PTK Matematika Kontekstual
PTK Matematika Kontekstual
oleh:
Ida Rufaida
08513058
Persembahan
Moto
All the children are our future
Teach them well
And let them lead the way
(Semua anak adalah masa depan kita
Didiklah mereka dengan baik
Biarkan mereka memimpin)
Whitney Houston(1991):
The greatest Love of all
PERNYATAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 1 Cicalengka)
Ini benar-benar karya saya sendiri. Pengutipan dari sumber-sumber lain,
telah saya lakukan berdasarkan kaidah-kaidah pengutipan yang sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku sehingga isi skripsi serta semua kelengkapannya ini
merupakan karya asli. Apabila kemudian ditemukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan isi pernyataan saya ini, saya bersedia menerima resiko atau sanksi apa
pun.
IDA RUFAIDA
oleh:
IDA RUFAIDA
NIM: 08513058
Pembimbing I
Pembimbing II
ABSTRAK
Kemampuan matematika adalah kemampuan bagi kehidupan sehari-hari,
oleh sebab itu seyogyanya setiap manusia memiliki kemampuan matematika.
Stigma bahwa matematika pelajaran yang sulit menyebabkan hasrat belajar
rendah, akibatnya kemampuan matematika siswa tidak seperti yang diharapkan.
Rendahnya hasrat belajar metematika menyebabkan siswa menghindar dari proses
penyelesaian masalah matematika, akibatnya kemampuan menyelesaikan masalah
matematika tidak terlatih dengan baik. Untuk meningkatkan kemampuan
matematika perlu motivasi belajar yang kuat dan untuk memotivasi siswa perlu
diterapkan pendekatan yang menimbulkan kesan bahwa matematika tidak sesulit
yang diduga. Lingkungan keseharian adalah sumber belajar yang kaya dan murah.
Menghadirkan matematika dalam format keseharian yang dekat dengan kehidupan
siswa ternyata menyadarkan siswa bahwa matematika memang rumit, tetapi tetap
dapat diselesaikan dengan baik. Pembelajaran kontekstual merupakan proses
pembelajaran yang mengajak siswa aktif mengamati keseharian dan kaitannya
dengan matematika. Keterlibatan siswa dalam menemukan dan menyelesaikan
masalah telah meningkatkan motivasi belajar. Kelas merupakan laboratorium
pembelajaran yang sebenarnya, maka penelitian mengenai pembelajaran yang
paling otentik adalah penelitian yang dilakukan di kelas. Salah satu penelitian
tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian tindakan kelas di kelas
VIII SMP Negeri I Cicalengka, menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah matematika. Peningkatan tersebut antara lain
adanya perbedaan antara nilai awal dengan nilai akhir. Pada tes awal nilai
minimum 10, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 46,67. Setelah perlakuan dengan
menerapkan pembelajaran kontekstual, terjadi peningkatan. Pada tes akhir, nilai
minimum 35, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 80,46.
Kata Pengantar
Segala puji adalah milik Ilahi yang Maha Tinggi. Syukur berbinar terujar
bagi yang Akbar, seraya memijar shabar menjalani alur yang tidak sepanjangnya
datar.
Terima kasih tiada tara dan apresiasi dari lubuk hati dihaturkan dengan
tawadlu kepada segenap insan yang berkenan mendorong, mendukung dan
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah mencatatkan segala
kebaikan tersebut sebagai jariyah dengan pahala menggelagah tiada henti.
Ada banyak alasan mengapa sebuah karya ditulis: Karena subyeknya
sedang menjadi topik yang hangat; Karena materinya enak untuk dijadikan bahan
polemik; Karena topiknya menarik untuk diselidik dan alasan-alasan lainnya.
Alasan penulis memilih tema dan mengangkat problema sebagaimana disebut
pada sampul, karena masalahnya adalah bagian tidak terpisahkan dari diri dan
keseharian penulis.
Siapapun tentu berkehendak melahirkan karya yang sempurna. Tetapi ada
pepatah bahwa bila menunggu kesempurnaan, sebuah buku tidak akan pernah
terbit, karena setiap selesai menulis satu paragrap informasi ada ribuan paragrap
baru yang harus ditulis untuk menyajikan informasi mutakhir. Maka tanpa
menunggu sempurna skripsi ini disajikan apa adanya. Lebih dari itu, skripsi yang
baik adalah skripsi yang selesai, maka dengan disajikannya skripsi maka skripsi
dapat dinyatakan selesai.
Selesainya skripsi sudah tentu berkat dukungan berbagai pihak, untuk itu
sekali lagi disampaikan terimakasih dan penghargaan kepada siapa saja yang
berkenan membantu, diantaranya sosok-sosok tersebut di bawah ini.
kesetiakawanan,
di
tengah
kesibukannya
menjalankan
tugas,
buku dan buah tulisan lainnya, diberikan ganjaran yang pantas. Semoga kebaikan
yang telah mereka lakukan dapat penulis teladani.
Garut, 1 Agustus 2009
Penulis
DAPTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENANGTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Pembatasan Masalah
C.
Rumusan Masalah
D.
Tujuan penelitian
E.
Manfaat Penelitian
F.
Asumsi
G.
Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
B.
Matematika Sebagai Pelajaran Kehidupan Sehari-hari
C.
Kesulitan Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika
D.
Pergeseran Konsep Pembelajaran
E.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning)
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Penelitian Tindakan Kelas
B.
Variabel Penelitian
C.
Definisi Operasional
D.
Tehnik Pengumpulan Data
BAB IV LAPORAN HASIL TINDAKAN KELAS
A.
Gambaran Penelitian
B.
Penjelasan Siklus Pertama
C.
Penjelasan Siklus Kedua
D.
Penjelasan Siklus Ketiga
E.
Post Test
F.
Pembahasan dan Pengambilan Keputusan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
viii
xi
xiii
xv
xv
1
1
6
7
7
7
8
8
10
10
14
15
20
27
37
37
47
51
52
52
54
68
86
97
106
117
120
123
DAFTAR TABEL
No
1.1
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Judul Tabel
Standar Kelulusan SMP Tahun Pelajaran 2008/2009
Perbedaan Pembelajaran kontekstual dengan Konvensional
Deskripsi Kelompok
Nilai Kumulatif Tes Prasyarat
Siswa yang benar menurut butir soal
Siswa yang benar dalam prosedur dan perhitungan
Siswa yang benar prosedurnya tetapi salah dalam operasi
4.6
perhitungan
Siswa yang benar dalam operasi perhitungan tetapi salah dalam
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
L.1
L.2
L.3
L.4
L.5
menetapkan ukuran
Siswa yang benar dalam mengukur dan menghitung
Hasil pengukuran dan penghitungan kelompok
Kebutuhan porselin untuk bak air
Nilai Tes Siklus Ketiga per butir soal
Perbandingan Nilai soal nomor 1 dan nomor 2
Daftar hasil kwadrat
Perolehan nilai kumulatif Post Test
Perolehan nilai post test per butir soal
Perolehan nilai penerapan per butir soal
Rekapitulasi nilai penerapan per butir soal
Tingkat kenaikan nilai Tes prasyarat-Post test
Sikap siswa terhadap pembelajaran
Pandangan siswa mengenai pembelajaran
Validitas Instrumen, Data hasil uji coba
Validitas butir soal
Reliabilitas Instrumen
Indeks Kesukaran
Daya Pembeda
Hal.
2
28
57
60
61
62
63
63
77
78
80
93
94
96
99
100
103
106
107
110
111
123
124
126
128
129
DAFTAR GAMBAR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Gambar
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Kuis Matematik, Denah Tanah
Kuis Matematik Segitiga bertumpuk
Segitiga samasisi
Kuis Matematik, 4 segitiga samasisi
Limas
Prisma
Persegi & Persegi Panjang
Segitiga Siku-siku, Samasisi dan Samakaki
Balok dan Kubus
Hal.
45
69
87
88
89
93
93
136
136
148
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Uji Validitas Instrumen
1
Data hasil uji coba
2
Validitas butir soal
3
Reliabilitas instrumen
4
Indeks Kesukaran
5
Daya Pembeda
6
Analisis validitas
Lampiran B: Instrumen Penelitian
1
Tes prasarat
a Soal tes prasarat
b Pedoman penilaian
c Lembar jawab prasarat
d Kunci jawaban
2
Tugas Kelompok
a Lembar tes keelompok
b Lembar jawab/pelaporan tes kelompok
3
Post Test
a Soal post test
b Lembar jawab post test
c Pedoman penilaian
d Kunci jawaban post test
4
Kuisioner 1
5
Kuisioner 2
6
Lembar pengamatan dinamika kelompok
Lampiran C: Distribusi Hasil Tes
1
Nilai Tes Prasarat
a Nilai kumulatif
b Nilai Gambar nomor 1 dan 2
c Nilai Gambar nomor 3
d Nilai Gambar nomor 4
e Nilai Gambar nomor 5
2
Nilai Tes Siklus 3
a Nilai kumulatif
b Nilai soal nomor 1
c Nilai soal nomor 2
3
Nilai Post Test
a Nilai Kumulatif
b Nilai soal nomor 1
c Nilai soal nomor 2
d Nilai soal nomor 3
e Nilai soal nomor 4
LAMPIRAN D: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1
Silabus
2
RPP Balok dan Kubus
3
RPP Limas dan Pisma
4
Materi Pelajaran
LAMPIRAN E: SURAT-SURAT PENELITIAN
123
124
125
127
129
130
131
134
135
135
136
137
138
141
141
149
150
150
153
154
155
158
160
162
163
164
164
165
166
167
168
169
169
170
171
172
172
173
174
175
176
177
178
179
182
185
197
1
Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing
2
Surat Permohonan Izin Penelitian
3
Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian
4
Keterangan Supervisi Kepala SMP N 1 Cicalengka
5
Kartu Bimbingan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
198
199
200
201
202
203
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di SMP adalah upaya untuk mengembangkan potensi,
kecakapan dan kepribadian siswa. Perkembangan aspek-aspek pada siswa tersebut
tidak diberikan oleh guru, tetapi siswa sendiri yang berusaha mengembangkan
dirinya. Fungsi guru hanyalah menciptakaan situasi, memberikan dorongan,
arahan, bimbingan dan kemudahan agar siswa dapat belajar dan mengembangkan
dirinya. Dalam proses pembelajaran, interaksi siswa dipengaruhi berbagai faktor,
antara lain: Karakteristik dan perkembangan siswa; Intelektual dalam belajar;
Transfer dalam belajar dan Penyesuaian pembelajaran dengan perbedaan
intelektual.
Sejak awal millennium III telah terjadi upaya-upaya peningkatan kualitas,
baik pada tataran konsep dan strategi pendidikan; kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan; Manajemen; Sarana & Prasarana; Buku dan teknologi
pembelajaran; Anggaran pendidikan dan kebijakan lain yang mendukung.
Sekolah Gratis yang dikampanyekan, antara lain oleh Utomo Danandjaya, pada
tahun 2008 telah terealisasi sampai tingkat SMP.
Peningkatan mutu tersebut diikuti dengan terus meningkatnya standar
kelulusan sekolah sejak SD hingga SMA/SMK. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 78 Tahun 2008, menetapkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Kemampuan yang di uji sebagai mana dipresentasikan pada tabel di bawah.
Tabel 1.1
Kisi-kisi Soal Ujian Nasional SMP & Madrasah Tsanawiyah
No
Standar Kompetensi
Lulusan
1.
bilangan pecahan.
perbandingan,
aritmetika
sosial,barisan
jual beli.
bilangan,
penggunaannya
dalam
masalah .
barisan bilangan.
Mengalikan bentuk aljabar.
Memahami
bentuk aljabar,
konsep
persamaan Menyederhanakan
dan pertidaksamaan
linier,
aljabar
dengan
memfaktorkan.
garis, himpunan,
2
bentuk
variabel.
serta menggunakannya
pemecahan masalah.
gradien,
persamaan
garis
dan
grfiknya.
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linier
dua variabel.
Menyelesaikan
soal
dengan
menggunakan
teorema Pythagoras.
Menghitung luas bangun datar.
Menghitung
Memahami
bangun
keliling
bangun
datar
dan
dalam
cahan masalah.
Memahami
4
geometri; Pythagoras
(528-507 SM), yang menemukan teori panjang garis miring suatu segitiga siku-
siku sebagai akar dari penjumlahan kuadrat kedua sisi yang lain. Teori-teori
tersebut kemudian dikembangkan oleh Euclid dalam buku Element.
Bangun datar merupakan teori dasar bagi penyelesaian persoalan-persoalan
bangun ruang sebagai kelanjutan atau perkembangan berikutnya. Bangun ruang
merupakan kombinasi dari bangun datar, anatara lain: pasangan-pasangan empat
persegi panjang menjadi balok dan kotak; persegi menjadi kubus; segitiga menjadi
limas; segitiga dan persegi pajang atau persegi menjadi prisma dan sebagainya.
Namun demikian, walaupun siswa telah mengusai masalah bangun datar, ketika
harus menyelesaikan masalah bangun ruang sebaagian bersar siswa menghadapi
kesulitan. Hal ini bukan saja dipengaruhi oleh stigma bahwa matematika pelajaran
yang sangat sulit juga masih kurangnya kesadaran siswa mengenai pentingnya
matematika bagi kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran konsteksual (Teaching Learning consteksual) menurut
Sukmadinata, (2004:196) merupakan suatu sistim atau pendekatan pembelajaran
yang bersifat holistic (menyeluruh). Menurut Johnson (2002:210): pembelajaran
konsteksual sekurang-kurangnya memiliki tiga prinsip, yaitu: interpendence
(kesaling-tergantungan); diferensiasi dan self organization (pengorganisasian
diri). Adapun komponen-komponen pembelajaran konsteksual adalah: hubungan
bermakna, mengerjakan pekerjaan penting, belajar mengatur diri sendiri,
bekerjasama, berpikir kritis, bimbingan individual, pencapaian standar tinggi dan
menggunakan penilaian otentik.
Penulis
kontekstual
sangat
dalam
tertarik
pembelajaran
untuk
mengimplementasikan
matematika
karena
CTL
pendekatan
memberikan
kesempatan yang sangat luas kepada pembelajar untuk bekerjasama, berfikir kritis
dan mengkaitkan materi ajar dengan latar belakang individual, sosial dan kultural
sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful).
Dengan latar belakang di atas maka diajukan penelitian tindakan kelas
dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Melalui Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika
B. Pembatasan Masalah
Pendidikan adalah upaya mewariskan dan mengembangkan nilai, oleh
sebab itu memiliki komponen dan faktor yang kompleks. Untuk menegaskan arah
dan keluaran hasil yang ingin dicapai, maka penelitian dibatasi pada hal-hal
berikut:
1. Dalam upaya mencapai prestasi terbaik akan selalu ada hambatan yang
dihadapi, termasuk dalam hal prestasi belajar. Dengan demikian siswa
harus melakukan upaya yang dapat mengatasi hambatan belajar,
khususnya matematika, sehingga siswa dapat meraih prestasi terbaik.
2. Guru sebagai fasilitor memberikan dukungan dengan cara antara lain:
membangun suasana belajar yang menyenangkan; menyajikan materi
pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan keseharian siswa;
menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konteks yang
dihadapi.
3. Suasana belajar yang kondusif dapat menolong siswa melakukan upaya
mengatasi kesulitan/hambatan serta persoalan yang dihadapi berkaitan
dengan belajar matematika. Dalam suasana yang ceria dan partisipatif
siswa tidak merasa tertekan dan dapat melakukan eksplorasi sehingga
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah: Adakah
peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan masalah matematika
melalui pembelajaran kontekstual?
D. Tujuan penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk:
Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan
masalah matematika melalui pembelajaran kontekstual.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi penulis sebagai penguatan kompetensi kependidikan dan pematangan
profesi keguruan.
2. Bagi siswa sebagai pengalaman terstruktur dalam mengikuti metode
pembelajaran yang variatif , sehingga siswa termotivasi dan merasa senang
dalam belajar matematik.
3. Bagi guru sebagai bagian dari brainstorming (curah gagasan) dan sharing
pengalaman untuk pengayaan metode pembelajaran.
Asumsi
Penelitian ini didasarkan atas asumsi bahwa: pembelajaran kontekstual
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
Componential
Intelligence,
Kemampuan
menganalisis,
b.
c.
Contextual
Intelligence,
Kemampuan
menggunakan
dan
Memasyarakatkan
visi
atau
dalam
konteks
pembelajaran
goals
(pengikisan
sasaran);
Limits
to
growth
(batas-batas
Success
to
successful
(keberhasilan
berangkai);
Escalation
pemecahan masalah dalam matematika. Suatu masalah yang dianggap rumit dan
kompleks, bisa menjadi lebih sederhana jika strategi dan pemanfaatan representasi
matematika yang digunakan sesuai dengan permasalahan tersebut. Kemampuan
representasi yang pada akhirnya menjadi kemampuan melakukan pemecahan
masalah matematika terkait erat dengan kemampuan berfikir logis.
Salah satu keterampilan matematika yang sangat erat kaitannya dengan
karakteristik matematika adalah berfikir logis, karena matematika dipahami
melalui penalaran atau berfikir logis dan penalaran dipahami serta dilatih melalui
belajar
matematika.
Kemampuan
penalaran
atau
berfikir
logis
perlu
mengingat
kepada
kemampuan
pemahaman.
Audiblox
(2006)
konteks digunakan sejak awal dan terus menerus untuk membangun pemahaman
siswa melalui learning trajectory dalam suatu proses pembelajaran.
Proses penyelesaian soal kontekstual dilakukan dengan menggunakan
model.
Pemodelan
matematika
tidak
berfungsi
formal
menjembatani
jurang
antara
metematika
formal
dari
dan
pengetahuan
siswa.
Siswa
yang sesuai dengan karakteristik bidang kajian dan karakteristik siswa agar
mencapai hasil yang maksimal. Oleh kerana itu peran guru dalam konteks
pembelajaran menuntut perubahan, antara lain: (a) peranan guru sebagai penyebar
informasi semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing,
penasehat, dan pendorong; (b) peserta didik adalah individu-individu yang
kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara belajar sesuatu
yang berbeda pula; (c) proses belajar mengajar lebih ditekankan pada belajar
daripada mengajar (Laster, 1985).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan
pergeseran peran guru dalam pembelajaran, yaitu: (a) Cara pandang guru terhadap
siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai obyek pengajaran, tetapi siswa
sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diri siswa terdapat
berbagai potensi yang siap dikembangkan. Oleh katena itu dalam konteks
pembelajaran guru diharapkan mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan (b) Guru
diharapkan mampu mengajarkan bagaimana siswa bisa berhubungan dengan
masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat.
Antara lain dengan cara memberikan tantangan yang berupa kasus-kasus yang
sering terjadi di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui kegiatan tersebut
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas.
Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman berinteraksi dengan
lingkungannya.
Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey learning by
doing (1859-1952). Dewey sangat tidak setuju pada rote learning belajar
dengan menghafal. Dewey merupakan pendiri sekolah Dewey School yang
menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu bahwa siswa perlu
terlibat dalam proses belajar secara spontan. Keingintahuan siswa akan halhal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam
suatu proses belajar. Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan
sarana bagi siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru
dalam belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.
Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk
menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi
b.
c.
Mengurangi
kesenjangan
pengetahuan
yang
bidang
ilmu
dengan
kebutuhan
sehari-hari
dalam
masyarakat.
e.
f.
g.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh
Perencanaan Pembelajaran
Mengajar atau teaching adalah membantu siswa memperoleh
informasi,
ide,
keterampilan,
nilai,
cara
berfikir,
sarana
untuk
metode
untuk
mencapai
hasil
pembelajaran
yang
Pembelajaran
diselenggarakan
dengan
b.
c.
Ketersediaan
media
dan
sumber
belajar
yang
pembelajaran
kontekstual
berbeda
dengan
pembelajaran
Menyandarkan
pada
hafalan.
Pemilihan
ditentukan oleh guru.
Pembelajaran Kontektual
Menyandarkan pada memori
spasial.
informasi
Pemilihan
informasi
Memberikan
Cenderung
mengintegrasikan
bidang.
tumpukan
Selalu
beberapa
mengkaitkan
melalui
kegiatan
auntentik
praktis
melalui
dalam
penerapan
pemecahan
masalah.
2. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual.
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika
menerapkan komponennya, dalam pembelajaran Pendekatan kontekstual
memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment).
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konsteks yang terbatas dan tidak sekonyongkonyong. (Bukan seperangkat fakta, konsep, kaidah untuk diingat).
b. Menemukan (Inquiry)
Pengetahuan + ketrampilan yang diperoleh siswa bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil menemukan sendiri
melalui:
observasi,
bertanya,
penyimpulan.
c. Bertanya (Questioning)
hipotesis,
pengumpulan
data
dan
e. Pemodelan (Modelling)
Pembelajaran atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa
ditiru, misalnya cara melempar bola, contoh karya tulis, cara
menghafalkan bahasa Inggris, guru memberi contoh mengerjakan sesuatu,
cara memerlukan kata kunci dalam bacaan. Artinya ada model yang ditiru
dan diambil siswa, sebelum mereka berlatih menemukan kata kunci.
Guru bukan satu-satunya model.
f.
Refleksi (Refection)
Cara berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di
masa lalu.
g. Penilaian yang sebenarnya (Autentic Assesment)
3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis
besar mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
kontekstual
menempatkan
group
belajar
yang
saling
ketergantungan
(multiple intelligences),
Menggunakan
pembelajaran
teknik-teknik
siswa,
bertanya
perkembangan
yang
pemecahan
meningkatkan
masalah
dan
d. Berkesinambungan.
e. Terintegrasi.
f.
meliputi:
Portofolio (portofolio).
Berfikir Konvergen
Berfikir Divergen
1.
Tertarik pada proses penemuan yang
pengintegrasian
dari
bagian-
komponen.
2.
bersifat
relasional,
3.
3.
Proses
berfikir
4.
kini.
5.
musikal.
PERILAKU
Bosan dengan tugas rutin;
menolak membuat pekerjaan
TERKAIT DENGAN
Kreativitas.
rumah.
ganda.
Membuat
lelucon
atau
Imaginatif, sensitive.
Menolak
otoritas,
tidak
Motivasi
dalam
Emosional
sensitif,
bidang
yang
diminatinya.
Intens
lain.
Tekun
dalam
menghayati
Kecenderungan dominasi.
Berfikir kritis
Mampu
menganalisis
dan
evaluasi.
orang lain.
Dengan merujuk kepada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa: (1)
Hasil belajar siswa SMP pada saat ini masih belum memuaskan; (2) Siswa harus
dimotivasi agar lebih bersemangat dalam meningkatkan kemampuannya dalam
hal matematika, karena matematika merupakan pengetahuan yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari; (3) Agar siswa bersemangat maka pembelajaran
harus menarik, dalam arti prosesnya menyenangkan dan materinya tidak terasa
sulit; dan (4) Pendekatan kontekstual menyajikan hal-hal keseharian yang mudah
difahami oleh siswa dan menekankan kepada keceriaan serta berorientasi kepada
peningkatan kemampuan berfikir logis. Dengan demikian pendekatan kontekstual
sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika dan dianggap
dapat meningkatkan kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan masalah
matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Penelitian Tindakan Kelas
Dengan melakukan penelitian ilmiah manusia mencoba mempertanyakan,
menemukan, dan memanfaatkan pengetahuan yang benar. Menurut (Musnir &
Gunawan, 1998/1999:12), ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam
penelitian, yaitu:
singkat
penelitian
tindakan
menurut
Hopkins
dapat
situasi
mereka
secara
berkekuatan
dan
canggih,
dan
(c)
Resolve
conflicts
that
arise,
openly
and
dialogically
Accept people as they are, not as some people think they ought to
be (menerima orang seperti apa adanya, bukan apa yang mereka
pikir seharusnya);
competitive,
conflictual,
or
authoritarian
Accepts and acts upon what they say (menerima dan bertindak
pada apa yang mereka katakan);
Deals
personally
with
people
rather
than
with
their
Ensuring
cooperation
with
other
groups,
agencies,
and
RENCANA
MERENCANAK
AN
MELAKUKAN
TINDAKAN
REFLEKSI
MEREFLEKSI
MENGAMATI
TINDAKAN/OBSERVASI
Dengan
mengadaptasi
model
Hopkin,
Tim
PGSM
(199:7)
REVISI
berikut:
RENCANA
REFLEKSI
TINDAKAN/OBSERVASI
REVISI
RENCANA
REFLEKSI
TINDAKAN/OBSERVASI
REVISI
Think
Act
: - Plan (report)
- Implement
- Evaluate
5. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan secara terinci
(Musnir dan Gunawan,1998/1999).
a. Mencari masalah penelitian.
b. Memilih masalah penelitian.
c. Mempertajam masalah penelitian.
d. Mengembangkan rancangan pemecahan masalah putaran pertama.
pemecahan
masalah
putaran
ketiga atau
rancangan
pemecahan
masalah
putaran
ke-n
atau
Contoh
Jumlah anak, jumlah sepeda
BERSAMBUNGAN
MENGUKUR
motor, jumlah
Tinggi badan, bobot badan,
jarak rumah dengan tempat
kerja, dsb.
3. Sifat Variabel
a. Variabel Dependen (bebas) atau vriabel yang tidak terpengaruh,
disebut juga varibel peubah.
b. Variabel Independen atau variabel yang terpengaruh dan dapat
mengalami perubahan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini ditetapkan variabel-variabel:
Variabel dependen adalah: Pembelajaran Kontekstual
Variabel Independen adalah: Kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan
masalah matematika
C. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Prestasi diterjemahkan dari kata achievement yang berarti hasil yang
telah dicapai. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai melalui belajar.
Menurut Syaodih (2004:78) prestai belajar ada 10 yaitu: pengetahuan,
pemahaman, keterampilan berpikir, keterampiln umum, penyesuaian diri,
sikap, nilai, minat dan apresiasi. Masih ada banyak definisi dan uraian aspekaspeknya mengenai prestasi belajar, akan tetapi pada intinya prestasi belajar
yang terpenting adalah kecerdasan komprehensif. Tugas utama manusia
adalah menyelesaikan masalah, menurut Zohar (2004): dalam melahirkan
solusi, kontribusi kecerdasan spiritual dan emosional adalah 80 % dan
kecerdasan intelektual 20 %. Membina kecerdasan perlu memadukan
neurocortex-otak kiri (kecerdasan rasional/intelektual) dengan system limbicotak kanan (kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional).
2. Pemecahan Masalah
BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Gambaran Penelitian
1. Perencanaan
Penelitian dilakukan di kelas VIII I SMP Negeri I Cicalengka. Materi
pembelajaran luas permukaan bangun ruang kelas VIII semester genap tahun
pelajaran 2008 2009. Materi termaksud meliputi luas permukaan kubus,
balok, limas dan prisma. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama bulan
Mei 2008, sebanyak tiga siklus ditambah siklus untuk pos tes. Pelaksanaan
penelitian melibatkan guru dan kepala sekolah terutama dalam pelaksanaan
pengamatan dan refleksi selama penelitian.
Siklus pertama merupakan penjajagan melalui test prasyarat dan
membangun dinamika kelompok. Sesi ini untuk mengondisikan siswa agar
siap mengikuti pembelajaran yang menekankan keperansertaan siswa.
Siklus kedua diawali dengan apersepsi mengenai materi pelajaran
bidang datar, khususnya persegi dan empat persegi panjang. Selanjutnya
dilakukan proses pembelajaran mengenai bangun ruang kubus dan balok.
Setelah proses pembelajaran diberikan tes yang langsung dianalisis.
Siklus ketiga diawali dengan apersepsi mengenai materi pelajaran
bidang datar, khususnya segitiga siku-siku, segitiga sama sisi dan segitiga
sama kaki. Selanjutnya dilakukan proses pembelajaran mengenai bangun
ruang Limas dan Prisma. Setelah proses pembelajaran diberikan tes.
Setelah dilaksanakan ketiga siklus di atas kemudian diberikan post tes
pada waktu tersendiri
2. Tindakan
meliputi
kegiatan
guru
dan
siswa;
pengembangan
materi
mengajak
siswa
membaca
basmalah
untuk
memulai
Pembentukan
kelompok
memerlukan
waktu
Nama
Kelompok
Jumlah Warga
Ketua
Yel
Kelompok
Motto
Lk
Pr
Naruto
Laki-laki
Slanker
Laki-laki
Vicking
Laki-laki
Vicking Nu Aing
Ungu
Perempuan
Metal
Laki-laki
Optimis Coy!
Jagger
Perempuan
Sing
Penting,
Tahan
Banting!
Queen
Perempuan
Angel
Perempuan
5. Brainstorming
Setelah semua siswa sepakat bahwa barisan keduanya rapih, kepada
siswa diminta tanggapan dan kesan atas simulasi yang baru dilakukan.
Barinstorming (curah gagasan) berlangsung 15 menit. Dari 48 siswa ada 14
orang yang menyampaikan gagasan, mewakili lima kelompok.
Beberapa gagasan yang sempat dicatat antara lain:
a. Simulasi tersebut telah menyebabkan sesama siswa lebih mengenal,
terutama nama panggilan dan usia masing-masing.
b. Menyusun barisan yang pertama waktunya lebih lama karena siswa
belum adaptasi dengan situasi dan tidak menyangka ada simulasi.
c. Menyusun barisan yang kedua kalinya relative lebih cepat karena
komunikasi telah lebih akrab.
d. Menyusun barisan yang ketiga lebih cepat lagi karena tidak perlu
melakukan pendataan, cukup melihat fisik temannya.
e. Untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna harus melakukan
komunikasi dengan baik, menghimpun data dengan teliti dan
menempatkan posisi secara tepat.
6. Diskusi kelompok
Selanjutnya setiap kelompok diminta mendiskusikan:
a. Apa yang menjadi kendala dalam belajar matematika.
b. Soal yang mana yang dianggap paling sulit.
7. Penutup pembelajaran
Seraya mengumpulkan kesimpulan diskusi, Jawaban tes yang telah
dinilai sibagikan untuk dipelajari dan diperbaiki di rumah. Kepada siswa
diberikan juga lembar penjelasan materi materi pelajaran bangun datar sebagai
upaya remedial. Pada saat yang sama diberikan lembar tugas kelompok, yaitu
Jumlah
Frekwensi
Prosentase
Jumlah
80
10,42%
400
65
12
25,00%
780
60
2,08%
60
55
0,00%
50
10,42%
250
45
10,42%
225
40
4,17%
80
35
8,33%
140
30
10,42%
150
25
0,00%
20
10,42%
100
15
6,25%
45
10
2,08%
10
48
100%
2.240
siswa untuk tiap butir soal dan bahkan nilai tahapan kerja secara otentik
dicatat oleh peneliti. Pada tabel di bawah ini dipresentasikan perolehan
nilai tiap butir soal
Tabel 4.3
Jumlah siswa menurut nilai tiap butir soal
Persegi
Segitiga
Segitiga
Segitiga
Persegi
Panjang
Siku-siku
Samasisi
Samakaki
Nilai 20
33
Nilai 15
17
13
13
12
Nilai 10
13
13
23
17
12
Nilai 05
11
Nilai 00
13
14
Jumlah
48
48
48
48
48
Gambar
Nilai
Persegi
Persegi
Panjang
Segitiga
Siku-siku
Segitiga
Samasisi
Segitiga
Samakaki
Panjang/alas
Tinggi/Lebar
33
Hipotenusa
Keliling
36
35
Luas
43
28
41
28
Tabel 4. 5
Jumlah siswa yang benar dalam menjalankan prosedur tetapi salah
dalam melakukan operasi perhitungan
Persegi
Panjang/alas
Tinggi/Lebar
Hipotenusa
Keliling
Luas
Persegi
Segitiga
Segitiga
Segitiga
Panjang
Siku-siku
Samasisi
Samakaki
35
15
33
39
5
23
0
0
20
6
25
27
5
46
8
3
Tabel 4. 6
Daftar siswa yang benar dalam mengoperasikan perhitungan tetapi
salah dalam menemukan data/menetapkan ukuran
Persegi
Persegi
Segitiga
Segitiga
Segitiga
Panjang
Siku-siku
Samasisi
Samakaki
10
Panjang/alas
Tinggi/Lebar
Hipotenusa
Keliling
Luas
10
siswa
dalam
berbicara
sangat
menentukan
dinamika
pembelajaran.
Siswa menyukai model belajar yang melibatkan siswa dalam
suasana dinamis, ceria, tanpa tekanan dan mengekspresikan
mengasah
kemampuannya
dalam
kelompok.
Agar interaksi kelompok semakin inten, maka kegiatan
2. Kuis matematik
50 m
80 m
30 m
80 m
B
50 m
80 m
130 m
750 m2
hasil perkalian 30 X 80
hasil perkalian X 80 X 50
ketika
perwakilan
Queen
mau
melanjutkan
Walaupun
teman-temannya
secara
usil
menyampaikan
bisa
saja
salah
walaupun
menggunakan
computer. Untuk
1) Gambar sketsa.
2) Panjang setiap sisi.
Subyek
Kel
Luas
48
42
42
Alas
48
Dinding 1
45
46
38
40
Dinding 2
45
47
36
38
Selimut
34
Subyek
Kel
Luas
Alas
Dinding 1
Dinding 2
Tutup
Selimut
Keramik, Persegi
2) Masalah
:
Panjang
870 cm
Lebar
690 cm
Panjang sisi
30 cm
:
870 X 690
30 X 30
600.300
900
667 buah
Alas
70
60
Dinding 1
70
Dinding 2
Luas
Porselin
4200
30
70
4900
36
60
70
4200
30
Dinding 3
70
70
4900
36
Dinding 4
60
70
4200
30
Porselin
10
22400
162
10
Jumlah
dalam
kelompok
pada
siklus
kedua
sangat
mengumpulkan
data
seorang
lagi
mencoba
e. Efisiensi
Dalam proses pengukuran, ada dua kelompok yang mengukur
panjang dan lebar lantai secara khusus. Salah satu kelompok menganggap
ukuran plafond sama dengan lantai. Tetapi satu kelompok lagi bersusah
payah mengukur panjang dan lebar langit-langit. Empat kelompok lainnya
cukup mengukur dinding, kemudian menghitung lantai dari data ukuran
alas kedua dinding.
f. Kebersamaan
Pembelajaran kontekstual memerlukan media pembelajaran
yang beragam. Pada awal kegiatan masing-masing kelompok menjaga
kekayaan masing-masing, tetapi setelah semua terlibat dalam proses
pembelajaran barang-barang tersebut seakan-akan menjadi milik
bersama.
g. Kemauan melaksanakan tugas
Walaupun setiap siswa dan kelompok sangat senang mendapat
nilai tinggi, akan tetapi mereka lebih bangga dengan apa yang
partisipatif.
Siswa mau bereksplorasi menemukan data sebagai bahan untuk
pembagian,
pemangkatan
dan
akar
sehingga
40
20
20
20
40
20
100
60
20
20
40
20
20
20
60
X 60 X 100 =
3.000
Segitiga Kecil
X 40 X 60 =
1.200
Persegi panjang1
20 X 60 =
1.200
Persegi Panjang2
20 X 60 =
1.200
Persegi Panjang3
20 X 40 =
800
Persegi
20 X 20 =
400
Jumlah seluruhnya
7.800.
Dua orang anggota kelompok lainnya mendapat tugas lebih sulit, yaitu
bekerjasama menggabungkan sedotan limun menjadi enam kemudian
membuat empat buah segitiga yang ukurannya sama dengan segitiga yang tadi
dibuat.
Mula-mula dalam tiap kelompok hanya dua orang yang berusaha
memproduksi empat buah segitiga. Setelah anggota yang ditugasi menghitung
segitiga kertas dan segitiga sedotan limun selesai, jadi enam orang yang ikut
berfikir mengenai proses melahirkan empat buah segitiga dengan enam batang
sedotan limun.
Walaupun cukup lama waktunya, yaitu hampir sepuluh menit, akhirnya
ada kelompok yang bertiak. Slanker please, slanker peace, beres!
Semua siswa melihat ke arah kelompok tersebut, dua orang
memegangi sedotan limun dan anggota lainnya menari-nari.
Setelah
duduk
rapih
siswa
dberi
kesempatan
untuk
menyampaikan kesan berkaitan dengan apa yang telah dilakukan dan apa yang
telah ditemukan. Curah gagasan kali ini lebih banyak partisipannya, ada yang
menarik pada sesi ini, yaitu siswa yang biasa banyak bicara tidak memberikan
kesan, tetapi menyimak dengan seksama. Mungkin siswa ini member
kesempatan kepada temannya agar semua punya kesempatan. Ada dua puluh
delapan siswa yang menyampaikan gagasannnya.
Beberapa gagasan siswa yang dianggap penting untuk dicatat adalah:
a. Contoh limas dan prisma sebenarnya sangat banyak digunakan dalam
benda-benda kebutuhan sehari-hari, tetapi dalam belajar matematika
contohnya selalu itu-itu saja sehingga tidak menarik. Seharusnya tiap
materi pelajaran memberikan contoh yang nyata dan dapat dilihat.
b. Belajar kelompok lebih cepat mengerti karena pada saat guru
menerangkan ada enam siswa yang memperhatikan. Bila seorang tidak
faham sebagian maka siswa lain dapat menjelaskannya. Tidak mungkin
enam orang seragam yang tidak mengertinya.
6. Test
1) Hitung luas selimut limas ini!
16 cm
24 cm
15 cm
8 cm
18 cm
7. Hasil tes
Tabel: 4. 10
Nilai tes per butir soal
Soal No. 1
Nilai
50
Soal No. 2
23
47,92%
19
39,58%
14
29,17%
15
31,25%
45
40
18
37,50%
15
10
14,58%
Tabel: 4. 11
Perbandingan Nilai soal nomor 1, soal nomor 2 dan jumlah nilai
Uraian
Soal No. 1
Soal No. 2
Jumlah Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai tertinggi
50
100%
50
100%
100
100%
Nilai Terendah
10
20%
15
30%
25
25%
Nilai Rata-rata
40,42
80,83%
37,60
75,21%
78,02
78,02%
Jumlah siswa yang berhasil meraih nilai 35 untuk soal nomor 1 ada 41
orang (85,42%), sedangkan soal nomor 2 ada 33 siswa (68,75%). Adapun
siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas untuk soal nomor 1 dan 2 ada 33
orang (68,75%). Angka tersebut masih belum sesuai harapan, yaitu minimum
85%. Namun demikian, nilai rata-rata setiap butir soal dan nilai kumulatif di
atas 65 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai nol.
Dalam menghitung luas persegi dan persegi panjang semua siswa
dapat menyelesaikannya dengan baik, tetapi dalam menghitung luas segitiga
masih ada yang salah. Kesalahan siswa pada soal nomor 1 adalah
menganggap tinggi limas (16 cm) adalah tinggi segitiga selimut limas.
Sedangkan kesalahan pada nomor 2 adalah menentukan ukuran tinggi segitiga
=
24 cm
Tinggi limas = 16 cm
Alas segitiga = X 24
Hypotenusa =
2+
12
= 12 cm
16
2=
144 + 256 =
400 = 20
Luas alas
= 576 cm2
= 1.536 cm2
Diketahui:
Panjang alas prisma
= 18 cm
= 8 cm
8 cm
Hypotenusa
= 15 cm
18 cm
Alas siku-siku = X 18 = 9 cm
= t2 92
t2
= 152 92
t=
= 225 91
144 = 12
Keliling Segitiga
= 18 + (2 X 15)
= 48
Luas Segitiga
= X 18 X 12
= 108
= 120
Luas alas
= 18 X 8
= 144
9. Dinamika Pembelajaran
c. Keberanian berbicara
Pengalaman dua siklus terdahulu bukan saja meningkat keberanian
untuk berpendapat, tetapi mendorong siswa menyiapkan apa yang akan
disampaikan. Pernyataan dan pertanyaan siswa Nampak lebih terarah
seperti yang telah disiapkanb sebelumnya. Akan tetapi deviasi dan distorsi
tetap ada, antara lain celetukan-celetukan spontan yang secara tidak
langsung menghangatkan suasana
d. Kreativitas
Mungkin karena tahu akan ada perhitungan yang menggunakan
teorema pitagoras, ada siswa yang berinisiatif membawa tabel kuadrat
yang telah dipilah menurut angka belakangnya. Entah siapa yang
membawa, yang jelas pada setiap meja ada tabel kuadrat yang dicatat
memanjang.
Tabel 4.12
Daftar hasil kuadrat menurut angka terakhir
0&5
1&9
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
100
400
900
1.600
2.500
3.600
4.900
6.400
8.100
10.000
12.100
14.400
16.900
1
9
11
19
21
29
31
39
41
49
51
59
61
1
1
81
121
361
441
841
961
1.521
1.681
2.401
2.601
3.481
3.721
2&8
2
8
12
18
22
28
32
38
42
48
52
58
62
4
4
64
144
324
484
784
1.024
1.444
1.764
2.304
2.704
3.364
3.844
4&6
4
6
14
16
24
26
34
36
44
46
54
56
64
6
16
36
196
256
576
676
1.156
1.296
1.936
2.116
2.916
3.136
4.096
3&7
3
7
13
17
23
27
33
37
43
47
53
57
63
9
49
169
289
529
729
1.089
1.369
1.849
2.209
2.809
3.249
3.969
140
150
160
170
180
190
19.600
22.500
25.600
28.900
32.400
36.100
5
15
25
35
45
55
65
75
85
95
105
115
125
135
145
155
165
175
185
195
25
225
625
1.225
2.025
3.025
4.225
5.625
7.225
9.025
11.025
13.225
15.625
18.225
21.025
24.025
27.225
30.625
34.225
38.025
69
71
81
79
89
91
99
101
109
111
119
121
129
131
139
141
149
151
159
161
169
171
179
181
189
191
199
4.761
5.041
6.561
6.241
7.921
8.281
9.801
10.201
11.881
12.321
14.161
14.641
16.641
17.161
19.321
19.881
22.201
22.801
25.281
25.921
28.561
29.241
32.041
32.761
35.721
36.481
39.601
68
72
78
82
88
92
98
102
108
112
118
122
128
132
138
142
148
152
158
162
172
178
182
188
192
198
4.624
5.184
6.084
6.724
7.744
8.464
9.604
10.404
11.664
12.544
13.924
14.884
16.384
17.424
19.044
20.164
21.904
23.104
24.964
26.244
29.584
31.684
33.124
35.344
36.864
39.204
66
74
76
84
86
94
96
104
106
114
116
124
126
134
136
144
146
154
156
164
166
168
174
176
184
186
194
4.356
5.476
5.776
7.056
7.396
8.836
9.216
10.816
11.236
12.996
13.456
15.376
15.876
17.956
18.496
20.736
21.316
23.716
24.336
26.896
27.556
28.224
30.276
30.976
33.856
34.596
37.636
196
38.416
67
73
77
83
87
93
97
103
107
113
117
123
127
133
137
143
147
153
157
163
167
173
177
183
187
193
197
4.489
5.329
5.929
6.889
7.569
8.649
9.409
10.609
11.449
12.769
13.689
15.129
16.129
17.689
18.769
20.449
21.609
23.409
24.649
26.569
27.889
29.929
31.329
33.489
34.969
37.249
38.809
E. Post Test
1. Soal tes
Jadwal pembelajaran matematika dalam satu minggu adalah 4 jam
pelajaran, dibagi dua hari, satu hari 2 jam. Alokasi waktu untuk materi Balok,
Kubus, Limas dan Prisma adalah 8 jam pelajaran. Setiap siklus menghabiskan
waktu 2 jam jadi siklus 1 sampai dengan 3 menghabiskan waktu 6 jam
pelajaran. Oleh karena itu post test dilaksanakan pada waktu tersendiri.
Jumlah soal yang diberikan dalam post test sebanyak empat butir soal.
Soal tersebut berkaitan dengan materi yang telah dipelajari, yaitu:
2. Hasil Postes
Hasil post test menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena
sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan secara signifikan. Walaupun
yang meraih nilai 100 hanya seorang, tetapi yang mendapat nilai 80 -99 cukup
banyak yaitu 31 siswa (64,58%). Rinciannya: 90-99 ada 17 dan 80-89
sebanyak 14 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 5 orang
(10,42%) dan yang memperoleh nilai 60-69 ada 3 orang (6,25%). Adapun
siswa yang nilainya di bawah 60 hanya 8 orang (16,67%) dengan nilai
terendah 35 (1 orang). Siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas memang
belum mencapai 85 %, baru 37 orang atau 77,08%.
Anggka tersebut masih kurang 8 persen dari standar ketuntasan
nasional. Namun demikian, walaupun belum dapat dinyatakan tuntas, tetapi
telah terjadi peningkatan kemampuan yang signifikan. Peningkatan tersebut
baik dalam hal rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel-tabel pada halaman berikut.
Tabel 4.13
Perolehan nilai kumulatif Post test
Nilai
100
2,08%
99
8,33%
98
10,42%
94
4,17%
93
12,50%
88
12,50%
83
2,08%
82
14,58%
77
2,08%
75
2,08%
73
2,08%
71
2,08%
61
4,17%
60
2,08%
58
4,17%
57
2,08%
50
2,08%
49
2,08%
44
2,08%
37
2,08%
35
2,08%
Jumlah
48
100,00%
Tabel 4.14
Perolehan nilai Post test per butir soal
NO
1
L/ P
L
No 1
25
No 2
25
No 3
25
No 4
25
Jumlah
100
Pra
80
Naik
20
25
25
25
24
99
80
19
25
25
25
24
99
80
19
25
25
25
24
99
80
19
25
25
25
24
99
80
19
25
25
25
23
98
60
38
25
25
25
23
98
65
33
25
25
25
23
98
65
33
25
25
25
23
98
65
33
10
25
25
25
23
98
65
33
11
20
25
25
24
94
35
59
12
20
25
25
24
94
45
49
13
25
25
20
23
93
50
43
14
20
25
25
23
93
65
28
15
20
25
25
23
93
65
28
16
20
25
25
23
93
65
28
17
20
25
25
23
93
50
43
18
20
25
25
23
93
45
48
19
20
20
25
23
88
45
43
20
20
25
20
23
88
45
43
21
20
20
25
23
88
65
23
22
20
20
25
23
88
65
23
23
20
20
25
23
88
50
38
24
20
20
25
23
88
65
23
25
20
25
25
13
83
15
68
26
20
20
20
22
82
45
37
27
20
20
20
22
82
50
32
NO
L/ P
No 1
No 2
No 3
No 4
Jumlah
Pra
Naik
28
15
20
25
22
82
65
17
29
20
20
20
22
82
35
42
30
20
20
20
22
82
50
49
31
15
20
25
22
82
65
47
32
20
20
20
22
82
40
55
33
20
20
25
14
79
30
49
34
20
25
10
22
77
30
47
35
15
20
25
15
75
20
55
36
20
20
25
73
30
43
37
20
20
10
21
71
35
36
38
20
20
21
61
35
26
39
15
20
20
61
20
41
40
20
25
15
60
30
30
41
15
20
10
13
58
20
38
42
20
15
10
13
58
30
28
43
20
20
10
57
15
42
44
15
20
15
50
40
10
45
15
20
14
49
20
29
46
20
20
44
20
24
47
15
15
37
15
22
48
15
15
35
10
25
Jumlah
970
1.055
910
927
3.862
2.240
1.622
Rata-rata
20,21
21,98
18,96
19,31
80,46
46,67
33,79
dengan kubus.
Permukaan balok dikurangi bagian yang berimpit dengan tanah
dan kubus tahap 2, tetapi selimut kubus tidak dikurangi oleh
L/P
No 1
no 2
No 3
No 4
Jumlah
10
10
10
35
10
10
10
34
10
10
10
34
10
10
10
34
10
10
10
34
10
10
10
33
10
10
10
33
NO
L/P
No 1
no 2
No 3
No 4
Jumlah
10
10
10
33
10
10
10
33
10
10
10
10
33
11
10
10
29
12
10
10
29
13
10
10
28
14
10
10
28
15
10
10
28
16
10
10
28
17
10
10
28
18
10
10
28
19
10
23
20
10
23
21
10
23
22
10
23
23
10
23
24
10
23
25
10
10
27
26
17
27
17
28
10
17
NO
L/P
No 1
no 2
No 3
No 4
Jumlah
29
17
30
17
31
10
17
32
17
33
10
23
34
10
17
35
10
17
36
10
23
37
11
38
11
39
11
40
10
17
41
42
43
12
44
45
46
11
47
48
Jumlah
250
335
320
120
1.025
Rata-2
5,21
6,98
6,67
21,35
Tabel 4.16
Rekapitulasi nilai penerapan per butir soal
Nilai
10
5
4
3
2
1
O
No 1
11
28
No 2
22
23
No 3
28
8
12
No 4
1
6
19
13
8
1
penyelesaian
soal-soal
selama
proses
pembelajaran,
terjadi
Jumlah Siswa
F
%
Jumlah
Kenaikan
Nilai
Awal
Nilai
Akhir
68
2,08%
68
15
83
59
2,08%
59
35
94
55
2,08%
55
20
75
49
4,17%
98
30
79
48
2,08%
48
45
93
47
4,17%
94
30
77
43
10,42%
215
30
73
42
4,17%
84
15
57
41
2,08%
41
20
61
38
6,25%
114
20
58
37
2,08%
37
45
82
36
2,08%
36
35
71
33
8,33%
132
65
98
32
4,17%
64
50
82
30
2,08%
30
30
60
29
2,08%
29
20
49
28
8,33%
112
30
58
26
2,08%
26
35
61
25
2,08%
25
10
35
24
2,08%
24
20
44
23
6,25%
69
65
88
22
2,08%
22
15
37
20
2,08%
20
80
100
19
8,33%
76
80
99
17
4,17%
34
65
82
10
2,08%
10
40
50
100%
33,79
1.622
46,67
2.240
80,46
3.862
Rata-rata
Jumlah
48
siswa
nampak
serius
tetapi
kurang
bergairah.
Dalam
mengerjakan tes dengan sketsa bangun ruang masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan. Setelah kepada siswa ditunjukkan benda-benda
berbentuk kubus, balok prisma dan limas siswa mulai meningkat aktivitas dan
gairah belajarnya. Gairah tersebut semakin tinggi manakala siswa diminta
mengukur dan menghitung benda-benda secara nyata.
Secara umum siswa memandang proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Suasana pembelajaran: Ceria, menyenangkan, tidak membosankan dan
dinamis.
b. Sikap dan perilaku siswa: Apa adanya, mau berperan serta dan
melakukan tugas baik masing-masing maupun berkelompok.
c. Materi pelajaran: Sesuai dengan kenyataan sehari-hari. Rumit tetapi
bisa diikuti.
d. Tingkat kesulitan tes: Tes sangat rumit, tetapi karena memahami
caranya maka tes tersebut dapat diselesaikan.
Sl
Sk
Sp
TS
22
24
14
28
11
26
10
20
18
23
12
17
11
12
11
11
10
16
12
17
17
32
15
28
15
31
14
16
14
12
11
13
14
18
11
10
15
10
15
14
12
12
22
Sl= Selalu, Sr= Sering, Sk= Sekali-kali, Sp= Sempat, TS tidak sempat
Tabel 4. 19
Pandangan siswa mengenai pembelajaran
Pernyataan
SS
TS
STS
16
29
17
27
15
28
18
25
18
24
27
18
24
21
16
25
21
23
26
15
29
13
28
15
29
14
29
15
29
13
secara
sungguh-sungguh.
Kesulitan
berikutnya
bahwa
matematika
tidak
sulit,
tidak
dapat
sulit, karena matematika adalah modal untuk menjalani kehidupan seharihari. Mari kita tanya setiap orang, siapa yang mengatakan bahwa hidup
pada saat ini tidak sulit? Oleh karena itu, hadapi matematika, maka kita
akan siap menghadapi kehidupan.
Dengan mengajak siswa mengenal penerapan matematika dalam
kehidupan sehari-hari secara bertahap, siswa menjadi tersadarkan bahwa
matematika tidak sesulit yang dibayangkan. Lebih dari itu matematika
sangat bermanfaat untuk menghadapi hidup, kehidupan dan penghidupan
yang semakin sulit. Apa komentar siswa setelah bersama-sama menggiati
pembelajaran matematiuka? Bahwa matematika itu rumit, memang
senyatanya. Tapi matematika sulit? Siapa takut
b. Menghargai potensi meningkatkan kompetensi
Pada bagian awal batang-tubuh Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, yaitu BAB I Pasal 1 ayat 1)
ditegaskah bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Jadi yang paling penting dalam mencampai keberhasilan
pendidikan adalah menciptakan suasana belajar dan mendorong peserta
didik giat mengembangkan potensi dirinya. Agar peserta didik mau
mengembangkan potensinya maka peserta didik harus disadarkan bahwa
dirinya punya potensi dan dapat meningkatkan kompetensi sehingga siap
berkompetisi. Cara yang paling sederhana menyadarkan potensi peserta
sertamerta.
Apapun
namanya,
strategi
dan
metodologi
Laboratorium
pertanian
bahkan
Laboratorium
Politik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa aktif mencari dan menemukan
cara untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Materi pelajaran berkaitan
sekali dengan konteks kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasakan langsung
manfaatnya. Media belajar dan sumber belajar yang dapat diperoleh dari
lingkungan keseharian menyebabkan siswa bergairah untuk mencari dan
menemukannya.
Kemauan siswa untuk menghadapi masalah meningkat kemampuan
melakukan pemecahan masalah. Siswa yang mau berperanserta dalam
pembelajaran matematika secara bertahap meningkat kemampuannya. Suasana
pembelajaran yang dinamis, partisipatif dan ceria menyebabkan siswa belajar
tanpa tekanan, sehingga kerumitan yang dihadapi dipandang sebagai tantangan
untuk dihadapi. Belajar berkelompok mendorong siswa lebih terbuka dan berani
untuk saling belajar dari sesama teman. Matematika memang rumit, akan tetapi
setelah dihadapi secara berkelanjutan, kerumitan tersebut menjadi tantangan yang
menggairahkan. Terkikisnya anggapan bahwa matematika sebagai pelajaran yang
sulit mendorong siswa untuk belajar dengan antusias.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual
mendorong
siswa
aktif
berpartisipasi
dalam
proses
pembelajaran
dan
B. SARAN
Saran acap terkesan sebagai nasihat, oleh karena itu penulis sekadar
menyampaikan ajakan dan himbauan. Berangkat dari kesimpulan dan selaras
dengan tuntutan-undang-undang, maka penulis mengajak untuk mengelola elemen
terpenting, yaitu pembelajaran. Bagi orang yang menghargai pembelajaran,
belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Penghargaan akan muncul
apabila ada suasana nyaman dalam proses pembelajaran.
Siswa adalah subyek yang menentukan berhasil tidaknya pembelajaran.
Oleh karena itu keperansertaan siswa sangat penting. Belajar dengan aktif dan
partisipatif di sekolah akan menambah bekal dalam mengembangkan potensi
kreatif di luar sekolah. Demikian juga pengembangan kreativitas di dalam
pergaulan dan lembaga pendidikan selain sekolah akan mengakselerasi
peningkatan kompetensi belajar.
Kepada para siswa, tanamkan itikad untuk beribadah. Beribadah
memerlukan ilmu dan ilmu dapat diperoleh secara formal di sekolah atau melalui
pengalaman terstruktur dalam pergaulan yang baik. Secara paralel menuntut ilmu
atau belajar merupakan ibadah. Belajarlah dari lingkungan dan teman-temanmu.
Guru hanya salah satu sumber belajar dan sekolah hanya salah satu tempat belajar.
Alam adalah sumber dan tempat belajar yang sangat kaya dan luas.
Kepada rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan, yang paling
penting untuk ditingkatkan adalah kemampuan guru membangun suasana
pembelajaran yang ceria dan penuh keperansertaan. Tugas kita bukan sekadar
berbicara dengan baik dan bermakna, tetapi juga dimengerti oleh siswa. Yang
paling penting bukan materi apa yang telah disampaikan oleh guru, tetapi materi
apa yang telah difahami oleh siswa.
Agar siswa memahami apa yang kita sampaikan maka siswa harus
berkenan menyimaknya. Jadi berbicara yang baik adalah berbicara yang menarik
siswa untuk menyimak. Lebih dari itu, seorang guru bukan sekadar berbicara
kepada siswa tetapi juga mendorong siswa mau berbicara kepada gurunya. Pada
saat yang sama guru mau mendengarkan dengan empatik. Untuk membangun
suasana seperti itu, maka dibutuhkan kesiapan kita sebagai pendidik. Kesiapan
tersebut adalah berpikir posistif tentang siswa, mendorongnya berkembang dan
memberi kesempatan untuk berperanserta kemudian menunjukkan respect yang
tulus.
DAFTAR PUTAKA
Audiblox (2006). Logical Thinking: Helping Children to Become Smarter. [Online].
Tersedia: http://www.audilblox.com/math problems. html[06 Februari2006]
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning Unleashing the
Genius in You, terjemah Alawiyah Abdurrahman. Bandung. KAIFA, 356
halaman
Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences: The Trheory in Practice, New
York, Basic Books
Goldman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta, Gramedia, 386 halaman
Harefa, Andreas. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta, KOMPASGRAMEDIA
Hudiono, Bambang Peran Pembeajaran Diskursus terhadap Pembangunan Daya
Representasi. Bandung Mimbar Pendidikan vol.XXXII No. 4 Tahun 2008
hal. 16
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California : A Sage
Publications Company.
Laster, Lan. 1985. The School of the future: some teachers view on education in
the year 2000. UK.
Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake
Sarasin. 247 halaman
National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for
School Mathematics Reston, VA:NCTM.
Priatna, N. (2003). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa kelas 3
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung. Disertasi Doktor pada
PPS UPI: Tidak Diterbitkan.
Saha, M. Ishom El. 2008, The Power of Santris Civilization: Melejitkan Daya
Tawar Pesantren. Jakarta, Pustaka Mutiara, 276 halaman
Senge, Peter M. 1994. The Leaders New Work: Building Learning Organization
& Managing, New York. McGraw Hill, 482 halaman
Shepard, Peter. 2001. Multiple Intelligence. Jakarta. Rajawali. 336 halaman
Sudjana, Nana. 1992. Metoda Statistik. Bandung, Penerbit Tarsito
Sugiono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Penerbit ALFABETA, 390
halaman
Suharsimi, Arikunto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, PT Bina
Aksara
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta, PT Rineka Cipta
Sukmadinata, Syaodih.Nana, 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi,
Bandung. Kesuma Karya 311 Halaman
Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta
Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi
Doktor pada PPS UPI: Tidak Diterbitkan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
VALIDITAS INSTRUMEN
Tabel 1
DATA HASIL UJI COBA
Subjek
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
S-8
S-9
S-10
S-11
S-12
S-13
S-14
S-15
S-16
S-17
S-18
S-19
S-20
S-21
S-22
S-23
S-24
S-25
S-26
S-27
S-28
S-29
S-30
S-31
S-32
S-33
S-34
S-35
S-36
Y
13
13
14
11
8
15
9
10
14
14
15
11
13
13
11
11
16
11
12
18
10
11
8
9
12
12
7
17
14
14
12
20
13
7
5
10
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
S-8
S-9
S-10
S-11
S-12
S-13
S-14
S-15
S-16
S-17
S-18
S-19
S-20
S-21
S-22
XY
Y2
Y
1
3
3
3
3
3
3
2
2
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
2
4
3
4
2
3
4
1
2
4
3
4
3
3
3
2
2
5
2
3
5
2
2
3
4
4
3
0
5
4
3
2
4
4
2
4
4
3
3
4
3
2
4
2
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
13
13
14
11
8
15
9
10
14
14
15
11
13
13
11
11
16
11
12
18
10
11
9
9
9
9
9
9
4
4
25
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
25
9
4
16
9
16
4
9
16
1
4
16
9
16
9
9
9
4
4
25
4
9
25
4
4
9
16
16
9
0
25
16
9
4
16
16
4
16
16
9
9
16
9
4
16
4
16
9
9
9
9
4
9
4
9
9
16
16
9
9
9
9
9
16
9
16
16
9
9
169
169
196
121
64
225
81
100
196
196
225
121
169
169
121
121
256
121
144
324
100
121
39
39
42
33
24
45
18
20
70
42
45
33
39
39
33
33
48
33
36
90
30
22
52
39
56
22
24
60
9
20
56
42
60
33
39
39
22
22
80
22
36
90
20
22
39
52
56
33
0
75
36
30
28
56
60
22
52
52
33
33
64
33
24
72
20
44
39
39
42
33
16
45
18
30
42
56
60
33
39
39
33
33
64
33
48
72
30
33
S-23
S-24
S-25
S-26
S-27
S-28
S-29
S-30
S-31
S-32
S-33
S-34
S-35
S-36
x
x2
rxy
interprestasi
2
3
3
3
2
5
3
5
3
5
3
2
1
3
110
12100
0,78
Tinggi
3
2
3
2
3
4
4
3
3
5
3
2
2
2
107
11449
0,78
Tinggi
1
1
3
4
0
4
5
3
3
5
5
2
1
2
110
12100
0,75
Tinggi
2
3
3
3
2
4
2
3
3
5
2
1
1
3
106
11236
0,80
Tinggi
8
9
12
12
7
17
14
14
12
20
13
7
5
10
433
187489
4
9
9
9
4
25
9
25
9
25
9
4
1
9
366
9
4
9
4
9
16
16
9
9
25
9
4
4
4
353
1
1
9
16
0
16
25
9
9
25
25
4
1
4
400
4
9
9
9
4
16
4
9
9
25
4
1
1
9
336
64
81
144
144
49
289
196
196
144
400
169
49
25
100
5559
16
27
36
36
14
85
42
70
36
100
39
14
5
30
1403
24
18
36
24
21
68
56
42
36
100
39
14
10
20
1373
8
9
36
48
0
68
70
42
36
100
65
14
5
20
1435
16
27
36
36
14
68
28
42
36
100
26
7
5
30
1348
RELIABILITAS INSTRUMEN
Tabel 3
Subjek
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
S-8
S-9
S-10
S-11
S-12
S-13
S-14
S-15
S-16
S-17
S-18
S-19
S-20
S-21
X2
Y
13
13
14
11
8
15
9
10
14
14
15
11
13
13
11
11
16
11
12
18
10
1
9
9
9
9
9
9
4
4
25
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
25
9
2
16
9
16
4
9
16
1
4
16
9
16
9
9
9
4
4
25
4
9
25
4
Y2
3
9
16
16
9
0
25
16
9
4
16
16
4
16
16
9
9
16
9
4
16
4
4
9
9
9
9
4
9
4
9
9
16
16
9
9
9
9
9
16
9
16
16
9
169
169
196
121
64
225
81
100
196
196
225
121
169
169
121
121
256
121
144
324
100
XY
1
39
39
42
33
24
45
18
20
70
42
45
33
39
39
33
33
48
33
36
90
30
2
52
39
56
22
24
60
9
20
56
42
60
33
39
39
22
22
80
22
36
90
20
2
39
52
56
33
0
75
36
30
28
56
60
22
52
52
33
33
64
33
24
72
20
3
39
39
42
33
16
45
18
30
42
56
60
33
39
39
33
33
64
33
48
72
30
S-22
S-23
S-24
S-25
S-26
S-27
S-28
S-29
S-30
S-31
S-32
S-33
S-34
S-35
S-36
x
S12
S12
S12
r11
Interprestasi
2
2
3
3
3
2
5
3
5
3
5
3
2
1
3
110
0,83
2
3
2
3
2
3
4
4
3
3
5
3
2
2
2
107
0,97
4
1
1
3
4
0
4
5
3
3
5
5
2
1
2
110
1,77
4,24
9,75
0,58
Sedang
3
2
3
3
3
2
4
2
3
3
5
2
1
1
3
106
0,66
11
8
9
12
12
7
17
14
14
12
20
13
7
5
10
433
4
4
9
9
9
4
25
9
25
9
25
9
4
1
9
366
4
9
4
9
4
9
16
16
9
9
25
9
4
4
4
353
16
1
1
9
16
0
16
25
9
9
25
25
4
1
4
400
9
4
9
9
9
4
16
4
9
9
25
4
1
1
9
336
121
64
81
144
144
49
289
196
196
144
400
169
49
25
100
5559
22
16
27
36
36
14
85
42
70
36
100
39
14
5
30
1403
22
24
18
36
24
21
68
56
42
36
100
39
14
10
20
1373
44
8
9
36
48
0
68
70
42
36
100
65
14
5
20
1435
33
16
27
36
36
14
68
28
42
36
100
26
7
5
30
1348
INDEKS KESUKARAN
Tabel 4
Skor yang diperoleh tiap butir (X)
1
2
3
4
S-1
3
4
3
3
S-2
3
3
4
3
S-3
3
4
4
3
S-4
3
2
3
3
S-5
3
3
0
2
S-6
3
4
5
3
S-7
2
1
4
2
S-8
2
2
3
3
S-9
5
4
2
3
S-10
3
3
4
4
S-11
3
4
4
4
S-12
3
3
2
3
S-13
3
3
4
3
S-14
3
3
4
3
S-15
3
2
3
3
S-16
3
2
3
3
S-17
3
5
4
4
S-18
3
2
3
3
S-19
3
3
2
4
S-20
5
5
4
4
S-21
3
2
2
3
S-22
2
2
4
3
S-23
2
3
1
2
S-24
3
2
1
3
S-25
3
3
3
3
S-26
3
2
4
3
S-27
2
3
0
2
S-28
5
4
4
4
S-29
3
4
5
2
S-30
5
3
3
3
S-31
3
3
3
3
S-32
5
5
5
5
S-33
3
3
5
2
S-34
2
2
2
1
S-35
1
2
1
1
S-36
3
2
2
3
Rata-rata
3,06
2,97
3,06
2,94
SMI
5
5
5
5
IK
0,61
0,59
0,61
0,59
Interprestasi Sedang Sedang Sedang Sedang
Subjek
Y
13
13
14
11
8
15
9
10
14
14
15
11
13
13
11
11
16
11
12
18
10
11
8
9
12
12
7
17
14
14
12
20
13
7
5
10
12,03
129
DAYA PEMBEDA
Tabel 5
Subjek
S- 32
S-20
S-28
S-17
S-6
S-11
S-30
S-9
S-29
S-3
S-10
S-1
S-33
S-2
S-13
S-14
S-25
S-31
S-19
S-26
S-12
S-4
S-15
S-16
S-18
S-22
S-21
S-36
S-8
S-24
S-7
S-5
S-23
S-27
S-34
Skor total
20
18
17
16
15
15
14
14
14
14
14
13
13
13
13
13
12
12
12
12
11
11
11
11
11
11
10
10
10
9
9
8
8
7
7
S-35
Rata-rata kelas ats
Rata-rata kelas
bawah
SMI
DP
Interprestasi
1
4,60
2,90
2
4,70
2,90
1
4,50
2,30
1
4,10
2,80
5
15,20
8,20
5
0,34
cukup
5
0,36
cukup
5
0,44
baik
5
0,26
cukup
20
130
Validitas
0,78 ( Tinggi )
0,78 ( Tinggi )
3
4
Reliabilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Pembeda
0,61 ( Sedang )
0,34 ( Cukup )
0,59 ( Sedang )
0,36 ( Cukup )
0,75 ( Tinggi )
0,61 ( Sedang )
0,44 ( Cukup )
0,80 ( Tinggi )
0,59 ( Sedang )
0,26 ( Cukup )
0,58 ( Sedang )
Interpretasi
Validitas Tinggi
Validitas Sedang
Validitas Rendah
rxy 0,20
Tidak Valid
2. Realibilitas Instrumen
Analisis Reliabilitas Instrument menggunakan formula alpha sebagai berikut :
Interpretasi
0,00 0,20
0,20 0,40
0,40 0,70
0,70 0,90
0,90 1,00
Reliabilitas Kecil
Reliabilitas Rendah
Reliabilitas Sedang
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas Sangat Tinggi
Interpretasi
IK = 0,00
0,00 < IK 0,30
0,30 < IK 0,70
0,70 < IK 0,90
IK = 1,00
133
Interpretasi
Sangat Jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
TES PRASYARAT
Perhatikanlah gambar-gambar di bawah, kemudian hitunglah!
a. Kelilingnya
b. Luasnya
Gambar 1
D
Gambar 2
69 cm
87 cm
B
30 cm
Gambar 3
15 cm
A
20 cm
Gambar 4
C
Gambar 5
C
cm
10
24,4 cm
16 cm
PENGHITUNGAN
GAMBAR
PANJANG
KELILING
LUAS
10
10
10
10
HIPOTENUSA
KELILING
LUAS
10
ALAS
LEBAR
TINGGI
3
4
: .
PANJANG
LEBAR
HIPOTENUSA
KELILING
LUAS
1
2
3
4
5
(Bila ada pecahan ditulis hanya dua desimal)
Cara penyelesaian
Gambar 1
a. Keliling
b. B. Luas
Gambar 2
a. Keliling
b. Luas
Gambar 3
a. Hipotenusa
b. Keliling
c. Luas
Gambar 4
a. Tinggi
b. Keliling
c. Luas
Gambar 5
a. Alas
b. Tinggi
c. Keliling
d. Luas
PANJANG
TINGGI
HIPOTENUSA
KELILING
LUAS
30
120
900
87
69
312
6.003
20
15
25
60
150
12,2
21,13
24,4
73,20
257,80
13
12
10
36
Gambar 1
D
Penyelesaian
a. Keliling persegi
= 4s
= 4 X 30
= 120
b. Luas persegi
=s2
= 30 2
= 900
B
30 cm
Gambar 2
c. Keliling
=2(
p+l
= 2 (87 + 69)
= 2 X 156
87 cm
= 312
d. Luas
=pX
= 87 X 69
A
69 cm
= 6.003
Penyelesaian
Gambar 3
d. Hipotenusa
15 cm
A
20 cm
a2 = b2 +c2
a2 = 20 2+15 2
a2 = 400 + 225
a= 625 = 25
e. Keliling
= 20 + 15 + 25 = 60
Luas
= X 20 X 15 = 150
f.
Penyelesaian
Gambar 4
= sisi
= X 24,4
= 12,2
b. Tinggi
24,4 cm
c. Keliling
d. Luas
t2
t2
t2
t2
= sisi 2-12,2 2
= 24,4 2-12,2 2
= 595,36-148,84
= 446,52
= 3 X 24,4
= 73,20
=
2
= X 24,4 X 21,13 = 257,80 cm
446,52 = 21,13
Penyelesaian
C
Gambar 5
13
b. Tinggi
10 cm
A
Luas
sisi 2 = t 2 + 12,2 2
c. Keliling
13 2
= alas
= X 10 = 5
t2
t2
=t2+52
= 13 2- 5 2
= 169 -25
t=
144 =12
= (2X13) + 10
= 26 + 10
= X 10 X 12
TES KELOMPOK 1
= 36
TES KELOMPOK 2
Pergilah ke Musholla, lalu kerjakan tugas berikut
1. Perhatikan lantai Musholla tersebut
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruangan dalamnya, ruang sholat saja, tidak termasuk tempat imam!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah denahnya
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang sholat Musholla tersebut
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
5. Perhatikan plafond musholla,
Plafond ditutup dengan Asbes, kalau Plafond diganti dengan Eternit
ukuran 50 X 100 cm, berapa lembar yang dibutuhkan?
6. Perhatikan dinding-Musholla tersebut
TES KELOMPOK 3
Pergilah ke Perpustakaan
1. Perhatikan lantai Perpustakaan tersebut
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruang bukunya!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang buku tersebut ini di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafond perpustakaan tersebut
Plafond ditutup dengan Eternit, kalau didanti dengan Asbes ukuran 60 X
240 cm, berapa lembar asbes yang dibutuhkan?
4. Perhatikan dinding-dinding nya
a. Ukur berapa tingginya,
b. Bila ruang buku tersebut ditutup dengan triplek ukuran 120 X 240 cm,
berapa lembar yang dibutuhkan
Selamat bekerja, waktu kalian hanya 15 menit!
TES KELOMPOK 4
Pergilah ke tempat wudlu
1. Perhatikan lantainya
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruang kelas ini!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang tempat wudlu ini di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafond tempat wudlu
Plafond belum ditutup, kalau dipasang plafond Asbes ukuran 1 X 1 meter,
berapa lembar asbes yang dibutuhkan?
4. Perhatikan dinding bagian dalam bak air tempat wudlu,
a. Ukur berapa dalamnya,
b. Bila dinding dan alas bak mandi porselinnya diganti dengan warna lain
tetapi ukurannya sama, berapa banyak porselin yang dibutuhkan
Selamat bekerja, waktu kalian hanya 15 menit!
TES KELOMPOK 5
Pergilah ke ruang OSIS
1. Perhatikan lantainya!
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruang OSIS tersebut!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang OSIS di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafond ruang OSIS tersebut!
Plafond ditutup dengan Asbes, bila diganti dengan gypsum ukuran 40 X
200 cm, berapa lembar yang dibutuhkan?
4. Perhatikan dinding-dindingnya!
a. Ukur berapa tingginya,
b. Bila dindingnya ditutup dengan triplek ukuran 120 X 240 cm, berapa
lembar yang dibutuhkan
Selamat bekerja, waktu kalian hanya 15 menit!
TES KELOMPOK 6
Pergilah ke ruang UKS
1. Perhatikan lantainya!
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruang UKS tersebut!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang UKS ini di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafond UKS tersebut!
Plafond ditutup dengan eternit, kalau Plafond dtutup dengan kain yang
ukuran lebarnya 120 cm, berapa meter panjang kain yang dibutuhkan?
4. Perhatikan dinding-dindingnya!
a. Ukur berapa tingginya,
b. Bila dindingnya ditutup dengan triplek ukuran 120 X 240 cm, berapa
lembar yang dibutuhkan
Selamat bekerja, Waktu kalian hanya 15 menit
TES KELOMPOK 7
Pergilah ke Ruang Serbaguna
1. Perhatikan lantainya!
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruang pertemuannya!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang pertemuan ini di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafondnya!
Plafond ditutup dengan eternit, kalau Plafond ditutup dengan gypsum
yang ukurannya 80 X 160 cm, berapa lembar gypsum yang dibutuhkan
4. Perhatikan dinding-dindingnya!
a. Ukur berapa tingginya,
b. Bila dindingnya ditutup dengan triplek ukuran 120 X 240 cm, berapa
lembar yang dibutuhkan
Selamat bekerja, Waktu kalian hanya 15 menit
TES KELOMPOK 8
Pergilah ke gudang sekolah
1. Perhatikan lantainya!
a. Ukurlah berapa panjang sisi-sisinya!
b. Hitung berapa kelilingnya
c. Hitunglah, berapa luas satu lantai keramik tersebut
2. Perhatikan ruangan gudang tersebut!
a. Ukurlah berapa jarak dari dinding ke dinding,
b. Gambarlah
c. Hitung berapa kelilingnya
d. Hitung luas ruang gudang ini di bagian dalam dinding
e. Berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk menutupi lantai
3. Perhatikan plafond gudang tersebut!
Plafond ditutup dengan eternit, kalau Plafond ditutup dengan papan
ukuran 20 cm X 2 m, berapa lembar papan yang dibutuhkan?
4. Perhatikan dinding-dindingnya!
a. Ukur berapa tingginya,
b. Bila dindingnya ditutup dengan triplek ukuran 120 X 240 cm, berapa
lembar yang dibutuhkan
Selamat bekerja, Waktu kalian hanya 15 menit
TEMPAT OBSERVASI
Subjek
Lantai Ruangan
Plafond
Dinding 1
Dinding 2
Panjang/
Lebar/tinggi Keliling
Luas
Fungsi
Penutup Lantai
Penutup Plafond
Penutup dinding
Nama Barang
Panjang
Lebar
Kebutuhan
Cicalengka,....................................................2009
Ketua Kelompok
()
POST TEST
Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan masalahnya dengan cermat.
1) Di halaman sekolah sedang dibuat tembok dudukan tiang bendera dua tahap.
Tahap pertama setinggi 20 cm dengan alas persegi, sisinya 60 cm; Tahap
kedua tinginya 40 cm dan alas 40 X 40 cm.
Bila semua permukaan dudukan bendera tersebut ditutup dengan keramik
ukuran 20 X 10 cm, berapa banyak keramik yang terpakai?
40
40
20
60
3m
8m
60
70
80
4) Di antara dinding kantor pos dan kantor telepon dibuat benteng sepanjang 5
meter yang tingginya 2,5 m. Tebal dinding benteng enam belas cm ditambah
bagian atasnya berbentuk atap setinggi enam cm. Di tengah benteng dibuat
pilar yang lebih tinggi sepuluh cm. Penampang pilar berbentuk pesegi, sisinya
tiga puluh cm. Bagian atasnya berbentuk limas setinggi dua puluh cm.
Benteng tersebut mau dicat, harganya Rp. 20.000,- per m2. Berapakah biaya
untuk mengecat?
20
10
2,5 m
dari tanah
16
30
5m
30 cm
Selamat bekerja!
..
NAMA SISWA
..
Subjek
St
LS
P = Panjang, L = Lebar,
LS = Luas Selimut
B. Penghitungan biaya
1. Jumlah keramik yang terpakai
= keping
2. Biaya sewa kain
= Rp. .
3. Harga papan terpasang
= Rp .
4. Ongkos pengecatan
= Rp .
Catatan: Lembar jawab ini disertai kertas tatacara penyelesaian soal
40
a. Tahap 1
Luas alas
= 60 X 60
= 3.600
Luas Dinding = 60 X 20
= 1.200
Luas selimut
= (2 X 3.600) + (4 X 1.200)
= 7.200 + 4.800 = 12.000
b. Tahap 2
20 Luas alas
= 40 X 40
60X 10 = 200 cm 2
= 20
= 6.800 cm 2
= 8.000 cm 2
=14.800 cm 2
8m
3m
= 1.600
= 9.600
5) Latar
Alas
= 8 m,
Tinggi = 3 m
Luas
=8X3
= 24 m2
6) Tenda
Tinggi puncak
Tingi limas
=6m
=63
=3m
Alas segitiga = X 8
Hypotenusa Limas
Luas Selimut Tenda
Biaya Sewa Kain
=4m
=
42 + 3 2
= 4 X ( X 8 X 5) = 80 m2
25 = 5
= Rp. 520.000,-
=
=
0,64 + 0,36 =
=
60
1 = 1
70
80
a. Luas segitiga
= X0,8X0,6 = 0,24 m2
= 2 X 0,24
= 0,48 m2
= 0,42 m2
= 0,70 m2
= 0,7 X 1
= 1,60 m2
Harga papan terpasang per m2 = Rp. 50.000,Harga tanjakan = 1,60 m2 X Rp. 50.000,- = Rp. 80.000,-
a. Benteng
82+62=
64 + 36 =
=
100 = 10
=5m
= 4,7 m
= 5 0,3 m
= 2,50 m
= 0,16 m
= 0,06 m
= 0,10 m
= X 0,16 X 0,06
= 0,0048 m2
= 0,80 m2
= 11,75 m2
= 0, 47 m2
= 0,3 m
= 2,6 m
= 0,2 m
Hypotenusa
20
2+
15
2=
400 + 225 =
=
=
625 = 25
Permukaan Pilar
Luas Permukaan Pilar
Permukaan terbuka
= 3,12 0,896
= 2,224 + 0,15
= 2,374 m2
=
= Rp. 536.280,-
SILABUS
SEKOLAH
: SMPN 1 Cicalengka
Kelas / Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar kompetensi
ukurannya
Kompetensi
Dasar
5.3. Menghitung
luas permukaan
dan volume
kubus bal0k,
prisma dan
limas
Materi
Pokok/Pemb
elajaran
Kubus,
balok,
prisma tegak
dan limas
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Tehnik
Menemukan rumus
luas permukaan
kubus, balok, prisma
tegak dan limas
Kuis
Tes lisan
Penugas
an
Tes tulis
Menghitung luas
permukaan kubus,
Kuis
Tes lisan
Bentuk
Instrumen
Uraian
Uraian
Penilaian
Contoh Instrumen
1.
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
2x40 mnt
Buku teks,
model
bangun
ruang dan
datar;
Handout,
Lingkungan sekolah
2 x 40
mnt
Penugas
an
Tes tulis
: SMP N 1 Cicalengka
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII /2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar balok dan
kubus
2. Materi Pembelajaran
Luas permukaan kubus dan balok
3. Metoda / Tehnik
Diskusi kelompok, inkuiri, resitasi dan penugasan
4. Langkah langkah Kegiatan
a.
Kegiatan Pendahuluan
Aperspsi, Mengingat kembali tentang rumus luas bangun datar: Persegi
panjang dan persegi
Motivasi, Bangun ruang Balok dan Kubus merupakan bentuk yang paling
banyak digunakan dalam struktur dan konstruksi barang dan
bangunan. Apabila materi ini di kuasai, banyak manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari
b. Kegiatan Inti
1) Siswa secara berkelompok mengerjakan kuis mengenai pengukuran
tanah berbentuk bangun datar segitiga dan persegi panjang
2) Siswa melakukan brainstorming mengenai pengerjaan kuis
3) Siswa menyimak uraian guru mengenai balok dan kubus
4) Siswa memnyampaikan tanggapan atas uraian guru, baik pertanyaan
maupun pernyataan
5) Siswa mengeluarkan alat-alat, dus kemasan dan benda lainnya yang
dibawa dari rumah, kemudian memisahkan yang berbentuk balok dan
kubus masing-masing satu buah
6) Siswa melakukan tugas mengukur dimensi balok dan kubus di atas
kemudian menghitung luas permukaan balok dan kubus tersebut
7) Siswa secara berkelompok melakukan pengukuran dan penghitungan
ukuran ruang dan barang di tempat yang berbeda
8) Masing masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi dan
kelompok lain menanggapi
c. Kegiatan penutup
1) Siswa menyimak uraian guru berkaitan dengan tugas kelompok yang
telah dilakukan
5. Sumber Belajar
a. Buku Teks, model model bangun ruang dan bangun datar
b. Handout materi mengenai balok dan kubus
c. Ruangan/bangunan dan benda yang ada di lingkungan sekolah
6. Media Belajar
a. Mistar, Meteran tukang kayu, Meteran golong, kalkulator, gunting, lem
dan alat tulis.
b. Barang berbentuk Balok dan Kubus, Dus kemasan yang berbentuk balok
dan kubus, Gambar peraga Balok dan Kubus ukuran Plano
7. Penilaian
a. Tehnik
b. Bentuk
: esay terstruktur
c. Instrumen
1) Kuis
2) Tugas perorangan & Tugas Kelompok
3) Lembar pengamatan dinamika kelompok
(terlampir)
: SMP N 1 Cicalengka
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII /2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
8. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung luas permukaan bangun ruang sisi datar limas dan
prisma
9. Materi Pembelajaran
Luas permukaan limas dan prisma
10. Metoda / Tehnik
Diskusi kelompok, inkuiri, resitasi dan penugasan
11. Langkah langkah Kegiatan
d.
Kegiatan Pendahuluan
Aperspsi, Mengingat kembali tentang rumus luas bangun datar: segitiga
dan teorema Pitagoras
melakukan
brainstorming
mengenai
tugas
pencarian,
f.
Kegiatan penutup
4) Siswa menyimak uraian guru berkaitan dengan tugas kelompok yang
telah dilakukan
5) Siswa menyimak rincian tugas yang harus dilaksanakan sebagai
persiapan pembelajaran pada pertemuan berikutnya
6) Siswa dengan bimbingan guru menyampaikan doa akhir majlis dan
salam
14. Penilaian
d. Tehnik
e. Bentuk
: esay terstruktur
f.
Instrumen
Kuisioner 1
Petunjuk
1. Tidak perlu menyebutkan nama
2. Harap diberi tanda ceklis atau cakra pada kolom yang sesuai dengan aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran matematika materi bangun ruang
3. Isikan pada kolom Sl bila selalu melakukan; Sr bila sering melakukan; Sk bila
sekali-kali melakukan; Sp bila sempat melakukan dan TS bila tidak sempat
melakukan
No
Pernyataan
1.
2.
3.
4.
5.
Sl
Sk
Sp
TS
Sl
Sk
Sp
TS
sesama kelompok
6.
7.
8.
Pernyataan
Memberikan jawaban atas pertanyaan sesama
siswa
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kuisioner 2
Petunjuk
1. Tidak perlu menyebutkan nama
2. Harap diberi tanda ceklis atau cakra pada kolom yang sesuai dengan sikap dan
pandangan siswa selama mengikuti pembelajaran matematika materi bangun
ruang
3. Isikan pada kolom SS bila sangat setuju; S bila setuju; TS bila tidak setuju dan
STS bila sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada pada kolom di
sebelah
No
Pernyataan
1.
2.
3.
SS
TS
STS
SS
TS
STS
5.
6.
No
Pernyataan
7.
8.
9.
sehari-hari
10.
11.
12.
13.
14.
15.
I.
Identitas Pribadi
1.
Nama
: IDA RUFAIDA
2.
3.
Agama
: Islam
4.
Alamat Rumah
5.
Alamat Pekerjaan
II.
Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.