana masih terkonsentrasi pada tabungan, giro dan deposito
berjangka yang sebagian besar bersumber dari Pemerintah Daerah. Sedangkan guna menyalurkan dana tersebut
masih terkonsentrasi pada perkreditan namun risikonya rendah karena sebagian besar penyaluran kredit kepada
PNS/Pensiunan yang gajinya disalurkan melalui Bank. Namun demikian Risiko Stratejik semakin meningkat
eksposurnya seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan bisnis perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
dan Bank Kalteng dituntut untuk lebih berperan serta dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui
produk/kegiatan usaha Bank yang sinergi dengan visi misi pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Pencapaian rencana bisnis Bank sampai dengan akhir Desember tahun 2013 belum optimal dimana terdapat
target-target bisnis yang belum tercapai sesuai target antara lain :

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator Kinerja
Aset
Penyaluran Kredit
Dana Pihak Ketiga
Kredit Produktif
Kredit UMKM
Laba sebelum Pajak

(dalam jutaan rupiah)


Keterangan
Belum Memenuhi
Belum Memenuhi
Belum Memenuhi
Belum Memenuhi
Belum Memenuhi
Belum Memenuhi

Realisasi
3.972.968
2.473.278
3.193.473
154.617
137.836
176.612

Target
4.304.183
2.645.387
3.480.772
3.604.450
192.531
180.120

Realisasi

Target

Keterangan

4,61%

Min 5 %

Belum Memenuhi

Rasio biaya pendidikan


No.
Indikator Kinerja
1.
Rasio biaya pendidikan/pelatiahan
terhadap biaya tenaga kerja

Sementara itu terdapat rencana perluasan jaringan layanan kantor yang belum terpenuhi sampai dengan akhir
Desember 2013 antara lain : pembukaan Kantor Kas Kumai, perubahan Status Kantor Kas Kumai, pembukaan
UPK Kantor Bersama Samsat di 5 Kabupaten, pengadaan Mobil Kas Keliling serta pemindahan alamat beberapa
Jaringan Kantor.

69

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
f.

Risiko Stratejik (Lanjutan)


Namun disamping target-target bisnis yang belum terpenuhi diatas, ada beberapa pencapaian rencana bisnis
yang sesuai dengan target bahkan melampaui target antara lain :
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Indikator Kinerja
KPMM
NPL GROS
ROA
LDR
Setoran modal

Realisasi
24,52
0,81
3,52
77,45
323.521

Target
22,18
0,89
3,42
76,00
312.531

Keterangan
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi

Strategi bank kedepan khususnya dalam meningkatkan penyaluran kredit tergolong berisiko tinggi, karena
ekspansi kredit produktif akan ditingkatkan padahal kredit produktif bukan sektor kredit yang dikuasai oleh Bank
Kalteng.
Bank Kalteng agar tetap eksis berkompetitif dalam rangka pengembangan usahanya yang berkelanjutan harus
selalu membuat terobosan di bidang pelayanan antara lain : mendirikan kantor baru, membuka jaringan ATM di
pusat perbelanjaan dan didaerah perkantoran yang aksesnya mudah dijangkau oleh masyarakat umum.

Agar semua satuan kerja memahami pelayanan yang baik dan prima (Prime Service Quality) kepada para
stakeholder, sehingga tercipta suasana yang ramah dan cukup berkesan dengan nasabah.
Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun demikian pemantauan
terhadap realisasi rencana bisnis Bank tetap perlu mendapatkan perhatian manajemen.
Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko
stratejik. Direksi selalu berkoordinasi dengan Dewan Komisaris dalam penyusunan rencana bisnis Bank.

Fungsi manajemen risiko stratejik cukup baik, namun belum terlihat strategi nyata dari Manajemen dalam upaya
memenuhi persyaratan BPD Regional Champion (BRC) antara lain strategi dalam peningkatan modal inti minimal
Rp. 1 triliyun, pemenuhan DPK 70% dari dana non pemerintah daerah (swasta), rasio Net Interest Margin (NIM)
maksimal 5,5% dan persyaratan lainnya.
Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia cukup memadai namun masih perlu dilakukannya peningkatan
kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia guna meminimalisir risiko yang terjadi dan mendukung rencana
bisnis Bank. Kurangnya Sumber Daya Manusia akan berpengaruh terhadap rencana bisnis Bank antara lain
terhambatkan pelaksanaan pembukaan jaringan kantor baru maupun peningkatan status jaringan kantor
sehingga sangat diperlukan adanya penambahan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan LHP Bank Indonesia bahwa kesalahan dalam melakukan staffing model dan dalam melakukan
perhitungan kebutuhan SDM mengakibatkan pemenuhan SDM tidak tercapai sehingga pencapaian rencana bisnis
dan visi-misi Bank Kalteng tidak tercapai.
Kerangka Manajemen Risiko Stratejik cukup memadai. Hal ini tercermin dari kecukupan dari Kebijakan dan
penetapan limit Risiko Stratejik yang telah jelas dan memadai berdasarkan Business Plan Bank. Kecukupan
strategi terkait permodalan dan strategi dalam rencana pembukaan jaringan kantor kedepan dalam
menyesuaikan dengan kegiatan usaha Bank (BUKU) perlu dipersiapkan.

70

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
g. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Dalam kegiatan usaha industri perbankan, Bank diwajibkan
untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh pemerintah maupun Bank
Indonesia, selain itu bank juga diwajibkan tunduk kepada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan yang
mengatur Penjaminan Simpanan, Perseroan Terbatas, Perpajakan dan Otoritas Jasa Keuangan "OJK".

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Berdasarkan pemantauan terhadap hasil temuan auditor intern maupun ekstern dan pemantauan terhadap
tindaklanjutnya bahwa track record kepatuhan Bank selama Semester 2 tahun 2013 ini cukup baik, walaupun
masih dijumpai pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan ketidakpatuhan terhadap komitmen Bank.

Berdasarkan monitoring komitmen LHP BI posisi 30 April 2013, sampai dengan 31 Desember 2013, terdapat
beberapa komitmen Bank yang belum selesai ditindaklanjuti terutama yang terkait dengan aktivitas Manajemen
Sumber Daya Manusia dan Kecukupan Penerapan GCG.
Berdasarkan hasil audit Divisi Pengawasan Intern maupun Bank Indonesia, masih terjadi pelanggaran/temuan
yang sama dan selalu terjadi berulang-ulang yang secara langsung berpengaruh meningkatkan risiko kepatuhan
Bank, contohnya masih ditemukannya kelemahan administrasi kredit yang berpotensi risiko hukum dan masih
ditemukannya human error pada bidang pelayanan yang berpotensi merugikan Bank.

Selama Semester 2 tahun 2013 terjadi 3 (tiga) kali pengenaan sanksi denda oleh Bank Indonesia dengan total
denda sebesar Rp. 102.437.964,- (seratus dua juta empat ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus enam puluh
empat rupiah). Disamping itu, Bank juga dikenakan sanksi administrasi bunga pajak pasal 29 (1) KUP oleh
Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp. 4.135.576.260,- (empat miliar seratus tiga puluh lima juta lima ratus tujuh
puluh enam ribu dua ratus enam puluh rupiah) dan dibebankan pada anggaran biaya tahun 2014 ini. Hal tersebut
menjadi perhatian bagi manajemen agar lebih meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan masalah
perpajakan sehingga kedepannya permasalahan perpajakan dapat diminimalisir. Terkait permasalahan tersebut
saat ini Bank telah melakukan proses keberatan atas sanksi administrasi bunga pajak tersebut kepada Direktorat
Jenderal Pajak.
Perlunya meningkatkan kemampuan SDM agar berkualitas dengan cara mengikuti kursus-kursus, seminar,
pelatihan dan lain-lain sehingga pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Kualitas penerapan manajemen Risiko Kepatuhan secara komposit cukup memadai, namun terdapat beberapa
kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen misalnya masih terjadi pelanggaran/temuan yang sama
berdasarkan hasil temuan auditor.
Tata Kelola Risiko Kepatuhan sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan yang membutuhkan
perhatian manajemen. Hal ini tercermin pada kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi
termasuk awareness dan pemahaman Dewan Komisaris dan Direksi yang baik mengenai manajemen Risiko
Kepatuhan.

71

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
g. Risiko Kepatuhan (Lanjutan)
Kerangka Manajemen Risiko Kepatuhan memadai. Hal ini tercermin dari kecukupan dari Cakupan Kebijakan dan
Prosedur Risiko Kepatuhan yang telah memadai sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP)
Penerapan Fungsi Kepatuhan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah.
Budaya manajemen risiko kepatuhan cukup baik tetapi belum selalu dilaksanakan secara konsisten oleh satuan
kerja Bank, mengingat masih dijumpainya beberapa pelanggaran peraturan dan komitmen.
Dalam penerapan manajemen risiko kepatuhan, Divisi Kepatuhan selalu menyampaikan Peraturan dan Surat
Edaran Bank Indonesia terkini kepada satuan kerja terkait sebagai pedoman bagi satuan kerja tersebut.

Kebijakan dan prosedur dalam pendelegasi wewenang telah diatur dan dalam pelaksanaannya terus dipantau
oleh manajemen untuk menimbulkan budaya risiko.
Fungsi kepatuhan dalam pelaksanaannya secara independen yang dituangkan dalam job deskripsi dan dipahami
oleh manajemen.
Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Kepatuhan sudah memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahan
fungsi antara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Disamping itu,
pelaksanaan audit untuk menilai pelaksanaan dan pengendalian Risiko Kepatuhan pada semua aktivitas
fungsional telah dilaksanakan secara efektif.
Fungsi Manajemen Risiko Kepatuhan cukup baik, namun terdapat kelemahan yang perlu mendapat perhatian
manajemen. Hal tersebut tercermin dalam masih terdapat komitmen kepada Bank Indonesia yang belum
ditindaklanjuti sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati. Disamping itu, tercatat Bank 3 (tiga) kali
mendapatkan surat pembinaan dari Bank Indonesia akibat ketidakpatuhan Bank terhadap ketentuan Bank
Indonesia antara lain : pembinaan dari Bank Indonesia dikarenakan Bank kurang menyediakan penambahan
pendanaan awal kliring dan pembinaan atas keterlambatan penyampaian Laporan hasil Pemeriksaan Internal
(LHPI) dan Laporan Hasil Security Audit (LHSA) Sistem BI-RTGS dan SKNBI.

h. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank
dalam menjaga reputasi dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif
masyarakat terhadap bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan
nasabah terhadap Bank yang akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume
aktivitas Bank.
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari
risiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Pemberitaan negatif dari Pemegang Saham masih skala kecil dan pengaruhnya tidak signifikan.
Bank tidak pernah melakukan pelanggaran etika bisnis.

72

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
h. Risiko Reputasi (Lanjutan)
Produk bank sederhana sehingga relatif tidak memerlukan pemahaman khusus dari nasabah.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan selama Semester 2 Tahun 2013, frekuensi penyampaian
keluhan/pengaduan nasabah yang diterima pada periode pelaporan adalah sebanyak 187 pengaduan dengan
rincian pada Triwulan IV tahun 2013 sebanyak 112 pengaduan meningkat dibandingkan periode pelaporan pada
Triwulan III tahun 2013 sebanyak 75 pengaduan. Pada Triwulan IV tahun 2013 keluhan/pengaduan nasabah
didominasi oleh pengaduan terkait gangguan/kerusakan ATM (39 pengaduan) dan kelalaian nasabah (66
pengaduan) sedangkan sisanya (7 pengaduan) disebabkan oleh gangguan/kerusakan perangkat dan Sistem
Teknologi Informasi. Namun demikian tidak ditemukan keluhan/pengaduan Nasabah yang sifatnya material dan
keluhan/pengaduan yang disampaikan dapat segera diselesaikan (105 pengaduan) dan sisanya sedang dalam
proses penyelesaian.
Selama Semester 2 tahun 2013, terjadi pemberitaan negatif di media lokal terhadap Bank antara lain terkait
perkara pidana yang melibatkan pegawai maupun kejadian perampokan. Pemberitaan negatif pada media cetak
lokal tersebut berpotensi Risiko Reputasi. Meskipun banyak pemberitaan negatif, namun hal tersebut tidak
mempengaruhi kepercayaan nasabah Bank Kalteng, terbukti dengan masih bertumbuhnya Dana Pihak Ketiga
pada tahun 2013 sebesar 0,77% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kualitas penerapan manajemen risiko reputasi secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan
misalnya : belum adanya satuan kerja khusus yang menangani pemberitaan/publikasi negatif media terhadap
Bank dan belum adanya unit khusus yang menangani pengaduan nasabah 24 jam.
Proses manajemen risiko reputasi sudah cukup memadai namun potensi risiko reputasi Bank ke depan
diperkirakan meningkat seiring dengan seringnya publikasi dan pemberitaan negatif terkait Bank Kalteng. Salah
satu contoh pemberitaan negatif yang mungkin berpotensi menimbulkan risiko reputasi antara lain terkait masih
berlangsungnya proses hukum yang melibatkan pegawai Bank Kalteng Cabang Sukamara dan yang terbaru
adalah terkait pemberitaan dugaan suap Bupati Gunung Mas yang tertangkap tangan oleh KPK yang
notabenenya merupakan salah satu pemegang saham pada Bank Kalteng. Oleh sebab itu, Bank perlu memiliki
unit khusus dalam menangani seluruh publikasi maupun pemberitaan negatif yang dihadapi oleh Bank, sehingga
Bank secara cepat dan tepat dalam mengantisipasi potensi risiko reputasi yang mungkin dihadapi Bank.

Budaya manajemen risiko reputasi cukup baik dimana seluruh pegawai dibina melalui surat-surat pembinaan dari
Direksi untuk selalu menjaga nama baik dan reputasi lembaga.
Reputasi Bank yang bersifat pemberitaan negatif hanya sesaat saja, mengingat dalam bulan berikutnya tidak
terlihat dampaknya yang signifikan terhadap kepercayaan nasabah. Bank Kalteng tetap melakukan langkahlangkah guna mengantisipasi terjadinya penurunan tingkat kepercayaan nasabah dan pemegang saham lalu
antara lain : dengan meningkatkan pelayanan prima (Prime Service Quality ), pembinaan melalui surat-surat
Direksi terkait pelayanan kepada nasabah dan pemberitaan negatif pada media cetak serta telah dilakukan
konsolidasi kepada beberapa pemegang saham oleh Pengurus Bank Kalteng.
Kedepan perkembangan dan pemeliharaan sistem TI menjadi fokus perhatian, mengingat sistem TI berhubungan
langsung dengan proses layanan dengan para nasabah.

73

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING
a. Perjanjian Virtual Banking System dengan Vendor
Pada tanggal 16 Agustus 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mengadakan perjanjian
dengan PT Mantra Global Konsultan tentang Pemeliharaan Aplikasi Virtual Banking System (VBS), yang
meliputi pemeliharaan aplikasi core banking system, aplikasi laporan kantor pusat bank umum (LKPBU),
aplikasi LBU Basel II dan aplikasi VBS PSAK 50 & 55. Jangka waktu perjanjian dimulai 16 Agustus 2012
sampai dengan 16 Agustus 2014 dan dapat diperpanjang dengan suatu addendum.

b. Surat Ketapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2011
Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palangka Raya menerbitkan Surat Ketapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Nomor : 00023/201/11/711/13 tanggal 06 September 2013 bank
diwajibkan membayar pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp. 6.310.884.037,- dan sanksi administrasi
bunga pasal 13 (2) KUP sebesar Rp. 2.524.353.615,- untuk pajak tahun 2011.

41 PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN


Manajemen Bank bertanggung jawab terhadap penyajian laporan keuangan sebagaimana diuraikan dimuka
yang diselesaikan pada tanggal 14 Maret 2014.

74

LAMPIRAN 3
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN PENGUNGKAPAN EKSPOSUR
RISIKO SERTA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
(SESUAI SE BI NOMOR : 14/35/DPNP TANGGAL 10 DESEMBER 2012)
A.

PENGUNGKAPAN PERMODALAN
1. Struktur Permodalan
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa
yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalia, SH.MH, Notaris di
Palangka Raya, Nomor 06 Tanggal 17 Mei 2013 mengenai Perubahan
Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah. Pasal
4 butir (1) Anggaran Dasar tersebut menyatakan bahwa Modal Dasar Bank
Kalteng sejumlah Rp 1.000.000.000.000,- (Satu Triliun Rupiah) terbagi atas
100.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham
Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).
Setoran modal sampai 13 Desember 2013 berjumlah Rp.
319.371.059.064,- (tiga ratus sembilan belas miliar tiga ratus tujuh puluh
satu juta lima pulih sembilan ribu enam puluh empat rupiah) yang dibagi
dalam 31.934 lembar saham.
2. Penilaian Kecukupan Modal
Perhitungan penilaian kecukupan modal Bank Kalteng mengacu pada
ketentuan Peraturan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM). Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang
dipergunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) hanya melingkupi ATMR Risiko Kredit dan ATMR Risiko
Operasional.
Dalam melakukan perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Bank Kalteng menggunakan metode sebagai berikut:
a. Risiko Kredit dengan Metode Standar (Standardised Approach) berdasar
SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit
dengan Menggunakan Pendekatan Standar;
b. Risiko Operasional dengan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator
Approach) berdasarkan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009
perihal Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan
Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID).
Tahun 2013, Bank Kalteng belum memperhitungkan Risiko Pasar dalam
menghitung rasio KPMM sesuai dengan PBI No. 9/13/PBI/2007 tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan
Memperhitungkan Risiko Pasar, dikarenakan Bank Kalteng dikategorikan
sebagai Bank bukan Bank Devisa memiliki posisi penempatan dana dalam
bentuk surat berharga untuk Trading Book masih dibawah ketentuan
sebesar Rp.25 miliar, dengan total aktiva dibawah Rp.10 triliun.
Menunjuk Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27
Desember 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Sesuai
1

Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets


(CEMA), mulai tahun 2013 Bank Kalteng melakukan penilaian kecukupan
modal yang berdasarkan penilaian profil risiko.
Perhitungan Rasio KPMM sesuai Profil Risiko (ICAAP) posisi 31 Desember
2013 sebesar 10,77% dari ATMR sejalan dengan perhitungan Penilaian
Profil Risiko Bank Kalteng posisi 31 Desember 2013 yaitu Peringkat 3.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 khususnya Pasal 2,
untuk Bank dengan profil risiko Peringkat 3, maka penyediaan modal
minimumnya antara 10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR.
Sementara perhitungan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) posisi 31 Desember 2013 sebesar 24,52% dari ATMR, lebih tinggi
daripada penyediaan modal minimum yang dipersyaratkan dalam ICAAP
yaitu antara 10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR.
Struktur Permodalan Bank Kalteng per 31 Desember 2013 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Tabel 1.a.
B.

PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


Manajemen risiko adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan risiko dengan
melalui suatu proses identifikasi, pengukuran, evaluasi dan monitoring terhadap
seluruh aktivitas kegiatan Bank untuk memperkirakan kerugian potensial yang
mungkin terjadi. Sehingga dengan manajemen risiko, kerugian yang mungkin
terjadi diharapkan dapat dimitigasi dengan baik dan dapat diminimalisir.
Berdasarkan PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 11/25/PBI/2009
dan SE BI Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan
Manajemen Risiko Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI Nomor
13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Bank Kalteng telah memiliki Buku
Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang
ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22 Maret 2012.
Penerapan manajemen risiko di Bank Kalteng mencakup 4 (empat) pilar sesuai
dengan SE BI dimaksud, yaitu :
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Penerapan manajemen risiko yang efektif hendaknya didukung oleh
kecukupan kualitas dan kuantitas yang memadai. Pengawasan yang aktif
secara berkesinambungan akan mendukung terciptanya budaya risiko yang
kuat. Seluruh jajaran unit kerja mempunyai tanggung jawab terhadap
penerapan manajemen risiko yang terkait dengan setiap produk/aktivitas
Bank, serta memastikan risiko yang dihadapi Bank telah termitigasi dengan
baik.
Dalam rangka penerapan manajemen risiko, Bank Kalteng telah
menetapkan struktur organisasi manajemen risiko dengan membentuk
Komite Manajemen Risiko (KMR) yang beranggotakan mayoritas Direksi
terkecuali Direktur Utama dan seluruh pejabat eksekutif setingkat Pemimpin
Divisi, serta Bank telah membentuk Satuan Kerja/Kelompok Manajemen
Risiko yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.
Selain itu, sebagai alat pengawasan penerapan manajemen risiko bagi
Dewan Komisaris, Bank juga telah membentuk Komite Pemantau Risiko
(KPR) yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.
2

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan


Manajemen Risiko di Bank. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi
memahami Risiko-Risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang
jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif serta
mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank. Selain itu Dewan
Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai,
menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing
unit, memastikan kecukupan Teknologi Informasi (TI) serta memastikan
kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk mendukung penerapan
Manajemen Risiko secara efektif.
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.
Penerapan Manajemen Risiko yang efektif didukung dengan kerangka yang
mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang
ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank.
Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan
dengan memperhatikan antara lain jenis kompleksitas kegiatan usaha, profil
Risiko dan tingkat Risiko yang akan diambil serta peraturan yang ditetapkan
otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan
kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh
kecukupan permodalan, kecukupan Teknologi Informasi (TI) dan kecukupan
SDM.
Sebagai bentuk penerapan manajemen risiko yang baik, maka Bank
senantiasa melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan, prosedur, limit,
dan sistem informasi manajemen risiko sehingga dapat sejalan dengan visi,
misi, dan strategi bisnis Bank.
Penetapan limit toleransi risiko Bank Kalteng didasarkan pada rencana
bisnis bank (risk appetite), dengan mempertimbangkan segala aspek
termasuk pencapaian realisasi rencana bisnis tahun sebelumnya dan
pertumbuhan kondisi sektor ekonomi regional.
3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian
Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan
bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko
bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan dilakukan
dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta
dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai
dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha. Selain itu,
efektivitas penerapan Manajemen Risiko perlu didukung oleh pengendalian
Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan
Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko, Bank mengembangkan sistem
informasi manajemen yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan
kompleksitas kegiatan usaha Bank.
Sepanjang tahun 2013, Bank telah melakukan kajian terhadap produk dan
aktivitas Bank dalam rangka memastikan bahwa Bank telah melakukan
mitigasi risiko sebelum produk atau aktivitas Bank dimaksud diperkenalkan
atau dijalankan.

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.


Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif dilengkapi dengan sistem
pengendalian intern yang baik. Penerapan sistem pengendalian intern
secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank,
menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat
dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan
peraturan perundang -undangan yang berlaku, serta mengurangi Risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem pengendalian intern Bank yang baik dan efektif
menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional, satuan kerja
pendukung serta satuan kerja independen seperti Divisi Pengawasan Intern,
Divisi Kepatuhan dan Kelompok Manajemen Risiko.

Organisasi Manajemen Risiko

STRUKTUR KEPEGAWAIAN

DIREKTUR KEPATUHAN

PEMIMPIN DIVISI
KEPATUHAN

PEMIMPIN KELOMPOK
MANAJEMEN RISIKO
Analis Manajemen Risiko Kredit;
Analis Manajemen Risiko Non Kredit;
Asisten Manajemen Risiko.

Organisasi dalam pengelolaan manajemen risiko di Bank Kalteng dipimpin oleh


seorang Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko, yaitu
Direktur Kepatuhan. Untuk membantu Direktur Kepatuhan tersebut, Bank
Kalteng telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), yaitu
Kelompok Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direksi
PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor : DPP.03/SK0140/VIII-11 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Direksi PT. Bank Pembangunan Kalteng Nomor : DPAI.400/SK-3-0073/VII-04
tanggal 22 Juli 2004 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang
Utama, Kantor Cabang Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2, Kantor Cabang Kelas 3,
Kantor Cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.
4

Kelompok Manajemen Risiko bertanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan,


untuk melakukan fungsi evaluasi penerapan manajemen risiko secara
independen.
Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya terutama yang terkait dengan
pengelolaan risiko, Direksi Bank Kalteng juga membentuk Komite Manajemen
Risiko (KMR) yang dipimpin oleh Direktur Kepatuhan, beranggotakan Direksi
(kecuali Direktur Utama), seluruh Pemimpin Divisi dan Pemimpin Kantor Cabang
Utama. Komite Manajemen Risiko (KMR) dalam tugasnya membahas hal terkait
kebijakan, strategi dan upaya untuk mengendalikan risiko yang terjadi pada Bank
Kalteng.
Bank Kalteng memiliki struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas
batas wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja yang menangani manajemen
risiko. Di dalam organisasi yang dimiliki, terdapat pemisahan fungsi yang jelas
antara Satuan Kerja Operasional (bussines unit) sebagai Risk Taking Unit dengan
Satuan Kerja Non Operasional yang melaksanakan pengendalian dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko.

Budaya Risiko
Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha perbankan saat ini, secara
otomatis potensi risiko yang dihadapi Bank semakin besar, sehingga Manajemen
Bank Kalteng berupaya menanamkan budaya sadar risiko pada seluruh pegawai
di setiap tingkatan. Sebagaimana diamanatkan dalam SE BI Nomor 5/21/DPNP,
tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum yang telah diubah dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober
2011, maka dalam upaya menanamkan budaya risiko tersebut, Manajemen
melalui surat-surat pembinaan, telah melakukan sosialisasi budaya risiko kepada
seluruh jajaran risk taking unit untuk memastikan bahwa pegawai memiliki
pemahaman yang memadai mengenai praktik manajemen risiko.
Selain melakukan sosialisasi, Bank Kalteng juga menyertakan para pegawai yang
menduduki suatu jabatan dalam Program Sertifikasi Manajemen Risiko hingga
Tingkat 3 dan khusus untuk Direksi Tingkat 4. Dengan mengikuti program
sertifikasi tersebut, pegawai memperoleh peningkatan kemampuan terkait
dengan pemahaman risiko, pengendalian risiko serta berbagai kompetensi
pengelolaan risiko lainnya.

Pengungkapan Eksposur Risiko


Guna menumbuhkan budaya risiko di setiap jenjang, Dewan Komisaris dan
Direksi Bank Kalteng melalui organisasi dan komite yang dibentuk (SKMR, Komite
Manajemen Risiko (KMR), Komite Pemantau Risiko (KPR)) diharapkan mampu
menangkap kondisi minor yang berpotensi merugikan Bank sedini mungkin di
satuan kerja terkecil pada risk taking unit dan sedini mungkin dapat dilakukan
langkah-langkah korektif dan mitigasi.
Dalam memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009
dan Surat Edaran Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Kelompok
Manajemen Risiko menyusun Laporan Penilaian Profil Risiko secara periodik yaitu
triwulanan, serta menyampaikan laporan tersebut ke berbagai jenjang
Manajemen termasuk kepada Dewan Komisaris dan kepada pihak eksternal
terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan
Penilaian Profil Risiko merupakan bagian dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank
5

sesuai Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Profil Risiko
Bank Kalteng mengukur 8 jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan
dan Risiko Reputasi. Penilaian profil risiko dilakukan terhadap risiko inheren dari
masing-masing risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko selama periode
penilaian.
Hasil penilaian Profil Risiko Bank Kalteng periode 31 Desember 2013, secara
komposit
adalah
Peringkat
3
(Moderate)
yang
berarti
dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank, kemungkinan kerugian
bank yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong cukup tinggi
selama periode waktu tertentu di masa datang dan kualitas penerapan
manajemen risiko secara komposit cukup memadai dimana meskipun persyaratan
minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan
perhatian manajemen dan perbaikan.
1. Risiko Kredit
a. Pengungkapan Umum.
1) Pengungkapan Kualitatif
a) Penerapan manajemen risiko kredit
Dalam penerapan manajemen risiko kredit, unit kerja atau fungsi
yang terkait meliputi:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)

