Anda di halaman 1dari 42

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA
\

Apakah bel berbunyi


karena disebabkan adanya
medan magnet?

MINI LAB

Indikator : Membuktikan medan


magnet mempengaruhi bel
berbunyi?
Alat dan Bahan:
1. Saklar
2. Rele
3. Bel

3. Tekan saklar dan mintalah


temanmu untuk mencatat hasil
Teori Pengantar:
pengamatanmu pada tabel 1.
Pada
rangkaian
ini
kita4. Lepaskan kembali saklar dan
menggunakan kontrol DC untuk mintalah temanmu untuk
mengontrol rangkaian AC. Ketika mencatat hasil pengamatanmu
saklar terbuka tidak ada arus yang pada tabel 1.
mengalir ke kumparan rele dan
Tabel
1.
Data
Hasil
ketika saklar tertutup maka akan
Pengamatan
ada arus yang mengalir ke
kumparan rele, sehingga akan
Medan Magnet
N
di Saklar
di
terbangkit medan magnet. Apakah o Saklar
tekan
lepas
medan
magnet
dapat
1.
menyebabkan bel berbunyi?
2.
Pertanyaan:
Apakah medan magnet sebagaiAnalisis Data
penyebab bel berbunyi?
Berdasarkan data pada Tabel 1
bagai-manakah hasil
Hipotesis:
pengamatanmu ter-hadap
Lengkapi pernyataan hipotesis di
medan magnet?
bawah ini. Prediksi apa yang akan
terjadi jika:
Kesimpulan
Arus mengalir ke kumparan rel
Apa yang dapat kamu
sehingga
membangkitkan
simpulkan?
medan magnet, maka akan....
Prosedur:
1. Siapkan alat dan bahan, yaitu
saklar, rel, dan bel
2. Buatlah rangkaian seperti yang
ditunjukkan pada gambar

Bagian 1

PEMROGRAMAN PLC

Programmable Logic Controllers

hal. 1

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Apa itu Diagram Ladder dan


Tentang yang kamu baca

Diagram Blok?

Apa yang kamu pelajari

Sistem

berbasis

mikroprosesor

Menjelaskan bagaimana
merupakan program dalam kode
Hubungan fungsi kerja mesin
mesin
yang
menggunakan
dengan diagram Ladder
Menjelaskan pengertian tentanginstruksi dan urutan angka kode
diagram ladder
biner. Program Ladder
(LAD)
Mempresentasikan operasi
Switching dasar dengan
dikembangkan
sebagai
sarana
menggunakan fungsi logika
menulis program yang dapat
AND, OR, NAND dan NOR
Mempresentasikan cara
dikonversi ke kode mesin oleh
Membuat diagram ladder
lunak
dengan
Menjelaskan cara memasukkan perangkat
Program ke simulator PLC
menggunakan mikroprosesor PLC.
Melakukan test program
Menggunakan software simulatorPada bab ini membahas teknik
PLC untuk membuat program dasar mengembangkan ladder
Kontrol
Membuat dan menguji program dan fungsi blok program untuk
Kontrol aplikasi sederhana
merepresentasikan
operasi
Menggunakan instruksi bit, timer
switching
dasar
dengan
dan counter
Mempresentasikan kerja mesin menggunakan fungsi logika AND,
Menggunakan ladder diagram
OR, NAND, dan NOR.
Ladder
Kenapa ini penting
Diagram ladder menentukan
kapan dan bagaimana
pengoperasian fungsi kerja
mesin menjadi lebih cepat, lebih
lambat atau biasa saja.

Diagram

terdiri atas

Gambar
5.1: vertikal
Cara menggambar
sebuah garis
di sebelah kiri
rangkaian listrik
yang disebut bus bar dan garis
Pada
materi
pengantar
ladder
bercabang
ke kanan
yang disebut
diagram
Gambar 1a menunjukkan
garis instruksi.
diagram
sederhana
pada
Sepanjang kabel
garis instruksi,
terdapat

rangkaian
yang yang
dapat
kontak-kontaklistrik
Tinjauan kosa kata
Ladder diagram: Salah satu bahasa
menghidupkan
mematikan
mengendalikanatau
instruksi
lain motor
di
pemrograman PLC
listrik.
1 b menentukan
menunjukkan,
sebelahGambar
kanan yang
Kosa kata baru
kedua
memiliki dijalankan.
saklar seri
kapan sirkuit
instruksi
Bahasa Pemrograman

dengan
motor Programmable
dan pengisi daya
listrik
(Referensi
Logic
Bahasa Pemrograman berbasis grafis:
ketika saklar ditutup. Rangkaian
1. Ladder Diagram

ladder diagram menunjukkan supply

Programmable Logic Controllers

listrik dengan dua garis vertikal


hal. dan
2
seluruh

rangkaian

dengan

garis

horizontal. (Referensi Programmable

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

2. Function Diagram Blok


Bahasa Pemrograman berbasis teks
1. Instruction list (IL)
2. Structured teks (S

Gambar 5. 2. ladder diagram pada rangkaian yang digunakan


untuk memulai dan menghentikan motor menggunakan tombol
Pada keadaan normal, tombol 2 tertutup. Pada saat tombol 1 ditekan,
tekan.
motor akan mulai bekerja. Stop kontak akan tetap tertutup selama
motor berjalan dengan rangkaian listrik paralel. Jadi ketika push
button 1 dilepaskan, kontak holding mempertahankan sirkuit dan
kekuatan untuk motor. Untuk menghentikan motor, tombol 2 ditekan.
Hal ini akan memutus listrik ke motor, dan stop kontak terbuka.
Dengan demikian motor akan bekerja dengan menekan tombol 1 dan
mematikan dengan menekan tombol 2 menekan.

INSTRUKSI LIST
Selain bahasa ladder metode pemrograman dengan instruction list
(IL)

juga dapat digunakan sebagai alat untuk menulis program

kontrol

yang

nantinya

dimasukkan

ke

memory

PLC.

Pada

pemrograman dengan menggunakan instruksi list ini terdiri dari


beberapa instruksi, yang mana setiap instruksi ditempatkan pada
sebuah garis. Sebuah instruksi terdiri dari sebuah operator satu atau
lebih operan (subyek operator). Oleh karena itu pada metode
pemrograman ini menggunakan kode- kode mneumatic, setiap lode
Programmable Logic Controllers

hal. 3

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

terkait dengan sebuah elemen operator. Kode yang digunakan untuk


setiap pabrik pembuat PLC berbeda- beda, untuk mengatasi hal ini
diusulkan standar IEC 1131- 3 sekarang kode- kode mnomenic
standar ini telah secara luas diadopsi dan digunakan. Tabel 2.18
menunjukkan beberapa kode yang dipakai oleh beberapa pembuat
PLC dan standar yang diusulkan standar IEC 1131- 3.
Sebuah contoh penulisan program dengan menggunakan metoda IL
berdasarkan standar IEC 1131- 3:
LD

(*Load A*)

AND B

(*AND B*)

ST

(*simpan hasil di Q)

Tabel 5.1 Kode bahasa pemrograman instruction list


Operator
IEC 11311
LD

Mitsubi
shi

OMRO
N

LD

LD

Siemens/
Telemecani
que
A

LDN

LDI

LD NOT

AN

AND

AND

AND

ANDN

ANDI

AND
NOT

AN

OR

OR

OR

ORN

ORI

OR
NOT

ON

Programmable Logic Controllers

Operasi
Load operand
ke dalam
register
Load operand
negative ke
dalam
register
AND (bool)

AND dengan
operand
negative
OR (bool)

OR dengan
operand
negative

Diagram
Ladder
Mulai sebuah
rung dengan
kontak NO
Mulai sebuah
rung dengan
kontak NC
Menghubungka
n seri dengan
kontak NO
Menghubungka
n seri dengan
kontak NC
Menghubungka
n parallel
dengan kontak
NO
Menghubungka
n parallel
dengan kontak
hal. 4

BUKU SISWA

ST

ST

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

OUT

Menyimpan
hasil ke
dalam
operand

NC
Output

Pada garis pertama dari program LD adalah operator, A adalah


operand dan word (kata) dalam kurung diakhiri garis yang diawali
dengan tanda (*) berupa keterangan tambahan yang digunakan
untuk menerangkan operasi (bukan bagian dari program). Garis
berikutnya adalah operasi AND dari A dan B. garis terakhir adalah
hasil yang disimpan di Q (output).

GRAFCET
Grafcet adalah sebuah bahasa pemrograman berbasis grafis
yang mempresentasikan program kontrol berupa langkahlangkah dari mesin atau proses. Grafcet ini dijadikan sebagai
bahasa pemrograman standar IEC 1131 sequential function chart
(SFC).
Gambar 5.3 mengilustrasikan sebuah rangkaian sederhana yang
direpresentasikan dalam bahasa pemrograman grafcet. Pada bahasa
pemrograman

Grafcet

menampilkan

flowchart

yang

merepresentasikan suatu kejadian pada setiap tahapan dari program


kontrol. Bagan atau diagram ini menggunakan tiga komponen, yaitu:
langkah, transisi dan aksi untuk merepresentasikan kejadian sama
seperti yang digunakan pada bahasa pemrograman SFC (standar IEC
1131)

Programmable Logic Controllers

hal. 5

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Gambar 5.3 Logika kontrol rele dan representasi Grafcet- nya


Hanya sedikit PLC yang dapat deprogram dengan menggunakan
grafcet. Oleh karena itu beberapa pembuat perangkat lunak Grafcet
menyediakan

pemrograman

menggunakan

komputer

Grafcet

pribadi.

secara

Sekali

off-

program

line

dengan

kontrol

telah

diprogram menggunakan komputer pribadi, instruksi Grafcet dapat


ditranfer

ke

PLC

melalui

penterjemah

atau

driver

yang

menerjemahkan program grafcet ke dalam diagram ladder atau


program bahasa Boolean. Dengan menggunakan metode ini pembuat
Garis vertikal diagram mewakili rangkaian
perangkat lunak Grafcet dapat menyediakan fasilitas yang
listrik antara sirkuit yang terhubung. Aliran
memungkinkan untuk digunakan pada PLC yang berbeda dengan
listrik
yang diambil berasal dari sisi kiri
bahasa yang sama. Gambar 5.4 Mengilustrasikan penterjemahan
vertikal di cincin.
ketika menggunakan bahasa pemrograman Grafcet.
Setiap anak tangga pada ladder diagram
menunjukkan satu kali perintah dalam proses
pengendalian
Ladder diagram dibaca dari kiri ke kanan dan
dari

atas

menunjukkan

ke

bawah.

gerakan

Gambar
scanning

5.5
yang

digunakan PLC. Bagian atas ladder dibaca dari


kiri ke kanan, kemudian turun ke ladder
kedua, dibaca dari kiri ke kanan dan
Gambar 5.4. Penterjemahan dari bahasa pemrograman Grafcet ke
seterusnya sampai ladderbahasa
di akhir
program
Ladder
dan segera dilanjutkan pada awal ladder.
DIAGRAM
Pada akhir
ladder ditunjukkan oleh blok
LADDER
denganyang
symbol
END atau
Kecepatan PLC didasarkan pada
Metode
digunakan
untukRET.
pemrograman
pada ladder diagram
pada jumlah
penggunaan
diagram tergantung
ladder. Penulisan
sebuah program sama
banyaknya
program
dijalankan
dengan
menggambar
rangkaian
swiching.yang
Ladder diagram terdiri
mengambil
sekitar
1 ms per
byterangkaian
dari
dua garis,
yaitu vertikal
yang 1000
mewakili

listrik dan

program
dan sekitar
ms hingga
50 ms. peraturan pada
sirkuit
dengan
garis 10
horizontal.
Peraturan Setiap ladder diagram dimulai dengan input
diagram, yaitu:
dan diakhiri dengan satu output. Input adalah

ladder

istilah yang digunakan untuk tindakan kontrol,


Programmable Logic Controllers

seperti menutup kontak switch. Output istilah


digunakan untuk perangkat yang terhubung
ke output dari PLC, seperti motor. (Referensi

hal. 6

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Sumber Gambar. Programmable Logic


Controoller Hal, 228

Gambar 5.5
Membaca ladder
diagram

Menggambar ladder diagram, dengan input saklar dan output


motor.

Gambar 5.6 a pada saklar start terbuka yang diaktifkan

dengan menutup saklar menunjukkan Ladder diagram dimulai


dengan input, simbol terbuka NO I I untuk kontak masukan dan
diakhiri dengan output, dilambangkan dengan simbol (

). Ketika

saklar ditutup, maka ada masukan, sehingga motor akan aktif. Pada
Gambar 5.6 b menunjukkan masukan dengan saklar tertutup NC
Programmable Logic Controllers

hal. 7

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

dengan symbol I/I, ketika saklar dibuka output atau motor akan terus
aktif dan akan mati saklar ON .

Input

Input

Output

Output

Input
(a)

Output

Input
Output
(b)

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller Hal, 115

Gambar 5.6 : Ladder diagram

Pada ladder diagram terdapat 2 kondisi, yaitu ON/OFF, Normally


Open (NO) adalah kondisi dimana suatu operasi akan berjalan jika
operand bit ON. Jika operand bit OFF maka operasi tersebut akan
berhenti. Normally Close (NC) adalah kondisi dimana suatu
operasi akan berjalan jika operand bit OFF, jika operand bit ON maka
akan berhenti.
INSTRUKSI LADDER PADA PLC
Instruksi rele ladder adalah instruksi dasar dalam diagram ladder,
instruksi ini mempresentasikan status ON/OFF dari input dan output
yang dihubungkan pada diagram ladder. Instruksi rele ladder
menggunakan dua jenis symbol, yaitu kontak dan kumparan. Kontak
mempresentasikan kondisi input yang harus dievakuasi pada rung
untuk menentukan kontrol output. Kumparan mempresentasikan
output rung-nya.
Dalam sebuah program, setiap kontak dan kumparan mempunyai
referensi alamat, alamat ini mengidentifikasi apa yang akan
dievaluasi dan apa yang akan dikontrol. Nomor dan kode alamat
mengacu pada lokasi tabel I/O dimana input/output disambungkan.
Kontak yang mempresentasikan input/output atau output internal

Programmable Logic Controllers

hal. 8

BUKU SISWA

dapat

digunakan

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]


untuk

program

kontrol

setelah

sebelumnya

dievaluasi terlebih dahulu.


Format dari kontak rung dalam program PLC tergantung pada
keinginan logika kontrol. Kontak mungkin ditempatkan secara seri,
parallel atau campuran seri parallel untuk mengontrol output. Ketika
logika melalui kontak memberikan alur berkelanjutan dari rel
sebelah kiri sampai rel sebelah kanan, maka disini rung dinyatakan
dalam kondisi true. Rung dalam kondisi true dapat mengontrol
output dan sebaliknya jika logika tidak memberikan alur yang
berkelanjutan maka disini rung dalam kondisi false
Ada banyak pengendalian yang membutuhkan tindakan ketika
kombinasi tertentu direalisasikan. Pada mesin bor otomatis (seperti
pada Gambar 5.6 illuastrated), kondisi motor bor akan aktif ketika
aktivasi batas saklar menunjukkan adanya benda kerja dan posisi
bor di permukaan benda kerja.
Pada mesin bor otomatis ini menggunakan fungsi logika AND,
dimana kondisi A dan kondisi B dihubungkan secara seri.

Gambar 5.7 : Contoh


pengendalian dan
beberapa sensor masukan
pada mesin bor otomatis

bor

benda kerja

Kontak saklar dibuka


ketika bor mencapai
permukaan benda
Kontak saklar dibuka ketika
kerja
bor mencapai kedalaman
yang diperlukan dalam benda
kerja
Kontak saklar menutup
ketika benda kerja dalam
posisi yang diinginkan

Jenis instruksi rele berikut ini adalah instruksi dasar yang


digunakan pada PLC

Normally Open (NO)


Instruksi NO menguji kondisi ON pada sebuah referensi alamat.
Referensi alamat ini merupakan sebuah tabel input yang terkait
dengan peralatan input, sebuah bit output pada penyimpanan bit
internal dari tabel data atau sebush output bit tabel output yang
terkait dengan peralatan output.

Programmable Logic Controllers

hal. 9

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Selama eksekusi instruksi I/O prosesor PLC menguji referensi


alamat dari instruksi tersebut untuk kondisi ON.

Jika referensi

alamat logikanya 0 (OFF) prosesor tidak akan mengubah


pernyataan

dari

kontak

NO

tersebut,

sehingga

tidak

ada

kontinuitas pada rung tersebut lihat Gambar 5.8. Jika referensi


alamat logikanya 1 (ON), prosesor PLC akan menutup kondisi NO
dan menjadikan daya mengalir pada rung tersebut.

(a)

(b

(a)

(b)

Gambar 5.8 (a) Instruksi NO dengan logika 0 dan (b) Instruksi NO dengan logika 1

Normally Close (NC)


Instruksi NC menguji kondisi OFF dari referensi alamat tersebut.
Seperti pada instruksi NO, alamat dapat berupa referensi tabel
input, tabel output atau bagian penyimpan bit internal dari table
output.
Selama eksekusi sebuah instruksi NC, prosesor PLC menguji
referensi

alamat

untuk

kondisi

OFF.

Jika

referensi

alamat

mempunyai logika 0 (OFF), instruksi akan melanjutkan aliran


daya melalui kontak NC, lihat Gambar 5.9 (a) Jika referensi alamat
memiliki logika 1 (ON), instruksi akan membuka kontak instruksi
NC, sehingga akan memutus kontinuitas rung. Sebuah instruksi NC
dapat juga diasosiasikan sebagai logika fungsi NOT, dengan
demikian jika referensi alamat adalah NOT ON, maka logika
kontinuitas akan berlanjut.

Programmable Logic Controllers

hal. 10

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

(a)

(b)

Gambar 5.9 (a) Instruksi NC dengan logika 0 dan (b) Instruksi NC


dengan logika 1

Kumparan Output
Instruksi OUT digunakan untuk meng-output- kan hasil dari suatu
rangkaian. Instruksi kumparan output mengontrol output riil
(output yang tersambung ke PLC lewat antar muka output) atau
sebuah output internal. Instruksi ini menggunakan sebuah alamat
bit kumparan output dalam area penyimpan internal. Simbol
intruksi kumparan output seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5.10

Gambar 5.10 :
diagram logika OUT

Simbol Ladder

Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic OUT


0000

1000

Programmable Logic Controllers

Alamat
0000
0001
0002

Instruksi
LD
OUT
END (01)

Data
0000
1000

hal. 11

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Gambar 5.11 Kontak NO dan NC yang mengendalikan kumparan


output riil dan internal
Gambar 5.11 mengilustrasikan sebuah contoh diagram ladder
sederhana dengan menggunakan kontak NO dan NC untuk
mengendalikan sebuah output rung. Output 20 akan ON, jika:PB1
ditekan untuk menghidupkan input 10 dan (2) saklar batas LSI
harus dalam keadaan tidak aktif untuk menjaga referensi input 11
tetap OFF. Dalam kasus ini, prosesor menguji input 10 pada kondisi
ON dan input 11 dalam kondisi OFF, dengan demikian kalau
memang setelah diuji kondisi input ON dan kondisi output OFF,
maka output dengan alamat 20 akan bekerja. Dengan output ON,
kontak

NO

dengan

alamat

20

akan

menutup

dan

akan

menghidupkan output internal 100. Sedangkan kontak NC dengan


alamat 20 akan OFF (karena status outut 20 dalam keadaan ON)
dan selanjutnya internal output 101 OFF. Pada akhir scan, lampu
indikator (PL1) akan menyala karena prosesor akan mengirim
sinyal 1 ke modul output dan akan memberikan logika 1, dan akan
tetap pada kondisi logika 1 sepanjang output 20 masih tetap ON.
Output 100 dan 1001 tidak mengontrol peralatan output riil karena
referensi output tersebut adalah bit internal yang tidak dipetakan
pada tabel I/O.

Kumparan Not Output


Instruksi kumparan NOT OUTPUT adalah berlawanan dengan
instruksi kumparan output. Jika tidak ada kontinuitas di rung
instruksi NOT OUTPUT kan kerja (energized). Jika ada kontinuitas

Programmable Logic Controllers

hal. 12

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

justru sebaliknya instruksi NOT OUTPUT akan OFF. Jika kumparan


NOT OUTPUT ON, kontak- kontak yang mengacu pada instruksi ini
akan berubah keadanya (Kontak NO akan tertutup dan kontak NC
akan terbuka). Jika kumparan NOT OUTPUT OFF, maka akan terjadi
sebaliknya (kontak NO akan tetap terbuka dan kontak NC akan
tetap tertutup.

Gambar 5.12 :
Simbol Ladder
diagram logika NOT OUTPUT

Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic LD

0000

Alamat
0000
0001
0002

1000

Instruksi
LD
OUTNOT
END (01)

Data
0000
1000

Load (LD)
Instruksi load (LD) adalah kontak pada
kondisi normal terbuka (normally open)
yang berfungsi untuk membaca sinyal
dari input, bila input ON maka dikatakan
instruksi adalah True.Pengujian kondisi
Gambar 5.13 : Ladder
diagram logika Load

input yaitu jika secara fisik ON maka


simbol

berlogika

ON

dan

ini

mereferensikan kondisi logika 1. Instruksi


load digunakan untuk

internal input,

eksternal input dan eksternal kontak.


Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic LD
0000

1000

Programmable Logic Controllers

Alamat
0000
0001
0002

Instruksi
LD
OUT
END (01)

Data
0000
1000

hal. 13

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

AND
Inputs
A
0
0
1
1

Output

B
0
1
0
1

0
0
0
1

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller Hal, 117

Gambar 5.14 : (a) sirkuit; dan (b) gerbang logika AND


Gambar 5.14 a menunjukkan output tidak dialiri energi karena
kedua saklar terbuka. Saklar dan saklar B keduanya harus
tertutup, sehingga output mendapatkan masukan dari A dan B
(Gambar 5.14b). Kode mnemonic menggunakan simbol 1, untuk
menunjukkan pada sinyal On dan 0 merupakan sinyal off. Jadi
output menyala (1) , jika A dan B On (1). Operasi ini dikontrol oleh
sebuah gerbang logika, hubungan antara input ke gerbang logika
dan output ditabulasi dalam bentuk tabel kebenaran.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal 116)

Instruksi AND dipasang pada rangkaian secara seri


(logika AND) pada rangkaian sebelumnya dengan bit
bersangkutan

Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic AND

0000

0002

1000
Alamat
0000
0001
0002
0002

Programmable Logic Controllers

Instruksi
LD
AND
OUT
END
(01)

Data
0000
0002
1000

hal. 14

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Gambar

5.15a

menunjukkan

sistem gerbang AND pada ladder


diagram.

Ladder

diagram

dimulai dengan simbol | | untuk


mewakili saklar A dan

simbol

terbuka kontak berlabel input B |


| untuk mewakili saklar B yang
kemudian diakhiri dengan simbol

Sumber Gambar. Programmable


Logic Controoller Hal, 117

) untuk mewakili output.

Output

Gambar 5.15: Ladder digram


logika AND.

akan

menyala

jika

masukan A dan masukan kontak


B tertutup.
(Referensi Programmable logic

OR

controller
edition,
Hal
117)
Gambar 5.16a menunjukkan rangkaian
listrikfifth
pada
sebuah
output
energi ketika saklar A atau B, keduanya biasanya terbuka, ditutup.
Ini menggambarkan OR gerbang logika (gambar 5.16b) di input
A atau input B untuk menjadi output. Tabel kebenaran adalah
sebagai berikut:
Inputs
B
0
1
0
1

A
0
0
1
1

Output
0
1
1
1

Gambar 5.17a Menunjukkan sistem


gerbang

logika

OR

pada

diagram;

Gambar

menunjukkan

cara

untuk
sama.

ladder
5.17b

alternatif

lain

menggambar diagram yang


Diagram

ladder

dimulai

Gambar 5.16: (a)


OR sirkuit listrik, dan
(b) OR gerbang
logika.

Sumber
dengan simbol
I I. Gambar. Programmable Logic Controoller Hal,
118

Gambar 5.17c menunjukkan input A


atau input B harus ditutup untuk
memberikan

energi

Programmable Logic Controllers

pada

Output.

Garis berakhir dengan ( ) untuk


mewakili output.

hal. 15

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Sumber Gambar. Programmable


Logic Controoller Hal, 118

Gambar
5.17 :Ladder diagram OR

"Jalur alternatif yang disediakan oleh jalur vertikal dari anak


tangga utama ladder diagram, yaitu jalur secara paralel yang
merupakan operasi logika OR."
Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic OR
Instruk
si
LD
OR
OUT
END
(01)

Alamat
0000
0001
0002
0002

Data
0000
0002
1000

Contoh dari sistem kontrol operasi


OR adalah pada ban mengangkut
produk kemasan untuk penutupan
tutup

kemasan,

diaktifkan

Gambar
5.18:
Penerapan
kontrol OR untuk penutup
botol

NOT

untuk

plat

deflektor

membelokkan

botol ke dalam

tutup botol, jika

terjadi kesalahan

botol tidak akan

tertutup oleh tutup botol.


(Referensi

Programmable

logic

controller fifth edition, Hal 119)

Gambar 5.19 menunjukkan sirkuit listrik yang dikendalikan oleh


saklar yang biasanya tertutup. Ketika ada masukan ke switch dan
saklar terbuka, maka tidak ada arus dalam rangkaian. Jika secara
Programmable Logic Controllers

hal. 16

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

physic input OFF maka simbol ON. Kondisi OFF mereferensikan


kondisi logika 0. Gerbang Not disebut sebagai inverter. Tabel
kebenaran adalah sebagai berikut:
Input
A
0
1

Output
1
0

Gambar

5.19

Menunjukkan sistem gerbang


NOT

pada

ladder

diagram

dengan kontak masukan A


yang

biasanya

Masukan

ini

tertutup.

adalah

seri

dengan simbol output (

yang berfungsi untuk menguji


secara physic input tertutup.
Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller
Jika Hal,
secara
119

physic input OFF

maka symbol ON. Kondisi OFF


Gambar 5.19: (a) Sirkuit NOT, (b)
gerbang NOT pada ladder diagram, mereferensikan kondisi logika
dan (c) output bila tidak ada masukan
0.
ke A.
(Referensi
Programmable
Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic NO
logic controller fifth edition,
Instruk
Hal 119)

Alamat
0000
0002
0002

si
LD NOT
OUT
END

Data
0000
1000

(01)

NAND
Prinsip kerja gerbang NOT adalah membalikkan semua output
yang dihasilkan oleh gerbang AND, pada saat semua input berada
Programmable Logic Controllers

hal. 17

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

pada logic 1 output akan mati. Sebagai alternatif yang akan


memberikan hasil yang sama, maka dapat menyambungkan
gerbang

NOT

kepada

tiap-

tiap

input

dan

selanjutnya

menyambungkan gerbang NOT ke gerbang OR (Gambar 5.20b) .


Tabel kebenaran adalah sebagai berikut:
Inputs
A
0
0
1
1

B
0
1
0
1

Output
1
1
1
0

Jika input A atau input B (atau keduanya) 0, maka output 1. Pada


sebuah rangkaian output, ketika input A atau input B (atau
keduanya) tidak 1, maka output tetap 1. Kombinasi dari gerbang
ini disebut gerbang NAND.

Sumber Gambar. Programmable


Logic Controoller Hal, 120

Gambar 5.20 Diagram ladder pada gerbang NAND.

Sumber Gambar.
Programmable Logic
Controoller Hal, 120

Gambar 5.21:
Diagram ladder
pada gerbang
Ketika salah satu masukan A adalah 0 atau masukan
B adalah 0
NAND
(atau keduanya 0), output adalah 1. ketika masukan untuk
kedua input A dan input B adalah 1, output adalah 0.
Contoh aplikasi pada sistem kontrol berbasis gerbang NAND
adalah perangkat yang akan menyalakan lampu peringatan,
jika

pada

sebuah

Programmable Logic Controllers

piranti

mesin.saklar

pengaman

belum

hal. 18

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

diaktifkan dan saklar limit yang mengindikasikan keberadaan


objek pengeboran juga belum diaktifkan.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal 120)
Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic NAND
Instruk

Alamat

Data

si
LD NOT
OR NOT
OUT
END

0000
0001
0002
0003

0000
0002
1000

(01)

NOR
Misalkan menyambung sebuah gerbang OR tepat di belakang
sebuah gerbang NOT (Gambar 5.22a). Fungsi gerbang NOT
adalah

membalikkan

output

dari

gerbang

OR.

Sebagai

alternatif, yang memberikan hasil yang sama, adalah dengan


menempatkan
selanjutnya
gerbang

gerbang

NOT

menyambungkan

AND

(Gambar

pada

tiap-

semua

5.14b).

tiap

gerbang

Berikut

ini

input

dan

NOT

pada

adalah

tabel

kebenaran yang dihasilkan:


Inputs
A
0
0
1
1

B
0
1
0
1

Output
1
0
0
0

Kombinasi OR dan NOT gerbang disebut gerbang NOR. Ada


5.23
Menunjukkan
sebuah output ketika tidak masukan AGambar
atau input
B adalah
1.
ladder diagram sistem NOR.
Ketika masukan A dan input
B keduanya tidak diaktifkan,
Sumber Gambar.
Programmable
Logic
ada 1 output.
Ketika
Controoller
Hal,
Gambar 5.22121
:

Programmable Logic Controllers

salah

satu masukan A atau input


Gerbang NOR
B adalah 1, ada 0 output.
(Referensi Programmable
hal. 19

logic controller fifth edition,


Hal 121)

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Gambar 18 : Ladder Digram NOR

Sumber Gambar. Programmable


Logic Controoller Hal, 121

Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic NOR


Instruk
Data
si
0000
LD NOT
0000
AND
0001
0002
NOT
OR Eksklusif (XOR)
0002
OUT
1000
Gerbang OR menghasilkan output ketika salah satu atau kedua
END
0003
input adalah 1. Namun, pada situasi(01)
tertentu, dibutuhkan
Alamat

sebuah gerbang gerbang yang menghasilkan output ketika


salah satu dari input adalah 1 tetapi tidak ketika keduanya
bernilai 1, tabel kebenaranya adalah sebagai berikut:
Inputs
A
0
0
1
1

B
0
1
0
1

Output
0
1
1
0

Gerbang tersebut disebut EKSKLUSIF OR, atau XOR gerbang.


Salah satu cara untuk mendapatkan gerbang tersebut adalah
dengan menggunakan NOT, AND, dan OR gerbang seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.24.

Sumber Gambar.
Programmable Logic
Controoller Hal, 122

Programmable Logic Controllers

hal. 20

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]


Gambar 5.24: Gerbang XOR
Gambar
ladder

5.25

diagram

menunjukkan
pada

system

gerbang XOR. Ketika input A dan


input B tidak diaktifkan, maka
output yang dihasilkan adalah 0.
Sumber Gambar. Programmable
Logic Controoller Hal, 122

Gambar 5.25: Ladder digram XOR

Ketika input A diaktifkan cabang


anak tangga sebelah atas akan
menghasilkan output 1. Ketika

keduasesuai
inputdengan
A dan
input B
tidak ada output yang dihasilkan
kebutuhan.
maka gerbang logika
Dalam input memiliki banyak diaktifkan,
kontak. contoh
ini, input A dan input B, memiliki dua jenis rangkaian, yaitu NC
dan NO.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal
122)
Contoh Diagram Ladder dan Kode Mnemonic XOR

Alamat
0000
0002
0003
0004
0005
0006

Instruk
si
LD NOT
AND
NOT
LD NOT
AND
OUT
END

Data
0000
0001
0002
0003
1000

(01)

Pengunci
Seringkali terdapat situasi- situasi dimana output harus tetap
berada dalam keadaan hidup meskipun input telah terputus.
Salah satu contoh sederhana untuk situasi semacam ini
adalah sebuah motor yang dinyalakan dengan menekan
sebuah saklar tombol, meskipun kontak- kontak saklar tidak

Programmable Logic Controllers

hal. 21

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

seharusnya dalam keadaan tertutup, motor harus tetap


bekerja hingga tombol berhenti ditekan. Rangakaian pengunci
adalah rangkaian yang mampu mempertahankan dirinya
sendiri

(self

maintaining),

dalam

artian

bahwa

setelah

dihidupkan, rangkaian akan mempertahankan kondisi ini


hingga input lainya diterima.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal
123)

Contoh

sebuah

rangkaian

latching

diperlihatkan

pada

gambar 4.26, dimana gambar


(b) menampilkan rangkaian ini
dalam

lokasi

pengalamatan

Mitsubishi, Ketika saklar input A


menutup,
output,
Gambar 5.26: Rangkaian pengunci
kontakadalah

dihasilkan
dihasilkan

kontak
dengan

saklar

sebuah
sebuah
output

mengaktifkan

kontak
B yangsaklar
normaltertutup.
Akan tetapi, ketika terdapat sebuah
output,
lain
yang
diasosiasikan juga menutup. Saklar ini bersama dengan saklar
input A membentuk suatu system gerbang logika OR. Sehingga,
bahwa apabila input A membuka, tangkaian akan tetap
mempertahankan

output

dalam

keadaan

menyala.

Satu-

satunyaTabel
cara untuk
melepaskan.
Mnemonic
rangkaian Latcing (pengunci)

Alam
at
0000
0002
0003
Programmable Logic Controllers
0004
0005

Instruksi

Data

LD
OR
AND NOT
OUT
END (01)

X400
X430
X401
X430

hal. 22

BUKU SISWA

Sebagai

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

ilustrasi

tentang

penerapan

rangkaian

latching,

perhatikan sebuah motor yang dikontrol melalui saklar tombol


start dan saklar tombol stop, lampu indikator akan menyala
ketika daya diberikan ke motor dan lampu indikator lainya
menyala ketika daya tidak dicatu ke motor. Gambar 5.27
memperlihatkan diagram tangga dalam notasi Mitsubishi

Perhatikan
kontak

bahwa

saklar

kontak-

stop

X401

diperlihatkan terprogram untuk


berada dalam keadaan terbuka
(normal-

terbuka).

Apabila

saklar stop yang digunakan


adalah saklar normal- tetutup
maka

X401

akan

menerima

sinyal mulai yang berupa sinyal


untuk menutup kontak. Hal ini
Sumber Gambar. Programmable
Logic Controoller Hal, 124

memungkinkan pengoperasian
yang lebih aman dibandingkan
apabila

X401

diprogramkan

sebagai normal- tetutup.


Tabel Mnemonic
Alam
at
0000
0002
0003
0004
0005
0006
0007
Programmable Logic Controllers
0008
0005

Instruksi

Data

LD
OR
AND
OUT
LD NOT
OUT
LD
OUT
END (01)

X400
X430
X401
X430
Y430
Y431
Y430
Y432

hal. 23

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Ketika X400 ditutup sesaat, arus mengalir melalui X430 dan


kontak- kontaknya menutup. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penguncian (latching) dan juga terputusnya arus ke Y431 serta
mengalirnya arus ke Y432.

Untuk mematikan motor. X401

ditekan dan kontak- kontaknya membuka. Kontak- kontak Y430


juga membuka pada anak tangga teratas dan anak tangga
ketiga, namun menutup pada anak tangga kedua. Maka, Y431
akan menyala dan Y432 akan mati.
Output Jamak

Gambar : Output jamak (lebih dari satu)

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller


Hal, 122

Dengan

diagram

disambungkan

ke

tangga,

lebih

sebuah

dari

satu

kontak.

output

dapat

Gambar

5.28

mengilustrasikan hal ini dengan sebuah program yang sama,


yang ditampilkan dalam notasi Mitsubishi dan notasi Siemens.
Output- output X430- Y431, dan Y432 dinyalakan ketika
rangkaian kontak yang dibentuk oleh semua X400, X401, dan
X402 ditutup. Sebelum X400 ditutup, tidak satu pun diabtara
semua output yang ada dapat dinyalakan. Ketika X400 di tutup,
Y430 menyala. Selanjutnya, ketika X401 ditutup, Y431 menyala,
Akhirnya ketika X402 menutup, Y432 menyala.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal 125)
Programmable Logic Controllers

hal. 24

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]


Tabel Mnemonic

Alam
Instruksi
Data
at
0000
LD
X400
0002
OUT
Y430
0003
LD NOT
X401
OUT ladderY431
1. Buat ekuivalen 0004
logika rung
seperti ditunjukkan pada
0005
LD
X402
gambar 2.105, dengan menggunakan kumparan NOT OUTPUT dan
0006
OUT
Y432
logika Y tanpa menggunakan
kumparan NOT
0005
END (01)

CONTOH 1

Membuat Ekuivalen Logika Rung

Ladder

Solusi:

Ekspresi ladder yang direpresentsikan ke dalam persamaan


logika, adalah:
Dengan menggunakan hokum De Morgan, fungsi NOT Y dapat
diekspresikan:

Penjelasan
1. Pemakaian logika ini menggunakan kumparan NOT OUTPUT,
dimana OUTPUT Y akan ON jika A dan B ON atau C dan B
ON.
2. Kumparan NOT OUTPUT akan ON jika tidak ada kontinuitas
dan OFF jika ada kontinuitas.
3. Jika tidak dapat menggunakan sebuah kumparan NOT, maka
kita
dapat
mengimplementasikan
NOT
dengan
menambahkan runs
Gambar Ladder Digram

Programmable Logic Controllers

hal. 25

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Solusi untuk Hubungan NO


Gambar Ladder Diagram

Tabel Mnemonic
Alamat Instruksi
Data
0000
LD
0000
0001
OUT
1000
Gambar.
Impementasi
logika
0002
LD NOT
0000 NOT Y tanpa kumparan NOT
0003 Mnemonic
OUT
1001
Tabel
0004
END
Alamat
Instruksi
Data
0000
LD
0000
Solusi untuk Hubungan kontak NC
0001
AND
0001
Gambar
Ladder
Diagram
0002
OR
0002
0003
OUT
1000
0004
LD NOT
1000
Implementasi
Logika
Kontrol
Rele
0005
OUT Menggunakan
1001 Satu Tombol tekan
0006
END

CONTOH 2

1. Gambar berikut menunjukkan implementasi logika kontrol rele


yang menggunakan satu tombol tekan. Jelaskan operasi dari
rangkaian kontrol tersebut.
a) Kontak NO dihubungkan ke modul input
b) Kontak NC dihubungkan ke modul
input
Kinerja:
Tabel Mnemonic
Jika PB1 tidak ditekan
Solusi:
Alamat Instruksi
Data
maka PL1 OFF dan PL2
0000
LD NOT
0000
ON
0001
OUT
1000
Jika PB1 ditekan, maka
Kinerja
0002
LD
0000
PL1 ON dan PL2 OFFNO
Instruksi
0003
OUT
1001
mengendalikan PL1 dan
0004
END
instruksi
NC
mengendalikan PL2.
Jika Pb1 tidak ditekan
Programmable Logic Controllers
maka PL1 akan OFF danhal. 26
PL2 akan ON
Jika PB1 ditekan maka PL
1 akan ON dan PL2 akan

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Kinerja
Instruksi
NO
mengendalikan PL1 dan
instruksi
NC
mengendalikan PL2.
Jika Pb1 tidak ditekan
maka PL1 akan ON dan
PL2 akan OFF
Jika PB1 ditekan maka PL
1 akan OFF dan PL2 akan
ON
Pemrograman Ladder (LAD) adalah metode
yang sangat umum

Kesimpulan

PLC pemrograman. Setiap anak tangga di mendefinisikan satu


operasi dalam proses kontrol dan harus dimulai dengan
masukan atau input dan menyelesaikan dengan setidaknya
satu output. Program ini dibaca setiap anak tangga dan
menyelesaikan siklus dengan anak tangga END. Program ini
kemudian

mengulang

siklus.

Input

dan

output

semua

diidentifikasi oleh alamat. Anak tangga dalam program ladder


digunakan untuk melaksanakan sistem logika AND, OR, NOT,
NAND, NOR dan XOR dengan input.

Programmable Logic Controllers

hal. 27

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Dalam program pengunci, output mengunci input sehingga


output dapat terus menyala bahkan ketika input telah mati. Hal
ini dilakukan oleh output yang memiliki relay-jenis set kontak
yang diaktifkan ketika output muncul dan OR masukan, selain
itu

input dapat digunakan untuk mengoperasikan lebih dari

satu output.
Diagram blok fungsi (FBDs) dapat digunakan untuk program
PLC. Program-program tersebut digambarkan sebagai bahasa
grafis untuk sinyal dan data yang menggambarkan alur melalui
blok, yaitu unsur perangkat lunak dapat digunakan kembali.
Gerbang logika adalah contoh blok fungsi tersebut.

Programmable Logic Controllers

hal. 28

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Pemrograman Timer dan Counter


Timer dan counter adalah instruksi internal yang berfungsi

sama

seperti perangkat keras timer pada umumnya. Timer akan aktif atau
tidak aktif setelah interval waktu tertentu terlampaui atau hitungan
waktu telah tercapai nilai presetnya. Instruksi timer
dan counter umumnya dilengkapi dengan internal output.
Instruksi timer memiliki satu
atau lebih dasar waktu (time
base). Time Base adalah resolusi
atau akurasi dari timer. Sebagai
contoh, jika timer menginginkan diset pada rentang waktu 10 detik,
maka kita harus memilih jumlah
waktu dari dasar waktu yang harus
dihitung hingga mencapai 10 detik.
Time base yang umum digunakan
adalah 0.01 detik, 0,1 detik dan 1
detik.

Tabel

2.20

menunjukkan

jumlah hitungan yang diperlukan


untuk mencapai 10 detik
Tabeldengan
2.20 Dasar Waktu
time base yang
berbedabeda.
Waktu
yang

Jumlah

Time Base

dikehendaki
hitungan
10 detik
10
1,00
10 detik
100
0,10
10 detik
1000
0,01
Waktu yang dikehendaki= jumlah hitungan x time
Programmable Logic Controllers

hal. 29

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

base
Timer digunakan dalam aplikasi untuk melakukan penundaan pada
sebuah output dalam program. Aplikasi timer PLC dilapangan sangat
banyak sejak timer ini telah menggantikan perangkat keras ini dalam
system kontrol. Sebagai contoh mungkin timer digunakan untuk
kontrol tunda waktu 0,01 detik , maka disini program kontrol
memerlukan tunda waktu karena PLC menghidupkan outputnya
sangat cepat jika dibandingkan dengan perangkat keras timer
berbasis rele.
Instruksi counter digunakan untuk menghitung kejadian,
seperti komponen atau benda yang lewat conveyor, jumlah berapa
kali solenoid ON dan sebagainya. Counter sama dengan timer, yaitu
mempunyai dua nilai: nilai preset dan nilai akumulasi. Nilai ini
disimpan dalam lokasi register atau word dalam tabel data.
COUNTER

Keterangan:
CP
R

= Pulsa
= Reset

N = Nomer TC
#0000 sampai 511
SV : Set Value
IR, AM, DM, HR, LR, #

Nilai akumulasi adalah jumlah hitungan yang setelah counter


selesai menghitung selama counter beroperasi

Programmable Logic Controllers

hal. 30

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Nilai preset disimpan dalam sebuah register, sementara nilai yang


terakumulasi tersimpan pada register akumulasi. Kedua register
tersebut harus didefinisikan selama pemrograman dari instruksi timer
tersebut.

Instruksi Timer
PLC menyediakan beberapa jenis instruksi timer. Namun demikian
beberapa pabrik pembuat PLC mempunyai definisi yang berbeda
untuk setiap jenis fungsi timer.
Instruksi Timer
Instruksi
ON Delay Energize

ON

Delay

Simbol

De-

energize
OFF- Delay Energize

OFF

Delay

De-

energize

Fungsi
Mengaktifkan output flag
setelah
periode
waktu
yang
telah
ditetapkan
(ketika logika timer 1)
Menonaktifkan output flag
setelah
periode
waktu
yang
telah
ditetapkan
(ketika logika timer 1)
Mengaktifkan output flag
setelah
periode
waktu
yang
telah
ditetapkan
(ketika logika timer 0)
Menonaktifkan output flag
setelah
yang

Rententive ON- Delay

periode
telah

waktu

ditetapkan

(ketika logika timer 1)


Mengaktifkan output flag
setelah
yang

periode
telah

waktu

ditetapkan

(ketika logikanya timer 1)


dan

kemudian

mempertahankan

nilai

akumulasinya

Programmable Logic Controllers

hal. 31

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Rententive Timer Reset

Me-reset

nilai

akumulasi

dari retentive timer

Fungsi dari beberapa macam instruksi timer pada dasarnya sama,


perbedaanya hanya pada jenis output yang disediakan.
Gambar mengilustrasikan
buah format

dua

yang digunakan

utuk timer. Sebuah blok timer


mempunyai satu atau dua buah
input,

tergantung

pada

PLC.

Input ini disebut dengan control


line (garis kontrol) dan reset line.
Jika garis kontrol true dan reset
juga TRUE, maka blok fungsi
akan mulai menghitung waktu.
Sebuah

format

umumnya

ladder

mempunyai

timer
hanya

satu input, yaitu control line. Jika


control line ON, maka timer akan
Kedua jenis format timer tersebut adalah sama- sama menggunakan
mulai menghitung waktu.
register preset untuk mempertahankan nilai preset- nya dan sebuah
register akumulasi untuk menyimpan nilai akumulasinya. Beberapa
PLC mengijinkan pengguna untuk memasukkan nilai konstanta secara
langsung ke timer untuk men- set nilai preset- nya. Oleh karena itu,
nilai ini harus dimasukkan ke dalam register untuk alamat specific
timer

Dasar Waktu (time base) dari timer dapat dipilih tergantung


pada time base yang digunakan dalam PLC tersebut (0,01 detik, 0,1
detik, atau 1 detik). Jika nilai akumulas hitungan sama dengan
hitungan nilai preset-nya, timer akan mengeksekusi fungsi waktunya

Programmable Logic Controllers

hal. 32

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

dan men-set kondisi outputnya, yang mana tergantung pada jenis


timer yang digunakan.

TON Energize
Sebuah instruksi output ON- delay (TON) menyediakan aksi tunda
waktu, sekali di rung ada kontinuitas, timer mulai menghitung interval
time base dan menghitung sampai akumulasi waktu sama dengan
waktu preset- nya. Ketika kedua nilai tersebut sama, timer akan
mengaktifkan outputnya dan akan menutup kontak yang terkait
dengan alamat output timer tersebut.

Sebagai

ilustrasi

penggunaan

TON

Ladder

timer,
diagram

diperlihatkan pada gambar


9.5 a. Ketika input 1 aktif,
ouput

OUT

diaktifkan.

Kontak yang terkait dengan


output ini kemudian akan
memulai

timer.

Kontak

timer akan menutup setelah


ditetapkan
dalam

waktu

tunda,

ilustrasi

ditetapkan

waktu

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller


Hal, 222

ini
5,5

s.

Ketika ini terjadi, keluaran


Out 2 diaktifkan. Dengan
demikian, setelah input In 1,
Programmable
Logic Controllers
Output
1 aktif
dan diikuti

timer

5,5

kemudian

Output 2 akan aktif.

hal. 33

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

TON De- Energize


Sebuah instruksi TON de- energize beroperasi mirip dengan instruksi
TON energize, bedanya bahwa output timer ini sudah ON. Instruksi ini
output-nya tidak aktif apabila di rung ada kontinuitas dan interval
waktunua telah berakhir (nilai register akumulasi = nilai register
preset-nya). Gambar 2.26 mengilustrasikan sebuah diagram waktu
untuk kedua jenis timer tersebut.
Gambar 2.126 Diagram
waktu untuk (a) timer ONdelay energize dan (b) timer
ON- delay de- energize

TOF Energize
Instruksi output TOF energize menyediakan aksi tunda waktu. Jika
rung tidak memiliki kontinuitas, timer mulai menghitung interval
time- base sampai nilai waktu akumulasi sama dengan nilai preset
yang diprogramkan.
Ketika
nilai
sama,

timer

mengaktifkan output tunda waktu


(delay) yang terkait dengan output
timer (lihat gambar 2.127). Kontak
tunda

waktu dapat digunakan

di

dalam program baik NO maupun NC.


Jika

kontinuitas

terjadi

sebelum

mencapai waktu preset- nya, nilai


akumulasinya kembali ke 0.

Programmable Logic Controllers

Gambar 2.127 Instruksi


timer OFF- delay energize

hal. 34

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

Sebagai ilustrasi penggunaan penundaan waktu off, dianggap


sebagai

program

Allen-

Bradley

ditunjukkan

pada

9.12.

TOF

digunakan untuk menunjukkan bahwa itu adalah delay off daripada


delay on (TON) timer. Waktu dasar diatur ke 1: 0, yaitu 1 s. Yang telah
ditetapkan adalah 10 s, sehingga timer diatur ke 10-an.
Pada

anak

pertama,
timer

output

diambil

(untuk

tangga
dari

dari

EN

mengaktifkan)

kontak. Ini berarti bahwa


tidak
antara

ada

waktu

masukan

tunda
ke

I:

012/01 dan output EN.


Akibatnya kontak EN di
anak

tangga

segera

aktif ketika ada masukan


I: 012/01.

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller


Hal, 226

Jadi output dari O: 013/01 segera aktif ketika input I: 012/01 terjadi.
TT (untuk waktu timer) kontak di anak tangga 3 diaktifkan segera
setelah timer berjalan. Karena timer adalah waktu tunda off, timer
diaktifkan untuk 10s sebelum mematikan. Dengan demikian kontak
TT akan menutup ketika waktu yang ditetapkan dari 10 s berjalan.
Oleh karena itu keluaran O / 012/02 adalah switchedon untuk 10 s.
Biasanya ditutup DN (untuk Selesai) kontak terbuka setelah 10 s,
sehingga output O / 013/03 menyala setelah 10 s. DN kontak yang
biasanya terbukaakan tertutp setelah 10 s, sehingga output O:
013/04 aktif setelah 10 s.
(Referensi Programmable logic controller fifth edition, Hal 226)

Programmable Logic Controllers

hal. 35

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

TOF De- Energize


Instruksi TOF de- energize mirip dengan TOF energize, namun
demikian output timer ini ON dan akan di non- aktifkan ketika rung
kehilangan kontinuitas dan interval waktu telah berakhir ( nilai
register

akumulasi

nilai

register

preset).

Gambar

2.128

menunjukkan diagram waktu untuk kedua jenis TOF tersebut.

Gambar 2.128 Diagram waktu untuk (a) timer OFF- delay energize
dan (b) timer OFF- delay de- energize

Retentive TON
Instruksi output timer retentive ON- delay (RTO) digunakan jika
nilai akumulasi timer harus mempertahankan meskipun kontinuitas
atau dayanya hilang. Jika alur rung mempunyai kontinuitas logika,
timer mulai menghitung interval time- base sampai waktu akumulasi
sama dengan nilai preset-nya. Register akumulasi mempertahankan
nilai yang terakumulasi ini, meskipun daya atau logika kontinuitas
hilang sebelum waktu timer berakhir. Ketika waktu yang terakumulasi
sama dengan waktu preset-nya, timer mengaktifkan output dan
Programmable Logic Controllers

hal. 36

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

menghidupkan (ON) kontak tunda waktu yang terkait dengan output.


Kontak timer ini dapat digunakan program baik kontak NO atau NCnya. Retentive timer reset me- reset nilai akumulasi dari timer
retentive.
Sebuah

output

timer

retentive ON- delay (RTO),


dari

Allen-

(Gambar

Bradley
9.15),

memungkinkan waktu mulai


dan

berhenti

tanpa

mengulang nilai akumulasi.


Retentive

timer

beroperasi sama sebagai


TON

waktu,

kecuali

kumulator tidak diatur ulang

Sumber Gambar. Programmable Logic Controoller


Hal, 228

saat timer 0 dan naik pada


bit 1. Ketika bit akumulator
mencapai

nilai

yang

ditetapkan, waktu timer ke 0


padam dan dilakukan bit 1,
bit akumulator tetap dalam

Retentive Timer Reset


Instruksi output retentive timer reset (RTR) adalah cara untuk secara
otomatis mereset nilai akumulasi dari timer retentive. Jika pada rung
terdapat logika kontinuitas, kemudian instruksi ini me- reset nilai
akumulasi dari retentive timer menjadi nol (alamat retentive reset
timer akan sama dengan alamat instruksi output timer retentive).

Programmable Logic Controllers

hal. 37

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

PENGAMATAN

Lampu Lalu Lintas

Sebagai

ilustrasi

pemrograman

yang

melibatkan

timer,

mempertimbangkan urutan lampu lalu lintas untuk memberikan


urutan merah saja, merah ditambah kuning, hijau, dan kuning,
kemudian ulangi. Sebuah sistem yang sederhana mungkin hanya
memiliki urutan dipicu oleh waktu, dengan masing-masing negara
yang mungkin terjadi secara berurutan untuk jumlah waktu yang
tetap. Gambar 9.17 menunjukkan fungsi grafik sekuensial dan sebuah
program tangga mungkin untuk memberikan urutan.

INSTRUKSI COUNTER
Terdapat dua jenis counter, yaitu: count up (hitungan maju) dan count
down (hitungan mundur). Tergantung pada PLC- nya, format dari
Programmable Logic Controllers

hal. 38

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

counter ini mungkin bervariasi. Beberapa PLC menggunakan format


ladder (kumparan output), sementara yang lain menggunakan blok
fungsi. Gambar 2.133 menunjukkan kedua buah format tersebut dan
tabel 2.23 menunjukkan instruksi timer pada umumnya.

Tabel 2.23 (a) Instruksi Counter format blok dan (b) instruksi counter
format ladder

Tabel 2.23 Instruksi Counter


Instruksi
Up Counter

Instruksi Timer
Simbol
Nilai

Fungsi
register

yang

terakumulasi
Programmable Logic Controllers

hal. 39

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

bertambah

setiap

waktu terjadi kejadian


Nilai register yang

Down Counter

terakumulasi
berkurang

setiap

waktu terjadi kejadian


Me- reset nilai yang

Counter Reset

terakumulasi

dari

sebuah up atau down


counter
Up Counter
Sebuah instruksi output up counter (CTU) menambah hitungan
(bertambah satu) setiap saat terjadi suatu kejadian (input menerima
sinyal). Pada aplikasi kontrol, counter ini akan ON atau OFF setelah
mencapai hitungan tertentu (nilai preset yang ada di register presetnya).
Counter ini dapat menghitung obyek benda atau bagian benda (botol,
bagian mesin dsb) yang melewati titik tertentu. Sebuah up counter
bertambah nilai akumulasinya setiap saat terjadi suatu kejadian dan
membuat transisi dari OFF ke ON. Ketika nilai akumulasinya mencapai
nilai

presetnya,

counter

menghidupkan

output,

dan

kemudian

mengakhiri hitunganya dan menutup kontak yang terkait dengan


output yang mereferensikanya. Setelah counter mencapai nilai
preset-nya, maka akan mereset register akumulasi ke nol atau
melanjutkan hitunganya untuk setiap transisi dari OFF ke ON
tergantung pada PLC.

Down Counter
Instruksi output sebuah down counter mengurangi nilai hitungan
dengan satu pada register akumulasinya setiap saat kejadian. Dalam
praktek, sebuah down counter digunakan dalam hubunganya dengan
Programmable Logic Controllers

hal. 40

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

BUKU SISWA

up counter untuk membuat bentuk counter up/down, kedua counter


tersebut mempunyai referensi register yang sama. Pada up/down
counter, down counter menyediakan cara untuk mengoreksi data
yang diinput oleh up counter. Sebagai contoh, sementara sedang
melakukan hitung maju jumlah benda seperti botol yang sudah terisi
misalnya yang melewati jumlah benda seperti botol yang sudah terisi
misalnya yang melewati titik tertentu, down counter dengan referensi
alamat yang sama dapat mengurangi satu dari nilai hitungan yang
terakumulasi

setiap

saat

jika

mendeteksi

botol

yang

kosong.

Tergantung pada PLC, Down counter akan memberhentikan hitungan


mundur sampai nol

atau sampai pada nilai maksimum negative

tertentu. Dalam sebuah instruksi format blok, perhitungan mundur


terjadi setiap input counter transisis dari OFF ke ON.
Counter Reset
Instruksi output counter reset (CTR) me- reset nilai yang terakumulasi
ke nol dari up counter reset mempunyai referensi alamat yang sama
yang terkait dengan kumparan up/down counter. Jika kondisi rung
counter reset adalah TRUE , intruksi reset akan membersihkan
referensi alamat tersebut. Garis reset pada format blok instruksi
counter men- set hitungan yang terakumulasi ke nol ( register
akumulasi= 0). Gambar 2.136 mengilustrasikan rung blok format
counter yang dilengkapi dengan instruksi up, down dan reset.
Counter

akan

menghitung

maju

ketika

kontak

10

menutup,

menghitung mundur ketika kontak 11 menutup, dan me-reset register


1003 ke 0 ketika kontak 12 menutup. Jika hitungan sama dengan 15
sebagai hasil dari hitungan maju atau hitungan mundur, output 100
akan ON. Jika isi dari register 1003 lebih besar dari 15, maka output
101 akan ON. Output 102 akan ON jika nilai hitungan yang
terakumulasi kurang 15.

Programmable Logic Controllers

hal. 41

BUKU SISWA

[PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL]

Gambar 2.136 Blok fungsi instruksi dengan counter up, down, dan
reset

Programmable Logic Controllers

hal. 42

Anda mungkin juga menyukai