Anda di halaman 1dari 57

PATOLOGI SISTEMIK I

Sistem Pencernaan
(Esofagus, Lambung, Usus)
Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2015

ESOPHAGUS
Lapis mukosa berupa epitel banyak lapis guna
menangkal pakan kasar, dan diberi mukus pelindung
yang juga berfungsi sebagai pelicin sehingga bolus
mudah lewat
Perjalanan esophagus:
Dari bagian belakang pharynx, berupa spinkter/pintu
masuk
Esophagus berjalan sepanjang leher
Memasuki rongga thorax, melalui pangkal jantung,
menembus diaphragma,
Sesampainya di rongga perut menyambung dengan
lambung, dengan membentuk pintu/spinkter masuk
Lambung.

Gangguan spinkter esophagus atas


Swaktu menelan bolus pakan, bagian pakan salah masuk
trachea, mebawa kontaminan mikroba, menyebabkan
Tracheitis dan Broncho-pneumonianaspirasi.
Berbagai penyebab salah telan:Tonsilitis, pharyngitis,
radang epiglotis (penutup pangkal trachea sewaktu
menelan), laryngo- tracheitis

Gangguan fungsi spinkter esophagus bawah


Reflux esophagitis
Beberapa individu sewaktu menelan, spinkter bawah
terbuka kelamaan, asam lambung naik merusak mukosa
esophagus
Vomitus berlebihan/berulang menyebabkan asam lambung
merusak mukosa esophagus

Kondisi penyakit oleh hambatan melalui esophagus


Hewan kecil sering mempermainkan benda asing dengan
mulutnya (CA, corpus alienum bukan pakan) seperti batu,
bola, tertelan dan berhenti di esophagus, menyebabkan
nekrosa dinding dan esophagitis.
Hewan kelaparan/rakus tanpa mastikasi dengan benar
langsung menelan pakan yang masih terlalu besar, berhenti di
esophagus (CA pakan), nekrosa dinding esophagus dan
esophagitis
Kelemahan syaraf untuk kontraksi esophagus/ kerusakan
otot-otot dinding esophagus, menyebabkan akumulasi pakan
di esophagus di daerah anterior lambung, lama-2 esophagus
melar (mega esophagus).

Kondisi penyakit oleh hambatan melalui esophagus


Dinding esophagus mengalami luka primer (tumor,
infestasi cacing Spirocerca lupi), stenosis
(peyempitan) esophagus, dapat menimbulkan mega
Esophagus
Stenosis esophagus pada ruminansia menimbulkan
gagal eruktasi. Gas yang terakumulasi dalam
retikulorumen (tympani) menyebabkan retikulorumen
membengkak, rongga abdomen meluas dan mendesak
rongga dada. Akibatnya, paru dan jantung sulit
mengembang sehingga hewan mati oleh asphyxia.

obstruksi

Ruminasi pada ruminansia


(sapi, kerbau, kambing, domba, kijang, dll)
Pada ruminansia esophagus dipergunakan kembali setelah
pakan sampai di lambung. Saat selesai waktunya merumput,
mereka melakukan ruminasi:

Dimulai dengan regurgitasi (ingesta/pakan di retikulum


balik memasuki esophagus, kembali ke rongga mulut) untuk
mastikasi agar lembut lalu ditelan lagi elalui esophagus ke
dalam rumen.
Demikian pula ada saatnya gas yang terbentuk oleh fermentasi
mikrobial dalam retikulo-rumen (gas yang diproduksi sapi 50
L/jam, domba, kambing 5 L/jam) untuk eruktasi
(mengeluarkan gas lambung melalui mulut).
Gas harus keluar melalui esophagus dengan kecepatan tinggi.
Bila terhambat, timbul tympani (akumulasi gas besar besaran
dalam retikulo-rumen) yang dapat membunuh ruminan.

TEMBOLOK
Perluasan lokal esophagus avian dinamakan tembolok
Radang tembolok/ Ingluvitis:
Ingluvitis candidiosis: infeksi khamir/ candida pd unggas yg
menimbulkan penebalan dan nekrosa epitel banyak lapis
dinding dalam tembolok. Pada epitel tsb. Dijumpai
pseudohyphae dan spora candida. Khamir ini umumnya
menyerang individu yg sedang mengalami immunsupresi
seperti yang terinfeksi virus Gumboro. Pada manusia
stomatitis candidiosis oleh HIV.

