Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RINGER LACTAT

SEDIAAN STERIL INFUS


(LARUTAN RINGER LAKTAT)

I. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian sediaan infus dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mengetahui syarat sediaan infus steril.
3. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan sediaan untuk infus dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa mampu melakukan uji kualitas sediaan infus meliputi : uji pH larutan, uji
partikel dan kejernihan, uji kebocoran, dan uji keseragaman volume.

II. Dasar Teori


Injeksi adalah penyemprotan larutan (atau suspensi) ke dalam tubuh untuk tujuan terapeutik
atau diagnostik. Mereka dapat berlangsung dalam aliran darah tetapi juga dalam jaringan dan
dalam organ. Suatu kerja optimal dan tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara
parenteral kemudian hanya diberikan jika persyaratan berikut terpenuhi :
o Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata terdapat, tidak
ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan secara kimia dari obat dan
sebagainya.
o Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilan steril,
melainkan juga menolak antaraksi antara beban obat dan materi dinding.
o Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama bebas kuman, bebas
pirogen, bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotoni, isohidri, bebas bahan terapung
(Voight, 1994).

Botol kecil injeksi (vial, botol penusuk, botol kapsolut) dapat sebagai wadah takaran tunggal
atau takaran ganda. Mereka berlaku untuk menerima serbuk bahan obat, larutan suspensi dan
pada umumnya meliputi 5ml, tetapi juga yang lebih besar diperdagangkan. Tutup karet atau
tutup bahan buatan yang berlaku untuk menutupi botol infusi atau botol penusuk tidak boleh
memberikan bahan padat, behan pewarna seperti juga komponen toksis atau pirogen ke
dalam larutan.Suatu penggunaan tutup yang berulang kali tidak diijinkan. (Priambodo,2007)
Ringeris Lactatis adalah larutan steril dari Kalsium Klorida, Kalium klorida, Natrium klorida
dan Natrium Lactat dalam air untuk injeksi. Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0
mg dan tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3), tidak kurang dari
14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg Kalium (K, setara dengan tidak kurang dari 27,0 mg
dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg
kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 2,0 mg
CaCl2.2H2O), dan tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 mg laktat (C3H5O3,
setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi
Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba (Depkes RI, 1995).

III. Formula
Natriumlaktat 0,31
NaCl 0,6
KCl 0,03
CaCl2.2H2O 0,01
Aqua p.i. ad 100,0 mL
IV. Alat dan Bahan
Alat: Timbangan analitik
Sendok
Autoclave
Vial dan tutup karet
Beker glass
Kertas saring
pH universal
Pengaduk Gelas
Tang penutup
Corong kaca
Matt glass
Bahan :
Natrium Laktat
Natrium Klorida
Kalium Klorida
Kalsium Klorida

Bahan lain :
Metilen blue
Karbo adsorben
NaOH
HCL
V. Pemerian
1. NatriumLaktat
Nama lain : Sodium Lactat.
Organoleptis: Tidakberwarna, bening, tidakberbauatausedikitberbaudengan rasa garam yang
khas, higroskopis.
Kelarutan : Larutdalametanol 95% dandalam air.
Khasiat :Buffering agent, isotonis agent.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutupbaikdankering.
(Rowe, 2009)
2. NatriumKlorida
Nama lain : NaCl
Organoleptis:Hablurberbentukkubus, tidakberwarnaatauserbukhablurputih; rasa asin.
Kelarutan : Mudahlarutdalam air; sedikitmudahlarut air mendidih; larutdalamgliserin;
sukarlarutdalametanol.
Khasiat : Zatpengisotonis
Penyimpanan:Dalamwadahtertutupbaik.(Depkes RI, 1995)

3. KaliumKlorida
Nama lain : PotasiumKlorida, KCl
Organoleptis:Kaliumlkoridatidakberbau, kristalbeningatauserbukkristalputih, rasa
garamdanberbentukkubus.
Kelarutan : Praktistidaklarutdalamasetondaneter, larutdalam 250 bagianetanol, larutdalam 4
bagiangliserin, lrutdalam 2,8 bagian air.
Khasiat : Zatpengisotonis, anti mikroba.
Penyimpanan :Simpandalamwadahtertutupbaik.(Rowe, 2009)
4. KalsiumKlorida
Nama lain : CalciiChloridum, CaCl
Organoleptis:Granulatauserpihan, putih, keras, tidakberbau.
Kelarutan: Mudahlarutdalam air danetanol, tidaklarutdalamdietileter.
Khasiat : Zatpenyerap air dan anti mikroba.
Penyimpanan:Simpandalamwadahkedapudara di tempatkering.
(Rowe, 2009)

5. Aqua pro injection


Nama lain : aqua untukinjeksi, aqua p.i.
Organoleptis:Cairanjernih; tidakberwarna; tidakberbau; tidakberasa.
Khasiat : Aqua untukpembuataninjeksi.
Penyimpanan:Dalamwadahtertutupkedap,
jikadisimpandalamwadahtertutuplapasberlemakharusdigunakandalamwaktu 3
harisetelahpembuatan.(Depkes RI, 1995)

6. Karboadsorben
Namalain :Arangjerap
Organoleptis:Serbuksangathalus, bebasdaributiran; hitam; tidakberbau; tidakberasa.
Kelarutan :Praktistidaklarutdalam air dandalametanol(95%) P. Khasiat:Antidotum,
zatpengabsorbsi.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.(Depkes RI, 1995)

7. AsamKlorida
Nama lain : HCl
Organoleptis:Asamkloridamengandungtidakkurangdari 35,0% dantidaklebihdari 38,0%
HCl.Cairan; tidakberwarna; berasap; baumerangsang. Jikadiencerkandengan 2 bagian air,
asapdanbauhilang.
Kelarutan:Larutdalam air, larutdalamdietileter, etanol 95%, danmetanol.
Khasiat:Zattambahan, zatpenambahasam.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutuprapat.(DepKes RI, 1979)

8. NatriumHidroksida
Namalain :NaOH
Organoleptis:Putihataupraktisputih, massamelebur , berbentukpelet,
serpihanataubatangataubentuk lain. Keras,
rapuhdanmenunjukkanpecahanhablur.Biladibiarkandiudaraakancepatmenyerapkarbondioksid
adanlembab.
Kelarutan:Mudahlarutdalam air dandalametanol.
Khasiat:Zattambahan, zatpenambahbasa.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutuprapat.(DepKes RI, 1995)

VI. Perhitungan bahan


1. Isotonisitas
Rumus : B = 0,52 b1.C
b2
Diketahui PTB :
Natrium laktat = 0,31
Natrium klorida = 0,576
Kalium klorida = 0,439
Kalsium klorida = 0,3

V= 10 x Ex14,1 sediaan v 100 ml

Na lactat = 0,31 gr x 0,55 x14,1

= 18,943 ml

Na cl = 0,6 gr x 1 x 14,1

=66,66 ml

Kcl = 0,02x 0,76 x 14,1

=2,533 ml

CaCL2 = 0,01 x 0,53 x14,1

=0,566 ml

V total = 18,943 +66,66+2,533+0,566

= 88,70%< 100 ml hipotonis

V NaCl = 100 ml 88,702

=11,298 ml

NaCl yang di tambahkan = 11,298/111,1

= 0,101

Penimbangan bahan untuk tiap formula karena setiap peniimbangan bahan ditambah 10%

Untuk mencegah kehilangan bobot

Na lactat = 0,31+( 10% x 0,31) = 0,341 gr

NaCl = 0,6 +(10 % x 0,6 ) = 0,66 gr

Kcl = 0,03 +( 10 % x 0,03) = 0,033 gr

CaCl 2 = 0,01 + ( 10 % x 0,01 )= 0,011 gr

Aqua p1 = 100 + ( 10% x 100) = 110 ml

Carbo = 0,1 x 100 ml = 10 ml


2. Jumlah Bahan

VII. Cara Kerja Sediaan dan Pengujian


1. Prosedur pembuatan larutan ringer laktat
Pengaktifan Karbo Adsorben
Ditimbang Karbo Adsorben

Diaktifkan dengan mengeringkannya di dalam oven selama 5-10 menit

Pembuatan larutan Metilen Blue


Ditimbang metilen blue 2 gram

Dilarutkan dengan aquadest ad 110 mL

Pembuatan sediaan injeksi Ringer Laktat untuk 1 formula


Dihitung tonisitas larutan injeksi dari formula

Dididihkan aquadest

Larutkan semua bahan kedalam aquadest panas

Cek ph larutan antara 5-7jika kurang asam di tambahkan hcl 0,1Nsedangkan bila kurang basa
ditambahkan Naoh 0,1 N

Tambahkan sisa aquadest nya

Gojok larutan dengan karbo adsorben 0,1%diamkan kemudian saring hingga jernih

Masukkan larutan dalam wadah yang sesuai dan tutup

Sterilisasi dengan uap mengalir ( dikukus )100derajat celcius Selama 30 menit

Periksa larutan terhadap PH, kebocoran, partikel asing kejernihan

Beri Etiket

Diperiksa pH larutan apakah telah mencapai 5-7, jika kurang asam ditambahkan HCl 0,1N,
jika kurang basa ditambahkan NaOH 0,1N

Ditambahkan sisa aquadest

Digojog larutan dengan Karbo adsorben yang telah diaktifkan sebanyak 0,1 gram , diamkan
dan saring hingga jernih

Dimasukkan larutan kedalam vial

Disterilisasi dengan autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 C


Dilakukan pengujian setelah sediaan dingin

2. Cara Pengujian

Uji derajat keasaman (pH)


Diambil kertas pH universal

Dimasukan kedalam injeksi Ringer laktat

Diamati perubahan warna kertas pH universal,

Dicocokan dengan warna yang ada di kemasan pH universal

Uji keseragaman bobot


Diletakkan ampul pada permukaan yang rata secarasejajar

Di lihat secara langsung keseragaman volume secara visual

Uji kebocoran
Dimasukan ampul kedalam larutan metilen blue 1% dalam ruangan vakum

Diaturtekanan yang diberikan

Didiamkan 15 menit

Diamati apakah larutan ampul ada yang berwarna biru, bila ada artinya tidak lolos uji
kebocoran

Ujipartikel dan kejernihan


Diputar vial di latarbelakang putih atau hitam

Diamati secara visual injeksi Ringer laktat apakah ada partikel dalam sediaan tersebut.

