Antara Hari Ini Dan Kemarin PDF
Antara Hari Ini Dan Kemarin PDF
PENDAHULUAN
Ikhwanul Muslimin menerbitkan risalah-risalah yang menjelaskan tentang
dakwah, fikrah dan manhaj mereka. Risalah-risalah ini mencakup ushul (prinsip-prinsip)
dan marahil (fase-fase) dakwah serta mengupas hakekat dan sasaran-sasarannya.
Risalah yang ada di hadapan pembaca ini merupakan risalah pertama yang
berjudul "Bainal Amsi wal Yaum" (antara kemarin dan hari ini). Bab ini membahas
tentang perkembangan dan sasaran fikrah islamiyah. Risalah ini telah diterbitkan sejak
awal munculnya fikrah Ikhwan sebelum terjadinya perang dunia II dan telah dibaca oleh
para aktivis dakwah pada saat itu. Di dalamnya ada diskripsi yang bagus tentang mabadi'
(dasar-dasar) Islam serta sarana untuk melakukan ishlah (perbaikan) sebagaimana telah
diserukan kepada kita untuk menerapkannya. Di dalamnya juga dibahas selayang
pandang tentang daulah islamiyah di awal kebangkitannya, saat Al-Qur'an dijadikan
dustur (undang-undang) dalam kehidupan masyarakat, dan Rasulullah sendiri yang
memimpin dan menjadi qudwah (sumber keteladanan) bagi mereka.
Pada risalah ini juga terdapat analisis yang cukup detail tentang faktor-faktor yang
dapat mengacaukan arus kebangkitan umat Islam dan menggeser keberadaan mereka.
Pembaca juga akan mendapatkan untaian kalimat yang berisi taujih (pengarahan) yang
sangat mengena pada penghujung risalah ini. Sungguh, tidak akan shalih generasi akhir
dari umat ini kecuali dengan apa yang menjadikan shalih para pendahulunya.
Kepada Allah-lah kami memohon agar menjadikan amal ini ikhlas karena mencari
ridha-Nya, sehingga dapat membuka hati-hati dan pikiran kaum muslimin agar beramal
sesuai dengan petunjuk agama yang hanif ini.
antara
hamba-hamba
Kami.
Dan
sesungguhnya
Karni
benar-benar
rnenunjukkan kepada jalan yang lurus, (yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya
segala apa yang di langit dan apa yang ada di bumi, Ingatlah, kepada Allahlah
kembalinya semua urusan." (Asy-Syura: 52-53)
kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik penjelasannya." (AI-Furqan: 3233)
Sampai kemudian, sempurnalah wahyu itu dan dipelihara di dalam dada (dihafal)
selama 22 tahun lebih. Sungguh, Allah telah mengumpulkan untuk umat ini sebuah
penjelasan bagi segala sesuatu dan memancangkan asas-asas perbaikan sosial yang
sempurna. Asas-asas perbaikan itu adalah sebagai berikut:
1. Rabaniyah;
2. Ketinggian kualitas jiwa manusia;
3. Penegasan terhadap keyakinan akan adanya jaza' (balasan) atas setiap amal;
4. Deklarasi ukhuwah antar sesama manusia;
5. Bangkitnya laki-laki dan perempuan secara bersama-sama, mengumumkan adanya
takaful dan emansipasi serta menetapkan tugas masing-masing secara rinci;
6. Jaminan kepada masyarakat akan adanya hak hidup, pemilikan, lapangan kerja,
kesehatan, kebebasan, pengajaran dan keamanan bagi setiap individu, serta
menentukan sumber-sumber penghasilan;
7. Penentuan dua macam gharizah (kecenderungan): Kecenderungan untuk memelihara
jiwa dan memelihara keturunan serta mengatur berbagai tuntutan yang terkait dengan
makanan dan pemenuhan kebutuhan seksual;
8. Tegas dalam memerangi berbagai tindak kriminal dan pelanggaran hak-hak asasi
manusia;
9. Penegasan akan pentingnya wihdatul umah dan mengikis habis semua bentuk
perpecahan;
10. Mewajibkan umat untuk berjihad memperjuangkan prinsip-prinsip al haq yang
digariskan oleh sistem ini; dan
11. Menjadikan daulah sebagai sarana bagi perwujudan dan pemeliharaan fikrah,
bertanggung
jawab
mewujudkan
sasaran-sasarannya
di
masyarakat,
dan
prinsip-prinsip dan ajarannya hanya menjadi teori yang tertanam dalara jiwa, pendapatpendapat yang tertulis dalam buku, atau kata-kata yang dilontarkan dengan lisan. Namun
sistem ini telah membuat penekanan, meneguhkan, dan mengambil manfaat dari
pengaruh serta hasil-hasil yang dicapai oleh teori-teori tadi dalam bentuk yang aplikatif.
Pada saat yang sama (sistem qur'ani) juga mewajibkan umat yang yakin dan percaya pada
untuk menjaga amal-amal terapan tersebut dan mewajibkannya sebagai amal-amal fardhu
yang tidak ada alasan untuk menyia-nyiakannya. Ia bahkan memberi pahala kepada yang
melaksanakan dan menghukum yang meninggalkan dengan sebuah hukuman yang
terkadang bisa mengeluarkan salah seorang dari batas-batas mujtama' islami (masyarakat
Islam) dan mengusirnya ke tempat yang jauh.
Amal-amal fardhu terpenting yang oleh sistem ini dijadikan sebagai pijakan untuk
menanamkan mabadi' (prinsip-prinsip) nya adalah:
1. Shalat, dzikir, taubat, istighfar, dan yang sejenisnya;
2. Shaum, 'iffah, dan hati-hati menjaga diri dari kemewahan;
3. Zakat, shadaqah, dan infaq di jalan kebajikan;
4. Haji, siyahah, rihlah, mengungkap dan menganalisa alam malakut Allah;
5. Mencari penghasilan, bekerja, dan diharamkan minta-minta;
6. Jihad, perang, menyiapkan para tentara, dan merawat keluarga serta kepentingan
mereka setelah mereka menemui ajal;
7. Amru bil ma 'ruf dan memberikan nasihat;
8. Nahyu 'anil munkar dan memboikot pelaku kemungkaran;
9. Berbekal ilmu dan ma'rifah bagi setiap muslim dan muslimah dalam berbagai sisi
kehidupan sesuai dengan kondisi;
10. Melakukan muamalah yang baik dan menjaga kesempurnaan perilaku dengan akhlak
yang utama;
11. Memperhatikan kesehatan tubuh dan menjaga kebaikan indra, serta
12. Solidaritas sosial (yang timbal balik) antara peraimpin dan rakyat, berupa ri'ayah
(dari sang pemimpin) dan ketaatan (dari rakyat) pada waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, seorang muslim dituntut untuk melaksanakan kewajibankewajiban ini dan bangkit dengannya sebagaimana yang telah dirinci oleh nizham
qur'ani. Dalam hal ini seorang muslim tidak boleh mengabaikannya. Kewajiban-
kewajiban ini telah diungkap dalam Al-Qur'an Al-Karim, dijelaskan dengan sederhana
dan praktis oleh amal perbuatan Nabi Muhammad saw., para sahabat, dan orang-orang
yang mengikuti mereka dengan ihsan. Setiap amalan menguatkan dan menegaskan
adanya salah satu prinsip dari teori-teori yang ada dalam nizham ini untuk diwujudkan
dan memberikan nilai guna bagi manusia dengan hasil-hasil dan atsar-atsar-nya.
Mengimaninya
dengan
kuat,
melaksanakannya
dengan
cermat
dan
kemudian
menggusurnya.
la
menolak
konsep
Yahudi
sang
penipu,
mengungkungnya dalam wilayah yang sempit, serta mengikis habis dominasi keagamaan
dan politiknya. la juga melawan dominasi Nasrani, sehingga pengaruhnya terbatas hanya
di dua benua Asia dan Afrika, kemudian meluas ke benua Eropa di bawah naungan
pemerintahan Romawi Timur di Konstantinopel. Saat itulah kewenangan politik dan
spiritual daulah islamiyah memusatkan perhatian pada dua benua besar ini (Asia-Afrika)
dan berusaha menaklukkan benua yang ketiga (Eropa) dengan memerangi Konstantinopel
dari arah timur dan mengepungnya sampai berhasil. Pengaruh Islam juga merambah
Barat dengan menaklukkan Andalusia (Spanyol), bahkan pasukannya yang perkasa bisa
meluaskan pengaruh sampai jantung kekuasaan Perancis dan sebelah barat laut Italia. la
kemudian mendirikan negara kuat yang kaya dengan hasanah ilmu pengetahuan dan
peradaban. Setelah itu disempurnakanlah "petualangan" ini dengan ditaklukkannya
Konstantinopel, yang dengannya terkungkunglah Nasrani di tempat yang sempit di pusat
Eropa ini. Pengaruh Kesultanan Islam bertambah luas sampai melingkupi wilayah yang
ada di Laut Merah dan Laut Tengah, sehingga keduanya menjadi "Laut Islam". Dengan
begitu, kekuatan Islam berhasil rnemegang kendali laut di Barat dan di Timur, sehingga
otoritas kekuasaannya meliputi daratan dan lautan dari barat hingga timur.
Umat Islam telah melakukan hubungan dengan bangsa-bangsa lain dan telah
berhasil mengambil banyak pelajaran dari peradaban mereka. Itu semua dimungkinkan
dengan adanya filter berupa kekuatan iman dan kekokohan sistem nilainya, sehingga
mereka berhasil mempola dan mengkondisikan peradaban-peradaban itu sesuai dengan
bahasa dan agama, dengan keindahan dan dinamika ajaran Islam yang mulia. Memang
umat Islam dibolehkan mengambil pelajaran dari peradaban-peradaban itu semuanya
tanpa harus berpengaruh terhadap komitmen keislamannya, tidak pula terhadap kesatuan
sosial dan politiknya.
Islam juga berwasiat agar kita selalu berupaya menjaga ke-ikhlasan hanya untuk
Allah, baik ucapan maupua amal perbuatan, serta berusaha memalingkan diri dari
kecintaan terhadap pangkat dan pujian.
1. Pertentangan agama dan madzhab. Banyak dari kita yang lari dari agama sebagai
sistem ideologi dan amal menuju ungkapan-ungkapan filsafat yang mati, tiada
bermakna, dan sama sekali tidak aplikatif. Kita telah mengabaikan Kitab Allah dan
sunah Rasul-Nya, jumud dan ta 'ashub terhadap pendapat dan perkataan, senang
berdebat dan adu argumentasi. Semuanya itu adalah perkara-perkara yang Islam
menyuruh kita untuk mewaspadai dan bahkan melarangnya dengan sangat. Sampaisampai Rasulullah bersabda,
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (Al-lsra': 16)
4. Terjadinya transformasi kekuasaan kepada bangsa non Arab, seperti Persia, kemudian
Dailim, bangsa Mamaluk, Turki dan yang lainnya dari bangsa-bangsa yang belum
mengenyam Islam dengan penghayatan yang benar, dan hati-hati mereka juga belum
disinari dengan cahaya Al-Qur'an, karena kesulitan di dalam memahami maknanya.
Padahal mereka membaca firman Allah ta'ala,
menimbulkan
kemudharatan
bagimu.
Mereka
suka
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami) jika kamu memahaminya." (Ali Imran;
118)
"Katakanlah, "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi." (Yunus: 101)
6. Banyak penguasa yang lengah oleh kekuasaanya, tertipu oleh kekuatannya dan tidak
memeperhatikan perkembangan sosial bangsa-bangsa selain mereka. Sehingga
mereka terlampaui oleh yang lain dalam hal kesiapan dan kehebatan, sementara
mereka tidak menyadari ketertipuannya. Padahal Al-Qur'an menyuruh mereka untuk
senantiasa tetap dalam kebangunan dan mewaspadai sifat alpa. Al-Qur'an
mengkategorikan orang-orang yang alpa itu seperti binatang ternak, bahkan lebih
sesat dari itu.
"Sungguh Kami masukkan ke neraka jahannam banyak dari golongan jin dan
manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak digunakan untuk berpikir,
mempunyai mata tapi tidak digunakan untuk melihat dan mempunyai telinga
tapi tidak digunakan untuk mendengar, mereka itu ibarat binatang ternak,
bahkan lebih sesat. Dan mereka-mereka itu adalah orang yang lupa." (AIA'raf: 179)
7. Tertipu oleh tipu daya musuh-musuhnya, kagum kepada amal perbuatan dan
fenomena-fenomena kehidupan mereka, serta terdorong untuk taklid terhadap apa
yang mereka perbuat yang sesungguhnya berbahaya dan tidak mendalangkan
manfaat. Padahal, Islam melarang meniru mereka, memerintahkan tampil beda
dengan mereka, menjaga pilar-pilar kekuatan umat, serta mewaspadai bahaya taklid.
Sampai-sampai Qur'an memberikan ultimatum,
"Wahai orang-orang yang beriman jika kamu mengikuti sebagian dari orangorang yang diberi AI-Kitab, niscaya mereka akan me-ngembalikan kamu
menjadi orang kafir setelah kamu beriman." (Alilmran: 100)
terbaiknya.
Kekuatan-kekuatan
aneksator
ini
berhasil
4. Serangan Baru
Pengaruh Eropa semakin mencengkeram, dengan maraknya berbagai penemuan
dan proyek pelayaran melanglang buana sampai pada ujung ufuk yang paling jauh.
Bahkan, mereka sampai kepada mayoritas negara muslim yang sedang berkembang,
seperti India dan wilayah-wilayah yang ada di sekelilingnya. Mereka mulai berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk merobek-robek keutuhan negara muslim yang luas nan
kuat, Untuk itu mereka menetapkan berbagai macam proyek, terkadang dengan dalih
mengentaskan problem bangsa-bangsa Timur atau dengan dalih membagi warisan dari
"The Sick Man" (Eropa menyebut kesultanan Turki yang baru dihancurkan). Setiap
negara memanfaatkan kesempatan, mencari-cari sebab yang tidak masuk akal, dan
seterusnya berusaha menyerang negara peninggalan yang memang sudah tidak punya
nyali dan kekuatan ini. Akhirnya, wilayahnya pun berhasil dicabik-cabik atau bisa
dihancurkan eksistensinya dari satu sisi. Serangan ini terus berlangsung dalam waktu
yang panjang, sampai akhirnya wilayah-wilayah Islam itu terpisah dari daulah
Utsmaniyah dan jatuh ke tangan penguasa Eropa, seperti Maroko dan Eropa Utara.
Sementara itu banyak negara non muslim yang semula di bawah wilayah kekuasaan
daulah Utsmaniyah mendapatkan kemerdekaan, seperti Yunani dan negara-negara di
semenanjung Balkan.