Ingluvitis proliferatif: infeksi protozoa Trichomonas sp pd


tembolok burung merpati sehingga menimbulkan radang
dengan jaringan nekrotik berlebihan. Akibatnya merpati
betina tidak mampu produksi susu tembolok untuk anak
anaknya

Pericarditis traumatica
Sapi makan paku, tembus ke jantung, hingga
pneumonia gangrenosa

Pencernaan ruminansia mengandalkan fermentasi mikroba


dalam retikulo-rumen. Pembentukan gas dalam kompartemen
lambung ini selalu dibuang dengan cara bersendawa/eruktasi.
Gas naik lewat esofagus, keluar dari mulut. Bila lumen esofagus
tersumbat (obstruktif) maka gas tidak keluar tetapi terkumpul
dalam retikulo-rumen dan menimbulkan kondisi kembung.
Bloat/ Kembung/ Tympany
Kondisi melarnya retikulo-rumen oleh akumulasi gas yang
berlebihan. Berasal dari over fermentasi atau obstruksi
esophagus. Paling sering ditemukan pada sapi, tetapi tidak jarang
juga pada domba dan kambing.

Dua tipe kembung:


1. Frothy bloat/ kembung berbusa (primary tympany)
2. Free gas bloat/ kembung tanpa busa (secondary tympany)

Kembung tanpa gas


Terjadi pd hewan yang tak mampu bersendawa
sehingga gas terkumpul dalam rumen
Penyebab: obstruksi esophagus (benda asing,
abscesses, tumors), motilitas/kontraksi
retikulorumen terhambat (reticular adhesion,
kerusakan innervasi syaraf ke rumen).
Ruminan terbaring pada punggung tidak dapat
melakukan sendawa (akan di operasi).

Kembung bergas

Sering akibat hijauan muda yang dalam


fermentasinya mengeluarkan gas
Gas terperangkap dalam busa yang stabil dan
sulit lepas dari partikel kecil hijauan
Selain itu protein hijauan dapat bertindak
sebagai agen pembentuk busa.
Biji-bijian yg ditumbuk terlalu halus mirip
tepung, mudah membentuk busa (feedlot bloat)
Beberapa species bakteria pembentuk lendir yg
sering ada dalam konsentrat bertindak sebagai
stabilisator busa.

Severe acute hemorrhagic abomasitis in ruminant.


3 types of reason:
1. Stress related ulcerative condition (TL, Tukak Lambung);
2. Fresh wound due to Causa
3. Due to heavy parasitic infection usually Haemonchus contortus.
TL kondisi stress sering pada pedet sapihan yg di kumpulkan dalam jumlah besar
untuk penggemukan.
TL stress: perdarahan kronis
Causa ujung tajam luka/ulkus
Causa penyumbat: phytobezoar, pillibezoar (bola rambut), gumpalan tali/ plastik

Resiko abomasitis:
Produksi getah lambung (HCl & enzym) kurang
Diantara fungsi getah abomasum: membunuh mikroba
rumen, retikulum & omasum yg tiba bersama pakan.
Mikroba rumen mati dalam abomasum digunakan untuk
sumber nutrisi yang di absorpsi di usus halus
Terjadi infeksi mukosa abomasum & tukak lambung
Juga dapat menjadi penyebab enteritis.

Resiko lain abomasitis hemorrhagis:


Anemia (RBC menghilang)
Hypoalbuminemia/hypoproteinemia (plasma menghilang)
Edema umum (protein plasma sebagai pengikat cairan)
Jika terjadi edema paru/ edema otak, timbul kematian

Chronic abomasitis

Mycotic abomasitis

Chronic necrobacillary rumenitis

Fungal rumenitis

Hemorrhagic Gastritis with Ulcers

ulcerative gastritis (ulcerative colitis in large animals)

Gastric dilatation and volvulus in small animal

Umbilical Hernia/Strangulated Hernia

Intestinal volvulus

Colic Large colon torsion

intussusseption

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai