Pekerjaan Kasir
Pekerjaan Kasir
PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
HASIL
Februari 2011
Oleh :
MUHAMMAD IHYA U RAHAWARIN
C11103165
Pembimbing :
Dr. SULTAN BURAENA, MS, Sp.OK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya
kesehatan
tenaga
pekerja
sangat
mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan
lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara
global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau
ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik
dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah
mencanangkan era industrialisasi.(1) Perkembangan di sektor industri tersebut,
menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan peralatan modern, yang antara
lain juga membawa konsekwensi digunakannya berbagai bahan kimia dalam proses
produksi.(2)
Penggunaan teknologi dan peralatan modern tersebut disatu pihak dapat
memberikan kemudahan dalam proses produksi dan meningkatkan produktivitas serta
dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja,
kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan peningkatan pelayanan. Namun di lain
pihak penggunaan teknologi maju cenderung untuk menimbulkan risiko bahaya
1
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang lebih besar, baik di tempat kerja maupun
di masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, adanya perubahan kearah
industrialisasi tersebut dapat menyebabkan perubahan pola penyakit yang
berhubungan dengan dengan pekerjaan(1,2)
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit akibat
kerja, namun dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai faktor fisiologi atau
ergonomi.
Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya
menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan dan kebolehan
dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman,
nyaman, dan efisien.
(3)
terbukti tidak hanya mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, tetapi
juga mencegah timbulnya dampak negatif seperti kelelahan, keluhan muskuloskeletal,
kecelakanaan kerja serta penyakit akibat kerja.(4)
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya
pada sistem otot (muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang,
syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan muskuloskeletal
sering juga dinamakan MSD (Musculoskeletal Disorder). Keluhan MSD yang sering
timbul pada pekerja industri adalah nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada
pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya
MSD yaitu posture yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-
kali, dan lamanya waktu kerja (OHSCOs, 2007). Tingkat MSD dari yang paling
ringan hingga yang berat akan menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan
kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas.(5)
MSD diperkirakan merupakan penyebab utama penderitaan manusia,
pengurangan produktivitas dan beban ekonomi dalam masyarakat. Di Ontario,
Kanada, meskipun data yang didapatkan sangat terbatas, namun oleh Workplace
Safety and Insurance Board (WSIB) menyatakan bahwa MSD merupakan penyebab
utama hilangnya waktu bekerja, menyebabkan ribuan pekerja menderita sakit setiap
tahunnya dan kerugian ratusan juta dollar karena ketidakhadiran dan pengurangan
produksi.(6) Di Kolombia lebih dari separuh penyakit akibat kerja disebabkan karena
MSD. Suatu survey yang dilakukan oleh Simon Fraser University and the United
Food and Commercial Workers mengidikasikan 30% pekerja kasar menderita MSD.(7)
Di indonesia, dalam menghadapi penyakit akibat kerja, Pemerintah Indonesia
melalui Dinas Kesehatan telah menerapkan Prinsip Dasar Keselamatan Kerja yang
tertuang dalam UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 tentang Upaya Kesehatan Kerja .(8)
Meskipun demikian masih sering ditemukan penyakit ekibat kerja di masyarakat,
secara khusus MSD yang disebabkan karena pelaksanaan kerja yang tidak ergonomis.
Tentu saja hal ini tidak hanya mengakibatkan penderitaan bagi para pekerja tetapi
juga menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan itu dan menghambat pertumbuhan
industri dalam negeri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuatan, dan
sebagainya).
b. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran
terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran
tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih
kecil, misalnya: tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan, dan dimajukan
atau diundurkan.
c. Ukuran-ukuran antopometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan
alat-alat kerja adalah sebagai berikut:
Berdiri
: tinggi badan
tinggi bahu
tinggi siku
tinggi pinggul
panjang lengan
Duduk
: tinggi duduk
panjang lengan atas
panjang legan bawah dan lengan
jarak lekuk lutut
d. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10cm
di bawah tinggi siku
e. Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk,
sedang dari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas.
f. Tempat duduk yang baik adalah:
1) Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan
tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
2) Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.
3) Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan dapat menekan pada
punggung.
g. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat ke bawah,
sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32-44 derajat ke
bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.
h. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan pada daerah tersebut, lebih-lebih
bila sikap tubuh tidak berubah.
i. Macam gerakan yang kontinyu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan
gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti dengan paksa
sangat melelahkan.
j. Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kg.
10
k. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu
efisiensi dan efektivitas kerja menurun.
Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan, yang
berpengaruh pada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang gerakan
dan sikap badan disebut biomekanika.(8)
11
(skeleton), sistem saraf (nervous) dan lain-lain. Karena manusia merupakan subsistem
dari sebuah sistem kerja, dan ergonomi bermaksud untuk membuat sistem kerja itu
selamat, sehat, aman dan nyaman maka seyogyanya sistem manusia itu dikenali,
secara khusus sistem muskuloskeletal
a. Sistem Kerangka Manusia
Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang-tulang yang saling
berhubungan membentuk persendian yang disebut skeleton (kerangka).(12) Kerangka
manusia terdiri atas 206 potong tulang dan dapat kita pandang sebagai kerangka atau
pola dari badan. Kerangka terutama terdiri dari dua sistem ungkit lengan dan kaki
yang dipersatukan oleh sebuah kolom tulang punggung (spine). Agar tulang-tulang
itu dapat melakukan tugas ungkit, mereka dipertalikan oleh sendi-sendi yang
berlapiskan tulang rawan yang lembut sehinggga tugas sebagai pengungkit dapat
terlaksana. Tanpa mencederai tulang pokoknya. Tenaga pengungkit dihasilkan oleh
otot yang berkontraksi dan menimbulkan gerakan.(11)
12
13
otot, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.(13) Namun pada kesempatan ini
hanya akan dibahas mengenai otot rangka.
Otot rangka meruppakan massa yang besar yang menyusun jaringan otot
somatik. Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan balok penyusun
sistem otot. Hampir selururh otot rangka berawal dan berakhir di tendo, dan seratserat otot rangka tersusun sejajar diantara ujung-ujung tendo, sehingga daya kontraksi
setiap unit akan saling menguatkan. (13) Setiap serat otot merupakan satu sel otot yang
berinti banyak, memanjang, silindrik dan diliputi oleh membran sel yang dinamakan
sarkolemma.(13)
Apabila terjadi kontraksi otot, maka serat otot akan mengkerut sampai
separoh panjang asal, dan rentang gerakan otot itu akan bergantung pada panjangnya
masing-masing serat. Tetapi besarnya tenaga yang diperlihatkan oleh serat bukan
bergantung pada panjangnya, melainkan pada banyaknya serat yang terkandung
dalam otot itu.(11)
Hasil pengencangan otot pada kaum lelaki maksimal sebesar 4 kg/cm 2
penampang otot. Tenaga yang terbesar didapat oleh otot pada saat mulai mengencang,
ketika panjang otot masih sama dengan pada keadaan kendor. Jika otot itu memendek
tenaga tambahannya juga makin berkurang.(11,13)
Kegiatan pada otot terdiri dari 2 macam, yaitu kerja otot yang dinamik (kerja
berirama) dan kerja otot yang statik (kerja bersikap). Pada kerja dinamik
pengencangan otot dan pengendorannya terjadi secara bergantian dan berirama,
14
sedangkan pada kerja satik otot akan terus mengencang untuk beberapa lama. Dalam
kehidupan sehari-hari badan kita mengalami berbagai macam kegiatan dengan otot
yang statik, misalnya pada saat berdiri serangkaian otot pada kaki,pinggang, belakang
dan tengkuk mengencang secara terus-menerus. Ada perbedaan mendasar anatara
kerja otot yang dinamik dan statik. Di waktu kerja statik, saluran darah terdesak
karena naiknya tekanan dalam otot sehingga jumlah darah yang mengalir ke dalam
otot menjadi berkurang. Sebaliknya, selama kerja dinamik otot itu bekerja sebagai
pompa pada proses peredaran darah. Kontraksi menyebabkan pengusiran darah dan
pada saat relaksasi darah akan kembali masuk kedalam otot. Jadi selama kerja
dinamik otot lebih banyak menerima glukosa dan oksigen, kaya akan energi dan sisa
metabolisme (asam laktat ,dl l) akan cepat terbuang.(11)
15
Kerja yang dipaksa menunjuk pada berapa banyak otot melakukan pekerjaan
dan berapa banyak tekanan yang diberikan pada tubuh. Semua pekerjaan
membutuhkan kerja dari otot dengan tingkat tekanan yang berbeda-beda. Meskipun
sutu pekerjaan memberikan tekanan yang berbeda-beda pada setiap otot, hal ini dapat
sangat berbahaya pada bagian otot yang lain yang dapat menyebabkan kerusakan
pada otot atau tendonnya, persendian atau jaringan lunak lainnya. Cidera yang terjadi
dapat disebabkan oleh satu jenis gerakan saja atau gerakan yang sangat berbahaya.
Cidera tersebut paling sering disebabkan karena tekanan pada otot dari yang sedang
hingga yang berat yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
lama dan/atau posisi tubuh yang tidak sesuai. (6)
Beberapa pekerjaan dapat memberikan resiko yang berbeda-beda pada setiap
bagian tubuh. Misalnya, mengangkat beban berat yang jauh dari tubuh meningkatkan
tekanan pada diskus vertebra dan tulang belakang pada punggung bawah. Hal ini
berpotensi mengakibatkan kerusakan pada diskus vertebra dan tulang belakang itu
sendiri.(6)
16
dari postur normal merupakan postur yang tidak baik dan akan memberikan tegangan
yang lebih pada otot, tendon dan ligamen disekitar persendian. (6)
Beberapa posisi tubuh dapat menyebabkan kelelahan dan perasaan tidak
nyaman jika dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya, jika
seseorang berdiri dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan kaki
terasa sakit, kelamahan otot secara umum dan low back pain.(7) Demikian pula halnya
jika lengan direntangkan sepenuhnya maka sendi bahu dan siku berada pada jarak
jangkau yang maksimal. Jika seseorang menarik atau mengangkat secara berulangulang dalam posisi yang demikian maka akan sangat beresiko untuk terjadi cidera.(6)
Ada dua aspek dari postur tubuh yang dapat menyebabkan keluhan
muskuloskeletal. Pertama berhubungan dengan posisi tubuh. Sebaga contoh bekerja
dengan tubuh yang membungkuk kedepan, kebelakang, atau tubuh yang berkelokkelok. Contoh lain posisi tubuh yang berbahaya termasuk mengjangkau benda diatas
bahu, menjangkau benda dibelakang tubuh, memutar lengan, membengkokkan
pergelangan tangan ke depan, belakang, atau kesamping. Jika salah satu bagian tubuh
dekat dengan tubuh dari jarak jangkaunya, maka tidak akan terjadi penarikan dan
tekanan pada tendon dan saraf. Pengunaan posisi tubuh tertentu dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal.(7)
Aspek kedua yang memiliki kontribusi terhadap keluhan muskuloskeletal
yaitu meletakkan leher dan bahu pada posisi tertentu. Untuk melakukan pergerakan
pada lengan, otot-otot pada leher dan bahu akan berkontraksi dan akan terus
17
18
postur yang tidak terlalu berbahaya. Dalam melakukan pekerjaan yang berulangulang, tidak cukup hanya memperitungkan berapa seringnya pekerjaan itu diulangi,
tetapi juga mencakup:
berapa lama seserorang melakukan pekerjaan tersebut,
posture yang diperlukan, dan
jumlah tenaga yang diberikan.
Selain ketiga faktor diatas, terdapat juga faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya MSD, yaitu: (11)
contact stress,
getaran,
suhu yang dingin,
lingkungan kerja yang panas,
pengaturan pekerjaan, dan
metode kerja.
didalam penyelidikan-
penyelididkan epidemiologi. Pada umumnya usia yang telah lanjut berdampak pada
fisik yang juga menurun. Proses menjadi tua akan disertai kurangnya kemampuan
oleh karena perubahan-perubahan pada fungsi-fungsi tubuh, sistem kardiovaskular
19
20
BAB III
KERANGKA KONSEP
21
Umur
Masa Kerja
Lamanya waktu
kerja
Jenis Kelamin
Tenaga yang
berlebihan
Postur yg tidak
alamiah
Pengulangan
berkali-kali
KELUHAN
MUSKULOSKELETA
L
3. Sikap tubuh mengangkat didefinisikan usaha untuk merubah posisi suatu benda
berdasarkan jarak atau ketinggian.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
24
Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah hubungan posisi status
kerja (kasir, pramuniaga dan tenaga lapangan) dengan keluhan muskuloskeletal,
sehingga jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, variabel
independen dan variabel dependen diamati dan diukur pada saat yang sama.
25
IV.4.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja swalayan (kasir,
pramuniaga dan staff area) yang dipilih dan ditarik dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling, dimana pengambilan sampel didasarkan pada
suatu pertimbangan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti.
IV.5 Data dan Instrumen Penelitian
IV.5.1. Jenis Data
Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yaitu PT. Matahari
Putra Prima yang berhubungan dangan data tenaga kerja.
Data primer
Manajemen Data
26
identitas
subjek
penelitian
yang
diambil
akan
dijamin
kerahasiaannya.
27
28
BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Hypermart adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail yang
merupakan bagian dari PT. Matahari Putra Prima, Tbk yang tergabung dalam
Lippo Group. Untuk pertama kalinya Hypermart didirikan pada tanggal 22
April 2004 di Serpong dengan luas area 6000 - 7000 km 2 .Hypermart
tersebar diberbagai kota besar di Indonesia. Dalam kurun waktu 4 tahun
hingga tahun 2008, hypermat telah memiliki 45 cabang yang tersebar di
seluruh inclonesia antara lain di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Batam,
Palembang, Bandung, Surabaya, Solo, Malang, Pontianak, Banjarmasin,
Manado, Bekasi, Semarang, dan Makassar.
Di kota Makassar, Hypermart pertama kali didirikan pada tanggal 28
April 2005 di Mall GTC Tanjung Bunga. Selang beberapa bulan kemudian
pada tanggal 28 Oktober 2005 berdirilah Hypermart Panakukang di Mall
Panakukang untuk pertama kalinya dengan luas area 4000 m2
29
30
sudah terlihat jelas fungsi dan tugas dari masing-masing meliputi diferensiasi
kepemimpinan.
Struktur organisasi Hypermart cabang Panakukang dipimpin oleh
seorang Store General Manager dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
tiga Divisi Manager yaitu
a. Divisi Manager Fresh
b. Divisi Manager Groceries
c. Divisi Manager Non Food
Divisi
manager
membawahi
beberapa
departemen
dan
setiap
31
32
33
34
2. Pesonalia bertugas:
a. Membantu mengawasi departemen dalam kedisiplinan karyawan
b. Petty Cash untuk biaya operasional toko
c. Membuat laporan karyawan
d. Pembayaran gaji serta hak yang lain karyawan
e. Membuat laporan tenant
f. Mengadakan pelatihan / training dan pengembangan karyawan
35
3. EDP bertugas:
a. Tarik possku harian/perubahan harga
b. Sinkronisasi POS/Registrasi
c. Membuat Comcheck/perubahan harga competitor
d. Laporan penjualan / report sales
e. EOD (End Of Dayttarik data sales)
4. Tehnisi bertugas:
a. Kontrol panel listrik dan pompa sumit
b. Mengecek ruang pendingin / coldroom dan showcase
c. Peralatan dapur RTE, Bakery, Meat & Fish
d. Kontrol tekanan compressor pads ruang pendingin
e. Cek pemakaian air & kwh listrik area tenant
5. Visual bertugas :
a. Memproduksi POP sesuai schedule
b. Menjaga dan mengawasi stok barang, kelengkapan barang, dan
kebersihan barang.
6. Loss Provenflon bertugas:
a. Membuka gedung dan mengecek area
b. Bertanggung jawab pads area atau pos masing - masing
36
37
38
39
BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart di Makassar Mall mulai tanggal
20 Mei 4 Juni 2009 dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Data yang telah
dikumpulkan melalui wawancara langsung menggunakn kuesioner kemudian diinput
ke komputer dan dianalisis menggunakan program SPSS (statistics product and
service solution).
Hasil pengolahan data ditampilakan dalam bentuk tabel disertai dengan
penjelasan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut :
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki
2
10.0
Perempuan
18
90.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer
Posisi
Pramuniaga
n
%
6 100.0
0
.0
6 100.0
Staf area
n
%
33
97.1
1
2.9
34 100.0
Total
n
%
41
68.3
19
31.7
60 100.0
40
Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kelompok
Kasir
Umur
(Tahun)
n
16 - 20
5
21 - 25
14
26 - 30
0
31 - 35
1
Total
20
Sumber : data primer
%
25.0
70.0
.0
5.0
100.0
Posisi
Pramuniaga
n
1
5
0
0
6
%
16.7
83.3
.0
.0
100.0
Staf area
n
7
13
13
1
34
%
20.6
38.2
38.2
2.9
100.0
Total
n
13
32
13
2
60
%
21.7
53.3
21.7
3.3
100.0
Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Masa Kerja pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Masa Kerja
(tahun)
Kasir
%
Posisi
Pramuniaga
n
%
Staf area
n
%
Total
%
41
1- 4
5-8
> 12
10
9
1
Total
20
Sumber : data primer
50.0
45.0
5.0
100.0
2
4
0
6
33.3
66.7
.0
100.0
16
18
0
34
47.1
52.9
.0
100.0
28
31
1
60
46.7
51.7
1.7
100.0
Posisi
Pramuniaga
n
%
6 100.0
0
.0
6 100.0
Staf area
n
%
21
80.8
5
19.2
34 100.0
Total
n
%
38
79.2
10
20.8
60 100.0
Posisi
Pramuniaga
n
%
1
16.7
5
83.3
6 100.0
Staf area
n
%
13
38.2
21
61.8
34 100.0
Total
n
%
28
46.7
32
53.3
60 100.0
Tabel 6
Distribusi Nyeri Bahu Menurut Posisi Kerja pada Karyawan Swalayan
Hypermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Nyeri bahu
n
%
Ya
10
50.0
Tidak
10
50.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer
Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0
Staf area
n
%
6
17.6
28
82.4
34 100.0
Total
n
%
16
26.7
44
73.3
60 100.0
43
sebanyak 10 orang (50,0%), pada bagian pramuniaga tidak ada (0%) dan
bagian staf area sebanyak 6 orang (17,6%).
Tabel 7
Distribusi Nyeri Siku Menurut Posisi Kerja pada pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Nyeri Siku
n
%
Ya
2
10.0
Tidak
18
90.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer
Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0
Staf area
n
%
4
11.8
30
88.2
34 100.0
Total
%
6
10.0
54
90.0
60 100.0
Kasir
Pada Tangan
N
%
Ya
0
.0
Tidak
20 100.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer
Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0
Staf area
n
%
3
8.8
31
91.2
34 100.0
Total
%
3
5.0
57
95.0
60 100.0
44
kelelahan. Ada juga kasir yang melayani pembeli dengan duduk, namun posisi
ini juga akan menyebabkan keluhan nyeri punggung maupun leher karena
sikapnya akan monoton.
Keluhan low back pain paling sering mereka rasakan setelah bekerja
sekitar 2 3 jam, ada juga yang merasakan ketika melayani.