VIII. HasilPercobaan
Vial ke- Uji Keseragaman Bobot Uji Ph Uji Kejernihan Uji Kebocoran
1. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
2. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
3. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
4. 10 ml 7 Jernih Tidak Bocor
5. 10 ml 7 Jernih Tidak Bocor
Rata-rata 10,6 ml

IX. PEMBAHASAN
Pada pembuatan sediaan steril ini dikemas dalam bentuk vial yang mengandung larutan steril
Ringer Laktat. Larutan Ringer Laktat digunakan secara intravena untuk memperbaiki
kandungan elektrolit didalam tubuh. Infuse merupakan sediaan larutan yang disterilkan dan
biasanya dikemas dalam dalam volume 0,5 1L. Larutan ini biasa diberikan setelah terjadi
shock, kehilangn cairan badan karena dehidrasi ( muntah, diare, kondisi pasca operasi ) dan
kelaparan. Infus sebagai sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan antara lain steril, dan
bebas dari partikel asing, bebas pirogen, stabil, tonisitas, jernih dan mempunyai pH yang
sesuai. Formula yang digunakan dalam membuat infus ringer laktat adalah natrium laktat,
NaCl, KCl, CaCl2. 2H2O dan aqua p.i. Setiap komponen mempunyai kelebihan masing-
masing untuk menghasilkan larutan elektrolit. Pada formula ini natrium laktat berfungsi
sebagai menyumbangkan ion natrium, untuk terapi asidosis yaitu kelebihan asam dalam darah
dimana akan mengakibatkan nekrosis jaringan. Kalium klorida berfungsi sebagai pompa
untuk ion Na dan K, dan dapat meningkatkan kontraksi otot jantung. Natrium Klorida
berfungsi sebagai elektrolit yang dapat membuat larutan menjai isotonis. Calsium Klorida
berfungsi sebagai defisiensi ion kalsium.
Tonisitas larutan perlu dihitung dahulu sebelum pembuatan sediaan. Tonisitas perlu dihitung
dengan tujuan agar dapat diketahui apakah larutan tersebut sudah isotonis atau belun atau
hipertonis, karena ini berhubungan dengan tekanan osmose larutan terhadap cairan tubuh
yang akan diberi larutan infus. Larutan yang isotonis adalah larutan yang memiliki tekanan
osmose sama dengan tubuh, dan keadaan isotonis inilah yang diharapkan, karena dalam
keadaan ini, larutan yang diinjeksikan tidak akan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan larutan
yang hipotonis,akan menimbulkan sel cairan tubuh akan pecah atau lisis, karena tekanan
diluar sel lebih rendah, maka cairan dalam sel akan menggembung dan pecah, mengingat
tekanan osmose merupakan tekanan yang berjalan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Sebaliknya pada larutan hipertonis akan mengakibatkan keadaan di luar sel lebih
tinggi dibanding didalam sel, sehingga keadaan sel mengkerut. Keadaan hipotonis lebih
berbahaya dibanding keadaan hipertonis, karena sifat larutan hipotonis irreversibel (sel sudah
pecah ),sedangkan sifat hipertonis reversibel ( sel dapat kembali normal ). Dari hasil yang
diperoleh dari perhitungan larutan ringer laktat yang akan dibuat sesuai formula yang
direkomendasikan, larutan tersebut memiliki sifat hipotonis, karena hasil yang diperoleh0,108
< 0,52. Karena keadaan ini, maka ditambahkan bahan seperti NaCl 0,9% menurut
perhitungan penambahan agar menjadi larutan yang isotonis.
Pada cara kerja percobaan ini digunakan aquades yang mendidih, selain untuk meningkatkan
kelarutan dari bahan bahan obatnya, kondisi panas juga dapat mensterilkan bahan dari
mikroba. Setelah semua bahan dilarutkan, maka pH dicek pada range 5-7, hal ini dikarenakan
agar larutan yang akan digunakan sebagai sediaan injeksi parenteral memiliki pH yang sama
dengan pH tubuh manusia. Karbo adsorben yang dipanaskan dalam oven, bertujuan untuk
mengaktifkannya dalam penyerapan karbon dan menghilangkan pyrogen serta partikel-
partikel atau pengotor yang mungkin ada pada larutan. Pirogen adalah senyawa kompleks
polisakarida yang mengandung radikal dengan unsur N.P, selama radikal tersebut masih
terikat, maka selama itu pula akan menimbulkan demam dan bersifat termostabil, jika terlalu
banyak dapat menimbulkan kematian. Setelah larutan digojog dengan karbo adsorben, larutan
didiamkan sebentar kemudian disaring hingga jernih dengan kertas saring, larutan
dimasukkan dalam wadah yang sesuai dengan tutupnya ( vial ), kemudian vial-vial yang
sudah berisi larutan, disterilakan dengan autoclave pada suhu 121C selama 20 menit.
Sterilisasi yang efektif dan dilakukan dalam percobaan ini adalah sterilisasi dengan uap
bertekanan menggunakan autoclave dengan suhu 121C selama 20 menit. Jadi harus
diusahakan agar pembuatan larutan injeksi dan infus harus dikondisikan bebas pirogen dan
harus dipastikan pula bahwa kondisi ini dapat dipertahankan sampai saat pemakaiannya.
Pemilihan wadah pada formula ini menggunakan vial, karena dapat digunakan untuk
berulang kali dan tutup terbuat dari karet yang bersifat elastis dan dapat ditutup kembali.
Pada praktikum ini dilakukan beberapa pengujian diantaranya, uji keseragaman bobot, uji
kejernihan, uji kebocoran dan uji pH. Pada pengujian keseragaman volume dilakukan untuk
mengetahui apakah volume yang dihasilkan sama dan sesuai. Pada uji keseragaman bobot
dari 5 vial yang diujikan 3 vial terjadi penyimpangan,volume hasil yang didapatkan lebih dari
volume sebenarnya, 3 vial dengan volume 11 ml dan 2 vial dengan volume 10 ml. Hal ini
disebabkan karena cara pengisian yang dilakukan dengan menggunakan spuit yang dilakukan
2 kali dapat memperbesar pronsentase penyimpangan. Pada uji kejernihan ini dilakukan
untuk mengetahui kejernihan dari larutan, ada dan tidaknya partikel pada larutan. Hasil dari
pengujian ini positif tidak terdapat partikel asing, ini berarti larutan tersebut dapat digunakan
karena tidak dikhawatirkan menimbulkan emboli dan menyebabkan rasa nyeri. Partikel ini
biasanya adalah bahan yang tidak larut dan secara tidak langsung terdapat dalam sediaan.
Adanya partikel asing dalam sediaan menandakan bahwa larutan tersebut tidak jernih, karena
adanya kontaminasi partikel asing, sehingga bila diamati lebih teliti dalam sediaan tersebut
keruh dengan partikel asing.
Pada uji kebocoran bertujuan untuk diketahui tidak ada ampul yang bocor, kebocoran
ditandai dengan adanya warna biru di dalam ampul menggunakan zat warna methylen blue.
Uji kebocoran ini dilakukan untuk memastikan bahwa vial yang digunakan benar-benar baik
sehingga dosis yang didapatkan sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya
kebocoran dapat menyebabkan partikel asing masuk, partikel ini dapat berupa
mikroorganisme atau pirogen, yang menandakan bahwa larutan tersebut tidak lagi steril.
Dapat berpengaruh juga pada distribusinya atau penanganan sediaan tersebut selain terkait
dengan dosis dan volumenya. Pada pengujian pH dilakukan untuk mengetahui larutan
isohidris atau tidak. Isohidris adalah keadaan dimana pH larutan sama dengan pH darah.
Hasil yang diperoleh pada percobaan uji pH yaitu 7, sesuai dengan pH pada tubuh. Tujuan
dari pengujian pengujian tersebut antara lain untuk memenuhi standar sediaan yang di
inginkan, layak untuk dipakai atau tidak, karena bentuk sediaan infus dalam bentuk vial harus
memiliki kejernihan yang tinggi,tidak ada partikel,steril,tidak bocor dan mempunyai PH yang
sesuai.

X. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah mampu memahami dan membuat sediaan steril larutan ringer laktat
dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui syarat sediaan steril larutan ringer laktat
meliputi:steril,bebas partikel asing,bebas pirogen,stabil dalam penyimpanan,tonisitas, sesuai
ph tubuh,dan jernih.
3. Mahasiswa telah mampu melakukan pengujian terhadap sediaan steril larutan ringer laktat
meliputi:
a. Larutan infus ringer lactat merupakan sediaan LVP(large, volume, parentral )atau sediaan
parentral volume besar sediaan infus RL ini memiliki komposisii seperti Nacl, Cacl2, 2H2O,
Kcl,Dan Aquq pt

b. Evaluasi sediaan meliputi pengecekan tonisitas innfus Rl dan metode ekuivalensi Nacl
sehiingga menghasilkan larutan yg isotonis dan menambahkan hcl sebesar 1,05 gr
pemeriksaan ph uji kebocoran dan kejernihan

XI. DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Priyambodo, B., 2007, Manajemen Farmasi Industri, Global Pustaka Utama, Yogyakarta.
Voight, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke 5, UGM Press, Yogyakarta.

Advertisements
Share this:

Twitter
Facebook
Go

LAPORAN RINGER LACTAT


Posted on June 14, 2014 by alvireyhankesuma

SEDIAAN STERIL INFUS


(LARUTAN RINGER LAKTAT)

I. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian sediaan infus dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mengetahui syarat sediaan infus steril.
3. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan sediaan untuk infus dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa mampu melakukan uji kualitas sediaan infus meliputi : uji pH larutan, uji
partikel dan kejernihan, uji kebocoran, dan uji keseragaman volume.

II. Dasar Teori


Injeksi adalah penyemprotan larutan (atau suspensi) ke dalam tubuh untuk tujuan terapeutik
atau diagnostik. Mereka dapat berlangsung dalam aliran darah tetapi juga dalam jaringan dan
dalam organ. Suatu kerja optimal dan tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara
parenteral kemudian hanya diberikan jika persyaratan berikut terpenuhi :
o Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata terdapat, tidak
ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan secara kimia dari obat dan
sebagainya.
o Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilan steril,
melainkan juga menolak antaraksi antara beban obat dan materi dinding.
o Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama bebas kuman, bebas
pirogen, bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotoni, isohidri, bebas bahan terapung
(Voight, 1994).

Botol kecil injeksi (vial, botol penusuk, botol kapsolut) dapat sebagai wadah takaran tunggal
atau takaran ganda. Mereka berlaku untuk menerima serbuk bahan obat, larutan suspensi dan
pada umumnya meliputi 5ml, tetapi juga yang lebih besar diperdagangkan. Tutup karet atau
tutup bahan buatan yang berlaku untuk menutupi botol infusi atau botol penusuk tidak boleh
memberikan bahan padat, behan pewarna seperti juga komponen toksis atau pirogen ke
dalam larutan.Suatu penggunaan tutup yang berulang kali tidak diijinkan. (Priambodo,2007)
Ringeris Lactatis adalah larutan steril dari Kalsium Klorida, Kalium klorida, Natrium klorida
dan Natrium Lactat dalam air untuk injeksi. Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285,0
mg dan tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3), tidak kurang dari
14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg Kalium (K, setara dengan tidak kurang dari 27,0 mg
dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari 4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg
kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 2,0 mg
CaCl2.2H2O), dan tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 mg laktat (C3H5O3,
setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi
Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan antimikroba (Depkes RI, 1995).
III. Formula
Natriumlaktat 0,31
NaCl 0,6
KCl 0,03
CaCl2.2H2O 0,01
Aqua p.i. ad 100,0 mL

IV. Alat dan Bahan


Alat: Timbangan analitik
Sendok
Autoclave
Vial dan tutup karet
Beker glass
Kertas saring
pH universal
Pengaduk Gelas
Tang penutup
Corong kaca
Matt glass
Bahan :
Natrium Laktat
Natrium Klorida
Kalium Klorida
Kalsium Klorida

Bahan lain :
Metilen blue
Karbo adsorben
NaOH
HCL
V. Pemerian
1. NatriumLaktat
Nama lain : Sodium Lactat.
Organoleptis: Tidakberwarna, bening, tidakberbauatausedikitberbaudengan rasa garam yang
khas, higroskopis.
Kelarutan : Larutdalametanol 95% dandalam air.
Khasiat :Buffering agent, isotonis agent.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutupbaikdankering.
(Rowe, 2009)
2. NatriumKlorida
Nama lain : NaCl
Organoleptis:Hablurberbentukkubus, tidakberwarnaatauserbukhablurputih; rasa asin.
Kelarutan : Mudahlarutdalam air; sedikitmudahlarut air mendidih; larutdalamgliserin;
sukarlarutdalametanol.
Khasiat : Zatpengisotonis
Penyimpanan:Dalamwadahtertutupbaik.(Depkes RI, 1995)

3. KaliumKlorida
Nama lain : PotasiumKlorida, KCl
Organoleptis:Kaliumlkoridatidakberbau, kristalbeningatauserbukkristalputih, rasa
garamdanberbentukkubus.
Kelarutan : Praktistidaklarutdalamasetondaneter, larutdalam 250 bagianetanol, larutdalam 4
bagiangliserin, lrutdalam 2,8 bagian air.
Khasiat : Zatpengisotonis, anti mikroba.
Penyimpanan :Simpandalamwadahtertutupbaik.(Rowe, 2009)

4. KalsiumKlorida
Nama lain : CalciiChloridum, CaCl
Organoleptis:Granulatauserpihan, putih, keras, tidakberbau.
Kelarutan: Mudahlarutdalam air danetanol, tidaklarutdalamdietileter.
Khasiat : Zatpenyerap air dan anti mikroba.
Penyimpanan:Simpandalamwadahkedapudara di tempatkering.
(Rowe, 2009)

5. Aqua pro injection


Nama lain : aqua untukinjeksi, aqua p.i.
Organoleptis:Cairanjernih; tidakberwarna; tidakberbau; tidakberasa.
Khasiat : Aqua untukpembuataninjeksi.
Penyimpanan:Dalamwadahtertutupkedap,
jikadisimpandalamwadahtertutuplapasberlemakharusdigunakandalamwaktu 3
harisetelahpembuatan.(Depkes RI, 1995)

6. Karboadsorben
Namalain :Arangjerap
Organoleptis:Serbuksangathalus, bebasdaributiran; hitam; tidakberbau; tidakberasa.
Kelarutan :Praktistidaklarutdalam air dandalametanol(95%) P. Khasiat:Antidotum,
zatpengabsorbsi.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.(Depkes RI, 1995)

7. AsamKlorida
Nama lain : HCl
Organoleptis:Asamkloridamengandungtidakkurangdari 35,0% dantidaklebihdari 38,0%
HCl.Cairan; tidakberwarna; berasap; baumerangsang. Jikadiencerkandengan 2 bagian air,
asapdanbauhilang.
Kelarutan:Larutdalam air, larutdalamdietileter, etanol 95%, danmetanol.
Khasiat:Zattambahan, zatpenambahasam.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutuprapat.(DepKes RI, 1979)

8. NatriumHidroksida
Namalain :NaOH
Organoleptis:Putihataupraktisputih, massamelebur , berbentukpelet,
serpihanataubatangataubentuk lain. Keras,
rapuhdanmenunjukkanpecahanhablur.Biladibiarkandiudaraakancepatmenyerapkarbondioksid
adanlembab.
Kelarutan:Mudahlarutdalam air dandalametanol.
Khasiat:Zattambahan, zatpenambahbasa.
Penyimpanan:Simpandalamwadahtertutuprapat.(DepKes RI, 1995)

VI. Perhitungan bahan


1. Isotonisitas
Rumus : B = 0,52 b1.C
b2
Diketahui PTB :
Natrium laktat = 0,31
Natrium klorida = 0,576
Kalium klorida = 0,439
Kalsium klorida = 0,3

B = 0,52 (0,31 x 0,31) + (0,6 x 0,576) +( 0,03 x 0,439) + (0,01 x 0,3)


0,576
= 0,52 0,45787
0,576
= 0, 10786 g/100 ml, larutan dikatakan hipotonis

2. Jumlah Bahan
6 vial x 10 ml = 60 ml
60 ml x 5 orang = 300 ml
Overmatt = 10 % x 300 ml = 30 ml 330 ml

No Nama Bahan Formula 330 ml


1 Natrium Laktat 330/100 x 0,31 g = 1,023 g
2 NaCl 330/100 x (0,6 + 0,10786)g = 2,34g
3 KCl 330/100 x 0,03 g = 0,099 g
4 CaCl. 2H2O 330/100 x 0,01 g = 0,033 g
5 Aqua p.i 330 (1,023+2,34+0,099+0,033)= 326,505 ml

6 Karbo Adsorbens 330/100 x 0,1 g = 0,33 g

VII. Cara Kerja Sediaan dan Pengujian


1. Prosedur pembuatan larutan ringer laktat
Pengaktifan Karbo Adsorben
Ditimbang Karbo Adsorben

Diaktifkan dengan mengeringkannya di dalam oven selama 5-10 menit

Pembuatan larutan Metilen Blue


Ditimbang metilen blue 2 gram

Dilarutkan dengan aquadest ad 100 mL

Pembuatan sediaan injeksi Ringer Laktat untuk 1 formula


Dihitung tonisitas larutan injeksi dari formula

Dididihkan aquadest

Dilarutkan Natrium laktat 0,341 gram dalam aquadest panas 20 mL, dimasukkan beker glass

DilarutkanNaCl 0,7786 gram dalam aquadest panas 20 mL, dimasukkan dalam beker glass

Dilarutkan KCl 0,033 gram dalam aquadest panas 20 mL, dimasukkan dalam beker glass
Dilarutkan CaCl2 0,011 gram dalam aquadest panas 20 mL, dimasukkan dalam beker glass

Dihomogenkan dengan di aduk

Diperiksa pH larutan apakah telah mencapai 5-7, jika kurang asam ditambahkan HCl 0,1N,
jika kurang basa ditambahkan NaOH 0,1N

Ditambahkan sisa aquadest

Digojog larutan dengan Karbo adsorben yang telah diaktifkan sebanyak 0,1 gram , diamkan
dan saring hingga jernih

Dimasukkan larutan kedalam vial

Disterilisasi dengan autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 C

Dilakukan pengujian setelah sediaan dingin

2. Cara Pengujian

Uji derajat keasaman (pH)


