Anda di halaman 1dari 13

CASE : NIKE JUST DOING IT THE WAY

A. RINGKASAN KASUS
Phil Knight pertama kali memasuki bisnis sepatu atletik pada tahun 1964. Ia berharap
dapat memproduksi sepatu murah dengan kualitas tinggi. Ia adalah seorang peneliti lulusan
University of Oregon dengan gelar MBA. Dan usaha ini ia jalankan pertama kali dalam sebuah
garasi. Pada awal berdiri perusahaan ini sama sekali tidak memiliki modal untuk membeli sebuah
pabrik atau mempekerjakan seorang pekerja. Sehingga pembuatan sepasang sepetu Nike di buat
oleh seorang tenaga kerja dari Jerman. Perusahaan Nike masih kekurangan modal, sehingga ia
belum mampu untuk memasok sepatu ke perusahaan ritel di Asia. Sehingga ia menawarkan
produksinya kepada pengecer dan memberikan diskon yang cukup besar.
Upaya nyata yang Nike lakukan adalah berfokus pada pembuatan sepetu yang inovatif.
Kombinasi dengan menggunakan tenaga kerja yang murah memungkinkan Nike untuk masuk
kedalam sebuah persaingan. Dan pada awal tahun 1980 Nike menjadi produsen sepetu atletik
nomor satu di dunia. Untuk memastikan bahwa Nike memiliki kualitas yang tinggi ia berusaha
untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Jika pemasok mau bekerjasama dengan Nike
maka Nike akan membuat mereka puas dengan mengembangkan pemasok kedalam persaingan
yang kompetitif. Nike menghabiskan biaya tyang sedikit untuk iklan. Menggunakan profil atlet
termuka untuk memamerkan produk-produknya sebagai gantinya.
Melihat data statistic yang ada ternyata 90 % dari pembeli Nike tidak menggunakan
sepatu mereka untuk olah raga, namun lebih kepada sisi casualnya. Namun ternyata muncul
perusahaan lain bernama Rebbox. Melihat

perusahaan bergejolak Nike memutuskan untuk

meningkatkan kualitas sebagai nilai tambah produk. Sebagian besar promosi Nike menggunakan
atlet terbaik dunia sebagai model untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa atlet terbaik
dunia memakai sepatu Nike. Kemudian Nike yang saat ini lebih praktis dan bergaya. Kemudian
konsumen pun merespon dengan baik dan Nike pun kembali naik ke posisi teratas di pasar
sepatu. Nike menggunakan berbagai pemasok yang memungkinkan perusahaan itu dapat beralih
warna dan gaya dengan mudah. Namun Nike masih menghadapi ancaman dari pesaing yaitu
Rebbox. Jika Nike ingin melanjutkan pertumbuhan dan memenangkan persaingan, produk Nike
harus inovatif dan sesuai dengan keinginan konsumen.
1

B. RUMUSAN MASALAH
1.Ketika phil knight mulai nike, itu adalah perusahaan miskin modal yang beroperasi dari
garasi. teknik apa yang ia gunakan untuk membangun nike ke dalam persaingan global ?
2.Penggunaan atlethe superstar sebagai iklan, apakah pentingnya pemasarannya dalam
industri ini?
3. Merasakah etika Nike sebagai supplier Asia melawan antar satu sama lain?isu dari benefits
dan keamanan kerja dari perspektif ini, apakah merasakan perbedaan jika suppliers dari US
atau perusahaan Australia

LANDASAN TEORI
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pegambilan keputusan yang terbaik. G. R. Terry

mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan


kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Claude S. Goerge, Jr : mengatakan
proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah
alternatif. Horold dan Cyril ODonnell : mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. Menurut P. Siagian :

Pengambilan

keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan
data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

PRAKTIK MANAJER DALAM MENGHADAPI MASALAH DENGAN 3 GAYA


a.Penghindar masalah (problem avoiders) dan Bertindak pasif (inactive)
Mengabaikan informasi yang memberi tanda Tanya adanya masalah. Atau Tidak ingin
menghadapi masalah
b.Pencari masalah (problem seekers)
Secara aktif mencari masalah untuk dipecahkan dan mencari kesemoatan untuk dimasuki.
Beberapa manajer proaktif dalam mengantisipasi masalah sebelum masalah tersebut
timbul.
c.Pemecah masalah (problem solvers)
Mencoba menyelesaikan masalah ketika masalah itu muncul. Para manajer beraksi
menghadapi masalah yang terjadi.

2 PEMIKIRAN DALAM MENGHADAPI MASALAH


a.Pemikiran sistematik (systematic thingking)
Adalah dengan cara rasional dan analistik. Terkait dengan masalah yang lebih kompleks
dan menjadi unsur unsur lebih kecil. Pemikiran sistemtis ini diharapkan membuat perencanaan
sebelum mengambil tindakan kemudian mencari informasi untuk mempermudah memecahkan
masalah dengan cara bertahap.

b.

Pemikiran intuitif (intuitive thingking)

Lebih spontan dn fleksibel dibanding pe,ikiran sistematis dan juga lebih kreatif. Tipe ini
memperkenankan respon secara imajinatif pada suatu masalah berdasarkan pilihan cepat dan luas
terhadap situasi dan cara alternative untuk bertindak.

LANGKAH DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN MANAJERIAL DAM PROSES


PEMECAHAN MASALAH

TIPE TIPE MASALAH


a.Masalah terstruktur dan tidak terstruktur
Masalah terstruktur adalah masalah pada umumnya, jelas dan beberapa masalah sering
diantisipasi dengan membiasakan situasi situasi yang muncul secara regular. Masalah tidak
terstruktur termasuk kebingungan dan kurang informasi. Sering terjadi pada sesuatu yang tidak
terduga.
b.Keputusan terprogam dan tidak terprogam
Keputusan terprogam adalah rutin dan cenderung meningkat dari pada biasanya.
Keputusan tersebut merupaka solusi solusi yang tersedia dari pengalaman yang masa lalu.
Keputusan tidak terprogam khusus untuk disesuaikan dengan situasi yang ada.
c.

Menghadapi krisis

Adalah maslah yang tidak terduga dan dapat menghancurkan jika tidak ditangani dengan
cepat dan tepat.

C. PEMBAHASAN
Soal 1
Teknik yang digunakan nike sampai ke perusahaan global adalah menghadapi resiko dengan
memaksimalkan keterbatasan sumber daya yang ada. Keputusan yang diambil adalah dengan
memanfaatkan jaringan secara flexybilitas. Beberapa keputusan yang dilakukan :
a. Memilih tenaga kerja yang murah yaitu Asia
b. Memililih penyesuaian distributor dan pengecer dalam hal pasokan
c .Memilih mempresepsikan konsumen dengan menampilkan atlet sebagai motivator yng
membawa sepatu agar biaya iklan rendah
d. Membentuk rantai distribusi dengan melobi perusahaan lain.
e. Proses pembuatan sepatu ini menggunakan sistem komputerisasi, dengan sistem ini sepatu
dibuat dengan hanya menggunakan satu potongan dengan minim jahitan. Dengan metode ini,
NIke dapat melakukan penghematan dari biaya tenaga kerja dan waktu produsi sehingga dapat
meningkatkan profit sekaligus memungkinkan untuk kostumisasi produk.
f. Sepatu ini didesain untuk penggunaan aktivitas berlari, dan dijanjikan akan dapat mengurangi
resiko cedera pada para penggunanya.
g. Untuk mencegah peniruan oleh pesaing, Nike merencanakan akan mematenkan proses
produksi ini. Selain inovasi desain produk, metode penghematan ini adalah terobosan dalam
industri sepatu. Selama bertahun-tahun produsen sepatu belum dapat melakukan efisiensi selain
dari biaya tenaga kerja. Nike sendiri membuat 96 persen produk sepatunya di Vietnam, China,
dan Indonesia dengan alasan biaya tenaga kerja yang relatif murah.
Untuk menguasai pangsa pasar dunia maka nike mengembangkan sayapnya ke berbagai
negara seperti jepang, korea selatan, taiwan, china dan asia tenggara. Nike memulai produksi di
Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena tertarik oleh tenaga kerja murah di sana, dan
segera bergabung dengan perusahaan lain termasuk Adidas dan Reebok. Tapi Nike kemudian

memulai langkah lebih jauh. Alih-alih memiliki pabrik sendiri, mereka dikontrak produksi lokal
di Korea dan Taiwan.
Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: "Tidak ada nilai pasti dalam
membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan oleh penelitian yang cermat, dengan
inovasi dan pemasaran" (Katz 1994). Produk Nike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari
seorang desainer dan pemasar sepatu. Industri lantas dilakukan oleh pemasok Korea dan Taiwan.
Sekali lagi, perusahaan lain mengikuti model ini. Pada 1980-an Nike mencoba membuat
produksi di Cina, dalam kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini malah
mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantas
mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana.
Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea Selatan, -peningkatan
tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat kerja oleh otoritas Korea - telah membuat negara
tersebut menjadi kurang menarik bagi investor, baik asing maupun dalam negeri, yang mulai
mencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nike lantas memindahkan operasi mereka ke
Thailand selatan dan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja lebih murah dan tidak merepotkan.
Upah di kedua negara tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang murah karena hanya
memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea Selatan. Beberapa asosiasi Nike yang
bermarkas di Taiwan juga didirikan di Asia Tenggara.
Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik Korea Selatan dan
Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama mereka nikmati sebagai status
"negara berkembang" di bawah Sistem Preferensi Umum (GSP) AS. investor Korea dan Taiwan
lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina dengan menggunakan pembuatan hak
istimewa GSP dari negara-negara miskin.
Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga adalah perusahaan
Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi di Korea Selatan, dan juga
di Indonesia, satu adalah sebuah perusahaan di Thailand.

Soal 2
Dalam hal ini terkait dengan analisis alternative pilihan yang ada. Keterbatasan biaya
iklan menjadikan athlete superstar menjadi penting dalam pemasaran. Analisis yang didapatkan
adalah :
a.Benefit atau keuntungannya adalah membentuk presepsi dan dianggap oleh nike athlete dapat
memotivasi
b.Cost atau biaya yang dikeluarkan dalam implementasi alternative jauh lebih murah, sebab
produk Nike digambarkan melalui athlete yang bersangkutan, dengan demikan untuk
meyakinkan konsumen Nike tidak perlu mengeluarkan iklan tambahan. Sebab biaya untuk
sumber daya yang terbatas sudah menjadi kendala, maka keputusan berhati hati menghadapi
masalah menjadi penting. Masalah yang utama diawal adalah keterbatasan sumber daya yang
ada.
c.Dari sisi acceptability Nike dapat diterima karena karakter atlete yang melekat, ketika
keputusan Nike berpindah kasual justru terjadi penurunan penjualan. Ternyata konsumen
menghendaki Nike untuk tetap seperti awalnya. Maka keputusan meningkatkan kualitas diawal
lebih diterima konsumen dibanding berubah menjadi kasual.
d.Membuat para konsumen nike serasa seperti atlete walau sepatu tersebut tidak untuk
kepentingan athlete.
Pentingnya pemasaran dalam industry ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen,terutama para atlet dunia seperti tiger woods, ronaldo, dan michael jordan.
Penggunaan produk oleh atlet- atlet sangat penting mengingat mereka berperan sebagai endorser
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari usaha Nike yang membuat sneaker yang sangat nyaman
pada tahun 1980an. Kini Nike kembali akan meluncurkan sepatu dari bahan sintetis yang
dinamakan Flyknit. Berat sepatu ini hanya 5.6 ons, dan menawarkan kenyamanan bagi para
penggunanya.

Soal 3
iya lebih tepatnya persaingan yang dilakukan, Tentunya persaingan yang terjadi memberikan
perbedaan anatar reebok dan adidas. Keunggulan Nike sebagai sepatu atlete menjadi core bisnis
yang dibawa Nike. Isu tentang keuntungan dan kemanan pekerjaan menjadi hal penting sebab
ketika salah mengambil keputusan dalam hal berinovasi ternyata mengancam tenaga kerja,
sebelumnya sebanyak 350 pekerja diPHK. Merasa berbeda antar amerika dan Australia. Sebab
tenaga kerja mereka mahal. Akhirnya meningkatkan biaya produksi.

D. DAFTAR PUSTAKA
Booklet Perilaku Organisasi, Dra, Suhartini, M.Si
John, Schemerhorn. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi ofsett. Indonesia
Terobosan Nike yang akan terlihat sebentar lagi. http://the-marketeers.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Nike,_Inc.

CASE : THE TRUE STORY OF GEORGE, THE PARALLEGAL


A.

RINGKASAN KASUS
George adalah seorang paralegal, dimana ia bekerja untuk membantu tugas seorang

pengacara dalam menyelesaikan kasus tertentu. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang
menantang dan dari pekerjaan tersebut ia hanya mendapatkan $7 per jam. Namun, pekerjaan
tersebut ternyata memberikan tekanan kepada George karena memiliki beban kasus yang berat.
Akan tetapi, dengan kondisi tersebut ia tetap bertahan dan menemukan cara untuk bekerja hanya
5 jam sehari tetapi membuat pendapatannya mencapai $2500 per bulan.
Nampaknya, setelah beberapa tahun kasus yang ia tangani berjalan lambat. Sehingga,
klien pun menjadi lupa, menyerah dan

berpindah. Pada kesepakatan tertentu, perusahaan

kehilangan aksinya. Dan kemudian, kasus tersebut pun pada akhirnya diselesaikan oleh
perusahaan asuransi. Akan tetapi, tanpa aksi, klien pun berteriak untuk di cek. Pembayaran
terhadap dokter dan pengcara dan paralegal pun tetap menjaga ketenangan. Semua hal tersebut
menempa klien dalam penyelesain kasus. Namun tak seorang pun bertanya apapun, akhirnya,
kasus ini diselesaikan dan semua pun senang.
Namun, dalam kejadian ini pun George tidak merasa bersalah. Karena ia rasa bahwa
perusahaanlah yang berhutang budi padanya. Hal ini disebabkan perusahaan hanya memberikan
gaji yang kecil.

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah anda berfikir bahwa George benar benar menahan diri dari mennipu perusahaan
asuransi jika dia bayar lebih tinggi? Dengan kata lain, apakah justifikasi dia dengan mencuri
adalah sebuah kecerdasan?
2. Bagaimana anda bersikap dalam situasi yang dihadapi George?
3. Dalam hal apa pekerjaan dari paralegal perlu diubah sehingga dapat menghindari situasi
seperti ini?

C.

LANDASAN TEORI
Triandis (1980) mengembangkan teori perilaku interpersonal. Teori ini mengusulkan

bahwa minat perilaku ditentukan oleh perasaan yang dimili manusia terhadap perilaku,apa yang
mereka pikirkan tentang yang seharusnya dilakukan,dan konsekuensi ekpektasian dari perilaku
kemudian akan dipengaruhi oleh kebiasaandan juga kondisi pemfasilitasi.
Dalam suatu perusahaan harus memmiliki fondasi munculnya hubungan social secara
umum yaitu :
a. Kontrak Psykologis yang merupakan keyakinan seseorang mengenai apa yang
diharapkan dari suatu hubungan.
b. Kepercayaan merupakan suatu tingkat keyakinan seseorang terhadap suatu perkataan
maupun tindakan.
Adanya kontrak psykologis dan kepercayaan akan menciptakan benang merah atau ikatan batin
antara oranisasi dengan anggota orgnisasi maupun anggota organisasi dengan anggota organisasi.
Hal ini akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu organisasi.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah suatu bentuk perilaku informal yang
dilakukan seorang individu untuk melakukan suatu pekerjaan di luar jobdesk nya.

CARA MENINGKATKAN OCB


a. Mau membantu pekerjaan orang lain
b. Mrenjadikan diri sendiri sebagai contoh untuk melakukan yang terbaik
c. Melakukan pekerjaan dengan senang hati

10

D.

