Anda di halaman 1dari 8

SELF FORMULATION

I. DESKRIPSI UMUM ZAT AKTIF DAN ZAT TAMBAHAN


A. Klonidin HCL
a. Struktur molekul, BM

C9H9Cl2N3 HCl
BM 266,6
b. Pemerian
Serbuk hablur, putih atau hampir putih.
c. Kelarutan
Larut dalam 13 bagian air, dalam etanol mutlak, sukar larut dalam
d.
e.
f.
g.
h.

kloroform.
pH larutan
pH 4-5
Data stabilitas
Titik Lebur
Inkompatibilitas (OTT)
Antidepresan trisiklik
Kompatibilitas
(Farmakope Indonesia Edisi IV hal 244)

B. ZAT TAMBAHAN
1. Nacl
a. Sinonim
b. Rumus Molekul, Gambar Strukur (Jika ada)
NaCl
c. BM
58,44
d. Pemerian
Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin.
e. Kelarutan

Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut
dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
f. pH
6,7 7,3
g. fungsi
Agen isotonis, sumber ion natrium
h. Inkompatibilitas
i. Kompatibilitas
j. Stabilitas
Larutan sodium klorida stabil tetapi dapat menyebabkan perpecahan partikel
kaca dari tipe tertentu wadah kaca. Larutan cair ini dapat disterilkan dengan
cara autoklaf atau filtrasi. Dalam bentuk padatan stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan tempat kering.
k. Alasan Penambahan :
Agar sediaan menjadi isotonis
(Farmakope Indonesia Edisi V hal. 917)
2. Hydrochloric Acid
a. Rumus Molekul : HCL
b. Berat Molekul

: 36,46

c. Pemerian

: Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika

diencerkan dengan 2 bagian volume air, bobot jenis lebih kurang 1,18
(Farmakope Indonesia Edisi V Hal.156)
3. Natrium Hidroksida
a. Sinonim
b. Rumus Molekul, Gambar Strukur (Jika ada)
NaOH
c. BM
40
d. Pemerian
Putih atau praktis putih,keras, rapuh dan menunjukan pecahan hablur jika
terpapar diudara akan terserap oleh karbondioksida dan lembab, masa
melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang ata bentuk lain.
e. Kelarutan
Mudah larut dalam air dan etanol. (DepKes RI, 2014)
f. pH
g. fungsi

Pendapar
h. Inkompatibilitas
i. Kompatibilitas
j. Stabilitas
k. Alasan Penambahan :
Untuk menstabilkan pH agar ada di rentang pH 4-5
(Farmakope Indonesia Edisi IV hal. 589)
4.Aqua Pro Injection
Rumus molekul
Berat Molekul
Pemerian
berasa
Kelarutan
pH
Fungsi
OTT

: H2O
: 18,02
: Cairan jernih atau tidak berwarna, tidak berbau, tidak
:Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit
:
:Sebagai pelarut atau behan pembawa sediaan intravena
:Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat

dan zat tambahan lainnya yang mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan
adanya air atau kelembaban) air dapat bereaksi kuat dan cepat dengan logam
alkali dan zat pengoksidasinya, seperti calcium oksidan, magnesium oksida.
Air juga bereaksi dengan bahan organic dan kalsium carbide.
Stabilitas
:Air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uappanas) air
untukpenggunaankhususharusdisimpandalamwadah yang sesuai.
(Farmakope Indonesia edisi III hal 97)
II. URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
A. Bentuk Zat Aktif Yang Digunakkan
Larutan injeksi klonidin HCl dalam vial 10 ml
Alasan:
Karena klonidin HCl lebih optimal dalam bentuk sediaan injeksi daripada
dalam bentuk oral.
B. Mekanisme Kerja
Menstimulasi adrenoreseptor alfa-2 stem otak, sehingga mengaktivasi
penghambatan neuron, menghasilkan penurunan aliran simpatetik dari
SSP, penurunkan resistensi perifer, resistensi vaskuler, resistensi vaskuler
renal, denyut jantung dan tekanan darah.Penggunaan Klonidin epidural
ditujukan untuk mengurangi nyeri dengan mencegah transmisi sinyal nyeri.

Obat-obat penyekat ganglion


Secara kompetitif memblok kolinoseptor nikotinik pada saraf pascaganglion di
ganglia simpatis dan parasimpatis. Selain itu, bisa secara langsung menghambat
kanal asetilkolin nikotinik.
Obat-obat penyekat saraf adrenergik
Menurunkan tekanan darah, dengan mencegah fisiologi normal pelepasan
norepinefrin dari saraf simpatis pascaganglion.

C. Farmakokinetik (ADME)
Klonidin bersifat larut dalam lemak dan memasuki otak dengan cepat
melalui sirkulasi. Karena waktu paruhnya relatif pendek (8-12 jam) dan
dari kenyataan bahwa efek antihipertensinya berhubungan langsung
dengan kadarnya dalam darah maka klonidin harus diberikan dua kali
sehari untuk mempertahankan kontrol tekanan darah yang baik.
D. Indikasi dan Dosis
Indikasi
Hipertensi
Dosis
0,2-1,2 mg/hari
E. Kontraindikasi
F. Aturan Pakai
2 kali sehari
G. Efek Samping
Mulut kering dan sedasi, reaksi kulit setempat.
H. Toksisitas
Hipertensi krisis bila penggunaan yang lama khususnya dengan dosis
tinggi (lebih besar dari 1 gram/hari).
I. Interaksi Obat
Tidak boleh diberikan pada penderita yang mempunyai resiko depresi
mental dan obat harus dihentikan bila depresi mental terjadi selama masa
terapi. Terapi bersama antidepresan trisiklik dapat memblok efek
antihipertensi klonidik. Interaksi tersebut diperkirakan disebabkan oleh
aksi trisiklik yang memblok adrenoseptor-
(Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 10 hal 168)

III.

FORMULA
a. Formula (Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Vol
6)
Klonidin Hidroklorida

0,1 mg

Nacl
9 mg
HCl for pH adjusment
QS
NaOH for pH adjusment QS
Aqua pro injection
QS
b. pH Stabilitas Sediaan
pH 5-7
c. Perhitungan Tonisitas (Liso)
Vial = n.c + 6ml
= (1) (10,5) + 6ml
=16,5ml ~ 17ml
d. Penimbangan
17 ml
x 0,0001 g=0,000017 g=0,017 mg
Klonidin HCl = 100 ml
Nacl

17 ml
x 0,009 g=0,00153 g=1,53 mg
100 ml

Aqua pro injeksi = 17ml


e. Pembuatan
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Timbang bahan yang akan
digunakan menggunakan kaca arloji. Panaskan aqua pro injection selama
10 menit. Larutkan klonidin HCl dengan sedikit etanol sampai larut.
Kemudian tambahkan aqua pro injection sampai volume batas. Saring
larutan menggunakan kertas saring. Cek pH, tambahkan NaOH atau HCl
sampai pH ada di rentang 5-7. Masukan larutan kedalam vial
menggunakan membran filter, proses dilakukan di dalam LAF.
Alasan pemilihan metode pembuatan :
Karena klonidin HCl stabil pada penyimpanan

f. Evaluasi Sediaan (Fisika, Biologi dan Kimia)


Tabel Jenis Evaluasi Sediaan
JENIS EVALUASI
1.EVALUASI FISIKA
a) Penetapan pH (FI IV,1039-1040)
b) Bahan partikulat dalam injeksi
(FI IV,981-984)
c) Penetapan volume injeksi dalam
wadah (FI IV,1044)
d) Uji keseragaman sediaan(FI
IV,990-1001)

HASIL EVALUASI

e) Uji kejernihan (FI IV,998)


f) Uji kebocoran
2.EVALUASI BIOLOGI
a) Uji Efektivitas Sterilitas
Antimikroba (FI IV, 858-855)
b) Uji Sterilitas (FI IV,855-863)
c) Uji Endotoksin Bakteri(FI
IV,905-907)
d) Uji pirogen (FI IV,908-909)
e) Uji kandungan zat antimikroba
(FI IV,939-942)
f) Uji potensi antibiotik (FI IV,891899)

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Uji pH (Farmakope Indonesia edisi IV, hal.1039-1040)


Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas
indikator universal. Dengan pH meter: Sebelum digunakan, periksa
elektroda dan jembatan garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH meter:
Bilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel dengan
sedikit larutan uji. Baca harga pH. Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan
dan pengenceran larutan uji.
Uji kejernihan (Lachman, hal.1355)
Pemeriksaan dilakukan secara visual, biasanya dilakukan oleh
seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan
cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan
berlatar belakang hitam atau putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan
suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat
dilihat dengan mata.
Uji keseragaman volume (Farmakope Indonesia, hal.1044)
Sediaan diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu
dilihat keseragaman volumenya secara visual.
Uji kebocoran (Lachman edisi III, hal.1354)

Letakkan ampul di dalam zat warna (biru metilen 0,5 1% ) dalam


ruangan vakum. Tekanan atmosfer berikutnya kemudian menyebabkan zat
warna berpenetrasi ke dalam lubang, dapat dilihat setelah bagian luar
ampul dicuci untuk membersihkan zat warnanya.

Evaluasi Lain
Tabel Evaluasi Sediaan
No

Jenis Evaluasi

Penilaian

1.

Penampilan fisik wadah

2.

Jumlah sediaan

3.

Kejernihan sediaan

4.

Keseragaman volume

5.

Kebocoran

6.

Brosur

Terlampir

7.

Kemasan

Terlampir

8.

Etiket

Terlampir

2 ampul
Jernih
Seragam
Tidak bocor

g. Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu 25o C, masih diperbolehkan
pada suhu antara 15o -30o C.
IV. KEMASAN DAN LABEL
(terlampir)

V. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi
kelima. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi ke III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi ke VI.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Katzung, Bertam G. 2010. Farmakologi Dasar & Klinis Edisi 10. Jakarta:
Kedokteran EGC
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Indrustri.
Edisi Ketiga. Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press;
1994.
Niazi, Sarfaraz K. 1949. Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations Sterile products Vol 6.

Anda mungkin juga menyukai