Dewan Komisaris
Direksi
Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko
Divisi Kepatuhan dan Kelompok Manajemen Risiko
Divisi Pengawasan Intern
Divisi Perkreditan
Divisi Treasury

b) Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki


eksposur kredit yang signifikan
Bank memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan yaitu kredit
kepada pegawai. Untuk mengatasi eskposur kredit yang
signifikan tersebut Bank Kalteng menggunakan strategi dengan
memberikan kredit kepada pegawai yang pembayaran gaji
melalui Bank Kalteng dengan back up asuransi. Namun untuk ke
depan, potensi eksposur risiko kredit cenderung meningkat
khususnya di sektor kredit produktif, mengingat Bank wajib
meningkatkan portofolio kredit produktif minimal 55% dari total
kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012
tanggal 27 Desember 2012.
c)

Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit


Dalam mengelola risiko konsentrasi kredit, Bank melakukan
beberapa hal, yaitu:

(i) Menetapkan eksposur kredit (penyediaan dana) dengan


mempertimbangkan sifat bisnis, kompleksitas produk dan
komposisi eksposur kredit.
(ii) Menetapkan penyediaan dana besar, limit per debitur,
sekelompok debitur pihak terkait maupun tidak terkait.
(iii) Limit penyediaan dana untuk kelompok yang memiliki
karakteristik risiko yang serupa, seperti limit untuk sektor
ekonomi, industri, dan daerah geografi.
(iv) Transaksi yang dilakukan dengan pihak terkait dilakukan
secara wajar (at arms length).
d) Definisi tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment
dan tagihan yang telah jatuh tempo
Definisi tagihan yang telah jatuh tempo adalah tagihan pokok
dan bunga yang jatuh tempo sesuai jangka waktu dalam
perjanjian kredit. Sedangkan tagihan yang mengalami
penurunan nilai/impairment jika terdapat bukti objektif
mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit (peristiwa
yang merugikan). Bukti objektif tersebut merupakan bukti yang
menunjukkan ketidakmampuan debitur untuk memenuhi
kewajibannya.
e) Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit
Pengukuran risiko kredit dengan memperhatikan kondisi
keuangan, jangka waktu kredit, aspek jaminan perorangan/
perusahaan/pemerintah, aspek agunan kebendaan, dan/atau
garansi.
Sedangkan dalam mengukur kemampuan Bank menutup risiko
kerugian, Bank telah menerapkan ketentuan PSAK No. 50
(Revisi2006) dan PSAK
55
(Revisi 2006) yaitu dengan
membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Pengendalian risiko kredit dilakukan dengan memantau
eksposur kredit dengan limit eksposur kredit, baik per sektor
ekonomi maupun total portofolio. Review terhadap Batas
Maksimum Pemberian Kredit secara periodik, dan memantau
perubahan Non Performing Loan menurut segmen atau
kolektibilitas konsumen serta peringatan dini terhadap
penurunan kualitas kredit.

Review terhadap pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh unit


independen yang didukung dengan sistem informasi
manajemen, dan hasil
review dilaporkan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi.
f)

Pendekatan yang digunakan dalam pembentukan CKPN


(i) Pembentukan CKPN secara Individu.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Individu
dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokkan ke dalam
7

kredit yang dievaluasi secara Individual untuk kredit individu


dengan plafond tertentu. Untuk kredit individu yang
mengalami penurunan nilai akan dibuat arus kas masa
datang. Besarnya CKPN adalah sebesar selisih antara nilai
tercatat kredit dengan nilai kini dari arus kas masa datang
yangdidiskonto menggunakan suku bunga efektif.
Sedangkan untuk kredit individu yang mengalami
penurunan nilai dan tidak dibuat arus kas masa datang,
maka besarnya CKPN adalah sebesar 100%. Selain kredit
dengan plafond tertentu, yang termasuk dalam kredit
individual adalah kredit yang direstrukturisasi. Ketentuan
kredit yang direstrukturisasi sama dengan ketentuan dalam
kredit dengan plafon tertentu dimana besarnya CKPN
adalah selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari
arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku
bunga efektif.
(ii) Pembentukan CKPN secara Kolektif
Kriteria evaluasi penurunan nilai secara kolektif mencakup
seluruh kredit yang tidak dievaluasi secara individu, namun
tidak terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan
sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia mengenai
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dengan surat Edaran
Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009
perihal perubahan atas Surat Edaran No.11/4/DPNP tanggal
27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia dan dalam menetukan besarnya
penurunan nilai atas kredit secara kolektif, maka
pembentukan
CKPN
menggunakan
perhitungan
berdasarkan metode Roll Rate melalui perhitungan
Probability of default (PD), carrying amount (CA), dan loss
given default (LGD) atau CKPN= PD x LGD x Outstanding
(carrying amount).

Probability of Default (PD) dihitung dengan metode roll rate


berdasarkan asumsi tunggakan kredit periode bulan tertentu
berasal dari periode bulan sebelumnya dan perhitungan
collective impairment menggunakan data 3 tahun terakhir.

Loss Given Default (LGD) diperoleh dengan menggunakan


recovery rate berdasarkan data historis Bank Kalteng selama
5 tahun terakhir dan selanjutnya recovery rate tersebut
digunakan sebagai pengurang untuk memperoleh nilai LGD.
Nilai recovery rate adalah nilai bersih setelah dikurangi
dengan biaya-biaya yang timbul dalam merealisasikan
agunan dan/atau biaya yang timbul atas usaha yang
dilakukan oleh Bank Kalteng untuk mendapatkan kembali
aset yang tidak dibayar dengan perhitungan time of money
atau
menggunakan
metode
diskonto
terhadap
pengembalian pinjaman dengan mengunakan suku bunga
pada saat terjadinya default.

Carrying Amount (CA) merupakan outstanding terakhir dari


debitur pada saat penilaian dilakukan, tidak termasuk
undisbursed loan yang dikonversi menjadi kredit dengan
menggunakan credit conversion factor. Untuk transaksi offbalance seperti L/C dab B/G tidak termasuk, namun apabila
L/C atau B/G tersebut berubah menjadi on balance
dikarenakan debitur tidak membayar pada saat jatuh tempo
dan/atau terdapat klaim dari pihak ketiga, maka CA
transaksi L/C atau B/G adalah outstanding yang tertunggak.
2) Pengungkapan Kuantitatif
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
Risiko Kredit pada Bank Kalteng diatur dalam Buku Pedoman
Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang
ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22
Maret 2012.
Pengukuran risiko kredit maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng
menggunakan tools/aplikasi perhitungan yang sesuai dengan SE BI
Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Hasil pengukuran
risiko kredit tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank
setiap triwulanan.
Upaya mitigasi risiko kredit pada Bank Kalteng dilakukan dengan
membangun sistem pengendalian risiko kredit yang kuat, salah
satunya mencakup pengawasan manajemen terhadap eksposur
risiko kredit, penetapan limit toleransi risiko kredit, pembentukan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan memastikan
kecukupan kebijakan internal dalam aktivitas perkreditan. Guna
pengendalian risiko kredit, Bank Kalteng telah menetapkan limit
toleransi risiko kredit dan Bank secara berkala melakukan
pemantauan terhadap limit toleransi risiko kredit tersebut.
Pengukuran ATMR untuk Risiko Kredit Bank Kalteng dengan
menggunakan metode Pendekatan Standar sesuai dengan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggap 18 Februari 2013.
Dalam perhitungan ATMR Risiko Kredit pada Bank Kalteng masih
belum menggunakan peringkat (tanpa peringkat) untuk menentukan
bobot risiko masing-masing kategori portofolio. Sementara eksposur
Risiko Kredit yang diakibatkan kegagalan pihak lawan (counterparty
credit risk) Bank Kalteng selama tahun 2013 adalah NIHIL.
Salah satu mitigasi risiko kredit adalah dengan agunan/jaminan.
Sesuai SE Bank Indonesia Nomor 33/6/UKU tanggal 28 Februari
1991, jaminan pokok dari suatu pemberian kredit adalah keyakinan
bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi pinjamannya sesuai
dengan yang diperjanjikan.
Kebijakan Bank Kalteng untuk jenis agunan utama yang diterima
serta kebijakan, prosedur dan proses untuk menilai dan mengelola
agunan Bank Kalteng diatur dalam Buku 1 Pedoman Umum
Kebijaksanaan Perkreditan Bank Kalteng sebagaimana Surat
Keputusan Direksi Nomor : DPT.12/SK-0060/VI-07 tanggal 1 Juni
9

2007. Agunan yang diterima telah ditaksasi sebagaimana kebijakan


internal Bank Kalteng dengan tetap menerapkan prinsip kehatihatian dan setiap pemberian kredit pada Bank kalteng juga dijamin
oleh asuransi. Pihak-pihak pemberi jaminan pada Bank Kalteng
adalah perusahaan asuransi berstatus BUMN dan swasta terkemuka
seperti Jamkrindo, Askrindo, Himalaya Pelindung, AJB Bumi Putra,
Jasa Raharja, Jasa Raharja Putra, Jiwasraya dan PT. Asuransi Bangun
Askrida. Aturan kerjasama dengan pihak-pihak tersebut dituangkan
dalam perjanjian kerjasama (PKS) dan dievaluasi secara periodik.
3) Pengungkapan Tagihan Bersih dan Cadangan berdasarkan wilayah
Pedoman Umum Kebijakan Perkreditan Bank Kalteng diatur dengan
Keputusan Direksi Nomor : DPT.12/SK-0060/VI-07 tanggal 1 Juni
2007 dan Pedoman Penyediaan Dana sebagaimana Keputusan
Direksi Nomor : DTS.08/SK-0073/IV-12 tanggal 17 April 2012 bahwa
dalam pengelolaan Tagihan Bersih dan Cadangan berdasarkan
Wilayah belum diatur dan sebagaimana pengungkapannya pada
tabel 2.1.a dan 2.4.a seluruhnya termasuk Wilayah 1.
b. Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar
1) Pengungkapan Kualitatif
Bank telah mengatur penggunaan peringkat dalam perhitungan
ATMR untuk risiko kredit dalam Buku Pedoman Perusahaan
Manajemen Risiko Kredit dan Pembiayaan. Dalam mengukur risiko
kredit dengan menggunakan pendekatan standar model sesuai
ketentuan PBI No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan SE
BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 tentang Pedoman
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit
dengan Menggunakan Pendekatan Standar, untuk instrumen kredit
atau pinjaman Bank memberikan bobot risiko berdasarkan
kelompok-kelompok counterparty untuk setiap jenis instrumen
kredit.
2) Pengungkapan Kuantitaif
Jenis-jenis agunan sesuai kebijakan internal Bank berupa agunan
kebendaan dan agunan atau jaminan perorangan, perusahaan, dan
pemerintah. Agunan kebendaan terdiri dari barang bergerak, seperti
mesin, peralatan, kendaraan, barang persediaan atau barang
dagangan, deposito, tabungan, tagihan/piutang/termyn proyek dan
sebagainya yang sifatnya mudah dialihkan atau diperjualbelikan.
Agunan kebendaan lain yang dapat digunakan agunan berupa
barang tidak bergerak, seperti tanah sawah, tanah tegal, tanah
pekarangan kosong, tanah dan bangunan, pesawat udara,
helikopter atau kapal dengan ukuran tertentu.
Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola
agunan didasarkan pada nilai pasar dan nilai likuidasi dengan
tambahan safety margin sebagai upaya untuk mengurangi risiko
kerugian.

10

Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Kredit :

1.

Kode
Lampiran
Tabel 2.1.a

2.

Tabel 2.2.a

3.

Tabel 2.3.a

4.

Tabel 2.4.a

5.

Tabel 2.5.a

6.
7.

Tabel 2.6.a
Tabel 3.1.a

8.

Tabel 4.1.a

9.

Tabel 4.2.a

10.
11.

Tabel 6.1.1
Tabel 6.1.2

12.

Tabel 6.1.7

No.

2.

Nama Tabel
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
(Bank Kalteng hanya menggunakan 1 wilayah karena
seluruh kantor Bank Kalteng berada di wilayah Kalimantan
Tengah dan belum memiliki kantor pada wilayah di luar
Kalimantan Tengah).
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa
Jangka Waktu Kontrak.
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor
Ekonomi.
Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan
Berdasarkan Wilayah.
Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan
berdasarkan Sektor Ekonomi.
Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi CKPN.
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori
Portofolio dan Skala Peringkat.
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot
Risiko Setelah Memperhitungkan MRK.
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi
Risiko Kredit.
Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca.
Tabel
Pengungkapan
Eksposur
Kewajiban
Komitmen/Kontijensi
pada
Transaksi
Rekening
Administrasi.
Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit.

Risiko Pasar
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar
pada Bank Kalteng diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman
Standar Manajemen Risiko yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT.
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12
tanggal 22 Maret 2012.
Pengukuran risiko pasar maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng
menggunakan tools/aplikasi yang sesuai dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011. Hasil pengukuran risiko pasar tercantum dalam
laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.
Bank Kalteng merupakan Bank Umum yang belum berorientasi Bank Devisa
sehingga eksposur risiko pasar dari trading tidak signifikan.Walaupun masih
belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasar baik regional
maupun nasional, namun Bank Kalteng tetap mewaspadai perubahan
kondisi pasar terutama perubahan suku bunga. Bank belum
memperhitungkan beban modal dan ATMR risiko pasar karena Bank Kalteng
belum memenuhi kriteria untuk memperhitungkan beban modal dan ATMR
risiko pasar sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tanggal
28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum.

11

3.

Risiko Likuiditas
Pengukuran risiko likuiditas maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng
dihitung dengan tools/aplikasi dengan hasil pengukuran dilihat dalam
laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.
Bank Kalteng selama tahun 2013 tidak mempunyai permasalahan likuiditas.
Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas dilakukan antara lain
dengan pemantauan Giro Wajib Minimum, pemantauan saldo Giro Bank
Indonesia serta melakukan stress test likuiditas pada saat terjadi kejadian
eksternal yang mungkin berpengaruh terhadap likuiditas bank.
Guna pengendalian risiko likuiditas, Bank Kalteng telah menetapkan limit
toleransi risiko likuiditas dan Bank secara berkala melakukan pemantauan
terhadap limit toleransi risiko likuiditas tersebut.
Profil Maturitas Bank Kalteng posisi 31 Desember 2013 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Tabel 9.1.a.

4.

Risiko Operasional
Mekanisme yang digunakan Bank dalam mengidentifikasi risiko operasional
adalah dengan melakukan pemantauan terhadap laporan hasil pengawasan
audit intern maupun ekstern termasuk pemantauan terhadap tindaklanjut
komitmen auditee khususnya terkait masalah TI dan SDM. Identifikasi risiko
operasional juga dilakukan dengan cara pemantauan terhadap kejadiankejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkan risiko
operasional dan merugikan bank.
Pengukuran risiko operasional maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng
dibantu dengan tools/aplikasidan dengan hasil pengukuran risiko operasional
tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.
Sedangkan pengukuran ATMR Risiko Operasional dengan metode
Pendekatan Indikator Dasar.
Upaya mitigasi risiko operasional antara lain dengan melakukan pembinaan
terhadap risk taking unit agar melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meningkatkan
kualitas dan proses kontrol internal, meningkatkan kualitas SDM melalui
berbagai pelatihan, sertifikasi dan seminar serta peningkatan layanan
perbankan melalui perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan termasuk Sistem
Informasi Teknologi. Di samping itu, dalam rangka upaya mitigasi bencana
dan untuk memastikan berjalannya bisnis usaha bank, ujicoba Bussiness
Continuity Plan (BCP) dilaksanakan sekali dalam setahun.
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Tabel 8.1.a.

(ATMR)

Operasional

5. Risiko Hukum
Risiko Hukum selain bersumber dari tuntutan hukum dapat juga bersumber
antara lain dari kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya
perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan
peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang
telah dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada,
dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Bank
maupun Bank terhadap pihak ketiga.
12

Upaya mitigasi risiko hukum antara lain dengan memberikan sosialisasi


kepada seluruh Pejabat dan Pegawai terkait masalah Anti Fraud dan
penerapan Anti Pencucian Uang Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT), melakukan kajian hukum dan risiko terhadap produk/aktivitas baru,
draf Keputusan/Edaran Direksi dan draf Perjanjian Kerjasama dengan pihak
ekstern, serta melakukan pembinaan kepada satuan kerja terkait hasil
temuan auditor yang berpotensi menimbulkan risiko hukum.
6.

Risiko Stratejik
Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik adalah untuk memastikan bahwa
proses Manajemen Risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak
negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik dan kegagalan
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Rencana stratejik bank
dalam bentuk Rencana Bisnis Bank akan memperhatikan perubahan
lingkungan bisnis baik eksternal maupun internal.
Mekanisme pengukuran kemajuan yang dicapai dari Rencana Bisnis Bank
adalah dengan membandingkan hasil realisasi Rencana Bisnis dengan target
yang telah disepakati dalam Rencana Bisnis Bank.

7.

Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Kelompok Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan pengendalian
risiko kepatuhan antara lain dengan cara :

8.

memastikan setiap draf kebijakan, prosedur maupun perjanjian


kerjasama harus dikaji terlebih dahulu oleh Divisi Kepatuhan dalam hal
ini oleh Kelompok Hukum atau Staf Direksi Bidang Hukum agar sesuai
dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan/atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut komitmen-komitmen


bank terhadap temuan auditor.

melakukan pembinaan terhadap satuan kerja yang melakukan


pelanggaran ketentuan yang mengakibatkan bank dikenakan sanksi oleh
pihak ekstern.

meningkatkan kemampuan SDM dengan cara mengikutkan pejabat dan


pegawai dalam kursus-kursus, seminar, pelatihan maupun pendidikan
sehingga
potensi
human
eror
dapat
diminimalisir
dan
pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Risiko Reputasi
Penyelesaian pengaduan nasabah pada Bank Kalteng masih dikelola oleh
Divisi Treasury dan bekerjasama dengan satuan kerja terkait seperti unit
pelayanan nasabah pada Kantor Cabang/Cabang Pembantu/Kas. Mekanisme
pengendalian risiko reputasi bank antara lain melalui surat-surat pembinaan
meminta/mewajibkan risk taking unit untuk selalu menjaga kredibilitas Bank
dan tanggap dalam merespon segala keluhan dan pemberitaan negatif
tentang Bank Kalteng.

13

Disamping itu, guna memastikan kualitas pelayanan kepada nasabah tetap


terjaga, Bank Kalteng telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan (BPP)
Standar Layanan. Pada tahun 2013, Bank Kalteng bekerjasama dengan
Marketing Research Indonesia dan Asbanda untuk melakukan survey
terhadap kepuasan nasabah dan standar pelayanan bank, sehingga Bank
dapat mengetahui harapan nasabah terhadap pelayanan Bank.
Pelaksanaan manajemen risiko reputasi pada Bank Kalteng antara lain
dengan segera menindaklanjuti dan mengatasi adanya keluhan nasabah dan
gugatan hukum yang dapat meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Keluhan
nasabah dan gugatan hukum tersebut ditangani dan ditindaklanjuti oleh
bagian Humas atau satuan kerja terkait lain.
Mekanisme pengelolaan risiko reputasi baik pada saat krisis maupun saat
normal diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar
Manajemen Risiko, dilakukan dengan 2 (dua) mekanisme yaitu :

Pencegahan terjadinya kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi,


antara lain dengan bentuk kegiatan tanggung jawab sosial (Corporate
Social Responsibility) yang diharapkan dapat membangun reputasi positif
dari pemangku kepentingan terhadap Bank atau dengan
komunikasi/edukasi secara rutin kepada pemangku kepentingan dalam
rangka membentuk reputasi positif dari pemangku kepentingan.

Pemulihan reputasi Bank setelah terjadi kejadian yang menimbulkan


Risiko Reputasi, yaitu segala respons Bank untuk memulihkan reputasi
dan mencegah terjadinya pemburukan reputasi Bank.

Berikut ini disampaikan rekapitulasi tabel sebagaimana SE BI Nomor


14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 yang tidak sesuai dengan kondisi
dan kompleksitas Bank Kalteng :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Kode Tabel
Tabel 1.b
Tabel 2.1.b
Tabel 2.2.b
Tabel 2.3.b
Tabel 2.4.b
Tabel 2.5.b
Tabel 2.6.b
Tabel 3.1.b

Keterangan Ketidaksesuaian
Khusus Bank Asing.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty
Tabel 3.2
Credit Risk).
Tabel 4.1.b
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Tabel 4.2.b
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Tabel 5.1, Tabel 5.2 Khusus Transaksi Sekuritisasi.
Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak
Tabel 6.1.3
Lawan (Counterparty Credit Risk).
Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan
Tabel 6.1.4
Setelmen.
Tabel 6.1.5
Khusus Eksposur Transaksi Sekuritisasi.
Tabel 6.1.6
Khusus Eksposur di Unit Usaha Syariah.
Khusus Perhitungan ATMR Kredit bagi Bank dengan
Tabel 6.2
Perusahaan Anak.
14

No.
18.
19.
20.
21.

Kode Tabel
Tabel 7.1, Tabel 7.2
Tabel 8.1.b
Tabel 9.1.b
Tabel 9.2

Keterangan Ketidaksesuaian
Khusus Perhitungan Risiko Pasar
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.
Khusus perhitungan valas.

15

Tabel 1.a.

Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum


(dalam jutaan rupiah)
KOMPONEN MODAL
(2)

(1)

Konsolidasi

Bank

Konsolidasi

(3)

(4)

(3)

(4)

429.101

1 Modal disetor

184.396

184.396

2 Cadangan Tambahan Modal

330.170

252.964

3 Modal Inovatif

5 Kepentingan Non Pengendali

1 Level Atas (Upper Tier 2)


2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap

27.647

23.844

27.647

23.844

D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)

E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK


MENGANTISIPASI RISIKO PASAR

C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap


Eksposur Sekuritisasi

TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)

542.213

452.945

TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN


YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)

542.213

452.945

1.571.573

1.401.367

640.181

506.111

IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT


V

Bank

514.566

B Modal Pelengkap

II

Posisi 31 Desember 2012

KOMPONEN MODAL
A Modal Inti

III

Posisi 31 Desember 2013

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL

VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR


A Metode Standar
B Metode internal
VIII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT,
RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]

24,52%

23,75%

16

Lampiran 3
Tabel 2.1.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual

No.

Kategori Portofolio

1
2

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

7
8

Kredit Pegawai atau Pensiun


Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Total

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo


11 Aset Lainnya
TOTAL

31/12/2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah 1
Wilayah 2
Total
593.578.502.668
593.578.502.668
6.594.718.417
6.594.718.417

17.831.224.342

17.831.224.342

23.758.655.171

23.758.655.171

2.287.400.097.377 2.126.781.321.567
123.053.633.073
87.511.324.938

2.126.781.321.567

542.866.236.336

542.866.236.336

41.396.237.113

41.396.237.113

123.981.348

123.981.348

2.287.400.097.377
123.053.633.073

(dalam rupiah)
31/12/2012
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah 1
Wilayah 2
Total

87.511.324.938

10.222.970.716

10.222.970.716

2.440.816.326

2.440.816.326

19.089.874.639

19.089.874.639

2.277.413.216.983

2.277.413.216.983

8.244.446.333

8.244.446.333

370.745.518.002

370.745.518.002

3.984.226.341.383

3.984.226.341.383

17

Lampiran 3
Tabel 2.2.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Bank Secara Individual
(dalam rupiah)
31/ 12/ 2012
T a giha n be rsih be rda sa rk a n ja ngk a wa k tu k ontra k

Ka te gori P ortofolio
1 ta hun

1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn

> 5 thn

N on-Kontra k tua l

T ota l

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

252.468.524

252.468.524

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga International

Tagihan kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

43.285.393.287

39.132.603.433

8.279.897.591

8.452.034.002

99.149.928.313

Kredit Beragun Properti Komersial

10.632.435.469

7.198.788.873

17.831.224.342

Kredit Pegawai atau Pensiun

30.784.754

647.537.026

773.245.319

12.856.832.499

14.308.399.598

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

34.939.798

223.843.948

73.439.372

332.223.118

Tagihan Kepada Korporasi

99.493.968.990

260.526.352.663

362.491.552.262

1.404.269.447.652

2.126.781.321.567

Tagihan yang Telah Jatuh Tempo

14.622.148.030

1.693.951.714

1.150.642.344

1.623.132.551

19.089.874.639

168.099.670.328

302.224.288.784

372.695.337.516

1.434.726.143.473

2.277.745.440.101

Aset Lainnya
TOTAL

(dalam rupiah)
31/ 12/ 2013
T a giha n be rsih be rda sa rk a n ja ngk a wa k tu k ontra k

Ka te gori P ortofolio
1 ta hun

1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn

> 5 thn

N on-Kontra k tua l

T ota l

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

6.633.858.180

6.633.858.180

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga International

Tagihan kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

50.370.426.739

48.316.558.599

6.807.641.231

17.713.449.098

123.208.075.667

Kredit Beragun Properti Komersial

14.720.844.348

1.781.004.370

1.172.226.219

2.449.093.561

20.123.168.498

Kredit Pegawai atau Pensiun

255.000.000

10.028.869.546

10.283.869.546

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

331.633.116

1.923.795.959

3.044.143.311

36.097.390.991

41.396.963.377

90.390.519.566

263.691.641.973

397.835.751.476

1.519.589.574.177

2.271.507.487.192

52.230.801

71.418.444

123.649.245

156.120.654.570

315.713.000.901

415.493.620.417

1.585.949.795.817

2.473.277.071.705

Tagihan Kepada Korporasi


Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
TOTAL

18

Lampiran 3
Tabel 2.3.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sektor Ekonomi Bank Secara Individual


(dalam rupiah)

S e k tor E k onomi

T a giha n
Ke pa da
P e me rinta h

P osisi 31/12/2012

(1)

T a giha n Ke pa da
E ntita s S e k tor
P ublik
(2)

T a giha n Ke pa da
T a giha n Ke pa da
Ba nk
P e mba nguna n
Ba nk
M utila te ra l
(3)

(4)

Kre dit Be ra gun


Ruma h T ingga l

Kre dit Be ra gun


P rope rti
Kome rsia l

Kre dit P e ga wa i
a ta u P e nsiun

(5)

(6)

(7)

T a giha n Ke pa da
Usa ha M ik ro,
Usa ha Ke cil da n
P ortofolio Rite l

T a giha n Ke pa da
Korpora si

T a giha n ya ng
T e la h Ja tuh
T e mpo

(8)

(9)

(10)

Ase t La innya

(11)

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib

10.632.435.469

Industri Pengolahan

42.686.624

3.551.970.217

157.859.623

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lain

68.280.196

12.102.368.867

1.239.882.705

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

769.981.334

226.845.495

Jasa Pendidikan

326.452.314

6.449.282

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

432.136.536

42.422.625

Konstruksi

6.321.317.506

2.440.816.326

7.306.946.849

Listrik Gas & Air

7.198.788.873

304.589.401

Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum

82.638.348

4.787.057.352

210.431.875

Perdagangan Besar & Eceran

7.443.216

43.593.124.963

3.708.017.359

Perikanan

1.521.101.900

443.608.704

Pertambangan & Penggalian

442.091.678

Pertanian, Perburuan & Kehutanan

57.735.362

10.090.619.639

501.772.096

Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan

1.203.280.708

17.425.684

Rumah Tangga

23.758.655.171

73.439.372

2.126.781.321.567

5.152.734.308

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi

2.065.232.523

75.478.034

23.758.655.171

332.223.118

2.126.781.321.567

87.511.324.938

2.440.816.326

19.089.874.639

Kre dit Be ra gun


Ruma h T ingga l

Kre dit Be ra gun


P rope rti
Kome rsia l

Kre dit P e ga wa i
a ta u P e nsiun

(5)

(6)

(7)

T ota l

17.831.224.342

S e k tor E k onomi

T a giha n
Ke pa da
P e me rinta h

T a giha n Ke pa da
E ntita s S e k tor
P ublik

P osisi 31/12/2013

(1)

(dalam rupiah)

(2)

T a giha n Ke pa da
T a giha n Ke pa da
Ba nk
P e mba nguna n
Ba nk
M utila te ra l
(3)

(4)

T a giha n Ke pa da
Usa ha M ik ro,
Usa ha Ke cil da n
P ortofolio Rite l

T a giha n Ke pa da
Korpora si

(8)

(9)

T a giha n ya ng
T e la h Ja tuh
T e mpo

Ase t La innya

(10)

(11)

Industri Pengolahan

3.881.837.626

213.416.937

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lain

12.730.745.591

1.696.742.159

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

1.450.547.690

Jasa Pendidikan

799.000.354

29.933.157

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

898.162.363

96.950.139

Konstruksi

8.537.968.039

10.283.869.546

6.433.395.945

Listrik Gas & Air

6.633.858.180

Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum

49.737.757

6.794.680.191

429.050.513

Perdagangan Besar & Eceran

2.493.044

82.645.245

59.732.775.310

4.102.120.161

Perikanan

2.974.115.075

320.665.833

Pertambangan & Penggalian

107.968.273

Pertanian, Perburuan & Kehutanan

421.673.920

19.794.392.306

525.862.286

Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan

3.390.658.790

12.009.664

Rumah Tangga

40.975.289.457

71.418.444

2.271.424.841.947

6.188.854.796

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi

2.115.224.059

74.166.908

41.396.963.377

123.649.245

2.271.507.487.192

123.208.075.667

10.283.869.546

20.123.168.498

T ota l

6.633.858.180

19

Lampiran 3
Tabel 2.4.a.
No.

