OLEH :
RANA ZARA ATHAYA
1110313069
Preseptor :
Dr. Yuniar Lestari, M.Kes
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
Penyelenggaraan
penanggulangan
penyakit
menular
dilaksanakan
Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengelolaan penyakit menular di Puskesmas Ambacang
Kuranji Padang?
1.4.
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan yang
merujuk pada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Ambacang
Kuranji Padang, serta diskusi dengan penanggung jawab program
penanggulangan penyakit menular di Puskesmas Ambacang Kuranji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.4.
penyakit menular langsung dan penyakit tular vektor dan binatang pembawa
penyakit (Permenkes RI No. 82 tahun 2014).
Penyakit menular langsung terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
Difteri
Pertusis
Tetanus
Polio
Campak
Typhoid
Kolera
Rubella
Yellow Fever
Influensa
Tuberkulosis
Hepatitis
Penyakit akibat pneumokokus
Penyakit akibat rotavirus
Penyakit akibat HPV
Penyakit virus ebola
MERS-CoV
Infeksi saluran pencernaan
Infeksi menular seksual
Infeksi HIV
Infeksi saluran pernafasan
Kusta
Frambusia
2.5.
Malaria
Demam berdarah
Chikungunya
Filariasis dan kecacingan
Schistosomiasis
Japanese Enchepalitis
Rabies
Antraks
Pes
Toxoplasma
Leptospirosis
Flu burung
y.
z.
Program kegiatan penanggulangan penyakit menular
aa. Program penanggulangan penyakit menular diselenggarakan
ae.
Penyuluhan
Konsultasi, bimbingan dan konseling
Intervensi perubahan perilaku
Pemberdayaan
Pelatihan
Pemanfaatan media informasi
Promosi kesehatan diarahkan untuk peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memelihara kesehatan dan pencegahan
penularan penyakit. PHBS dilakukan minimal dengan cuci tangan pakai
sabun, pemberantasan jentik nyamuk, menggunakan air bersih untuk
keperluan
rumah
tangga,
mengkonsumsi
makanan
gizi
seimbang,
analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
pengumpulan
data,
pengolahan
dan
penyebaran
informasi
serta
pangan
agar
tidak
menjadi
tempat
al.
gizi masyarakat.
d. Penemuan kasus
am. Penemuan kasus dapat dilakukan secara aktif dan pasif terhadap
penyakit termasuk agen penyebab penyakit. Penemuan kasus secara
aktif terhadap penyakit dilakukan dengan cara petugas kesehatan datang
langsung ke masyarakat dengan atau tanpa informasi dari masyarakat,
untuk mencari dan melakukan identifikasi kasus. Penemuan kasus secara
pasif dilakukan melalui pemeriksaan penderita penyakit menular yang
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penemuan kasus harus
diperkuat dengan uji laboratorium.
an. Setiap orang yang mengetahui adanya penderita penyakit menular
berkewajiban melaporkan kepada tenaga kesehatan atau puskesmas, dan
tenaga kesehatan harus melaporkan ke puskesmas untuk dilakukan
verifikasi, pengobatan, dan upaya lain yang diperlukan agar tidak terjadi
penularan penyakit.
e. Penanganan kasus
ao. Penanganan kasus ditujukan untuk memutus mata rantai penularan
dan/atau pengobatan penderita. Penanganan kasus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
rangka memutus mata rantai penularan, pejabat kesehatan masyarakat
berhak mengambil dan mengumpulkan data dan informasi kesehatan
dari kegiatan penanganan kasus. Tenaga kesehatan yang melakukan
penanganan kasus wajib memberikan data dan informasi kesehatan yang
diperlukan oleh pejabat kesehatan masyarakat.
f. Pemberian kekebalan (imunisasi)
ap. Pemberian kekebalan dapat dilakukan dengan imunisasi rutin,
imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
Penemuan penderita
Penyelidikan epidemiologi
Pengobatan masal
Pemberian kekebalan masal
Intensifikasi pengendalian faktor risiko
as.