2. Keluhan musculoskeletal pada Pramuniaga
45
karyawan bagian
46
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karyawan bagian kasir mengalami keluhan nyeri pungung sebanyak 12 orang
(70,6%), gangguan pada leher sebanyak 14 orang (70,0%), nyeri bahu
sebanyak 10 orang (50%),
(38,2%). keluhan nyeri bahu sebanyak 6 orang (17,6%), keluhan nyeri siku 4
orang (11,8%), keluhan nyeri/bengkak pada tangan sebanyak 3 orang (8,8%).
B. Saran
1. Kepada pimpinan perusahaan agar memberikan perhatian pada pekerja pria
dan wanita khusunya dibagian packing , sebab mereka merupakan ujung
tombak perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas
perusahaan, dimana mereka juga secara tidak langsung memberikan
konstribusi bagi kemajuan industri daerah.
47
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Hendrawansilondae.Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis.[Online] 23 juni
2005 [citied 2009 February 11]. Available from: URL:
http://www.hendrassiteblogger.com.
2. Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan.
[Online] 2002 [citied 2009 February 11]. Available from: URL:
http://www.cerminduniakedokteran.com
3. Sutjana I Dewa Putu. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di
Perusahaan. [Online] 29 Juli 2006 [citied 2009 February 11]. Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana.
4. Anonim. Serasikan Alat, Cara dan Lingkungan Kerja. [online] 8 agustus
2008 [citied 2009 February 11]. Available from http://www.unmul.ac.id
5. Noor Fitrihana. Upaya Mengurangi Resiko Muskuloskeletal. [online] [citied
2009 February 11]. Available from URL: http://blog.Lusisusanti.com
6. Anonim. Musculoskeletal Disorders Prevention Series. Occupational Health
and Safety Council of Ontario (OHSCO). Prevention Guidline.
7. Anonim. Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). [online] 12
Desember 2005 [citied 2009 February 11]. Available from URL:
http://www.ccohs.com
8. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja. [online] [citied 2009 February 11].
Available from URL: http://www.depkes.go.id
49
9. Sumamur. Faal Kerja dan Ergonomi. In: Higene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung. 1995.
10. Notoatmojo Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Prinsip-Prinsip Dasar
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 1996
11. Sastrowinot Suyatno. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. Jakarta:
PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1985.
12. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental Medicine.San
Fransisco : Mc Graw Hill. 2002
13. Rasjad Chairuddin.Pengantar ilmu Bedah Ortopedi. Makassar : Penerbit
Bintang Lamumpatue. 2003.
14. Anonim. Focus on Wellness: Musculoskeletal Disorders. [Online] 2006
[citied 2009 February 11]. Available from: URL: http://www.atu.com
50
Crosstabs
Jenis Kelamin * posisi Crosstabulation
kasir
n
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
2
18
20
%
10.0
90.0
100.0
posisi
pramuniaga
n
%
6
100.0
0
.0
6
100.0
staf area
n
%
33
97.1
1
2.9
34
100.0
Total
n
41
19
60
%
68.3
31.7
100.0
kasir
Kelompok
Umur
16 - 20
21 - 25
26 - 30
31 - 35
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
5
25.0%
14
70.0%
0
.0%
1
5.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
0
.0%
0
.0%
6
100.0%
staf area
7
20.6%
13
38.2%
13
38.2%
1
2.9%
34
100.0%
Total
13
21.7%
32
53.3%
13
21.7%
2
3.3%
60
100.0%
51
kasir
pendidikan
SLTP
SLTA
PT
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
0
.0%
20
100.0%
0
.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
0
.0%
6
100.0%
staf area
2
5.9%
31
91.2%
1
2.9%
34
100.0%
Total
2
3.3%
57
95.0%
1
1.7%
60
100.0%
kasir
menikah
YA
TIDAK
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
4
20.0%
16
80.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
6
100.0%
staf area
7
20.6%
27
79.4%
34
100.0%
Total
12
20.0%
48
80.0%
60
100.0%
kasir
Masa
kerja
1- 4
5-8
> 12
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
10
50.0%
9
45.0%
1
5.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
2
33.3%
4
66.7%
0
.0%
6
100.0%
staf area
16
47.1%
18
52.9%
0
.0%
34
100.0%
Total
28
46.7%
31
51.7%
1
1.7%
60
100.0%
52
kasir
ada keluhan
sakit, pegal
Ya
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Tidak
Total
17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%
staf area
26
76.5%
8
23.5%
34
100.0%
Total
48
80.0%
12
20.0%
60
100.0%
kasir
sifat keluhan
ringan
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Total
17
100.0%
17
100.0%
staf area
26
100.0%
26
100.0%
Total
48
100.0%
48
100.0%
kasir
nyeri punggung
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
12
70.6%
5
29.4%
17
100.0%
posisi
pramuniaga
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%
staf area
21
80.8%
5
19.2%
26
100.0%
Total
38
79.2%
10
20.8%
48
100.0%
kasir
Gangguan
pada leher
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
6
100.0%
staf area
13
38.2%
21
61.8%
34
100.0%
Total
28
46.7%
32
53.3%
60
100.0%
53
kasir
tangan
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%
staf area
6
17.6%
28
82.4%
34
100.0%
Total
16
26.7%
44
73.3%
60
100.0%
kasir
nyeri
siku
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
2
10.0%
18
90.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%
staf area
4
11.8%
30
88.2%
34
100.0%
Total
6
10.0%
54
90.0%
60
100.0%
kasir
nyeri/bengkak
pada tangan
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
0
.0%
20
100.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%
staf area
3
8.8%
31
91.2%
34
100.0%
Total
3
5.0%
57
95.0%
60
100.0%
54
kasir
keluhan
lain
Flu
Maag
Punggung
Pusing
Sakit Kepala
Sakit Pada Dada
sakit tengkuk
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
15
75.0%
1
5.0%
3
15.0%
0
.0%
0
.0%
1
5.0%
0
.0%
0
.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
6
100.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
6
100.0%
staf area
28
82.4%
0
.0%
0
.0%
1
2.9%
2
5.9%
0
.0%
2
5.9%
1
2.9%
34
100.0%
Total
49
81.7%
1
1.7%
3
5.0%
1
1.7%
2
3.3%
1
1.7%
2
3.3%
1
1.7%
60
100.0%
kasir
tempat
berobat
dokter praktek
dokter khusus
kilinikk rujukan
perusahaan
pkm / rs
lainnya
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
1
11.1%
1
11.1%
0
.0%
6
66.7%
1
11.1%
9
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
1
20.0%
1
20.0%
3
60.0%
0
.0%
5
100.0%
staf area
2
9.5%
1
4.8%
7
33.3%
8
38.1%
3
14.3%
21
100.0%
Total
3
8.6%
3
8.6%
8
22.9%
17
48.6%
4
11.4%
35
100.0%
55
kasir
luka kecelakaan
Ya
Tidak
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
12
60.0%
8
40.0%
20
100.0%
posisi
pramuniaga
4
66.7%
2
33.3%
6
100.0%
staf area
12
35.3%
22
64.7%
34
100.0%
Total
28
46.7%
32
53.3%
60
100.0%
kasir
penyebab
luka
terjatuh
tertusuk
teriris
tertimpa
lainnya
tertusuk, teriris
Total
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
0
.0%
3
25.0%
2
16.7%
0
.0%
0
.0%
7
58.3%
12
100.0%
posisi
pramuniaga
0
.0%
3
75.0%
0
.0%
0
.0%
1
25.0%
0
.0%
4
100.0%
staf area
1
8.3%
5
41.7%
1
8.3%
5
41.7%
0
.0%
0
.0%
12
100.0%
Total
1
3.6%
11
39.3%
3
10.7%
5
17.9%
1
3.6%
7
25.0%
28
100.0%
56