Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sertifikasi benih bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari
varietas unggul, serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani. Kegiatan
pengujian meliputi :
1. Pengujian lapangan.
2. Pengujian alat-alat pengolahan benih, cara-cara dan tempat penyimpanan
benih.
3. Pengujian benih di laboratorium.
Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak
tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak. Kemurnian benih
sangat penting dilakukan terutama dalam menjaga kualitas suatu varietas unggul.
Pada prinsipnya, pengujian kemurnian benih di laboratorium merupakan
secara fisik/berdasarkan indentitas fisik yang telah ditetapkan dengan jalan
memisahkan contoh kerja benih ke dalam komponen-komponen: benih murni,
varietas lain, kotoran benih.
Kemurnian benih dapat dilakukan secara manual dengan menyeleksi dari
bahan atau varietas selain benih murni sehingga akan diperoleh kemurnian benih dari
suatu varietas..
B. Tujuan
1. untuk mengetahui komposisi dari contoh yang diuji yang akan mencerminkan
komposisi kelompok benih dari mana contoh tersebut diambil dengan cara
cara yang sudah ditetapkan.
2. Menganalisa macam-macam jenis/kultivar/varietas dan kotoran benih pada
contoh tersebut dengan indentitas yang telah ditetapkan
II.
TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan


komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain
komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species
benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. (Kartasapoetra,
1986).
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni
yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984).
Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni
dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,
mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan
benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud.
(Justice, 1990)
Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah dari 5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total
seharusnya dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi
bisa kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau dua
angka di belakang koma. (Kartasapoetra, 1986).
Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi
persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih
gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman
seperti ranting dan daun. (Sutopo, 1984)
III.
A. Bahan

METODE PRAKTIKUM

1.
2.
3.
4.

Benih padi
Benih kedelai hitam (Glycine max)
Benih Kedelai hijau (Glycine max)
Kotoran benih

B. Alat
1. Meja pemurnian
2. Timbangan analitik
C. Prosedur Kerja
1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan cara pengurangan
memakai pembagi benih, sehingga diperoleh berat benih yang
diinginkan dan timbangannya.
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan.
3. Diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian
dengan teliti (ingat waktu identifikasi biji) dan dipisahkan ke dalam
komponen-komponen : benih murni, biji tanaman/ varietas lain, biji
gulma dan kotoran benih.
4. Dihitung persentase berat komponen-komponen tersebut terhadap
berat contoh benih. Persentase benih murni adalah (100 % - jumlah
persentase komponen-komponen).
5. Hasil perhitungan diisikan dalam tabel

IV.
No
contoh

HASIL PENGAMATAN

Berat komponen

presentase

BA

BM

VL

KB

15.5
19.2
17.6

13.2
16.3
14.6

2.1
2.5
2.8

0.2
0.3
0.1

BM

VL

KB

kerja
A4
A5
A6

85.21% 13.5%
85.42% 13.02%
83.52% 15.91%

1.29%
1.56%
0.57%

84.71% 14.14%

2.8
VL = ______ X 100 %
17.6

= 15.91%

0.1
KB = ________ X 100%
17

= 0.57%

1.14%

BM = 100% - (15.91% 0.57%) = 83.52%

V.

PEMBAHASAN

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan


memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang
selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis
kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran
dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka
contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut (Qamara,,1990):
a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah :
1. Benih masak utuh
2. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
3. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

4. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut
termasuk kedalam spesies yang dimaksud
5. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b) Benih varian lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. ( kedelai hitam dan kedelai hijau)
c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
1. Benih dan bagian benih
2. Benih tanpa kulit benih
3. Benih yang terlihat bukan benih sejati
4. Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih 0,5 ukuran normal
5. Cangkang benih
6. Kulit benih
7. Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi.Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan benih murni diperoleh sebesar 83.52 %, sehingga
bisa dikatakan varietas kedelai yang diuji cukup baik dilihat dari kemurnian
benihnya., sedang yang bervarietas lain merupakan benih dari tanaman sejenis yang
varietasnya berbeda,yaitu benih kedelai hitam dan kedelai hijau Berdasarkan
praktikum yang dilakukan benih varietas lain sebesar 15.91 %. Kotoran atau benda
mati merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa
benih, melainkan benda-benda mati yang hanya mengotori benih, seperti misalnya
kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk lain yang menyerupai benih dan
gulma.Berdasarkan praktikum yang dilakukan kotoran benih hanya terdapat sebesar
0.57 %, sehingga dikatakan cukup baik karena tidak banyak kotoran yang masuk ke
dalam benih.
Dalam pelaksanaan pengujian kemurnian ini dimana komponen-komponen
telah berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas
lain dan benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus ditimbang
dengan seksama dengan contoh kerja dalam satuan gram, dengan memperhatikan

ketentuan perhitungan sebagai berikut: karena dalam praktikum ini praktikan


menggunakan benih 17.6 gram maka setelah menghitung persentase berat dari
varietas lain dan kotoran kemudian dibandingkan dengan jumlahnya terhadap berat
asli maka hasil uji komponen benih murni tidak perlu ditimbang, dianggap 100%,
perhitungan selanjutnya 100% minus persentase berat varietas lain dan kotoran.
Kemurnian benih perlu dilakukan karena mempunyai beberapa manfaat
diantaranya
1. Menjaga kualitas benih terutama varietas unggul.
2. Mengetahui persentase kemurnian benih dari suatu varietas
VI.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan
untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian
tinggi.
2. Kemurnian benih pada praktikum yang dilakukan sebesar 83.52 %
Varietas lain 15.91%, kotoran benih 0.57%
3. Kemurnian benih dilakukan dengan memisahkan dari varietas lain
maupun kotoran.
B. Saran
Varietas yang digunakan sebaiknya lebih beragam misalnya padi, jagung,
kacang tanah sehingga kemurnian benih dari varietas lain juga bisa
diketahui.

DAFTAR PUSTAKA
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV.
Rajawali, Jakarta.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Penerbit Angkasa, Bandung.
Kartasapoetra, A. G. 1989. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan
Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.
Qamara, M dan Asep, S. 1990. Pengantar Produksi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai