Anda di halaman 1dari 15162

DESIGN CALCULATION STRUKTUR BANGUNAN POWER HOUSE

I.

Calculation Design

a. Preliminaries Design Balok Atap


1 Penentuan Syarat-Syarat Batas Tumpuan, Panjang Bentang dan Dimensi Balok Ata
Denah Atap Elv. + 6.000
Pada denah balok atap elv. + 6.
2847-2002, dengan bentuk balo
untuk nilai

B1

B1
B2

B4

ditumpu pada dua tumpuan s


maka panjang bentang (as-as
gambar disamping dan dimen
a. Dimensi masing-mas
tinggi balok

l2

B1
B2
B3

B1 Elv. + 6.000B1

l3

B3

B5
B1

lebar balok

hmin terkecil dan a

B1

B1
B2
B3

hmin
terbesar
(cm)

l/16
37.50
31.25
25.00

hmin
terbesar
(cm)
2/3 (h)
25.00
20.83
16.67

1
b. Dimensi masing-masing Balok Anak

hmin

hmin

hmin

terbesar
(cm)

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

l/21
23.81
19.05

l/21
23.81
19.05

(cm)
25.00
20.00

lebar balok

tinggi balok
B4
B5

hmin

(cm)
31.00 B4
25.00 B5

hmin
terbesar
(cm)
2/3 (h)
15.87
12.70

Dalam pelaksanaannya, balok induk B1, B2 dan B3 disamakan nama typenya menjadi type B
dan balok anak B4 dan B5 disamakan nama typenya menjadi type B2 saja dengan ukuran 35
B1 > B1
55 x 35
cm
B2 > B1
55 x 35
cm
B3 > B1
55 x 35
cm
B4 > B2
40 x 25
cm

B5 > B2

40 x 25

cm

Denah Atap Elv. + 4.000

220

B6

B6
B6

B9
B6

B6

B6

B7
B7

B6
B

B6

6
Elv. + 4.000

B9

B6

B6

B7
B7

B8
K

B8

l4

l6

l5

Pada denah balok atap elv. + 4.000, berdasarkan Psl. 10.7.2 SNI-03-2847-2002, dengan bent
menerus sebagai

hmin terbesar dan balok yang pada kedua ujungnya menerus sebagai nilai

l l l

dimensi masing-masing balok dengan panjang bentang untuk masing-masing 4, 5, 6 dan

l4
l5
l6
l7

800.00 cm (as - as)

400.00 cm (as - as)

200.00 cm (as - as)

500.00 cm (as - as)

a. Dimensi masing-masing Balok Induk

hmin

hmin

hmin

terbesar
(cm)

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

l/18,5
43.24
27.03
10.81

l/21
38.10
23.81
9.52

lebar balok

tinggi balok
B6
B7
B8

hmin

(cm)
45.00
30.00
15.00

(cm)
56.00 B6
38.00 B7
19.00 B8

hmin
terbesar
(cm)
2/3 (h)
28.83
18.02
7.21

b. Dimensi masing-masing Balok Anak

hmin

hmin

hmin

terbesar
(cm)

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

lebar balok

tinggi balok

hmin

hmin
terbesar
(cm)

B9
B9

l/21

33.33
33.33

(cm)
35.00
35.00

33.33
33.33

Dalam pelaksanaannya,
sebagai berikut :
B6 > B3
60 x
B7 > B4
40 x
B8 > B5
30 x
B9 > B6
45 x

lebar balok

tinggi balok

l/21

(cm)
44.00 B9
44.00 B9

2/3 (h)
22.22
22.22

balok induk B6, B7, B8 dan B9 diganti nama typenya menjadi type B
40
30
20
30

cm
cm
cm
cm

2 Penentuan Syarat-Syarat Batas Tumpuan, Panjang Bentang dan Dimensi Pelat Ata
Pada denah pelat atap elv. + 6.000 diatas, terdapat 6 type pelat : A, B, C, D, E & F, dan sesua
Psl. 11.5.(3).(3).(b) SNI 01-2847-2002, untuk tebal minimum pelat lantai atau atap yang dihu

m < 2, pakai h

semua sisinya, jika nilai 0,20 <

ln
h1 =

0,8 +

fy
1500

hmin

36 + 5(m - 0,2)

dan jika semua sisinya, jika nilai

ln

0,8 +

h2 =

fy
1500

yang memenuhi persamaan dibawah ini,

120 mm

> 2, pakai

< hmin >

36 + 9

min

hmin yang memenuhi persamaan berikut ini.

90 mm

Dari type A, B, C, D, E dan F diatas, hanya type pelat E dan F yang dihitung dan selanjutnya
pelat tersebut akan diaplikasikan pada pelat type A, B, C dan D.
dimana :
h
: adalah tebal pelat yang dicari

ln

: panjang bentang nominal (lx atau ly - bw (lebar balok)), dimana lx dan ly adalah
harga ln diambil yang terpanjang.

fy

: mutu baja tulangan (diambil mutu baja tulangan pokok)

: nilai rata-rata

n terpanjang

(lng)/

n terpendek ( np))

untuk semua balok pada tepi-tepi dari pelat (balok arah_X + balok arah

balok arah_X

kbalok arah_X

kpelat arah_X

dimana,

kbalok arah_X

Ibalok arah_X

balok arah_y

kbalok arah_y

kpelat arah_y

dimana,

kbalok arah_y

Ibalok arah_y

Dengan metode perencanaan langsung, diasumsikan tebal pelat yang minimal yaitu 100 mm
mempercepat pekerjaan maka perhitungan ditabelkan sebagai berikut :
Type Pelat E; tebal pelat asumsi
10
cm

ly

500

cm

bwki

35

cm

bwka

25

cm

lx

300

cm

ng

470

np

265

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

1617.53

618.59

19.410

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

83.33

83.33

7.423

bwki

35

cm

bwka

35

cm

1.774

lny
lnx

470

cm

<2

265

cm

pelat 2 arah

Type Pelat F; tebal pelat asumsi

10

ly

400

cm

bwki

35

cm

bwka

25

cm

lx

300

cm

265

bwki

35

cm

bwka

35

cm

1.396

lny
lnx

370

cm

<2

265

cm

pelat 2 arah

ng

370

np

cm

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

1617.53

606.58

19.410

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

83.33

83.33

7.279

Kesimpulan: masing-masing ketebalan pelat atap elevasi + 6.000 adalah sebagai berikut :
Type
A
=
#REF! mm
B
=
#REF! mm
C
=
#REF! mm
D
=
#REF! mm
E
=
#REF! mm
F
=
#REF! mm

Pada denah pelat atap elv. + 4.000 diatas, terdapat 8 type pelat : A, D, F, G, H, I, J & K, dan s
metode perhitungan pelat elevasi + 6.000 diatas, untuk pelat elevasi + 4.000 yang terdiri da
hanya type pelat F, G, H dan K yang dihitung dan selanjutnya hasil perhitungan atas type pe
pada pelat type A, D, I, dan J.
Perhitungan tebal pelat atap elevasi + 4.000 ditabelkan sama seperti diatas :
Type Pelat F; tebal pelat asumsi

10

ly

300

cm

bwki

40

cm

bwka

30

cm

lx

400

cm

360

bwki

40

cm

bwka

40

cm

0.736

lny
lnx

265

cm

<2

360

cm

pelat 2 arah

ng

265

np

Type Pelat G; tebal pelat asumsi

ly

400

cm

bwki

40

cm

bwka

30

cm

ng

365

np

cm

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

1800.00

1706.25

21.600

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

83.33

83.33

20.475

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

1800.00

1184.77

21.600

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

10

cm

lx

400

cm

360

bwki

40

cm

bwka

40

cm

1.014

lny
lnx

365

cm

<2

360

cm

pelat 2 arah

Type Pelat H; tebal pelat asumsi

ly

500

cm

bwki

40

cm

bwka

30

cm

lx

400

cm

365

bwki

30

cm

bwka

40

cm

1.274

lny
lnx

465

cm

<2

365

cm

pelat 2 arah

ng

465

np

Type Pelat K; tebal pelat asumsi

83.33

83.33

14.217

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

1100.00

880.00

13.200

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

83.33

83.33

10.560

kbalok arah_X

kbalok arah_y

balok arah_X

225.00

683.33

2.700

kpelat arah_X

kpelat arah_y

balok arah_y

83.33

83.33

8.200

10

10

ly

150

cm

bwki

30

cm

bwka

20

cm

lx

200

cm

180

bwki

20

cm

bwka

20

cm

0.694

lny
lnx

125

cm

<2

180

cm

pelat 2 arah

ng

125

np

cm

cm

Kesimpulan: masing-masing ketebalan pelat atap elevasi + 4.000 adalah sebagai berikut :
Type
A
=
120
mm
D
=
120
mm
F
=
120
mm
G
=
120
mm
H
=
120
mm
I
=
120
mm
J
=
120
mm
K
=
120
mm

3 Penentuan Syarat-Syarat Batas Panjang Kolom dan Dimensi Kolom


Untuk menentukan dimensi kolom, terlebih dahulu dilakukan perhitungan massa masing-ma
Kolom dibawahnya seperti yang terdapat didalam denah masing-masing elevasi lantai sebag
Kolom penopang pelat elv. + 6.000 dan + 4.000
Uraian struktur
1. Berat sendiri pelat atap (DL)
kg/m3
2. Berat sendiri balok atap (DL)
kg/m3

Volume
28.85 x
28.60 x

2400 =
2400 =

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Berat sendiri balok listplank (DL)


Berat sendiri balok lintel (DL)
Berat sendiri balok sloof (DL)
Berat dinding bata (DL)
Berat beban mati tambahan (SIDL)
Beban merata plat atap (LL)
Beban merata air hujan (LL)

10. Beban merata plat lantai bawah (LL)


11. Beban sendiri plat lantai bawah (DL)
12. Beban getaran mesin Genset (DL)

kg/m3
kg/m3
kg/m3
kg/m2
kg/m2
kg/m2
kg/m3
kg/m2
kg/m3
kg/m2

2.51
0.47
14.33
366.40
240.44
240.44
48.09
207.50
22.00
207.50

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

2400
2400
2400
250
96.5
100
1000
250
2400
960.00

faktor koreksi

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
jumlah tiang (yang dianggap menerima beban) =
Pu per_tiang kolom =

Berdasarkan data tabel diatas, maka dimensi kolom K1 dapat diasumsi untuk keperluan preli
seperti yang terdapat didalam tabel dibawah ini dengan K2 dan KP ditetapkan tanpa dihitung
Tabel 1.2. Preliminary Design Dimensi Kolom
Jenis
Kolom
K1
K2
K3
KP

Pu

f'c

A=P/(0,3xf'c)

Aperlu = A

Kg
83777.70
ditetapkan
ditetapkan
ditetapkan

Kg/cm2
#REF!

cm2
#REF!

cm
#REF!

Apakai
cm
40.00

4 Penentuan Syarat-Syarat Batas Panjang Sloof dan Dimensi Sloof


Sloof ditetapkan sebagai SL1 berukuran sebagai berikut :
SL1
40 x 25
cm

b. Perhitungan Beban-Beban
1. Beban Vertikal (Gravity Loads)
a. Beban Mati (Dead Load/DL)
(Beban Mati adalah berat seluruh bahan konstruksi gedung yang bersifat tetap term
tambahannya baik yang bersifat arsitektural maupun struktural yang merupakan ba
terpisahkan dari bangunan Power House yang dimaksud) yaitu :

1. Beban mati sendiri (Self Weight/SW) dihitung secara otomatis oleh program SAP2
2. Beban dinding batu-bata tebal 1/2 bata (penahan genangan air pada pelat atap)
250.00 x
0.20
=
50.00 kg/m'
(pada sistem UTF beban dinding dipisahkan karena pemodelan struktur bersifat ope
dianggap sebagai beban garis pada balok, namun jika pemodelan struktur bersifat
sistem Meshing maka dinding akan dianggap sebagai beban merata seluas pelat ya
proporsional pada setiap balok sekeliling pelat).
b. Beban Mati Tambahan (Super Imposed Dead Load/SIDL)

Beban mati tambahan (SIDL) terdiri dari beban-beban sebagai berikut :


Beban
1. merata adukan finishing pl. atap
=
21.00 kg/m2 (per cm tebal)
21.00 x
2.50 (maksimum)
=
52.50 kg/m2
2. Beban merata plafond + penggantung
=
20.00 kg/m2
3. Beban merata M/E
=
10.00 kg/m2 (asumsi)
4. Beban merata water proofing
=
14.00 kg/m2 (per cm tebal)
14.00 x
1.00 (maksimum)
=
14.00 kg/m2
c. Beban Hidup