Diambil kertas pH universal

Dimasukan kedalam injeksi Ringer laktat

Diamati perubahan warna kertas pH universal,

Dicocokan dengan warna yang ada di kemasan pH universal

Uji keseragaman bobot


Diletakkan ampul pada permukaan yang rata secarasejajar

Di lihat secara langsung keseragaman volume secara visual

Uji kebocoran
Dimasukan ampul kedalam larutan metilen blue 1% dalam ruangan vakum

Diaturtekanan yang diberikan

Didiamkan 15 menit

Diamati apakah larutan ampul ada yang berwarna biru, bila ada artinya tidak lolos uji
kebocoran

Ujipartikel dan kejernihan


Diputar vial di latarbelakang putih atau hitam

Diamati secara visual injeksi Ringer laktat apakah ada partikel dalam sediaan tersebut.
VIII. HasilPercobaan
Vial ke- Uji Keseragaman Bobot Uji Ph Uji Kejernihan Uji Kebocoran
1. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
2. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
3. 11 ml 7 Jernih Tidak Bocor
4. 10 ml 7 Jernih Tidak Bocor
5. 10 ml 7 Jernih Tidak Bocor
Rata-rata 10,6 ml

IX. PEMBAHASAN
Pada pembuatan sediaan steril ini dikemas dalam bentuk vial yang mengandung larutan steril
Ringer Laktat. Larutan Ringer Laktat digunakan secara intravena untuk memperbaiki
kandungan elektrolit didalam tubuh. Infuse merupakan sediaan larutan yang disterilkan dan
biasanya dikemas dalam dalam volume 0,5 1L. Larutan ini biasa diberikan setelah terjadi
shock, kehilangn cairan badan karena dehidrasi ( muntah, diare, kondisi pasca operasi ) dan
kelaparan. Infus sebagai sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan antara lain steril, dan
bebas dari partikel asing, bebas pirogen, stabil, tonisitas, jernih dan mempunyai pH yang
sesuai. Formula yang digunakan dalam membuat infus ringer laktat adalah natrium laktat,
NaCl, KCl, CaCl2. 2H2O dan aqua p.i. Setiap komponen mempunyai kelebihan masing-
masing untuk menghasilkan larutan elektrolit. Pada formula ini natrium laktat berfungsi
sebagai menyumbangkan ion natrium, untuk terapi asidosis yaitu kelebihan asam dalam darah
dimana akan mengakibatkan nekrosis jaringan. Kalium klorida berfungsi sebagai pompa
untuk ion Na dan K, dan dapat meningkatkan kontraksi otot jantung. Natrium Klorida
berfungsi sebagai elektrolit yang dapat membuat larutan menjai isotonis. Calsium Klorida
berfungsi sebagai defisiensi ion kalsium.
Tonisitas larutan perlu dihitung dahulu sebelum pembuatan sediaan. Tonisitas perlu dihitung
dengan tujuan agar dapat diketahui apakah larutan tersebut sudah isotonis atau belun atau
hipertonis, karena ini berhubungan dengan tekanan osmose larutan terhadap cairan tubuh
yang akan diberi larutan infus. Larutan yang isotonis adalah larutan yang memiliki tekanan
osmose sama dengan tubuh, dan keadaan isotonis inilah yang diharapkan, karena dalam
keadaan ini, larutan yang diinjeksikan tidak akan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan larutan
yang hipotonis,akan menimbulkan sel cairan tubuh akan pecah atau lisis, karena tekanan
diluar sel lebih rendah, maka cairan dalam sel akan menggembung dan pecah, mengingat
tekanan osmose merupakan tekanan yang berjalan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Sebaliknya pada larutan hipertonis akan mengakibatkan keadaan di luar sel lebih
tinggi dibanding didalam sel, sehingga keadaan sel mengkerut. Keadaan hipotonis lebih
berbahaya dibanding keadaan hipertonis, karena sifat larutan hipotonis irreversibel (sel sudah
pecah ),sedangkan sifat hipertonis reversibel ( sel dapat kembali normal ). Dari hasil yang
diperoleh dari perhitungan larutan ringer laktat yang akan dibuat sesuai formula yang
direkomendasikan, larutan tersebut memiliki sifat hipotonis, karena hasil yang diperoleh0,108
< 0,52. Karena keadaan ini, maka ditambahkan bahan seperti NaCl 0,9% menurut
perhitungan penambahan agar menjadi larutan yang isotonis.
Pada cara kerja percobaan ini digunakan aquades yang mendidih, selain untuk meningkatkan
kelarutan dari bahan bahan obatnya, kondisi panas juga dapat mensterilkan bahan dari
mikroba. Setelah semua bahan dilarutkan, maka pH dicek pada range 5-7, hal ini dikarenakan
agar larutan yang akan digunakan sebagai sediaan injeksi parenteral memiliki pH yang sama
dengan pH tubuh manusia. Karbo adsorben yang dipanaskan dalam oven, bertujuan untuk
mengaktifkannya dalam penyerapan karbon dan menghilangkan pyrogen serta partikel-
partikel atau pengotor yang mungkin ada pada larutan. Pirogen adalah senyawa kompleks
polisakarida yang mengandung radikal dengan unsur N.P, selama radikal tersebut masih
terikat, maka selama itu pula akan menimbulkan demam dan bersifat termostabil, jika terlalu
banyak dapat menimbulkan kematian. Setelah larutan digojog dengan karbo adsorben, larutan
didiamkan sebentar kemudian disaring hingga jernih dengan kertas saring, larutan
dimasukkan dalam wadah yang sesuai dengan tutupnya ( vial ), kemudian vial-vial yang
sudah berisi larutan, disterilakan dengan autoclave pada suhu 121C selama 20 menit.
Sterilisasi yang efektif dan dilakukan dalam percobaan ini adalah sterilisasi dengan uap
bertekanan menggunakan autoclave dengan suhu 121C selama 20 menit. Jadi harus
diusahakan agar pembuatan larutan injeksi dan infus harus dikondisikan bebas pirogen dan
harus dipastikan pula bahwa kondisi ini dapat dipertahankan sampai saat pemakaiannya.
Pemilihan wadah pada formula ini menggunakan vial, karena dapat digunakan untuk
berulang kali dan tutup terbuat dari karet yang bersifat elastis dan dapat ditutup kembali.
Pada praktikum ini dilakukan beberapa pengujian diantaranya, uji keseragaman bobot, uji
kejernihan, uji kebocoran dan uji pH. Pada pengujian keseragaman volume dilakukan untuk
mengetahui apakah volume yang dihasilkan sama dan sesuai. Pada uji keseragaman bobot
dari 5 vial yang diujikan 3 vial terjadi penyimpangan,volume hasil yang didapatkan lebih dari
volume sebenarnya, 3 vial dengan volume 11 ml dan 2 vial dengan volume 10 ml. Hal ini
disebabkan karena cara pengisian yang dilakukan dengan menggunakan spuit yang dilakukan
2 kali dapat memperbesar pronsentase penyimpangan. Pada uji kejernihan ini dilakukan
untuk mengetahui kejernihan dari larutan, ada dan tidaknya partikel pada larutan. Hasil dari
pengujian ini positif tidak terdapat partikel asing, ini berarti larutan tersebut dapat digunakan
karena tidak dikhawatirkan menimbulkan emboli dan menyebabkan rasa nyeri. Partikel ini
biasanya adalah bahan yang tidak larut dan secara tidak langsung terdapat dalam sediaan.
Adanya partikel asing dalam sediaan menandakan bahwa larutan tersebut tidak jernih, karena
adanya kontaminasi partikel asing, sehingga bila diamati lebih teliti dalam sediaan tersebut
keruh dengan partikel asing.
Pada uji kebocoran bertujuan untuk diketahui tidak ada ampul yang bocor, kebocoran
ditandai dengan adanya warna biru di dalam ampul menggunakan zat warna methylen blue.
Uji kebocoran ini dilakukan untuk memastikan bahwa vial yang digunakan benar-benar baik
sehingga dosis yang didapatkan sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya
kebocoran dapat menyebabkan partikel asing masuk, partikel ini dapat berupa
mikroorganisme atau pirogen, yang menandakan bahwa larutan tersebut tidak lagi steril.
Dapat berpengaruh juga pada distribusinya atau penanganan sediaan tersebut selain terkait
dengan dosis dan volumenya. Pada pengujian pH dilakukan untuk mengetahui larutan
isohidris atau tidak. Isohidris adalah keadaan dimana pH larutan sama dengan pH darah.
Hasil yang diperoleh pada percobaan uji pH yaitu 7, sesuai dengan pH pada tubuh. Tujuan
dari pengujian pengujian tersebut antara lain untuk memenuhi standar sediaan yang di
inginkan, layak untuk dipakai atau tidak, karena bentuk sediaan infus dalam bentuk vial harus
memiliki kejernihan yang tinggi,tidak ada partikel,steril,tidak bocor dan mempunyai PH yang
sesuai.

X. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah mampu memahami dan membuat sediaan steril larutan ringer laktat
dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui syarat sediaan steril larutan ringer laktat
meliputi:steril,bebas partikel asing,bebas pirogen,stabil dalam penyimpanan,tonisitas, sesuai
ph tubuh,dan jernih.
3. Mahasiswa telah mampu melakukan pengujian terhadap sediaan steril larutan ringer laktat
meliputi:
Ph larutan =7
uji partikel dan kejernihan = jernih
uji kebocoran =tidak bocor
uji keseragaman bobo t=rata rata volume 5 vial 10,6 ml
dimana 3 vial 11 ml dan 2 vial 10 ml.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Priyambodo, B., 2007, Manajemen Farmasi Industri, Global Pustaka Utama, Yogyakarta.
Voight, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke 5, UGM Press, Yogyakarta.

Advertisements

Share this:

Twitter
Facebook
Go

Anda mungkin juga menyukai