Pembahasan
Tempe merupakan produk bioteknologi yang berbahan dasar
kacang-kacangan atau umumnya kedelai yangdifermentasi dengan
menggunakan ragi tempe. Mikroba dari ragi seperti Rhizopus oligosporus,
Rhizopus stolonifer, Rhizopus arrhizus, dan Rhizopus oryzae yang
berperan dalam membentuk struktur kompleks dari kedelai-kedelai
tersebut menjadi produk tempe. Proses fermentasi ini berlangsung selama
24 48 jam. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang hampir
tetap. Jika proses fermentasi terlalu lama, menyebabkan terjadinya
kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur
juga menurun dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga
terbentuk amoniak. Akibatnya, tempe yang dihasilkan mengalami proses
pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak.
Praktikum pembuatan tempe ini dilakukan dengan menggunakan
dua bahan dasar yaitu dari kedelai dan dari kacang tanah dengan
menggunakan metode yang sama seperti pembuatan tempe pada
umumnya. Pertama kedelai dan kacang tanah sebanyak 2,5 kg direndam
selama 24 jam. Tunjuan dari perendaman ini adalah untuk melisis dinding
sel terluar dari kedelai dan kacang tanah sehingga mempermudah dalam
pelepasan kulit ari dari masing-masing bahan tersebut. Selain itu ketika
perendaman, pada kulit biji bahan telah berlangsung proses fermentasi
oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat.
Perendaman juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada kepingkeping bahan menyerap air sehingga menjamin pertumbuhan kapang
dan tidak pahit. Tempe yang pahit dapat disebabkan karena bahan asal
yaitu kedelai dan kacang tanah yang kurang baik untuk dijadikan tempe.