Anda di halaman 1dari 27

Dosis :

Diminum 34x sehari :


7-12 tahun : 1/2 tablet
12 tahun keatas : 1 tablet
Keterangan Lengkap :
Lihat Brosur
Penyimpanan :
Simpan ditempat
yang kering, sejuk
dan terlindung dari
cahaya

PT. Widya
Farma

Netto : 150 tablet

JOYMOL

Paracetamol
Tablet

Komposisi :
Tiap 1 tablet
mengandung
Paracetamol.........250m
g
Indikasi :
Mengurangi rasa
sakit kepala, nyeri
dan menurunkan
panas
No. Reg :
DBL1510010233
A1
No. Batch : 1503246

Netto : 150 tablet

JOYMOL

Paracetamol Tablet

TUGAS TERSTRUKTUR
KOSMETOLOGI
SEDIAAN KRIM ANTI AGING DARI SARI BUAH ANGGUR

Disusun Oleh
Ayu Wikha Noviyana

( G1F011026 )

Ines Nur Hendriani

( G1F011051 )

Listiani Dwi Rarasati

( G1F011059 )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2012
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur yang berjudul Sediaan Krim Antiaging dari
Sari Buah Anggur untuk mata kuliah kosmetologi.
Penulisan ini berisikan preformulasi dan formulasi, pengemasan dari sediaan krim
dari buah anggur.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bp. Dhadhang Wahyu Kurniawan selaku
pengampu mata kuliah kosmetologi. Serta teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang ikut
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tulisan tugas ini masih terdapat
banyak kekurangan baik menyangkut isi maupun tulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat memperbaiki
dan memberikan yang terbaik.

Purwokerto, Desember 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI
COVER..i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
ABSTRAK............iv
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1
BAB 2 ZAT AKTIF................................................................................................................... 3
2.1 1 Uraian tentang Buah Anggur................................................................................3
2.2 Klasifikasi...................................................................................................................3
2.3 Morfologi Tanaman Anggur.................................................................................... 4
2.4 Manfaat Dan Kandungan Buah Anggur hijau...........................................................5
BAB 3 FARMASETIKA...........................................................................................................7
3.1 Preformulasi..............................................................................................................7
3.1.1 Monografi Bahan..............................................................................................7
3.2 Pendekatan Formulasi.............................................................................................. 11
3.3 Formulasi...................................................................................................................14
3.3.1 Formula dasar krim..........................................................................................14
3.3.1 Formula yang dimodifikasi.....................................................................................14

3.3.3 Perhitungan dan Penimbangan............................................................................14


3.4 Metode Pembuatan......................................................................................................15
BAB 4 STABILITAS............................................................................................................... 17
4.1 Uji Stabilitas Fisik.......................................................................................................17
4.2 Uji Stabilitas Kimia.....................................................................................................18
4.3 Uji Stabilitas Mikrobiologi.........................................................................................18
BAB 5 KEMASAN..................................................................................................................20
5.1 Kemasan......................................................................................................................20
5.2 Informasi.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 21

ABSTRAK
Dewasa ini,kesibukan manusia semakin banyak dilakukan terutama pada usia
produktif yaitu antara 20-40 tahun, hal ini mengakibatkan seringnya kulit manusia yang
terkena sinar UV, debu, kotoran, dan kulit menjadi kering akibat seringnya berada di ruangan
ber-AC. Ketika usia menjelang tua akan terjadi penuaan kulit dengan berbagai macam
perubahannya. Hal ini wajar terjadi karena merupakan hukum alam, karena kulit akan
kehilangan elastisitas dan kelembabannya seiring pertambahan usia. Namun,yang terjadi di
pasaran sangat banyak krim yang mengandung merukuri sehingga konsumen harus lebih
berhati-hati dalam memilih krim yang akan digunakan. Tidak banyak orang tahu bahwa
kandungan vitamin C pada anggur hijau lebih tinggi dari buah jeruk. Vitamin C merupakan
bahan utama dalam pembentukan kolagen yang sangat penting bagi kulit. Oleh karena itu,
salah satu senyawa yang berperan penting pada krim anti-aging adalah ekstrak buah anggur
hijau. Jadi, konsumen harusnya memilih produk yang alami. Karena meminimalisir efek
samping, dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Proses penuaan adalah siklus yang ditandai dengan menurunya berbagai fungsi organ

tubuh karena bertambahanya umur. Umunya proses penuaan dapat terlihat jelas dari garisgaris kerutan di permukaan kulit, baik kulit wajah ataupun kulit bagian tubuh lain. Proses
penuaan bisa berlangsung lebih cepat apabila tubuh tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi
dan vitamin (Sudewo, 2009). Proses penuaan dini dapat berlangsung lama atau cepat
tergantung dari kondisi psikologis dan fisik seseorang. Bahkan gejala atau tanda-tanda
penuaan dini juga dapat dialami oleh seorang wanita yang dikatakan masih dalam usia muda,
bahkan pada awal usia 20 tahunan. Tentunya dipicu oleh banyak faktor internal yang berasal
dari adanya gangguan fungsi tubuh, kurangnya asupan nutrisi dan gizi yang seimbang, faktor
penyakit, kebiasaan buruk dan faktor eksternal dapat berasal dari polusi udara yang setiap
hari mengancam kulit wajah, radikal bebas dari sinar ultraviolet dan sebagainya.
Anggur hijau ( Vitis vinifera L.) sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi
kandungan vitamin Cnya, vitamin C dari buah anggur hijau putih sekitar 116-190 mg,
sedangkan pada anggur hijau merah adalah 87 mg per 100 gram. Vitamin C berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan
berbagai jenis kanker (Anonim, 2006).
Anggur hijau (Vitis vinifera L.) disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Anggur
hijau memiliki kulit buah berwarna hijau dan kuning dengan biji-biji kecil keras tersebar di
seluruh daging buahnya. Tidak banyak orang tahu bahwa kandungan vitamin C pada anggur
hijau lebih tinggi dari buah jeruk. Selain itu buah ini juga lebih banyak mengandung kalium
dibandingkan pisang. Kandungan vitamin C yang tinggi membuatnya mampu berkhasiat
menyehatkan tekstur kulit.Selain vitamin C. anggur hijau juga mengandung vitamin A, B dan
kalium yang tak kalah tinggi dengan buah-buahan lain. Berbagai jenis vitamin itu, berperan
penting untuk menjaga kulit agar tetap bercahaya, segar, mengurangi kerutan dan mencegah
penuaan dini. Dengan makan anggur hijau secara rutin, elastisitas kulit lebih terjaga
(Anonim,2011).

Vitamin sangat penting untuk kesehatan dan kemulusan kulit. Mengkonsumsi vitamin
C jika ingin memiliki kulit indah, cerah, sehat, dan awet muda. Vitamin C merupakan bahan
utama dalam pembentukan kolagen yang sangat penting bagi kulit. Dan anggur hijau adalah
salah satu sumber vitamin C terbaik yang dapat kita nikmati. Selain itu,Kekurangan vitamin
A membuat kulit kering dan bersisik. Anggur hijau juga kaya dengan vitamin A dan vitamin
E (Astrid, 2010).
Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pada kulit, dilakukan formulasi sediaan
krim dalam basis tipe minyak dalam air (M/A). Bentuk sediaan ini lebih mudah digunakan
dan penyebarannya di kulit juga mudah, sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih
menggunakan produk kosmetik dalam bentuk krim dibandingkan sediaan lainnya. Formulasi
pada sediaan krim akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang diabsorbsi. Zat
aktif dalam sediaan krim masuk ke dalam basis atau pembawa yang akan membawa obat
untuk kontak dengan permukaan kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk sediaan
topikal akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap absorbsi obat dan memiliki efek
yang menguntungkan jika dipilih secara tepat (Wyatt et al., 2001).
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana preformulasi sediaan krim antiaging sari anggur hijau
2. Bagaimana formulasi sediaan krim antiaging sari anggur hijau
3. Bagaimana perhitungan dan penimbangan
4. Bagaimana cara pembuatan
5. Bagaimana evaluasi sediaan kosmetik :fisika, kimia, mikrobiologi
6. Bagaimana kemasan :kemasan primer, sekunder dan tersier dan informasi dalam
kemasan

