Anda di halaman 1dari 15

Krisiphala

1306392563
Penyambungan Material 02

Tugas 12
1. Tegangan sisa merupakan tegangan yang tetap ada dalam suatu struktur karena adanya
perlakuan thermal atau perlakuan mekanik atau keduanya.Tegangan yang ditimbulkan
pada material yang mengalami pengelasan disebabkan utamanya oleh kontraksi dari
logam cair yang membeku. Pemanasan yang tidak merata menyebabkan ekspansi panas
yang terbatas.
Mekanisme terjadinya tegangan sisa adalah pemanasan yang tidak merata
menyebabkan terjadinya ekspansi panas yang terbatas. Pada akhir siklus panas, akan
terjadi distorsi atau terjadi restrain yang menyebabkan munculnya tegangan sisa pada
daerah tersebut.Medan tegangan sisa (residual stress fields) sangat kompleks, tetapi
besarnya hampir mendekati tegangan luluh (yield stress). Tegangan tersebut perlu untuk
dihilangkan atau dieliminir melalui stress relief heat treatment PWHT.
Efek Utama Tegangan sisa pada dearah lasan;
Distorsi
Kegagalan prematur dari daerah lasan.
Tegangan yang ditimbulkan oleh regangan menghasilkangaya internal yang
menyebabkan penciutan materialsehingga terjadinya perubahan dimensi yang
disebut distorsi.
2. Metoda untuk
mengurangi
tegangan sisa
pada
pengelasan:
- Peregangan
Sambungan
ditarik sampai
terjadi
perubahan
bentuk
- Anil suhu
tinggi
Lasan

dari

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

jenis baja konstruksi umum dipanaskan hingga 900oC atau 950oC. Setelah ditahan
beberapa lama pada suhu ini kemudian didinginkan pelan pelan.
- Pembebasan tegangan pada suhu rendah
Kedua permukaan daerah lasan selebar 60 sampai 130 mm dipanaskan sampai 150 oC atau
200oC, yang diikuti dengan pendinginan dengan air.
- Penempaan
Logam las dan daerah disekitarnya ditempa atau dipukul selama atau setelah pengelasan
- Anil
Lasan dari jenis baja ferit dipanaskan hingga 600oC atau 700oC dan yang dari jenis
austenit sampai 900oC. Setelah ditahan beberapa waktu pada suhu ini kemudian
didinginkan pelan pelan.
- Getaran
Kepada konstruksi diberikan getaran yang dapat memberikan resonansi frekuensi rendah.
Karena getaran ini, akan terjadi perubahan bentuk plastik setempat
3. Saat logam las masih cair, logam ini menyerap hidrogen dalam jumlah yang besar yang
dilepaskan dengan cara difusi pada suhu rendah karena pada suhu tersebut kelarutan
hidrogen menurun. Hidrogen yang didifusikan ini menyebabkan terjadinya retak di
daerah pengaruh panas.
Persyaratan terjadinya HIC adalah :
Hadirnya hidrogen dalam baja yang dapat berdifusi
Terciptanya tegangan sisa yang tinggi
Adanya struktur mikro yang rentan terhadap retak (HV>350) seperti martensit
Sumber hidrogen antara lain:
Air dan zat organik yang terkandung di dalam fluks
Kelembaban udara atmosfer
Minyak, zat organik, dan air yang melekat pada rongga rongga dan permukaan pelat
atau kawat las
Metoda untuk mengurangi larutnya H2 pada pengelasan:
Menggunakan fluks yang mengandung banyak karbonat. Dengan fluks ini akan
dihasilkan gas karbondioksida yang dapat menurunkan tekanan parsial hidrogen didalam
busur listrik dengan sendirinya akan mengurangi difusi hidrogen.
Dilakukan penurunan kecepatan pendinginan dengan memberikan pemanasan mula pada
temperatur antara 50-300oC atau memberikan pemanasan kemudian pada temperatur
antara 200oC sampai 300oC.

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

4. Mekanisme Hot Crack, syarat terjadinya, sumber penyebabnya dan metode untuk
mengurangi

Bisa terjadi di segala jenis logam dan terjadi zona fusi pengelasan, biasanya diakibatkan
adanya suhu tinggi ketika proses solidifikasi berlangsung yang menyerang bagian

columnar grains yang umumnya terjadi pada proses pengelasan SAW


Syarat terjadinya: suhu yang tinggi saat solidifikasi terjadi, impurity, tegangan sisa
Penyebab: pengotor seperti sulfur atau phospor dan carbon (S di parent material bereaksi
dengan besi menjadi iron sulphide), adanya stress pada proses solidifikasi yang masih
tersisa, sambungan pengelasan yang terlalu lebar dan dalam, dan gangguan pada kondisi

heat flow, seperti star/stop condition


Metode untuk menghindari/mengurangi: mengurangi pengotor seperti sulfur , fosfor dan
carbon (base metaldenga high purity), memakai basic flux, perhitungan tepat joint
design, minimalisir stress, memakai high manganese dan low carbon content
filter/electrode, joint yang bersih untuk preparasi

5. Mekanisme terjadinya Lamelar Tearing pada pengelasan.

Lamellar tearing pada material dapat diartikan sebagai keretakan material akibat
pengelasan yang berbetuk lapisan yang terletak di dalam material dan searah permukaan
material pelat tersebut. Lamellar tearing ini pada umumnya terjadi pada material pelat
baja rolled, dimana ini adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika material pelat yang
mempunyai sifat kelenturan yang rendah (low ductility) yang dilas secara tegak lurus
terhadap arah ketebalan pelat tersebut.

Keretakan ini dapat


terjadi

disebabkan

oleh:

Regangan
(strain)
karena
kontraksi
akibat
perubahan

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

suhu terjadi pada arah ketebalan pelat (through thickness direction of plates)
Adanya inklusi/sisipan material non-metal yang berupa bidang lapisan tipis
dimana bentuk utama dari sisipan (planar) tersebut searah dengan permukaan
pipa. Sehingga regangan (strain) akibat kontraksi tersebut akan memaksa inklusi
non-metal tadi sebagai pemicu untuk membentuk bukaan planar pada arah pararel
terhadap permukaan pelat.

Metode untuk mengurangi lamelar tearing pada pengelasan :

Pengurangan kadar sulfur


Penambahan Ce dan Ca yang menghasilkan butir bukan logam yang berbentuk
bulat sehingga mengurangi kepekaan terhadap lamelar tearing

6. Faktor yang harus diperhatikan saat kekerasan HAZ tinggi yaitu:


Ketangguhan batas las
Komposisi kimia logam induk
Kecepatan pendinginan
7. Metoda (cara-cara) untuk mengurangi kekerasan yang tinggi di HAZ.
Untuk mengurangi kekerasan yang tinggi di HAZ dapat menggunakan metode:

Penggunaan baja yang kurang peka terhadap penggetasan HAZ

Bertujuan untuk mengurangi kadar paduan dan karbon dalam baja dan mempertinggi
kadar nikel.

Pembatasan masukan panas


Penurunan penggetasan melalui cara pengelasan

Bertujuan untuk memperbaiki struktur mikro yang terjadi dengan cara pemanasan
kembali melalui panas las, menghindari terjadinya retak dan distorsi , mengurangi
tegangan sisa dsb yang dapat diusahakan dengan cara cara pengelasan.
8. Tujuan pemanasan awal (preheating) dan pemanasan akhir (PWHT) pada proses
pengelasan.
Tujuan pemanasan awal (preheating)
memperlambat laju pendinginan sehingga mencegah terjadinya retak tumit (toe
crack) dan retak manik (underbead crack) pada baja yang memiliki hardenability yang
tinggi (mengandung paduan).
Tujuan pemanasan akhir (PWHT)
menghilangkan tegangan sisa sehingga dapat mencegah terjadnya distorsi pada

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

logam las.
9. Diterima atau tidaknya cacat mnurut ISO 5817 dengan Quality level C :

Crack sepanjang 2 mm di weld metal : ditolak


Lack of side wall fusion sepanjang 5 mm : ditolak
Surface porosity diameter 1.5 mm : diterima

(a)

(b)

10.
a. Cacat karena tidak terisinya kampuh las secara sempurna oleh kawat pengisi.
Penyebab timbulnya cacat:

Penggunaan arus yang terlalu rendah

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi


Geometri sambungan yang kurang tepat
Diameter elektroda yang terlalu besar

Cara penanggulangan:

Arus ditingkatkan
Diameter elektroda diperkecil
Sudut kawat las 45oC
Membersihkan permukaan sebelum mengelas

b. Cacat berupa lubang halus yang terjadi akibat adanya udara atau gas yang
terperangkap dalam deposit las. Penyebab porositas antara lain adalah elemen
pengotor, kelembaban atmosfir dan kontaminasi bahan lain seperti minyak, pelumas
atau kotoran lain.
Cara penanggulangannya :

Menggunakan fluks yang mengandung banyak karbonat. Dengan fluks ini


akan dihasilkan gas karbondioksida yang dapat menurunkan tekanan parsial
hidrogen didalam busur listrik dengan sendirinya akan mengurangi difusi

hidrogen.
Dilakukan penurunan kecepatan pendinginan dengan memberikan pemanasan
mula pada temperatur antara 50 sampai 300oC atau memberikan pemanasan

kemudian pada temperatur antara 200oC sampai 300oC.


Sebelum mengelas, pada daerah di sekitar kampuh dibersihkan dari air, karat,

debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sumber hidrogen.
Menggunakan elektroda dengan fluks yang mempunyai kadar hidrogen

rendah.
Penggunaan CO2 sebagai gas pelindung.
Menghindari pengelasan pada waktu hujan atau di tempat di mana daerah las
dapat kebasahan.

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Tugas 13
1. Tahapan dalam melakukan inspeksi pada pengelasan dan tujuan masing-masing.
a)

Kepastian dari standar yang digunakan

Pemastian dari standaryang akan digunakan dalam pengujian, jika dalam standar yang
dilpilih ada hal hal yang kurang pasti, maka harus ditentukan terlebih dahulu
b)

Kepastian tentang jadwal dan lingkungan pemeriksaanya

Agar tidak menghambat seluruh pekerjaan, pemastian jadwal dan lingkungan


pemeriksaan harus dilakukan. Dalam hal ini harus diperhitungkan kemungkinan
adanya pekerjaan yang tidak memenuhi syarat yang akan memerlukan waktu
tambahan untuk perbaikannya
c)

Pemilihan pemeriksa dan alat yang digunakan

Pemeriksaan sangat tergantung pada pemeriksa dan alat yang digunakan, karena itu
pemilihannya harus sesuai dengan spesifikasi dan standard yang ada
d)

Persiapan pemeriksaan konstruksi las dan hasil las

Harus ditentukan terlebih dahulu cara cara pengujian yang akan digunakan dengan
memperhatikan perencanaan dan penggunaan konstruksi
e)

Pembicaraan yang mendalam antara pembeli dan pembuat atau wakil

wakil yang berhubungan dengan konstruksi dan penggunaannya


Tujuannyauntuk dapat mengambil kepastian lainnya seperti : pemeriksaan seluruhnya
atau sebagian, cara pengambilan contoh untuk pemeriksaan, arti dari tanda tanda
dan spesifikasi, bentuk dari laporan dan hal hal lainnya yang mungkin dapat
menimbulkan perselisihan pendapat.
2. Skematis klasifikasi pengujian hasil lasan.

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

3. Tujuan pengujian merusak ( DT ) adalah untuk melihat kesamaan logam induk dan
logam pada daerah pengelasan.
Jenis jenis pengujian yang dilakukan:
1. Uji mekanik
Uji tarik
Uji tekuk
Uji kekerasan
Uji retak
Uji impak
dll
2. Uji metalografi
Mikroskopik
Makroskopik
3. Uji Kimia
Uji kimia
Uji komposisi
Uji korosi
4. Tujuan pengujian tidak merusak (NDT) adalah untuk mengetahui cacat baik cacat luar
maupun cacat dalam
Jenis jenis pengujian yang dilakukan adalah :

Uji radiografi
Uji ultrasonik
Uji serbuk magnet
Uji cairan penembus (dye penetrant)
Uji elektromagnet
Uji pemeriksaan amatan
Uji pancaran suara

5. Metoda uji yang digunakan untuk melihat cacat pada bagian dalam (internal defect):

Uji radiografi
Uji ultrasonik

6. Metoda uji yang digunakan untuk melihat cacat pada bagian permukaan (surface
defects).

Pemeriksaan tampak
Uji serbuk magnet

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Uji elektromagnet
Uji cairan penembus (dye penetrants)

7. Prinsip pengujian penetrant test (PT) pada lasan.


Cairan berwarna ( dye yang berwarna merah ) disemprotkan pada permukaan
hasil lasan. Cairan berwarna tersebut akan menembus cacat. Setelah didiamkan
beberapa menit, kemudian cairan dibersihkan dengan menggunakan air. Setelah cairan
dibersihkan, maka cacat akan kelihatan dengan jelas.
Agar cairan penetran dapat membahsahi permukaan hasil lasan, maka sudut
kontak harus lebih kecil dari 900 sehingga penetran dapat membasahi permukaan dan
berpenetrasi ke dalam cacat.

8. Prinsip

pengujian tekuk (bending) pada hasil lasan dan tujuannya.

Metode pengujian tekuk bertujuan untuk melihat apakah hasil lasan mengalami retak
setelah uji tekuk (bending). Prosesnya dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Hasil

pengujian tekuk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

9. Untuk Pengujian dengan NDT methods, jelaskan secara singkat


(a) Untuk Pengujian MT dan PT, jelaskan Secara singkat karaktetistik dalam mendeteksi
cacat (detectability) untuk cacat las permukaan (surface weld defect).
(b) Untuk pengujian RT dan UT, jelaskan secara singkat karaktetistik dalam mendeteksi
cacat (detectability) untuk cacat las dalam (internal weld defect).

Pada LT, cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang Bersifat
mikro. Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi
keretakan dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan,
struktur bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap ke dalam
celah retakan yang sangat kecil bahkan ke dalam keretakan yang hanya sedalam 4
mikron (4~10 - 6 m). Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

karena daya kapiler. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan
permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan - lapisan bahan, dll.
Sedangkan seberapa dalam keretakan tersebut tidak mampu dideteksi dengan
uji ini., plasik, gelas, dan benda - benda hasil powder metallurgi. Cacat yang mampu
dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang bersifat mikro. Yaitu keretakan yang
tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi keretakan dengan cara ini tidak
tergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun
komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap ke dalam celah retakan yang sangat
kecil bahkan ke dalam keretakan yang hanya sedalam 4 mikron (4~10 6 m).
Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi karena daya kapiler.
Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki

MT:

Inspeksi butir magnetik digunakan untuk mengungkap cacat permuakan atau dibawah
permukaan dengan memanfaatkan kebocoran garis gaya magnetik pada (fluks) pada
permukaan benda uji, sehinga dengan menyemprotkan butir ferromagnetik akan
berkumpullah seruk magnetik tersebut pada bocoran fluks yang akan memperlihatkan
jenis cacat dan dimensi cacatnya.

X
Ray

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

Testing: tes pada hasil lasan yang bertujuan untuk menetahui struktur bagian dalam
dari lasan. Dilakuakn untuk memeriksa ada tidaknya cacat lasan pada bagian dalam
dari lasan itu sendiri, misalanya prorsity dan crack. Pemeriksaan struktur agian dalam
lasan dilakukan dengan media sinar X yang hasilnya akandilihatkan pada artifak/film
dimana seluruh struktur dari bagia dalam lasan dapat terlihat.

UT
(Ultrasonic
Testing):

memanfaatkan hasil pantulan dari gelomabang ultrasonik yang ditransmisikan pada


sampel dengan frekuensi 0.5 20 MHz. Gelombang ini akan terpengaruh jika ada
void, retak, dan delaminasi pada sampel. Gelombang dihasilkan oleh transducer
berbahan pizoelektrik yang dapat mengubah energi listrik menjadi getaran yang
kemudian menjadi energi listrik kembali.

10.

Untuk

proses
Inspection
dan

testing,

sebelum,
selama

dan

seteah
pengelasan di

Krisiphala
1306392563
Penyambungan Material 02

spesifikasikan dalam ISO 3834-Part 2.


(1) Sebelum di las (i, f, d, e)
(2) Selama las (c, g)
(3) Setelah las (a, b, h)
Grup (a) back gouging, (b) visual inspection, (c) form, shape dan dimensi dari
konstruksi, (d) identifikasi welding consumable, (e) esensial dari parameter pengelasan,
contohnya adalah welding current, arc voltage and welding speed, (f) spesifikasi dari
kecocokan prosedur pengelasan, (g) kontrol distorsi, (h) hasil dan rekaman dari PWHT, (i)
persiapan sambungan lasan

Anda mungkin juga menyukai