2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
Oleh:
15
16
17
18
NIM
: 140210301049
19
20
21
22
23
24
25
26
27
UNIVERSITAS JEMBER
28
2016
KATA PENGANTAR
29
30
31
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
32rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pola
33Perilaku Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Tanjung Guna Mempertahankan
34Eksistensinya pada mata kuliah Sosiologi Ekonomi di Universitas Jember. Tidak lupa
35sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
36SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya agama yang diridhoi Allah
37SWT, yakni agama Islam.
38
Akhir kata penulis menyadari bahwasanya bila segala urusan telah selesai, maka
46akan tampak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran selalu kami tunggu demi
47peningkatan kualitas dan mutu dari makalah yang penulis susun ini. Dan semoga
48makalah ini dapat bermanfaat.
49
50
51
1
2
Penulis
ii
52
3
4
ii
53
DAFTAR ISI
54
55KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
56DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
57BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
58
59
60
61BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
62
63
64
65
66
3.1 Simpulan.............................................................................................................10
69
3.2 Saran....................................................................................................................10
70
71
72
73
74
75
76
77
5
6
78
BAB I
79
PENDAHULUAN
80
811.1 Latar Belakang
82
83
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada
84
proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
85
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
86
87
ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan
88
lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya
89
90
pasar.
91
92
serangan dari pasar modern, termasuk pasar tradisonal yang ada di Jember.
93
Pedagang haruslah memutar otak dalam setiap melakukan kegiatan ekonomi. Hal
94
95
maksimal ataupun kerugian yang dapat diminimalisir. Pada ruang lingkup pedagang
96
sudah sangat jelas dapat dilihat bahwa pola ataupun bentuk-bentuk dari perilaku
97
ekonomi mereka sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi dan sosial, karena
98
99
100
101
102
diangkat oleh penulis sebagai tema untuk melihat sejauh mana pola perilaku sosial
103
104
105
106
109
masalah yakni bagaimana pola perilaku sosial ekonomi pedagang di Pasar Tanjung
110
116
teori yang baru, sekaligus pengembangan terhadap teori sosiologi yang telah ada
117
118
pedagang di Pasar Tanjung agar tetap selalu eksis keberadaannya dan tidak
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
BAB II
135
PEMBAHASAN
136
137 2.1 Tempat Penelitian
138
139
140
Pasar Tanjung merupakan pusat pasar tradisional yang jaraknya lebih terjangkau
141
mendalami masalah pola perilaku sosial ekonomi pedagang di Pasar Tanjung guna
149
mempertahankan eksistensinya.
150 2.4 Teknik Pengumpulan Data
151
Observasi
152
Penulis melakukan observasi di Pasar Tanjung bagian luar dimana letak
153
154
barang dagangan yang mudah basi/ rusak/ busuk, misalnya seperti sayur, ikan,
155
ayam, dsb. Hal ini dilakukan guna memperoleh data pola perilaku sosial
156
157
158
159
160
161
162
penulis tidak intensif dengan waktu yang berkala, karena hanya dilakukan pada
163
satu waktu.
164
165
166 2.5 Hasil Penelitian
167
a. Deskripsi Pasar Tanjung
168
Pasar Tanjung merupakan pasar sederhana yang berada di Kabupaten
169
Jember yang berada di Jl. Trunojoyo no. 442, dengan berbagai macam yang
170
dijual seperti sayur, buah, ikan, daging, maupun baju dengan harga murah,
171
pembeli dapat menawar harga yang diberikan penjualnya. Pasar Tanjung tidak
172
hanya menjual bahan pangan saja, ada pula yang menjual barang-barang
173
174
Pasar Tanjung ini juga terdapat tempat yang berupa bangunan bertingkat yang
175
kokoh supaya pedagang merasa lebih nyaman dan pembeli pun nyaman ketika
176
177
178
dilakukan oleh pedagang karena baginya berjual di pinggir jalan seperti itu
179
lebih strategis dan mudah dijangkau oleh calon pembeli. Selain itu, pedagang
180
juga tidak terlalu sudah payah memindahkan barang dagangannya yang baru
181
182
183
184
modern. Namun ciri khas dari pasar tradisional adalah proses tawar menawar
185
antara pembeli dan penjualnya. Ketika berada di pasar modern seperti mall,
186
supermarket, harga barang tidak dapat ditawar karena harga sudah tertera pada
187
barang. Meskipun kualitas dan pelayanan yang diberikan di pasar modern lebih
188
nyaman, tetapi pasar tradisional tetap menjadi ciri khas yang melekatkan jiwa
189
190
191
192
193
seperti pegawai kantor, guru, dosen, petani, dan pedagang. Pedagang yang ada
194
195
tradisional berusaha untuk tetap bertahan meski pasar modern sudah berada
196
197
kerugian atas barang dagangan yang tidak terjual terutama barang dagangan
198
199
200
201
202
203
204
indikator-indikator berikut :
205
206
207
berjualan setiap hari disana 24 jam tanpa perlu menunggu hari khusus. Dari
208
209
mereka berbeda. Ada yang buka jam 04.00 pagi sampai jam 11.00 siang
210
saja. Ada yang mulai sore sampe malam, ada pula yang dari jam 04.00 pagi
211
212
213
214
215
dan ada juga pedagang tidak resmi yang membuka lapak di trotoar jalan.
216
Sering terjadi konflik antara pedagang resmi dan pedagang illegal, pedagang
217
218
219
220
221
222
setiap bulan tanpa dibebani uang tambahan lainnya seperti uang keamanan
223
224
biaya sewa tempat, namun harus membayar biaya keamanan dan kebersihan
225
yaitu Rp. 2.500,00 untuk kebersihan dan Rp.3.000,00 untuk jaga malam.
226
227
dan tidak permanen, alas lapak terbuat dari terpal dan tidak memiliki atap.
228
229
230
dijangkau pembeli, ngga perlu bayar sewa tempat. Paling kita Cuma
231
membayar uang keamanan dan kebersihan Rp. 2.500,00. Toh yaa juga
232
disini uda ngga ada preman liar yang suka minta uang. Tapi kadang yaa
233
234
235
236
237
barang yang dijual. Apabila berupa barang yang cepat rusak/basi, misalnya
238
sayuran segar, ikan segar, buah dan sejenisnya. Maka harga yang ditawarkan
239
240
Pasar Tanjung tentu sudah sangat paham tentang informasi standart harga
241
242
243
tempat berjualan yang dekat dengan pedagang lain dan sangat eratnya nilai
244
sosial mereka, kenaikan harga salah satu jenis barang itu bisa
245
246
247
bukanlah harga yang akan mereka terima dari pembeli. Hal ini karena di
248
249
sesungguhnya yaitu harga yang telah disepakati oleh pedagang dan pembeli
250
hasil dari tawar menawar. Oleh karena itu, meskipun dengan barang yang
251
sama namun harga barang di pedagang yang satu berbeda dengan yang lain.
252
Bahkan pada hari yang sama oleh pedagang yang sama, harga pada pagi hari
253
lebih mahal, pada siang hari mulai murah dan pada malam hari harganya
254
255
256
257
selisih harga beli dan harga jual tetap sama. Ia juga jarang mengalami
258
kerugian baik akibat kurangnya pembeli maupun akibat persaingan, hal itu
259
260
261
yang tidak laku ketika lapak akan ditutup, maka harganya akan diturunkan
262
menjadi lebih murah bahkan bisa sampai lebih rendah dari pada harga
263
beli, karena lebih baik jual rugi daripada sisa barang kami tidak laku dan
264
265
266
267
268
269
dagangan di pasar swalayan yang mengalami berbagai proses rumit baik itu
270
271
272
273
274
275
dan sayur mereka panen sendiri di kebun yang mereka miliki namun
276
277
278
279
280
281
Strategi Pemasaran
Pedagang di Pasar Tanjung rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang
282
rendah sehingga ketika para pedagang pasar ditanya mengenai strategi apa
283
agar bisa bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak
284
berpindah, mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya
285
286
287
288
daya tarik tersendiri bagi calon konsumen. Para pedagang juga tidak hanya
289
290
291
292
dan pembeli. Selain itu, harga merupakan faktor utama yang bisa menarik
293
294
para konsumen.
Dalam segi managemen mungkin pasar tanjung bisa kurang baik, tapi
295
dari segi aura natural yang ditebarkan olah Pasar Tanjung mungkin belum
296
297
para pedagangnya tidak bisa disaingi oleh pasar swalayan, misalnya sayur-
298
299
300
301
302
belum banyak orang yang dikenalnya. Selain itu pedagang baru harus lebih
303
mampu beradaptasi dengan lingungan, pedagang lain dan harga jual pasar.
304
Kendala lain juga dirasakan oleh pedagang yang membuka lapak di pinggir
305
jalan dan tanpa atap, ketika turun hujan mereka harus bergegas
306
307
308
309
310
311
yang cukup banyak. Namun, hal ini bukan menjadi masalah besar bagi
312
313
membeli di tempat lain meski harga dan kualitasnya mungkin sama saja atau
314
bahkan lebih baik. Menjaga kualitas barang, penataan barang yang rapi dan
315
316
317
antar pedagang.
Persaingan antar pedagang di Pasar Tanjung memang kompetitif
318
namun tidak saling mejatuhkan antar pedagang. Hal ini dikarenakan adanya
319
320
memiliki rasa kekeluargaan yang erat, terutama antar pedagang yang letak
321
322
323
konsumen yang ingin membeli barang dagangannya yang telah habis, maka
324
325
326
327
328
329
330
331
peran sosial. Hal tersebut nampak ketika barang dagangan seorang penjual
332
333
membeli ke penjual lain yang masih mempunyai bunga untuk dijual dengan
334
335
336
yang meraka inginkan. Disini teori tindakan sosial nampak dalam perilaku
337
338
339
untuk membeli diluar pasar dari didalam pasar yang membuat membuang
340
341
pedagang melawan peraturan dan tempat kios yang mereka punya hanya
342
343
344
dan pembeli maupun antar pedagang itu sendiri. Hal ini dilihat dari
345
346
pelanggan tetap yag tidak membeli di tempat lain meski harga dan
347
kualitasnya mungkin sama saja atau bahkan lebih baik. Para pedagang juga
348
tidak hanya mengenal secara dangkal pembelinya, selama proses jual beli,
349
350
351
352
353
354
355
356
357
dagangannya ketika akan tutup dan barang dagangannya masih tersisa. Hal
358
359
memperoleh laba yang tidak sesuai yang diinginkan. Selain itu, jika melihat
360
361
362
dengan harga lebih murah, namun tetap saja sedikit pembeli yang mau
363
364
pelanggan tetap.
365
366
367
368
369
370
3713.1 Kesimpulan
BAB III
PENUTUP
372
373
Jember yang berada di Jl. Trunojoyo no. 442, dengan berbagai macam yang dijual
374
seperti sayur, buah, ikan, daging, maupun baju dengan harga murah, pembeli dapat
375
menawar harga yang diberikan penjualnya. Pasar Tanjung ini tetap eksis dikunjungi
376
377
nyaman dibandingkan pasar modern. Jika dilihat dari aspek sosial, maka terdapat
378
keterlekatan yang kuat antara pedagang dan pembeli maupun antar pedagang itu
379
sendiri. Hal ini dilihat dari hubungan antara penjual dan pembeli dimana setiap
380
pedagang mempunyai pelanggan tetap yag tidak membeli di tempat lain meski
381
harga dan kualitasnya mungkin sama saja atau bahkan lebih baik. Sedangkan aspek
382
383
384
pedagang akan menurunkan harga barang dagangannya ketika akan tutup dan
385
barang dagangannya masih tersisa. Hal ini diterapkan agar pedagang tidak
386
mngalami kerugian, meski harus memperoleh laba yang tidak sesuai yang
387
diinginkan.
3883.2 Saran
389
390
teori yang baru, sekaligus pengembangan terhadap teori sosiologi yang telah ada
391
392
pedagang di Pasar Tanjung agar tetap selalu eksis keberadaannya dan tidak
393
394
395