1.3

Tujuan
1. Mengetahui preformulasi dari sediaan krim antiaging sari anggur hijau.
2. Mengetahui preformulasi dari sediaan krim antiaging sari anggur hijau.
3. Mengetahui perhitungan dan penimbangan dari bahan sediaan krim.
4. Mengetahui cara pembuatan sediaan krim antiaging sari anggur hijau tipe M/A.
5. Mengetahui evaluasi sediaan krim secara fisika, kimia dan mikrobiologi

BAB 2
ZAT AKTIF
2.1 Uraian tentang Buah Anggur
Tanaman anggur hijau bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai
sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman anggur hijau diduga berasal dari Meksiko
Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis. Buah anggur hijau
berbentuk bulat, bulat agak lonjong, lonjong, dan daging buah berwarna putih ada yang
merah tergantung pada varietasnya. Buah memiliki kulit tipis dan permukaannya halus
sampai kasar. Buah yang telah masak dagingnya lunak, sedangkan yang belum masak
dagingnya agak keras dan renyah. Buah berasa manis, kurang manis, dan hambar,
tergantung dari varietasnya ( Bambang, 2010 )
2.2 Klasifikasi

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Rhamnales

Famili

: Vitaceae

Genus

: Vitis

Spesies

: Vitis vinifera L.

( Anonim, 2012 )

2.3 Morfologi Tanaman Anggur


Daun tunggal yaitu satu helai daun pada satu tangkai daun, tersusun berseling
(alternate), warna hijau, bentuk bangun daun bulat atau bundar (orbicularis) hingga
jorong, panjang 10 - 16 cm, lebar 8 - 14 cm, helaian daun tipis tegar, pangkal berlekuk
(emerginatus), ujung daun meruncing (acuminatus), daun-daun yang bertulang menjari
(palminervis), tepi bergigi runcing (dentatus) dan tepi daun berlekuk berdasarkan
dalamnya toreh, biasanya memiliki 5 lekukan, permukaan berbulu (pilosus). Struktur
daun tanaman anggur mempunyai helaian daun, tangkai daun dan sepasang daun
penumpu. ( Anonim, 2012 )
Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang amat penting sebagai alat
pembentuk dan pembawa daun. Batang tanaman anggur beruas-ruas, berbuku-buku serta
berkayu. Tanaman anggur termasuk tumbuhan berbentuk semak yaitu tumbuhan yang
tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat dengan permukaan tanah.
Tanaman berumur panjang (perenial) dan panjang kurang lebih 8 m. pesifikasi batang
tanaman anggur tumbuh memanjat (scadens), yaitu batang tumbuh ke atas dengan
menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tubuhan lain, dan
pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk berpegangan pada
penunjang ini, tumbuhan anggur dengan cabang pembelit (sulur dahan). Fungsi sulur
(sirrus) sebagai alat pemanjat. Sulur pada tanaman anggur letaknya berhadap-hadapan
atau berseling dengan daun dan bersifat terputus, artinya dua helai daun yang letaknya
berdekatan masing-masing bersulur, sedangkan daun yang berikutnya tidak bersulur. (
Anonim, 2012 )
Struktur batang dan percabagannya terdiri atas batang utama, cabang primer,
cabang sekunder dan cabang tersier yang akan menghasilkan cabang bunga dan buah.
Setiap buku batang mempunyai mata tunas. Kulit batang dan cabang yang masih muda
berwarna hijau tetapi setelah tua berubah hijau kecokelat-cokelatan dan cokelat. Cabang
bermata tunas dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif. (
Anonim, 2012 )

2.4 Manfaat Dan Kandungan Buah Anggur hijau


Anggur hijau sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin C-nya,
vitamin C dari buah anggur hijau putih sekitar 116-119mg, sedangkan pada anggur hijau
merah adalah 87mg per 100 gram jambu. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang
berguna untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai
jenis kanker (Anonim,2006).
Buah anggur hijau juga bermanfaat untuk pengobatan bermacam-macam penyakit,
seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan
rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan (Bambang,2010).
Adapun kandungan gizi pada nggur hiaju dapat dilihat dalam table :

Sumber : rujukan standar pada pusat gizi USDA keluaran (Anonim,2001).

BAB 3
FARMASETIKA

3.1 Preformulasi
3.1.1 Monografi Bahan
1. Asam stearat
Asan stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak,
sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat C18H36O2 dan asam heksadekanoat
C16H32O2.

Pemerian : zat padat keras, mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau
kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) p, dalam
2 bagian kloroform p, dan dalam 3 bagian eter p.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Khasiat sebagai zat tambahan.
( Dirjen POM, 1979 )
2. Setil Alkohol
Setil alcohol mengandung tidak kurang dari 90% C16H34O, selebihnya terdiri dari
alcohol lain yang sejenis.

Pemerian : serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau kahas lemah, rasa
lemah.
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan
bertambah dengan naiknya suhu.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
( Dirjen POM, 1995)

3. Trietanolamin

Trietanolamin

adalah

campuran

dari

trietanolamin,

dietanolamin,

dan

monoetanolamin. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4%
dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamina, N (C2H4OH)3.
Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip
amoniak, higroskopis.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut dalam kloroform p.
Penyimoanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan.
( Dirjen POM, 1979 )
4. Nipagin (Metil Paraben)

Rumus Molekul C8H8O3


BM 152,15
Kandungan Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% C8H8O3.
Pemerian : serbuk hablurhalus, putih,hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5
bagian etanol (95%) p, dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan
dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan kegunaan sebagai zat tambahan, zat pengawet.
( Dirjen POM, 1995 )

5. Gliserin

Rumus Molekul C3H8O3

BM 92,10
Pemerian : cairan seperti sirop, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lam pada suhu yang rendah dapat
memadat membentuk masa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu
o

mencapai lebih kurang 20 .


Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol(95%) p, praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan zat tambahan.
( Dirjen POM, 1979 )
6. Air suling
Air suling dibuat dengan menyuling aira yang dapat diminum.
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.
Keasaman-kebasaan pada 10 ml tambahan 2 tetes larutan merah metal P, tidak terjadi
warna merah, pada 10 ml tambahan 5 tetes larutan biru bromtimol P, tidak terjadi
warna biru.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
( Dirjen POM, 1995)

7. Natrium Metabisulfit.

Rumus Molekul Na2S2O5

BM 190,10
Na metabisulfit mengandung sejumlah Na2S2O5 setara dengan tidak kurang dari
65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2.
Pemerian : hablur putih atu serbuk hablur putih kekuningan, berbau belerang dioksida.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut dalam etanol.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan hindarkan ari
panas yang berlebihan.
( Dirjen POM, 1995 )
3.2 Pendekatan Formulasi
K r i m a d a l a h s e d i a a n s e t e n g a h p a d a t , berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Secara
tradisional

istilah

krim

digunakan

untuk

sediaan

setengah

padat

yangmempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam


minyak(a/m)atau minyak dalam air (m/a) ( Dirjen POM, 1995 )
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal
asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu:
1. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak
Contoh : cold cream.
C o l d c r e a m a d a l a h s e d i a a n k o s m e t i k a ya n g d i gu n a k a n
u n t u k m a k s u d memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai
krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran.
Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar.
2. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air
Contoh : vanishing cream
Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak.
Vanishing

cream

sebagai

pelembab

(moisturizing)

meninggalkan

lapisan

berminyak/film pada kulit ( Anonim, 2012 ).

1
0

Tipe krim yang akan kita buat pada sediaan krim antiaging kali ini adalah krim
tipe m/a atau minyak dalam air.
Formula dasar krim, antara lain:
1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam.
Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak
lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.
2. Fase

air,

yaitu

bahan

obat

yang

larut

dalam

air,

bersifat

basa.

Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH,


Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat,
Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).
Bahan-bahan penyusun krim, antara lain:

Zat Aktif

Minyak

Air

Pengemulsi

Bahan Pengemulsi
Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan
jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat
digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol,
trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam
sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan.

Bahan Pengawet
Bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,120,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan pH
sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh
cahaya pada minyak tak jenuh.
Dalam formula ini, zat aktif yang digunakan yaitu Sari Buah Anggur Hijau
yang memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi dan antioksidan yang tinggi
1
1

sehingga berkhasiat untuk memperlambat proses penuaan kulit dan mengencangkan


kulit. Minyak yang digunakan di sini berfungsi sebagi pelembab adalah gliserin.
Gliserin berfungsi untuk melembabkan kulit. Air yang digunakan adalah air suling
yang berfungsi sebagai pelarut. Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan
krim disesuaikan jenis dan sifat krim yang akan dibuat / dikehendaki. Disini bahan
pengemulsi yang digunakan adalah setil alcohol, trietanolamin, dan asam stearat.
Stearil alkohol digunakan sebagai stiffening agent dalam salep/krim sediaan farmasetik
dan kosmetik (Anonim, 2001). Zat pengawet digunakan untuk mempertahankan

stabilitas sediaan. Bahan pengawet yang digunakan adalah Nipagin dan Na


Metabisulfit. Pendapar disini berfungsi untuk mempertahankan pH sediaan. Disini
digunakan larutan dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01). Bahan
tambahan disini adalah parfum.
Kelebihan sediaan krim, yaitu :

Mudah menyebar rata

Praktis

Mudah dibersihkan atau dicuci

Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

Tidak lengket terutama tipe m/a

Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m

Digunakan sebagai kosmetik

Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. (Anief,
2004)

3.3 Formulasi
3.3.1 Formula standar
krim R/ Cera alba
5 gr
Cetacium 10 gr
Adeps lanae 10 gr
Ol. Sesami 50 gr
Aqua 20 gr
Tincture benzoes 5 gr

3.3.2 Formula yang di


modifikasi R/ Asam
stearat 12 gr
Setil alkohol 0,5 gr
Sari buah anggur hijau 5 gr
Gliserin 2 gr
Trietanolamin 1 gr
Nipagin 0,1 gr
Na.Metabisulfit 0,2 gr
Air suling ad 100 ml
Parfum 8 tetes
3.3.3 Perhitungan dan Penimbangan
Dalam pembuatan krim, penimbangan dilebihkan 20% dari bobot yang diminta untuk
mengatasi kekurangan bobot saat pembuatan. Akan dibuat krim sebanyak 100 gr yang dibagi
menjadi 4 wadah.
Asam stearat

Setil alkohol

Sari buah anggur hijau

Gliserin

Trietanolamin

Nipagin
Na.Metabisulfit

Air suling

Parfum 8 tetes

3.3.4

Metode Pembuatan

Pembuatan sari anggur hijau


Buah anggur hijau yang sudah masak dengan berat 2,5 kg dikupas kulitnya

dan bijinya dibuang, dicuci bersih, kemudian daging buah anggur hijau sebanyak 2,2
kg dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dan dihaluskan dengan blander
dan disaring, lalu dihasilkan sari sebanyak 70 gram dan dikeringkan dengan freezee
dryer selama 48 jam pada suhu -40 dengan tekanan 2 atm, sampai diperoleh sari buah
anggur hijau yang kental sebanyak 54,2 gram.

Pembuatan Sediaan Krim


Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan

dilebur di atas penangas air (massa I). Nipagin dan Natrium metabisulfit dilarutkan
dalam air panas, lalu ditambahkan trietanolamin dan diaduk sampai larut (massa II).
Lalu ditambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil digerus
secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim. Sari buah anggur hijau hasil frezze
dryer digerus di dalam lumpang, lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim dan
digerus. Terakhir ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen.

BAB 4
STABILITAS
Stabilitas dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai ketahanan suatu produk sesuai
dengan batas-batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan suatu
produk dimana produk tersebut masih mempunyai siifat dan karakteristik yang sama seperti
pada waktu pembuatan. Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas dari sediaan farmasi,
antara lain; stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan tambahan, proses
pembuatan bentuk sediaan, kemasan, cara pengemasan dan kondisi lingkungan yang dialami
selama pengiriman, penyimpanan, penanganan dan jarak waktu antara pembuatan dan
penggunaan. Faktor lingkungan seperti temperatur, radiasi cahaya dan udara (khususnya
oksigen, karbon dioksida dan uap air) juga mempengaruhi stabilitas. Demikian pula faktor
formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat mempengaruhi
stabilitas (Osol et al, 1980; USP, 1990).
Pengujian yang dilakukan terhadap krim ini yaitu uji sifat fisik , uji sifat kimia dan uji
mikrobiologi.
4.1 Uji Stabilitas Fisik
Viskositas
Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan untuk
mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya (Martin et.al, 1993).

Daya sebar
Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran krim pada kulit yang sedang
diobati dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan tersebut untuk dioleskan pada
kulit. Daya lekat. Pengujian tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui
kemampuan krim melekat pada kulit.

Uji Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas.
Cara:
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).

Pengamatan Stabilitas Sedaan Cara:


Masing-masing formula sedaan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml, ditutup
bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedaan
telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu dilakukan pada temperatur
kamar, bagian yang diamati berupa pecah atau tidaknya emulsi, pemisahan fase,
perubahan warna dan bau dari sedaan.
4.2 Uji Stabilitas Kimia

Pengukuran pH sediaan.
Digunakan untuk mengetahui pH krim apakah sesuai dengan pH kulit. Pengukuran
pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH
7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH
tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan
tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan
dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang
ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. (Rawlins, 2003).

4.3 Uji Stabilitas Mikrobiologi.


Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana tetap sediaan bebas dari
mikroorganisme atau memenuhi syarat batas miroorganisme hingga batas waktu tertentu.
Terdapat berbagai macam zat aktif obat, zat tambahan serta berbagai bentuk sediaan dan
cara pemberian obat. Tiap zat, cara pemberian dan bentuk sediaan memiliki karakteristik
fisika-kimia tersendiri dan umumnya rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme
dan/atau memang sudah mengandung mikroorganisme yang dapat mempengaruhi mutu
sediaan karena berpotensi menyebabkan penyakit, efek yang tidak diharapkan pada terapi
atau penggunaan obat dan kosmetik.
Oleh karena itu farmakope telah mengatur ketentuan mengenai kandungan
mikroorganisme pada sediaan obat maupun kosmetik dalam rangka memberikan hasil
akhir berupa obat dan kosmetika yang efektif dan aman untuk digunakan atau dikonsumsi

manusia. Stabilitas mikrobiologi diperlukan oleh suatu sediaan farmasi untuk menjaga
atau mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorgansme yang terdapat
dalam sediaan tersebut hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan.

BAB 5
PENGEMASAN
5.1 Kemasan
Kemasan sediaan primer ini menggunakan wadah dari plastik, yang dipastikan wadah
tersebut tidak bereaksi dengan zat dalam sediaan krim ini dan dapat menjaga stabilitas dari
sediaan krim ini. Warna sediaan krim ini adalah putih yang merupakan ekstrak anggur hijau.

Gennie

design kemasan sediaan krim

5.2 Informasi
Pada kemasan primer krim, tertera informasi produk yang berisikan manfaat krim
secara singkat, informasi cara penggunaan, dan komposisi bahan, nomer registrasi, tanggal
kadaluwarsa

GENNIE ANTIA

Gennie antiaging cream dengan sari anggur hijau yang kaya akan antioksidan dan

Cara Penggunaan : Oleskan krim pada wajah anda yang mulai bekerut sebelum tidur.

Komposisi : Asam stearat, Setil alkohol, Sari buah anggur hijau, Gliserin, Trietanola
Netto: 25gr
Produksi : PT Ayu Herbalika Jakarta Indonesia
POM CD 01040601518Exp. Desember 2013

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik Cetakan Kesebelas. Yogyakarta:
Penerbit Gadjah Mada University Press.
Anonim.2012.Anggur Hijau. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur diakses pada tanggal 13
desember 2012.
Anonim. 2012. Cream. http://scribd.com/doc/88706367/49028453-CREAM diakses pada
tanggal 13 desember 2012
Anonim . 2011 .Anggur hijau Dapat Buat Kulit Mulus. http://www.solopos.com, diakses
pada tanggal 13 desember 2012
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaam Farmasi Edisi 4. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Bambang,C.

2010.

Sukses

Budi

Daya

Anggur

hijau

Di

Perkarangan

dan Perkebunan.Yogyakarta: Lily Publisher.


Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Osol A. et al, 1980. Remington's Pharmaceutical Sciences, l6th ed, Mack Publishing
Company, Easton-Pensivania, 104-135, 244-262
Rawlins, E. A. 2003. Bentley's Textbook of Pharmaceutics 18th ed. London: Bailierre
Tindall.
Sudewo, Bambang. 2009. Buku Pintar Hidup Sehat Ala Mas Dewo. Jakarta : PT Agromedia
Pustaka
U S. Pharmacopeia,The Standard of Quality. 2007. USP Guideline for Submitting Requests
for Revision to USP-NF. V3.1
Young, A. 1972. Practical Cosmetic Science. London:

Mills

and Boon

Limite

xx

Anda mungkin juga menyukai