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual


Ka te gori P ortofolio

1 Tagihan
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)
a. Belum jatuh tempo
b. Telah jatuh tempo
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5 Tagihan yang dihapus buku

31/ 12/ 2012


T a giha n Be rsih Be rda sa rk a n Wila ya h
Wila ya h 1
Wila ya h 2
T ota l
16.159.828.142
16.159.828.142
-

(dalam rupiah)
31/ 12/ 2013
T a giha n Be rsih Be rda sa rk a n Wila ya h
Wila ya h 1
Wila ya h 2
T ota l
3.998.647.800.506
3.998.647.800.506
14.416.459.123
14.416.459.123
-

20

Lampiran 3
Tabel 2.5.a.

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual

P os i s i 31/ 12/ 2012


N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

S e k tor E k onom i
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
Industri Pengolahan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
Hiburan & Perorangan Lain
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga
Konstruksi
Listrik Gas & Air
Penyediaan Akomodasi & Penyediaan
Makan Minum
Perdagangan Besar & Eceran
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Pertanian, Perburuan & Kehutanan
Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa
Perusahaan
Rumah Tangga
Transportasi, Pergudangan &
Komunikasi
TOTAL

T a gi ha n

T a gi ha n y a ng M e nga l a m i P e nuruna n N i l a i
Be l um Ja tuh T e m po
T e l a h Ja tuh T e m po

C K P N I ndi v i dua l

10.632.435.469

C K P N K ol e k ti f

(dalam rupiah)
T a gi ha n H a pus
Buk u

71.270.914

3.752.516.464

114.823.012

13.410.531.768

1.137.049.007

996.826.829
332.901.596

12.675.963
8.734.521

474.559.161

14.591.491

16.069.080.681
7.503.378.274

6.153.293.724
44.553.503

5.080.127.575

147.071.994

47.308.585.538
1.964.710.604
442.091.678
10.650.127.097

2.596.176.542
340.024.988
2.691.453
480.604.695

1.220.706.392

11.719.083

2.155.766.150.418

4.935.940.216

2.140.710.557

88.607.036

2.277.745.440.101

16.159.828.142

P os i s i 31/ 12/ 2013


N o.

S e k tor E k onom i

Industri Pengolahan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
Hiburan & Perorangan Lain
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial
Jasa Pendidikan
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga
Konstruksi
Listrik Gas & Air
Penyediaan Akomodasi & Penyediaan
Makan Minum
Perdagangan Besar & Eceran
Perikanan
Pertambangan & Penggalian
Pertanian, Perburuan & Kehutanan
Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa
Perusahaan
Rumah Tangga
Transportasi, Pergudangan &
Komunikasi
TOTAL

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

T a gi ha n

T a gi ha n y a ng M e nga l a m i P e nuruna n N i l a i
Be l um Ja tuh T e m po
T e l a h Ja tuh T e m po

C K P N I ndi v i dua l

C K P N K ol e k ti f

(dalam rupiah)
T a gi ha n H a pus
Buk u

4.095.254.563
14.427.487.750
1.450.547.690
828.933.511
995.112.502
25.255.233.530
6.633.858.180
7.273.468.461
63.920.033.760
3.294.780.908
107.968.273
20.741.928.512
3.402.668.454
2.318.660.404.644
2.189.390.967
2.473.277.071.705

14.416.459.123

21

Tabel 2.6.a.

Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Bank secara Individual
(dlm jutaan rupiah)

No

Keterangan

(1)

(2)

Posisi 31/12/2012
CKPN Individual

CKPN Kolektif

(3)

(4)

1 Saldo Awal CKPN

35.497

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

(19.337)

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

No

Keterangan

(1)

(2)

1 Saldo Awal CKPN


2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan
3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan
Saldo akhir CKPN

16.160

(dlm jutaan rupiah)


Posisi 31/12/2013
CKPN Individual
CKPN Kolektif
(3)

(4)

16.160
(1.744)
1.744
-

14.416

22

Tabel 3.1.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual
(dalam jutaan)
P osisi 31/ 12/ 2013

N o.

Ka te gori P ortofolio

(1)

(2)

D e nga n

P osisi 31/ 12/ 2012

T a npa
P e ringk a t

T OT A L

P e ringk a t
(3)

(4)

(5)

T a npa
P e ringk a t

T OT A L

P e ringk a t

D e nga n
(3)

(4)

(5)

E k sposur N e ra ca

Tagihan Kepada Pemerintah

593.579

593.579

1.062.692

1.062.692

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

6.595

6.595

17.717

17.717

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

542.866

542.866

188.323

188.323

Kredit Beragun Rumah Tinggal

41.396

41.396

23.851

23.851

Kredit Beragun Properti Komersial

124

124

332

332

Kredit Pegawai/Pensiunan

2.287.400

2.287.400

2.144.251

2.144.251

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

123.054

123.054

87.415

87.415

Tagihan Kepada Korporasi

10.223

10.223

2.424

2.424

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

8.244

8.244

5.124

5.124

11

Aset Lainnya

370.745

370.745

385.044

385.044

3. 984. 226

3. 984. 226

T ota l E k sposur N e ra ca

3. 917. 173

3. 917. 173

6.757

6.757

E k sposur Re k e ning A dministra tif

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

48.771

48.771

52.805

52.805

Tagihan Kepada Korporasi

52.740

52.740

21.395

21.395

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

4.643

4.643

T ota l E k sposur Re k e ning A dministra tif

106. 154

106. 154

80. 957

T ota l ( A +B)

4. 090. 380

4. 090. 380

3. 998. 130

80. 957
3. 998. 130

Tabel 3.2
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Derivatif, Transaksi Repo dan Transaksi Reverse Repo
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk), yaitu Transaksi Derivatif, Transaksi Repo
dan Transaksi Reverse Repo.

23

Tabel 4.1.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank
secara Individual
(dalam jutaan)
P os i s i 31/ 12/ 2013

N o.

K a te gori P ortofol i o

(1)

(2)

T a gi ha n Be rs i h S e te l a h M e m pe rhi tungk a n D a m pa k M i ti ga s i Ri s i k o K re di t

ATMR

0%

20%

35%

40%

45%

50%

75%

100%

150%

L a i nny a

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

E k s pos ur N e ra c a

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

108.573

3.993

11.629

124

1.143.700

92.290

10.223

3.297

412

1.143.700

124

Tagihan Kepada Korporasi

10.223

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

722

11

Aset Lainnya

92. 290

11. 069

11. 284

96. 008

T ota l E k s pos ur N e ra c a

108. 573

3. 993

11. 629

412

1. 146. 997

92.290

11.284

96.008

3.297
108.573
16.034

12.006
96.008
1. 482. 255

E k s pos ur T ra ns a k s i Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f ( T RA )

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

36.578

Tagihan Kepada Korporasi

52.740

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

T ota l E k s pos ur T RA

T ota l ( A + B)

108. 573

3. 993

412

11. 629

36.578

1. 146. 997

52.740

36. 578

52. 740

128. 868

63. 809

11. 284

96. 008

89. 318
1. 571. 573

(dalam jutaan)
N o.

K a te gori P ortofol i o

(1)

(2)

A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

E k s pos ur N e ra c a
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
T ota l E k s pos ur N e ra c a

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

E k s pos ur T ra ns a k s i Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f ( T RA )
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
T ota l E k s pos ur T RA
T ota l ( A + B)

0%

20%

(3)

(4)

P os i s i 31/ 12/ 2012


T a gi ha n Be rs i h S e te l a h M e m pe rhi tungk a n D a m pa k M i ti ga s i Ri s i k o K re di t
35%
40%
45%
50%
75%
100%
(5)

37.665
37. 665

37. 665

(6)

3.168
3. 168

3. 168

(7)

5.818
5. 818

5. 818

(8)

114
114

114

(9)

8.859
1.072.126
1. 080. 985

1. 080. 985

(10)

65.561
65. 561

332
2.424
420
3. 176

39.603
39. 603
105. 164

21.395
21. 395
24. 571

ATMR
150%

L a i nny a

(11)

(12)

7.056
7. 056

7. 056

136.826
136. 826

136. 826

8.859
37.665
9.100
332
1.072.126
65.561
2.424
7.476
136.826
1. 340. 369

39.603
21.395
60. 998
1. 401. 367

24

Tabel 4.2.a.

Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan)
P osi si 31/ 12/ 2013

N o.

K a te gori P ortofol i o

T a gi ha n Be rs i h

(1)

(2)

(3)

Ba gi a n Y a ng D i j a m i n D e nga n
Ga r a n s i
A s ura ns i K re di t

A guna n
A

(4)

(5)

(7)

Ba gi a n Y g
L a i nny a

T i da k

(8)

Dija min
(9)

E k s pos ur N e ra c a

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

593.579

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11

Aset Lainnya

6.595

542.866

542.866

41.396

41.396

6.595
-

124

124

2.287.400

2.287.400

123.054

123.054

10.223

10.223

8.244

370.745

T ota l E k s pos ur N e ra c a

593.579

3. 984. 226

8.244

370.745
3. 984. 226

B
1

E k s pos ur Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f
-

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

48.771

48.771

Tagihan Kepada Korporasi

52.740

52.740

10

Tagihan Kepada Pemerintah

4.643

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo


T ota l E k s pos ur Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f
T ota l ( A + B)

106. 154
4. 090. 380

4.643

106. 154
4. 090. 380
(dalam jutaan)

N o.

K a te gori P ortofol i o

P osi si 31/ 12/ 2012


Ba gi a n Y a ng D i j a m i n D e nga n

T a gi ha n Be rs i h

(3)

Ga r a n s i

A guna n
(4)

(1)
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(2)
E k s pos ur N e ra c a
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
T ota l E k s pos ur N e ra c a

1.062.692
17.717
188.323
23.851
332
2.144.251
87.415
2.424
5.124
385.044
3. 917. 173

B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

E k s pos ur Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
T ota l E k s pos ur Re k e ni ng A dm i ni s tra ti f
T ota l ( A + B)

6.757
52.805
21.395
80. 957
3. 998. 130

A s ura ns i K re di t
(7)

(5)
-

Ba gi a n Y g
L a i nny a
(8)

T i da k

1.062.692
17.717
188.323
23.851
332
2.144.251
87.415
2.424
5.124
385.044
3. 917. 173

6.757
52.805
21.395
80. 957
3. 998. 130

Dija min
(9)

Tabel 5.
Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi dan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi dan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai
Kreditur Asal.

25

Tabel 6.1.1.

Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca


(dalam jutaan)
P osisi 31/12/2013

No.

Ka te gori P ortofolio

T a giha n Be rsih

AT M R S e be lum
M RK

(1)

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11

Aset Lainnya

(4)
593.579

AT M R S e te la h
M RK

T a giha n Be rsih

(5)

(3)

6.595

3.297

M RK
(4)

1.062.692

3.297

AT M R S e be lum

(5)
-

17.717

AT M R S e te la h
M RK
-

8.859

8.859

542.866

108.573

108.573

188.323

37.665

37.665

41.396

16.034

16.034

23.851

9.100

9.100

124

124

124

332

332

332

2.287.400

1.143.700

1.143.700

2.144.251

1.072.126

1.072.126

123.054

92.290

92.290

87.415

65.561

65.561

10.223

10.223

10.223

2.424

2.424

2.424

8.244

12.006

12.006

5.124

7.476

96.008

385.044

370.745

T ota l

Tabel 6.1.2.

(3)

P osisi 31/12/2012

3. 984. 226

1. 386. 247

1. 482. 255

7.476

3. 917. 173

1. 203. 543

136.826
1. 340. 369

Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif


(dalam jutaan)

(dalam jutaan)

P osisi 31/12/2013
No.

Ka te gori P ortofolio

T a giha n Be rsih

AT M R S e be lum
M RK

(1)

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

(3)

(4)

AT M R S e te la h
M RK

T a giha n Be rsih

(5)

(3)

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

AT M R S e be lum
M RK
(4)

(5)
-

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

48.771

36.578

36.578

52.805

39.603

39.603

Tagihan Kepada Korporasi

52.740

52.740

52.740

21.395

21.395

21.395

10

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

106.154

89.318

89.318

6.757

AT M R S e te la h
M RK

T ota l

4.643

P osisi 31/12/2012

80.957

60.998

60.998

26

Tabel 6.1.3.

Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat


Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko
Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Tabel 6.1.4.

Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat


Kegagalan Setelmen (settlement risk)
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko
Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk)
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi
Tabel 6.1.7.

Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit


(dalam jutaan rupiah)
Posisi 31/12/2013 Posisi 31/12/2012
1.571.573
1.401.367
-

URAIAN
Total ATMR Risiko Kredit
Total Faktor Pengurang Modal

Tabel 6.2.

Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara


Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
Bank Kalteng tidak memiliki Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak.
Tabel 7.

Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar


dan Model Internal (Value at Risk/VaR)
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan
Metode Standar dan Model Internal (Value at Risk/VaR)
Tabel 8.1.a.

Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual


(dalam jutaan rupiah)
P osisi 31/12/2013

No. P e nde k a ta n Ya ng Diguna k a n

(1)

(2)

P e nda pa ta n Bruto
(Ra ta -Ra ta 3 T a hun
T e ra k hir)

Be ba n Moda l

AT MR

(3)

(4)

(5)

1 Pendekatan Indikator Dasar

No. P e nde k a ta n Ya ng Diguna k a n


(1)

(2)

1 Pendekatan Indikator Dasar

341.430

51.214

640.181

(dalam jutaan rupiah)


P osisi 31/12/2012
P e nda pa ta n Bruto
AT MR
(Ra ta -Ra ta 3 T a hun Be ba n Moda l
T e ra k hir)
(3)

(4)

269.926

40.489

(5)

506.111

27

Tabel 9.1.a.

Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual


(Dalam Jutaan Rupiah)

N o.

P os-P os

( 1)
I
A

( 2)

B.

S a ldo
( 3)

1 bula n
( 4)

274.988
593.578
542.868
2.473.278
54.358
3. 939. 070

274.988
593.578
540.000
4.094
2
1. 412. 662

KEWAJIBAN
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada Bank lain
4. Surat Berharga yg diterbitkan
5. Pinjaman yang diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
T OT A L KE WA JIBA N

3.193.472
87
11.826
20.474
104.049
3. 329. 908

RE KE N IN G A D M IN IS T RA T IF
Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
T ota l T a giha n Re k e ning A dministra tif
Kewajiban Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
T ota l Ke wa jiba n Re k e ning A dm.
S e lisih T a giha n & Ke wa jiba n dlm Re k . A dm.
S E LIS IH [ ( IA -IB) + ( IIA -IIB) ]
S E LIS IH KU M U LA T IF

P osisi 31/ 12/ 2012


JA T U H T E M P O

>1 s. d 3 bln >3 s. d 6 bln >6 s. d 12 bln


( 5)

N E RA C A
ASET
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
T OT A L A S E T

S e lisih A se t dgn Ke wa jiba n dlm N e ra ca ( A - B )


II
A.

P osisi 31/ 12/ 2013


JA T U H T E M P O

( 6)

( 7)

>12 bula n

S a ldo

1 bula n

( 8)

( 3)

( 4)

>1 s. d 3 bln >3 s. d 6 bln >6 s. d 12 bln


( 5)

( 6)

( 7)

>12 bula n
( 8)

3.746
35.620
39. 366

8.784
647
9. 431

24.936
169
25. 105

2.868
2.431.718
17.920
2. 452. 506

248.469
1.062.692
188.585
2.280.506
60.854
3. 841. 106

248.469
1.062.692
175.000
2.703
274
1. 489. 138

3.464
43.248
46. 712

8.063
626
8. 689

40.191
192
40. 383

13.585
2.226.085
16.514
2. 256. 184

2.035.067
11.826
57.122
2. 104. 015

171.226
171. 226

163.547
26.198
189. 745

208.796
617
209. 413

614.836
87
20.474
20.112
655. 509

3.168.933
89
2.239
20.000
112.550
3. 303. 811

2.069.855
2.239
41.632
2. 113. 726

170.271
170. 271

155.465
22.240
177. 705

195.495
510
196. 005

577.847
89
20.000
48.168
646. 104

609. 162

( 691. 353)

( 131. 860)

( 180. 314)

( 184. 308)

1. 796. 997

537. 295

( 624. 588)

( 123. 559)

( 169. 016)

( 155. 622)

1. 610. 080

5.521
5. 521

5.438
5. 438

5.521
5. 521

45.414
61.308
106. 722

600
12.703
13. 303

110
18.081
18. 191

21.613
21. 613

3.480
3. 480

44.704
5.431
50. 135

( 101. 201)

( 13. 303)

( 18. 191)

( 21. 613)

2. 041

( 50. 135)

( 704. 656)

( 150. 051)

( 201. 927)

( 182. 267)

1. 746. 862

( 704. 656)

( 854. 707)

( 1. 056. 634)

( 1. 238. 901)

507. 961

507. 961

5.438
5. 438

8.857
72.180
81. 037

9.195
9. 195

14.214
14. 214

100
40.687
40. 787

2.000
4.839
6. 839

6.757
3.245
10. 002

( 75. 599)

( 9. 195)

( 14. 214)

( 40. 787)

( 1. 401)

( 10. 002)

( 633. 783)

( 137. 773)

( 209. 803)

( 157. 023)

1. 600. 078

( 633. 783)

( 771. 556)

( 981. 359)

( 1. 138. 382)

461. 696

461. 696

Tabel 9.2.
Pengungkapan Profil Maturitas Valas
Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Profil Maturitas Valas.
28

Anda mungkin juga menyukai