Laporan K3
Laporan K3
LAPORAN
MEI 2015
DISUSUN OLEH:
1. VINNY SILFIANDHY RUMALESSIN, 110208152
2. ASMA MUFIDA ALHADAR, 1102090019
3. FAHRIN HUSAIN, 1102100050
4. AINUN RACHMI AR, 1102100130
SUPERVISOR
dr. SULTAN BURAENA, MS, SPOK
DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau
aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui
usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari Occupational Health
yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi
masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja.
Menyeluruh dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif, higiene, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya
dan sebagainya.1
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila
didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
kerja. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang
sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang nyaman, penerangan atau
pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat
kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya (ergonomic ) dan
sebagainya. 1
Dasar hukum sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) tercantum dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja. Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992
1. Tujuan Umum
Survei ini dilakukan untuk mengetahui tentang aspek kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjadi Bengkel variasi Mac Gallery
Makassar.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerjadi
Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.
2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
mengganggu kesehatan petugasdi Bengkel variasi Mac Gallery
Makassar.
3. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan petugas di
Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) pada
petugas di Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.
5. Untuk mengetahui rambu-rambu tentang K3 yang digunakan di
Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.
6. Untuk mengetahui alat keluhan kesehatan yang dialami petugas di
Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Bengkel Variasi Mobil adalah sebuah tempat yang menawarkan dan
melayani jasa perawatan dan variasi mobil kepada pelanggan. Jasa perawatan
mobil yang ditawarkan pada umumnya adalah cuci mobil dan salon mobil.
Sedangkan bengkel variasi mobil menawarkan dan melayani jasa variasi mobil.
Variasi mobil artinya melakukan perubahan atau penggantian (beberapa) bagian
mobil dari keadaan semula agar mobil terlihat lebih menarik. Jadi pada dasarnya
salon perawatan dan bengkel variasi memiliki maksud menjaga dan merawat
penampilan mobil agar selalu terlihat menarik.2
Dengan makin meningkatnya pertumbuhan jumlah mobil dan minat
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi di Kota Makassar dan kepadatan
mobilitas masyarakatnya menyebabkan masyarakat di Kota Makassar ini akan
semakin membutuhkan sebuah tempat yang menawarkan jasa perawatan mobil.
Apalagi dengan mobilitas masyarakat Kota Makassar yang padat menyebabkan
pemilik kendaraan pribadi melewatkan perawatan mobil mereka sendiri. Mereka
yang tidak memiliki waktu lebih dalam merawat mobil akan menyerahkan
perawatan mobil mereka kepada tempat yang khusus memberikan jasa perawatan
ini. 2
Kondisi pasar bengkel baik motor dan mobil di Kota Makassar saat ini
sangat menjanjikan. Hal ini tidak lain karena makin bertambahnya minat
masyarakat dalam bidang otomotif. Tercatat dari tahun 2000 hingga 2010 di Kota
Makassar mengalami kenaikan jumlah event otomotif dan peserta yang mengikuti
event tersebut. Dengan meningkatnya aktivitas event seperti ini menjadikan
perkembangan bengkel variasi semakin banyak di Kota Makassar. Berbagai aspek
modifikasi pada mobil mulai dari velg dan ban, bodywork, shockbreaker, atau
5
duduk pekerja tersebut membungkuk tanpa kursi atau posisi lain yang tidak
ergonomis dalam waktu yang cukup lama.
3. Potensi hazard lingkungan Kimia.3
Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahanbahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini
dapat
memasuki
atau
mempengaruhi
tubuh
tenga
kerja
dari temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam
cair, penetrasi benda tajam (alat-alat bengkel).
d. Alat pelindung kaki
Pada alat pelindung kaki biasa yang digunakan ada pemakaian
sepatu yang nyaman agar terhindar dari lantai licin, lantai basah, benda
tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia (misalnya oli).
APD di atas dapat melindungi bagia-bagian tubuh pekerja untuk
menimalisir kecelakaan kerja selama bekerja. Dan sebaiknya harus diterapkan
pada pekerja yang bekerja di bengkel.
2.4.
Fasilitas kesehatan
Para pekerja biasanya mengalami kecelakaan kerja seperti, tidak segaja
P3K
(alat
perlindungan,
alatdarurat,
alat
angkut
dan
sarung tangan sekali pakai, masker, aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60
ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak.
Sedangkan pada kotak P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar
5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25
gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai,
masker, bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue),
aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan
P3K umum.6
Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan
tergantung dari jumlah pekerja.6
sesuai
dengan
pekerjaan
yang
akan
ditugaskan
Anamnese umum
Anamnese pekerjaan
Alergi
Pemeriksaan badan
2. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan
secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan
besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja,
makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup
pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah
dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang
dihadapi dalam pekerjaan. 7
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan
10
dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan
pekerja. Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak
hanya untuk intern di Tempat Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan
pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada
masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan
preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak
kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan
kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak
terjadi kecelakaan dan sebagainya. 7
2.6.
2.
11
3.
Luka tusuk dan Luka robekan, ada banyak pemicu terjadinya luka
tusuk atau luka robek pada karyawan di supermarket, di antaranya
adalah tertusuk pecahan barang-barang yang tidak sengaja dijatuhkan
oleh pekerja tersebut, atau tertimpa barang berat saat bekerja
khususnya di gudang.9
4.
Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah
cedera panas untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus
listrik mencapai kulit dari konduktor. Luka panas untuk kulit yang
intens dan mendalam, karena arus listrik memiliki suhu sekitar 2500C
(cukup tinggi untuk melelehkan tulang). Api membakar pakaian dari
sering memicu bagian paling serius dari cedera. Setelah saat ini telah
memasuki tubuh, jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan dalam
berbagai organ. Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi:
tulang, lemak, urat, kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan
saat ini bertahan hidup, misalnya, jika sedang melewati jantung atau
batang otak, kematian dapat langsung dari fibrilasi ventrikel atau
apnea. Lancar lewat melalui dapat menyebabkan kejang otot cukup
parah untuk menghasilkan patah tulang-tulang panjang atau dislokasi.
Hal seperti ini paling banyak terjadi pada pekerja di bagian
maintenance kelistrikan karena sangat sering bersentuhan dengan alatalat listrik.10
5.
Carpal
Tunnel
Syndrome.
Carpal
tunnel
syndrome
sebab
akibat
antara
aktivitas
kerja
spesifik
dan
7.
13
14
BAB III
15
METODE SURVEY
3.1 Bahan Dan Cara Survey
a. Peralatan yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey
antara lain:
- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan
sepintas.
- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan suasana
rumah makan
- Check
List:
Berfungsi
sebagai
alat
untuk
mendapatkan
data
primer
Tanggal
1.
2.
3.
8 Mei 2015
Kegiatan
-
Pengarahan kegiatan
17
BAB IV
HASIL SURVEY
A.
B.
18
19
2. Kimia : debu dan lem yang dimana debu berasal dari jok yang lama ayng
dapat dihirup melalui saluran pernapasan, dan lem yang langsung kontak
dengan kulit dan aromanya dapat masuk kedalam saluran pernapasan.
3. Biologic : bakteri yang berasal dari jok yang lama
4. Ergonomic : lebih banyak duduk berjam-jam pada saat bekerja
5. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain
baik
e) Pemasangan sound system
1. Fisik : bising ( sound system ), pencahayaan yang baik, temperatur
cukup panas namun terdapat ventilasi yang baik, tekanan ( listrik )
2. Kimia : lem yang langsung kontak dengan kulit dan aromanya dapat
masuk kedalam saluran pernapasan.
3. Ergonomic : lebih banyak duduk berjam-jam pada saat bekerja
4. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain
baik
20
BAB V
PEMBAHASAN
Bengkel Variasi Mobil MAC GALLERY terletak di JL. Gunung
Bawakaraeng. Unit ini terdiri dari 3 lantai, yaitu lantai 1 ruang pimpinan, ruang
administrasi, ruangan pemasangan jok, ruangan pemasangan sound system,
21
ruangan pemasangan film kaca mobil, toilet, dan lantai 2 terdapat ruangan
penyimpanan bahan dan alat, ruangan pembuatan jok mobil, ruang sholat, toilet,
pemasangan knalpot, serta lantai 3 digunakan untuk ruangan istirahat pekerja.
Lokasi rumah makan ini terbilang sangat strategi karena terletak di pinggir jalan
sehingga mudah terjangkau oleh siapapun. Di depan rumah makan juga tersedia
tempat parkir yang cukup luas.
Faktor hazard yang dialami karyawan di bengkel
Dari hasil survei langsung di tempat kerja karyawan bengekl yang kami
lakukan didapatkan adanya faktor hazard yang dapat dialami para karyawan
tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan pada bagian administrasi,
bagian bagian pemasangan knalpot, bagian pemasangan jok mobil dan
bagian pemasangan sound system, kemudian faktor fisik lainnya yaitu
berupa sengatan arus listrik ketika memasang sound system, yang dimana
arus listrik yang dihasilkan baisa berasal dari aki maupun tengangan listrik
dari luar yang dapat menyebabkan suatu kecelakaan kerja.
Terdapat juga faktor kimia jenis larutan yang berasal dari bahan
pembersih kaca khususnya untuk bagian pemasangan film kaca mobil dan
lem yang digunakan pada bagian pemasangan jok dan pemasangan sound
system, debu yang didapatkan pada bagian pemasangan jok dan knalpot
serta asap knalpot yang didapat pada saat memasang knalpot.
Faktor biologi juga menjadi faktor hazard bagi karyawan yang bertugas
sebagai administrasi, yang bersumber dari uang yang berpindah dari tangan
ke tangan yang bisa saja terkontaminasi bakteri.
Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat berkerja
yang lebih sering duduk pada bagian administrasi yang dimana pada pekerja
ini sering mengeluh adanya sakit punggung ketika terlalu lama duduk,
bagian pemasangan jok, bagian pemasangan sound system. Dan posisi tubuh
saat bekerja yang lebih sering berdiri dan menengadah ke atas adalah bagian
pemasangan knalpot yang dimana posisi tubuh yang dilakukan oleh bagian
22
ini itu merupakan posisi yang sangat tidak ergonomis sehingga dapat
menyebabkan suatu penyakit.
pekerja
yang
beraktivitas
dan
melakukan
pekerjaannya,
menggunakan APD (alat pelindung diri) pada pekerjaan tertentu saja, jadi
tidak melindungi secara menyeluruh. Contohnya saja pada pemasangan
audio pekerja menggunakan masker, sedangkan ada pekerjaan yang
memerlukan sarung tangan tetapi pekerja tidak menggunakannya sehingga
bisa terjadi resiko terluka.
APD di atas dapat melindungi bagian-bagian tubuh pekerja untuk
meminimalisir kecelakaan kerja selama bekerja. Dan sebaiknya harus
diterapkan pada pekerja yang bekerja di bengkel.
Pencegahan/ pengendalian kecelakaan kerja
23
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
24
1. Di bengkel ini memiliki beberapa faktor hazard yang dapat dialami para
karyawan tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan , sengatan arus
listrik ketika memasang sound system. Terdapat juga faktor kimia jenis
larutan yang berasal dari bahan pembersih kaca , debu ,asap knalpot.
Faktor biologi uang yang berpindah dari tangan ke tangan yang bisa saja
terkontaminasi bakteri. Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi
tubuh saat berkerja yang lebih sering duduk pada bagian administrasi dan
posisi tubuh saat bekerja yang lebih sering berdiri dan menengadah ke atas
adalah bagian pemasangan knalpot
2. Alat yang digunakan pada bengkel ini bisa menyebabkan penyakit CTS,
penyakit pada mata, dan pada kulit
3. Kebanyakan karyawan hanya menggunakan alas kaki sebagai alat
pelindungnya, kemudian beberapa dari mereka menggunakan masker, dan
kacamata.
4. Kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sangat
kurang.
5. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel ini belum
terlaksana dengan baik.
