Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN PERAN KETUA PROGRAM STUDI *

P3AI-UNHAS**

I PENDAHULUAN

Paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi mengacu pada peningkatan kualitas proses dan
hasil pembelajaran yang melibatkan semua unsur akademik di perguruan tinggi, mulai dari
Pimpinan, Biro Akademik, Fakultas/ Jurusan dan Program Studi.

Selama tahun 2000-2001, telah diterbitkan berbagai peraturan di bidang akademik yang pada
dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja unit pelaksana akademik, antara lain:
SKRektor UNHAS No. 6142/J04/KP.36/2000, tgl. 12 Juli 2000, tentang Kode Etik
Dosen UNHAS.
SK.Rektor UNHAS No.9249/J04/KP.36/2000, tgl.. 22 Nopember 2000, tentang
Peraturan Pelaksanaan Tugas Dosen UNHAS.
SK.Rektor UNHAS No.5420/J04/KP.36/2001, tgl. 1 Agustus 2001, tentang Penjelasan
Keputusan Rektor UNHAS No.9249/J04.KP.36/2000 tentang Peraturan
PelaksanaanTugas Dosen, Petunjuk Pengisian Beban Tugas Dosen dan Angka Kredit
Kegiatan Dosen untuk Kenaikan Pangkat.

Demikian pula telah diterbitkan SK MenDikNas R.I. No 232/U/2000, tgl. 20 Desember 2000,
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa, yang menurut ketentuan akan dilaksanakan paling lambat 20 Desember 2002.

Berbagai keputusan yang telah diambil oleh pimpinan universitas itu akan sia-sia apabila tidak
ditindaklanjuti dan dilaksanakan. Semua peraturan akademik tersebut perlu disosialisasikan
dan diterapkan. Salah satu fungsi P3AI-UNHAS berkaitan dengan kurikulum dan dapat
membantu Program Studi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Tugas dan Fungsi
Program Studi pada saat ini seakan-akan tidak penting, karena dalam struktur organisasi
UNHAS saat ini banyak terjadi perangkapan jabatan Ketua Program Studi oleh Dekan/ PD I
Fakultas atau Ketua Jurusan. Padahal setiap bantuan Hibah Bersaing dari Dikti, apakah
TPSDP, QUE, DUE, DUE-Like, semuanya ditujukan untuk peningkatan relevansi, kualitas
dan pelaksanaan program studi. Dengan adanya perangkapan jabatan programmer (Ketua
Program Studi) dan pelaksana program (Ketua Jurusan, PD I) kemungkinan besar terjadi
konflik kepentingan, sehingga salah satu fungsi terabaikan atau sengaja dikorbankan.
Misalnya, tuntutan Program Studi mengharuskan tersedianya peralatan praktikum tertentu, di
lain pihak Jurusan tidak dapat menyediakannya.

Agar dapat berfungsi dengan baik, sebaiknya masing-masing Program Studi mempunyai
seorang Ketua Program Studi, yang tidak dirangkap dengan tugas struktural lain. Tugas Ketua
Program Studi sangat luas, meliputi perancangan kurikulum, memonitor pembelajaran setiap
mata kuliah sesuai kurikulum (kualitas pembelajaran), merivisi kurikulum sesuai
perkembangan kebutuhan (profesi) lulusan, yang disesuaikan pula dengan kebutuhan
masyarakat akan jenis kompetensi tertentu (relevansi).
II FUNGSI PERENCANAAN KURIKULUM

Kurikulum Program Studi kadang dianggap hanya terdiri atas suatu daftar mata kuliah dan
diberi kode mata kuliah, tidak dilihat secara keseluruhan mulai dari perencanaan Tujuan
Program Studi, penjabarannya ke dalam mata kuliah (termasuk penyusunan GBPP/SAP),
monitoring pelaksanaan pembelajaran dan evaluasinya. Kata kurikulum berasal dari curicula
atau jalan kereta, yaitu jalan yang harus ditempuh seorang mahasiswa pada suatu program
studi sampai pada pencapaian , yaitu Tujuan Program Studi . (Lihat definisi kurikulum pada
Lampiran, pasal 1, 1.6). Kurikulum Program Studi perlu dirancang sebelumnya dengan
berpatokan pada kurikulum inti yang berlaku secara nasional, dan kurikulum institusional.

II.1 Analisis Kebutuhan (Needs Assessment) dalam perancangan kurikulum

Pada struktur organisasi program pendidikan tinggi, terdapat 3 dimensi, yaitu dimensi jenjang,
jalur dan kompetensi pendidikan tinggi. Seorang sarjana dipersiapkan untuk mengisi suatu
lowongan kerja di masyarakat (pada jalur profesional), tetapi juga untuk meneruskan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau Pasca Sarjana (pada jalur akademik), berbeda
dengan jalur profesional yang khusus dipersiapkan untuk menjadi tenaga ahli (Program
Diploma = Ahli Madya) dan segera terjun ke masyarakat.

Pada perancangan kurikulum, atau pengembangan kurikulum yang sudah ada, dalam rangka
merumuskannya perlu diadakan analisis kebutuhan atau needs assessment, yaitu
mengidentifikasi jenis kompetensi yang dibutuhkan lulusan kelak pada lapangan kerja di
masyarakat. Analisis kebutuhan pada dasarnya ialah suatu langkah untuk mengidentifikasi
perbedaan antara what is dan what should. Hal ini dapat diperoleh melalui identifikasi
kebutuhan masyarakat akan jenis dan kompetensi lulusan yang diperlukan (relevansi
pendidikan tinggi). Dalam hal ini perlu diteliti keadaan pasar tenaga kerja lulusan, apakah
ada dan berapa jumlah kebutuhan pasar tenaga kerja akan lulusan tertentu di masyarakat
(link), dan kesesuaian kebutuhan yang diperlukan masyarakat akan kompetensi yang dimiliki
lulusan (match)..

Sebagai contoh dalam rangka peningkatan relevansi pendidikan untuk evaluasi diri, misalnya
pada proposal TPSDP diperlukan data mengenai relevansi pendidikan. Di samping data
mengenai relevansi kompetensi lulusan (link and match), diperlukan pula data mengenai
jumlah dan sebaran alumni, lamanya waktu menunggu sebelum dipekerjakan, berapa gaji awal
yang diterima, dll. Analisis kebutuhan ini perlu diadakan up to date dalam mengantisipasi
perubahan / pengembangan kurikulum. Dari kebutuhan-kebutuhan akan kompetensi lulusan di
masyarakat ini disusun Tujuan-Tujuan Program Studi, yang selanjutnya akan dijabarkan
menjadi Tujuan-Tujuan Mata Kuliah atau Tujuan Instruksional Umum (TIU) suatu mata
kuliah.

Analisis kebutuhan dapat dilakukan melalui survei, pengumpulan pendapat, interview,


observasi langsung atau penelitian menggunakan instrumen tertentu, misalnya kuesioner.
(Lihat contoh instrumen pada Evaluasi Instruksional).
Menurut Rossett dan Kauffman, terdapat 5 jenis pertanyaan yang dapat diajukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan spesifik yang diperlukan seorang lulusan.
1) Jenis pertanyaan yang sangat luas jawabannya (open ended question) ialah :
permasalahan apa yang Anda temukan dalam pekerjaan Anda ? Jawaban pertanyaan ini
sangat beragam, dan tidak semuanya akan menyangkut kompetensi yang tercantum
dalam kurikulum. Jawaban pertanyaan ini dapat dikategorikan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan keterampilan manusia, masalah peralatan, atau kurangnya informasi.,
Yang langsung berkaitan dengan kurikulum hanyalah kategori keterampilan
manusia. Tidak semua permasalahan dapat diatasi atau terletak pada kurikulum !
2) Pertanyaan jenis kedua ialah menanyakan mengenai urutan prioritas berbagai topik
atau keterampilan yang perlu ada dalam matakuliah suatu kurikulum. Contoh
pertanyaan : urutkanlah keterampilan berikut ini berdasarkan kebutuhan/
kepentingannya dalam pengembangan keefektifan pekerjaan (kantor) Anda.
3) Jenis pendekatan ketiga ialah pendemostrasian suatu keterampilan, misalnya
keterampilan mengetik 10 jari, yang juga dapat dijadikan sebagai suatu pre-test untuk
pelatihan keterampilan (bukan untuk mata kuliah).
4) Yang keempat ialah jenis pertanyaan yang mencoba mengungkapkan perasaan
seseorang tentang mata kuliah atau keterampilan tertentu.
5) Terakhir ialah jenis pertanyaan yang membiarkan lulusan itu sendiri yang
mengidentifikasi pemecahan suatu masalah yang terbaik menurut mereka.

II.2 Pengelompokan Kompetensi dalam Kurikulum

Sesuai dengan pengelompokan mata kuliah dalam kurikulum, perlu diadakan penelitian
tentang kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum, khususnya
kurikulum inti. Kompetensi ini selanjutnya dirumuskan ke dalam tujuan-tujuan Program Studi
karena selanjutnya akan diturunkan menjadi kompetensi dalam suatu mata kuliah (Tujuan
mata kuliah). Lihat lampiran 1, Pasal 7 dan seterusnya.
Pada dasarnya pengelompokan yang baru ini hanya merupakan perluasan pengelompokan
kurikulum yang konvensional yang terdiri atas :

1. Kompetensi yang diperlukan lulusan untuk kehidupannya kelak di masyarakat


(Life Skill Objectives). Kompetensi ini ialah perilaku pribadi sebagai ilmuwan yang
terdiri atas :
a. Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya
menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan
untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi.

b. Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), adalah kelompok bahan kajian dan


pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan
bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya, terdiri atas matakuliah yang
relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan ang berlaku dalam
berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak
kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

2. Kompetensi Keilmuan (Methodological Objectives).


Kompetensi keilmuan lulusan perlu dirumuskan untuk tujuan pengembangan ilmunya
lebih lanjut ke jenjang program yang lebih tinggi, terbagi atas :

a. Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan
ketrampilan tertentu, yang terdiri atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat
penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan
kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

b. Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), ialah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang
bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan
ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas
wawasan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan
kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

3. Kompetensi Umum (Kepribadian). Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian


(MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti
luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. MPK terdiri atas matakuliah yang relevan dengan tujuan
pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti.

Pasal 10, 1: Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pasal 10, 2 : Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu,
Olah Raga dan sebagainya.

II.3 Merumuskan Tujuan Kurikulum Program Studi


(Pasal 3.2)

Merumuskan tujuan kurikulum PS bukan tugas Ketua PS sendiri, tetapi seluruh staf pengajar
yang dikoordinir oleh Ketua PS. Dari berbagai kompetensi yang diidentifikasi pada analisis
kebutuhan di atas, selanjutnya dirumuskan Tujuan-Tujuan Program Studi (Tujuan Kurikuler).
Rumusan Tujuan Program Studi ini dilakukan dengan berpatokan pada kualifikasi lulusan
Program Sarjana (pasal 3,2). Selanjutnya Tujuan ini diuraikan, dan dirumuskan dalam Tujuan
Matakuliah atau Tujuan Instruksional Umum oleh dosen penanggungjawab mata kuliah.
Merumuskan TIU mata kuliah merupakan langkah awal penyusunan Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP).
II.4 Desain Instruksional (Instructional Design)

Dengan menggunakan pendekatan sistem dalam perencanaan, maka mata kuliah merupakan
subsistem dari keseluruhan Program Studi sebagai system. Karema itu rumusan TIU mengacu
pada kompetensi yang telah dirumuskan pada Tujuan Program Studi. Desain Instruksional
adalah tugas dosen penanggungjawab matakuliah untuk merancang proses belajar mengajar
dalam format GBPP (Garis Besar Program Pengajaran). GBPP ialah rancangan lengkap 1
matakuliah yang akan diajarkan selama 1 semester (Lihat: Peraturan Akademik UNHAS
2000).

II.4.1 Merumuskan TIU

Langkah pertama dalam desain instruksional ialah merumuskan TIU mata kuliah yang
diturunkan dari Tujuan Program Studi. Dalam TIU harus dirumuskan kompetensi (perilaku =
behavior) akhir yang diinginkan dicapai mahasiswa pada akhir semester, dan lingkup
materinya (obyek).

Rumusan TIU : perilaku (behavior) + objek (materi kuliah)

Hal yang perlu dievaluasi pada rumusan ini ialah criteria jenjang (level) dan lingkup (scope).
Gambaran suatu kompetensi atau perilaku (behavior) harus menggunakan kata kerja yang
dapat diamati dan dapat diukur.
- Jenjang (Level) mengacu pada jenjang kompetensi / beavior menurut taksonomi
Bloom, apakah pada akhir semester mahasiswa dapat memberi contoh, menerapkan,
menganalisis, mensisntesis atau mengevaluasi (objek).
- Lingkup mata kuliah mengacu pada materi, apakah hanya meliputi beberapa bab dari
suatu buku teks atau keseluruhannya.

Penetapan jenjang dan lingkup ini perlu berpatoka pula pada kompetensi jenjang dan jalur
pendidikan sesuai kualifikasi pendidikan sarjana, magister dan doctor (Lampiran 1, pasal 3).
Pemilihan tingkat perilaku (behavior) menurut hirarki Taksonomi Bloom dan luasnya obyek
materi sangat penting, karena merupakan dasar perencanaan selanjutnya. Pentingnya rumusan
TIU ini juga agar dapat dibedakan suatu mata kuliah yang bernama sama, tetapi disajikan pada
berbagai tingkatan Program Pasca Sarjana, Sarjana atau Diploma.
Kriteria penilaian : - relevansi tujuan dengan kebutuhan lulusan di masyarakat, yang
tercantum pada rumusan Tujuan Program Studi)
- lingkup (scope) dan tingkat (level) hirarki belajar menurut Taxonomi
Bloom
- Behavior adalah katakerja aktif yang dapat diamati atau diukur.

II.4.2 Merumuskan Tujuan -Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

TIU mata kuliah dapat dicapai melalui tujuan-tujuan antara yang lebih spesifik, yaitu Tujuan
Instruksional Khusus (TIK). Menyusun rumusan TIK harus melalui Analisis Instruksional.
Analisis Instruksional (Task Analysis) ialah penjabaran kompetensi dalam TIU menjadi
kompetensi yang lebih spesifik. Selanjutnya perlu ditetapkan garis Perilaku Awal (Entry
Behavior), yaitu kompetensi awal yang sudah harus dipunyai mahasiswa sebelumnya. Adanya
kompetensi awal ini juga yang akan menentukan Prasyarat Matakuliah. Prasyarat mata kuliah
saat ini mungkin hanya berdasarkan perkiraan, bukan melalui analisis tugas.
TIK selanjutnya berfungsi sebagai :
a. patokan pada pengembangan materi mata kuliah
b. patokan pada pemilihan metode dan media instruksional yang sesuai untuk pencapaian
TIK tersebut
c. patokan untuk penyusunan soal ujian.
Kriteria penilaian : - relevansi TIK dengan pencapaian TIU, melalui Analisis Instruksional
- Rumusan TIK yang lengkap A(audience), B (behavior), C (condition),
dan D (degree), karena menjadi patokan pada penyusunan tes/ evaluasi
hasil belajar.

II.4.3 Pengembangan materi perkuliahan

Materi perkuliahan atau Bahan Ajar dapat dikembangkan melalaui 4 cara :


1. Menulis Sendiri (Baru) atau starting from the scratch.
2. Mengemas kembali informasi (information repackaging)
3. Kompilasi ( compilation and wrap-around text)
4. Menggunakan buku teks yang ada di pasaran.
Kriteria penilaian :
- Bahan ajar yang tersusun menurut urutan penyajian perkulihannya.
- Kelengkapan bahan ajar, misalnya pendahuluan, isi, penutup dan halaman penyekat.

II.4.4 Pemilihan metode pembelajaran

Pemilihan metode pembelajaran hendaknya sesuai untuk pencapaian TIK. Di samping


pembelajaran klasikal (tradisional), dapat digunakan berbagai metode (delivery method) yang
lain, misalnya praktikum, kerja praktek lapangan, diskusi, simulasi, Computer-Assisted
Learning (CAL), dll. Perkembangan metode pembelajaran akhir-akhir ini sangat pesat
mengikuti perkembangan teknologi komputer, sehingga praktikum yang memerlukan alat
canggih (yang belum dimiliki) dapat disimulasikan menggunakan CD-ROM.
Kriteria penilaian :
- Kesesuaian metode yang dipilih dengan pencapaian TIK yang telah dirumuskan.
- Kesesuaian metode dengan besarnya kelas ( jumlah mahasiswa)

II.4.5 Pemilihan media pembelajaran

Media pembelajaran semakin berkembang dengan penggunaanmulti-media.


Kriteria penilaian : - Kesesuaian media dengan besarnya kelas (jumlah mahasiswa).
- Kesesuaian media dengan metode yang digunakan untuk pencapaian
TIK tertentu.
- Efektivitas dan efisiensi
II.4.6 Menghitung waktu (estimasi)

Dalam kurikulum telah ditetapkan bobot matakuliah dalam SKS. Pelaksanaan perkuliahan
hendaknya sesuai dengan bobot SKS, yang terdiri atas perkuliahan, tugas dan kerja mandiri.
Kriteria penilaian : - kesesuaian dengan bobot sks mata kuliah, dengan patokan 1 sks setara
dengan 3 jam kegiatan kuliah atau 3-4 jam praktek.
- adanya tugas-tugas PR yang dipersiapkan.

II.4.7 Melakukan Evaluasi Instruksional

Tugas ini merupakan tugas masing-masing dosen, dan perlu dikoordinir oleh KPS. Instrumen
yang digunakan pada umumnya ialah kuesioner, dengan mahasiswa atau teman sejawat
sebagai responden. Fungsi init penting untuk memeriksa kembali seluruh proses perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran dalam rangka pengembangan dan peningkatan aktivitas
instruksional.

III. PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI PERENCANAAN)

Pelaksanaan rencana dalam GBPP dituangkan secara tertulis ke dalam format SAP. Format
SAP hanya berisi rancangan pertemuan demi pertemuan di kelas; sedangkan rancangan
praktikum (bagi mata kuliah yang disertai praktikum) disusun dalam format tersendiri,
misalnya Penuntun Praktikum

Kriteria suatu SAP yang baik meliputi :


a. adanya urutan penyajian yang jelas (Pendahuluan, Penyajian dan Penutup)
b. gambaran mengenai keterampilan mengajar dosen :
- cara memotivasi mahasiswa ( membangkitkan attention, menjelaskan
relevancy materi, membangkitkan confidence mahasiswa, dan memberikan
satisfaction kepada mahasiswa, yang meliputi penjelasan TIK dan relevansi
materi, variasi media pembelajaran, memberi penguatan dan pujian pada kebenaran
tanya jawab.
- cara mengaktifkan mahasiswa, melalui interaksi tanya jawab dan mengerjakan soal
di kelas
- mengatur kelas (menyiapkan sarana / prasarana untuk kelas besar, dan kesesuaian
jadwal dengan SKS yang ditetapkan.
c. metode pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian TIK
d. media yang relevan
e. memberikan tugas terstruktur (Pekerjaan Rumah) dan tugas untuk kerja mandiri.

IV EVALUASI HASIL BELAJAR MAHASISWA

Dari hasil penelitian ditemukan banyak dosen belum menguasai cara dan teknik evaluasi hasil
belajar yang baik dan benar (objektif, sahih, dan terandalkan). Indeks Prestasi Semester (IPS)
merupakan ukuran mengenai kemampuan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Karena
itu ukuran tersebut dijadikan patokan untuk menentukan jumlah beban mahasiswa yang dapat
diambil pada semester berikutnya, sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan
gambaran akhir (profil) kemampuan mahasiswa yang ditempatkan pada rentang skala 0-4. IPK
ini digunakan untuk evaluasi sumatif setelah 4 semester pertama, 8 semester pertama dan pada
akhir program.
Akhir-akhir ini mulai banyak didiskusikan mengenai asesmen alternatif (alternative
assessment), yaitu pengukuran yang dilakukan selain paper and pencil test (PAN, PAP, esei,
pilihan ganda). Beberapa contohnya ialah Portfolio, Rubrik, observasi langsung, dan
performance-based assessment

V MENYUSUN KONTRAK PERKULIAHAN

GBPP suatu mata kuliah adalah perencanaan yang merupakan pedoman bagi dosen itu
sendiri atau anggota tim dosen yang bersangkutan, dan diserahkan kepada Ketua Program
Studi atau Ketua Jurusan / Fakultas, bukan untuk pegangan mahasiswa. Untuk pegangan
mahasiswa, GBPP ini diubah formatnya menjadi Kontrak Perkuliahan. Sesuai dengan
namanya maka Kontrak Perkuliahan merupakan aturan yang mengikat kedua belah pihak
(mahasiswa dan dosen) mengenai mata kuliah tersebut. Pada dasarnya KP ini berisi bagian-
bagian tertentu dari GBPP, penjadwalan perkuliahan lengkap selama 1 semester, termasuk
tugas-tugas yang harus dilakukan mahasiswa, cara mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dll.
Dengan adanya rancangan ini, mahasiswa pun dapat memonitor dosen apakah melakukan
tugasnya sesuai dengan perencanaan dalam KP itu. Dan dengan adanya rancangan terjadwal
ini, mahasiswa akan dapat lebih baik mengatur jadwal pribadinya, yang menyangkut tugas-
tugas dari mata kuliah lain, serta jadwal keperluan pribadi.

VI. MENULIS BAHAN AJAR

Bahan ajar berbeda dengan diktat, karena ditulis sendiri oleh dosen dalam suatu wacana
yang sesuai dengan urutan penyajian pada pengajaran mata kuliah untuk 1 semester. Jadi pada
bagian awal setiap Bab perlu dicantumkan TIU dan TIK yang telah dirancang sebelumnya.
Adanya bahan ajar ini dapat memudahkan mahasiswa belajar ( tidak perlu membuat catatan
lengkap pada pertemuan di kelas). Selanjutnya penulisan bahan ajar dapat merangsang budaya
menulis dosen, yang pada akhirnya dapat menghasilkan tulisan ilmiah dalam bentuk buku
teks. Pada program penataran Applied Approach (Program AA) diberikan, antara lain
pelatihan teknik penyusunan bahan ajar.

VII MONITORING DAN EVALUASI DAN PELAKSANAAN KURIKULUM

Kualitas lulusan harus link and match atau relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat semakin meningkat, sehingga perlu terus menerus diikuti
perekmbangannya. Kurikulum biasanya diubah atau diperbaiki selang waktu 5 tahun, namun
perubahan dan pengembangannya dapat dilakukan secara bertahap. Data alumni dan tempat
kerjanya perlu dicatat up to date.
Lampiran 1.

Kutipan dari S.K. MenDikNas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum


Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar,

Pasal 1.6.
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran, serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengfajar di perguruan tinggi.

Pasal 3
1) Pendidikan Akademik terdiri atas program sarjana, program magister, dan program doktor.
2) Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang
keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan
merumuskan cara penyelesaian
masalah yang ada dalam kawasan keahliannya.
b. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai
dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat
dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama
c. mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang
keahliannya mauoun dalam berkehidupan bersama di masyarakat
d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang
merupakan keahliannya
3) Program magister diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian dengan cara menguasai dan memahami pendekatan,
metode, kaidah ilmiah disertai ketrampilan penerapannya
b. mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui
kegiatan penelitian fan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah;
c. mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacukupan tinjauan, kepaduan
pemecahan masalah atau profesi serupa;
4) Program doktor diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. mempunyai kemampuan mengembangkan konsep ilmu, teknlogi, dan/atau kesenian
baru di dalam bidang keahliannya melalui penelitian;
b. mempunyai kemampuan mengelola, memimpin, dan mengembangkan program
penelitian
c. mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner dalam bekerja di bidang
keahliannya

Pasal 7 (dan Pasal 1.7 s/d 1.11)


(3) Kurikulum inti terdiri atas kelompok matakuliah pengembangan kepribadian, kelompok
matakuliah yang mencirikan tujuan pendidikan dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, keahlian berkarya, sikap berperilaku dalam berkarya, dan cara berkehidupan
bermasayarkat, sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam
penyelesaian suatu program studi .
Pasal 8 dan Pasal 9
Kurikulum inti/institusional program sarjana dan program diploma terdiri atas keseluruhan
atau sebagian dari :
a. kelompok MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian) adalah kelompok bahan kajian
dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan
mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. MPK
terdiri atas matakuliah yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman
intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti.

Pasal 10, 1: Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pasal 10, 2 : Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu,
Olah Raga dan sebagainya.

b. kelompok MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan) adalah kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan
ketrampilan tertentu, yang terdiri atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat
penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan
kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

c. kelompok MKB (Matakuliah Keahlian Berkarya) adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar
ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan
memperluas wawasan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan
keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

d. kelompok MPB (Matakuliah


Perilaku Berkarya) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk
membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi.

e. kelompok MBB (Matakuliah Berkehidupan Bermasayarkat) adalah kelompok bahan kajian


dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan
bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya, terdiri atas matakuliah yang
relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam
berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak
kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Jadwal Pelatihan

A. Penjelasan Program PEKERTI/AA 30 menit


Program PEKERTI meliputi kemampuan dasar teknik instruksional, yang perlu dimiliki
seorang staf pengajar di perguruan tinggi, karena itu disiapkan khusus untuk dosen muda,
dan dosen senior yang berminat meningkatkan keterampilan instruksionalnya.
B. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi : (Modul 1.01) 30 menit
Modul ini membicarakan paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi Indonesia,
khususnya yang berkaitan dengan implikasi prinsip relevansi pada peranan dosen dan
implikasi akuntabilitas terhadap tugas dosen.
C. Analisis Kebutuhan dalam perancangan kurikulum 30
Analisis kebutuhan (needs assessment) diperlukan untuk merumuskan Tujuan Program
Studi, yang selanjutnya dijabarkan pada Tujuan mata kuliah (Tujuan Instruksional
Umum)
D. Pendidikan sebagai Sistem. (Modul 1.02) 30
Dasar perencanaan pada pendidikan, khususnya pendidikan tinggi menggunakan
pendekatan sistem.
E. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum (2.12) 30
Tugas utama Ketua Program Studi ialah evaluasi dan pengembangan kurikulum.
F. Desain Instruksional (Modul 1.08) dan
Penyusunan GBPP/SAP (Modul 1.09) 60 menit
GBPP mata kuliah adalah bagian dari kurikulum ! GBPP ini kemudian dijabarkan
menjadi rancangan pertemuan demi pertemuan di kelas selama 1 semester. Penyusunan
GBPP/SAP yang terperinci harus menggunakan Desain Instruksional - Modul 1.08. (tidak
dibahas)
G. Evaluasi Instruksional (Modul 2 10) 30 menit
Modul ini berisikan langkah-langkah dalam usaha peningkatan proses pembelajaran, dan
instrumen yang dapat digunakan untuk identifikasi masalah.
H. Penyusunan Kontrak Perkuliahan (Modul 2.05) 60 menit
GBPP/SAP adalah rancangan dosen untuk digunakan sendiri dan pegangan bagi Ketua
Program Studi, bukan untuk diberikan seluruhnya kepada mahasiswa. Untuk konsumsi
mahasiswa GBPP/SAP dikonversi menjadi Kontrak Perkuliahan.
I. Penulisan Bahan Ajar (Modul 2.08) 30 menit
Bahan Ajar berbeda dengan diktat. Mahasiswa akan banyak dibantu apabila dosen juga
menyusun Bahan Ajar untuk setiap mata kuliah.
J. Etika dan Moral dalam Pembelajaran (Modul 2.01) 30 menit
Berkaitan dengan Kode Etik Dosen UNHAS menurut SK Rektor UNHAS
No.6142/J04/KP.36/2000, tgl. 12 Juli 2000.
K. Alternative Assessment (Modul 2.09) 30 menit
(Evaluasi Hasil Belajar- Modul 1.15)

ANALISIS INSTRUKSIONAL
Peningkatan Peran Ketua Program Studi

1. Prof dr J.W.Luhulima 6. Drs Frans A.Rumate


2. dr Chairuddin Lakare 7. Ir Machmud Syam, DEA
3. Prof Dr Ir Ambo Tuwo, DEA
4. Drs A.Tadjuddin B.Rum
5. Drs J.G.Nelwan

menjelaskan Tugas
Ketua Program Studi
(2)

merancang mengevaluasi memonitor


kurikulum kurikulum pelaksanaan
(1,2,6) (3,7) kurikulum (4,5,7)

menjelaskan menjelaskan
1. konsep dasar 2. pendekatan
pengem.kurik. sistem pada PT
3.
4. menyusun
5. GBPP/SAP
7.

melakukan
6. analisis
kebutuhan

ANALISIS INSTRUKSIONAL

Kontrak Perkuliahan dan Penulisan Bahan Ajar

1. Drg Elizabeth Mailoa 5. Drs Frans A.Rumate


2. Drs Muhammad Hasbi M.Sc 6. Ir Machmud Syam, DEA
3. Dr Sri Suryani, DEA
4. Drs H.T.Amrullah
Menulis Bahan Ajar
(3)

Menggunakan Menggunakan ilustrasi Menyusun


Bahasa Indonesia yang pada Bahan Ajar halaman penyekat
baik dan bemar (4) (1) antar Bab (3)

Menyusun Kontrak
Perkuliahan
(2)

Menyusun
GBPP/SAP
(2)

Merumuskan Merumuskan Memilih materi, Mengestimasi


TIU TIK metode, media waktu

(1,2,3,4,5,6)

Anda mungkin juga menyukai