1. Beban merata (pada pelat atap) (kg/m2)


=
100.00
2. Beban merata air hujan (pada pelat atap) (kg/m2)
1,000.00 x
1.00 x
0.20 =
200.00
3. Beban terpusat pekerja (pada pelat atap) (kg/m2)
diambil terhadap posisi pelat atap terkecil (dikali 2 org)
100.00 x
1.00
=
100.00
4. Beban hidup merata (pada pelat lantai dasar) (kg/m2)
400.00 x
1.00 x
0.10 =
40.00
5. Beban hidup merata (Cubical Electrical Panel) (kg/m2)
400.00 x
1.00 x
0.10 =
40.00

Koefisi
perenc. Ba
dan por
(pen
1.00
=
1.00

1.00

1.00

1.00

2. Beban Horisontal
a. Beban Angin
Beban angin minimum pada bangunan yang terletak cukup jauh dari tepi laut d
kecepatan angin 20 m/detik pada ketinggian 10m di atas permukaan tanah den
P = tekanan tiup angin (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/det)
Sesuai dengan ketentuan PPPURG 1987 dalam pasal 24. sub pasal 2.1.3.4, deng
beban angin dapat diabaikan (tidak dihitung).
Namun mengingat kecepatan angin diwilayah lokasi rencana tapak bangunan p
(sesuai laporan data ), maka demi mengh

b. Beban Gempa
Berdasarkan hasil Penentuan Bentuk Konfigurasi Bangunan yang telah dilakuka
konfigurasi bangunan Power House tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai
dapat dikatakan sebagai Gedung Tak Beraturan, Oleh karena itu sehubungan de

Peraturan SNI 03-1726-2002, perhitungan beban Gempa yang bekerja pada ban
metode Static Equivalent, Spectrum Response dan Time History. Dan dari ketiga
metode mana yang memberikan efek paling ekstreem/membahayakan pada ge
metode itulah yang akan di input kedalam program SAP untuk diproses lanjut.
a. Dengan metode Static Equivalent
V=

C1 x I
R

Wt

dimana,
: VGaya geser dasar nominal statik ekuivalen
: CC11 adalah nilai Faktor Respons Gempa, dari Spektrum Respons Gempa Rencana
alami fundamental T.
: IFaktor Keutamaan I menurut Tabel 1
: RFaktor Reduksi Gempa menurut Tabel 1
Wt

: Berat Total gedung termasuk beban hidup yang sesuai (kg)


Dengan cara manual, berat total gedung (W t) adalah sebagai berikut :
Lantai
1

Uraian Beban
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

Plat Atap elev. 18.962, t= 12mm


Balok Atap 40/60 cm
Balok Atap 30/45 cm
Balok Atap 30/40 cm
Balok Atap 20/30 cm
List Plank 10/30 cm
Kolom K1 40/40 cm
Kolom K2 30/30 cm
Kolom K3 20/20 cm
Kolom KP 13/13 cm
Ring Balok RB 13/20 cm
Dinding Pas. Bata t=1/2 bata
Lantai dasar tebal 10 cm
Sloof 20/40 cm
Beban berguna Lantai Dasar
Beban Cubical Panel
Beban Trafo

Beban Hidup
LL (Kg)

600.00
1,000.00

Wt =

1.00 x 1.40
5.50

56,000.00

14,254.55

Waktu getar alami fundamental


Waktu getar alami fundamental struktur gedung beraturan dalam arah masingdengan rumus Rayleigh sebagai berikut :
n

Widi 2
T = 6,3

i=1

gFidi
i=1
dimana,

di

: Simpangan horizontal lantai tingkat ke-i (m)

g
Wi

: Percepatan gravitasi (9810 mm/det2), (9,81 m/det2)

Fi

: beban gempa nominal statik ekuivalen pada pusat massa lantai tingka

: Berat Lantai ke-i (kg)

: Nomor Lantai tingkat paling atas

Grafik Respon spektrum gempa rencana untuk wilayah gempa 3, tanah sedang
adalah sebagai berikut :

Berdasarkan grafik diatas, nilai C1 =

Data input nilai C untuk program SAP adalah sebagai berikut:


T

0.00
0.20
0.40
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.90
2.00
2.10

0.23000
0.55000
0.55000
0.55000
0.47143
0.41250
0.36667
0.33000
0.30000
0.27500
0.25385
0.23571
0.22000
0.20625
0.19412
0.18333
0.17368
0.16500
0.15714

2.20
2.30
2.40
2.50
2.60
2.70
2.80
2.90
3.00

0.15000
0.14348
0.13750
0.13200
0.12692
0.12222
0.11786
0.11379
0.11000

:IFaktor Keutamaan I menurut Tabel 1

Faktor Keutamaan untuk wilayah gempa 3, sesuai ketentuan peraturan SNI 03-1726
yang berfungsi sebagai tempat Genset (pembangkit tenaga listrik);
Tabel 1. Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan b
Faktor K
Kategori Gedung
I1
Gedung umum seperti untuk penghunian,
perniagaan dan perkantoran
Monumen dan bangunan monumental
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit,
instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik,
pusat penyelamatan dalam keadaan darurat,
fasilitas radio dan televisi.
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya
seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan
beracun.
Cerobong, tangki di atas menara

I = I1
I1

1.00

1.00

1.40

1.60

1.50

I2

dimana,
: Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaita
probabilitas terjadinya gempa itu selama umur gedung
I2
: Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaita
gedung.
Nilai I yang memenuhi adalah
:
1.40
x

:RFaktor Reduksi Gempa R

Sesuai Tabel 3 Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum, faktor
faktor tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan subsistem struktur gedung SN
Sistem dan subsistem
struktur gedung
1. Sistem dinding penumpu
(Sistem struktur yang tidak memiliki
rangka ruang pemikul beban
gravitasi secara lengkap.
Dinding penumpu atau sistem

Uraian sistem pemikul beban gempa


1. Dinding geser beton bertulang
2. Dinding penumpu dengan rangka baja
ringan dan bresing tarik
3. Rangka bresing di mana bresingnya
memikul beban gravitasi

bresing memikul hampir semua


beban gravitasi. Beban lateral
dipikul dinding geser atau rangka
bresing).
2. Sistem rangka gedung
(Sistem struktur yang pada
dasarnya memiliki rangka ruang
pemikul beban gravitasi secara
lengkap.
Beban lateral dipikul dinding
geser atau rangka bresing).

a. Baja
b. Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5
& 6).
1. Rangka bresing eksentris baja (RBE)
2. Dinding geser beton bertulang
3. Rangka bresing biasa
a.Baja
b.Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6)

4. Rangka bresing konsentrik khusus


a.Baja
5. Dinding geser beton bertulang berangkai daktail
6. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail
penuh
7. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail
parsial

3. Sistem rangka pemikul momen


(Sistem struktur yg pada dasarnya
memiliki rangka ruang pemikul
beban gravitasi secara lengkap.
Beban lateral dipikul rangka
pemikul momen terutama melalui
mekanisme lentur)

1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK)


a.Baja
b.Beton bertulang
2. Rangka pemikul momen menengah beton (SRPMM)

3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB)


a.Baja
b.Beton bertulang
4. Rangka batang baja pemikul momen khusus
(SRBPMK)

4. Sistem ganda
(Terdiri dari: 1) rangka ruang yang
memikul seluruh beban gravitasi; 2)
pemikul beban lateral berupa
dinding geser atau rangka bresing
dengan rangka pemikul momen.
Rangka pemikul momen harus
direncanakan secara terpisah
mampu memikul sekurang kurangnya 25% dari seluruh beban
lateral; 3) kedua sistem harus
direncanakan untuk memikul secara
bersama-sama seluruh beban
lateral dengan memperhatikan
interaksi/sistem ganda)

5. Sistem struktur gedung kolom


kantilever: (Sistem struktur yang
memanfaatkan kolom kantilever
untuk memikul beban lateral)
6. Sistem interaksi dinding geser
dengan rangka
7. Subsistem tunggal
(Subsistem struktur bidang yang

1. Dinding geser
a.Beton bertulang dengan SRPMK beton bertulang

b.Beton bertulang dengan SRPMB baja


c. Beton bertulang dengan SRPMM beton bertulang

2. RBE baja
a.Dengan SRPMK baja
b.Dengan SRPMB baja
3. Rangka bresing biasa
a.Baja dengan SRPMK baja
b.Baja dengan SRPMB baja
c.Beton bertulang dengan SRPMK beton bertulang
(tidak untuk Wilayah 5 & 6)
d.Beton bertulang dengan SRPMM beton bertulang
(tidak untuk Wilayah 5 & 6)

4. Rangka bresing konsentrik khusus


a.Baja dengan SRPMK baja
b.Baja dengan SRPMB baja
Sistem struktur kolom kantilever

Beton bertulang biasa (tidak untuk Wilayah


3, 4, 5 & 6)
1. Rangka terbuka baja
2. Rangka terbuka beton bertulang

membentuk struktur gedung secara


keseluruhan)

3. Rangka terbuka beton bertulang dengan balok beton


pratekan (bergantung pada indeks baja total)
4. Dinding geser beton bertulang berangkai daktail
penuh.
5. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail
parsial

Disain gedung Power House ini direncanakan memakai sistem rangka pemikul mom
dimana sistem struktur gedung direncanakan sebagai sistem struktur yang pada da
pemikul beban gravitasi secara lengkap, dimana beban lateral akibat gempa dipiku
terutama melalui mekanisme lentur. Oleh karena itu berdasarkan tabel diatas, diam
Tabel 2 Parameter daktilitas struktur gedung
Taraf kinerja struktur

gedung
Elastik penuh
1

R
pers.( 6)
1.6

Daktail parsial

1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5

2.4
3.2
4
4.8
5.6
6.4
7.2
8

Daktail penuh

5.3

8.5

Berdasarkan nilai R tersebut dan sesuai dengan klasifikasi pada tabel 2 diatas, Desi
bersifat Daktail Parsial
Wt

: Berat Total Gedung (termasuk beban hidup yang sesuai) (kg)


Jumlah beban mati dan beban hidup yang direduksi (faktor reduksi diambil=0,
penjepitan lateral
Analisis statik dilakukan dengan meninjau secara bersamaan 100% gempa ara
sebaliknya 30% gempa arah X dan 100% gempa arah Y.

Beban Gempa Nominal Static Equivalent Pada Pusat Massa Lantai Tingkat
Beban geser dasar nominal V selanjutnya akan dibagikan sepanjang tinggi struktur
gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai tingka
berikut dibawah ini :

Fi =

Wi

x Zi

Wi
i=1
dimana,

x Zi

Fi

: beban gempa nominal statik ekuivalen pada pusat massa lantai tingka

Wi

: Berat Lantai ke-i (kg)

Zi

: Ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral (kg)
n
: Nomor Lantai tingkat paling atas
V
: Gaya geser dasar nominal statik ekuivalen
namun, sesuai dengan Pasal 6.1.4 SNI 03-1726-2002 jika rasio h/lebar denah dalam
0,1 V harus dianggap sebagai beban horisontal terpusat yang menangkap pada pus
atas, sedangkan 0,9 V sisanya harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung m
nominal statik ekuivalen
`

210

905
695

Gempa arah X
100%

900

Tabel 2.3. Distribusi Gaya Gempa Tiap Lantai arah-X


Zi
Wi
Wi x Zi
Tingkat
(m)
(kg)
(kg)

Fi

Ju
Po

(kg)
4

210

695

1800
Tabel 2.3. Distribusi Gaya Gempa Tiap Lantai arah-Y
Zi
Wi
Wi x Zi
Tingkat
(m)
(kg)
(kg)

Fi

Ju
Po

(kg)
5

Tabel 7 Koefisien untuk menghitung faktor


respons gempa vertikal Cv
Wilayah
Gempa
1
2
3
4
5
6

0,5
0,5
0,5
0,6
0,7
0,8

Cv = Ao I

Pembatasan waktu getar alami fundamental


Tabel 8 Koefisien yang membatasi waktu
getar alami Fundamental struktur gedung
Wilayah
Gempa
1
2
3
4
5
6

0,20
0,19
0,18
0,17
0,16
0,15

T1 < n

Tabel 1.4. Faktor Keutamaan I Untuk Berbagai Kategori Gedung SNI 1726 - 2002

Dalam peraturan SNI 1726-2002, struktur bangunan tahan gempa pada prinsipnya direncana
gempa yang direduksi dengan suatu faktor modifikasi struktur (faktor R) yang merepresenta
daktilitas yang dimiliki oleh struktur. Hal ini dimaklumi karena untuk merencanakan banguna
terhadap beban gempa elastis akan membutuhkan biaya yang mahal. Detailing tulangan yan
daktilitas struktur beton bertulang diatur dalam SNI 03-2847-2002 Pasal 23.

Faktor modifikasi struktur atau bisa dikatakan juga sebagai faktor reduksi gempa (R) untuk s
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) maksimum adalah 5,5
a. Dengan metode Respons Dynamic Analysis
Perhitungan beban Gempa dengan metode Respons Dynamic Analysis

c. Beban Khusus
Yang termasuk sebagai beban khusus adalah beban dinamik yang berasal dari p
terdapat didalam gedung Power House tersebut seperti beban dinamis mesin G

1.5 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi Pembebanan mengikuti ketentuan dalam lembar Design Parameter tentang komb
beban gempa yang dihitung dengan metode Analisa Statik Equivalent dan dengan metode A
yang selanjutnya hasil perhitungannya di input kedalam program SAP2000 untuk diproses ot

alok Atap

elv. + 6.000, berdasarkan Psl. 10.7.2 SNI-03ntuk balok yang menerus pd kedua ujungnya

ecil dan anggapan sebagai balok yang

mpuan sederhana sebagai nilai hmin terbesar


ng (as-as) seperti yang terdapat didalam
an dimensi balok adalah sebagai berikut :
sing-masing Balok Induk

hmin

hmin

hmin

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

l/21
28.57
23.81
19.05

(cm)
40.00
35.00
30.00

(cm)
50.00
44.00
38.00

hmin

hmin

hmin

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

2/3 (h)
19.05
15.87
12.70

(cm)
25.00
25.00
20.00

(cm)
31.00
31.00
25.00

hmin

hmin

hmin

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

2/3 (h)
15.87
12.70

(cm)
20.00
15.00

di type B1 saja dengan uk. 50 x 35 cm,


kuran 35x25 cm

(cm)
25.00
19.00

l7

B8

gan bentuk balok yang satu ujungnya

agai nilai

hmin terkecil. Maka

, 6 dan 7 adalah sebagai berikut :

hmin

hmin

hmin

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

2/3 (h)
25.40
15.87
6.35

(cm)
30.00
20.00
10.00

(cm)
38.00
25.00
13.00

hmin

hmin

hmin

terkecil
(cm)

hitungan
terbesar

prelimin
design

2/3 (h)
22.22
22.22

(cm)
25.00
25.00

(cm)
31.00
31.00

di type B3, B4, B5 & B6 dengan ukuran

elat Atap
dan sesuai dengan ketentuan dalam
ang dihubungkan oleh balok pada

awah ini,

kut ini.

njutnya hasil perhitungan atas type

y adalah jarak (as - as)

balok arah_y) : 2

balok arah_X

balok arah_y

l
l

; kpelat arah_X

Ipelat arah_X : lx

; kpelat arah_y

Ipelat arah_y : ly

u 100 mm (10 cm) dan untuk

h1 (mm)

h2 (mm)

13.42

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!

h1 (mm)

h2 (mm)

13.34

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!
harus > 90
pakai
100

erikut :

K, dan sama halnya dengan metode


terdiri dari type A, D, F, G, H, I, J dan K,
s type pelat tersebut akan diaplikasikan

h1 (mm)

h2 (mm)

21.04

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!
harus > 90
pakai
100

h1 (mm)

h2 (mm)

17.91

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!
harus > 90
pakai
100

h1 (mm)

h2 (mm)

11.88

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!
harus > 90
pakai
120

h1 (mm)

h2 (mm)

5.45

#REF!

m > 2

rounded

pakai

h2

#REF!
harus > 90
pakai
120

erikut :

asing-masing Lantai yang membebani


tai sebagai berikut :

W
69246.72 Kg
68628.60 Kg

6033.60 Kg
1123.20 Kg
34380.00 Kg
91600.00 Kg
23202.46 Kg
24044.00 Kg
48088.00 Kg
51875.00 Kg
52800.00 Kg
199200.00 Kg
670221.58 Kg
1.5 x
1005332.4 Kg
12 unt
83777.70 Kg

uan preliminaries design kolom


a dihitung.

Dimensi Kolom
(preliminaries)
cm
40
x
40
30
x
30
20
x
20
13
x
13

etap termasuk semua unsur


pakan bagian yang tidak

am SAP2000

rsifat open frame sehingga dinding


bersifat beam slab frame dengan
s pelat yang ditransfer secara

Koefisien reduksi beban hidup untuk


erenc. Balok &
peninjauan
dan portal
gempa
(penggunaan gedung: Industri)
100.00
0.90
=
90.00
200.00

0.90

180.00

100.00

0.90

90.00

40.00

0.90

36.00

40.00

0.90

36.00

epi laut dihitung berdasarkan


anah dengan rumus: P=V 2/16

3.4, dengan ketinggian bangunan h < 16 m,

ngunan power house mencapai xxxx km/jam


mi menghargai pasal

dilakukan dimana diperoleh hasil bahwa


sebagai Gedung Beraturan namun juga
ungan dengan Pasal 4.2.1 dan 4.2.2 pada

pada bangunan harus dilakukan dengan cara


ari ketiga metode tersebut akan ditentukan
n pada gedung tersebut nantinya dan hasil
s lanjut.

Rencana (gambar 2) untuk waktu getar

Beban Mati
DL (Kg)
41,130.00
23,731.20
2,916.00
9,504.00
1,483.20
3,223.44
39,624.96
2,622.24
1,094.40
6,781.63
25,344.00
25,344.00
51,840.00
25,344.00
25,344.00
###

masing-masing sumbu utama ditentukan

tai tingkat ke-i (kg)

h sedang sesuai peraturan SNI 03-1726 -2002,

03-1726 -2002, untuk kategori gedung

ng dan bangunan
Faktor Keutamaan
I1

1.00

1.00

1.60

1.60

1.00

1.40

1.00

1.60

1.00

1.50

a berkaitan dengan penyesuaian

a berkaitan dengan penyesuaian umur

m, faktor tahanan lebih struktur dan


dung SNI 03-1726-2002, nilai R adalah:

m
2.70
1.80

Rm
Pers. (6)
4.50
2.80

f
Pers. (39)
2.80
2.20

2.80
1.80

4.40
2.80

2.20
2.20

4.30
3.30

7.00
5.50

2.80
2.80

3.60
3.60

5.60
5.60

2.20
2.20

4.10
4.00
3.60

6.40
6.50
6.00

2.20
2.80
2.80

3.30

5.50

2.80

5.20
5.20
3.30

8.50
8.50
5.50

2.80
2.80
2.80

2.70
2.10
4.00

4.50
3.50
6.50

2.80
2.80
2.80

5.20
2.60
4.00

8.50
4.20
6.50

2.80
2.80
2.80

5.20
2.60

8.50
4.20

2.80
2.80

4.00
2.60
4.00

6.50
4.20
6.50

2.80
2.80
2.80

2.60

4.20

2.80

4.60
2.60
1.40

7.50
4.20
2.20

2.80
2.80
2.00

3.40

5.50

2.80

5.20
5.20

8.50
8.50

2.80
2.80

3.30

5.50

2.80

4.00

6.50

2.80

3.30

5.50

2.80

ikul momen menengah (SRPMM)


g pada dasarnya memiliki rangka ruang
pa dipikul rangka pemikul momen
tas, diambil nilai R
=
5.50

tas, Design Bangunan Power House

ambil=0,5) yang bekerja di atas taraf

empa arah X dan 30% gempa arah Y, dan

Tingkat ke-i
struktur gedung menjadi beban-beban
tai tingkat ke-I sesuai persamaan

tai tingkat ke-i (kg)

al (kg)

ah dalam arah pembebaban gempa 3


pada pusat massa lantai tingkat paling
edung menjadi bebanbeban gempa

Jumlah
Portal

Fi
per Portal

905
Gempa arah Y
30%

Jumlah
Portal

Fi
per Portal

direncanakan terhadap beban


presentasikan tingkat
bangunan yang tahan
ngan yang menjamin

) untuk sistem Struktur

asal dari peralatan mesin yang


mesin Genset kav. 640 KVA.

ng kombinasi pembebanan yaitu


metode Analisa Spectrum Response,
proses otomatis oleh program.

Anda mungkin juga menyukai