TEKNIK PRODUKSI 1
113140052 GERALDO SOEMASCHRIS SOEWARNO KELAS D
1.
Sumur KRS-010 memiliki Tekanan Reservoir 2100 psi dan diproduksi pada Tekanan alir
dasar sumur 1750 psi menghasilkan Laju Alir Minyak 176,31 BPD dan Laju Alir Air 50,16
BPD. Buat IPR Sumur TB-01 tersebut
Jawab:
Ps
= 2100 psi
Qo
= 176,31 BPD
Qw
= 50,16 BPD
Pwf
= 1750 psi
= =
+
( )
= =
176,31 + 50,16
(2100 1750)
= =
226,47
226,47
=
= 0,647 /
(2100 1750)
350
= Q = PI (Ps Pwf)
= 0,647 (2100-0) = 1358,7 BPD
Pwf : 1750 = Q = 0,647 (2100-1750) = 176.29 BPD
Pwf : 2100 = Q = 0,647 (2100-2100) = 0 BPD
Jika, Pwf : 0
Pwf
0
1750
2100
Qo
1358.7
176.2
0
IPR
2500
Pwf
2000
1500
1000
500
0
0
200
400
600
800
1000
1200
qo
2. Sumur KRS-012 memproduksi fuida dengan tipe Light Oil Crude sebesar 370 BPD pada
Tekanan alir 619 psi dan diketahui bahwa sumur tersebut memiliki SBHP sebesar 1339 psi
menghasil AOFP 420 BPD dengan derajat turbulensi sama dengan 1 dan Skin Factor 0.
Buat IPR sumur KRS-012 tersebut
Jawab:
Qo
= 370 BPD
Pwf = 619 psi
Ps
= 1339 psi
AOFP = 420 BPD
Skin Factor
derajat turbulensi
=0
=1
( )
370
=
1339 619
= 0.5138
Qmax =
=
2
10,2 (
)0,8(
)
370
619
619 2
10,2 (
)0,8(
)
1339
1339
370
= 0,9075 0,1709
370
= 0,7365
= 502,37
Pwf(psig)
0
619
1339
Qo(bfpd)
502.37
370
0
IPR
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0
100
200
300
400
500
600
3. Sumur KRS-01 memiliki kedalaman PBTD 1765 feet dengan ketebalan formasi
produktif 200 feet, diproduksi dengan selubung 7 inci, tubing 2-7/8 inci dan
diketahui memiliki Static Bottom Hole Pressure sebesar 1250 psig. Dari Uji
Produksi diketahui bahwa sumur tersebut dapat berproduksi sebesar 1360 BFPD
pada Flowing Bottom Hole Pressure sebesar 825 psig.
a) Buatlah kurva IPR sumur KRS-01, apabila nilai Faktor Skin adalah Nol
b) Buat kurva IPR sumur KRS-01, apabila diketahui bahwa Flow Effisiensi =0.7
(Kurva IPR soal a dan b di Plot pada grafik yang sama)
c) Buat analisis sederhana terhadap perbedaan/kesamaan kurva IPR a dan b
Jawab:
PBTD = 1765 ft
h
= 200 ft
Ps = 1250 psig
Q
= 1360 BFPD
Pwf = 825 psig
3a. Menggunakan Metode Vogel
, : 1 =
1 0,2 0,8( )2
, : 1 =
1360
= 2617,80
825
825 2
1 0,2
0,8(
)
1250
1250
300
300 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 2371,51
2617,80
1250
1250
Asumsikan Pwf 600
600
600 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 1883,97
2617,80
1250
1250
900
900 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 1155,18
2617,80
1250
1250
Asumsikan Pwf 1250
1264,7
1264,7 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 0
2617,80
1250
1250
Pwf (psig)
0
300
600
900
1250
Q (bfpd)
2617,80
2371,51
1883,97
1155,18
0
, : 1 =
1 0,2 0,8( )2
1360
952,5
952,5 2
1 0,2
0,8 (
)
1250
1250
= 3549,986
585
585 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 2595,74
3549,986
1250
1250
Asumsikan Pwf 600
= 1250 (1250 600)0,7 = 795
795
795 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 1950
3549,986
1250
1250
Asumsikan Pwf 900
= 1250 (1250 900)0,7 = 1005
1005
1005 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 1143,45
3549,986
1250
1250
1250
1250 2
= 1 0,2
0,8 (
) = 0
3549,986
1250
1250
Pwf (psig)
375
585
795
1005
1250
Pwf (psig)
0
300
600
900
1250
Q
3081,3878
2595,74
1950
1143,45
0
Pwf
1000
800
600
400
200
0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Q
KRS-01 (FE:1)
KRS-01 (FE:0,7)
4. Sumur KRP-35 memiliki properti dan data yang sama persis dengan Sumur KRS-01 (soal
no. 3), Namun memiliki data Tekanan Titik Gelembung sama dengan 850 psig dan bila Uji
Produksi dilakukan pada Flowing Bottom Hole Pressure sebesar 1000 psig hanya dapat
menghasilkan produksi sebesar 870 BFPD.
a) Buat IPR sumur KRP-35
b) Buat analisis sederhana terhadap perbedaan/kesamaan kurva IPR sumur KRP-35 dan
KRS-01 (a).
