Volume kebutuhan
liter/setiap
6
buang air
Intensitas
Toilet flush
4
kali
Mandi dan sikat
gigi
25
liter
2
kali
Wudhu
1.5
liter
5
kali
Air minum
2
liter/hari
1
hari
Mencuci
pakaian
20
liter
1
kali
Mencuci alat
makan
8
liter
1
kali
Total air yang dibutuhkan
Total air buangan (asumsi 80% Air yang dibutuhkan)
Hari ke 2
Kegiatan
Volume kebutuhan
Intensitas
liter/setiap
Toilet flush
6
buang air
3
kali
Mandi dan sikat
gigi
20
liter
2
kali
Wudhu
1.5
liter
5
kali
Air minum
2
liter/hari
1
hari
Mencuci
pakaian
20
liter
1
kali
Mencuci alat
makan
15
liter
1
kali
Total air yang dibutuhkan
Total air buangan (asumsi 80% Air yang dibutuhkan)
Hari ke 3
Kegiatan
Volume kebutuhan
Intensitas
liter/setiap
Toilet flush
6
buang air
4
kali
Mandi dan sikat
gigi
25
liter
1
kali
Wudhu
1.5
liter
5
kali
Air minum
2
liter/hari
1
hari
Mencuci
pakaian
22
liter
1
kali
Mencuci alat
makan
15
liter
2
kali
Total air yang dibutuhkan
Total air buangan (asumsi 80% Air yang dibutuhkan)
Subtotal
24
Liter
50
7.5
2
Liter
Liter
Liter
20
Liter
8
111.5
89.2
Liter
Liter
Liter
Subtotal
18
Liter
40
7.5
2
Liter
Liter
Liter
20
Liter
15
102.5
82
Liter
Liter
Liter
Subtotal
24
Liter
25
7.5
2
Liter
Liter
Liter
22
Liter
30
110.5
88.4
Liter
Liter
Liter
Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air sehari-hari kurang lebih sekitar
100 liter per hari. Berdasarkan literatur, berikut ini rata-rata penggunaan air di
aktivitas sehari-hari:
Jenis Aktivitas
Sikat gigi dengan kran 1 menit = 6 L
Sikat gigi dengan gelas = 0,5 L
Mandi shower 5 menit = mandi bak 30 gayung
= 30 L
Mandi bathtub standar = 100 L
WC flush tipe baru = 6 L (1/2 flush = 3 L)
Cuci mobil dengan ember = 75 L
Cuci mobil dengan selang = 300 L
Cuci mobil/siram tanaman dengan selang 30
menit = 180 L
Mesin cuci front loading = 100 L
Mesin cuci top loading = 150 L
Cuci piring dengan kran 15 menit = 90 L
Cuci piring dengan sink = 45 L
Kran/WC bocor per hari = 100 L (sumber :
BPPT)
Sumber: http://forumkatiga2007.blogspot.com/2010/03/
Dari tabel di atas, terdapat beberapa perbedaan penggunaan air dengan
pengamatan yang dilakukan sendiri, salah satunya adalah dalam mencuci piring, air
yang saya gunakan untuk mencuci adalah sebanyak 8 15 liter per hari, sedangkan
pada tabel di atas jika mencuci piring dalam waktu 15 menit dengan menggunakan
kran, air yang digunakan adalah sebanyak 90 liter. Selain itu, pada pengamatan
yang dilakukan sendiri, banyak air yang terpakai mandi adalah sekitar 20 25 liter
per hari dengan menggunakan gayung. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat
terjadi akibat ketidaktelitian pengukuran kebutuhan air atau karena faktor lain
seperti penggunaan air yang lebih hemat dalam rangka meminimasi air buangan.
Untuk mengukur kebutuhan air yang terpakai, saya menggunakan gayung
berukuran kurang lebih 1 liter dan saya hitung penggunaan air dengan banyaknya
penggunaan gayung, misalnya saat mandi saya menggunakan gayung 25 kali
sehingga air yang terpakai adalah 1 liter dikalikan 25 menjadi 25 liter air.
Pengukuran seperti ini juga saya gunakan saat menghitung kebutuhan flushing dan
2
wudhu. Sedangkan, untuk mengukur kebutuhan air yang digunakan untuk mencuci
pakaian, saya menggunakan pengukuran kebutuhan air pada mesin cuci secara
otomatis sehingga dapat diketahui berapa banyak air yang terpakai untuk mencuci
pakaian. Selain itu, dalam menghitung banyaknya air minum yang digunakan
adalah dengan menghitung berapa kali botol minuman (600 ml) diisi ulang, karena
kebanyakan aktivitas saya adalah di luar rumah. Dari hasil perhitungan, didapat
bahwa air yang terbuang menjadi air buangan adalah sekitar 80% dari air yang
digunakan, sehingga air yang terbuang adalah kurang lebih sekitar 80 liter.
Kesimpulan dan Saran
Dari data pengamatan dan pengukuran air di atas, kuantitas air yang terbuang
secara percuma masih cukup besar, sehingga diperlukan langkah penghematan air
agar penggunaan air dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk penggunaan air yang lebih hemat maka penggunaan shower akan lebih baik
dibanding menggunakan gayung, karena Menurut Naning Adiwoso Chair Person
Green
Building
penggunaan
air
Council
jika
Indonesia
kita
(GBCI),
menggunakan
kita
cenderung
gayung.
Selain
sulit
itu,
mengontrol
agar
dapat
menggunakan gayung, diperlukan suatu bak penampung air yang pada akhirnya
membuat penggunaan air menjadi lebih boros karena bak penampung air harus
secara berkala dikuras agar tidak menjadi
sarang nyamuk,
serta dengan
penggunaan gayung kita sulit untuk menjangkau tubuh bagian belakang. Maka dari
itulah penggunaan shower lebih dianjurkan.
Penghematan air memang harus kita lakukan, mengingat saat ini air bersih menjadi
suatu yang langka dan mahal. Selain dengan penggunaan teknologi shower,
penghematan air juga dapat dilakukan dengan tidak menggunakan mesin cuci
apabila jumlah pakaian yang kita cuci jumlahnya masih sedikit. Jika masih tetap
ingin menggunakan mesin cuci, usahakan untuk cuci baju jika jumlahnya sudah
banyak, sehingga bisa meggunakan mesin cuci dalam sekali pakai.
Daftar Pustaka
Anonim.
2010.
Seberapa
Banyak
Air
yang
Kita
Gunakan.
Diakses
di
Rasantika.
2013.
Pakai
Shower
Lebih
Hemat
Air.
diakses
di