6. Pencegahan atau pengendalian kecelakaan kerja belum dilakukan dan
hanya berdasar sikap hati-hati.
7. Fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja pada bengkel ini belum
terlaksana dengan baik.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiono. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan
Mobil [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro. 2011
26
2. http: // kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/2009/01/pengertiankesehatan-dan-keselamatan.html
3. Tarwaka, Bakri,S, Sudiajeng, L. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan,
Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta: UNIBA press. 2011
4. Sumamur. Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT.
Gunung Agung. 2012
5. Wahyu, Atjo. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta; CV. Haji
Masagung. 2001
6. Staff
Dosen
Emergency
MedicineUniversity
of
Sumatera
[Cited
on
September
2013].
Available
from:
http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130emergenvcy-medicine.html.
7. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.[online] [citied 2009 February
11]. Available from URL: http://www.depkes.go.id
8. Yunita, Andrina M. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Medan:
Library
USU.
2010.
Diakses
pada
tanggal
Februari
2015
(library.usu.ac.id/download.fk/tht-andrina1.pdf)
9. Notoatmojo
Soekidjo.
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat.Prinsip-Prinsip
27
L
28
A
M
P
I
R
A
N
1. LAMPIRAN DOKUMENTASI
29
30
31
32
33
BAGIAN
ADMINISTRASI
YA
I.
KET.
TAMBAHAN
TIDAK
Musik
computer
Jumlah pekerja
4 orang
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Lampu
Jumlah pekerja
4 orang
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Air Conditioner
Jumlah pekerja
4 orang
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
dari
B. Faktor pencahayaan
C. Faktor Temperatur
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
34
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
Sumber
Uang
Hygine perorangan
Bakteri
Duduk
Cara bekerja
Melayani
H. Faktor Ergonomi
Ketata
Runahtanggan
Keeping)
(house
Teratur
I. Faktor Psikososial
II.
Jadwal kerja
Jam
17.00
09.00-
Hubungan Interpersonal
Baik
Beban kerja
Cukup
Kemampuan
Baik
Gaji
Sesuai
Computer,
mesin uang
Kegunaan : Terus-menerus
berhunbungan
berhunbungan
Komputer
35
berhunbungan
3. Baju pelindung
4. Alas kaki
IV.
Pemeliharaan APD
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan
Awal.Berkala
V.
kesehatan:
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3
DI TEMPAT KERJA
Peraturan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu
APD
VI.
Dibersihkan
tentang
pengunaan
36
VIII
.
Nyeri punggung
pada saat duduk
lama
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
LAIN-LAIN
Tempat sampah medis
Tempat sampah non medis
BAGIAN
YA
I.
KET.
TAMBAHAN
TIDAK
37
Sumbernya (Jenis)
Suara
yang
berasal dari las
knalpot mobil
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Lampu
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Matahari
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
B. Faktor pencahayaan
C. Faktor Temperatur
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Gas
Debu,
asap
knalpot,
pericakn las
3 pekerja
Nama bahan
Jumlah pekerja
38
G. Faktor Biologi
Sumber
Knalpot
Hygine perorangan
Bakteri
Berdiri
Cara bekerja
H. Faktor Ergonomi
Ketata
Runahtanggan
Keeping)
(house
Teratur
Jadwal kerja
Jam
17.00
Hubungan Interpersonal
Baik
Beban kerja
Cukup
Kemampuan
Baik
Gaji
Sesuai
Las, palu
Kegunaan : Terus-menerus
I. Faktor Psikososial
II.
III.
09.00-
berhunbungan
berhunbungan
berhunbungan
Las
3. Baju pelindung
39
IV.
4. Alas kaki
5. Kacamata
Pemeliharaan APD
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan
Awal.Berkala
V.
VII.
kesehatan:
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3
DI TEMPAT KERJA
Peraturan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu
APD
VI.
Dibersihkan
tentang
pengunaan
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
40
VIII
.
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
LAIN-LAIN
Tempat sampah medis
Tempat sampah non medis
BAGIAN
I.
KET.
TAMBAHAN
TIDAK
Jumlah pekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Lampu
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
41
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Cair
Nama bahan
Pembersih kaca
Jumlah pekerja
3 orang
G. Faktor Biologi
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja
Cara bekerja
Ketata
Runahtanggan
Keeping)
(house
Berdiri
Teratur
Jam
17.00
I. Faktor Psikososial
Jadwal kerja
09.00-
42
II.
III.
Hubungan Interpersonal
Baik
Beban kerja
Cukup
Kemampuan
Baik
Gaji
Sesuai
Pisau cutter
Kegunaan : Terus-menerus
berhunbungan
berhunbungan
berhunbungan
3. Baju pelindung
4. Alas kaki
5. Kacamata
IV.
Pemeliharaan APD
Dibersihkan
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan
Awal.Berkala
kesehatan:
Berkala khusus
Hasil
43
Peraturan Perusahaan
V.
RAMBU-RAMBU TENTANG K3
DI TEMPAT KERJA
Peraturan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu
APD
VI.
VII.
tentang
pengunaan
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
Tempat sampah medis
Tempat sampah non medis
44
BAGIAN
I.
KET.
TAMBAHAN
TIDAK
Mesin Jahit
Jumlah pekerja
4 pekerja
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Lampu
Jumlah pekerja
4 orang
Bekerja
B. Faktor pencahayaan
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
45
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Gas, Padat
Nama bahan
Debu, Lem
Jumlah pekerja
4 orang
Sumber
Jok
Hygine perorangan
Bakteri
Duduk
Cara bekerja
G. Faktor Biologi
H. Faktor Ergonomi
Ketata
Runahtanggan
Keeping)
(house
Teratur
Jadwal kerja
Jam
17.00
Hubungan Interpersonal
Baik
Beban kerja
Cukup
Kemampuan
Baik
Gaji
Sesuai
Mesin Jahit
Kegunaan : Terus-menerus
I. Faktor Psikososial
II.
09.00-
46
III.
berhunbungan
berhunbungan
berhunbungan
3. Baju pelindung
4. Alas kaki
5. Kacamata
IV.
Pemeliharaan APD
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan
Awal.Berkala
V.
Dibersihkan
kesehatan:
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3
DI TEMPAT KERJA
Peraturan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu
APD
tentang
pengunaan
47
VI.
VII.
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
Tempat sampah medis
IX.
KONSTRUKSI BANGUNAN
Bangunan
berasal dari
batu, permanen.
X.
ALAT PENGENDALIAN
KEBAKARAN
1 buah
APAR
Hydran
Alarm
48
NO
BAGIAN
I.
KET.
TAMBAHAN
TIDAK
Sound system
Jumlah pekerja
3 pekerja
Bekerja
Sumbernya (Jenis)
Lampu
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
B. Faktor pencahayaan
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Listrik
Jumlah pekerja
3 orang
Bekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
F. Faktor Kimia
Jenis bahan kimia
Gas, Padat
49
Nama bahan
Lem
Jumlah pekerja
4 orang
G. Faktor Biologi
Sumber
Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja
Cara bekerja
Ketata
Runahtanggan
Keeping)
(house
Duduk
Teratur
Jadwal kerja
Jam
17.00
Hubungan Interpersonal
Baik
Beban kerja
Cukup
Kemampuan
Baik
Gaji
Sesuai
Obeng,
pemotong kabel,
gelang antistatik
Kegunaan : Terus-menerus
I. Faktor Psikososial
II.
09.00-
berhunbungan
berhunbungan
berhunbungan
50
III.
3. Baju pelindung
4. Alas kaki
5. Kacamata
IV.
Pemeliharaan APD
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan
Awal.Berkala
V.
kesehatan:
Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG K3
DI TEMPAT KERJA
Peraturan
Terdapat petugas K3
Rambu-rambu
APD
VI.
Dibersihkan
tentang
pengunaan
51
sering
VII.
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
VIII. LAIN-LAIN
Tempat sampah medis
Tempat sampah non medis
YA
TIDAK
berfungsi)
c. Ventilasi yang sangat kurang
52
berfungsi)
Cheklist
APAR
YA
TIDAK
KET
1 buah
Hydran
Alarm
53