Anda di halaman 1dari 11

Sediaan Obat Transdermal

Bagian 1
Ditulis Oleh Areep
Jumat, 05 Desember 2008
Dalam kemajuan teknologi saat ini, formulasi bentuk sediaan suatu
obat tidak hanya monoton pada bentuk sediaan obat konvensional.
Kemajuan teknologi terutama dalam lingkungan terapi atau
penggunaan obat mulai sangat berkembang. Dahulu kita hanya
mengenal penggunaan obat secara peroral, intramuscular, intraperitonial, subcutan, dll,
namun saat ini mulai dikembangkan cara lain yaitu system penghantaran obat secara
transdermal.
Contoh yang sudah ada antara lain:

Transdermal skopolamin yang digunakan untuk mabuk perjalanan (motion


sickness).
Transdermal Nitrogliserin yang digunakan untuk pengobatan angina pectoris
(penyempitan pembuluh darah pada jantung), nah pada sediaan ini dapat
menyebabkan dilatasi pada pembuluh darah di jantung.
Transdermal klonidin biasa digunakan untuk hipertensi
Transdermal nikotin, jenis ini digunakan oleh para pecandu rokok yang ingin
berhenti merokok.
Transdermal Estradiol, sediaan jenis ini digunakan pada wanita yang mengalami
monepouse, hipogonadism, kegagalan primary ovarium, kraurosis, dan kondisi
atropik yang disebabkan oleh kekurangan produksi estrogen dari dalam tubuh yang
menyebabkan atropik vaginitis.
Transdermal Testosteron, sebagai terapi yang digunakan oleh pria yang
mengalami defisiensi testosterone

Sediaan transdermal adalah sediaan yang mengandung obat, yang digunakan dengan cara
ditempelkan pada permukaan kulit, kemudian obat akan menembus permukaan kulit dan
masuk ke sirkulasi darah atau bisa juga dikatakan suatu sediaan obat yang penggunaannya
secara topical pada kulit untuk efek sistemik.
Pada sediaan obat konvensional (contoh peroral), memang lebih dikenal luas, ternyata
walaupun penggunaannya yang lebih familiar, ada juga masalah yang timbul dalam
penggunaannya. Masalah yang menjadi pertimbangan pada sediaan konvensional:

banyak obat yang terdegradasi di usus dan dihati,


banyak obat yang sulit terabsorbsi
Beberapa obat mengiritasi saluran cerna
Fluktuasi kadar obat dalam plasma.

Sekarang mari kita lihat keuntungan sediaan transdermal

Dapat menghindari kesulitan absorbsi obat dalam GIT akibat pH, aktivitas enzim,

interaksi antara obat dengan makanan dan minuman, dan obatobat lainnya yang diberikan secara peroral ini dikarenakan
pada transdermal hanya ditempel dipermukaan kulit
Tidak melewati liver sehingga menghindari firs pass effect
Tidak perlu merobek jaringan tubuh (implant) namun beberapa
jenis sediaan transdermal hanya melubangi permukaan kulit namun tidak sampai
melkai jaringan.
Dapat digunakanuntuk terapi jangka panjang untuk sekali pakai
Menjadikan obat-obat yang memiliki t pendek menjadi memiliki efek terapi
dalam jangka panjang, ini karena adanya reservoir so pelepasan jadi terkontrol,
Bila dalam penggunaan timbul reaksi yang tidak diinginkan dapat dihentikan
dengan mudah (tinggal dilepas doing)

Namun tidak semua obat dapat diformulasikan secara transdermal, karena sangat sulit
memformulasi obat yang dapat tertranspor dalam jumlah cukup secara terapi menembus
system sawar kulit yang sangat kuat
Sumber
Sumber
Prof. Dr. Suwaldi M. MSC., Apt. Materi kuliah SISTEM PENGHANTAR OBAT ,
Farmasi Sains Industri UGM 2002
Akhmad Kharis Nugroho, Materi PERAN SISTEM PENGHANTARAN
TRANSDERMAL DALAM TERAPI, Seminar Sehari New Trend in Pharmaceutical
Technologi, November 2008.
http://molinterv.aspetjournals.org
www.wikipedia.org

BentukBentukSediaanObat

AbsorbsiOral
Jalurpemakaianobatyangpalinglazimdigunakanadalahjaluroral.
Dengandemikianbentukbentuksediaanoralsepertitablet,kapsul,
serbuk,sirupdanlarutanmerupakanbentukyangpalingumumdipakai.
Diantarabentukbentuksediaanoraltersebuttabletadalahyangpaling
populer.Halinidisebabkanolehpertimbanganfaktorfaktorilmiahdan
ekonomikberdasarkanefisiensi,kemudahanpabrikasi,distribusidan
kenyamananpemakaiannyaolehpasien.Tambahanpulazataktifnya

beradadalambentukpaduandalamsuatupadatanyangterlindungdari
transformasikimiaselamadalampenyimpanan.Tabletsebenarnya
bukanmerupakanbentuksediaanyangidealdanuntukpembuatandan
pengembangannyadiperlukanperhatianagarselaluadakepastian
bahwabahanobatnyatidakterinteraksidengankonstituenlainnya,dan
bahwatabletiniakanterdisintegrasidenganlajuyangtepatsesuai
denganpemakaiannyasetelahmemasukisistemgastrointestinal.
Formulasiyangkurangbaikdapatmengakibatkanturunnya
ketersediaanzataktifnya.
Tablet pada dasarnya adalah satu bentuk sediaan berupa massa zat aktif yang
dimampatkan. Namun dalam prakteknya memang terkesan kompleks karena
mengandung berbagai macam bahan pembantu, yakni bahan pengisi yang inaktif,
pengikat, pelicin, disintegran dan mungkin bahan pewarna serta penyedap rasa, yang
dicampurkan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Sebagai patokan dalam
perancangan dan pembuatan tablet adalah tersusunnya kombinasi yang tepat antara
bahan-bahan pembantu sedemikian rupa sehingga tidak terjadi interaksi dengan zat aktif,
mempunyai tingkat kekerasan yang cukup untuk dapat bertahan terhadap berbagai
gesekan dan benturan selama pemabrikan, distribusi dan pengangkutan, sekaligus dapat
terdisintegrasi secara efisien saat dipakai oleh pasien.
Bilamana perlu, tablet dapat disalut, misalnya dengan selaput bahan yang peka
sinar utuk mencegah peruraian, untuk menutupi rasa pahit atau rasa kurang enak lainnya
atau untuk menunda peruraian tablet sepanjang lintasannya dari lambung sampai ke usus.
Penundaan ini secara luas dipakai untuk obat-obat yang cenderung menyebabkan iritasi
lambung. Sediaannya dikenal sebagai tablet salut enterik, berupa tablet yang dilapis
dengan selaput selulosa asetat ftalat yang hanya dapat larut pada pH yang lebih dari 5,8
sehingga dapat mencegah terjadinya peruraian sampai dengan tablet ini lepas dari getah
lambung yang bersifat asam.
Jika tablet memasuki lambung akan segera hancur jika tidak disalut enterik dan
proses dekomposisi ini ditunjang oleh adanya disintegran yang bersifat membantu
penetrasi air atau yang memproduksi gas karbondioksida dari hasil reaksi antara asam
lemah dengan bikarbonat. Dengan bentuk partikel halus yang dihasilkan oleh hancuran
tablet, komponen aktif dapat lebih mudah larut sebelum terangkut ke dalam aliran darah.
Masalah yang belum dapat diatasi adalah bahwa proses kehancuran dan
pelarutan ditentukan oleh sejumlah pengaruh yang sulit diduga, sehingga hal ini
mengurangi manfaat formulasi tablet. Memang ada kemungkinan untuk melakukan
pengujian dalam laboratorium secara invitro terhadap proses pecahnya tablet dalam
berbagai kondisi yang telah ditentukan, tetapi ini baru ada gunanya jika perbedaan laju
disintegrasi benar-benar dapat dikaitkan dengan variasi efek klinis yang timbul dari
tablet-tablet yang berbeda.

Sediaan lain yang juga secara luas dipakai adalah kapsul, yang berupa obat
aktif yang sering diencerkan atau dicampur dengan bahan pengisi lengai, dimasukkan ke
dalam cangkang gelatin yang keras dan lunak, yang mudah larut dalam cairan lambung.
Kapsul seperti ini relatif mudah dipabrikasi dan jumlah obat aktifnya dapat diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan berbagai dosis dalam ukuran kapsul yang
sama.
Absorbsi Rektal
Supositoria, yang dipakai secara rektal mengandung zt aktif yang tersebarkan
(terdispersi) di dalam lemak yang berupa padatan pada suhu

