DISUSUN OLEH :
DICKY ANDERSON - 1750200008
SEMESTER : 6
JURUSAN : MANAJEMEN
JAKARTA PUSAT
1.CARILAH 2 ARTIKEL SUATU PERUSAHAAN YANG MENGALAMI DAMPAK
POSITIF DAN NEGATIF YANG CUKUP SIGNIFIKAN BERPENGARUH PADA
PERUSAHAAN DARI PERILAKU KONSUMENNYA PASCA PEMBELIAN
Industri apparel belakangan tengah ramai dengan brand yang tak asing lagi di
telinga Kita yakni Nike. Kehadiran Nike nyatanya membuat peta persaingan industri
apparel semakin memanas lantaran Nike berhasil menjadi sponsor beberapa klub
olahraga tingkat dunia. Tak hanya itu saja, Nike bahkan disebut-sebut berhasil
menjadi perangkat pendukung olahraga di seluruh dunia.
Dibalik kesuksesan nama Nike nyatanya tak lepas dari usaha keras dalam
mengembangkan brand yang terkenal dengan sepatu seri Air Max tersebut. Salah
satu orang yang paling berjasa di balik nama besar Nike adalah Phil Knight yang tak
lain adalah pemilik dari brand Nike. Kesuksesan Nike di seluruh dunia membuat Phil
sebagai salah satu orang terkaya di Amerika.
Salah satu hal menarik dari berdirinya brand Nike ini adalah pendirinya yang masih
masih memiliki keahlian tersendiri dimana yang satu memiliki kemampuan dibidang
bisnis dan yang satu lagi paham akan target market yang hendak disasar brand ini,
yakni bidang olahraga. Kolaborasi keduanya membuat berdirinya bisnis ini semakin
memiliki potensi yang cukup besar dalam menguasai pasar.
Nama awal Nike dulunya bukanlah Nike seperti yang saat ini Kita kenal, melainkan
Blue Ribbon Sport. Tujuan utama dari mendirikan bisnis sepatu olahraga ini adalah
menghadirkan produk sepatu olahraga untuk bidang olahraga atletik dengan kualitas
bagus namun tetap menawarkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan sepatu
yang berada di pasaran.
Mulanya pasar sepatu atletik telah dikuasai brand dari Jerman. Meskipun memiliki
kualitas yang bagus nyatanya harganya cukup tinggi pada saat itu sehingga belum
banyak yang bisa menikmati produk tersebut.
Menjawab tantangan tersebut, Bill melakukan impor sepatu olahraga dari Jepang
dimana saat ini dirinya menggandeng Japanese Onitsuke Tiger (Asics) untuk
menghadirkan produk sepatu olahraga yang berkualitas namun dengan harga yang
cukup terjangkau untuk konsumen Amerika.
Tingginya minat masyarakat akan produk yang dikeluarkan oleh Blue Ribbon dapat
terlihat dari toko ritel resminya yang dibuka di kawasan Pico Boulevard, Santa
Monica California. Menariknya toko ini lah cikal bakal kelahiran brand Nike yang saat
ini Kita kenal.
Perjalanan bisnis Blue Ribbon Sport semakin besar saat bekerja sama dengan
pengusaha bernama Jeff Johnson. Kerja sama tersebut berhasil membuahkan
sepatu olahraga dengan nama “Cortez” training shoe. Lagi-lagi brand satu ini
menuai kesuksesan dengan ditandai lakunya produk ini di pasar Amerika.
Tak berhenti sampai disitu, Phil kembali mengembangkan produk dengan sol
berpola waffle yang pada akhirnya banyak diterapkan di sepatu-sepatu modern saat
ini. Hingga saat ini waffle outsole berhasil melahirkan beberapa seri ternama yakni
Waffle Racer,
Nama besar Nike pada saat itu berhasil booming usai memproduksi sepatu khusus
yang digunakan oleh atlet US Olympic Trials di Eunege, Oregon. Sepatu dengan
nama “Moon Shoes” tersebut berhasil menarik banyak perhatian dari para atlet
hingga masyarakat umum. Dari sini lah Nike memiliki batu loncatan dimana kurang
dari 3 tahun brand Nike mampu menguasai 50% pangsa pasar di Amerika.
Tak terhenti sampai disitu, Nike pun melebarkan sayapnya dengan melakukan
ekspansi ke beberapa negara di Asia dan Eropa. Ekspansi tersebut ternyata
disambut hangat oleh customer hingga pada akhirnya menempatkan Nike menjadi
merek sepatu yang terbilang cukup sukses pada masanya.
Pendekatan brand Nike di asia yang dimulai di Korea Selatan dan Taiwan pada
tahun 1972 dikarenakan murahnya tenaga kerja disana dan bergabung dengan
brand Adidas dan Reebok. Berkat minat pasar yang semakin luas, Nike pun pada
akhirnya memulai langkah lebih jauh. Namun alih alih memiliki pabrik sendiri Nike
justru dikontrak oleh produsen lokal Korea dan Taiwan.
Karena hal tersebut akhirnya Nike memindahkan produksinya di China pada tahun
1980-an dengan menggandeng perusahaan milik Negara. Namun sayangnya
langkah besar ini justru mendatangkan bencana dimana kemudian Nike
memindahkan produksinya kembali ke Taiwan karena ongkos tenaga kerja yang
jauh lebih murah.
Langkah yang dilakukan oleh buruh tersebut membuat banyak investor yang
melarikan diri dari negeri ginseng. Melihat hal tersebut Nike akhirnya memindahkan
produksi ke Thailand Selatan dan Indonesia untuk mendapatkan tenaga kerja yang
lebih murah dan tidak merepotkan.
Dari total tiga pemasok sepatu Nike tahun 1992, tiga diantaranya adalah perusahaan
yang berasa dari Taiwan yang memiliki produksi di China dan sisanya beroperasi di
Korea Selatan, dan Indonesia.
Basis produksi tersebut juga memproduksi brand-brand lain seperti Reebok, Adidas
dan Puma. Nike dan kontraktornya yang berbasis di Indonesia nyatanya juga
memiliki hubungan yang cukup dekat dimana setiap karyawannya melakukan quality
control terhadap kualitas produk yang sesuai dengan standar brand Nike.
Hingga saat ini basis produksi sepatu Nike tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia dimana beberapa diantaranya terletak di Tangerang dan Serang yang
mana lokasinya tak terlalu jauh dari Jakarta.
SUMBER: https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/mengenal-
nike-brand-sepatu-fenomenal-paling-dicari-di-seluruh-dunia
DAMPAK POSITIF PERILAKU KONSUMEN PASCA PEMBELIAN:
Nama awal brand Nike dulunya ialah Blue Ribbon Sport. Tujuan utama bisnis
sepatu olahraga ini adalah menghadirkan produk sepatu olahraga untuk
bidang olahraga atletik dengan kualitas bagus namun tetap menawarkan
harga yang relatif lebih murah yang sudah menjadi berkembang pesat di
masyarakat Amerika. Ketika nama Blue Ribbon Sport dirubah menjadi Nike,
banyak perhatian yang datang dari para atlet dan masyarakat umum sampai
ke beberapa negara di Asia dan Eropa. Sekarang brand Nike sudah tidak
asing lagi untuk kita, bahkan kehadiran nike nyatanya membuat persaingan
industri apparel semakin tinggi dikarenakan Nike berhasil menjadi sponsor-
sponsor beberapa klub olahraga tingkat dunia. Dari sini para konsumen
banyak yang membeli dan memakai produk brand Nike, apalagi produk
terkenal dengan sepatu seri Air Max yang memiliki keunggulan dan tampilan
menarik bahkan bagi para konsumen pecinta olahraga pasti akan tertarik
dengan produk brand Nike satu ini dibandingkan produk sepatu brand
lainnya, hal ini menjadi salah satu dampak positif bagi para konsumen pasca
pembelian sehingga menyebarluaskan brand Nike kepada konsumen lainnya
II. Nike atau Adidas, Merek Mana yang Rajai Bisnis Sneaker Dunia?
Pasar sepatu olahraga dan sneaker global di tahun 2018 telah mencapai angka 58
miliar dollar AS. Besaran ini diprediksi bakal terus merambat naik hingga 88 miliar
dollar AS pada 2024. Dengan ukuran pasar sebesar itu, maka tak heran sneaker
menjadi bisnis yang amat menggiurkan. Berbagai merek terus berupaya merebut
porsi terbesar dengan berbagai strategi. Meskipun ada sejumlah pendatang baru
dalam beberapa tahun terakhir, namun pada kenyataannya pasar masih didominasi
oleh hanya sejumlah kecil pemain kelas berat.
Nike dan Adidas adalah dua nama besar yang telah lama menjadi juara dunia dalam
urusan sneaker. Kisah yang dibeberkan oleh pendiri Nike Phil Knights dalam buku
Shoe Dog, jelas menggambarkan bagaimana kedua merek bersaing, hingga
mencapai posisi puncak. Namun bagaimana dengan saat ini? Siapa yang telah
memenangi pertarungan tanpa akhir ini?
Pendapatan
Mari kita mulai dengan melihat pendapatan dari kedua merek. Nike adalah bisnis
yang lebih besar secara keseluruhan, dan pemimpin pasar dalam industri sepatu
olahraga global. Pendapatan dari penjualan alas kaki Nike mencapai angka lebih
dari 24,2 miliar dollar AS pada tahun 2018. Coba bandingkan dengan pendapatan
Adidas di periode yang sama, yang mencapai angka 15 miliar dollar AS.
Perlu diingat, angka-angka tersebut tidak hanya mencakup alas kaki bermerek Nike
dan Adidas, tetapi juga Converse yang dimiliki Nike, dan Reebok yang dimiliki oleh
Adidas. Kendati demikian, dalam hal pertumbuhan pendapatan, alas kaki Adidas
telah menambahkan angka 5,8 miliar dollar AS sejak 2015, atau tumbuh rata-rata
17,6 persen. Sedangkan, Nike hanya menambahkan capaiannya sebesar 4,3 miliar
dollar AS, dengan tingkat rata-rata pertumbuhan 6,8 persen.
Harga saham
Jelas, faktor penentu ketika mempertimbangkan siapa yang menang di pasar ini
adalah kapitalisasi. Kapitalisasi pasar Nike pada Juli 2019 mencapai angka 140
miliar dollar AS -lebih dari dua kali lipat pencapaian Adidas yang senilai 65 miliar
dollar AS.Angka ini sekaligus mampu menggambarkan skala bisnis keduanya.
Kendati demikian, Adidas menunjukkan kinerja harga saham yang lebih kuat pada
2019 karena saham Adidas mengungguli pasar. Sedangkan, Nike menampilkan
keunggulan dari sisi kinerja industri.
Faktor "Keren"
Pada bagian ini, Adidas tampaknya menang.
Mereka mengadopsi pendekatan pemasaran yang lebih berfokus pada sepatu
streetwear melalui kolaborasi 'ciamik' dengan pemusik dan influencer. Sebutlah
nama-nama macam Kanye West dan Beyonce adalah figur yang amat dekat dengan
Adidas.
Sementara, Nike lebih meletakkan fokus mereka pada sisi olahraga. Jelas, dengan
pendekatan tersebut Adidas mampu mengambil lebih banyak pasar. Seorang figur
yang tahu benar tentang persaingan Adidas vs Nike, dan lalu mendapatkan
keuntungan besar dari sana adalah rapper Kanye West. Lewat kolaborasi dengan
Adidas, nama Kanye West disebutkan dalam daftar 100 selebritas dengan bayaran
tertinggi di tahun 2019 versi Forbes. Tak main-main, Kanye menempati urutan ketiga
dalam daftar itu.
Status kebintangan Kanye West tentu tak perlu diperdebatkan lagi. Dia adalah
rapper paling populer dan sukses di generasinya.Dia bersama sang istri Kim
Kardashian pun menjadi pasangan yang paling dikenal di dunia. Hanya tiga tahun
yang lalu Kanye men-tweet pengakuan memiliki utang 53 juta dollar AS, namun
sekarang penyanyi itu sudah mendapat penghasilan sebelum pajak, setidaknya 150
juta dollar AS per tahun.
Pencapaian kekayaannya ini sebagian besar didapat Kanye West melalui suksesnya
kerajaan mode yang dia bangun hingga bernilai 1 miliar dolar AS, lewat varian
sepatu, Yeezy. Awalnya, dia bermitra dengan Nike untuk menjual Yeezy, hingga
sempat merilis tiga varian, dalam kerja sama selama lima tahun. Kanye lalu
membuat pengumuman mengejutkan pada tahun 2014, saat dia pindah ke pesaing
berat Nike, Adidas.
Edisi pertama Adidas Yeezy versi Adidas dirilis pada Februari 2015, dan kerjasama
ini langsung menjelma menjadi bisnis yang paling menguntungkan badi keduanya.
Penjualan Yeezy diprediksi akan mencapai angka tertinggi pada 1,5 miliar dollar AS
pada akhir tahun ini, dan belum ada tanda-tanda bahwa popularitasnya akan segera
turun.
Bagi Nike dan Adidas, pertempuran untuk supremasi alas kaki terus berlangsung
dan merupakan dasar kesuksesan bagi keduanya. Nike mungkin perusahaan yang
lebih besar, tetapi melalui sponsor dan faktor 'keren' yang membaik, Adidas jelas
mampu mempersempit celah yang ada.
SUMBER:https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2019/08/2
3/194506120/nike-atau-adidas-merek-mana-yang-rajai-bisnis-sneaker-dunia
A. Repurchase
Konsumen pecinta dunia olahraga pasti lebih memilih produk sepatu
brand Nike, tidak menutup kemungkinan bahwa konsumen akan membeli
lagi produk tersebut dikarenakan sepatu mereka sudah rusak ketika
berolahraga atau bahkan saking mencintai dunia olahraga konsumen
membeli lagi beberapa produk untuk dipakai secara bergantian dan juga
dikoleksi
B. Complaint
Banyak konsumen yang menyayangkan juga mengapa brand Nike hanya
berfokus terhadap bidang olahraga dan adapula konsumen yang
mengcomplaint produk tersebut yang tidak cocok digunakan untuk
kehidupan sehari-hari jugak kalah bersaing perihal kolaborasi dengan
artis-artis ternama seperti halnya dilakukan oleh brand Adidas