Referat - Konungtivitis
Referat - Konungtivitis
Jaya
KONJUNGTIVITIS
Kevin Jonathan Djuanda 2014-091-101
Lay Anastasia Tika Setiawan 2014-091-102
Jean Valeria 2014-091-103
Philips Michael Budisusetija 2014-091-104
RS Atma
LATAR BELAKANG
Konjungtivitis atau yang sering disebut dengan radang
konjungtiva merupakan penyakit mata dengan tanda
injeksi konjungtiva dan hiperemi konjungtiva tarsal.
mata merah atau mata pink.
13 : 1000 pasien.
US : 30% adalah dengan keluhan konjungtivitis bakteri
dan virus
15% dengan keluhan konjungtivitis alergi
LATAR BELAKANG
ETIOLOGI
Konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis virus
Konjungtivits jamur
Konjungtivitis alergi
Gejala
Injeksi Konjungtiva
Folikel
Papil raksasa (Cobblestone)
Flikten
Membran
Sikatriks
Clinical
Findings and
Cytology
Itching
Hyperemia
Tearing
Exudation
Preauricular
adenopathy
In stained
scrapings and
exudates
Associated
sore throat
and fever
Viral
Bacterial
Chlamydial
Allergic
Minimal
Generalized
Profuse
Minimal
Minimal
Generalized
Moderate
Profuse
Severe
Generalized
Moderate
Minimal
Common
Uncommon
Minimal
Generalized
Moderate
Profuse
Common only in
inclusion conjungtivitis
Monocytes
Bacteria, PMNs
Eosinophils
Occasionally
Occasionally
Never
Never
None
Diagnosis
Riwayat penyakit
Pemeriksaan Mata :
Visus, Neuro-Ophtalmic Screening, eksternal,
biomikroskopi, tonometri, fundus
Test tambahan :
ultur, hapusan, kerokan, immunoassay
Konjungtivitis Bakteri
AOA
AAO
Akut :Staphylococcus
aureus, Streptococcus
pneumonia, Haemophilus
influenza
Hiperakut : Neisseria
gonnorhoeae, Neisseria
kochii, Neisseria
meningitidis
Kronis : konjungtivitis
sekunder
Gonococcal
Non Gonococcal
Chlamydia
Faktor Resiko
Anak-anak dan lansia >>>
Kontaminasi permukaan
konjungtivitis
Trauma superfisial
Pemakaian kontak lens (Gram -)
Konjungtivitis virus sekunder
ISPA
Steroid
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Anamnesis :
usia
Penyakit menular seksual dan riwayat penyakit
pada pasangan seksual
riwayat penyakit sebelum
riwayat pekerjaan
riwayat alergi
lensa kontak
Tata Laksana
Non Farmakologi
- Penyakit sembuh sendiri
dalam 5-7 hari
- Menjaga kebersihan mata
Farmakologis
Konjungtivitis Gonore
Etiologi
- Bakteri Neisseria gonorrhoeae
- Pada neonatus jalan kelahiran
- Pada bayi ditularkan ibu
- Pada orang dewasa penyakit kelamin
Diagnosis
- Pewarnaan gram : sel intraseluler/ekstraseluler dengan
gram
- Pemeriksaan sensitivitas : agar darah dan coklat
Terapi
- Mulai saat ditemukan diplokokus batang intraseluler
pada pewarnaan gram
- Penisilin salep dan suntikan
- Sekret dibersihkan dengan kapas + air setiap jam
Larutan penisilin G 10.000-20.000 U/ml tiap 1 menit-30
menit
- bayi : 50.000 U/kgBB selama 7 hari
- Ceftriaxone IM dosis tunggal 125 mg diikuti doksisiklin
oral 100 mg 2x sehari selama 7 hari (bila alergi pada
penisilin)
Trakoma
Definisi
Keratokonjungtivitis kronik disebabkan oleh bakteri
intraseluler Chlamydia trachomatis
Epidemiologi
Segala umur anak dan orang muda
Daerah hiegiene kurang
Penularan : sekret penderita/ alat kebutuhan sehari-hari
Diagnosis
Pemeriksaan kerokan konjungtivitis
pewarnaan Giemsa sel polimorfonuklear,
sel plasma, sel leber, sel folikel (limfoblas),
badan inklusi Halber Statter-Prowazeck
dalam epitel konjungtiva
Tata Laksana
Antibiotik sistemik >> antibiotik topikal
2 pilihan antibiotik utama :
- Azithromycin 1g
- Doxycyclin 100 mg 2x sehari selama 7 hari
Oftalmia Neonatorum
Definisi
Pada 1 bulan kehidupan
Etiologi
- Kimiawi
- Chlamydial
- Bakterial (Neisseria gonorrhoeae)
- Herpetik
Manifesta
si Klinis
Tata Laksana
Keratokonjungtivitis epidemic
Etiologi : adenovirus 8, 19, 29, dan 37.
Penularan : Mudah menular dengan masa inkubasi
8-19 hari dan sembuh dalam 3-4 minggu.
Manifestasi klinis : bilateral, mata berair berat,
perdarahan subkonjungtiva, folikel, terkadang
terdapat pseudomembran, dan kelenjar preaurikel
membesar, nyeri. Gejala akan menurun dalam
waktu 7-15 hari.
Tatalaksana : simptomatik
Tatalaksana :
Antivirus topical atau sistemik :
mencegah keterlibatan kornea.
Ulkus kornea : pembersihan dengan
swab kering lalu diteteskan antivirus.
Antivirus topical selama 7-10 hari.
Acyclovir tetes 3% 5 kali setiap hari atau
secara oral, 400 mg 5 kali setiap hari.
Penggunaan steroid tidak dianjurkan
Tatalaksana :
Pengobatan dengan kompres dingin.
Asiklovir 400 mg/ hari selama 5 hari.
Pada kelainan permukaan dapat
diberikan salep tetrasiklin.
Steroid tetes deksametason 0,1%
diberikan bila terdapat episkleritis,
skleritis, dan iritis
Konjungtivitis Jamur
Infeksi pada konjungtiva akibat
jamur. Biasa timbul di negaranegara tropis / subtropis.
Etiologi
Candida albicans
Candida parapsilosis
Candida tropicalis
Paracoccidioides
brasiliensis
Coccidioides immitis
Blastomyces dermatitidis
Rhinosporidium seeberi
Sporothrix schenckii
Diagnosa
Hiperemis konjungtiva
Itching
Pemeriksaan mikroskopis
Kultur untuk mengetahui
penyebab secara pasti
Tata
Laksana
Topikal antifungal digunakan pada
lesi yang superfisial, seperti:
Konjungtivitis Kandida
Muncul sebagai purulent, akut atau
subakut lesi epitel superfisialis.
Karakter : folikular papilari
konjungtivitis kronik dengan tidak
ada respon dengan pengobatan
antibiotik topikal dan evolusi
lambat.
Pada beberapa pasien bisa timbul
membran atau pseudomembran
konjungtiva
Diagnosis
Tata Laksana
Konjungtivitis Parasit
Infeksi Thelazia californiensis
Infeksi Loa loa
Infeksi Ascaris lumbricoides
(Butchers Conjungtivitis)
Infeksi Trichiella spiralis
Infeksi Schistosoma haematobium
Infeksi Taenia solium
Infeksi Pthirus pubis (Pubic Louse
Infection)
Ophthalmomyiasis
Terapi :
Eksisi
Manifestasi Klinis
Gejala
Gatal
Mata merah
Mata berair
Bisa disertai
bersin dan
hidung berair
Tanda
Palpebra : edema
ringan sedang
Konjungtiva :
kemosis (edema),
hiperemis, reaksi
pupil difus
Tata Laksana
Hindari alergen
Kompres dingin
Hindari mengusap
mata
Air mata buatan
Antihistamin : (bisa
+ inhibitor sel mast)
Vasokonstriktor
NSAIDs
Stabilizer sel mast
topical
Kortikosteroid
Manifestasi Klinis
Gejala
Mata gatal
Mata berair
Discharge mukoid
Pandangan kabur
Fotofobia
Sulit membuka
Tanda
Eksudat putih mukoid
Palpebra : hiperemis, kemosis
Konjungtiva : Cobblestone
appearance di konjungtiva tarsal
atas
Limbus : hiperemis, edema, menebal,
Trantas Dots*
Kornea :
- Punctate epithelial keratopathy
- Macro-erosion (coalescent epithelial loss)
- Plaque**
- Subepithelial scarring (ring-shaped)
Tata Laksana
Gejala
Mata gatal
Mata berair
Tanda
Palpebra tebal, ada krusta,
fissura
Konjungtiva hiperemis;
tarsal : giant papillary
hypertrophy, subepithelial
scarring dan penyusutan
Limbus : inflamasi
Pandangan
kabur
Fotofobia
Kornea : punctate
epitheliopathy, erosi
Mucoid
discharge
makro, plak, progresif
putih
corneal subepithelial scar,
neovaskularisasi, penipisan
Gejala
sepanjang
tahun dengan
Manifestasi
Klinis
Tata Laksana
Hindari alergen
Kompres dingin
Antihistamin sistemik (Citerizine)
Stabilizer sel mast topikal (Cromoglicate 2%,
Iodoxamine 0.1%, Nedocromil sodium 2%,
Olopatadine 0.1%)
Imunosupresan : siklosporin (Neoral,
Manifestasi Klinis
Gejala
Mata gatal
Iritasi non
spesifik
Mucus
discharge
Toleransi
lensa hilang
Peningkatan
gerakan
lensa
Tanda
Hampir selalu bilateral
Konjungtiva tarsal atas :
makro papil / giant papil;
apeks papila dapat
terwarnai dengan fluoresin
saat inflamasi akif;
apeks berwarna putih (luka
kronis);
edema;
stingy mucus
Tata Laksana
Kurangi pemakaian lensa kontak
Tingkatkan kebersihan dan kualitas lensa kontak
Stabilizer sel mast topikal (sodium cromoglicate
2%, lodoxamide 0.1%, nedocromil sodium 2%)
Antihistamin topikal (olopatadine 1%)
LASIK : jika pasien menolak pengobatan
konservatif
THANK YOU