Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM III

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“INFUS INTRAVENA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
ANGGHIA ZHAVIRA PUTRI (21484011069)
DESI SETIYANI (21484011075)
MADAYANI WULANDARI (21484011093)
SARIFAH NURIYAH (21484011117)
SESILIA RETCIANA NATA (21484011119)

DOSEN PEMBIMBING :
Apt. Hayatus Sa’adah, M.Sc.

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
T.A. 2022/2023
PRAKTIKUM III
INFUS INTRAVENA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami teori dan cara pembuatan infus
intravena
2. Mahasiswa mampu membuat sediaan infus intravena

B. DASAR TEORI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi
atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit
atau melalui selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan,
mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam wadah dosis
tunggal atau dosis ganda (Depkes RI, 1979).
Menurut Farmakope Indonesia IV, Larutan intravena volume besar
adalah injeksi dosis tunggal intravena dan dikemas dalam wadah bertanda
volume yang lebih dari 100ml atau (umumnya hanya larutan obat dalam
air yang bisa diberikan secara intravena, suspensi tidak bisa diberikan
karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah kapiler). (Depkes RI, 1995).
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10ml
yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan
peralatan yang cocok asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui
makanan dan minuman dalam jumlah relatif sama. Rasionya dalam tubuh
air 57%, lemak 30.8% protein 17.0%, serta mineral dan glukogen 6%.
Ketika terjadi gangguan homeostatis (keseimbangan cairan tubuh), maka
tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan
keseimbangan air dan elektrolit. Larutan untuk infus intravena harus
jernih dan bebas dari partikel (Lukas, 2006).
Ringeris Lactatis adalah larutan steril dari Kalsium Klorida,
Kalium klorida, Natrium klorida dan Natrium Lactat dalam air untuk
injeksi. Tiap 100 ml mengandung tidak kurang dari 285.0 mg dan tidak
lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan C3H5NaO3). tidak kurang
dari 14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg Kalium (K, setara dengan tidak
kurang dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl). tidak kurang dari
4.90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak
kurang dari 18,0 mg dan tidak lebih dari 2,0 mg CaC1 2.2H2O), dan tidak
kurang dari 231,0 mg dan tidak lebih dari 261,0 mg laktat (C3H503, setara
dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan tidak lebih dari 330,0 mg
C3H5NaO3). Injeksi Ringer Laktat tidak boleh mengandung bahan
antimikroba (Depkes RI, 1995).
Pemberian obat suntik dipilih karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bila pasien dalam keadaan tidak bisa menelan atau muntah-muntah
2. Bila dipindahkan kerja obat/aksi obat yang cepat
3. Bila obat dirusak enzim pencernaan
Beberapa cara menghitung tonisitas :
1. Konsentrasi molekuler
2. Konsentrasi ion
3. Faktor disosiasi
4. Penurunan titik beku
5. Ekivalensi NaCl
Pyrogen adalah hasil metabolisme dari mikro organisme berupa
polisakarida yang mengandung N dan P yang dalam jumlah tertentu bila
disuntikan kedalam tubuh akan menimbulkan demam. Pyrogen bisa
berasal dari pelarut (terutama air), alat-alat yang digunakan, bahan obat
(terutama NaCl dan dektrose) dan udara.
Macam-macam Cara Penyuntikan, Yaitu :
1. Injeksi Intrakutan/Intradermal
2. Injeksi Subkutan
3. Injeksi Intramuskular
4. Injeksi Intravena
5. Injeksi Intraarterium
6. Injeksi Intrakardiak
7. Injeksi Intraspinal
8. Injeksi Intraartikular
9. Injeksi Subkonjugtiva
10. Injeksi Intraperitoneal
11. Injeksi Peridural
Adapun penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan
kegunaannya adalah :
1) Infus elektrolit
Pada cairan Fisiologi tubuh manusia mengandung 60% air dan terdiri
atas cairan intraseluler (didalam sel) 40% yang mengandung ion-ion
K+, Mgr. Sulfat, fosfat, protein, serta senyawa organik asam fosfat
seperti ATP. nekfosa, monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung
ekstraseluler (diantara kapiler dan sel) 15% dan plasma darah 5%
dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti
Na+, klorida dan bikarbonat.
2) Infus karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infus larutan glukosa atau elektrole
yang cocok untuk donor kalori, kita menggunakannya untuk memenuhi
kebutuhan glikogen otot rangka, hipoglikemia, dll.
3) Infus plasma expander atau penambah darah
Larutan plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang
digunakan untuk menggantikam plasma darah yang hilang akibat
pendarahan, luka bakar, operasi, dll (Lukas, 2006).
Adapun syarat-syarat infus yaitu:
1. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksik
2. Jernih, berarti tidak ada pertikel padat.
3. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwama
4. Sedapat mungkim isohidris, pH larutan sama dengan darah dan
cairan tubuh lainnya yaitu 7,4
5. Sodapar mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis
yang sama dengan darah atau cairan tubuh yang lain yakni setara
dengan tekanan osmosis larutan NaCl 2%
6. Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas
dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun non patogen, baik
dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk tidak vegetatif
(spora).
7. Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat
menimbulkan demam menurut cotui, pirogen adalah senyawa
disakarida dimana mengandung radikal yang ada unsur N.P selama
radikal masih terikat, selama itu masih dapat menimbulkan dan
pirogen bersifat termostabil (Arief, 1997).
Injeksi NaCl digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh
agar tetap terhidrasi dengan baik.

1. Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien


 Natrium Klorida (DEPKES, 1995)
a. Nama Senyawa : NATRII CHLORIDUM
b. Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa asin
c. Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar
larut dalam etanol (95%)P
d. Khasiat : Sumber ion klorida dan ion natrium
Stabilitas :
- OTT : Larutan natrium klorida bersifat korosif dengan
besi, membentuk dan apabila bereaksi dengan perak; garam
merkuri; agen oksidasi kuat
- pH : 6,7 – 7,3
 Kalium Klorida (DEPKES, 1995)
a. Nama Senyawa : KALII CHLORIDUM
b. Pemerian : Hablur berbentuk kubus atau berbentuk prisma;
tidak berwarna atau serbuk butir putih; tidak berbau; rasa asin,
mantap di udara
c. Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; praktis tidak larut dalam etanol mutlak P
dalam eter P
d. Khasiat : Sumber ion kalium
Stabilitas : Larutan KCl dapat disterilisasi dengan autoklaf
atau filtrasi. KCl stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat, tempat sejuk dan kering.
- OTT : Larutan potassium klorida bereaksi kuat dengan
bromine triflouride dan dengan dengan campuran asam sulfur
dan permanganate kalium. Kehadiran asam klorida, NaCl dan
MgCl menurunkan kelarutan KCl dalam air. Larutan KCl
mengendap dengan garam perak dan lead. Larutan iv KCl ott
dengan proteinhidrosalisilat
- pH : 7 untuk larutan pada suhu 15⁰C

 Kalsium Klorida (DEPKES, 1995)


a. Nama Senyawa : CALCII CHLORIDUM
b. Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak
pahit; meleleh basah
c. Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
etanol (95%) P
d. Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat
e. Khasiat : Sumber ion kalsium
Stabilitas :
- OTT : OTT dengan larutan karbonat, posfat, sulfat dan
tartrat; dengan amphotericin, cephalothin sodium,
kloramfeniramina maleat, klortetrasiklin, HCl, Oksitetrasiklin
HCl. Kadang-kadang OTT yang tergantung pada konsentrasi
yang terjadi dengan Natrium bikarbonat
- pH : Larutan 5% dalam air memiliki pH 4,5-9,2

 Natrium Asetat (DEPKES, 1995)


a. Pemerian : Serbuk atau massa putih keabuan, higroskopik
b. Kelarutan : Larut baik dalam air
c. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
d. pH : 7,5 – 9
 Aqua Pro Injeksi (DEPKES, 1995)
a. Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
berasa
b. Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan
elektrolit
c. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap, jika disimpan
dalam wadah tertutup lapas berlemak harus digunakan dalam 3
hari setelah pembuatan

C. FORMULA LENGKAP
R/ Inj. Ringer Asetat
mf da in 500 ml No. I
Komposisi : Tiap 500 ml mengandung :
Natrium Asetat 3,8 gram
CaCl2 0,2 gram
KCl 0,3 gram
NaCl 6 gram
Carbo addsorben 0,1 gram
Aqua pro inf ad 1000 ml
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal
 Dosis (DEPKES, 1978) : 1H (dewasa) = 30-40 ml/kg berat badan
 Daftar Obat : Obat Keras
D. PERHITUNGAN TONISITAS/OSMOLARITAS dan DAPAR
Volume sediaan ditambah 20% = 500 ml + 20% = 600 ml
a. Natrium Asetat
Tb : 0,265
3,8 g 0,8
Natrium Asetat = = = 0,38% = 0,19%
1000 ml 100 ml
b. Cacl2
Tb : 0,200
0,2 g 0,02 g
Cacl2 = = = 0,02% = 0,01%
1000 ml 100 ml
c. KCl
Tb : 0,439
0,3 g 0,03 g
KCl = = = 0,03% = 0,015%
1000 ml 100 ml
d. Nacl
Tb : 0,576
6g 0,6 g
Nacl = = = 0,6% = 0,03%
1000 ml 100 ml

Perhitungan PTB
B = 0,52 ( 0,265.0,19 ) + ( 0,200.0,01 ) +¿ ¿
0,52 ( 0,05+ 0,002+ 0,006 ) +(0,017)
B=
0,576
0,52−0,075
B=
0,576
B = 0,77 % (hipotonis)

0,77
x 600 ml = 4,62 g Nacl agar menjadi isotonis
100 ml

Perhitungan Ekivalen
0,9
B= x 600 ml−( 1,14 x 0,46 ) + ( 0,06 x 0,34 ) + ( 0,09 x 0,76 )+(0,18 x 1)
100
B = 5,4 – (0,52 + 0,02 + 0,06 + 0,18)
B = 5,4 – 0,78
B = 4,62 g
E. PENIMBANGAN BAHAN
Volume sediaan ditambah 20% : 500 ml + 20% = 600 ml
Natrium Asetat : 1,9 g/500 ml x 600 ml = 2,28 g
Natrii Chloridum : 3 g/500 ml x 600 ml = 3,6 g
Kalii Chloridum : 0,15 g/500 ml x 600 ml = 0,18 g
Calcii Chloridum : 0,1 g/500 ml x 600 ml = 0,12 g
Carbo adsorben : 0,1 g/100 ml x 600 ml = 0,6 g

Aqua pro injection = 600 ml – (2,28 g + 3,6 g + 0,18 g + 0,12 g + 0,6 g)

= 600 ml – 6,78 g = 593,22 → 59 ml

F. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN YANG DIGUNAKAN

a. Alat

No Nama Alat Cara Suhu dan Waktu


Sterilisasi

1.
Batang Pengaduk Oven 180⁰C selama 30 menit

2.
Beker glass Oven 180⁰C selama 30 menit

3.
Botol infus Oven 180⁰C selama 30 menit

4.
Corong + kertas saring Autoklaf 121⁰C selama 15 menit
5.
Erlenmeyer Oven 180⁰C selama 30 menit

6.
Gelas ukur Autoklaf 121⁰C selama 15 menit

7.
Kaca arloji Oven 180⁰C selama 30 menit

b. Bahan
1. Na. Asetat
2. CaCl2
3. KCl
4. NaCl
5. Carbo adsorben

G. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disterilkan semua alat
3. Ditimbang semua bahan: Acidum Lacticum 1,44 g. Natrii Hydrochloridum
0,69g. Natrii Chloridum 3,6 g. Kalii Chloridum 0,24 g. Calcii Chloridum
0,162 g. Carbo Adsorben 0,12 g, Aqua Pro Injection 594 ml
4. Dimasukan semua bahan ke dalam beaker glass ditambahkan Aqua Pro
Injection sebagian lalu aduk hingga homogen dan larut
5. Carbo adsorben dipijarkan di atas lampu bunsen
6. Lalu dimasukkan carbo adsorben kedalam beaker glass / erlenmeyer,
ditutup dengan kaca arloji, dan disisipi batang pengaduk
7. Dihangatkan, larutkan pada suhu 50-70°C selama 15 menit, diaduk
sesekali
8. Disaring larutan, lalu dimasukkan kedalam botol infus
9. Ditutup dengan rapat lalu diberi etiket dan kemasan rapi

H. ETIKET & LABEL


HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Anda mungkin juga menyukai