Skenario terakhir dalam pergolakan ini adalah Perang Dunia I tahun 1914-1918,
yang berakhir dengan kehancuran Turki dan sekutu-sekutunya. Dengan begitu,
terbukalah kesempatan yang luas bagi dua negara kuat di Eropa (Inggris dan Perancis)
dan tetangganya, yakni Italia. Mereka pun mencengkeramkan kukunya di atas warisan
besar berupa bangsa-bangsa muslim dan memperluas kekuasaannya dengan nama yang
bermacam-macam, seperti penjajahan, pemakmuran, wasiat (untuk merawat negerinegeri muslim itu) dengan pembagian sebagai berikut:
1. Afrika Utara (Mauritania, Aljazair, dan Tunisia) adalah jajahan Perancis. Mereka
memasukinya dengan menyusup lewat wilayah prestisius yang bernama Thonja dan
lewat daerah penjajahan Spanyol di Maroko.
2. Tripoli (Libya) dan Birqah merupakan jajahan Italia. Italia tidak ingin menyisakan
sesuatu pun dari peninggalan-peninggalan Islam di sana. Mereka memaksa mengubah
kewarganegaraan penduduk setempat dengan kewarganegaraan Italia dan menyebut
Libya dengan sebutan Italia Selatan. Mereka menyerang negara ini bersama keluargakeluarga yang lapar kekuasaan dan manusia-manusia yang bermental serigala.
3. Mesir dan Sudan di bawah kekuasaan Inggris. Tidak ada satu pun di antara keduanya
yang punya kewenangan mengatur negaranya sendiri.
4. Palestina merupakan jajahan Inggris. Inggris dengan kewenangannya menjual
Palestina kepada bangsa Yahudi. Kemudian mereka mendirikan negara Zionis Israel
di sana.
5. Syiria merupakan jajahan Perancis.
6. Iraq menjadi jajahan Inggris.
7. Hijaz, sebuah pemerintahan yang lemah dan rapuh, yang menunggu bantuan dan
terikat dengan perjanjian-perjanjian palsu dan tidak berdasar.
8. Yaman, sebuah negara marginal. Rakyatnya miskin dan selalu terancam oleh perang
dari setiap tempat, setiap saat.
9. Sisa dari bagian negara-negara Arab yang lain berupa emirat yang kecil-kecil, di mana
para amir-nya hidup di bawah perlindungan konsul-konsul Inggris. Mereka
mengambil makan dari penjualan gadis-gadis. Dalam dada mereka berkobar api
kedengkian dan kebencian, ditambah lagi dengan janji-janji dan syarat-syarat berat
yang diputuskan oleh negara-negara sekutu kepada penguasa jazirah, yakni Raja
Syarif Husain. Konon, janji itu adalah mereka mau membantu demi kemerdekaan
bangsa Arab dan menopang berdirinya kekhilafahan Arab.
10.Iran dan Afghanistan, adalah pemerintahan yang mengalami chaos politik
berkepanjangan. Dia diperebutkan oleh berbagai ambisi dari setiap tempat oleh
berbagai golongan. Suatu saat dia berada dalam perlindungan umat ini (kaum
muslimin) dan di saat yang lain di bawah yang lainnya.
11. India, dia adalah jajahan Inggris.
12. Turkistan dan negara-negara kecil yang ada di sekitarnya adalah jajahan Rusia.
Mereka hidup sengsara karena adanya tekanan dari penguasa komunis.
Selain yang tersebut di atas tadi, ada kondisi lain di mana minoritas muslim
tersebar di banyak negara, tidak diketahui lagi negara mana yang menjadi rujukan dan
berkewajiban melindunginya. Adakalanya sebuah pemerintahan yang masih setia
menghimpun berbagai bangsa muslim di seluruh dunia, mengibarkan panji Islam, dan
mengumandangkan dakwahnya, karena di dunia ini tidak ada satu pun bangsa yang bisa
dipersatukan sebagaimana dipersatukannya kaum muslimin dengan kesatuan bahasa,
kesamaan dalam hal kepentingan-kepentingan (material dan spiritual), senasib
sepenanggungan, dan cita-cita yang sama.
6. Perang Baru
Negara-negara Eropa telah menyelesaikan perang dunia. Sementara benih-benih
kedengkian dan permusuhan masih tertanam di dalam dada mereka. Tibalah saatnya
digelar muktamar perdamaian dan gencatan senjata, yang hal ini dinilai banyak negara
sebagai suatu pukulan telak dan kegagalan yang memilukan, sampai kemunculan
berbagai sistem pemikiran baru dan mabda'-mabda' fanatisme yang sangat ekstrim.
Tidak bisa dipungkiri, hal ini akan membuahkan pertentangan baru dan peperangan
dahsyat yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan mereka. Inilah saatnya mereka
kembali kepada jati diri kebenaran dan menghalau kezhaliman.
Tibalah kesempatan sekali lagi bagi umat Islam untuk merapatkan barisan,
menghimpun
kesatuan,
menyempurnakan
kebebasan
dan
kemerdekaan,
serta
siksaan. Mereka harus berhadapan dengan Mahkamah Pemeriksaan dan dimusuhi oleh
negara dan bangsa.
