Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penilaian dapat didefinisikan sebagai salah satu gabungan antara ilmu pengetahuan dan
seni, dimana dalam penilaian ini bukan saja terdiri dari perhitungan matematis akan tetapi
juga bergantung pada rumusan dan opini yang dibuat oleh seorang penilai setelah membuat
analisis dan kajian yang mendalam terhadap karakterisistik harta, keadaan ekonomi, latar
belakang sejarah, prospek serta potensi-potensi pada masa yang akan datang. Sedangkan
pengertian properti menurut common law atau hukum Anglo Saxon dari Inggris disebutkan
bahwa properti artinya kepemilikan atau hak untuk memiliki sesuatu benda, atau segala
benda yang dapat dimiliki.Artinya properti dapat dibedakan kepemilikannya atas bendabenda bergerak (personal property) dan tanah serta bangunan permanen (real property).
Dalam personal property ada yang termasuk tangible (seperti peralatan, perlengkapan mesin,
kendaraan dan lain-lain) dan intangible asset (seperti surat-surat berharga dan
goodwill/copyright/franchises, dan lain-lain). Sedangkan real property adalah pengertian
properti yang kita pahami selama ini yakni tanah dan bangunan permanen serta
pengembangan lainnya.
Menurut SPI 2007, mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses pekerjaan seorang
penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu. Dalam
definisi lain menyebutkan, proses penilaian adalah suatu prosedur yang sistematik yang
dilaksanakan guna memperoleh jawaban atas pertanyaan klien tentang nilai suatu real
property. Dengan demikian penilaian properti dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perhitungan secara matematika dan kajian karakteristik dalam memberikan suatu estimasi dan
pendapatan atas nilai ekonomis suatu properti baik berwujud maupun tidak berwujud,
berdasarkan hasil analisa terhadap fakta-fakta yang obyektif dan relevan dengan
menggunakan metode dan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku.Proses penilaian dimulai
ketika penilai mengidentifikasikan masalah penilaian dan berakhir dengan diserahkannya
laporan penilaian kepada klien. Penilaian memiliki berbagai macam kepentingan yang

mendasari. Hal ini yang mengakibatkan pada hasil penilaian dapat terwujud dalam berbagai
hasil, tergantung pada keperluan dan kepentingan dalam memperoleh tujuan tertentu tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja identifikasi tujuan dalam proses penilaian properti?
2. Bagaimana survei pendahuluan untuk melakukan proses penilaian?
3. Apa saja tahapan untuk pengumpulan dan analisis data dalam proses penilaian?
4. Apa saja macam pendekatan-pendekatan penilaian dalam proses penilaian?
5. Bagaimana rekonsiliasi nilai dalam proses penilaian?
6. Sebutkan macam-macam dari laporan penilaian, ketentuan penyimpangan dan apa
saja syarat untuk pengungkapan laporan penilaian?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui identifikasi tujuan dalam proses penilaian
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam survei pendahuluan
3. Untuk mengetahui cara-cara dalam pengumpulan dan analisis data
4. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam proses
penilaian
5. Untuk mengetahui analisis terhadap berbagai kesimpulan dalam proses penilaian
6. Untuk mengetahui macam-macam laporan penilaian, syarat pengungkapan dan
ketentuan penyimpangan

BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI TUJUAN
Proses Penilaian suatu properti harus dilakukan dalam bentuk tahapan tahapan
sebagai berikut:
1. Identifikasi Permasalahan
Dalam mengidentifikasi permasalahan terdapat langkah langkah yang harus
dilakukan:
a. Identifikasi properti yang akan dinilai
1) Identifikasi real estate, yaitu identifikasi awal secara fisik mengenai alamat
dan data deskriptif lain yang dapat menerangkan lokasi tersebut dengan
menunjuk landmark yang dikenali, identifikasi legalitas (hak dan nomor)
kepemilikan tanah.
2) Identifikasi real properti, yaitu identifikasi yang meliputi bentuk fisik tanah
dan/ bangunan, yang meliputi identifikasi pemilik bangunan (perorangan atau
kolektif), apaakh saat penilaian dalam penguasaan orang lain, Bank, dsb.
Identifikasi dalam status, apakah bersengketa dsb.
b. Penggunaan/Tujuan penilaian
Penggunaan atau fungsi dari penilaian adalah cara dimana klien menggunakan
informasi yang ada di dalam laporan penilaian. Klien bisa menentukan
penggunaan penilaian ketika mengajukan permintaan untuk menggunakan jasa
penilai. Untuk mencegah pekerjaan yang sia-sia, penilai dan klien harus mencapai
suatu pengertian timbal balik yang sama mengenai penggunaan dan kepemilikan
dari laporan penilaian dan kesimpulannya.
c. Definisi nilai
Tujuan dari proses penilaian adalah untuk menetukan estimasi nilai suatu properti,
sehingga tipe tertentu dari suatu nilai dan kepentingan yang ada harus
diidentifikasi secara tegas dan jelas.
Pernyataan tujuan penilaian pada laporan akhir dari nilai akhir yang ditentukan
dalam rencana kerja penilaian sebelumnya, menentukan ruang lingkup dari
penugasan penilaian. Jenis dari nilai yang akan dicari termasuk juga nilai pasar,
nilai guna (use value), going concern value, investment value dan assesed value
serta insurable value. Pernyataan tertulis dari nilai yang dimaksudkan harus
dinyatakan dalam setiap laporan penilaian.
d. Tanggal penilaian

Tangal penilaian harus dicantumkan karena faktor- faktor yang mempengaruhi


nilai real property terus berubah. Walau kondisi yang diamati pada saat penilaian
masih sama dalam jangka waktu tertentu setelah penilaian, suatu estimasi nilai
dipertimbangkan berlaku hanya untuk waktu tertentu yang secara tegas dinyatakan
dalam laporan penilaian. Nilai pasar biasanya dilihat sebagai refleksi dari persepsi
pelaku pasar untuk kondisi dimasa mendatang, dan persepsi itu didasarkan pada
bukti nyata di pasar pada suatu periode waktu tertentu. Nilai mencerminkan
kondisi ekonomi pada suatu waktu tertentu, dan perubahan tiba-tiba didalam
bisnis dan pasar real estat dapat mempengaruhi nilai secara dramatis.
e. Jenis dan nilai yang dikehendaki
Maksud dari nilai yang dikehendaki adalah seperti contoh: Untuk tujuan jual-beli,
nilai yang dikehendaki adalah Nilai pasar wajar (fair market value); Untuk tujuan
asuransi, nilai yang dikehendaki adalah nilai asuransi; Untuk tujuan lelang
(auction), nilai yang dikehendaki adalah nilai paksa jual (forced sale value), dan
seterusnya.
f. Deskripsi ruang lingkup penilaian
Ruang lingkup penilaian menunjuk pada luas dari proses data dikumpulkan,
dipastikan dan dilaporkan. Ruang lingkup harus dijelaskan untuk memproteksi
pihak ketiga yang menyandarkan diri pada laporan penilaian yang mungkin
dipengaruhi oleh informasi tersebut. Penilai menentukan luas kerjanya dan
laporan didasarkan pada pentingnya problema dan persetujuan dengan klien.

B. SURVEI PENDAHULUAN
Setelah menentukan tujuan dan merumuskan masalah, maka pada tahap selanjutnya
seorang penilai siap untuk melakukan analisis pendahuluan mengenai karakteristik dan
data apa yang hendak dikumpulkan. Data dan informasi yang diperoleh pada survei
pendahuluan ini akan sangat menentukan tahapan tahapan selanjutnya dari proses
penilaian.
A.) Data yang diperlukan
4

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dilakukan pada tahap pertama,


penilai dapat memperkirakan data dan informasi apa saja yang diperlukan dalam rangka
penilaian properti tersebut. Terdapat dua jenis data yang harus dikumpulkan oleh seorang
penilai, yaitu data umum dan data khusus. Data umum ini meliputi informasi berkenaan
dengan prinsipprinsip,kekuatan/keunggulan dan faktorfaktor yang mempengaruhi nilai
properti, yaitu informasi - informasi berkenaan dengan tren sosial, ekonomi,
pemerintahan dan kekuatan lingkungan yang berpengaruh terhadap nilai properti.
Sedangkan data khusus adalah data yang berkaitan langsung dengan properti yang akan
dinilai serta properti - properti pembandingnya. Data khusus ini meliputi data secara
detail mengenai fisik, data lokasional, data biaya, data pendapatan dan pembelanjaan,
sebagaimana yang terdapat juga pada properti pembanding. Kaitan antara tahap pertama
dan tahap kedua sangat erat: jenis properti yang berbeda memerlukan data pendukung
yang berbeda; tanggal penilaian yang berbeda memerlukan data yang berbeda; tujuan
penilaian yang berbeda memerlukan data yang berbeda, dan seterusnya.
B.) Sumber data
Jenis data yang diperlukan, baik data primer maupun data sekunder, selanjutnya
berpengaruh secara langsung terhadap sumber datanya. Sumber data ini sangat bervariatif
dari berbagai sektor. Di Indonesia, secara garis besar sumber data tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Instansional (Pemerintah Non- Pemerintah)
1 BPN
2 Dirjen Pajak
3 Pemda
4 Broker & Agent
5 Perusahaan Penilai
6 Notaris / PPAT
7 Pengembang
Non Instansional
1 Penjual
2 Pembeli
3 Iklan
4 Media Massa
C.) SDM & Waktu
Personel dan waktu yang diperlukan ditentukan oleh jangka waktu yang dikehendaki
oleh pemberi tugas dan kompleksitas properti yang dinilai. Jumlah personel dan waktu
5

yang diperlukan ini biasanya tergantung pada beban kerja penilaian yang akan dilakukan,
di mana beban ini tergantung pada tipe properti yang dinilai, skala properti, tujuan
penilaian, tingkat kesulitan dalam pengukuran di lapangan serta instrumen yang
diperlukan. Sebagai contoh, pada Penilaian pabrik baja, misalnya memerlukan waktu dan
personel yang cukup banyak karena biasanya pabrik semen menempati areal yang luas
dan terdiri dari ratusan unit bangunan.
D.) Perencanaan kerja
Suatu perencanaan kerja yang matang akan sangat membantu kelancaran dan efisiensi
pelaksanaan penilaian. Perencanaan kerja ini meliputi:
pembagian tugas dan tanggung jawab tiap personel, perencanaan biaya, sarana pendukung
(peralatan, sarana transportasi, dan sebagainya), jadwal kegiatan dan lain-lain.

C. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Data yang perlu dikumpulkan dan dianalisis haruslah data yang mempunyai hubungan
dan pengaruh terhadap estimasi nilai properti subjek (properti yang dinilai). Data yang
tidak mempunyai korelasi langsung terhadap nilai properti subjek tidak perlu
dicantumkan dalam laporan penilaian. Data yang dikumpulkan dan dianalisis ini secara
garis besar diklasifikasikan menjadi data umum dan data khusus.
a) Data umum
Meliputi data dalam skala nasional, propinsi, kabupaten, kota dan lingkungan sekitar.
Data ini meliputi faktor-faktor eksternal (sosial, ekonomi, peraturan pemerintah dan
lainnya) yang mempengaruhi nilai.
6

1) Lokasional

Data mengenai kecenderungan populasi, peraturan pemerintah, tata guna


tanah, kepadatan, transportasi, masalah lingkungan, fasilitas umum, dan
sebagainya yang berpengaruh terhadap nilai properti subjek mungkin
dicantumkan dalam laporan penilaian.

2) Ekonomi

Tren ekonomi baik secara nasional, regional maupun dalam lingkup yang lebih
sempit (lingkungan sekitar) biasanya sangat berpengaruh terhadap nilai

properti subjek.
Data tersebut seperti tingkat upah buruh, bahan-bahan material, tingkat sewa,

tingkat hunian (occupancy rate) dan sebagainya.


Data penting lainny yang juga harus dianalisis adalah studi tentang minat
konsumen terhadap lokasi, tipe, harga, kualitas dan tingkat permintaan dalam
suatu segmen pasar tertentu.

b) Data Khusus
Data yang lebih spesifik adalah berkaitan dengan properti subjek dan properti
pembanding.
c) Data Properti Subjek
Data tentang properti subjek ini meliputi: tapak (site), bangunan (improvement) dan
dokumen kepemilikan (title).
Tapak (Site) Bangunan Bundel Legal
1. Ukuran & Luasan
2. Bentuk & Kontur
3. Elevasi
4. Jenis Tanah
5. Posisi (letak)
7

6. Zone
7. Rekayasa lahan dan kelengkapannya (pagar, saluran, tanaman dan lain - lain)
8. Akta Jual-Beli
9. Sertifikat
10. Perizinan Ilokasi, IMB, dan lain - lain)
d) Data Pembanding
Properti pembanding adalah properti yang mempunyai kegunaan sama/serupa, berlokasi
pada kawasan yang sama, dan telah diketahui nilainya. Data pembanding ini dapat berupa
data fisik tanah dan bangunan, data harga jual beli, data sewa untuk berbagai jenis properti.

D. PENGGUNAAN PENDEKATAN PENILAIAN


Secara umum, ada tiga macam pendekatan penilaian yang digunakan dalam
mengestimasi nilai properti, dimana pendekatan yang digunakan tergantung dari tipe
properti, maksud penggunaan penilaian, ruanglingkup pekerjaan, serta kualitas dan
kuantitas data yang tersedia, tiga pendekatan tersebut antara lain :
PENDEKATAN PERBANDINGAN DATA PASAR (MARKET DATA APPROACH)
Yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai jual dari suatu properti dengan
membandingkannya terhadap properti lain yang sejenis yang telah diketahui nilai
jualnya. Pendekatan ini sesuai untuk menilai property umum atau yang banyak
diperjualbelikan di pasar, misalnya rumah dan ruko.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Pengumpulan dan Verifikasi Data untuk dijadikan data pembanding


Seleksi data dan perbandingan data, serta menentukan factor-faktor penyesuaian
(lokasi, fisik dan lain-lain)
8

Melakukan adjustment (penyesuaian) data pembanding terhadap properti subjek

dengan menggunakan faktor penyesuaian diatas.


Rekonsiliasi Nilai hasil penyesuaian untuk mendapatkan indikasi nilai properti.
Nilai Properti = Harga pasar properti pembanding adjustment

KONSEP PENDEKATAN DATA PASAR

Pendekatan Perbandingan Data Pasar adalah pendekatan yang menggunakan data

penjualan atas properti yang sebanding dengan objek penilaian.


Harga jual [penawaran] dari properti pembanding kemudian dianalisis dengan
menerapkan satuan pembanding yang sesuai dan dicocokan dengan perbedaan atas

objek penilaian.
Pada dasarnya Pendekatan Perbandingan Data Pasar dapat digunakan untuk semua

jenis properti, asalkan data transaksi yang tersedia cukup dan dapat dipercaya
Pembeli dan penjual cukup mengerti terhadap properti yang ditransaksikan
Data Pasar yang dipakai harus dapat dipercaya
Jual beli harus sukarela tanpa paksaan
Jual beli mempunyai kesamaan dalam penggunaan/ peruntukan, ukuran/luas, bentuk,

sifat-sifat fisik, lokasi, sifat-sifat sosial dan cara jual beli;


Data Pasar harus up-to-date, sehingga dapat dipakai untuk memperkirakan Nilai Pasar

pada tanggal penilaian;


Penilai harus mengetahui dan menganalisa sumber data untuk dapat diterapkan pada
masing-masing alternatif tersebut.

PRINSIP DALAM PENDEKATAN PERBANDINGAN DATA PASAR :


Penawaran dan permintaan : estimasi permintaan tergantung jumlah pengguna
potensial, daya beli, selera dan preferensi
Substitusi : nilai tergantung harga dengan properti pengganti dan utilitas sama
Keseimbangan : selalu berubah tergantung kekuatan pasar
Eksternalitas : nilai tergantung kondisi ekonomi dan lingkungan
BATASAN PENERAPAN PENDEKATAN PERBANDINGAN DATA PASAR :

Dapat diaplikasikan untuk semua jenis properti


Terbatas untuk property jenis khusus
Perubahan perekonomian yang cepat berpengaruh pada harga pasar
Daya penerapannya tinggi jika data yang tersedia mencukupi

CARA PENERAPAN PENDEKATAN PERBANDINGAN DATA PASAR :


Penelitian pasar, pengumpulan informasi

Verifikasi informasi, kompilasi data, checking akurasi data transaksi untuk


mengukur kondisi pasar
Memilih unit pembanding yang sesuai
Langkah perbandingan melalui penyesuaian faktor-faktor
Rekonsiliasi nilai
ELEMEN PERBANDINGAN DALAM PENDEKATAN PERBANDINGAN DATA
PASAR :

Hak yang melekat di atas property


Perihal pendanaan
Kondisi penjualan
Tanggal transaksi / kondisi pasar
Lokasi
Karakteristik fisik

PENDEKATAN BIAYA (COST APPROACH)


Pendekatan penilaian yang menggunakan biaya reproduksi atau biaya pengganti (RCN)
sebagai dasar untuk mengestimasi nilai pasar obyek penilaian. Sesuai digunakan untuk
mengestimasi nilai properti yang memiliki karakteristik khusus sehingga jarang atau tidak
ditransaksikan di pasar.
Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
1. Mengestimasi nilai tanah sebagai tanah kosong (HBU) dengan menggunakan
perbandingan data pasar
2. Menentukan Nilai Bangunan baru (RCN)
3. Menghitung depresiasi/penyusutan atas bangunan tersebut baik penyusutan fisik,
kemunduran fungsi dan kemunduran ekonomis
4. Mengurangi Nilai bangunan baru dengan depresiasi, sehingga diperoleh nilai
bangunan terdepresiasi.
5. Menjumlahkan nilai tanah dan nilai bangunan
Nilai Properti = Nilai Tanah + Nilai Bangunan Terdepresiasi
JENIS-JENIS PENYUSUTAN :

Penyusutan Fisik
Nilai yang hilang yang disebabkan oleh karena penggunaan bangunan dan pengaruh
dari alam.
10

Penyusutan Fungsional
Penurunan fungsi kegunaan bangunan dengan kriteria tingkat efisiensi kepuasan
keinginan, dan kebutuhan pasar.

Penyusutan Eksternal (Ekonomi)


Nilai yang hilang yang disebabkan oleh pengaruh dari luar properti. Ada dua kategori
sumber, yaitu:
-

kemunduran lokasi : disebabkan oleh lingkunan disekitar properti subjek,

contoh polusi dan kebisingan


-

kemunduran ekonomi : disebabkan kondisi ekonomi, contoh kenaikan tingkat

bunga, kelebihan penawaran jenis property tertentu.


METODE PENGHITUNGAN PENYUSUTAN
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi penyusutan, yaitu:
1. Metode langsung

Metode Umur Hidup


Rasio perbandingan antara umur efektif properti subjek dengan total umur
ekonomis properti pembanding terhadap total biaya pembuatan/penggantian baru

Metode umur ekonomis dengan modifikasi


Dilakukan dengan memisahkan antara penyusutan yang dapat diperbaiki
(curable) dan yang tidak dapat diperbaiki (incurable)

Metode terinci (Breakdown Method)


Metode perhitungan yang menyeluruh & detail dengan melakukan kalkulasi
terhadap komponen-komponen bangunan secara terinci .

2.

Metode tidak langsung

Metode Ekstrasi Pasar


Berbasis selisih antara nilai transaksi penjualan properti sejenis dikurangi nilai
tanahnya dengan biaya pembuatan/penggantian kembali properti pada tanggal
penilaian

11

Metode Kapitalisasi Pendapatan


Menghitung nilai properti dengan mengkapltalisasi pendapatan bersih dari subjek
properti lalu dikurangi dengan nilai tanah diperoleh nilai bangunan. Hasil ini
dibandingkan dengan biaya membangun baru.

Biaya Reproduksi Baru (Reproduction Cost New)


Estimasi biaya membangun dengan harga sekarang, pada tanggal penilaian, sebuah
replica nyata dari bangunan, dengan menggunakan konstuksi yang standar, material,
desain, lay out, dan kualitas pekerjaan yg sama.

Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New)


Estimasi biaya membangun dengan harga sekarang, pada tanggal penilaian bangunan
dengan fungsi yang sebanding, dengan menggunakan material yang modern, dan standar,
desain dan lay out sekarang .
Biaya Reproduksi atau Pengganti Baru (SPI 0.5.11.1)
Jumlah uang yang dikeluarkan untuk reprodukasi / pengganti properti baru yang dihitung
berdasarkan harga pasaran setempat sekarang/pada tanggal penilaiannya untuk
bahan/material atau unit, hiaya jasa kontraktor /arsitek/konsultan teknik termasuk
keuntungan, biaya instalansi, biaya supervisi, biaya tenaga ahli teknik termasuk semua
pengeluaran standar yang berkaitan dengan angkutan, asuransi, pondasi, bea masuk, PPN,
PPh Impor, dan biaya bunga selama konstruksi, tetapi tidak termasuk biaya upah lembur
dan premi / bonus.
PENDEKATAN PENDAPATAN (INCOME APPROACH)
Pendekatan penilaian yang dilakukan dengan mendasarkan pada tingkat keuntungan yang
mungkin dihasilkan oleh properti subjek pada saat ini dan masa yang akan datang yang
selanjutnya dilakukan pengkapitalisasian untuk mengkonversi aliran pendapatan tersebut
ke dalam nilai properti. Sesuai digunakan untuk income producing property (properti
yang menghasilkan pendapatan tertentu), seperti hotel dan restoran.
Langkah-langkah antara lain :
Menentukan Pendapatan Kotor Potensial (Potential Gross Income)
12

Mengurangi pendapatan kotor potensial dengan vacancy (tingkat kekosongan),


sehingga didapat Pendapatan Kotor Efektif (Effective Gross Income).
Mengurangi pendapatan kotor efektif dengan biaya-biaya operasional dan
outgoing, sehingga didapat pendapatan operasi bersih (Net Operating Income)
Mengkapitalisasikan pendapatan operasi bersih dengan tingkat kapitalisasi,
sehingga didapat nilai properti.
Nilai Properti

= Pendapatan Operasi Bersih


Tingkat Kapitalisasi

Ada 4 metodologi yang lazim digunakan dalam Pendekatan Pendapatan:


1.

Gross Income Multiplier (GIM ) / Net Income Multiplier (NIM)

2.

Direct Capitalization

3.

Discounted Cash Flow (DCF)

4.

Residual Technique

E. REKONSILIASI NILAI
Rekonsiliasi nilai merupakan suatu analisis terhadap berbagai kesimpulan nilai untuk
mendapatkan suatu estimasi nilai akhir. Jika tahap penggunaan pendekatan penilaian
dipakai untuk menganalisis nilai properti, maka akan didapatkan nilai yang berbeda,
sehingga akan dilakukan nilai rata-rata dari penilaian yang dilakukan. Kriteria penting
untuk melakukan rekonsiliasi indikasi nilai adalah :

Kesesuaian, yaitu kesesuaian pendekatan, dengan properti pembanding analisis yang

dipakai
Keakuratan, terhadap pendekatan yang dilakukan
Kuantitas dan kualitas terhadap bukti-bukti atau data yang diperoleh
Estimasi nilai akhir (dalam bentuk range nilai atau indikasi nilai tunggal)
Pembulatan nilai akhir

13

F. LAPORAN PENILAIAN
Pengertian Laporan
Laporan penilaian adalah Suatu dokumen yang mencantumkan instruksi penugasan,
tujuan dan dasar penilaian, dan hasil analisis yang menghasilkan opini nilai dan dapat
juga menjelaskan proses analisis yang dilakukan dalam pelaksanaan penilaian, dan
menyatakan informasi yang penting yang digunakan dalam analisis.
Jenis Laporan
Secara umum laporan Penilaian tertulis terdiri atas 3 jenis laporan yaitu :

Laporan Penilaian Terinci (self-contained atau comprehensive style)


Mendeskripsikan informasi secara detil dan komprehensif. Laporan ini seharusnya
mengandung seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian, termasuk
pembahasan secara mendetil atas setiap hal yang dinyatakan dalam laporan.

Laporan Penilaian Ringkas (summary atau short form style)


Mengungkapkan informasi secara ringkas. Laporan ini seharusnya berisi ringkasan
dari seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian dan meliputi satu atau
beberapa paragraf yang diringkas dalam bentuk narasi singkat atau bentuk form.
Laporan Penilaian Terbatas (restricted atau proforma style)
menyatakan informasi dalam bentuk paparan minimal. Isi laporan biasanya ditentukan
oleh Pemberi Tugas yang hanya membutuhkan informasi dinyatakan secara singkat
dan biasanya merupakan kombinasi dari pernyataan naratif singkat dan fakta
sederhana atau bulleted points.

Laporan Lisan

14

Hasil penilaian yang dikomunikasikan secara verbal dengan dipresentasikan di depan


sidang pengadilan baik sebagai saksi ahli atau pemberian kesaksian.
Laporan Tertulis
Hasil penilaian yang dikomunikasikan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk tulisan,
termasuk yang dikomunikasikan secara elektronik. Laporan tertulis dapat merupakan
suatu dokumen narasi terinci yang berisikan semua materi yang terkait yang diuji dan
dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan nilai.
Dalam penyusunan laporan penilaian sesuai dengan SPI ini, Penilai harus mengikuti
pedoman sebagai berikut :
1. Laporan penilaian
Tingkat ketelitian laporan penilaian ditentukan oleh tujuan penilaian, kompleksitas
objek penilaian yang dinilai sesuai keperluan pengguna laporan penilaian. Semua
laporan penilaian harus mencakup referensi seperti di bawah ini :
Identifikasi status Penilai : laporan penilaian harus mencantumkan tanda
tangan yang bertanggung jawab atas penilaian tersebut dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Identifikasi pemberi tugas dan pengguna laporan : pencantuman dalam
pemberian tugas harus konsisten dengan yang disampaikan dalam lingkup
penugasan.
Maksud dan tujuan penilaian : tujuan harus dinyatakan secara jelas.
Identifikasi objek penilaian : objek penilaian meliputi asset atau liabilitas
Identifikasi bentuk kepemilikan : dari bentuk kepemilikannya, apakah
kepemilikan sendiri atau kepemilikan lainnya harus dicantumkan dalam

laporan penilaian.
Dasar nilai : dasar nilai harus memenuhi dan sesuai dengan tujuan penilaian.
Tanggal penilaian
Jenis mata uang yang digunakan
Tingkat kedalaman investigasi : adanya batas dalam melakukan inspeksi,

penelahaan, perhitungan dan analisis untuk suatu tujuan.


Sifat dan sumber informasi
Asumsi dan asumsi khusus
Pendekatan penilaian dan alasan penggunaan : laporan penilaian harus
didasarkan kepada pendekatan yang digunakan yang memuat deskripsi
informasi dan data yang digunakan beserta alasannya.
Kesimpulan penilaian

15

Persyaratan atas persetujuan untuk publikasi : harus dinyatakan secara jelas


pada laporan penilaian atas setiap publikasi terhadap laporan.
Konfirmasi bahwa penilaian dilakukan berdasarkan SPI
Memuat deskripsi informasi dan data yang diperiksa ,analisis pasar,
pendekatan dan prosedur penilaian yang diterapkan beserta alasannya
Memuat Pernyataan Penilai (Compliance Statement) dimana penilaian
dilakukan sesuai KEPI dan SPI
Kondisi dan syarat pembatas
Mencantumkan nama, kualifikasi professional dan tanda tangan Penilai
2. Jenis dan penyajian Laporan Penilaian ditentukan oleh Penilai dan Pemberi Tugas
sesuai yang dinyatakan dalam Lingkup Penugasan.
3. Isi dan panjangnya laporan tergantung dari maksud dan tujuan penilaian, persyaratan
hukum, jenis objek penilaian dan sifat permasalahan penilaian.
4. Apabilan laporan dikirimkan secara elektronik, seorang penilai harus melakukan
langkah yang wajar untuk melindungi integritas data dan memastikan tidak terjadi
kesalahan.
Syarat Pengungkapan

Jika penilaian dibuat oleh Penilai Internal, pengungkapan khusus harus


dicantumkan dalam laporan penilaian yang mengenai keberadaan dan sifat

hubungan antara penilai dan pihak pemilik.


Jika seorang Penilai memilki kapasitas lebih dari seorang penilai maka harus

menyebutkan peran khusus yang disandangnya dalam tiap penugasan tersebut.


Penilai harus mengungkapkan setiap penyimpangan untuk memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan Penyimpangan
Tidak ada penyimpangan yang diperbolehkan kecuali dapat memenuhi
persyaratan bahwa tiap laporan menyatakan secara jelas dan akurat.
Jika penilai diminta untuk melaksanakan penugasan yang menyimpang dari
persyaratan dengan yang lazim dilaksanakan dengan memenuhi SPI dan KEPI,
Penilai hanya dapat melaksanakan apabila kondisi di bawah ini :
Penilai menentukan bahwa instruksi tidak akan cenderung menyesatkan
pengguna laporan penilaian.
Penilai menentukan bahwa penilaian tidak menjadi sangat terbatas yang
membuat hasil penilaian tidak lagi dapat dipercaya dan andal untuk tujuan
yang diharapkan.

16

Penilai memberi masukan kepada Pemberi Tugas bahwa instruksi yang


diberikan merupakan penyimpangan dari SPI yang harus diungkapkan
sepenuhnya.
Segala kondisi yang melibatkan penyimpangan dari pelaporan Nilai Pasar, harus
mengidentifikasi dengan jelas bahwa penilaian yang dilaporkan adalah berbeda
dengan Nilai Pasar.

17

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penggunaan atau fungsi dari penilaian adalah cara dimana klien menggunakan
informasi yang ada di dalam laporan penilaian. Klien bisa menentukan penggunaan
penilaian ketika mengajukan permintaan untuk menggunakan jasa penilai. Untuk
mencegah pekerjaan yang sia-sia, penilai dan klien harus mencapai suatu pengertian
timbal balik yang sama mengenai penggunaan dan kepemilikan dari laporan penilaian dan
kesimpulannya
Tujuan dari proses penilaian adalah untuk menetukan estimasi nilai suatu properti,
sehingga tipe tertentu dari suatu nilai dan kepentingan yang ada harus diidentifikasi
secara tegas dan jelas. Pernyataan tujuan penilaian pada laporan akhir dari nilai akhir
yang ditentukan dalam rencana kerja penilaian sebelumnya, menentukan ruang lingkup
dari penugasan penilaian. Jenis dari nilai yang akan dicari termasuk juga nilai pasar, nilai
guna (use value), going concern value, investment value dan assesed value serta insurable
value. Pernyataan tertulis dari nilai yang dimaksudkan harus dinyatakan dalam setiap
laporan penilaian.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul/article/download/1454/1219
http://adipatisucipto.blogspot.co.id/2012/01/tujuan-dan-proses-penilaian-aset.html
http://dokumen.tips/documents/penilaian-real-properti.html
Forumpenilaipublik.blogspot.co.id/2013/02

19

Anda mungkin juga menyukai