Gambar 2.4. Bagan proses pelarutan dan penyerapan yang terjadi

dalam saluran gastro-intestinal


kamar tetapi meleleh pada suhu sekitar 35C, sedikit di bawah suhu badan. Jadi setelah
disisipkan ke dalam rektum sediaan padat ini akan meleleh dan melepaskan zat aktifnya
yang selanjutnya terserap dalam aliran darah.
Absorbsi Parenteral
Sebenarnya injeksi parenteral hanya memerlukan formulasi yang sederhana,
yakni berupa larutan komponen aktif dalam air atau minyak lengai. Namun, dalam
keadaan larutan ini kemungkinannya lebih besar bahwa zat aktif tersebut tidak stabil pada
penyimpanan yang lama, sehingga formulasi seperti itu penyiapan sediaannya dilakukan
sesaat segera sebelum injeksi diperlukan. Lebih lagi konsentrasi ionik larutan injeksi
harus dikontrol untuk mencegah berubahnya keseimbangan ionik aliran darah yang
sangat berbahaya.
Keharusan lain yang terpenting dengan sediaan parenteral ini adalah kepastian
tentang sterilisasi dan bersih dari zat-zat pirogen. Zat ini adalah senyawa-senyawa
lipopolisakarida yang larut air berasal dari dinding bakteria yang dapat menaikkan suhu
badan penderita. Pembersihannya dilakukan dengan penyulingan berulang air yang
dipakai untuk semua sediaan parenteral.
Sediaan Lepas Lambat (Slow-Release)
Untuk beberapa kasus seperti penyakit kronis diperlukan pengobatan dalam
waktu yang lama. Schizophrenia misalnya, biasanya dikontrol secara terus menerus
dengan obat-obat antipsikotik atau neuroleptik dengan kadar darah yang efektif
terapeutik. Karena para penderita penyakit ini, sesuai dengan sifat penyakitnya,
kehilangan kemampuan untuk secara ajeg memakai obatnya, maka penting sekali adanya
obat-obat yang dapat mempertahankan efeknya dalam periode waktu yang panjang.
a. Sediaan lepas-angsur (sustained-release) oral. Gambaran ideal sediaan obat
lepas-angsur dalam hubungannya dengan efek aras kadarnya dalam darah adalah seperti
yang terlihat pada Gambar 2.5. Dengan dosis tunggal hanya dapat dipertahankan aras
kadar darah yang efektif dalam waktu terbatas untuk kemudian turun sampai di bawah
aras efektif. Dengan dosis ganda memang dapat diperpanjang periode waktu efektifnya,
tetapi menghasilkan puncak aras yang supramaksimal sehingga terjadi efek samping
toksik. Dengan dua kali pemakaian dosis tunggal memang jga dapat diperpanjang efek
yang diperlukan tetapi tetap ada periode waktu yang tidak efektif.
Suatu sediaan lepas-angsur yang ideal memang mungkin mengandung dua kali
lipat jumlah zat aktif, tetapi pelepasannya tidak seketika dalam jumlah banyak, melainkan
secara pelan berangsur sehingga aras darah efektif dapat dipertahankan dalam waktu
yang lama.

Sifat umum bentuk sediaan oral dengan aktivitas yang diperpanjang adalah
mengandung zat aktif yang sebagian dosisnya dapat dilepaskan segera sehingga
menghasilkan efek mula (inisial) sedangkan sisanya berbentuk begitu rupa sehingga
terlindung dari aktivitas getah lambung, misalnya dalam bentuk salut enterik, dan hanya
dilepaskan secara jauh lebih lambat (porsi tunda).
Di dalam butir salut sawar (barrier coated beads) porsi tundanya dilindungi
oleh selaput plastik yang tidak larut tetapi berpori; pelarutan melalui selaput ini
tergantung padaketebalan salut dan porositasnya. Efek lepas angsur dapat diperoleh
dengan mengemas sederetan granul dengan salut dari selaput yang sifatnya berbeda-beda
dalam satu tablet tunggal atau kapsul.
Kemungkinan lain, obat aktif dapat ditanamkan dalam matriks malam atau
lemak yang pelan-pelan terhidrolisismoleh asam lambung dan enzim-enzim usus, lelau
melepaskan bahan aktifnya secara berangsur. Matriks ini dapat dibuat dariplastik yang
sama sekali tidak larut dan kandungan aktifnya melarut keluar karena penetrasi getah
lambung secara pelan-pelan melalui pori-pori matriks. Pada formulasi tipe ini, plastiknya
benar-benar tidak terpengaruh oleh getah tinja. Matriks tipe ini seringkali ditanamkan
dalam tablet biasa, terkombinasi menghasilkan lepasan awal (inisial) yang aktif dengan
aktivitas yang diperlama. Cuma, kerugiannya adalah bahwa sediaan-sediaan ini tidak
dapat digunakan untuk obat-obat yang sulit larut.
Suatu tablet salut enterik dapat juga disisipkan dalam tablet biasa untuk
menghasilkan baik pelepasan obat dalam lambung maupun dalam usus. Obat-obatnya
dapat pula dicampur dengan gom hidrofilik yang menghasilkan gel dengan air dan
menghambat penetrasi air ke dalam zt aktif; atau mungkin pula dibuat terikat dengan
resin tukar-ion dan lambat-lambat menukar ion-ion dalam usus; dapat pula dibenamkan
dalam butir resin polimer yang pelan-pelan akan larut dalam usus untuk melepaskan
obatnya.
Kadang-kadang digunakan teknik yang lain lagi, yaitu dengan mensuspensikan
obat ke dalam kapsul gelatin lunak. Dalam usus kapsul gelatin ini akan melarut dan
berikut isinya ke dalam suatu spon, yang dari sini zat aktifnya selanjutnya terlepas secara
difusi. Difusi memegang peran terpenting dalam fase awal ini apabila dinding yang mirip
spon ini sangat tipis sehingga prosesnya kemudian melambat menghasilkan efek lepas
angsur.

Carayangterakhir,obatobatdibuatkompleksdenganasamdan
dilepaskanlambatlambatsebagaihasilperuraiansenyawakomplekske
dalamsalurangastrointestinal.
Proses-proses ini mempunyai karakteristik seperti yang diringkas dalam materi
sebelumnya. Kelemahan sediaan ini adalah bahwa perpanjangan waktu aksi, bila
formulasinya untuk saluran gastro-intestinal dalam kondisi normal, hanya dapat bertahan

kurang dari 8 jam. Untuk mencapai periode pelepasan yang lebih lama harus dibuat
melalui cara lain dalam bentuk lepas angsur parenteral.
b. Sediaan lepas-angsur parenteral. Dengan formulasi ini dimungkinkan untuk
mem,pertahankan aras obat efektif selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Formulasi ini diinjeksikan ke dalam dasar otot atau jaringan subkutan tubuh
dan dari sini obat akan terlepas secara sangat pelan dengan cara kimia atau fisika.
Dalam proses kimia, zat aktif dapat (1) dibuat kompleks dengan bahan yang
sesuai untuk selanjutnya diurai kembali sebelum zat aktifnya terserap, seperti halnya
insulin yang dikompleks dengan zink, atau (2) diesterkan dengan asam lemak untuk
berikutnya dihidrolisis kembali agar zat aktifnya terlepas.
Dalam proses fisika, obat (baik bebas maupun terlindung secara kimia seperti
di atas) disuspensikan dalam minyak yang kemudian diinjeksikan secara intramuskular.
Dalam hal ini laju pelepasan akan diturunkan karena cairan tubuh sulit mempenetrasi
likalisasi depo minyak yang terbentuk dari suntikan intramuskular tadi.
Tabel 2.2. Klasifikasi bentuk sediaan aksi diperlama peroral
Kelompok
Salut sawar

Mekanisme pelepasan
obat
Difusi

Bentuk sediaan dan karakteristiknya


1) granul tersalut dan tak tersalut
dalam kapsul atau
2) terkompresi ke dalam tablet
3) penyalutan seluruh tablet

Benaman lemak

Erosi

4) mikroenkapsulasi
Granul normal dan terbenam

Hidrolisis lemak

1) diisikan ke dalam kapsul

Pelarutan

2) terkompresi ke dalam tablet


3) tablet lapis ganda atau

Matriks plastik

Meluluh (leaching)
Difusi

4) tablet salut kompresi


Obat
dan
partikel
terkompresi
1) tablet

plastik

2) tablet lapis ganda atau


Aksi berulang

Pelarutan salut enterik

3) tablet salut kompresi


Tablet inti tersalut enterik dan
tertutup oleh
1) salut gula atau

Resin tukar ion

Pelarutan oleh
pembentukan garam

Matriks hidrofilik
Butiran resin
polimer

obat
Membentuk gelat
Difusi
Pelarutan resin,
pembengkakan resin,

Kapsul depo
gelatin lunak
Kompleks obat

difusi obat
Difusi
Hidrolisis kompleks

2) salutan kompresi
Granul
1) terisi ke dalam kapsul
2) terkompresi ke dalam tablet
Granul dengan gom hidrofilik
terkompresi ke dalam tablet
Obat terlarut atau tersuspensi dalam
plastik
monomer,
lalu
terpolimerisasi. Butiran diisikan ke
dalam kapsul atau kompresi ke
dalam tablet
Obat terlarut atau tersuspensi larutan
berbentuk spon dan diisikan ke
dalam kapsul
Kompleks
makromolekul
obat
dicampur dengan zat medium lain
dan dikompresi ke dalam tablet

Dalamsistemproteksiganda,obatyangtelahteresterkandalamdepo
minyak,lajupelepasannyadapatsangatlambatdansediaansepertiini
pentingsekaliuntukpengobatanschizophrenia.Bukanhanyakarena
mampumempertahankandosisefektifselamaperiodewaktuyang
panjangdanmeniadakankeharusanadanyabantuanpenderitadalam
pengambilanobat,tetapijugakarenahanyasekalikalisajadiperlukan
penyuntikansehinggamengurangikebutuhantenagaahliyangterlatih.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa sistem depo minyak adalah
formulasi padat yang secara pembedahan ditanamkan subkutan dan dari sini obat
dilepaskan via proses osmosis yang dapat bertahan berbulan-bulan. Dalam sistem seperti
ini pertimbangan tentang situs implantasi dan sirkulasi darah serta cairan tubuh di lokasi
yang bersangkutan memegang peran penting dan menentukan efek terapi sediaan susuk
(implant). Durasi relatif bentuk sediaan parenteral dapat dilihat dalam tabel 2.3.

Tabel 2.3. Klasifikasi arbitrer sediaan parenteral dengan aksi yang diperlama
Berdasarkan durasi efek terapeutik

Sebagai catatan akhir, bahwa di dalam profesi medik sekarang ini ada pendapat
yang menyatakan bahwa memang untuk berbagai macam penyakit telah ditemukan
obatnya; tinggal sekarang yang diperlukan adalah ketersediaan hayati yang efisien.
Sekarang ini sistem pelepasan obat masih jauh dari kepastian; oleh karena itu untuk masa
yang akan datang riset di bidang biofarmasetik benar-benar sangat diperlukan.

DiposkanolehDindadi5/04/200808:49:00AM
Label:FARMASI
1KOMENTAR:

Areepmengatakan...
Bentuksediaantabletmemangbagus,namunsemakin
berkembangnyajamansaatiniyangberkembangjustrusediaan
obatdalambentukyangmudahdigunakandanjikaterjadiefek
yangtidakdiinginkandapatsegeradihentikan,karenatidak
sedikitpasienyangsusahmenggunakanobatjeniskonvensional
sepertiini.
contohyangsaatinisedangdikembangkansediaantransdermal,
bisadilihatditulisanyangsayabuatsilahkantinggalklikdisini
2008Desember520:23
PoskanKomentar

PostingLebihBaruPostingLamaHalamanMuka
Langgan:PoskanKomentar(Atom)
Search Thousands of lines of free code at
Search

Advanced Search

Browse

daftarlink

CDK

DownloadNaruto

eMedicine

farmacia

ilmukedokteran

infosehat

it'smylife

medicapharma

medicastore

pharmacy

TinggalkanPesandisini
Viewshoutbox
Freechatwidget@ShoutMix
Live Traffic Feed
Top Bogor Blogs

Bogor, Jawa Barat arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Bentuk-Bentuk

Sediaan Obat"
Bandung, Jawa Barat arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Fermentasi
Tempe"
Bandung, Jawa Barat arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Fermentasi
Tempe"
Medan, Sumatera Utara arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Tablet"
Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Dermatitis
Atopik"
Medan, Sumatera Utara arrived from google.com on "MEDICAFARMA: Larutan"
Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA"
Bandung, Jawa Barat arrived from google.com on "MEDICAFARMA"
Padang, Sumatera Barat arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Retardasi
Mental"
Jakarta, Jakarta Raya arrived from google.co.id on "MEDICAFARMA: Kation
Anion"
Watch in Real-Time
Options>>

Click to get FEEDJIT

FeedjitLiveBlogStats

Anda mungkin juga menyukai