Anda di halaman 1dari 3

Q&A

Orang Rimba- Happiness Lies in the Forest


Disusun Oleh:

Theofeni Yudea Bangun


(150200037)
Indira Muliani
(150200038)
Elysia Zaneta Sinaga
(150200039)
Octavia Pangaribuan
(150200044)
Misliyana Herawati Nasution
(150200074)
Daniel Nikolas
(150200318)
Putri Sitanggang
(150200320)
Wigriatma Garcia Batara Rangan
(150200325)
Star Parulian Hutabarat
(150200328)
Akmal Fauzan
(150200329)
Abraham Sitompul
(150200515)
Andre Christian Sigiro
(150200519)

Grup: B
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akademik Ilmu Antropologi Budaya
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2016

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Hukum
Medan
2016
1. Siapa dan dimana hidup orang Rimba?

Jawab :
Orang Rimba adalah orang-orang yang hidup di hutan secara nomaden yang berarti
pengembara atau selalu berpindah-pindah tempat. Sebagian kecil dari mereka, hidup di
wilayah hutan Sumatera tepatnya di Provinsi Jambi.

2. Apa persoalan utama yang dihadapi oleh orang Rimba?


Jawab :
Persoalan utama yang dihadapi oleh orang Rimba yaitu hutan tempat orang Rimba tinggal,
ditebang untuk dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Hal itu berdampak
pada ruang hidup, sumber daya alam, sumber air, dan kebudayaan mereka yang menjadi
rusak.
3. Siapa pelaku yang menyebabkan hilangnya ruang hidup orang Rimba?
Jawab :
Pelaku yang menyebabkan hilangnya ruang hidup orang Rimba adalah perusahaan-perusaan
kelapa sawit seperti PT. SAL (Sari Aditya Loka), PT. ASTRA, dan PT. Sinarmas.

4. Apa pandangan atau tanggapan Pemerintah dalam persoalan ini?


Jawab :
Pandangan atau tanggapan Pemerintah dalam persoalan ini adalah karena dengan mulainya
perusahaan-perusahaan membuka area kebun kelapa sawit tersebut telah tercipta suatu
kegiatan perekonomian, kegiatan pasar, kegiatan uang beredar yang lebih banyak, timbulnya
lapangan pekerjaan yang lebih banyak untuk masyarakat setempat, timbulnya kesempatan
usaha untuk masyarakat setemempat, dan telah membantu Pemerintah dalam pemberantasan
kemiskinan. Dengan investasi-investasi yang telah masuk kkepada Pemerintah diharapkan
untuk penduduk Rimba agar dapat mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang lebih layak
dan modern di masa mendatang.

5. Apa respon Orang Rimba terhadap pandangan Pemerintah tersebut?


Jawab:

Orang Rimba beranggapan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut hanya akan semakin


menguntungkan perusahaan-perusahaan tersebut dan semakin merugikan Orang Rimba. Pada
dasarnya Orang Rimba juga ingin menjadi masyarakat maju dan modern akan tetapi tidak
dengan menghilangkan atau mengubah budaya. Mereka juga menuntut Pemerintah dan pihak
perusahaan agar memberikan pertanggungjawaban atau semacam kompensasi terhadap lahanlahan adat yang telah mereka pakai. Orang Rimba juga mengkecam bahwa pihak perusahaan
telah berbohong kepada Orang Rimba, dikarenakan kompensasi atau ganti rugi yang
diberikan tidak sebanding dengan apa yang telah dijanjikan.
6. Apa pandangan saudara tentang kasus yang dihadapi Orang Rimba ini?
Jawab:
Yang dapat kami telaah ataupun tanggapi dari kasus ini adalah, bahwa pembukaan sebagian
besar lahan hutan yang merupakan tempat tinggal Orang Rimba menjadi kebun kelapa sawit
merupakan suatu kesalahan dikarenakan oleh pembukaan lahan tersebut mengakibatkan
hilangnya ruang hidup, sumber daya alam, sumber air, dan kebudayaan Orang rimba. Akan
tetapi di sisi lain pembukaan lahan menjadi kebun kelapa sawit tersebut memberikan
penambahan lapangan kerja, memajukan sistem perekonomian negara, dan juga berupaya
untuk memberantas kemiskinan di daerah setempat. Akan tetapi upaya pemerintah yang
notabennya ingin memajukan kesejahteraan masyarakat setempat justru disalahgunkan oleh
perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggungjawab dikarenakan perusahaan tidak
memberikan ganti rugi lahan yang layak sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui
Orang Rimba dan Pemerintah. Jadi dapat kami simpulkan bahwa kesalahaan dalam kasus ini
terletak pada pundak Pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang bertanggungjawab.
Sekalipun tujuan atau visi misi mereka adalah untuk mensejahterakan dan untuk
meningkatkan produktifitas lahan akan tetapi lahan tersebut justru mengalami keruskakan dan
merugikan pihak Orang Rimba dan juga dalam kompensasi atau ganti rugi baik dari
Pemerintah dan perusahaan sama sekali tidak setimpal. Jadi seharusnya dari pihak perusahaan
wajib memberikan kompensasi atau ganti rugi yang layak atau sepadan dengan kerugian yang
diderita oleh Orang Rimba. Pemerintah juga wajib memberikan pengawasan yang ketat
terkait kelangsungan kesepakatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai