Anda di halaman 1dari 4

Denis Ari Kurnia / 10700162 / Kelompok 2/ Puskesmas Taman

BLEFARITIS

A. DEFINISI

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak
mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
normal ditemukan di kulit

B. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena


adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata
yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung
pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau
terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan
enzim.
Kolonisasi
dari tepi
kelopak mata
dapat
diperberat
dengan
adanya
dermatitis
seboroik
dan
kelainan fung
si
kelenjar
meibom.
C.

GEJALA
KLINIS
Gejala :
1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata

dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi
pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa terbentuk
keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan,
bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika
bangun kelopak mata sukar dibuka.
D. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan mata :
Skuama atau krusta pada tepi kelopak
Tampak bulu mata rontok.
Dapat ditemukan tukak yang dangkal pada tepi kelopak mata.
Dapat terjadi pembengkakan dan merah pada kelopak mata.
Dapat terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata;
jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang


F. DIAGNOSA BANDING
-

Dry eye syndrome


Trikiasis

G. TERAPI
a. NON MEDIKAMENTOSA
-

KIE
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien konjungtivitis yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa kulit kepala,
alis mata, dan tepi palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada
pasien dengan dermatitis seboroik.
b. Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene personal dan
lingkungan.

RENCANA PROGRAM PROMOSI KESEHATAN YANG DAPAT


DILAKUKAN
a. Mengadakan penyuluhan tentang blefaritis mengenai pengertian,
penyebab, gejala dan tanda, faktor resiko serta pencegahan dan
penanggulangan blefaritis bagi petugas kesehatan (medis dan para
medis), kader kesehatan maupun tokoh masyarakat.

b.

c.

d.

Mengadakan penyuluhan kelompok terutama ibu-ibu yang mempunyai


bayi atau balita tentang cara menjaga higiene bayi dan cara
membersihkan kelopak mata yang benar untuk mencegah blefaritis.
Membuat pamflet, poster, leaflet, atau bekerja sama dengan media cetak
untuk memberi informasi tertulis yang lengkap dan menarik mengenai
blefaritis.
Bekerja sama dengan siaran radio lokal untuk memberi materi tentang
blefaritis, sehingga dengan on air melalui radio, informasi yang
diberikan akan mencakup masyarakat yang lebih luas dan interaktif.

GIZI
Untuk menjaga kesehatan mata, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan yang tinggi vitamin khususnya vitamin A. Vitamin A mengandung
beta karoten yang dapat membantu meningkatkan kesehatan mata dan
menjaga daya tahan mata terhadap paparan dari luar. Selain itu pasien juga
dianjurkan mengonsumsi makanan bergizi lain untuk daya tahan tubuh
sehingga tidak mudah terinfeksi.

b. MEDIKAMENTOSA
-

Memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran dapat


menggunakan sampo bayi.
Kelopak mata dibersihkan dengan kapas lidi hangat dan kompres hangat
selama 5-10 menit.
Apabila ditemukan tukak pada kelopak mata, dapat diberikan salep atau
tetes mata seperti eritromisin, basitrasin atau gentamisin 2 tetes setiap 2 jam
hingga gejala menghilang, bisa diberikan chloramphenicol salep 3 kali
sehari.

H. KOMPLIKASI

Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Seperti :


- Syndrome mata kering
- Blefarokonjungtivitis
- Madarosis
- Kista meibom
I.

PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya bonam, namun hal ini tergantung dari kondisi
pasien, ada/tidaknya komplikasi, serta pengobatannya.

dr. Denis Ari Kurnia


13710787/II/Taman
Jl. Dukuh Kupang 25/10 Surabaya
Surabaya, 24 April 2016
R/ Chloramphenicol 2% eye oint tube

No. I

S 3 dd ue o.d.s
D

Pro
Umur :

Ny. Mia

24 tahun

Anda mungkin juga menyukai