PEMBAHASAN

Soal 1
Mengacu pada perilaku George dalam kasus tersebut, ia melakukan hal yang tergolong
penyimpangan perilaku dalam berorganisasi. Seprerti mempersingkat waktu kerja, melakukan
pemalsuan data data, serta mengambil hak hak yang bersifat finansial yang bukan menjadi
haknya. Hal ini terjadi karena ketidakpuasan George dengan kondisi pekerjaannya. Dimana ia
hanya diberikan gaji yang tergolong kecil, yaitu $7 per jam. Dan tentunya, tindakan ini bukanlah
tindakan yang dibenarkan. Tindakan tersebut adalah sebuah kecerdasan berperilaku yang
merusak bagi perusahaan dan George itu sendiri.
Gerrard Grenberg dan Robert A. Baron dalam Behavioral Organization ( dalam buku
panduan mengajar Dra. Suhartini, M.si ) mengatakan bahwa deviant organizational behavior
adalah perilaku karyawan yang melanggar norma organisasi serta peraturan sosial yang ada yang
berakibat negatif bagi organisasi. Berkaca pada kasus tersebut, salah satu alasan karyawan
melakukan pencurian adalah karena terbesit keinginan untuk menghukum pemilik. Hal ini
dilakukan karena karyawan merasa bahwa mereka diperlakukan tidak sebagaimana seharusnya.
Dengan kata lain, tindakan pencurian tersebut dapat ditangani apabila perusahaan juga
memberikan hak hak yang seharusnya diperoleh karyawan. Dalam kasus ini, sangat rasional
jika dengan menaikan gaji karyawan maka kasus pencurian pun dapat diminimalisasi atau
bahkan hilang. Karena, kebutuhan karyawan akan kurangnya pendapatan telah dipenuhi. Namun
dengan catatan, hal ini pun harus diikuti dengan keterlibatan karyawan dalam membangun
kesepakatan bersama dalam bentuk regulasi. Artinya, ada komitmen yang dibangun untuk
menjamin terlaksanaya hak dan kewajiban setiap pihak yang terlibat dalam penyusunan regulasi
tersebut. Misalkan saja terkait dengan hukuman yang adil jika ada pihak yang melanggar, serta
dalam hal ini pun membangun sikap yang baik antar kedua pihak agar setiap pihak bisa menjadi
teladan bagi pihak yang lain.
Soal 2
George dihadapkan pada situasi yang cukup sulit. Dimana ia merasa berlum terpuaskan
dengan fed back yang diberikan oleh perusahaan. namun, sangatlah merugikan jika deviant
11

organizational berhavior yang harus dipilih untuk dilakukan. Tidak hanya merugikan untuk
perusahaan, namun juga merugikan untuk george itu sendiri.
Maka dalam hal ini, jika dihadapkan pada situasi yang sama dengan apa yang dialami
oleh George, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membangun komunikasi
organisasi. Dimana dalam hal ini, George menjabarkan ke-galau-annya terhadap pihak
perusahan. Tentunya, ini adalah sebagai bentuk upaya yang baik dalam membangun komunikasi
organisasi yang sehat. Dalam hal ini, fed backi perusahan pun harulah baik. Sehingga dengan
adanya komunikasi yang coba dibangun George, maka akan muncul keterlibatan George dan
perusahan itu sendiri terkait dengan apa yang ia rasakan.
Dalam proses tersebut, komunikasi akan berlanjut pada penentuan sikap terkait perusahan
dengan permasalahn yang dialami oleh karyawannya. Dari hal tersebutlah akan terbangun
kontrak psikologis dimana karyawan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dari proses
tersebut, maka akan terbangun kepercayaan, dimana setiap pihak berusaha untuk menjaga
kepercayaan yang diberikan. Dari hal tersebut, maka akan terbangun good organizational
behavior.
Tetapi, terkadang tidak semulus apa yang dibayangkan. Jika niat baik yang dibangun
George tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh perusahaan maka langkah selanjutnya adalah
berusaha menerima kondisi yang ada. Dan jika, George pun tidak bisa melakukan hal tersebut,
maka langkah terakhit yang harus diambil adalah dengan keluar dari perusahaan tersebut. Karena
hal itu lebih baik dari pada melakukan deviant organizational berhavior yang merugiakan
organisasi dan ia sendiri.

Soal 3
Dalam hal ini yang perlu dirubah dari pekerjaan paralegal adalah :
a. Menciptakan organisasi sebagai tempat yang bersahabat dengan kehidupan (life friendly
organization) yang memberikan kesempatan pada karyawan untuk merefleksikan dirinya
sehingga ia merasa dihargai. sehingga akan mempengaruhi kinerjanya dalam suatu
organisasi karena ia mencintai pekerjaannya.
12

b.

Membangun Good Interpersonal Behavior anggota organisasi dengan adanya kontrak


psykologis dan kepercayaan. Karena dengan adanya kontrak psykologis dan kepercayaan
akan ada ikatan batin antara organisasi dengan anggota organisasi maupun anggota
organisasi dengan anggota organisasi. Sehingga akan timbul rasa untuk memberikan yang

terbaik bagi organisasi.


c. Memberikan gaji sesuai dengan kebutuhannya
d. Menerapkan keadilan individual, internal dan eksternal dalam penerapan proses
pemberian gaji. Dimana gaji yang diberikan sesuai dengan kinerja dan beban kerjanya.

E.

DAFTAR PUSTAKA

Booklet Perilaku Organisasi, Dra, Suhartini, M.Si


Riza. Teori Perilaku Interpersonal. http://rizawhy.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai