Anda di halaman 1dari 39

ALIMENTARY SYSTEM

Dr Drh Eva Harlina, MSi, APVet


Prof Ekowati Handharyani, Ph. D., APVet
Prof Bambang P. Priosoerjanto, MS, Ph.D, APVet

Division of Pathology
Department of Clinic, Reproduction and Pathology
Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University
PATOLOGI ESOPHAGUS dan LAMBUNG

PERHATIKAN KULIAHNYA YAAA!!!


ESOPHAGUS

RONGGA PERUT
ESOPHAGUS
Lapis mukosa: epitel banyak lapis, menangkal
pakan kasar, ada mukus pelindung, berfungsi
sebagai pelicin sehingga bolus mudah lewat

Perjalanan esophagus:
Dari bagian belakang pharynx, berupa
spinkter/pintu masuk
Esophagus berjalan sepanjang leher,
Memasuki rongga thorax, melalui pangkal jantung,
menembus diaphragma,
Sesampainya di rongga perut menyambung dengan
lambung, membentuk pintu/spinkter masuk
lambung.
Gangguan fungsi spinkter esophagus atas
Bagian pakan salah masuk trakhea, membawa
kontaminan mikroba, menyebabkan tracheitis &
broncho-pneumonia aspirasi/slik pneumonia.
Penyebab salah telan: tonsilitis, pharyngitis, radang
epiglotis (penutup pangkal trakhea sewaktu menelan),
laryngo-tracheitis

Gangguan fungsi spinkter esophagus bawah


Reflux esophagitis
Spinkter bawah terbuka terlalu lama, asam lambung
naik, merusak mukosa esophagus
Vomitus berlebihan/berulang menyebabkan asam
lambung merusak mukosa esophagus
GERD
Kondisi Penyakit Karena Hambatan Esophagus

1. Tertelan CA/corpus alienum, bukan pakan.


Hewan kecil sering memainkan benda asing dengan
mulutnya (batu, bola) -- tertelan dan berhenti di
esophagus -- nekrosa dinding dan esophagitis.

2. Hewan kelaparan/rakus
Tanpa mastikasi dengan baik, pakan yang masih
terlalu besar langsung ditelan, berhenti di esophagus
(CA pakan), menyebabkan nekrosa dinding
esophagus dan esophagitis.

3. Kelemahan syaraf untuk kontraksi


Kerusakan otot-otot dinding esophagus menyebabkan
akumulasi pakan di esophagus dan di daerah anterior
lambung, lama-lama esophagus meluas (mega
esophagus).
4. Dinding esophagus mengalami luka primer
Tumor, infestasi cacing Spirocerca lupi, stenosis
(penyempitan) esophagus, dapat menimbulkan
mega esophagus

5. Stenosis esophagus
Pada ruminansia menimbulkan gagal eruktasi.
Gas yang terakumulasi dalam retikulo-rumen
(tympani) menyebabkan retikulo-rumen
membengkak, rongga abdomen meluas dan
mendesak rongga dada. Akibatnya, paru dan
jantung sulit mengembang sehingga hewan
mati oleh asphyxia.
Spirocerca lupi –
granulomatous
nodules in the walls of the
esophagus
potato

Obstruksi (penyumbatan) Stenosis esophagus oleh strictura


esophagus karena menelan (pengerutan) karena fibrosis
kentang pada proses persembuhan
TEMBOLOK (Perluasan lokal esophagus avian)
Radang tembolok/Ingluvitis

Ingluvitis candidiosis:
- Infeksi khamir/candida pada unggas
- Penebalan dan nekrosa dinding dalam tembolok
- Lapis mukosa: pseudohyphae dan spora candida.
- Menyerang individu immunosupresi (seperti terinfeksi
Gumboro
- Pada manusia stomatitis candidiosis oleh HIV.

Ingluvitis proliferatif:
- Infeksi protozoa Trichomonas sp. pd tembolok burung
merpati
- Radang dengan jaringan nekrotik berlebihan
- Akibatnya merpati betina tidak mampu memproduksi
susu tembolok untuk anak-anaknya
https://pdfslide.net/documents/morganpath1-lq-patologia-gi.html

Esophageal erosion/ulcers – reflux, taruma, viral


disease, BVD MD in cattle
LAMBUNG

RONGGA PERUT
www.researchgate.net
Rumen

Reticulum

www.researchgate.net

Omasum
Abomasum

• Regurgitasi • Ruminasi • Eruktasi


Ruminasi pada Ruminansia
(sapi, kerbau, kambing, domba, kijang, dll)
Ruminansia: esophagus digunakan kembali setelah
pakan sampai di lambung. Setelah selesai merumput,
melakukan ruminasi.
Dimulai dengan regurgitasi (ingesta/pakan di
retikulum kembali ke esophagus, lalu ke rongga mulut
untuk mastikasi agar lebih lembut), kemudian ditelan
lagi melalui esophagus masuk ke abomasum.
Eruktasi (mengeluarkan gas lambung melalui mulut;
gas terbentuk oleh fermentasi mikrobial dalam retikulo-
rumen. Gas yang diproduksi sapi 50 L/jam; domba,
kambing 5 L/jam).
Gas harus keluar melalui esophagus dengan
kecepatan tinggi. Bila terhambat, timbul tympani
(akumulasi gas besar-besaran dalam retikulo-rumen)
yang dapat membunuh ruminan.
Monogastric vs Ruminant

www.pinterest.com
• Lambung ruminansia: rumen, retikulum, omasum, abomasum.
• Rumen-retikulum-omasum: tempat digesti mikrobial, energi
(laktat, pyruvat dll) diproduksi lalu diabsorbsi memasuki darah.
• Abomasum adalah lambung kelenjar seperti di non-ruminan.
https://pdfslide.net/documents/morganpath1-lq-patologia-gi.html
Ruminant Forestomach
Bloat
Foreign bodies (Hair balls, plant balls, Hardware
disease)
Rumenitis
o Lactic acidosis (Grain overload)
o Bacterial: secondary to acidosis or mechanical injury
o Mycotic: secondary to acidosis or antibiotic
administration
o Lesions due to infarcts caused by fungal vasculitis
o Primary fungi are Aspergillus, Mucor, Absidia, etc
Miscellaneous
o Parakeratosis
o Vagus indigestion
Pencernaan ruminansia mengandalkan fermentasi
mikroba di retikulo-rumen. Pembentukan gas dalam
lambung selalu dibuang dengan cara bersendawa/
eruktasi. Gas naik lewat esofagus, keluar dari mulut.
Bila lumen esofagus tersumbat (obstruktif) maka gas
tidak keluar tetapi terkumpul dalam retikulo-rumen -
kembung.

Bloat/Kembung/Tympany
Kondisi meluasnya retikulo-rumen diakibatkan oleh
akumulasi gas yang berlebihan.
Dua tipe kembung:
1. Primary tympany (legume bloat, frothy bloat /
kembung berbusa
2. Secondary tympany (Free gas bloat/ kembung
tanpa busa)
Primary tympany (Frothy bloat)
 Sering akibat pakan hijauan muda yang dalam
fermentasinya menghasilkan gas dan busa.
 Gas terperangkap dalam busa yang stabil dan
sulit lepas dari partikel kecil hijauan
 Protein hijauan dapat bertindak sebagai agen
pembentuk busa.
 Biji-bijian yg ditumbuk terlalu halus mirip tepung,
mudah membentuk busa (feedlot bloat)
 Beberapa species bakteria pembentuk lendir yg
sering ada dalam konsentrat bertindak sebagai
stabilisator busa.
Secondary tympany / Kembung Tanpa Busa
(Free gas bloat)
 Terjadi pd hewan yang tak mampu bersendawa
sehingga gas terkumpul dalam rumen
 Penyebab: obstruksi esophagus (benda asing,
abses, tumor), motilitas/kontraksi retikulo-rumen
terhambat (adhesi reticulum, kerusakan inervasi
syaraf ke rumen).
 Hewan terbaring pada punggung tidak dapat
melakukan sendawa
Reticulo-rumen meluas oleh gas (kiri)

Kathy Voth
https://onpasture.com/2017/04/03/spring-pasture-bloat-prevention-and-cures/
en.wikipedia.org
LAMBUNG RUMINANSIA

Lambung ruminansia dari pandangan kanan: diaphragma


(garis merah) menempel pada retikulum (15), esophagus
(17), limpa (18) menempel disebelah kiri atas rumen (1-13).
Ujung tajam CA menembus dinding retikulum & diaphragma
lalu memasuki rongga dada – Retikulitis traumatika/
hardware disease.
Hardware Disease
Paku menembus diaphragma,
membawa kontaminan
mikroba retikulum, melukai
jantung (perikarditis
traumatika) dan paru
(pneumonia gangrenosa)

www.fao.org
Torsio lambung sering
dimulai dengan lambung
melar/dilatasi akibat
penuh pakan/udara

Gastric dilatation Gastric volvulus


Gastric torsion menimbulkan:
Esophagus terplintir pada duodenum (cincin anemi)
Limpa tertarik ke kanan & membentuk huruf V
Diaphragma robek

Hernia diaphragmatika: trauma tumpul (pukulan,


tendangan, tabrakan) pada dinding perut, tusukan
menembus diaphragma
Lambung non ruminan &
abomasum ruminan memiliki
komponen sel kelenjar serupa.
Sel chief produksi enzim
pepsinogen
Sel parietal: HCl
• Mucous cells: secrete an alkaline mucus
• Parietal cells: secrete HCl
• Chief cells: secrete pepsinogen (to become
pepsin, a proteolytic enzyme)
• G cells: secrete the hormone gastrin
Mucous cells secrete mucous (in the stomach
& intestines):

 An alkaline mucous: protects epithelium from


acid & digestive enzymes
 Provides HCO3-pH buffer: as alkaline tide
against acidic chyme
 Provides a sticky environment for IgA to stick to
 Lubricant: proteoglycan which forms a slippery
film
 Protects the epithelium against shear stress
 Damaged gastric epithelia are replaced by new
tissue. Epithelia extend lamellipodia (involves
actin & cytoskeleton reorganization) which stretch
out over to cover denuded area
Nekropsi lambung, sayat di curvatura mayor:
• Rugae/lipatan mukosa lambung hyperemia
• Isi kosong pakan, hanya lendir
• Diagnosa Patologi-Anatomi:Gastritis catarrhalis
Abomasal Disorders
• Abomasal displacement (LDA, RDA)
• Abomasal volvulus
• Abomasal ulcers
• Abomasal Impaction
• Abomasal inflammation (abomasitis)
• Bovine viral diarrhea and mucosal
disease
• Abomasal parasites
• Lymphosarcoma
Gastritis Hypertrophic (hypertrophy sel mukus
saja)
• Penebalan rugae
• Retensi kronis gastric
fluid, reflux cairan
empedu
• Sel pembentuk asam
lambung hypoplasia
• Akibatnya pepsinogen
tidak menjadi pepsin
• Mikroba retikulo-rumen
tidak terbunuh:
abomasitis & enteritis
• Haemonchiosis &
ostertagiosis pada
abomasum ruminansia
Tiga penyebab:
1. TL -- stres Severe Acute Hemorrhagic
2. Luka karena CA Abomasitis in Ruminant
3. Infeksi parasit yang
berat, biasanya H.
contortus
TL kondisi stress sering
pd pedet sapihan yg di
kumpulkan dalam jumlah
besar untuk
penggemukan.
TL stress: perdarahan
kronis
CA ujung tajam:
luka/ulkus
CA penyumbat:
phytobezoar, pillibezoar
(bola rambut), gumpalan
tali/plastik
Resiko abomasitis:
Produksi getah lambung (HCl & enzym) berkurang
Fungsi getah abomasum diantaranya: membunuh
mikroba rumen, retikulum & omasum yg tiba bersama
pakan.
Mikroba rumen yang mati dalam abomasum
digunakan untuk sumber nutrisi dan di absorpsi di
usus halus
Terjadi infeksi mukosa abomasum & tukak
lambung
Juga dapat menjadi penyebab enteritis.

Resiko lain abomasitis hemorrhagis:


Anemia (RBC menghilang)
Hypoalbuminemia/hypoproteinemia (plasma
menghilang)
Edema umum (protein plasma sebagai pengikat
cairan)
Jika terjadi edema paru/edema otak, timbul kematian
Hemorrhagic
gastritis

In dogs that effected by uremic syndrome, one of


the indicating lesion is uremic gastritis which has
exudates ranging from muco-hemorrhagic to severe
hemorrhagic
Stomach with
chronic ulcer.
There is a risk of
peritonitis, chronic
hemorrhages, or
adenocarcinoma
formation

Due to repeating irritation, a chronic active


inflammatory condition was occurred on the periphery
of the wound. The rim of the ulcer becomes red and
thickened.
Rumenitis chronic, Fusobacterium necrophorum
Rumenitis pada Mucormycosis: didahului dengan
atoni rumen, pH rumen yg meningkat

Anda mungkin juga menyukai