Anda di halaman 1dari 2

Rage Rino Albiruni

13/349422/TK/41117
PERMASALAHAN DRAINASE DI YOGYAKARTA

Pada awalnya banjir bukanlah suatu


permasalahan yang serius di Yogyakarta,tetapi 6
bulan belakangan ini setiap terjadi hujan yang
cukup deras pasti akan menimbulkan banjir
yang tingginya bisa mencapai lutut orang
dewasa.Banjir yang terjadi membuat lalu lintas
didaerah
tersebut
tersendat
,seperti
di
perempatan MM UGM yaitu di pertemuan antara
jalan kaliurang dan selokan mataram, dan
seperti di bundaran pascasarjana di depan
Fakultas Teknik.Selain menghambat lalu lintas
banjir juga dapat merusak jalan raya dan
infrastruktur lainya.Kedua gambar disebelah
kanan adalah foto kondisi perempatan MM UGM
ketika terjadi hujan,rusaknya infrastruktur jalan
dan lampu lalu lintas ikut memperparah lalu lintas di perempatan tersebut.Ini
membuktikan buruknya sistem drainase di kota Yogyakarta.

Berdasarkan hasil survey dibeberapa titik


yang
sering
terjadi
banjir
di
sekitar
UGM,ditemui beberapa sebab yang dianggap
sebagai sumber utama terjadinya banjir di
lokasi tersebut.Penyebab yang pertama adalah
tertutupnya pipa saluran drainase akibat dari
sampah dan sedimen yang masuk melalui
lubang-lubang
drainase.Gambar
pertama
disebelah kiri diambil di lubang drainase di
bundaran pascasarjana utara Fakultas Teknik
UGM,foto ini
menunjukan kondisi pipa
drainase yang sudah tersumbat oleh sampah
dan sedimen yang masuk melalui lubanglubang drainase jalan,akibatnya, air yang
seharusnya
dapat
dikeringkan
secepat
cepatnya melalui pipa,justru menggenang dan
mengakibatkan banjir dilokasi tersebut dan
menghambat lalu lintas diatasnya.Gambar
kedua diambil didepan Bank Mandiri di jalan
Kaliurang,dari gambar dapat diketahui bahwa
lubang drainase tidak pernah dipelihara oleh
pihak yang berwenang,sehingga kumulasi
sedimen
di
lubang
tersebut
semakin
meningkat dan akhirnya menyumbat saluran
drainase jalan di tempat tersebut.Gambar
ketiga diambil di jalan kaliurang didekat
perempatan MM UGM,hasil pengamatan dapat dideskripsikan bahwa pedagang
kaki lima yang berjualan diatas trotoar melakukan aktifitas cuci mencuci diatas

Rage Rino Albiruni


13/349422/TK/41117
trotar.Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut,baik cair ataupun padat
tidak disimpan,melainkan dibuang langsung ke saluran drainase dibawah trotoar
tempat pedagang kaki lima itu berjualan.Karena jumlah pedagang kaki lima yang
tidak sedikit,limbah atau sampah yang dibuang akan berakumulasi dan
menyumbat drainase jalan. Penyebab lainya dapat berupa peningkatan jumlah
penduduk,semakin banyak penduduk yang tinggal disuatu kawasan,tanah yang
dialih fungsikan dari kawasan resapan menjadi kawasan pemukiman akan
semakin banyak,akibatnya air hujan yang jatuh tidak dapat diresapkan dan
meningkatkan nilai C atau koefisien runoff,nilai C yang semakin besar berarti
nilai debit limpasan yang dihasilkan menjadi tinggi,tersumbatnya saluran
drainase menyebabkan air tidak dapat dialirkan dan akan menggenang,yang
akhirnya akan menyebabkan banjir
Pemerintah dan UGM harus sadar dengan kondisi drainase jalan saat
ini,perlu ada pemeliharaan secara rutin yang dilakukan untuk menjaga kondisi
pipa dan lubang drainase agar sedimen yang mengendap tidak menyumbat
aliran dan menyebabkan banjir.Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi
terhadap masyarakat sekitar UGM,agar masyarakat dapat tersadarkan dan tidak
membuang sampah sembarangan lagi.Penegakan hukum oleh pemerintah juga
harus ditegakan setegas tegas nya,karena sudah jelas di dalam undang undang,
bahwa di badan jalan tidak boleh ada aktifitas komersil yang dapat menghambat
lalu lintas dijalan tersebut,nyatanya pedagang kaki lima masih banyak
bertebaran di sisi badan jalan kaliurang,dan ironisnya pemerintah dan pihak UGM
hanya tinggal diam menanggapi hal tersebut.Solusi lain yang dapat diterapkan
adalah pembangunan taman-taman resapan dibeberapa titik banjir di sekitaran
UGM,gunanya untuk mengecilkan nilai C dan air hujan yang jatuh dapat
diresapkan kedalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai