Anda di halaman 1dari 57

I pabrik ituILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

HASIL
Februari 2011

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA KARYAWAN


SWALAYAN HYPERMART MAKASSAR PERIODE 2008-2009

Oleh :
MUHAMMAD IHYA U RAHAWARIN
C11103165
Pembimbing :
Dr. SULTAN BURAENA, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSSAR

2011
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Pada

umumnya

kesehatan

tenaga

pekerja

sangat

mempengaruhi

perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara umum bahwa kesehatan dan
lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara
global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga tak mau
ketinggalan dengan melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik
dalam bidang teknologi maupun industri. Memasuki Abad 21, Indonesia telah
mencanangkan era industrialisasi.(1) Perkembangan di sektor industri tersebut,
menuntut dukungan penggunaan teknologi maju dan peralatan modern, yang antara
lain juga membawa konsekwensi digunakannya berbagai bahan kimia dalam proses
produksi.(2)
Penggunaan teknologi dan peralatan modern tersebut disatu pihak dapat
memberikan kemudahan dalam proses produksi dan meningkatkan produktivitas serta
dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja,
kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan peningkatan pelayanan. Namun di lain
pihak penggunaan teknologi maju cenderung untuk menimbulkan risiko bahaya
1

kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang lebih besar, baik di tempat kerja maupun
di masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, adanya perubahan kearah
industrialisasi tersebut dapat menyebabkan perubahan pola penyakit yang
berhubungan dengan dengan pekerjaan(1,2)
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit akibat
kerja, namun dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai faktor fisiologi atau
ergonomi.
Ergonomi yang merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya
menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan dan kebolehan
dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman,
nyaman, dan efisien.

(3)

Penerapan ergonomi di berbagai sektor pembangunan telah

terbukti tidak hanya mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, tetapi
juga mencegah timbulnya dampak negatif seperti kelelahan, keluhan muskuloskeletal,
kecelakanaan kerja serta penyakit akibat kerja.(4)
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya
pada sistem otot (muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang,
syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan muskuloskeletal
sering juga dinamakan MSD (Musculoskeletal Disorder). Keluhan MSD yang sering
timbul pada pekerja industri adalah nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada
pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya
MSD yaitu posture yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-

kali, dan lamanya waktu kerja (OHSCOs, 2007). Tingkat MSD dari yang paling
ringan hingga yang berat akan menggangu konsentrasi dalam bekerja, menimbulkan
kelelahan dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas.(5)
MSD diperkirakan merupakan penyebab utama penderitaan manusia,
pengurangan produktivitas dan beban ekonomi dalam masyarakat. Di Ontario,
Kanada, meskipun data yang didapatkan sangat terbatas, namun oleh Workplace
Safety and Insurance Board (WSIB) menyatakan bahwa MSD merupakan penyebab
utama hilangnya waktu bekerja, menyebabkan ribuan pekerja menderita sakit setiap
tahunnya dan kerugian ratusan juta dollar karena ketidakhadiran dan pengurangan
produksi.(6) Di Kolombia lebih dari separuh penyakit akibat kerja disebabkan karena
MSD. Suatu survey yang dilakukan oleh Simon Fraser University and the United
Food and Commercial Workers mengidikasikan 30% pekerja kasar menderita MSD.(7)
Di indonesia, dalam menghadapi penyakit akibat kerja, Pemerintah Indonesia
melalui Dinas Kesehatan telah menerapkan Prinsip Dasar Keselamatan Kerja yang
tertuang dalam UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 tentang Upaya Kesehatan Kerja .(8)
Meskipun demikian masih sering ditemukan penyakit ekibat kerja di masyarakat,
secara khusus MSD yang disebabkan karena pelaksanaan kerja yang tidak ergonomis.
Tentu saja hal ini tidak hanya mengakibatkan penderitaan bagi para pekerja tetapi
juga menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan itu dan menghambat pertumbuhan
industri dalam negeri.

Dengan melihat fakta tersebut di atas, penulis memandang penting untuk


meneliti gambaran keluhan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorder) pada tenaga
karyawan (kasir, pramuniaga dan staf area) swalayan pada Hypermart Makassar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan antara posisi status kerja sebagai kasir dengan
keluhan muskuloskeletal .
2. Bagaimanakah hubungan antara posisi status kerja sebagai pramuniaga
dengan keluhan muskuloskeletal .
3. Bagaimanakah hubungan antara posisi status kerja sebagai tenaga
lapangan (staf area) dengan keluhan muskuloskeletal .

I.3. TUJUAN PENELITIAN


I.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran keluhan muskulosekeletal berbagai posisi status
kerja pada karyawan swalayan di Hypermart Makassar periode 2008-2009 .

I.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada tenaga kasir swalayan
. 2. Untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada tenaga pramuniaga .
3. Untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal pada tenaga lapangan
(staff area).

I.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Dapat menjadi masukan atau sumber informasi bagi perusahaan PT
Matahari Putra Prima dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja, khususnya dalam hal penerapan ergonomi.
2. Dapat menjadi informasi yang berguna bagi para tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaan di perusahaan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan menjadi salah satu bahan bacaan bagi peneliti
selanjutnya.
4. Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengembangkan dan memperdalam
pengetahuan dalam bidang kesehatan kerja khususnya tentang kesehatan.
dan keselamatan kerja, khususnya dalam bidang ergonomi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1.TINJAUAN UMUM TENTANG ERGONOMI


II.1.1. Pengertian Ergonomi.
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani ergon (kerja) dan nomos
(peraturan,hukum). Jadi, ergonomi merupakan penerapan ilmu-ilmu biologis tentang
manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai
penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang
manfaat dari padanya diukur dengan efisensi dan kesejahteraan kerja. Dibeberapa
negara tidak mengunakan istilah ergonomi, misalnya di negara-negara skandinavia
menggunakan istilah Bioteknologi, sedangkan dinegara-negara amerika utara
menggunakan istilah Human Factors Enginering.(8,9) Meskipun terdapat perbedaan
istilah namun mempunyai misi tujuan yang sama, yaitu:
a. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang
menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan aspek fisiknya saja, tetapi juga
kemampuan intelektual dan berpikirnya.
b. Apabila peralatan kerja dan tenaga kerja sudah cocok, maka kelelahan dapat
dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu kerja yang efisien berarti
memperoleh produktivitas kerja yang tinggi.(9)

Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan ilmu, namun kekhususan


utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja
dan

peralatannya.(8,9) Ringkasnya, ergonomi merupakan studi ilmiah tentang

perkaitan antara manusia dengan lingkungan kerjanya. Yang dimaksud dengan


lingkungan kerja merupakan lingkungan sekitar tempat bekerja, peralatan, bahan,
metode kerja, penataan pekerjaan baik sebagai individu maupun dengan rekan
kelompok kerjanya. Semuanya itu tentu harus diperkaitkan dengan watak orangnya,
kecakapannya, kapasitasnya, serta keterbatasannya.(10) Apabila dalam menyelesaikan
pekerjaan orang tidak memerlukan peralatan bukan berarti ergonomi tidak berlaku.
Dalam hal ini ergonomi dapat berlaku , yakni bagaimana mengatur cara kerja
sehingga meskipun hanya dengan menggunakan anggota tubuh saja pekerjaan itu
dapat diselesaikan dengan efisien.(9)

II.1.2. Penerapan Prinsip Ergonomi Dalam Pekerjaan


Beberapa prinsip ergonomi di bawah ini antara lain dapat digunakan sebagai
pegangan dalam program kesehatan kerja.(8,9)
a. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,
susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat

penunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak, arah, kekuatan, dan
sebagainya).
b. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran
terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran
tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih
kecil, misalnya: tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan, dan dimajukan
atau diundurkan.
c. Ukuran-ukuran antopometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan
alat-alat kerja adalah sebagai berikut:
Berdiri

: tinggi badan
tinggi bahu
tinggi siku
tinggi pinggul
panjang lengan

Duduk

: tinggi duduk
panjang lengan atas
panjang legan bawah dan lengan
jarak lekuk lutut

d. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10cm
di bawah tinggi siku
e. Dari segi otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk,
sedang dari sudut tulang, dianjurkan duduk tegak agar punggung tidak
bungkuk dan otot perut tidak lemas.
f. Tempat duduk yang baik adalah:
1) Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan
tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
2) Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.
3) Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan dapat menekan pada
punggung.
g. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat ke bawah,
sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32-44 derajat ke
bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.
h. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan pada daerah tersebut, lebih-lebih
bila sikap tubuh tidak berubah.
i. Macam gerakan yang kontinyu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan
gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti dengan paksa
sangat melelahkan.
j. Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kg.

10

k. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu
efisiensi dan efektivitas kerja menurun.
Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan, yang
berpengaruh pada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang gerakan
dan sikap badan disebut biomekanika.(8)

II.2. TINJAUAN UMUM TENTANG SISTEM MUSKULOSKELETAL


II.2.1. Gambaran Umum Sistem Muskuloskeletal
Seperti kita ketahui tubuh manusia tediri dari berbagai sistem, diantaranya
sistem pencernaan, sistem otot (muscle), sistem pengindra (sensory) sistem kerangka

11

(skeleton), sistem saraf (nervous) dan lain-lain. Karena manusia merupakan subsistem
dari sebuah sistem kerja, dan ergonomi bermaksud untuk membuat sistem kerja itu
selamat, sehat, aman dan nyaman maka seyogyanya sistem manusia itu dikenali,
secara khusus sistem muskuloskeletal
a. Sistem Kerangka Manusia
Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang-tulang yang saling
berhubungan membentuk persendian yang disebut skeleton (kerangka).(12) Kerangka
manusia terdiri atas 206 potong tulang dan dapat kita pandang sebagai kerangka atau
pola dari badan. Kerangka terutama terdiri dari dua sistem ungkit lengan dan kaki
yang dipersatukan oleh sebuah kolom tulang punggung (spine). Agar tulang-tulang
itu dapat melakukan tugas ungkit, mereka dipertalikan oleh sendi-sendi yang
berlapiskan tulang rawan yang lembut sehinggga tugas sebagai pengungkit dapat
terlaksana. Tanpa mencederai tulang pokoknya. Tenaga pengungkit dihasilkan oleh
otot yang berkontraksi dan menimbulkan gerakan.(11)

Adapun fungsi dari tulang yaitu : (12)


1) Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh
2) Melindungi organ
3) Tempat melekat otot

12

4) Sebagai alat gerak pasif


5) Memeproduksi sel darah
6) Tempat menyimpan mineral, antara lain: kalsium dan phospat.
Kepala mempunyai fungsi yang penting sekali bagi kita, karena padanya
terdapat dua organ penerima (reseptor) yang paling penting berupa mata dan telinga.
Ia juga mempunyai skull dan cranium yang melindungi otak sebagai bagian yang
terpenting dari sistem saraf pusat. Tulang lain yang berperan dalam malakukan
pekerjaan adalah tulang jari tangan dan jari kaki dan juga tulang belakang (tulang
punggung). (11)
Tulang punggung merupakan seperangkat tulang vertebra yang berlubang
yang memebentuk sebuah kolom tulang pungguung untuk dilalui sekaligus
melindungi spinal cord. Dengan bentuk rangkaian tulang beruas tersebut, kita dapat
membengkokkan badan, dan dengan adnya spinal chord didalamnya kita dapat
melakukan gerakan memutar badan maupun kepala. Gerakan-gerakan ini penting
sekali karena dengan demikian kita dapat melakukan pengendalian atas badan dan
pengamatan visual.(11)

II.2.2 Sistem Kerja Otot


Otot terdiri dari sel-sel berbentuk serat yang panjang dan lembut, bersifat
dapat mengencang (kontraksi) ke satu arah. Otot secara umum dibagia atas 3 jenis

13

otot, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.(13) Namun pada kesempatan ini
hanya akan dibahas mengenai otot rangka.
Otot rangka meruppakan massa yang besar yang menyusun jaringan otot
somatik. Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan balok penyusun
sistem otot. Hampir selururh otot rangka berawal dan berakhir di tendo, dan seratserat otot rangka tersusun sejajar diantara ujung-ujung tendo, sehingga daya kontraksi
setiap unit akan saling menguatkan. (13) Setiap serat otot merupakan satu sel otot yang
berinti banyak, memanjang, silindrik dan diliputi oleh membran sel yang dinamakan
sarkolemma.(13)
Apabila terjadi kontraksi otot, maka serat otot akan mengkerut sampai
separoh panjang asal, dan rentang gerakan otot itu akan bergantung pada panjangnya
masing-masing serat. Tetapi besarnya tenaga yang diperlihatkan oleh serat bukan
bergantung pada panjangnya, melainkan pada banyaknya serat yang terkandung
dalam otot itu.(11)
Hasil pengencangan otot pada kaum lelaki maksimal sebesar 4 kg/cm 2
penampang otot. Tenaga yang terbesar didapat oleh otot pada saat mulai mengencang,
ketika panjang otot masih sama dengan pada keadaan kendor. Jika otot itu memendek
tenaga tambahannya juga makin berkurang.(11,13)
Kegiatan pada otot terdiri dari 2 macam, yaitu kerja otot yang dinamik (kerja
berirama) dan kerja otot yang statik (kerja bersikap). Pada kerja dinamik
pengencangan otot dan pengendorannya terjadi secara bergantian dan berirama,

14

sedangkan pada kerja satik otot akan terus mengencang untuk beberapa lama. Dalam
kehidupan sehari-hari badan kita mengalami berbagai macam kegiatan dengan otot
yang statik, misalnya pada saat berdiri serangkaian otot pada kaki,pinggang, belakang
dan tengkuk mengencang secara terus-menerus. Ada perbedaan mendasar anatara
kerja otot yang dinamik dan statik. Di waktu kerja statik, saluran darah terdesak
karena naiknya tekanan dalam otot sehingga jumlah darah yang mengalir ke dalam
otot menjadi berkurang. Sebaliknya, selama kerja dinamik otot itu bekerja sebagai
pompa pada proses peredaran darah. Kontraksi menyebabkan pengusiran darah dan
pada saat relaksasi darah akan kembali masuk kedalam otot. Jadi selama kerja
dinamik otot lebih banyak menerima glukosa dan oksigen, kaya akan energi dan sisa
metabolisme (asam laktat ,dl l) akan cepat terbuang.(11)

II.3. TINJAUAN UMUM TENTANG GANGGUAN MUSKULOSKELETTAL


Faktor Resiko Gangguan Muskuloskeletal
Beberapa pekerjaan mempunyai resiko ganguan muskuloskeletal atau
Musculoskeltal Disorder (MSD). Hal ini meliputi pekerjaan itu sendiri atau
bagaimana menjalankan pekerjaan itu dilakukan yang dapat meningkatkan faktor
resiko MSD. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan MSD, namun faktor
utamanya berupa tenaga yang dipaksakan (force), posisi yang tidak sesuai (awkward
postures) dan pengulangan pekerjaan(repetition).(5)
a. Tenaga yang berlebihan (force)

15

Kerja yang dipaksa menunjuk pada berapa banyak otot melakukan pekerjaan
dan berapa banyak tekanan yang diberikan pada tubuh. Semua pekerjaan
membutuhkan kerja dari otot dengan tingkat tekanan yang berbeda-beda. Meskipun
sutu pekerjaan memberikan tekanan yang berbeda-beda pada setiap otot, hal ini dapat
sangat berbahaya pada bagian otot yang lain yang dapat menyebabkan kerusakan
pada otot atau tendonnya, persendian atau jaringan lunak lainnya. Cidera yang terjadi
dapat disebabkan oleh satu jenis gerakan saja atau gerakan yang sangat berbahaya.
Cidera tersebut paling sering disebabkan karena tekanan pada otot dari yang sedang
hingga yang berat yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
lama dan/atau posisi tubuh yang tidak sesuai. (6)
Beberapa pekerjaan dapat memberikan resiko yang berbeda-beda pada setiap
bagian tubuh. Misalnya, mengangkat beban berat yang jauh dari tubuh meningkatkan
tekanan pada diskus vertebra dan tulang belakang pada punggung bawah. Hal ini
berpotensi mengakibatkan kerusakan pada diskus vertebra dan tulang belakang itu
sendiri.(6)

b. Postur yang tidak alamiah (awkward postures)


Posture merupakan nama lain dari posisi dari berbagai bagian tubuh pada saat
beraktivitas. Pada sebagian besar persendian postur yang baik berarti bahwa
persendian tersebut lebih dekat dengan badan. Persendian yang letaknya lebih jauh

16

dari postur normal merupakan postur yang tidak baik dan akan memberikan tegangan
yang lebih pada otot, tendon dan ligamen disekitar persendian. (6)
Beberapa posisi tubuh dapat menyebabkan kelelahan dan perasaan tidak
nyaman jika dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misalnya, jika
seseorang berdiri dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan kaki
terasa sakit, kelamahan otot secara umum dan low back pain.(7) Demikian pula halnya
jika lengan direntangkan sepenuhnya maka sendi bahu dan siku berada pada jarak
jangkau yang maksimal. Jika seseorang menarik atau mengangkat secara berulangulang dalam posisi yang demikian maka akan sangat beresiko untuk terjadi cidera.(6)
Ada dua aspek dari postur tubuh yang dapat menyebabkan keluhan
muskuloskeletal. Pertama berhubungan dengan posisi tubuh. Sebaga contoh bekerja
dengan tubuh yang membungkuk kedepan, kebelakang, atau tubuh yang berkelokkelok. Contoh lain posisi tubuh yang berbahaya termasuk mengjangkau benda diatas
bahu, menjangkau benda dibelakang tubuh, memutar lengan, membengkokkan
pergelangan tangan ke depan, belakang, atau kesamping. Jika salah satu bagian tubuh
dekat dengan tubuh dari jarak jangkaunya, maka tidak akan terjadi penarikan dan
tekanan pada tendon dan saraf. Pengunaan posisi tubuh tertentu dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal.(7)
Aspek kedua yang memiliki kontribusi terhadap keluhan muskuloskeletal
yaitu meletakkan leher dan bahu pada posisi tertentu. Untuk melakukan pergerakan
pada lengan, otot-otot pada leher dan bahu akan berkontraksi dan akan terus

17

berkontraksi selama pekerjaan tersebut berlangsung. Kontraksi yang terjadi akan


menekan pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya aliran darah pada otototot tangan yang sedang bekerja. Bagaimanapun, dalam kondisi demikian demikian
dibutuhkan darah yang banyak karena kerja otot yang terus-menerus. Dua hal dapat
terjadi disini. Otot-otot leher atau bahu akan menjadi sangat lelah meskipun hanya
melakukan sedikit gerakan atau tidak ada gerakan sama sekali. Pada saat yang
bersamaan pengurangan aliran darah ke tangan akan mempercepat kelelahan yang
terjadi pada otot. Kedua hal ini akan memudahkan terjadinya cedera.(7)
Dalam hal postur yang tidak alamiah, adalah sangat penting untuk
mempertimbangkan hal-hal berikut:(6)
berapa lama seseorang berada dalam postur tertentu
berapa kali dilakukan postur yang tidak sesuai dalam jangka waktu tertentu.
berapa kali tenaga maksimal digunakan dalam posisi yang tidak sesuai

c. Pengulangan yang berkali-kali (repetititon)


Resiko MSD meningkat jika salah satu bagian tubuh yang sama digunakan secara
berulang-ulang. Pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan
kelelahan, kerusakan jaringan, dan kadang-kadang nyeri dan rasa tidak nyaman
(discomfort). Hal ini dapat terjadi bahkan ketika tenaga yang digunakan sedikit dan

18

postur yang tidak terlalu berbahaya. Dalam melakukan pekerjaan yang berulangulang, tidak cukup hanya memperitungkan berapa seringnya pekerjaan itu diulangi,
tetapi juga mencakup:
berapa lama seserorang melakukan pekerjaan tersebut,
posture yang diperlukan, dan
jumlah tenaga yang diberikan.
Selain ketiga faktor diatas, terdapat juga faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya MSD, yaitu: (11)
contact stress,
getaran,
suhu yang dingin,
lingkungan kerja yang panas,
pengaturan pekerjaan, dan
metode kerja.

II.4. TINJAUAN UMUM TENTANG UMUR DAN MASA KERJA


Umur adalah variabel yang selalau diperhatikan

didalam penyelidikan-

penyelididkan epidemiologi. Pada umumnya usia yang telah lanjut berdampak pada
fisik yang juga menurun. Proses menjadi tua akan disertai kurangnya kemampuan
oleh karena perubahan-perubahan pada fungsi-fungsi tubuh, sistem kardiovaskular
19

dan hormonal. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua


keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat
membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan dan kematian menurut
golongan umur.(9)
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas kerja, 25 tahun
dianggap sebagai umur puncak, sedang umur 25-60 tahun terdapat penurunan
kapasitas fisik 25% untuk kekuatan otot dan 60% kemampuan sensoris dan motoris.
Faktor umur merupakan penentu yang sangat penting.(8)
Masa kerja dalam hubungan pelaksanaan tugas dan pemeliharaan keadaan
tubuh tetap baik berkaitan dengan pekerjaan sewaktu-waktu menurut beban kerja,
pekerjaan sehari, dalam seminggu dan lain-lain. Lamanya seseorang bekerja dalam
sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam dan sisanya untuk istirahat atau kehidupan
keluarga dan masyarakat. Memperpanjang waktu

kerja lebih dari itu biasanya

disertai menurunnya efisiensi tubuh, timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan


akibat kerja. Pelaksanaan tidak dapat meningkat lagi bahkan menurun jika waktunya
telah melebihi 8 jam kerja. Dari penelitian angka absensi meningkat dengan cepat
jika jam kerja melebihi 63,2 jam seminggu untuk pria dan 53,7 jam untuk wanita.
Jumlah jam kerja yang memungkinkan seseorang tenaga kerja dapat bekerja dengan
baik adalah 40 jam seminggu. Lebih dari itu akan menunjukkan hal-hal yang
merugikan.(8)

20

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.25 Tahun 1997 disebutkan


bahwa waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan pada siang atau malam
hari.
a. siang hari adalah waktu antara pukul 06.00-18.00
b. malam hari adalah waktu antara pukul 18.00-06.00

Adapun pasal 100 ayat 2, waktu kerja meliputi :


a. Waktu kerja siang hari yaitu :
1. 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, bentuk 6 hari kerja seminggu
2. 8 jam sehari dan 48 jam seminggu, bentuk 5 hari kerja seminggu.
Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitasnya. Segi penting
dan persoalan waktu kerja meliputi :
a. lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik.
b. hubungan diantara waktu kerja dan istirahat.
c. waktu kerja sehari yang meliputi pagi, siang, sore dan malam.(8)

BAB III
KERANGKA KONSEP

III.1. DASAR PEMIKIRAN VARIABEL YANG DITELITI

21

Berdasarkan tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang keluhan


muskuloskeletal, maka variabel independen dari penelitian ini adalah keluhan
muskuloskeletal itu sendiri.
Telah diketahui sebelumnya bahwa keluhan muskuloskeletal, baik yang paling
ringan hingga yang

berat akan mengganggu

konsentrasi dalam bekerja,

mengakibatkan penderitaan bagi pekerja, bahkan dapat menurunkan produktivitas.


Ada beberapa faktor yang memegang peranan didalamnya yang
mencakup segi manusia, peralatan, dan lingkungan kerja yang merupakan bagian dari
ergonomi itu sendiri. Namun secara umum ada 4 faktor yang dapat meningkatkan
timbulnya MSD yaitu posture yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan,
pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja. Adapun variabel yang diteliti
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Posisi kerja
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Masa kerja
5. Lama kerja
III.2. MODEL HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Berdasarkan variabel-variabel tersebut diatas, maka hubungan antar variabel
KERJA
tersebutPOSISI
dapat digambarkan
sebagai berikut.
Kasir (berdiri)
Pramuniaga (berdiri
dan berjalan)
Staf area
(berdiri,berjalan, dan
mengangkat
22

Umur
Masa Kerja
Lamanya waktu
kerja
Jenis Kelamin
Tenaga yang
berlebihan
Postur yg tidak
alamiah
Pengulangan
berkali-kali

KELUHAN
MUSKULOSKELETA
L

Keterangan : Variabel yang diteliti (Digaris bawahi)

III.3. DEFENISI OPERASIONAL


1. Sikap tubuh (berdiri) didefinisikan sebagai cara meletakkan tubuh dengan
bertumpu pada kedua kaki dalam melakukan suatu pekerjaan.
2. Sikap tubuh (berjalan) didefinisikan sebagai penempatan tubuh yang diselaraskan
dengan pergerakan kedua kaki yang sistematis .
23

3. Sikap tubuh mengangkat didefinisikan usaha untuk merubah posisi suatu benda
berdasarkan jarak atau ketinggian.

III.4 KRITERIA OBJEKTIF


Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan
lainnya pada sistem otot(muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah, sendi,
tulang, syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

24

Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah hubungan posisi status
kerja (kasir, pramuniaga dan tenaga lapangan) dengan keluhan muskuloskeletal,
sehingga jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, variabel
independen dan variabel dependen diamati dan diukur pada saat yang sama.

IV.2. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yaitu di Swalayan Hypermart yang berada di
Diammond Mall Panakukkang Makassar.

IV.3. Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 20Mei 4 Juni 2009.

IV.4. Populasi dan Sampel


IV.4.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan (kasir,
pramuniaga dan staf area) swalayan Hypermart Makassar.

25

IV.4.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja swalayan (kasir,
pramuniaga dan staff area) yang dipilih dan ditarik dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling, dimana pengambilan sampel didasarkan pada
suatu pertimbangan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti.
IV.5 Data dan Instrumen Penelitian
IV.5.1. Jenis Data
Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yaitu PT. Matahari
Putra Prima yang berhubungan dangan data tenaga kerja.
Data primer

yang diperoleh dari penelitian secara langsung

dilapangan yakni melalui wawancara langsung sesuai dengan pertanyaan yang


tercantum dalam kuesioner.
IV.5.2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang berisikan
pertanyaan yang didesain khusus untuk penelitian ini. Alasan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah :

a. Untuk memperoleh informasi yang relevan untuk penelitian ini.


b. Untuk memperoleh informasi atau data yang valid dan reliable.
IV.6.

Manajemen Data

IV.6.1. Pengumpulan Data

26

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yaitu yang diperoleh


dari sampel kuisioner setelah diberikan penjelasan mengenai tata cara
pengisiannya. Kuisioner yang dibagikan berupa pertanyaan yang ada
hubungannya dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan
muskuloskeletal. Sampel harus mengisi semua pertanyaan yang ada dalam
kuisioner.
IV.6.2. Cara Pengolahan Dan Penyajian Data
Setelah data primer dan sekunder dikumpul, kemudian data yang
diperoleh diolah dengan menggunakan program pengolahan data , kemudian
dilakukan analisis data dan penyajian dalam bentuk tabel, disertai penjelasan
tabel.

IV.8. Etika Penelitian


1. Sebelum melakukan penelitian, maka peneliti akan meminta izin pada
instansi terkait.
2. Dalam setiap pengambilan data subjek, akan didahului dengan penjelasan
lisan mengenai tujuan penelitian.
3. Dalam setiap pengambilan data subjek, akan diminta persetujuan dari
masing-masing subjek penelitian sebelum diberikan kuesioner.
4. Setiap

identitas

subjek

penelitian

yang

diambil

akan

dijamin

kerahasiaannya.

27

28

BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Hypermart adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail yang
merupakan bagian dari PT. Matahari Putra Prima, Tbk yang tergabung dalam
Lippo Group. Untuk pertama kalinya Hypermart didirikan pada tanggal 22
April 2004 di Serpong dengan luas area 6000 - 7000 km 2 .Hypermart
tersebar diberbagai kota besar di Indonesia. Dalam kurun waktu 4 tahun
hingga tahun 2008, hypermat telah memiliki 45 cabang yang tersebar di
seluruh inclonesia antara lain di Jakarta, Medan, Pekanbaru, Batam,
Palembang, Bandung, Surabaya, Solo, Malang, Pontianak, Banjarmasin,
Manado, Bekasi, Semarang, dan Makassar.
Di kota Makassar, Hypermart pertama kali didirikan pada tanggal 28
April 2005 di Mall GTC Tanjung Bunga. Selang beberapa bulan kemudian
pada tanggal 28 Oktober 2005 berdirilah Hypermart Panakukang di Mall
Panakukang untuk pertama kalinya dengan luas area 4000 m2

Gambar 1.1 Suasana di salah satu divisi di Hypermart

29

2. Stuktur Organisasi Perusahaan


Sebagai sebuah perusahaan, Hypermart Panakukang Makassar memiliki
struktur organisasi dalam menjalankan peranannya dengan tertib dan terarah
tanpa mengindahkankan asas - asas perusahaan. Penyusunan struktur
organisasi ini dimaksudkan untuk mempedelas proses pengambilan tugas
masing - masing bagian yang didukung oleh sumber daya manusianya
(karyawannya).
Dalam suatu organisasi badan usaha baik pemerintah maupun non
pemerintah struktur organisasi merupakan unsur yang sangat penting, karena
tanpa adanya struktur organisasi maka tidak akan tercapai sarana keda dan
tanggung jawab yang diinginkan. Walaupun dalam suatu organisasi terdapat
sejumah tugas yang berbeda namun tidak berarti para personilnya tidak
memiliki hubungan kerja antar satu dengan yang lain. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar struktur organisasi diatas, dimana pada struktur tersebut

30

sudah terlihat jelas fungsi dan tugas dari masing-masing meliputi diferensiasi
kepemimpinan.
Struktur organisasi Hypermart cabang Panakukang dipimpin oleh
seorang Store General Manager dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
tiga Divisi Manager yaitu
a. Divisi Manager Fresh
b. Divisi Manager Groceries
c. Divisi Manager Non Food
Divisi

manager

membawahi

beberapa

departemen

dan

setiap

departemen dipimpin oleh Departemen Manager yang dibantu oleh Team


Leader. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing - masing fungsi dari
struktur dari organisasi perusahaan sebagai berikut :
1. Divisi Fresh
Divisi fresh terbagi atas lima departemen yang meliputi :
a. Departemen Bakery
b. Departemen Ready To Eat (RTE)
c. Departemen Meat dan Fish
d. Departemen Produce
e. Departemen Dairy & Frozen

31

Kelima departemen di atas dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawab kepada Divisi Manager Fresh. Adapun tugas pokok dan tanggung
jawab Divisi Fresh adalah sebagai berikut:
a. Melayani konsumen dan menangani keluhan - keluhan jika terjadi
ketidakpuasan.
b. Mengecek kinerja manajer, ketua tim/team /eader ( TL ), dan staff.
c. Melakukan pertemuan divisi untuk membahas semua masalah masalah
yang terjadi.
d. Membuat rencana kerja untuk manager dan TL.
e. Mengontrol kebersihan dan sanitasi.
f. Meninjau ulang proses penerimaan barang.
g. Mengontrol persediaan barang yang akan dijual.
h. Melakukan dan mengontrol pemeliharaan peralatan dalam menunjang
kineda.
i. Mengontrol kelengkapan barang untuk promosi dan ketersediaan stok
barang yang akan dijual.
j. Pengontrolan terhadap operasional seperti pengecekan harga jual di
komputer apakah sudah sama dengan harga jual dilabel harga pada
pajangan barang.
k. Memaksimalkan penjualan untuk pencapaian target yang telah
dkentukan.

32

l. Meninjau hasil penjualan setiap hari dan persediaan barang


m. Mengontrol planogram dan standar display produk.
n. Meninjau proses order agar barang yang diorder tidak berlebihan tapi
sesuai dengan kebutuhan.
o. Melaksanakan dan mengatur pengorderan barang yang disesuaikan
dengan lamanya waktu pendistribusian.
Adapun tugas dari departemen manajer yaitu :
a. Bertanggung jawab dalam menghadapi keluhan konsumen.
b. Mengawasi standar penampilan karyawan dan memberikan penilaian
terhadap TL dan staff
c. Melakukan pelatihan dan brifing terhadap staff untuk meningkat
produktifitas karyawan
d. Melakukan pemeliharaan alat
e. Mengontrol lembur karyawan
f. Mengontrol penggunaan air, listrik, gas,
g. Mengontrol penggunaan trayfoam, plasticbag, dll
h. Mengontrol proses pengorderan, penerimaan barang (receiving),
pembuatan barang yang akan diorder / purchase order (PO),
pembuaten administrasi (PH 0 ), dan mutasi.
i. Mengontrol dan meminimalisir kehilangan barang

33

j. Mengontrol planogram, pendisplaian, dan atribut dalam pendisplaian


seperti harga, arrow, dll
k. Mengontrol hasil penjualan dan ketersediaan barang setiap hari.
l. Mengontrol kebersihan & kerapihan area dan gudang penyimpanan
m. Mengadakan promosi barang dan mengecek barang promosi.
2. Divisi Groceries
Divisi groceries terbagi atas 3 (tiga) departemen yang meliputi
a. Departemen Groceries Food
b. Departemen Groceries Health, Beauty, and Care (HBC)
c. Departemen Groceries Drink
Ketiga departemen diatas dalam pelaksanaan tugas bertanggung
jawab kepada Divisi Manager Groceries.

3. Divisi Non Food


Divisi Non Food terbagi atas 5 (lima) Departemen yadu
a. Departemen Elektronik
b. Departemen Bazaar House Hold
c. Departemen Bazaar Toys & Stationary
d. Departemen Bazaar
e. Depatemen Softline

34

Kelima departemen diatas dalam pelaksanaan tugas bertanggung


jawab kepada Divisi Manager Non Food.
Divisi supporting yang terdiri dari departemen front end, personalia,
back end, supporting, LIP (loss provention) mempunyai tugas pokok
memberikan dukungan untuk kelancaran operasinal toko. Masing
masing departemen manager bertanggung jawab langsung kepada Store
General Manager dengan supervisi oleh divisi manager.
1. Front End bertugas :
a. Mengecek mesin kasir
b. Mengecek laporan dari setiap kasir setelah selesai bertugas
c. Membantu laporan harian kartu kredit / Credit Card
d. Melayani konsumen
e. Membuat laporan tentang pembayaran potongan harga / discount

2. Pesonalia bertugas:
a. Membantu mengawasi departemen dalam kedisiplinan karyawan
b. Petty Cash untuk biaya operasional toko
c. Membuat laporan karyawan
d. Pembayaran gaji serta hak yang lain karyawan
e. Membuat laporan tenant
f. Mengadakan pelatihan / training dan pengembangan karyawan

35

3. EDP bertugas:
a. Tarik possku harian/perubahan harga
b. Sinkronisasi POS/Registrasi
c. Membuat Comcheck/perubahan harga competitor
d. Laporan penjualan / report sales
e. EOD (End Of Dayttarik data sales)
4. Tehnisi bertugas:
a. Kontrol panel listrik dan pompa sumit
b. Mengecek ruang pendingin / coldroom dan showcase
c. Peralatan dapur RTE, Bakery, Meat & Fish
d. Kontrol tekanan compressor pads ruang pendingin
e. Cek pemakaian air & kwh listrik area tenant

5. Visual bertugas :
a. Memproduksi POP sesuai schedule
b. Menjaga dan mengawasi stok barang, kelengkapan barang, dan
kebersihan barang.
6. Loss Provenflon bertugas:
a. Membuka gedung dan mengecek area
b. Bertanggung jawab pads area atau pos masing - masing

36

c. Pengecekan loker karyawan


d. Pengecekan alat pemadam kebakaran (apar)
e. Menutup semua gudang dan memastikan rolling door dalam
keadaan tertutup dan mengecek seluruh area dalam keaadaan
aman.
f. Melakukan penggeledahan kepada setiap karyawan, supplier, dan
salesman yang keluar dari hypermart
g. Melakukan pengontrolan dan pemeriksaan terhadap barang barang proses atau sampah dari departemen lain yang akan
dimusnahkan atau dibuang
3. Lokasi Perusahaan
Hypermart cabang Panakukang berada di A Bulevard No 01 Gedung C
Mail Panakukang Makassar - Sukrwesi Selatan 90231. Lokasi Hypermart
sangat strategis tedetak di pusat keramaian Mall Panakukang Makassar
dimana dapat dijangkau oleh transportasi dengan lancar baik rods empat
maupun roda dua, dan juga merupakan jalur transportasi umum atau angkutan
umum.
4. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Hypermart Panakukang Makassar yaitu " Menjadi Retailer Multi
Format Nomor 1 di Indonesia".

37

Misi Hypermart Panakukang Makassar yaitu " Mentransformasikan


Matahari Food Bussiness Menjadi Retailer Kelas Dunia yang Mampu
Menghasilkan Pertumbuhan Sales Organik den Profit yang Terus Menerus.
5. Sarana dan Prassrana
Sarana den prasarana pendukung yang ada pada Hypermart Panakukang
Makassar yaitu :
a. Tempat parkir
b. Mushollah
c. Kantin
d. WC pria/wanita
e. Loker penitipan barang
f. Ruang meeting
g. Ruang personalia
h. Ruang komersil
i. Koperasi simpan pinjam
j. Tempat fotocopy
k. Loker karyawan
l. IKM (Ikatan Karyawan Matahari)

38

39

BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart di Makassar Mall mulai tanggal
20 Mei 4 Juni 2009 dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Data yang telah
dikumpulkan melalui wawancara langsung menggunakn kuesioner kemudian diinput
ke komputer dan dianalisis menggunakan program SPSS (statistics product and
service solution).
Hasil pengolahan data ditampilakan dalam bentuk tabel disertai dengan
penjelasan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut :
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Jenis Kelamin
n
%
Laki-laki
2
10.0
Perempuan
18
90.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
6 100.0
0
.0
6 100.0

Staf area
n
%
33
97.1
1
2.9
34 100.0

Total
n
%
41
68.3
19
31.7
60 100.0

Tabel 1 menunjukkan bahwa umumnya jenis kelamin responden pada


bagian kasir adalah perempuan sebanyak 18 orang (90,0%), pada bagian
pramuniaga lebih banyak laki-laki yaitu 6 orang (100%) dan bagian staf area
laki-laki sebanyak 33 orang (97,1%).

40

Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kelompok
Kasir

Umur

(Tahun)
n
16 - 20
5
21 - 25
14
26 - 30
0
31 - 35
1
Total
20
Sumber : data primer

%
25.0
70.0
.0
5.0
100.0

Posisi
Pramuniaga
n
1
5
0
0
6

%
16.7
83.3
.0
.0
100.0

Staf area
n
7
13
13
1
34

%
20.6
38.2
38.2
2.9
100.0

Total
n
13
32
13
2
60

%
21.7
53.3
21.7
3.3
100.0

Tabel 2 menunjukkan bahwa umumnya kelompok umur responden


pada bagian kasir adalah 21 25 tahun sebanyak 14 orang (70,0%) dan paling
sedikit umur 31-35 tahun yaitu 1 orang (5,0%). Pada bagian pramuniaga lebih
banyak berumur 21-35 tahun yaitu 5 orang (83,3%) dan pada bagian staf area
lebih banyak berumur 21-25 tahun dan 26-30 tahun masing masing 13 orang
(38,2%), sedangkan paling sedikit adalah kelompok umur 31-35 tahun
sebanyak 1 orang (2,9%).

Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Masa Kerja pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Masa Kerja
(tahun)

Kasir
%

Posisi
Pramuniaga
n
%

Staf area
n
%

Total
%

41

1- 4
5-8
> 12

10
9
1
Total
20
Sumber : data primer

50.0
45.0
5.0
100.0

2
4
0
6

33.3
66.7
.0
100.0

16
18
0
34

47.1
52.9
.0
100.0

28
31
1
60

46.7
51.7
1.7
100.0

Tabel 3 menunjukkan bahwa umumnya masa kerja responden pada


bagian kasir adalah 1-4 tahun sebanyak 10 orang (50,0%), pada bagian
pramuniaga lebih banyak telah bekerja selama 5-8 tahun yaitu 4 orang
(66,7%) dan bagian staf area telah bekejra 5-8 tahun sebanyak 18 orang
(52,9%).
2. Deskripsi variabel peneliian
Tabel 4
Distribusi Keluhan Nyeri Punggung Menurut Posisi Kerja pada Karyawan
Swalayan Hypermart Diamond Mall Panakkukang
Makassar
Kasir
Nyeri
Punggung
n
%
Ya
12
70.6
Tidak
5
29.4
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
6 100.0
0
.0
6 100.0

Staf area
n
%
21
80.8
5
19.2
34 100.0

Total
n
%
38
79.2
10
20.8
60 100.0

Tabel 4 menunjukkan bahwa umumnya keluhan nyeri pungung terjadi


pada semua bagian. Kejadian nyeri punggung pada bagian kasir sebanyak 12
orang (70,6%), pada bagian pramuniaga yaitu 6 orang (100%) dan bagian staf
area sebanyak 21 orang (80,8%).
Tabel 5
42

Distribusi Keluhan Gangguan Pada Leher Menurut Posisi Kerja pada


Karyawan Swalayan Hypermart Diamond Mall Panakkukang
Makassar
Gangguan
Kasir
pada leher
n
%
Ya
14
70.0
Tidak
6
30.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
1
16.7
5
83.3
6 100.0

Staf area
n
%
13
38.2
21
61.8
34 100.0

Total
n
%
28
46.7
32
53.3
60 100.0

Tabel 5 menunjukkan bahwa umumnya keluhan gangguan pada leher


terjadi pada semua bagian. Kejadian gangguan pada leher pada bagian kasir
sebanyak 14 orang (70,0%), pada bagian pramuniaga yaitu 1 orang (16,7%)
dan bagian staf area sebanyak 13 orang (38,2%).
.

Tabel 6
Distribusi Nyeri Bahu Menurut Posisi Kerja pada Karyawan Swalayan
Hypermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Nyeri bahu
n
%
Ya
10
50.0
Tidak
10
50.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0

Staf area
n
%
6
17.6
28
82.4
34 100.0

Total
n
%
16
26.7
44
73.3
60 100.0

Tabel 6 menunjukkan bahwa umumnya keluhan nyeri bahu terjadi


pada bagian kasir dan staf administrasi. Kejadian nyeri bahu pada bagian kasir

43

sebanyak 10 orang (50,0%), pada bagian pramuniaga tidak ada (0%) dan
bagian staf area sebanyak 6 orang (17,6%).
Tabel 7
Distribusi Nyeri Siku Menurut Posisi Kerja pada pada Karyawan Swalayan
Hipermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Kasir
Nyeri Siku
n
%
Ya
2
10.0
Tidak
18
90.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0

Staf area
n
%
4
11.8
30
88.2
34 100.0

Total
%
6
10.0
54
90.0
60 100.0

Tabel 7 menunjukkan bahwa umumnya keluhan nyeri siku terjadi


pada bagian kasir dan staf area. Responden pada bagian kasir yang mengalami
nyeri siku sebanyak 2 orang (10,0%), sedangkan pada bagian staf area
sebanyak 4 orang (11,8%).
.
Tabel 8
Distribusi Bengkak pada Tangan Menurut Posisi Kerja pada pada Karyawan
Swalayan Hypermart Diamond Mall Panakkukang Makassar
Nyeri/Bengkak

Kasir
Pada Tangan
N
%
Ya
0
.0
Tidak
20 100.0
Total
20 100.0
Sumber : data primer

Posisi
Pramuniaga
n
%
0
.0
6 100.0
6 100.0

Staf area
n
%
3
8.8
31
91.2
34 100.0

Total
%
3
5.0
57
95.0
60 100.0

44

Tabel 8 menunjukkan bahwa keluhan nyeri/bengkak pada tangan


hanya terjadi pada bagian staf area sebanyak 3 orang (8,8%), sedangkan
bagian lain tidak mengalami nyeri tangan..
B. Pembahasan
1. Keluhan musculoskeletal pada kasir
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya karyawan bagian kasir
mengalami keluhan nyeri pungung sebanyak 12 orang (70,6%), gangguan
pada leher sebanyak 14 orang (70,0%), nyeri bahu sebanyak 10 orang (50%),
nyeri siku 2 orang (10,0%), dan tidak ada bengkak pada tangan.
Pada tenaga kasir, umumnya adalah perempuan (90,0%) hal ini
diseabkan dalam ketelitian menghitung uang biasanya lebih teliti perempuan
dibanding laki-laki, sedangkan dari umur umumnya antara 21-25 tahun.
Adanya keluhan nyeri pungung pada kasir disebabkan posisi saat
bekerja yang mengharuskan

berdiri sehingga otot-otot akan mengalami

kelelahan. Ada juga kasir yang melayani pembeli dengan duduk, namun posisi
ini juga akan menyebabkan keluhan nyeri punggung maupun leher karena
sikapnya akan monoton.
Keluhan low back pain paling sering mereka rasakan setelah bekerja
sekitar 2 3 jam, ada juga yang merasakan ketika melayani.
2. Keluhan musculoskeletal pada Pramuniaga

45

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya

karyawan bagian

pramuniaga mengalami keluhan nyeri punggung sebanyak 6 orang (100,0%),


gangguan pada leher 1 orang (16,7%), dan tidak ada yang mengalami nyeri
bahu dan nyei pada tangan (0%).

3. Keluhan musculoskeletal pada staf area


Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya karyawan staff area
mengalami keluhan nyeri pungung terjadi sebanyak 21 orang (80,8%).
gangguan pada leher sebanyak 13 orang (38,2%). keluhan nyeri bahu
sebanyak 6 orang (17,6%), keluhan nyeri siku 4 orang (11,8%), keluhan
nyeri/bengkak pada tangan sebanyak 3 orang (8,8%).

46

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karyawan bagian kasir mengalami keluhan nyeri pungung sebanyak 12 orang
(70,6%), gangguan pada leher sebanyak 14 orang (70,0%), nyeri bahu
sebanyak 10 orang (50%),

nyeri siku 2 orang (10,0%),

dan tidak ada

bengkak pada tangan,


2. Karyawan bagian pramuniaga mengalami keluhan nyeri punggung sebanyak 6
orang (100,0%), gangguan pada leher 1 orang (16,7%), dan tidak ada yang
mengalami nyeri bahu dan nyei pada tangan (0%).
3. Karyawan bagian staff area mengalami keluhan nyeri pungung terjadi
sebanyak 21 orang (80,8%).

gangguan pada leher sebanyak 13 orang

(38,2%). keluhan nyeri bahu sebanyak 6 orang (17,6%), keluhan nyeri siku 4
orang (11,8%), keluhan nyeri/bengkak pada tangan sebanyak 3 orang (8,8%).
B. Saran
1. Kepada pimpinan perusahaan agar memberikan perhatian pada pekerja pria
dan wanita khusunya dibagian packing , sebab mereka merupakan ujung
tombak perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas
perusahaan, dimana mereka juga secara tidak langsung memberikan
konstribusi bagi kemajuan industri daerah.

47

2. Kepada pemerhati masalah ketenagakerjaan seperti pemerintah setempat dan


instansi terkait agar dapat kiranya melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang
kesehatan kerja bagi pekerja pabrik , misalnya dengan memberikan
penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya istirahat yang cukup, konsumsi
kalsium yang cukup dan segera berobat ke puskesmas atau balai kesehatan
lainnya untuk mengatasi keluhan musjuloskeletal yang ada agar tetap bekerja
dengan baik.

48

DAFTAR PUSTAKA
1. Hendrawansilondae.Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis.[Online] 23 juni
2005 [citied 2009 February 11]. Available from: URL:
http://www.hendrassiteblogger.com.
2. Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan.
[Online] 2002 [citied 2009 February 11]. Available from: URL:
http://www.cerminduniakedokteran.com
3. Sutjana I Dewa Putu. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di
Perusahaan. [Online] 29 Juli 2006 [citied 2009 February 11]. Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana.
4. Anonim. Serasikan Alat, Cara dan Lingkungan Kerja. [online] 8 agustus
2008 [citied 2009 February 11]. Available from http://www.unmul.ac.id
5. Noor Fitrihana. Upaya Mengurangi Resiko Muskuloskeletal. [online] [citied
2009 February 11]. Available from URL: http://blog.Lusisusanti.com
6. Anonim. Musculoskeletal Disorders Prevention Series. Occupational Health
and Safety Council of Ontario (OHSCO). Prevention Guidline.
7. Anonim. Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). [online] 12
Desember 2005 [citied 2009 February 11]. Available from URL:
http://www.ccohs.com
8. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja. [online] [citied 2009 February 11].
Available from URL: http://www.depkes.go.id

49

9. Sumamur. Faal Kerja dan Ergonomi. In: Higene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta: PT. Gunung Agung. 1995.
10. Notoatmojo Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Prinsip-Prinsip Dasar
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 1996
11. Sastrowinot Suyatno. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. Jakarta:
PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1985.
12. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental Medicine.San
Fransisco : Mc Graw Hill. 2002
13. Rasjad Chairuddin.Pengantar ilmu Bedah Ortopedi. Makassar : Penerbit
Bintang Lamumpatue. 2003.
14. Anonim. Focus on Wellness: Musculoskeletal Disorders. [Online] 2006
[citied 2009 February 11]. Available from: URL: http://www.atu.com

50

HASIL ANALISIS DATA

Crosstabs
Jenis Kelamin * posisi Crosstabulation

kasir
n
Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

Total

2
18
20

%
10.0
90.0
100.0

posisi
pramuniaga
n
%
6
100.0
0
.0
6
100.0

staf area
n
%
33
97.1
1
2.9
34
100.0

Total
n
41
19
60

%
68.3
31.7
100.0

Kelompok Umur * posisi Crosstabulation

kasir
Kelompok
Umur

16 - 20
21 - 25
26 - 30
31 - 35

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

5
25.0%
14
70.0%
0
.0%
1
5.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
0
.0%
0
.0%
6
100.0%

staf area
7
20.6%
13
38.2%
13
38.2%
1
2.9%
34
100.0%

Total
13
21.7%
32
53.3%
13
21.7%
2
3.3%
60
100.0%

51

pendidikan * posisi Crosstabulation

kasir
pendidikan

SLTP
SLTA
PT

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

0
.0%
20
100.0%
0
.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
0
.0%
6
100.0%

staf area
2
5.9%
31
91.2%
1
2.9%
34
100.0%

Total
2
3.3%
57
95.0%
1
1.7%
60
100.0%

menikah * posisi Crosstabulation

kasir
menikah

YA
TIDAK

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

4
20.0%
16
80.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
6
100.0%

staf area
7
20.6%
27
79.4%
34
100.0%

Total
12
20.0%
48
80.0%
60
100.0%

Masa kerja * posisi Crosstabulation

kasir
Masa
kerja

1- 4
5-8
> 12

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

10
50.0%
9
45.0%
1
5.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
2
33.3%
4
66.7%
0
.0%
6
100.0%

staf area
16
47.1%
18
52.9%
0
.0%
34
100.0%

Total
28
46.7%
31
51.7%
1
1.7%
60
100.0%

52

ada keluhan sakit, pegal * posisi Crosstabulation


posisi
pramuniaga
5
83.3%
1
16.7%
6
100.0%

kasir
ada keluhan
sakit, pegal

Ya

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

Tidak
Total

17
85.0%
3
15.0%
20
100.0%

staf area
26
76.5%
8
23.5%
34
100.0%

Total
48
80.0%
12
20.0%
60
100.0%

sifat keluhan * posisi Crosstabulation


posisi
pramuniaga
5
100.0%
5
100.0%

kasir
sifat keluhan

ringan

Count
% within posisi
Count
% within posisi

Total

17
100.0%
17
100.0%

staf area
26
100.0%
26
100.0%

Total
48
100.0%
48
100.0%

nyeri punggung * posisi Crosstabulation

kasir
nyeri punggung

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

12
70.6%
5
29.4%
17
100.0%

posisi
pramuniaga
5
100.0%
0
.0%
5
100.0%

staf area
21
80.8%
5
19.2%
26
100.0%

Total
38
79.2%
10
20.8%
48
100.0%

Gangguan pada leher * posisi Crosstabulation

kasir
Gangguan
pada leher

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

14
70.0%
6
30.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
1
16.7%
5
83.3%
6
100.0%

staf area
13
38.2%
21
61.8%
34
100.0%

Total
28
46.7%
32
53.3%
60
100.0%

53

tangan * posisi Crosstabulation

kasir
tangan

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%

staf area
6
17.6%
28
82.4%
34
100.0%

Total
16
26.7%
44
73.3%
60
100.0%

nyeri siku * posisi Crosstabulation

kasir
nyeri
siku

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

2
10.0%
18
90.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%

staf area
4
11.8%
30
88.2%
34
100.0%

Total
6
10.0%
54
90.0%
60
100.0%

nyeri/bengkak pada tangan * posisi Crosstabulation

kasir
nyeri/bengkak
pada tangan

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

0
.0%
20
100.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
6
100.0%
6
100.0%

staf area
3
8.8%
31
91.2%
34
100.0%

Total
3
5.0%
57
95.0%
60
100.0%

54

keluhan lain * posisi Crosstabulation

kasir
keluhan
lain
Flu
Maag
Punggung
Pusing
Sakit Kepala
Sakit Pada Dada
sakit tengkuk
Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

15
75.0%
1
5.0%
3
15.0%
0
.0%
0
.0%
1
5.0%
0
.0%
0
.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
6
100.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
0
.0%
6
100.0%

staf area
28
82.4%
0
.0%
0
.0%
1
2.9%
2
5.9%
0
.0%
2
5.9%
1
2.9%
34
100.0%

Total
49
81.7%
1
1.7%
3
5.0%
1
1.7%
2
3.3%
1
1.7%
2
3.3%
1
1.7%
60
100.0%

tempat berobat * posisi Crosstabulation

kasir
tempat
berobat

dokter praktek
dokter khusus
kilinikk rujukan
perusahaan
pkm / rs
lainnya

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

1
11.1%
1
11.1%
0
.0%
6
66.7%
1
11.1%
9
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
1
20.0%
1
20.0%
3
60.0%
0
.0%
5
100.0%

staf area
2
9.5%
1
4.8%
7
33.3%
8
38.1%
3
14.3%
21
100.0%

Total
3
8.6%
3
8.6%
8
22.9%
17
48.6%
4
11.4%
35
100.0%

55

luka kecelakaan * posisi Crosstabulation

kasir
luka kecelakaan

Ya
Tidak

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

12
60.0%
8
40.0%
20
100.0%

posisi
pramuniaga
4
66.7%
2
33.3%
6
100.0%

staf area
12
35.3%
22
64.7%
34
100.0%

Total
28
46.7%
32
53.3%
60
100.0%

penyebab luka * posisi Crosstabulation

kasir
penyebab
luka

terjatuh
tertusuk
teriris
tertimpa
lainnya
tertusuk, teriris

Total

Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi
Count
% within posisi

0
.0%
3
25.0%
2
16.7%
0
.0%
0
.0%
7
58.3%
12
100.0%

posisi
pramuniaga
0
.0%
3
75.0%
0
.0%
0
.0%
1
25.0%
0
.0%
4
100.0%

staf area
1
8.3%
5
41.7%
1
8.3%
5
41.7%
0
.0%
0
.0%
12
100.0%

Total
1
3.6%
11
39.3%
3
10.7%
5
17.9%
1
3.6%
7
25.0%
28
100.0%

56

Anda mungkin juga menyukai