030.10.013
Latar belakang
Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk kelak menjadi permasalahan di indonesia.
Salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi bertambahnya jumlah populasi
tersebut adalah dengan program keluarga berencana (KB).1
Menurut hasil Demografi dan Kesehatan Indonesia, pada tahun 2012 sudah
mencapai 61,9% wanita, yang terbanyak adalah menggunakan kontrasepsi
hormonal terutama pil kontrasepsi.2
Salah satu efek samping dari penggunaan pil kontrasepsi hormonal adalah
melasma.3
Melasma merupakan salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya
hiperpigmentasi simetris berwarna coklat muda hingga coklat tua pada sekitar wajah dan
disebabkan karena pigmen melanin yang berlebih, juga dapat ditimbulkan dari pemakaian
pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang cukup lama (1 bulan-2 tahun).4 Hal ini dapat
dikaitkan dengan terdapatnya hormon estrogen dan progesteron, estrogen beperan
langsung pada sel melanosit sebagai salah satu resptor di kulit yang akan meningkatkan
jumlah pigmen melanin didalam sel kulit.4
Perumusan masalah
Judul
Peneliti (Tahun)
Desain
Penelitian
Sulviana
Hubungan
Damayanti,
Dina
(2013)
Oral
Dengan
Melasma
Lama Desain
Kombinasi adalah
Kejadian analitik
pendekatan
sectional
Sampel
metode metode
dengan sampling
cross
dengan
purposive
Hasil
Hasil didapatkan
p=0,000
dimana
terdapat
hubungan
antara
lama penggunaan
KB
pil
oral
kombinasi dengan
kejadian melasma.
Judul
Peneliti (Tahun)
Dody
(2001)
Suhartono Prevalensi
Desain
Penelitian
dan Desain
Sampel
penelitian Sampel
beberapa
yang
karakteristik
penderita
melasma dengan
pada
pemakai survei
digunakan 176
kontrasepsi
pendekatan
hormonal
lintang.
dan hormonal.
belah
sebanyak
wanita
metode kontrasepsi
Hasil
pada
Terdapat
hubungan
antara
pemakaian
kontrasepsi
hormonal
dengan
kejadian
melasma.
Sinar matahari
Faktor
lingkungan
Hormonal
Kehamilan
Pil kontrasepsi
hormonal*
Kosmetik
Obat-obatan
Faktor
hormonal
Faktor
kimiawi
Melasma
pil kontrasepsi
Melasma
No
Variabel
1.
Pil kontrasepsi
2.
Melasma
Definisi
Hasil pengukuran
Pengisian Ya/Tidak
Skala
pengukuran
Cara
oleh responden
Alat : Kuisioner
Ya= 1
Tidak= 2
Merupakan
hipermelanosis
kutaneus kronik
yang ditandai
hiperpigmentasi
pada wajah disertai
makula berwarna
coklat muda hingga
coklat tua dengan
lesi simetris di
daerah wajah yang
sering terpajan
sinar matahari.
Observasi terhadap
pasien
Nominal
Soepardiman
Ya= 1
Tidak= 2
Kelainan pigmen.
Adanya hiperpigmentasi
berupa bercak coklat
muda hingga coklat tua
yang simetris pada
predileksi di pipi, dahi,
dagu, hingga atas bibir.
Nominal
Referensi
Departemen
Kesehatan RI.
Paduan Pelayanan
Keluaraga
Berencana.
Jakarta: Depkes
RI; 2006.
Dalam:
L.
Djuanda
A, Hamzah M,
Aisah S, editor.
Ilmu
Penyakit
Kulit
Dan
4. Sampel Penelitian
Penentuan jumlah sampel didasarkan atas rumus jumlah sampel
minimal dari Dinas kesehatan RI,yaitu :
Populasi infinit
n0 = Z2 x p x q
d2
n0 = 301,16
Keterangan :
n0 : Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96%
p : Proporsi kelompok yang mengalami melasma (dari penelitian
sebelumnya)
q : Prevalensi / proporsi kelompok yang tidak mengalami melasma
(1-p)
d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p => 10% adalah 0,05
Dari hasil penghitungan tersebut di atas, maka didapatkan populasi infinit
sebanyak 301,16 dengan pembulatan menjadi 302 responden.
Populasi Finit
n=
no
n=
1+(n0/N)
302
1+(302/145)
n =97,96
Keterangan :
n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
no : Besar sampel dari populasi infinit
N : Besar populasi finit pada tempat penelitian sebanyak 145 wanita
Jumlah sampel minimal atau finit sebesar 97,96 . dengan pembulatan 98.
Perkiraan dropout 15% = 98+15 = 113 wanita
Dari hasil penambahan drop out sebesar 15%, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 113
wanita.
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Wanita ibu rumah tangga pengguna pil kontrasepsi
yang berusia 20-40 tahun dan bersedia menjadi subyek untuk melakukan penelitian.
Kriteria eksklusi
Menggunakan kosmetik yang mengandung kortikosteroid atau merkuri
Yang menggunakan obat-obatan yang bersifat fotosensitizer
Menggunakan kosmetik pemutih wajah dengan kadar hidrokinon tinggi
Pengumpulan data
Analisis data
Distribusi Frekuensi
Melasma
Ya
79
69.91
Tidak
34
30.09
Ya
79
69.91
Tidak
34
30.09
Tidak pakai
35
30.97
Kurang 1 tahun
39
34.51
Lebih 1 tahun
39
34.51
20-30 tahun
42
37.17
30-40 tahun
71
62.83
Pil Kontrasepsi
Lama Penggunaan
Usia
Melasma
Total
Ya
Tidak
Nilai p
Kontrasepsi
N
Tidak pakai
10
8.85
25
22.12
35
30.97
Kurang 1 tahun
33
29.2
5.31
39
34.51
0.00
Lebih 1 tahun
36
31.86
2.65
39
34.51
Total
79
69.91
34
30.09
113
100
Kesimpulan
Terdapat hubungan antara lama penggunaan pil kontrasepsi
dan terjadinya melasma (p=0.00).
Saran
Berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan. 2012. Jenis Metode KB Pasca Persalinan. Available at:
http://www.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/METODE%20%20KONTRASEPSI%20BERDASARKAN%20SARAN%20D
ITJALPEM.pdf
. Accesed Jan 18, 2014.
2.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012. Pemakai Kontrasepsi Hormonal. Available at:
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/SDKI%202012/Laporan%20Pendahuluan%20SDKI%202012.pdf.
Accesed Aug 31, 2013.
3.
4.
Nestor P, Madhu A, Syozo Sato, Thomas B.Fitzpatrick. A clinical light microscopic and immunofluorescence study.
Melasma;2005;698-710.
5.
Sulviana D. Hubungan Lama Pemakaian Kb Pil Oral Kombinasi Dengan Kejadian Melasma Di BPS Sufairoh Lamongan Tahun
2013. Malang: Kebidnan malang; 2013. Available at:
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/16/20150416112403_4403.doc
6.
Dody S. Prevalensi dan Beberapa Karakteristik Penderita Melasma Pada Pemakai Kontrasepsi Hormonal. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2001. Available at: http://eprints.undip.ac.id/14463/1/2001FK484.pdf.
7.
Mest JR. Clinical study by Prof.Jason R Mest: inhibitor SLC24A5. Dr Aldjoefrie aesthetic institute and clinic. 2011. Available
at: http://slc24a5-inhibitor.blogspot.com/.AccesedDes 27, 2011.
8.
Nestor P, Madhu A, Syozo Sato, Thomas B.Fitzpatrick. A clinical light microscopic and immunofluorescence study.
Melasma;2005;698-710.
TERIMA KASIH