Namun, semua itu ternyata tidak berguna. Ajaran-ajaran gereja tidak mampu
bertengger di atas hakikat dan konvensi keilmuan. Bergemalah kebangkitan intelektual
yang mau tidak mau negara dan masyarakat harus menoleh ke sana. Gereja tetap
bersikeras menentangnya sampai akhirnya terjadilah pertentangan antara gereja dan
negara. Sejak saat itu masyarakat Barat melepaskan diri secara total dari segala pengaruh
gereja. Mereka mengusir para pendeta dari campur tangan mereka di berbagai lapangan
kehidupan untuk mendiami tempat-tempat ibadah saja dan memaksa Paus menetap di
Vatikan. Orang Barat membatasi kerja para pendeta hanya pada aspek kehidupan yang
sempit, mereka tidak boleh keluar dan mencurahkan perhatian selain pada aspek itu,
Kristen bagi masyarakat Eropa hanya tinggal sebagai warisan historis, sebagai sarana
untuk mendidik kaum primitif dan rakyat yang bodoh. Selain itu, fungsi agama (Kristen)
adalah sebagai sarana penjajahan dan pemenuhan kepentingan-kepentingan politis.
Pengaruh perkembangan ilmu di kalangan bangsa Eropa semakin besar, medan
penelitian dan penemuan pun semakin meluas. Akibatnya hasil produksi semakin
berlipat, yang membawa kehidupan masyarakat menuju era industialisasi. Hal itu
merambah ke semua sisi kehidupan, bersamaan dengan berdirinya negara adikuasa dan
pelebaran sayap kekuasaannya ke semua negara dan semua wilayah.
Dunia begitu antusias menanggapi kemajuan bangsa Eropa. Kepada merekalah
ditumpahkan segala sesuatu. Banyak dana dari berbagai tempat diinvestasikan ke sana.
Oleh karenanya, secara aksiomatik yang menggejalasetelah ituadalah tegaknya gaya
hidup dan peradaban ala Eropa di atas pondasi pemberangusan nilai-nilai agama dari
kehidupan masyarakat, khususnya yang menyangkut masalah negara, peradilan, dan
pendidikan. Tirani Materialisme dijadikan ukuran dalam segala hal. Sebagai konsekuensi
logis dari hal itu, fenomena peradaban menjadi 'material minded' dan cenderung
menghancurkan semua ajaran agama samawi. Peradaban ini secara diametral
bertentangan dengan asas-asas yang telah digariskan oleh Islam yang telah membangun
paradigma peradabannya dengan bertumpu pada kesesuaian antara spiritual dan material.
Di antara fenomena umum yang menandai bangkitnya peradaban Eropa adalah:
1. Atheisme, keraguan akan adanya Allah, mengingkari alam ruh, melupakan balasan
akhirat, dan terpaku pada batas-batas alam materi yang terlihat mata saja.
"Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedang
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai." (Ar-Ruum: 7)
4.
Maraknya
sistem
ekonomi
ribawi
dan
pembenaran
(legitimasi)
terhadap
keberadaannya secara hukum. Budaya riba ini bahkan dijadikan sebagai asas dalam
interaksi sosial, Pada saat yang sama, mereka merancang berbagai bentuk produk
perbankan yang ribawi kemudian memasyarakatkannya secara intensif di tengah
warga.
seperti yang mereka kehendaki dan melipatgandakan laba serta kekayaan yang besar.
Setelah itu mereka akan semakin leluasa mengubah kaidah-kaidah pendidikan, hukum
pemerintahan dan peradilan, serta mempola sistem politik dan perundang-undangan
sampai pada peradaban kita, persis seperti pola mereka, bahkan terkadang negara muslim
yang paling kuat sekalipun.
Mereka berhasil memasukkan wanita-wanita seronok, khamr, sandiwara, tempattempat dansa, diskotik, novel, koran, legenda, cerita-cerita fiksi dan komedi mereka yang
sarat dengan misi ke dalam negeri-negeri muslim. Mereka melegitimasi berbagai tindak
kriminal yang sebelumnya tidak diperbolehkan di negara mereka sendiri. Kehidupan
dunia yang hiruk pikuk dan tiada menentu, yang dipenuhi dengan noda dan dilingkupi
oleh dosa ini, mereka jadikan sebagai sesuatu yang indah di mata kalangan bawah kaum
muslimin yang tertipu, di mata para orang kaya, para pengendali opini umum, kalangan
selibritis, dan para pemegang tampuk kekuasaan.
Tidak hanya itu, mereka juga mendirikan sekolah-sekolah dan institut-institut
keilmuan dan kebudayaan di negara-negera muslim. Hal ini bertujuan untuk
menanamkan dalam diri pemudanya rasa ragu dan mengingkari keyakinannya, minder
(inferior) dengan identitas keislamannya, meremehkan agama dan negara, melepaskan
diri dari warisan budaya dan ideologi serta mengagungkan apa saja yang berbau Barat.
Mereka yakin bahwa semua yang datang dari Barat adalah tipe ideal dalam hidup ini.
Di sekolah-sekolah ini, para siswa hanya terdiri dari anak-anak kelas menengah
ke atas. Hal ini memang sudah direncanakan khusus untuk mereka, karena anak-anak ini
adalah anak-anak para pembesar dan penguasa, yang setelah itu merekalah pemegang
tampuk kepemimpinan bangsa dan negara.
Jika di institut-institut lokal ini dirasa belum sempurna, maka lewat pengiriman
tugas belajar ke luar negerilah yang akan menjamin kesempurnaannya. Invasi sosial yang
rapi sekaligus kejam ini berhasil dengan gemilang. Sebuah invasi yang begitu mengena di
dalam jiwa, melekat di hati, lama rentang waktunya, dan kuat sekali pengaruhnya. Hal ini
jauh lebih berbahaya daripada invasi politik maupun militer.
Sebagian umat Islam sangat keterlaluan dalam ketidakberdayaannya di depan
peradaban Barat ini, sehingga mereka rela melepaskan shibghah islamiyah-nya. Sampaisampai Turki pun berani menyatakan diri sebagai negera non muslim dan berkiblat tanpa
reserve kepada Barat dalam setiap yang mereka perbuat. Imanullah Khan, seorang raja
Afghanistan berusaha melakukan hal serupa. Namun, upaya ini justru mengakibatkan dia
turun dari tahtanya. Di Mesir, fenomena taklid kepada Barat ini juga semakin memuncak
dan menjadi-jadi. Sampai-sampai salah seorang yang menjadi penentu kebijakan di sana
berani terang-terangan mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada jalan lain untuk maju
kecuali harus mengambil peradaban Barat seluruhnya, yang buruk ataupun yang baik,
yang pahit atupun yang manis, yang disenangi atau yang dibenci dan yang dipuji ataupun
yang dicela.
Dengan cepat peradaban seperti ini menjalar dari Mesir ke negara-negara
tetangganya sampai ke Maroko, dan "kesucian" nya pun dipuja-puja setinggi langit
sampai seantero Hijaz.
Dilihat dari sejauhmana negara-negara muslim tercemari oleh peradaban Barat
dan tirani Materialismenya, kita bisa bagi menjadi tiga klasifikasi:
1. Negara-negara yang tercemari secara menyeluruh sampai pada menyangkut hal-hal
yang bersifat ritual dan spiritual. Di antara negara-negara yang seperti ini adalah
Turki dan Mesir. Naungan fikrah islamiyah telah terpisahkan dari fenomenafenomena sosial. Fikrah islamiyah telah disingkirkan; hanya boleh didengungkan di
masjid,
pojok-pojok
ruangan,
tempat-tempat
kumuh,
dan
diacuhkan
oleh
perkembangan.
2. Negara-negara yang tercemari peradaban ini dalam hal-hal yang formal dan birokratis,
tetapi tidak sampai mempengaruhi hal-hal yang bersifat spiritual. Negara seperti ini
antara lain Iran, Maroko, dan Afrika Utara.
3. Negara-negara yang tidak terimbas oleh peradaban Barat kecuali kelompok tertentu
dari kalangan intelektual dan penguasanya saja, bukan kalangan umum dan
rakyatnya. Contoh negara seperti ini adalah: Syiria, Irak, Hijaz (baca: Saudi Arabia),
bagian-bagian jazirah Arab, dan kerajaan-kerajaan Islam kecil yang lain.
Kendati demikian, gelombang itu menyebar secepat kilat sampai di tempat-tempat
yang belum terjamah sebelumnya dan menyentuh jiwa anggota masyarakat di seluruh
tingkatan sosial. Musuh-musuh Islam berhasil menipu kaum intelektual muslim.
Mereka juga meletakkan tabir penghalang di depan mata umat manusia dengan cara
menggambarkan Islam dengan gambaran yang parsial, dalam masalah-masalah yang
Kebangkitan
binatang sekalipun. Agar bisa mendapatkan makanan yang cukup, mereka harus bekerja
sangat berat.
Mesir terancam oleh kelaparan yang mematikan, dan pada saat yang sama dia
juga harus menghadapi berbagai kerumitan masalah ekonomi Tiada yang tahu bagaimana
akhirnya selain Allah.
Di Mesir terdapat 320 buah perusahaan asing yang memonopoli segala
kepentingan umum dan kebutuhan pokok rakyat di seluruh penjuru negeri. Pusat-pusat
bisnis, industri-industri hulu, dan sumber-sumber ekonomi penting semuanya berada di
tangan para investor asing. Kepemilikan kekayaan dengan cepat berpindah dari penduduk
pribumi kepada mereka.
Sementara itu, Mesir termasuk deretan pertama negara di dunia yang banyak
menderita wabah penyakit dan hama. Lebih dari sembilan puluh persen penduduk Mesir
menderita kelemahan fisik, cacat indrawi, dan berbagai macam penyakit lainnya. Hingga
kini, Mesir juga masih tergolong negara dengan angka buta huruf yang besar, tidak
sampai dua puluh persen penduduknya yang bisa menikmati bangku sekolah, Hal ini
terbukti, lebih dari lima ratus ribu penduduknya hanya sampai pada pendidikan dasar,
yang targetnya hanya agar bisa baca-tulis (setara dengan kejar paket A dan B di
Indonesia, edt.).
Angka kriminalitas juga meningkat drastis, sampai-sampai penjara-penjara yang
ada di sana mengalumnikan para napi lebih banyak daripada lulusan yang dialumnikan
oleh sekolah-sekolah yang ada. Dalam bidang pertahanan, hingga kini Mesir belum
berhasil membentuk pasukan militer yang handal.
Data-data dan gambaran di atas ternyata juga dijumpai di rata-rata negara muslim.
Oleh karena itu, sasaran kalian adalah berbuat untuk membenahi kurikulum pendidikan
dan pengajaran, memerangi kemiskinan, kebodohan, memberantas penyakit, mengikis
tindak kriminal, dan membentuk sebuah masyarakat ideal yang loyal kepada syari'at
Islam.
tidak akan berarti. Itu semua tidak akan bisa merealiasikan tujuan dan tidak sampai pada
sasaran yang diinginkan. Namun, dakwah mempunyai wasail (perangkat) yang harus
dipegangi dan dilaksanakan. Perangkat umum dakwah yang kita pegangi dalam hal ini
tidak mungkin akan berubah atau diganti dan tidak akan bisa terlepas dari tiga masalah
berikut:
1. Iman yang dalam,
2. Takwin (pembentukan pribadi muslim) yang jeli, dan
3. Amal yang berkesinambungan.
Inilah perangkat umum kalian wahai Ikhwan! Yakinlah dengan fikrah kalian,
berhimpunlah di bawah naungannya, beramallah untuknya, dan teguhlah dalam
memegang prinsipnya.
5. Perangkat Tambahan
Selain perangkat umum, masih ada perangkat tambahan yang juga harus dipegang
dan dilaksanakan. Ada wasail yang bersifat negatif dan ada yang positif, ada yang sesuai
dengan adat kebiasaan ada pula yang keluar dari tradisi, bertentangan, dan bahkan
berseberangan. Ada perangkat lunak, ada pula perangkat keras. Kita harus
mempersiapkan diri untuk menghasung dan menyiapkan semua perangkat ini, sehingga
ada jaminan keberhasilan. Kadang-kadang kita dituntut berseberangan dengan tradisi dan
adat kebiasaan, keluar dari aturan dan kondisi yang biasa ada dan telah dikenal oleh
manusia. Memang, dakwah ini pada hakekatnya tidak lain adalah keluar dari tradisi,
mengubah adat kebiasaan dan kondisi (dari yang buruk menuju yang baik). Siapkah
kalian wahai Ikhwan, untuk melakukan itu semua?
6. Penggembosan
Sebagian besar manusia akan bertanya, Apa yang anda maksudkan dengan
perangkat ini? Apa perannya dalam membangun umat dan memperbaiki masyarakat
dengan berbagai problem yang ada di dalamnya dan dengan status quo yang di sana
terkandung berbagai kerusakan? Bagaimana mungkin kalian akan bisa membenahi
masalah ekonomi dengan tidak berlandaskan riba? Apa yang bisa kalian perbuat dalam
(keragu-raguan) dan berbagai tuduhan keji terhadap dakwah kalian. Mereka akan
berusaha mengaitkannya dengan setiap kekurangan dan menampakkannya kepada
manusia dengan sejelek-jelek gambaran. Mereka lakukan itu semua atas nama kekuatan
dan kekuasaan, serta bernaung di bawah harta kekayaan dan jabatan.
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahaya-Nya, walaupuyn orang-orang kafir tidak menyukai." (At-Taubah: 32)
Tidak bisa dipungkiri, dengan kondisi seperti itu kalian akan memasuki medan
ujian dan cobaan yang berat. Kalian akan dipenjara dan ditahan, diusir, dan dideportasi.
Kepentingan-kepentingan kalian akan dikebiri, kalian akan diberhentikan dari pekerjaan,
dan rumah-rumah kalian akan digeledah dan diawasi. Ujian dan cobaan ini kemungkinan
akan sangat panjang rentang waktunya.
"Apakah
manusia
itu
mengira
bahwa
mereka
dibiarkan
(saja)
mengatakan, 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi?" (AI-Ankabut:
2)
Akan tetapi, Allah berjanji akan memenangkan para mujahid dan memberikan
balasan berharga bagi para aktivis dakwah yang telah berbuat ihsan.
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah Aku tunjukkan kepada kalian
suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? ...
Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap
musuh-nnusuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." (AshShaff: 10-14)
8. Faktor-faktor Keberhasilan
Di atas berbagai kendala ini, kita harus sebutkan satu hal bahwa kita berdakwah
dengan dakwah Allah, dan itu merupakan dakwah yang tertinggi. Kita menyeru dengan
fikrah islamiyah, sebuah fikrah yang terkuat. Kita suguhkan kepada manusia syariat AlQur'an dan itu merupakan syari'at yang paling adil.
"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada
Allah?"(AI-Baqarah: 138)
Dunia ini membutuhkan dakwah kita. Segala yang ada di dalamnya akan
mendukung dan menyiapkan jalannya. Sementara kita -alhamdulillah- berlepas diri dari
ambisi-ambisi dan jauh dari kepentingan-kepentingan pribadi. Kita tidak menginginkan
kecuali wajah Allah dan kemaslahatan manusia. Kita tidak akan beramal kecuali hanya
ingin meraih ridha-Nya. Kita menantikan dukungan dan kemenangan hanya dari Allah.
Barangsiapa yang dimenangkan oleh-Nya, maka tak seorang pun yang kan bisa
mengalahkannya.
"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orangorang yang beriman dan sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai
pelindung." (Muhammad: 11)
Oleh karena itu, kekuatan dakwah, kebutuhan manusia akan keberadaannya,
kemuliaan tujuan dan dukungan Allah kepada kita, merupakan faktor-faktor penentu
keberhasilan yang tidak mungkin digagalkan oleh kendala apapun dan tidak bisa
dihalangi dengan rintangan yang bagaimana pun.
"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-NYa, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya." (Yusuf:21)
X. WASIAT
Wahai segenap aktivis Ikhwanul Muslimin, dengarlah! Dengan kata-kata saya ini,
saya ingin meletakkan fikrah di depan penglihatan kalian. Barangkali akan terjadi saatsaat sulit yang memisahkan saya dengan kalian semua, sehingga saya tidak bisa lagi
berbincang-bincang atau menulis untuk kalian. Saya pesankan kepada kalian hendaknya
merenungkan kata-kata saya. Jika memungkinkan, hendaknya dihafal dan agar kalian
mau ber-ijtima' (bersatu) dalam rengkuhannya. Sesungguhnya di balik setiap kata itu
terdapat berbagai macam makna.
Wahai ikhwan! Kalian bukanlah perkumpulan sosial, bukan partai politik, dan
bukan pula sebuah organisasi temporer yang berorientasi untuk meraih tujuan-tujuan
pragmatis tertentu. Namun, kalian adalah ruh baru yang mengalir di hati umat ini, maka
ia pun akan menghidupkannya dengan Al-Qur'an. Kalian adalah cahaya baru yang tengah
merekah. Cahaya itulah yang menyingkap tabir kegelapan Materialisme dan
menggantikannya dengan ma 'rifatullah, Kalian adalah suara yang melengking tinggi
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
Wahai Ikhwan!
Berimanlah kepada Allah, milikilah 'izzah (kewibawaan) dengan ma 'rifah
kepada-Nya, dan bersandarlah kalian hanya kepada-Nya. jangan takut kepada selain Dia,
laksanakan apa-apa yang diperintahkan-Nya, dan jauhilah larangan-larangan-Nya.
Berakhlaklah dengan segala keutamaan dan berpegang teguhlah dengan
kebenaran. Jadilah kalian orang-orang yang kuat dengan akhlak, orang-orang yang punya
'izzah dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kalian berupa keimanan orangorang mukmin, dan kemuliaan orang-orang yang taqwa lagi shalih.
Terimalah Al-Qur'an dengan ketekunan mempelajarinya, dan sambutlah sirah
Rasulullah yang suci dengan selalu mengingatnya. Jadilah kalian para pelaku amal dan
bukan orang-orang yang hanya pintar berdebat. Sungguh, jika Allah memberi hidayah
kepada suatu kaum, tentu Dia akan mengilhamkan kepada mereka untuk beramal
(merealisasikannya). Tidaklah tersesat suatu kaum setelah datangnya petunjuk, kecuali
mereka yang suka berdebat.
Hendaklah kalian saling mencintai satu sama lain. Jagalah selalu persatuan dan
kesatuan, karena ia merupakan rahasia kekuatan dan penentu keberhasilan kalian.
Teguhlah dalam prinsip, sampai Allah membukakan al-haq di antara kalian dan di tengah
kalian. Dia-lah sebaik-baik pembuka.
Dengar dan taatilah qiyadah (pemimpin) dalam kondisi sulit maupun mudah,
dalam keadaan giat ataupun malas. Itulah syi'ar dari fikrah kalian dan mata rantai
hubungan di antara kalian.
Setelah itu, tunggulah pertolongan dan dukungan Allah. Tidak diragukan lagi,
peluang itu pasti datang.
"Dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena
pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang," (Ar-Ruum: 4- 5)
Semoga Allah berkenan memberikan taufiq kepada kita atas apa yang dicintai dan
diridhai-Nya, membimbing kita untuk meniti jalan mereka yang terpilih dan
mendapatkan petunjuk, menghidupkan kita dengan kehidupan orang-orang yang punya
'izzah dan sejahtera, serta mematikan kita dengan kematian para mujahid dan syuhada.
Sesungguhnya, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.