Pendanaan penanggulangan penyakit menular
at. Pendanaan penanggulangan penyakit menular bersumber dari
Kepala Puskesmas pertama adalah dr. Dewi Susanti Febri. Saat itu Puskesmas
hanya memiliki 15 orang staf. Dr. Dewi Susanti Febri menjabat sebagai kepala
Puskesmas sampai bulan Maret 2009, dilanjutkan oleh dr. Hj. May Happy sampai
tahun 2012, dan sejak saat itu sampai sekarang Puskesmas Ambacang Kuranji
dipimpin oleh Trice Erwiza, S.KM, M.Kes.
bc.
Pada awalnya, pelaksanaan program puskesmas masih bekerja
sama dengan Puskesmas Kuranji, karena empat kelurahan yang merupakan
wilayah kerjanya saat itu termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Akan
tetapi, sejak tahun 2006, program kerja Puskesmas Ambacang Kuranji telah
dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan.
bd.
Puskesmas Ambacang Kuranji berfungsi dalam menyelenggarakan
pembangunan berwawasan kesehatan.Visinya adalah menjadikan Kecamatan
Kuranji sehat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dilaksanakan dengan
beberapa misi, antara lain: menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan;
mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat;
memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan; dan memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
dan masyarakat serta lingkungannya.
be. 3.1.2. Kondisi Geografis
bf.
berbatasan dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab selain
Puskesmas Ambacang Kuranji, antara lain:
bg.
Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kuranji
bh.
Timur : Wilayah kerja Puskesmas Pauh
bi.
Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Andalas
bj.
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
bk.
Puskesmas Ambacang Kuranji terletak pada 0 55' 25.15" Lintang
Selatan dan +100 23' 50.14" Lintang Utara. Luas wilayah kerja Puskesmas
Ambacang Kuranji adalah sekitar 12 km2 meliputi empat kelurahan, yaitu:
bl.
bm.
bn.
bp.
yang menjadi sasaran kegiatan Puskesmas selama tahun 2015 adalah sebanyak
49.966 jiwa dengan luas wilayah kerja sekitar 12 km 2. Distribusi kependudukan
menurut kelurahan adalah sebagai berikut:
bq.
bs. Kel
ura
han
bt. Jenis
bu.
Kelamin
bx. L
a
J
by.
P
k
i
l
a
k
i
ca.
cf.
cb. Pas
cc. 8
ar
Am
bac
ang
cg. An
ch. 7
duri
ng
cd.
ce.
ci.
cj.
cn.
co.
cs.
ct.
3
7
ck.
cl. Lub
cm.5
uk
Lint
ah
8
1
cp.
cq. Am
cr. 3
pan
9
0
cu.
cv. Pus
cw. 2
kes
mas
cx.
cy.
9
5
8
cz.
2016
da.
kegiatan
pelayanan
kesehatan
dan
kegiatan
administrasi
de.
dk.
Pasar
dn.
Jumlah Kasus
Janu
dq.
Feb
ruari
ds.
8
dt.
1
Anduring
Ampang
dv.
dy.
3
2
dw.
dz.
5
-
ea.
Lintah
ed.
Lubuk
eb.
ec.
Puskesmas
ee.
17
ef.
dp.
ari
eg.
eh.
disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue akan ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk Aedes Aegypti dan juga yang potensial adalah Aedes Albopictus. Nyamuk
Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang berkembang biak di air yang bersih,
sehingga sering ditemukan di bak mandi, dan didalam rumah yang terdapat
genangan air yang cukup lama. Nyamuk Aedes Albopictus berkembang biak
disemak-semak, sehingga rumah yang disekitarnya terdapat semak.
ei. Penanggulangan kasus DBD yang dilakukan oleh Puskesmas Ambacang
Kuranji
em.
eo.
eq.
25
Februari
er.
10
es.
et.
ex.
ey.
ez.
fa.
fb.
fc.
ff.
fj.
Ambacang
fm.
fp.
Pasar
fk.
Jumlah Kasus
fi.
Feb
ruari
19
fl.
15
Anduring
Ampang
fn.
fq.
11
14
fo.
fr.
11
8
fs.
Lintah
fv.
Lubuk
ft.
10
fu.
12
Puskesmas
fw.
54
fx.
46
fh.
ari
Janu
fy.
fz. Memperhatikan grafik diatas dapat dilihat insiden diare berdasarkan
kelurahan, bahwa penyakit diare tetap muncul tiap bulannya dan tiap kelurahan,
kasus yang terbanyak terjadi pada kelurahan Pasar Ambacang yaitu 151 kasus
dan yang kecil angka kejadiannya terdapat pada Kelurahan Ampang yaitu 33
kasus. Total kasus pada tahun 2015 ini adalah sebanyak 422, terjadinya penurunan
kasus sebanyak 114 kasus.
ga.Pada laporan bulanan bulan Januari dan Februari tahun 2016 dapat dilihat
juga insiden diare berdasarkan kelurahan, kasus yang terbanyak juga terjadi pada
kelurahan Pasar Ambacang yaitu 19 kasus di bulan Januari dan 15 kasus di bulan
Februari.
gb.
gc.
gd.
ge.
gf.
gg.
gh. 3.2.4 Rabies
gi. Grafik kasus rabies perkelurahan di Puskesmas Ambacang Kuranji
tahun 2014-2015
gj.
gk.
Pasar
gn.
Jumlah Kasus
Janu
gq.
Feb
ruari
gs.
4
gt.
1
Anduring
Ampang
gv.
gy.
gw.
gz.
1
1
ha.
Lintah
hd.
Lubuk
hb.
hc.
Puskesmas
he.
hf.
gp.
ari
hg.
hh.
hi.
Dari grafik diatas dapt kita lihat bahwa kasus gigitan hewan
penular rabies pada tahun 2015 ini sebanyak 35 kasus,terjadi peningkatan kasus
dari tahun sebelumnya 2014 sebnayak 29 kasus.
hj.
seperti Kucing,anjing,kera dan monyet di kota Padang maka kasus gigitan Hewan
Penular Rabies (HPR) juga cukup tinggi untuk mencegah terjadinya penyakit
rabies.disamping melakukan pemeliharaan hewan dengan baik,dengan pemberian
vaksinasi secara rutin dan tidak dibiarkan lepas, juga pada setiap kasus gigitan
ditangani secara baik dan benar.
hk.
hl. 3.2.5. Campak
hm. Grafik kasus campak perkelurahan Puskesmas Ambacang Kuranji
hn.
ho.
Pasar
ht.
Jumlah Kasus
Janu
hw.
Feb
ruari
hy.
1
hz.
-
Anduring
Ampang
ib.
ie.
ic.
if.
1
1
ig.
Lintah
Lubuk
ih.
ii.
hv.
ari
ij.
Puskesmas
ik.
il.
im.
in. Kegiatan penanggulangan kasus campak di Puskesmas Ambacang
antara lain :
1.
Penemuan Penderita
2.
3.
4.
Pada pasien campak diberikan Vit A dosis tinggi dengan aturan minum pada
hari pertama,ketiga dan keempat belas
5.
iv.
iw.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus malaria sama yaitu 1
kasus di tahun 2014 dan 1 kasus di tahun 2015 pada wilayah kerja Puskesmas
Ambacang. Hal ini menunjukkan bahwa upaya dalam pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria sudah baik dalam hal ini juga melaksanakan
kerja sama lintas program di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.
ix.
jc.
ari
je.
Ambacang
Pasar
ja.
Jumlah Kasus
Janu
jd.
Feb
ruari
jf.
jg.
-
jh.
jk.
jn.
Lintah
jq.
Anduring
Ampang
ji.
jl.
jj.
jm.
Lubuk
jo.
jp.
Puskesmas
jr.
js.
jt.
ju.
jv.
jw. 3.2.7. Difteri
jx. Grafik kasus difteri perkelurahan Pusekesmas Ambacang Kuranji
jy.
jz.
jika di bandingkan dengan tahun 2014 tidak ada kasus dan pada tahun 2015 ini
langsung saja melonjak ada kasus 8 kasus.
ka.
Pasar
kd.
Jumlah Kasus
Janu
kg.
Feb
ruari
ki.
kj.
-
Anduring
Ampang
kl.
ko.
km.
kp.
kq.
Lintah
kt.
Lubuk
kr.
ks.
Puskesmas
ku.
kv.
kf.
ari
kw.
kx.
ky.
kz.
la.
lb. 3.2.8. Tuberculosis
lc. Target suspek pencapaian TB Puskesmas Ambacang Kuranji
le. Ta
rge
ld.
lf. Pencapaia
lg. %
Su
spe
k
lh.
20
li. 77
lj. 329
lk. 42,7
0
ll.
lm. 77
20
ln. 226
lo. 29,3
0
lp.
lq. Target pencapaian suspek TB perkelurahan Puskesmas Ambacang
Kuranji
lr. KE
ls. TA
LU
RG
RA
ET
lt. PENCAP
lu. %
AIAN
HA
N
lv. Ps.A
lw. 294
lx. 154
mba
ly. 52.
3
cang
lz. And
ma.198
mb. 40
urin
mc.20.
2
g
md. Lb.
me.154
mf. 51
Lint
mg. 33
.1
ah
mh. Am
mi. 124
mj. 57
pang
ml.
mp. Ju
mk. 45
.9
mm.
mn.
mo.
mq. 770
mr. 302
ms.
mla
h
mt.
mu.
150
100
52.3
50
0
20.2
33.1
45.9
Target
Column
mv.
mw.
mx.
my.
mz.
na.
nb.
nc.
nd.
ne.
nf.
ng.
nh.
ni.
nj.
nk.
nl. BAB IV
nm. PEMBAHASAN
nn.
4.1.
Selain itu juga untuk pendataan alamat supaya dapat survei ke lapangan, sehingga
dapat diidentifikasi permasalahan dan dapat dilakukan intervensi agar tidak terjadi
penularan yang lebih luas.
nq.
4.2.
Kasus DBD pada tahun 2014 dan 2015 masih cukup tinggi di
pemantau jentik) yang terdiri dari kader-kader terlatih. Namun sekarang masih
belum berjalan dengan baik, sehingga tim P2M harus turun dalam melakukan
survei tersebut.
nt.
Penyakit Pnemonia
nu.
karena tidak semua bayi dan balita diimunisasi campak, sehingga kekebalan tubuh
terhadap campak masih kurang. Banyak stigma yang berkembang mengenai
imunisasi di masyarakat yang menyebabkan masyarakat tidak membawa anaknya
ke fasilitas kesehatan untuk di imunisasi. Imunisasi merupakan sebagai tindakan
preventif terhadap kejadian kasus penyakit menular.
nx.
difteri. Jika ditemukan kasus difteri, pihak puskesmas akan melakukan pelacakan
dimana tempat tinggal, dan tempat-tempat yang dikunjungi oleh penderita difteri
misalnya sekolah, tempat mengaji, tempat bermain dan lainya. Pelacakan
dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih luas, dan dapat
melakukan penatalaksanaan dengan segera pada orang yang telah tertular.
ny.
Berdasarkan
data
pencapaian
indikator
tuberkulosis
pada
puskesmas andalas ditahun 2014 dan 2015, angka penjaringan suspek dan case
detection rate masih jauh dari batas target. Penjaringan suspek bertujuan untuk
mendeteksi secara dini kasus TB, sehingga dapat mengurangi penularan yang
akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat tuberkulosis paru.
nz.
bahwa penyakit yang memalukan juga dapat menurunkan penjaringan suspek dan
CDR karen penderita yang bersembunyi sehingga petugas kesehatan tidak dapat
mendata. Tindakan promotif sangat diperlukan dalam penjaringan suspek, karena
dengan tingkat pengetahuan yang cukup tinggi maka penderita dapat menyadari
mengenai pentingnya penanggulangan penyakit TB.
ob.
oc.
od.
oe.
of.
og.
oh.
oi.
oj.
ok.
ol.
om.
on.
oo.
op.
oq.
or.
os.
ot.
ou. BAB V
ov. PENUTUP
ow.
5.1. Kesimpulan
1. Program P2M dalam penanggulangan penyakit menular tidak bisa
berjalan sendiri, melainkan harus bekerjasama lintas program dan lintas
sektor.
2. Tingkat
pengetahuan
masyarakat
terhadap
penyakit
menular
tentang