Anda di halaman 1dari 14

1

2
3
4
5
6
7

POLA PERILAKU SOSIAL EKONOMI PEDAGANG DI PASAR

TANJUNG GUNA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA

9
10

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi A Reg)

11
12
13
14

Oleh:

15
16
17

Nama : Shelvy Putri Astuti

18

NIM

: 140210301049

19
20
21
22
23
24

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

25

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

26

FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN

27

UNIVERSITAS JEMBER

28

2016

KATA PENGANTAR

29
30
31

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

32rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pola
33Perilaku Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Tanjung Guna Mempertahankan
34Eksistensinya pada mata kuliah Sosiologi Ekonomi di Universitas Jember. Tidak lupa
35sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
36SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridhoi Allah
37SWT, yakni agama Islam.
38

Alhamdulillah penulisan makalah ini bisa diselesaikan, walaupun kemungkinan

39dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam bahasa


40maupun pengambilandata-data yang bisa dibilang kurang komplit dan detail, mengingat
41keterbatasan penulis yang masih belum bisa maksimal dalam mengumpulkan data-data
42yang diperlukan. Dengan mengambil judul Teori Kontemporer dan Keterbelakangan
43penulis berharap semoga makalah yang singkat ini dapat bermanfaat bagi penulis
44maupun orang yang membacanya.
45

Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai, maka

46akan tampak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi
47peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang penulis susun ini. Dan semoga
48makalah ini dapat bermanfaat.
49
50
51

1
2

Penulis

ii

52

3
4

ii

53

DAFTAR ISI

54
55KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
56DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
57BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
58

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1

59

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................2

60

1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

61BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
62

2.1. Tempat Penelitian..................................................................................................3

63

2.2. Waktu Penelitian....................................................................................................3

64

2.3. Jenis Penelitian......................................................................................................3

65

2.4. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................3

66

2.5. Hasil Penelitian......................................................................................................3

67BAB III PENUTUP.........................................................................................................10


68

3.1 Simpulan.............................................................................................................10

69

3.2 Saran....................................................................................................................10

70
71
72
73
74
75
76
77

5
6

78

BAB I

79

PENDAHULUAN

80
811.1 Latar Belakang
82

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

83

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada

84

proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan

85

dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

86

Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa

87

ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan

88

lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya

89

terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai

90

pasar.

91

Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi

92

serangan dari pasar modern, termasuk pasar tradisonal yang ada di Jember.

93

Pedagang haruslah memutar otak dalam setiap melakukan kegiatan ekonomi. Hal

94

tersebut dilakukan dengan landasan dimana mereka mendapatkan keuntungan yang

95

maksimal ataupun kerugian yang dapat diminimalisir. Pada ruang lingkup pedagang

96

sudah sangat jelas dapat dilihat bahwa pola ataupun bentuk-bentuk dari perilaku

97

ekonomi mereka sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi dan sosial, karena

98

mengingat pedagang di pasar tradisional tidak hanya menjual barang dagangan

99

untuk memperoleh keuntungan, namun juga tentang bagaimana mereka

100

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.

101

Pembahasan tentang kegiatan sosial ekonomi inilah yang kemudian

102

diangkat oleh penulis sebagai tema untuk melihat sejauh mana pola perilaku sosial

103

ekonomi pedagang di Pasar Tanjung guna mempertahankan eksistensinya.

104
105
106

1071.2 Rumusan Masalah


108

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan

109

masalah yakni bagaimana pola perilaku sosial ekonomi pedagang di Pasar Tanjung

110

guna mempertahankan eksistensinya.

1111.3 Tujuan Penelitian


112
113

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pola perilaku


sosial ekonomi pedagang di Pasar Tanjung guna mempertahankan eksistensinya.

1141.4 Manfaat Penelitian


115

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan penemuan-penemuan

116

teori yang baru, sekaligus pengembangan terhadap teori sosiologi yang telah ada

117

dan diharapkan mampu memberi masukan kepada masyarakat Jember khususnya

118

pedagang di Pasar Tanjung agar tetap selalu eksis keberadaannya dan tidak

119

kehilangan pekerjaannya hanya karena tergeser posisinya oleh pasar modern.

120

Sedangkan bagi Pemerintah Kabupaten Jember, dengan penelitian ini

121

diharapkan dapat memberikan pandangan dalam pembuatan kebijakan tentang

122

manajemen perekonomian ataupun pembangunan, yaitu mengenai perbaikan sarana

123

bangunan guna menambah kenyamanan baik para pembeli ataupun penjual.

124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

134

BAB II

135

PEMBAHASAN

136
137 2.1 Tempat Penelitian
138

Penelitian dilakukan di Pasar Tanjung di Jl. Trunojoyo No.442, Jember

139

Kidul, Kaliwates. Pemilihan tempat berdasarkan pertimbangan penulis bahwa

140

Pasar Tanjung merupakan pusat pasar tradisional yang jaraknya lebih terjangkau

141

dengan lokasi tempat tinggal penulis.

142 2.2 Waktu Pelaksanaan


143
Penelitian dilakukan pada:
144
Hari
: Jumat, 18 Maret 2016
145
Pukul : 19.00 WIB
146 2.3 Jenis Penelitian
147
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pengamatan dengan
148

mendalami masalah pola perilaku sosial ekonomi pedagang di Pasar Tanjung guna

149
mempertahankan eksistensinya.
150 2.4 Teknik Pengumpulan Data
151
Observasi
152
Penulis melakukan observasi di Pasar Tanjung bagian luar dimana letak
153

pedagang berada di pinggir jalan. Penulis lebih fokus mengamati pedagang

154

barang dagangan yang mudah basi/ rusak/ busuk, misalnya seperti sayur, ikan,

155

ayam, dsb. Hal ini dilakukan guna memperoleh data pola perilaku sosial

156

ekonomi pedagang kepada konsumen dengan tuntutan bahwa barang

157
158
159

dagangannya harus terjual sebelum basi.


Wawancara
Wawancara dilakukan penulis kepada beberapa pedagang Pasar Tanjung

160

yang berjualan di pinggir jalan. Dengan wawancara penulis dapat memperoleh

161

informasi lebih dari beberapa pedagang. Wawancara yang dilakukan oleh

162

penulis tidak intensif dengan waktu yang berkala, karena hanya dilakukan pada

163
satu waktu.
164
165
166 2.5 Hasil Penelitian
167
a. Deskripsi Pasar Tanjung
168
Pasar Tanjung merupakan pasar sederhana yang berada di Kabupaten
169

Jember yang berada di Jl. Trunojoyo no. 442, dengan berbagai macam yang

170

dijual seperti sayur, buah, ikan, daging, maupun baju dengan harga murah,

171

pembeli dapat menawar harga yang diberikan penjualnya. Pasar Tanjung tidak

172

hanya menjual bahan pangan saja, ada pula yang menjual barang-barang

173

misalnya baju, alat-alat elektronik atau bagian dari kendaraan transportasi.

174

Pasar Tanjung ini juga terdapat tempat yang berupa bangunan bertingkat yang

175

kokoh supaya pedagang merasa lebih nyaman dan pembeli pun nyaman ketika

176

membeli. Namun masih sangat banyak pedagang yang menggelar barang

177

dagangannya diluar bangunan pasar, yaitu di pinggir jalan. Hal tersebut

178

dilakukan oleh pedagang karena baginya berjual di pinggir jalan seperti itu

179

lebih strategis dan mudah dijangkau oleh calon pembeli. Selain itu, pedagang

180

juga tidak terlalu sudah payah memindahkan barang dagangannya yang baru

181
182

datang ke dalam bangunan.


Pasar Tanjung ini tetap eksis dikunjungi pembeli dari berbagai kalangan,

183

meskipun bangunan dan lingkungannya tidak nyaman dibandingkan pasar

184

modern. Namun ciri khas dari pasar tradisional adalah proses tawar menawar

185

antara pembeli dan penjualnya. Ketika berada di pasar modern seperti mall,

186

supermarket, harga barang tidak dapat ditawar karena harga sudah tertera pada

187

barang. Meskipun kualitas dan pelayanan yang diberikan di pasar modern lebih

188

nyaman, tetapi pasar tradisional tetap menjadi ciri khas yang melekatkan jiwa

189
190
191
192

sosial antara pedagang dan pembeli.


b. Pola Perilaku Pedagang
Penduduk Kabupaten Jember memiliki berbagai mata pencaharian

193

seperti pegawai kantor, guru, dosen, petani, dan pedagang. Pedagang yang ada

194

di Jember terbilang banyak terutama di pasar tradisoinal. Para pedagang pasar

195

tradisional berusaha untuk tetap bertahan meski pasar modern sudah berada

196

dimana-mana. Terkadang mereka harus memutar otak untuk mengurangi

197

kerugian atas barang dagangan yang tidak terjual terutama barang dagangan

198
199

yang cepat basi/ rusak.


Berdasarkan hasil pengamatan di Pasar Tanjung, ada berbagai pola

200

perilaku pedagang yang rasional bahkan kadang irrasional dilihat dari

201
202
203
204

indikator-indikator berikut :

Jangka Waktu Jual


Beberapa pedagang yang berjualan di Pasar Tanjung merupakan mata

205

pencaharian utamanya sebagai sumber kehidupan dan tidak memiliki

206

pekerjaan lainnya yang dapat digantungkan. Sehingga beberapa pedagang

207

berjualan setiap hari disana 24 jam tanpa perlu menunggu hari khusus. Dari

208

beberapa pertanyataan yang penulis tanyakan ke pedagang, tentu waktu jual

209

mereka berbeda. Ada yang buka jam 04.00 pagi sampai jam 11.00 siang

210

saja. Ada yang mulai sore sampe malam, ada pula yang dari jam 04.00 pagi

211
212
213
214

sampe jam 16.00 malam.

Pemilihan Tempat/ Lapak


Di Pasar Tanjung terdapat pedagang resmi yang memiliki lapak resmi

215

dan ada juga pedagang tidak resmi yang membuka lapak di trotoar jalan.

216

Sering terjadi konflik antara pedagang resmi dan pedagang illegal, pedagang

217

resmi merasa dirugikan dengan banyaknya pedagang illegal di trotoar jalan

218

karena pembeli cenderung lebih senang membeli di pedagang illegal karena

219
220

lebih mudah dijangkau dari jalan.


Pemilihan lapak tentu juga akan berdampak pada kenyamanan dan

221

kelayakan berdagang. Para pedagang resmi harus membayar sewa lapak

222

setiap bulan tanpa dibebani uang tambahan lainnya seperti uang keamanan

223

dan kebersihan. Sedangkan pedagang yang di pinggir jalan tidak terkena

224

biaya sewa tempat, namun harus membayar biaya keamanan dan kebersihan

225

yaitu Rp. 2.500,00 untuk kebersihan dan Rp.3.000,00 untuk jaga malam.

226

Dari hasil pengamatan, Pak Singgih hanya menggunakan lapak sederhana

227

dan tidak permanen, alas lapak terbuat dari terpal dan tidak memiliki atap.

228
229

Adapun penyampaian Pak Singgih ketika ditanya tentang lapak jualan:


mending jualan di pinggir jalan mbak, strategis dan mudah

230

dijangkau pembeli, ngga perlu bayar sewa tempat. Paling kita Cuma

231

membayar uang keamanan dan kebersihan Rp. 2.500,00. Toh yaa juga

232

disini uda ngga ada preman liar yang suka minta uang. Tapi kadang yaa

233
234
235
236

diusir sama badab penertiban pasar


.
Fluktuasi Harga
Harga barang yang dijual oleh pedagang di Pasar Tanjung berdasarkan

237

barang yang dijual. Apabila berupa barang yang cepat rusak/basi, misalnya

238

sayuran segar, ikan segar, buah dan sejenisnya. Maka harga yang ditawarkan

239

rata-rata sama, kalaupun berbeda selisihnya tidak terpaut jauh. Pedagang di

240

Pasar Tanjung tentu sudah sangat paham tentang informasi standart harga

241

barang daganganya. Sehingga mereka tahu kapan harus menaikkan dan

242

menurunkan harga barang dagangannya. Selain itu, karena lingkungan

243

tempat berjualan yang dekat dengan pedagang lain dan sangat eratnya nilai

244

sosial mereka, kenaikan harga salah satu jenis barang itu bisa

245
246

mempengaruhi seluruh pedagang dan menjadikannya harga pasar barang itu.


Bagi pedagang di Pasar Tanjung, harga barang yang mereka tawarkan

247

bukanlah harga yang akan mereka terima dari pembeli. Hal ini karena di

248

Pasar Tanjung terjadi tawar menawar harga. Sehingga harga yang

249

sesungguhnya yaitu harga yang telah disepakati oleh pedagang dan pembeli

250

hasil dari tawar menawar. Oleh karena itu, meskipun dengan barang yang

251

sama namun harga barang di pedagang yang satu berbeda dengan yang lain.

252

Bahkan pada hari yang sama oleh pedagang yang sama, harga pada pagi hari

253

lebih mahal, pada siang hari mulai murah dan pada malam hari harganya

254
255

akan semakin turun.


Ibu Sarmini mengatakan bahwa meskipun harga sayur-mayur

256

dipasaran naik, ia tidak mendapatkan peningkatan keuntungan karena

257

selisih harga beli dan harga jual tetap sama. Ia juga jarang mengalami

258

kerugian baik akibat kurangnya pembeli maupun akibat persaingan, hal itu

259

terjadi karena setiap pedagang di Pasar Tanjung sudah memiliki pelanggan

260

tetap yang berbelanja secara rutin. Adapun apabila ada barang-barang

261

yang tidak laku ketika lapak akan ditutup, maka harganya akan diturunkan

262

menjadi lebih murah bahkan bisa sampai lebih rendah dari pada harga

263

beli, karena lebih baik jual rugi daripada sisa barang kami tidak laku dan

264
265
266
267

akhirnya rusak/ busuk.

Pengadaan Barang Dagang


Komoditi yang dijual di pasar Tanjung terlihat sangat natural, tidak

268

mengalami proses-proses yang begitu rumit. Lain halnya dengan dagangan-

269

dagangan di pasar swalayan yang mengalami berbagai proses rumit baik itu

270

untuk penyegaran melalui frezer atau dengan penambahan bahan-bahan

271
272

kimia guna menjaga daya tarik konsumen.


Dalam hal ini, penulis mengambil sampel pedagang buah, sayur dan

273

pedagang ayam potong. Pedagang buah dan sayur memperoleh barang

274

dagangannya dari pedagang besar/ pemasok, namun beberapa jenis buah

275

dan sayur mereka panen sendiri di kebun yang mereka miliki namun

276

tergantung dengan musim. Dan berbeda dengan pengadaan barang ayam

277

potong, sebagian besar dari pedagang ayam potong merupakan pemilik

278

ternak sendiri, sehingga tidak memperoleh dari pemasok.

279
280
281

Strategi Pemasaran
Pedagang di Pasar Tanjung rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang

282

rendah sehingga ketika para pedagang pasar ditanya mengenai strategi apa

283

agar bisa bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak

284

berpindah, mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya

285

saja selalu mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap

286

konsumen, memberikan rasa kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang

287

ingin berhutang. Kebersihan dan kerapihan barang dagangnya juga menjadi

288

daya tarik tersendiri bagi calon konsumen. Para pedagang juga tidak hanya

289

mengenal secara dangkal pembelinya, selama proses jual beli, para

290

pedagang sering kali ngobrol mengenai kondisi rumah tangga, keluarga,

291

dan anak-anak mereka sehingga terdapat rasa kekeluargaan diantara penjual

292

dan pembeli. Selain itu, harga merupakan faktor utama yang bisa menarik

293
294

para konsumen.
Dalam segi managemen mungkin pasar tanjung bisa kurang baik, tapi

295

dari segi aura natural yang ditebarkan olah Pasar Tanjung mungkin belum

296

bisa disaingi oleh pasar swalayan. Komoditi-komoditi yang dijajakan oleh

297

para pedagangnya tidak bisa disaingi oleh pasar swalayan, misalnya sayur-

298

sayuran yang dujual di Pasar Tanjung rata-rata diambil langsung oleh

299

pedagang sendiri dan tidak adanya proses-proses yang memungkinkan

300
301

berkurangnya kesegaran dari sayur-sayuran tersebut.


Adapun kendala bagi pedagang yang merupakan pedagang baru yaitu

302

belum banyak orang yang dikenalnya. Selain itu pedagang baru harus lebih

303

mampu beradaptasi dengan lingungan, pedagang lain dan harga jual pasar.

304

Kendala lain juga dirasakan oleh pedagang yang membuka lapak di pinggir

305

jalan dan tanpa atap, ketika turun hujan mereka harus bergegas

306
307
308
309

mengamankan barang dagangannya.

Persaingan Antar Pedagang


Dalam pasar tradisional tentu ada persaingan antar pedagang,

310

mengingat barang yang dijual kebanyakan homogen dan jumlah pedagang

311

yang cukup banyak. Namun, hal ini bukan menjadi masalah besar bagi

312

pedagang karena mereka telah memiliki pelanggan tetap yang tidak

313

membeli di tempat lain meski harga dan kualitasnya mungkin sama saja atau

314

bahkan lebih baik. Menjaga kualitas barang, penataan barang yang rapi dan

315

keramahan pedagang menjadi faktor penting dalam menghadapi persaingan

316
317

antar pedagang.
Persaingan antar pedagang di Pasar Tanjung memang kompetitif

318

namun tidak saling mejatuhkan antar pedagang. Hal ini dikarenakan adanya

319

paguyuban para pedagang di Pasar Tanjung. Sehingga mereka mereka

320

memiliki rasa kekeluargaan yang erat, terutama antar pedagang yang letak

321

tempat berjualannya berdekatkan. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai

322

sikap yang saling mendukung. Misalnya salah satu pedagang menerima

323

konsumen yang ingin membeli barang dagangannya yang telah habis, maka

324

ia akan mengalihkan konsumen tersebut di pedagang lain di sekitarnya

325
326

dengan jenis dagangan yang sama.


Salah satu pedagang mengatakan, kalau disini sudah habis, yaa

327
328
329
330

dialihkan ke yang lain, biar sama sama habis.

Aspek Sosial Pedagang


Aspek sosial ini adalah para pedagang di Pasar Tanjung mempunyai

331

peran sosial. Hal tersebut nampak ketika barang dagangan seorang penjual

332

telah habis, maka mereka mengatakan habis dan menyarankan untuk

333

membeli ke penjual lain yang masih mempunyai bunga untuk dijual dengan

334
335

tujuan untuk berbagi rezeki.


Melalui cara tersebut para pedagang lebih mendapat keuntungan

336

yang meraka inginkan. Disini teori tindakan sosial nampak dalam perilaku

337

penjual yang mencoba untuk tidak merugi dalam dagangnya, dengan

338

melakukan perpindahan tempat untuk mengejar pelanggan yang memilih

339

untuk membeli diluar pasar dari didalam pasar yang membuat membuang

340

waktu. Dan ini membuat pedagang mengambil resiko seperti dimana

341

pedagang melawan peraturan dan tempat kios yang mereka punya hanya

342
343

untuk tidur ketika malam hari telah tiba.


Jika dianalisis, maka terdapat keterlekatan yang kuat antara pedagang

344

dan pembeli maupun antar pedagang itu sendiri. Hal ini dilihat dari

345

hubungan antara penjual dan pembeli dimana setiap pedagang mempunyai

346

pelanggan tetap yag tidak membeli di tempat lain meski harga dan

347

kualitasnya mungkin sama saja atau bahkan lebih baik. Para pedagang juga

348

tidak hanya mengenal secara dangkal pembelinya, selama proses jual beli,

349

para pedagang sering kali ngobrol mengenai kondisi rumah tangga,

350

keluarga, dan anak-anak mereka sehingga terdapat rasa kekeluargaan

351
352
353
354

diantara penjual dan pembeli.

Aspek Ekonomi Pedagang


Aspek ekonomi yang dimaksud adalah bagaimana cara pedagang

355

dalam memaksimalkan keuntungan dan mengurangi rasio kerugian.

356

Berdasarkan hasil pengamatan, pedagang akan menurunkan harga barang

357

dagangannya ketika akan tutup dan barang dagangannya masih tersisa. Hal

358

ini diterapkan agar pedagang tidak mngalami kerugian, meski harus

359

memperoleh laba yang tidak sesuai yang diinginkan. Selain itu, jika melihat

360

pedagang baru yang mengalami kesulitan memperoleh pembeli karena

361

belum banyak orang yang mengenalnya, ia berusaha menjual dagangannya

362

dengan harga lebih murah, namun tetap saja sedikit pembeli yang mau

363

membelinya. Setelah beberapa bulan barulah mendapatkan beberapa

364
pelanggan tetap.
365
366
367
368
369
370
3713.1 Kesimpulan

BAB III
PENUTUP

372

Pasar Tanjung merupakan pasar sederhana yang berada di Kabupaten

373

Jember yang berada di Jl. Trunojoyo no. 442, dengan berbagai macam yang dijual

374

seperti sayur, buah, ikan, daging, maupun baju dengan harga murah, pembeli dapat

375

menawar harga yang diberikan penjualnya. Pasar Tanjung ini tetap eksis dikunjungi

376

pembeli dari berbagai kalangan, meskipun bangunan dan lingkungannya tidak

377

nyaman dibandingkan pasar modern. Jika dilihat dari aspek sosial, maka terdapat

378

keterlekatan yang kuat antara pedagang dan pembeli maupun antar pedagang itu

379

sendiri. Hal ini dilihat dari hubungan antara penjual dan pembeli dimana setiap

380

pedagang mempunyai pelanggan tetap yag tidak membeli di tempat lain meski

381

harga dan kualitasnya mungkin sama saja atau bahkan lebih baik. Sedangkan aspek

382

ekonomi yang dimaksud adalah bagaimana cara pedagang dalam memaksimalkan

383

keuntungan dan mengurangi rasio kerugian. Berdasarkan hasil pengamatan,

384

pedagang akan menurunkan harga barang dagangannya ketika akan tutup dan

385

barang dagangannya masih tersisa. Hal ini diterapkan agar pedagang tidak

386

mngalami kerugian, meski harus memperoleh laba yang tidak sesuai yang

387

diinginkan.

3883.2 Saran
389

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan penemuan-penemuan

390

teori yang baru, sekaligus pengembangan terhadap teori sosiologi yang telah ada

391

dan diharapkan mampu memberi masukan kepada masyarakat Jember khususnya

392

pedagang di Pasar Tanjung agar tetap selalu eksis keberadaannya dan tidak

393

kehilangan pekerjaannya hanya karena tergeser posisinya oleh pasar modern.

394
395

Anda mungkin juga menyukai