Jawab:
PBTD = 1765 ft
h = 200 ft
Ps = 1250 psig
Q = 870 BFPD @ Pwf
Pb = 850 psig
= 1000 psig
( )
= =
870
(1250 1000)
= =
870
870
=
= 3,48 /
(1250 1000)
250
= ( )
= 3,48 (1250 850) = 1392
= +
3,48 850
= 1392 +
= 3035,33
1,8
1,8
= + {( ) (1 0,2
2
0,8 (
) )}
600
600 2
= 1392 + {( 3035,33 1392) (1 0,2
0,8 (
) )} = 2148,27 BFPD
850
850
Asumsikan Pwf : 900
= 1392 + {( 3035,33 1392) (1 0,2
900
900 2
0,8 (
) )} = 2148,27
850
850
Pwf (psi)
0
300
600
900
1250
Q (bfpd)
3035.33
2755.56
2148.27
1213.45
0
KRS-01
KRP-35
PWF
1000
800
600
400
200
0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
maksimum. Harga laju produksi maksimum ini disebut sebagai potensial sumur dan
merupakan batas laju produksi yang diperbolehkan dari suatu sumur. Dari grafik di
atas juga bisa disimpulkan, semakin besar Pwf maka laju alir semakin kecil. Selain
itu kurva sumur KRP-35 lebih landai karena laju alirnya bila dibandingkan sumur
KRP-01 lebih besar.
5. Bila hasil uji produksi dan tekanan sumur KRP-021 adalah sbb: Ps = 2250 psi, pada Pwf =
1600 psi mendapatkan produksi Qo = 1225 bopd, Qw = 250 bwpd dan Qg = 25 Mscfpd
Buat IPR sumur KRP-021 tersebut bertumpuk dalam satu grafik bila :
a) S = -2 sebanding dengan FE = - 0.5
b) S = +2 sebanding dengan FE = + 0.75
c) S = +4 sebanding dengan FE = + 0.5
d) Buat analisis perbandingan dari ketiga grafik IPR diatas
Jawab:
Ps = 2250 psi,
Pwf = 1600 psi
Qo = 1225 bopd,
Qw = 250 bwpd
Qg = 25 Mscfpd
a) Jika S = -2 (FE = -0,5)
- Menghitung konstanta persamaan kurva IPR sebagai berikut :
= 0,848074526
Pwf/Ps
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
A
1,289993
1,243477
1,112817
0,887715
0,537921
-0,001
Qo
1863,328
1796,138
1607,407
1282,259
776,9995
-1,44151
= 0,511885119
Pwf
0
510
1020
1530
2040
2550
Pwf/Ps
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
A
0,8166731
0,7798527
0,6885759
0,5377607
0,3163546
0,0047957
Qo
1954,39
1866,28
1647,84
1286,92
757,073
11,4767
= 0,424787425
Pwf
Pwf/Ps
Qo
0,6939851
1660,79
510
0,2
0,6588239
1576,64
1020
0,4
0,5776297
1382,33
1530
0,6
0,4469246
1069,54
2040
0,8
0,259882
621,928
2550
0,0052578
12,5825
Pwf, psi
2000
1500
1000
500
0
-500
500
1000
Qo, bopd
1500
2000
2500
d) Analisis :
Pada grafik diatas terlihat bahwa harga faktor skin berpengaruh terhadap
laju produksi. Harga faktor skin yang positif mengindikasikan bahwa sumur sedang
mengalami kerusakan formasi, sedangkan harga faktor skin yang negatif
menunjukkan bahwa sumur sedang mengalami perbaikan. Pada grafik diatas, garis
abu-abu memiliki faktor skin paling tinggi sehingga laju produksi nya paling
rendah, tetapi pada garis merah memiliki laju produksi lebih tinggi daripada garis
yang berwarna biru, padahal harga faktor skin pada garis yang berwarna merah
mengindikasikan bahwa sedang mengalami kerusakan formasi. Hal ini dapat
terjadi, karena harga laju produksi maksimum yang dihasilkan adalah harga laju
produksi maksimum pada harga S=0, bukan laju produksi pada harga FE yang
dimaksud. Sehingga pada suatu sumur dengan harga faktor skin yang berbeda-beda
digunakan persamaan Pudjo Sukarno, karena dapat digunakan pada faktor skin
interval 10<S<-4.