BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Discharge Planning
2.1.1
planning
adalah
mekanisme
untuk
pernyataan
diagnosa
keperawatan,
10
11
2.1.2
asuhan
berkelanjutan
(continuing
care
fasilitas
kesehatan,
dan
kesehatan,
memotivasi
menyediakan
staf
rumah
pendidikan
sakit
untuk
pasien
yang
dihospitalisasi
memerlukan
tidak
dapat
memenuhi
kebutuhan
pelayanan
12
kesehatan yang berkelanjutan setelah pasien pulang, seperti
pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien dengan
kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter,
2006).
Pasien
dan
seluruh
anggota
keluarga
harus
13
Discharge
planning
akan
memfasilitasi
proses
pelayanan
kesehatan
yang
diperlukan
telah
dengan
menyediakan,
memandirikan
aktivitas
perawatan diri.
2.1.5
discherge
planning
adalah
sebagai
berikut:
a. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari klien perlu dikaji dan
dievaluasi.
b. Kebutuhan dari klien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin muncul pada saat klien
pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
muncul di rumah dapat segera diantisipasi.
c. Perencanaan
pulang
dilakukan
secara
kolaboratif.
setelah
pulang
disesuaikan
dengan
14
pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem
pelayanan kesehatan. Setiap klien masuk tatanan
pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
2.1.6
pelayanan
berkelanjutan,
pasien
mampu
untuk
berkelanjutan
yang
dibutuhkan
setelah
pemulangan.
Perry & Potter (2006) menyusun format discharge
planning sebagai berikut:
15
1.
Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis
dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data
tentang klien (Potter & Perry, 2005). Menurut Slevin
(1986) pengkajian discharge planning berfokus pada 4
area
yang
potensial,
psikososial,
status
yaitu
pengkajian
fungsional,
fisik
dan
kebutuhan
health
didasarkan
pada
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
problem,
etiologi
(penyebab),
support
Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi
kebutuhan
pasien.
Kelompok
perawat
16
b.
Environment
(lingkungan).
Lingkungan
tempat
yang
dibutuhkan
untuk
kelanjutan
perawatannya.
c.
Treatment
(pengobatan).
Perawat
harus
e.
f.
Diet
Pasien.
Sebaiknya
diberitahu
tentang
17
4.
Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah
pelaksanaan
rencana
pengajaran
referal.
Seluruh
Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge
planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti
dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan
yang
sesuai.
Keberhasilan
program
rencana
Derajat penyakit
b.
c.
d.
e.
Komplikasi tambahan
f.
Ketersediaan
pemulihan
sumber-sumber
untuk
mencapai
18
Skema 2.1 Alur Pelaksanaan Discharge Planning (Nursalam,
2008)
Perawat PP dibantu PA
Perawat PP dibantu PA
Keadaan pasien
1. Klinis & pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat
ketergantungan klien
Perencanaan Pulang
Penyelesaian
administrasi
Lain-lain
Keterangan :
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Asosiet
Membuat leaflet.
Memberikan konseling.
19
2.2
2.2.2
a.
Perawatan evaluasi
b.
Modifikasi diet
c.
d.
e.
f.
g.
20
digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis menurut
petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila
dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah
mendapat pelatihan khusus untuk itu (PERKENI, 2006).
Empat pilar utama dalam penatalaksanaan Diabetes
Mellitus menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Konsensus PERKENI, 2011) meliputi edukasi, terapi nutrisi
medis, aktivitas fisik dan manajemen obat.Berikut 4 pilar
utama penanganan DM:
1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu
selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan
dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan diabetes mellitus secara holistik. Materi
edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan
materi edukasi tingkat lanjutan. (PERKENI, 2011).
Edukasi
yang
diberikan
kepada
pasien
meliputi
pemahaman tentang:
a. Materi edukasi pada tingkat awal adalah:
1)
21
2)
Makna
dan
pemantauan
perlunya
pengendalian
diabetes
mellitus
dan
secara
berkelanjutan.
3)
4)
5)
6)
Cara
pemantauan
glukosa
darah
dan
8)
9)
Masalah
khusus
yang
dihadapi
(contoh:
mempergunakan
kesehatan.
fasilitas
perawatan
22
b. Materi edukasi pada tingkat lanjut adalah:
1) Mengenal
dan
mencegah
penyulit
akut
diabetes mellitus.
2) Pengetahuan
mengenai
penyulit
menahun
diabetes mellitus.
3) Penatalaksanaan diabetes mellitus selama
menderita penyakit lain.
4) Makan diluar rumah.
5) Rencana untuk kegiatan khusus.
6) Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini
dan
teknologi
mutakhir
tentang
diabetes
mellitus.
7) Pemeliharaan/perawatan kaki.
2. Terapi Nutrisi Medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian
dari penatalaksanaan diabetes mellitus secara total.
Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas
kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya).
Setiap penyandang diabetes mellitus sebaiknya
mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna
mencapai sasaran terapi. Prinsip pengaturan makan
pada penyandang diabetes mellitus hampir sama
23
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu
makanan
yang
seimbang
dan
sesuai
dengan
harus
mengandung
karbohidrat
24
7) Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan
asupan
karbohidrat
dalam
sehari.
Kalau
lemak
dianjurkan
sekitar
20-25%
kebutuhan kalori.
2) Tidak
diperkenankan
melebihi
30%
total
asupan energi.
3) Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori
4) Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya
dari lemak tidak jenuh tunggal.
5) Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah
yang banyak mengandung lemak jenuh dan
lemak trans antara lain: daging berlemak dan
susu penuh (whole milk).
6) Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
c. Protein
1) Dibutuhkan sebesar 10 20% total asupan
energi.
2) Sumber protein yang baik adalah seafood
(ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak,
25
ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
3) Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan
asupan protein menjadi 0,8 g/KgBB perhari
atau 10% dari kebutuhan energi dan 65%.
d. Natrium
1)
2)
3)
e. Serat
1)
Seperti
halnya
penyandang
mengonsumsi
masyarakat
diabetes
cukup
mellitus
serat
umum
dianjurkan
dari
kacang-
yang
tinggi
serat,
karena
26
mengandung vitamin, mineral, serat, dan
bahan lain yang baik untuk kesehatan.
2)
f.
Pemanis alternatif
1)
dan
pemanis
tak
berkalori.
3)
4)
5)
potassium,
sukralose,
dan
neotame.
6)
27
Kebutuhan kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah
kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes mellitus.
Di
antaranya
kebutuhan
adalah
kalori
dengan
basal
yang
memperhitungkan
besarnya
25-30
: < BBI - 10 %
Gemuk
: > BBI + 10 %
28
Klasifikasi IMT :
a.
b.
BB Normal 18,5-22,9
c.
BB Lebih 23,0
1) Dengan risiko 23,0-24,9
2) Obes I 25,0-29,9
3) Obes II > 30
3. Aktivitas Fisik
Penyusunan program latihan bagi penderita
diabetes mellitus sangat individual sesuai dengan
kondisi
penyakitnya.
Latihan
jasmani
sebaiknya
istirahat
membutuhkan
insulin,
hingga
29
insulin otot dan pertambahan reseptor insulin otot
pada saat melakukan latihan jasmani, hingga jaringan
otot aktif disebut juga sebagai jaringan non-insulin
dependen. Kepekaan ini akan berlangsung lama,
bahkan hingga latihan telah berakhir. Pada latihan
jasmani
akan
terjadi
peningkatan
aliran
darah,
intervensi
farmakologis
dengan
obat
30
Skema 2.2 Kerangka Teori Penelitian
Diabetes Mellitus
Hiperglikemia
Komplikasi:
- Mikrovaskuler
- Makrovaskuler
Penatalaksanaan umum:
- Edukasi
- Terapi nutrisi medis
- Aktivitas fisik
- Manajemen obat.
Discharge Planning